Anda di halaman 1dari 169

PENELITIAN KUALITATIF

HAND OUT
Materi Perkuliahan

Kinayati Djojosuroto

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI


BETHEL THE WAY
JAKARTA
2022

Deskripsi
Mata kuliah ini menyajikan secara menyeluruh prinsip-
prinsip, konsep, dan metode yang digunakan untuk bekal
melaksanakan penelitian kualitatif.
Mata kuliah ini menyajikan materi yang diarahkan pada
pembentukan atau meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam berpikir secara kualitatif.
Selain dirancang untuk pertemuan tatap muka di kelas,
perkuliahan ini melakukan pula pengamatan langsung di
lapangan untuk bahan penyusunan proposal yang akan
dipresentasikan masing-masing mahasiswa dan
menganalisis laporan penelitian yang menggunakan
metode kualitatif 1
Kompetensi
 Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan salah satu jenis penelitian teologi;
yaitu kualitatif, mampu mengidentifikasi bidang
keilmuan yang menjadi objek penelitiannya dan
memposisikan ke dalam suatu peta penelitian yang
dikembangkan melalui pendekatan interdisiplin atau
multidisiplin
 Mahasiswa memahami penelitian kualitatif mulai dari
rancangan, pelaksanaan hingga analisis data yang
selaras dengan kode etik teologi.
 Mahasiswa mampu mengkomunikasikan pikiran
(communica tion skills), mengintegrasikan hasil-hasil
pembelajaran sebelum nya (learning integration) dan
mengembangkan tanggung jawab sosial (social
responsibilities) dalam usaha penyelesaian masalah
(reasoning dan problem solving) dengan memper
timbangkan budaya (cultural sensitivity)
 Mahasiswa mampu membedakan paradigma serta
karakteris tik penelitian kualitatif dengan penelitian
kuantitatif
 Mahasiswa mampu memfokuskan masalah penelitian
dengan pendekatan kualitatif
 Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai tipe
penelitian dan metode pengumpulan data penelitian
kualitatif
 Mahasiswa mampu merancang dan melaksanakan
penelitian kualitatif
 Mahasiswa mampu melakukan analisis dan interpre
tasi data dengan menggunakan metode kualitatif

Tujuan Mata Kuliah


Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang metode
penelitian kualitatif serta dapat melakukan penelitian teologi
dengan pendekatan kualitatif. Perkuliahan juga akan memper
kenalkan macam-macam pendekatan dalam penelitian

2
kualitatif yang dapat dipakai oleh mahasiswa untuk mengenal
gejala sosial. Dari perkuliahan, diharapkan mahasiswa mam
pu menguasai salah satu teknik atau pendekatan yang ada
dalam penelitian kualitatif.

Sumber Pengetahuan
sumbe Pengamat
Penalar
r -
- Intuisi Wahyu
Bidang an
an
Pengetahuan
Ilmu  
Agama 
Seni  

Catatan :
Kalau ilmu dimulai dari ragu-ragu maka agama dimulai
dari keyakinan, barulah berpikir, yakin bahwa Tuhan itu ada,
Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Maha Pencipta, dan seterusnya.
Agama diterima manusia dengan penuh totalitas. Orang akan
lebih fantik pada agama daripada ilmu.

Pembagian Pengetahuan
Kriteria
Epistemolog
Ontologi Aksiologi
Bidang i
pengetahuan
Metode
Probabilistik
ilmiah: Kesejahteraan/
Fakta
Ilmu deducto kemaslahatan
sebagaimana
hipotetico umat manusia
adanya
verifikatif
3
- Agar manusia
selamat di
dunia dan
akhirat
- hubungan
manusia
dengan Tuhan,
Agama Keyakinan Fisika dan - hubungan
metafi- sika manusia
dengan
manusia,
- hubungan
manusia
dengan alam
Kontemplasi - menghaluskan
Seni Keindahan
ekspresi budi manusia

Permasalahan atau problema   ilmu  mancakup:


 Pertama, Problem  ontologi ilmu; perkembangan  dan kebenaran
ilmu  sesungguhnya   bertumpu  pada   landasan  ontologis
(‘apa  yang  terjadi’- eksistensi  suatu entitas) 
Kedua, Problem  epistemologi;  adalah bahasan  tentang  asal  mua
sal,  sifat  alami,  batasan (konsep),   asumsi,  landasan berpikir,
validitas,   reliabilitas   sampai soal   kebenaran   (bagaimana   ilmu 
diturunkan  -metoda  untuk   menghasilkan   kebenaran)
 Ketiga,
Problem  aksiologi;  implikasi  etis, aspek  estetis,  pemaparan  serta
  penafsiran  mengenai   peranan (manfaat)  ilmu  dalam  peradaban  
manusia. Ketiganya digunakan  sebagai  landasan  penelaahan ilmu.

