Anda di halaman 1dari 8

HUKUM KONTRAK SYARIAH

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pemikiran Ilmu Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu :

Mashudi Yusuf, M.M

Disusun Oleh :

1. Zulfatul khasanah r.s


2. Fajrul falahuddin

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BADRUS SHOLEH

KEDIRI

2021

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrak dalam hokum islam tidak begitu berbeda dengan hokum kontrak yang
berlaku dalam hukum kontrak yang berlaku dalam hukum perdata umum yang
didasarkan pada kitab undang-undang hukum perdata dengan istilah yang berbagai
macam.Para pakar hukum perdata menggunakan istilah kontrak atau akad dengan
istilah yang berbeda.Sebagian lagi juga ada yang mengatakan dengan perjanjian,
perkongsian, transaksi dan kontrak.
Perbedaan yang terjadi dalam perikatan (kontrak) antara hukum islam dan hukum
perdata umum adalah dengan pada tahap perjanjiannya.Pada hukum perikatan
(kontrak) islam, janji pihak pertama terpisah dengan janji pihak yang kedua, yang mana
merupakan dua tahap dan kemudian lahirlah perikatan (kontrak).
Dari uraian tersebut di ketahui bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam kontrak
menurut hukum islam yaitu adanya pertalian ijab Kabul yang dilakukan oleh para pihak
yang melakukan kontrak. Ijab dilakukan oleh para pihak yang akan melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu, sedangkan Kabul adalah pernyataan menerima atau
menyetujui kehendak yang telah dilakukan oleh pihak pertama dan kontrak yang
dilakukan itu harus dibenarkan oleh syariat islam dan tidak boleh dilakukan kontrak
terhadap hal-hal yang dilarang oleh allah swt.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja asas-asas kontrak?
2. Apa saja rukun dan syarat kontrak?
3. Apa saja hal-hal yang dapat merusak kontrak?
4. Apa penyebab berakhirnya suatu kontrak?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asas-asas kontrak
Istilah asas berasal dari bahasa Arab yang berarti dasar atau landasan.Sedangkan secara
terminologi, yang dimaksud dengan asas ialah nilai-nilai dasar yang menjadi bahan
pertimbangan untuk melakukan perbuatan. Karena nilai-nilai dasar itu sangat
berpengaruh terhadap perbuatan atau perilaku manusia secara lahiriyah (Akhlaq),maka
nilai-nilai dasar tersebut harus mengandung unsur-unsur kebenaran hakiki.Menurut
Fathurrahman Djamil,1 setidak-tidaknya ada lima macam asas yang harus ada dalam
suatu kontrak.
1. Kebebasan
Asas ini merupakan wujud dari asas kebebasan dalam berkontrak.Pihak-pihak yang
melakukan (al-Hurriyah).
kontrak mempunyai kebebasan untuk melakukan suatu perjanjian, baik tentang objek
perjanjian maupun syarat-syaratnya,termasuk menetapkan cara-cara penyelesaian
sengketa apabila terjadi di kemudian hari.
2. Persamaan (al-Musawah)
Asas ini menjelaskan bahwa dasarnya kedua belah pihak yang melakukan kontrak itu
harus mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan yang lain.Asas ini juga
sangat penting untung pihak yang melakukan kontrak terhadap suatu perjanjian.
3. Keadilan (al-‘Adalah)
Asas Keadilan merupakan suatu asas yang menempatkan segala hak dan kewajiban
berdasarkan pada prinsip kebenaran hukum syara’.

1
Fathurrahman Djamil, Hukum perjajian syariah, Bandung, 2001,hlm.249-251.

2
Pelaksanaan asas ini dalam kontrak dituntut untuk berlaku benar dalam
mengungkapkan kehendak dan keadaan, memenuhi perjanjian yang telah disepakati
bersama dan memenuhi segala hak dan kewajiban, tidak saling menzalimi dan
dilakukannya secara berimbang tanpa merugikan pihak lain yang yang terlibat dalam
kontrak tersebut.
4. Kerelaan (al-Ridha)
Asas ini menyatakan bahwa semua kontrak yang dilakukan oleh para pihak harus
didasarkan kepada kerelaan semua pihak yang membuatnya. Kerelaan para pihak yang
berkontrak adalah jiwa setiap kontrak yang islami dan dianggap sebagai syarat
terwujudnya semua transaksi.
5. Tertulis (al-Kitabah)
Asas ini menjelaskan tentang keharusan untuk melakukan secara tertulis supaya tidak
terjadi permasalahan dikemudian hari.

B. Rukun dan Syarat Kontrak


1. Rukun
Rukun kontrak dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bisa digunakan untuk
mengungkapkan kesepakatan atas dua kehendak. Menurut Jumhur Fuqaha2 rukun
kontrak itu ada 3 yaitu,
1) Aqidain (para pihak yang berakad)
Kontrak tidak mungkin akan terwujud jika tidak adanya Aqidain sebagai subjek
hukum.
2) Mahal al-‘Aqd (objek kontrak)
3) Sighat al-‘Aqd Sighat al-‘aqd merupakan hasil ijab dan qabul berdasarkan
ketentuan syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.

