Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lila Ayu Anantya

NIM : 20110005
Kelas : Reguler Sore
Fakultas : FH
Tugas Hukum Perdata, 05 April 2021

1. Apa yang dimaksud dengan perjanjian dan sebut dasar hukumnya!


Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum, perbuatan yang mempunyai akibat
hukum. Perjanjian juga bisa dibilang sebagai perbuatan untuk memperoleh
seperangkat hak dan kewajiban, yaitu akibat-akibat hukum yang merupakan
konsekuensinya. Perbuatan hukum dalam perjanjian merupakan perbuatan-
perbuatan untuk melaksanakan sesuatu, yaitu memperoleh seperangkat hak dan
kewajiban yang disebut prestasi.
Dasar Hukum Perjanjian berdasarkan Pasal 1320, 1266 dan 1267 dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan tentang syarat sah suatu
perjanjian dan pengesampingan pasal dalam terjadinya wanprestasi.

2. Jelaskan syarat sahnya perjanjian!


a. Kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak
b. Kecakapan dalam membuat suatu perikatan
c. Suatu pokok persoalan tertentu
d. Suatu sebab yang tidak terlarang
e. Kontrak harus dilakukan dengan Itikad baik
f. Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
g. Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan
h. Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum

3. Kapan detik lahirnya perjanjian?


Perjanjian lahir ketika pada detik tercapainya kesepakatan atau persetujuan
antara kedua belah pihak mengenai hal-hal yang pokok dari apa yang menjadi
obyek perjanjian.

4. Jelaskan akibat perjanjian!


a. Perjanjian mengikat para pihak
Maksudnya perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak akan mengikat
para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi para
pihak yang membuatnya
b. Perjanjian tidak dapat ditarik kembali secara sepihak karena merupakan
kesepakatan di antara kedua belah pihak dan alasan-alasan yang oleh
undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
Maksudnya, perjanjian yang sudah dibuat, tidak bisa dibatalkan secara
sepihak tanpa persetujuan dari pihak lain. Hal ini sangat wajar, agar
kepentingan pihak lain terlindungi sebab perjanjian itu dibuat atas
kesepakatan kedua belah pihak, maka pembatalannya pun harus atas
kesepakatan kedua belah pihak. Selain itu, pembatalan secara sepihak
hanya dimungkinkan jika ada alasan yang cukup oleh undang-undang.

5. Jelaskan asas pacta sunt servanda!


Asas pacta sunt servanda berasal dari bahasa latin memiliki arti janji harus
ditepati. Asas tersebut merupakan asas ketaatan agar menjalankan kontrak
perjanjian sesuai dengan isi yang diperjanjikan oleh para pihak. Asas ini lahir dari
doktrin praetor Romawi, yakni pacta conventa sevabo, memiliki arti saya
menghormati atau menghargai perjanjian. Doktrin tersebut didukung oleh
perintah suci motzeh Sfassecha tismar (engkau harus menepati perkataanmu),
dan dari maksim hukum Romawi kuno, yakni pacta sunt servanda. Dalam teori
hukum kontrak klasik, pacta sunt servanda merupakan sesuatu yang suci dan
perjanjiannya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jika yang
diperjanjikan antar para pihak melakukan wanprestasi, maka yang melakukan
wanprestasi dianggap memiliki dosa besar.

Anda mungkin juga menyukai