Pengetahuan dapat dibedakan dari segi:


1. Ontologi (Hakikat Ilmu)
- Objek apa yang telah ditelaah ilmu?

4
- Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?
- Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan
mengindera)
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu?
- Bagaimana prosedurnya?
2. Epistimologi (Cara Mendapatkan Pengetahuan)
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu?
- Bagaimana prosedurnya?
- Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan dengan benar?
- Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri?
- Apa kriterianya?
- Sarana/cara/teknik apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
3. Aksiologi (guna pengetahuan)
- Untuk apa pengetahuan tersebut digunakan?
- Bagaiman kaitan antara cara penggunaan tersebut
dengan kaidah- kaidah moral?
- Bagaimana penetuan obyek yang ditelaah berdasarkan
pilihan- pilihan moral?
- Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-
norma moral/profesional? (Sumber: Suriasumantri, 1993)

Ontologi ilmu atau apa yang dipelajari ilmu adalah


alam dan manusia,yang dapat dijangkau oleh panca indra
dan pikiran manusia. Studi tentang alam menghasilkan ilmu
alam (sciences) dan studi tentang manusia menghasilkan
social sciences.
Perbedaan terletak dalam :
apa yang dipelajari (ontologi)
cara mempelajari (epistemologi)
untuk apa mempelajari (aksiologi)

5
Metafisika ilmu adalah das sein, yakni alam dan manusia
sebagaimana adanya bukan sebagaimana seharusnya atau
das solen. Oleh karena itu ilmu bebas nilai

Ontologi Teologi
Teologi juga merupakan bagian dari kajian bidang ontologi.
Dalam kamus teologi, dijelaskan bahwa teologi dalam
bahasa Yunani artinya pengetahuan mengenai Allah, yaitu
usaha metodis untuk memahami dan menafsirkan kebenaran
wahyu (gerald O‟Collins dan Edward G., 2001; 314). Dalam
bahasa latin teologi diartikan „ilmu yang mencari pemaham
an‟, maksudnya dengan menggunakan sumber daya rasio,
khususnya ilmu sejarah dan filsafat, teologi selalu mencari
dan tidak pernah sampai pada jawaban terakhir dan pema
haman yang selesai. Sedangkan yang dimaksud dengan
teologi dalam ruang lingkup filsafat metafisika, ada lah filsafat
ketuhanan yang bertitik tolak semata-mata kepada kejadian
alam. (Sudarsono, 2001:129). Pembahasan filsafat ini meng
kaji keteraturan hubungan antara benda-benda alam sehing
ga orang meyakini adanya pencipta alam atau peng atur
alam tersebut. Teologi dalam kajian filsafat meta fisika
memliki arti penting dalam pemikiran kefilsafatan. Pemikiran
tersebut muncul sejak dari para filsuf Yunani, kemudian
dilanjutkan oleh kaum Sophi dan masa Sokrates, juga filsafat
pada abad pertengahan, terutama dengan hadirnya filsuf
Kristen, hingga perkembangan filsafat dewasa ini.

Pengetahuan dan Ilmu dalam Penelitian


Kuantitatif/kualitatif
Pengetahuan dalam penelitian mengacu dari filsafat
ilmu, yang dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu
1. Etika, agama, dan moral; pengetahuan kelompok ini
membahas masalah dari segi baik dan buruk.
Pengetahuan di sini melihat dan menilai sesuatu
apabila suatu pengetahuan mengatakan sesuatu itu
6
baik dan buruk.
2. Estetika, Seni; yaitu pengetahuan yang membahas
sesuatu dari sudut keindahan dan kejelekan, apabila
sesuatu itu dapat dikatakan indah dan jelek.
Pengetahuan dari sudut etika dan estetika di atas
sifatnya sangat subjektif dan tiap orang akan
memberikan penilaian lain terhadapnya.
3. Logika, ratio atau pemikiran yang membahas suatu
masalah dari sudut benar dan salahnya. Menurut ratio
sesuatu yang dikatakan benar itu harus dapat dibukti
kan kebenarannya, demikian pula jika kita mengata
kan salah harus dapat ditunjukkan di mana titik
kesalahannya. Pengetahuan hasil pemikiran ini
bersifat objektif dan bisa diterima setiap orang, sudut
inilah yang menjadi teladan ilmu, yaitu untuk mencari
kebenaran.