2. Syarat
2
Burhanuddin M,Hukum.

3
Sesuatu yang dijadikan syara’ sebagai syarat untuk mengadakan akad, sehingga
menentukan hukum taqlif. Jika syarat itu belum terpenuhi maka kontrak tersebut
dianggap tidak ada3. Ada dua macam syarat dalam kontrak4,yaitu
1) Syarat-syarat yang bersifat umum
a) Pihak-pihak yang melakukan kontrak ialah dipandang mampu bertindak
menurut hukum jika belum mampu maka dilakukan oleh walinya.
b) Objek kontrak tersebut harus diketahui oleh syara’.
c) Kontrak tersebut tidak dilarang oleh nash syara’.
d) Kontrak tersebut bermanfaat.
e) Ijab tetap utuh sampai terjadi qabul
2) Syarat-syarat yang bersifat khusus
a) Kedua pihak yang melakukan kontrak harus ahli dalam bertindak.
b) Objek kontrak dapat diterima hukumnya.
c) Kontrak tersebut diizinkan oleh syara’.
d) Bukan kontrak yang dilarang oleh syara’.

C. Hal-hal yang dapat merusak kontrak


1. Keterpaksaan (al-ikrah)
Jika suatu kontrak dilakukan tanpa unsur kerelaan dari pihak yang terlibat dalam kontrak
tersebut, maka kontrak tersebut dianggap telah dibuat dengan cara terpaksa.
2. Kekeliruan pada objek kontrak (Galath)
Yang dimaksud kekeliruan disini itu kekeliruan atau kesalahan orang yang melakukan
kontrak tentang objek kontrak, baik dari segi jenisnya maupun dari segi sifatnya.
3. Penipuan (Tadlis)
Yang dimaksud dengan penipuan adalah suatu upaya untuk menyembunyikan cacat
pada objek kontrak dan menjelaskan dengan gambaran yang tidak sesuai dengan
3
Burhanuddin M,Hukum, hal.37.
4
Sohari sahroni dan Ruf’ah Abdullah, fiqh, hal.54.

4
kenyataannya untuk menyesatkan pihak yang berkontrak dan akan mengakibatkan
kerugian pada salah satu pihak yang melakukan kontrak tersebut5.

D. Penyebab Berakhirnya suatu kontrak


Menurut Abdul manan6, penyebab berakhirnya suatu kontrak itu ada 5 penyebab yaitu,
1. Terpenuhinya tujuan kontrak (Tahqiq gharadh al-‘aqd)
Suatu kontrak bisa dianggap berakhir apabila tujuan kontrak telah terpenuhi.
2. Berakhir karena pembatalan (Fasakh)
Kontrak dapat dibatalkan karena adanya hal-hal yang tidak dibenarkan oleh syara’,
seperti yang disebutkan dalam kontrak yang rusak karena tidak memenuhi rukun dan
syaratnya.
3. Putus demi hukum
Berakhirnya kontrak karena putus dengan sendirinya ataupun putus demi hukum itu
disebabkan karena isi dari kontrak tersebut tidak mungkin untuk di laksanakan.
4. Karena kematian (wafat)
5. Tidak ada persetujuan (‘Adam al-ijazah)
Kontrak dapat berakhir apabila dari pihak yang memiliki kewenangan tidak memberikan
persetujuannya terhadap pelaksanaan kontrak yang telah dibuatnya.

BAB III
PENUTUP

5
Halim Abdul Mahmud al-Ba’ly, kairo mesir, 1991, hlm. 30.
6
H. Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta, 2012, hlm. 106-109.

5
A. Kesimpulan
Dalam pembuatan kontrak sebelumnya harus mengetahui asas-asas kontrak terlebih
dahulu, dan juga harus memenuhi rukun dan syarat kontrak, jika pihak tidak
mengetahui ataupun tidak memenuhinya, pihak yuang melakukan kontrak akan
semena-mena atau seenaknya sendiri dalam membuat kontrak tanpa mengetahui
hukumnya terlebih dahulu.
Istilah asas berasal dari bahasa Arab yang berarti dasar atau landasan.Sedangkan secara
terminologi, yang dimaksud dengan asas ialah nilai-nilai dasar yang menjadi bahan
pertimbangan untuk melakukan perbuatan. Karena nilai-nilai dasar itu sangat
berpengaruh terhadap perbuatan atau perilaku manusia secara lahiriyah (Akhlaq),maka
nilai-nilai dasar tersebut harus mengandung unsur-unsur kebenaran hakiki.
Ada beberapa asas yang harus diketahui, yaitu
1. Kebebasan.
2. Persamaan.
3. Keadilan.
4. Kerelaan .
5. Tertulis.

DAFTAR PUSTAKA

6
oleh MRQ Muntashir · 2013 · Dirujuk 3 kali — 8Burhanuddin S., Hukum Kontrak Syariah,
(Yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA, 2009),

Hukum Ekonomi Syariah. 2012. Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum.
(Jakarta:2012)

Anda mungkin juga menyukai