Pengertian Penelitian
Penelitian adalah inquiry, penelahaan atau penye
lidikan mengenai sesuatu atas dasar ilmu, dengan kata
lain penelitian itu dilakukan untuk kepentingan ilmu dan
atas dasar aturan-aturan dalam ilmu. Oleh karena peneli
ian dalam pengertian ini ialah penelitian yang ilmiah, yaitu
yang berdasar atas ilmu atau untuk ilmu, maka penelitian
yang tidak ilmiah itu sebenarnya bukan bagian dari ilmu.
Sebagian bagian dari ilmu, penelitian (yang ilmiah) harus
memenuhi syarat-syarat tertentu.

Pengertian ‘meneliti’ dimaksudkan sebagai tindakan


melakukan kerja penyelidikan secara cermat terhadap
suatu sasaran untuk memperoleh hasil tertentu. Kata
“penelitian” yang merupakan bentuk pembendaan dari kata
kerja “meneliti” mengandung makna sebagaimana yang
7
terdapat pada kata ‘meneliti’. sebagai istilah, kata ‘peneliti
an’ pada umumnya (Hadi, 2004; Nazir, 2005) dipandang
sebagai sinonim kata ‘riset’, yaitu kata serapan dari
research, yang menunjukkan arti kegiatan yang diarahkan
pada kerja pencarian ulang, atau pencarian kembali atas
suatu objek, yaitu kegiatan yang memerlukan ketelitian,
kecermatan dan kecerdasan yang memadai.

Kegiatan penelitian sering dikaitkan dengan keber


adaan kehidupan ilmu yang bersifat kumulatif/ berkembang.
Menurut Merton, 2007 Terjemahan Sulistia dkk, 2001
bahwa ilmu tidak selalu dalam keadaan mantap dan stabil,
tetapi sebaliknya bersifat dinamis. Kedinamisan ilmu
ditopang secara kuat oleh kegiatan penelitian. Sebagai
akibatnya, penelitian mempunyai peran yang penting bagi
keberadaan dan kehidupan ilmu, yaitu mengembangkan
dan mempertajamkannya. Jadi, ilmu dapat hidup,
berkembang, dan menjadi tajam berkat penelitian yang
dilakukan secara terus menerus.

Ilmu adalah pengetahuan yang bersistem dan terorga


nisasi.Oleh karena itu, upaya penelitian yang dilakukan
dalam rangka pengembangan ilmu memerlukan metode
yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu, kegiatan ‘penelitian’
yang dikaitkan dengan pengem bangan ilmu merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tertata,

8
sistematis dan terorganisir untuk mendapatkan jawaban
secara ilmiah atas suatu masalah (Nasir, 2004).

Dari pembicaraan di atas dapat disimpulkan bahwa kata


“penelitian” dapat diinterpretasi dua macam, yaitu kegiatan
yang dilakukan secara ilmiah dan non ilmiah.. Penelitian
ilmiah merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan metode bersistem, nalar dan sesuai dengan objek
nya, yaitu sifat-sifat yang ada pada ilmu, sedangkan peneli
tian non ilmiah adalah penelitian yang tidak berdasar pada
sifat-sifat keilmuan. Penelitian yang dikaitkan dengan ilmu
yang disebut penelitian ilmiah. Kaitannya dengan kehidup
an ilmu, kegiatan penelitian ilmiah dituntut untuk memakai
metode yang ilmiah pula, diantaranya adalah penerapan
sikap berpikir kritis dari peneliti.

Tujaun:
1. Murni
2. Terapan

9
Metode:
1. Survey
2. Ex Post Facto
3. Eksperimen
4. Naturalistik/Kualitatif
5. Policy Research/Kebijakan
6. Action Reseacrh/Tindakan
7. Evaluasi
8. Sejarah/Historis research
JENIS-JENIS 9.Content Analisys
PENELITIAN

Tingkat Eksplanasi
1. Deskriptif
2. Komparatif
3. Asosiatif/Hubungan

Jenis Data dan Analisis


1. Kuantitatif
2. Kualitatif
3. Gabungan/ MIX

Penelitian Murni
Jujun S. Suriasumantri (1985), menyatakan bahwa peneliti
an murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Jenis penelitian ini
berbeda dengan penelitian terapan.
Penelitian Terapan

10
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1985), bahwa penelitian
terapan ialah penelitian yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan praktis. Penelitian terapan ini
lebih bersifat praktis dan aplikatif oleh karena penelitian
seperti ini bermula dari sebuah permasalahan yang riil dan
bukan permasalahan yang bersifat teoretis.
Penelitian Aksi
Penelitian aksi yang juga sering disebut dengan istilah
action research,  bertujuan untuk menyelesaikan masalah
dengan cara melakukan serangkaian tindakan yang
khusus, yaitu yang telah melalui telaah teoretis sebelumnya
secara nyata supaya segera mendapatkan solusi yang
terbaik untuk masalah dalam penelitian tersebut.

Penelitian Kebijakan
Penelitian kebijakan ialah penelitian yang bertujuan untuk
menentukan suatu kebijakan berdasarkan data dan fakta
yang ada di lapangan. Hasil dari penelitian ini berupa
peraturan, undang-undang, surat keputusan, dan segala hal
yang berhubungan atau memiliki kekuatan hukum.
Penelitian Evaluasi
Jenis penelitian berdasarkan kegunaannya yang terakhir
adalah Penelitian evaluasi. Penelitian seperti ini bertujuan
untuk memberikan penilaian pada program tertentu, kegiatan
serta kebijakan yang ditujukan untuk mengintervensi
masyarakat.

Tujuan Penelitian Secara Umum


Tujuan penelitian secara umum adalah di bawah ini:
1. Untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan
baru.

11
2. Untuk membuktikan atau menguji kebenaran dari
pengetahuan yang sudah ada.
3. Untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah
ada.
Tujuan Penelitian Secara Teoretis
Secara teoretis, tujuan penelitian merupakan usaha yang
dilakukan untuk mengetahui satu hal. Pengetahuan yang
diperoleh dari jenis penelitian seperti ini tidak dapat diman
faatkan secara langsung atau secara praktis; sehingga
nama lain dari penelitian seperti ini disebut sebagai basic
research.
Tujuan Penelitian Secara Praktis
Sedangkan secara praktis, tujuan penelitian ini ialah
mencari serta menemukan pengetahuan yang dapat diman
faatkan langsung di dalam kehidupan. Penelitian jenis ini
disebut juga dengan applied research.

Pengertian Penelitian kualitatif


Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian ilmu sosial
yang mengumpulkan dan bekerja dengan data non-numerik
dan yang berupaya menafsirkan makna dari data ini sehing
ga dapat membantu peneliti memahami kehidupan sosial
melalui studi pada tempat yang ditargetkan
Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah kegiatan
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi
dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya dengan turun ke lapangan
dalam waktu tertentu.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.

12
Definisi penelitian kualitatif dari para ahli sebagai
berikut :
Creswell, J.W. 2014, menyatakan penelitian kualitatif
merupakan proses penelitian yang dilakukan untuk
memahami permasalahan manusia atau social, dimana
kegiatan yang dilakukan dengan memberikan gambaran 
secara komprehensif serta disajikan dalam bentuk narasi
dan merujuk informasi dari para nara sumber yangserta
dilakukan secara alamiah.

J.Moleong, Lexy, 2014 mengemukakan penelitian kualitatif


sebagai proses komunikasi interaksi antara sipeneliti dengan
objek yang akan diteliti. melalui suatu fenomena dalam
konteks sosial secara alamiah dan ilmiah.
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang
menekankan pencarian makna, pengertian, konsep,
karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang suatu
fenomena; fokus dan multi metoda, bersifat alami dan
holistik; mengutamakan kualitas, meng gunakan beberapa
cara, serta disajikan secara naratif. (Moleong, 2005:6), 

Denzin & Lincoln, 2017, mengemukakan penelitian kualitatif


adalah penelitian yangdilakukan dengan multi metode yang
melibatkan pendekatan interpretatif,naturalistik untuk materi
pelajarannya. Hal ini menunjukkan peneliti kualitatif
mempelajari hal-hal dalam pengaturan alaminya, berusaha
memahami, atau menafsirkan, fenomena dalam arti makna
13
yang menggam barkan kondisi sesungguhnya. Penelitian
kualitatif menyertakan berbagai koleksi bahan empiris yang
dipelajari, misalnya studi kasus, pengalaman pribadi,
introspektif, kisah hidup,wawancara, teks observasional,
historis, interaksional, dan visual yangmenggambarkan
momen dan makna rutin dan bermasalah dalam
kehidupanindividu.

Bogdan & Biklen, S.,2006 mengemukakan penelitian kualitatif


adalah suatupengamatan yang dilakukan terhadap suatu
objek yang diamati dan diteliti untukmemperoleh pendapatn
maupun perilaku dari objek tersebut.
Kirk & Nliller, 1986, mengemukakan penelitian kualitatif adalah
ilmu sosial yang mempelajari konsep secara fundamental
tentang wilayah dan berinteraksi dengan bahasa dan
persyaratan yang dibuat sendiri.

McMillan dan Schumacher (2010), mengemukakan


penelitian kualitatif merupakan konsep dari ilmu
pengetahuan sosial yang hasilnya bergantung dari
pengamatan terhadap objek yang diteliti dalam ruang
lingkup penelitian dan melibatkan semua pihak dalam
peristiwa tersebut.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan penelitian
kualitatif merupakan penelitian untuk mengamati
perilaku sosial, manusia atau objek yang diteliti melalui
pengamatan langsung secara alamiah untuk memper-
oleh informasi yang valid serta dilaporkan dalam
bentuk narasi atau tulisan melalui pendekatan ilmiah.

14
Penelitian kualitatif merupakan metode untuk mengeksplo
rasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu
atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prose dur, mengum
pulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis
data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke
tema-tema umum, dan menafsirkan makna data.
Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka
yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk
penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian
yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual,
dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan
(Creswell, 2010:4).

METODE PENELITIAN KUALITATIF


Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya,
melainkan berusaha memahami dan menafsirkan makna
suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam
situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting).
Metode kualitatif lebih berdasarkan pada sifat fenome
nologis yang mengutamakan penghayatan (verstehen).

15
Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan
makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia
dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti
sendiri. Penelitian yang meng gunakan penelitian kuali
tatif bertujuan untuk memahami objek yang diteliti
secara mendalam, bertujuan untuk mengembangkan
konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi,
menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelu
suran teori dari bawah (grounded theory) dan mengem
bangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena
yang dihadapi

Data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif


Informan dalam metode kualitatif berkembang terus
(snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data yang
dikumpulkan dianggap memuaskan atau jenuh (redundancy).
Istilah lain penelitian kualitatif adalah: The postpositivistic,
Ethnographic, phenomenological, subjctive, case study,
fieldwork, soft data, symbolic interaction, inner perspective,
ethnomethodological, descriptive, participant observation,
chicago school, life history, ecological, qualitative,
humanistic, dan perspective emic (mengutamakan pendapat

16
informan)

Alat pengumpul data atau instrumen penelitian dalam


metode kualitatif ialah si peneliti sendiri.
Jadi, peneliti merupakan key instrument, dalam
mengumpulkan data, si peneliti harus terjun sendiri ke
lapangan secara aktif.
Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah:
Observasi partisipasi
Wawancara
Dokumentasi

Fungsi dan Manfaat Penelitian Kualitatif


Digunakan pada penelitian dengan subjek yang tidak
dapat terdefinisikan dengan baik.
Dapat memahami isu-isu ‘sensitif’ selama proses (kepeka
an meneliti traumatik). Digunakan pada penelitian yang
tidak dapat diteliti dengan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif meneliti sebuah fenomena yang
sampai dengan sekarang belum banyak diketahui..
Digunakan untuk peneliti yang berkeinginan untuk meng
gunakan teknik-teknik yang belum banyak diketahui ilmu
pengetahuan:
. Memahami isu-isu rumit yang terjadi selama proses:
durasi/kesabaran
Contoh Judul dalam Penelitian Kualitatif
 Eksploratif psikologis pelaku teror bom Bali

17
 Studi Fenomenologis Para Pasangan Swinger.
 Orientasi Seksual Pada Perempuan Lesbian
 Faktor-faktor yang Menghambat Pengungkapan Diri
(Coming out) pada Lesbian Femme di Bali
 Konsep Diri Pada Pelaku Percobaan Bunuh Diri

Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif


Mendefinisikan dan membatasi masalah agar lebih
fokus dan memiliki ketajaman analisis. Melengkapi
fenomena tersebut dengan sebuah kajian ilmiah,
terkait etika penulisan ilmiah kualitatif tidak dalam
rangka pembuktian teori. Teori dipakai untuk meng
analisis/membahas agar menemukan teori baru.
Menggambarkan penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya sebagai tanda adanya keberagaman
fenomena yang akan diteliti. Mengarahkan pemilihan
metode dan cara pengambilan data terkait dengan
penentuan prosedur pengambilan analisis data.

TUJUAN PENELITIAN KUALITATIF


Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan
jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui
aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan meng
gunakan pendekatan kualitatif
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah menjabarkan
temuan atau fenomena, menyajikannya apa adanya sesuai
fakta atau temuan di lapangan, sedangkan Pendekatan
kuantitatif bertujuan: menguji teori, membangun fakta,
menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan
deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.

18
Tujuan penelitian kualitatif
 Untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-
dalam nya dengan cara pengumpulan data yang
sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan penting
nya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.
 Agar mahasiswa memiliki pemahaman tentang
pemecahan masalah Teologi secara ilmiah sebagai
dasar pembentukan kemahirwacanaan Bahasa Indo
nesia
 Agar mahasiswa memperoleh pemahaman dan
menguasai kemampuan yang lebih mantap tentang
berbagai konsep dan prosedur yang diperlukan dalam
desain dan pengembangan penelitian kualitatif, serta
dapat menerapkan dalam merencanakan dan me
gembangkan program-program penelitian yang
relevan untuk menanggulangi berbagai permasalahan
pendidikan formal, informal, maupun non formal.

Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup


informasi tentang fenomena utama yang dieksplorasi
dalam penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi
penelitian. Tujuan penelitian kualitatif juga bisa menyata
kan rancangan penelitian yang dipilih. Tujuan ini ditulis
dengan istilah-istilah “teknis” penelitian yang bersum
ber dari bahasa penelitian kualitatif

19
Peneliti perlu memerhatikan beberapa hal mendasar
dalam menulis tujuan penelitian kualitatif, seperti
berikut ini:
 Gunakanlah kata-kata seperti tujuan, maksud,
atau sasaran untuk menandai tujuan penelitian
yang ditulis.
 Fokuslah pada suatu fenomena (atau konsep atau
gagasan) utama.
 Gunakanlah kata-kata tindakan untuk menunjuk
kan bahwa ada proses learning dalam penelitian.
 Gunakan kata-kata dan frasa-frasa yang netral
(bahasa tidak langsung)
 Sajikan definisi umum mengenai fenomena atau
gagasan utama, khususnya jika fenomena ter
sebut merupakan istilah yang tidak dipahami oleh
pembaca luas.
 Gunakan kata-kata teknis berbasis strategi/ teori
penelitian yang digunakan ketika sampai pada
bagian pengumpulan data, analisis data, dan
proses penelitian.
 Jelaskan para partisipan yang terlibat dalam
penelitian.
 Tunjukkan lokasi dilakukannya penelitian.
 Sebagai langkah akhir dalam tujuan penelitian
kualitatif, gunakan beberapa bahasa yang mem
batasi ruang lingkup partisipan atau lokasi
penelitian.
Meskipun banyak variasi poin-poin di atas namun pada
tujuan penelitian untuk proposal skripsi, tesis dan
disertasi yang baik, harus mencakup beberapa diantara
poin-poin itu.(Creswell, 2010: 167)

20
Ciri utama penelitian kualitatif:
1. Peneliti ikut terlibat langsung dengan responden
dan tidak boleh diwakili.
2. Harus bisa mendeskripsikan/menggambarkan semua
data yang diperoleh. Itu sebabnya semua data yang
diperoleh harus segera dicatat, karena tidak ada
yang bisa dilewatkan.
3. Peneliti harus membuat kartu data atas semua yang
diamati. Bisa menyusunnya berdasarkan topik
yang diamati.
4. Data yang dicatat harus sudah dilakukan cek dan
ricek (cross check). Sikap yang harus dimiliki
adalah tidak dengan mudahnya percaya akan
informasi yang diberikan, sehingga dengan
proses pengecekan, didapat data utama.
5. Data yang ditulis bukan hanya fenomena saja, tetapi
proses terjadinya fenomena. Jadi pertanyaan
"mengapa" itu penting, sehingga dapat mendes
kripsikan sebuah fenomena dengan rinci dan
lengkap.

Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif (Kriyantono)


 Mengungkap gejala ttg permasalahan yang akan diteliti
 Pengujian epindensi2 data induktif yang
menggambarkan adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan
 Mengemukakan alasan-alasan penting dan layak jadi
masalah untuk diteliti
- Apa yang terjadi dengan fenomena tersebut
- Bagaimana mereka melakukannya
- Apa makna bagi mereka
- Bagaimana mereka menafsirkannya dan mengung-
kapkan hal ini pada orang lain
- Bagaimana kita menafsirkan dan mendokumentasi -
kan cara mereka bertindak

21
- Apa yang mereka ceritakan kepada kita megenai hal2
yang mereka ketahui
- Bagaimana mereka membenarkan tindakannya
- Apa hubungannya antara kita dengan mereka
 Data penunjang keaslian penelitian bahwa penelitian
tsb belum ditelti sebelumnya, atau melanjutkan
penelitian sebelumnya
 Relevansi masalah yang diteliti dengan permasalahan
yang lebih luas
 Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian
 Bersifat subjektif
 Postpositivisme

Ciri- ciri Lain Penelitian Kualitatif


1. Bersifat deskriptif analitis, terlihat dari caranya
mengumpulkan dan merekap data yang bukan dicatat
dalam bentuk angka namun penjelasan sejelas-jelas
dan sedalam-dalamnya.
2. Bersifat induktif, yaitu peneltiian dimulai dari data
atau fenomena yang ada di lapangan yang kemudian
memunculkan teori.
3. Menggunakan teori yang sudah ada sebagai
pedoman dan pendukung, karena meski berangkat
dari data namun tetap saja teori digunakan sebagai
fokus pembatas dari objek penelitian.
4. Berfokus pada makna yang terdapat dalam suatu
fenomena yang diteliti, yang dapat digali dari

22
persepsi objek penelitian.
5. Mengutamakan akan pentingnya proses pene
litian yang berjalan, bukan semata mengacu pada
hasil yang ingin dicapai.

Ciri-ciri penelitian kualitatif (Moleong)


1. Terjadi dalam latar alamiah (natural setting), latar
penelitian tidak direkayasa tetapi alamiah/ natural.
2. Human instrument : peneliti menjadi instrument utama
dalam penelitian (antara peneliti dengan yang diteliti tak
dapat dipisah).
3. Pemanfaatan intuisi peneliti : propotional knowledge
(teori formal), yaitu teori yang diperoleh dari para ahli dan
intuitive knowledge, yaitu pengetahuan yang datang dari
intuisi. Panca indera tidak selamanya dapat mengungkap
realita tetapi nuansa-nuansa batin bisa menangkap/
memaknakan realita.

4. Metode Kualitatif :
a. Observasi :
- Tidak berperan serta : orang yang diobservasi
tidak tahu.
Contoh : mengamati/ nonton orang di TV.
- Berperan serta :
1) Pasif : datang dan mencatat saja
2) Aktif : peneliti membantu mengajar
3) Penuh : kehadiran peneliti sudah diketahui oleh
yang diteliti.
b. Wawancara :
1)Terstruktur/ terjadwal
2) Terjadwal tak terstruktur

23
3) Tak terstruktur: pertanyaan-pertanyaan dapat
mendalam ke mana-mana.

4) Informan tertentu/ purposive sampling


5)Analisis data : menggunakan analisis induktif (inductive
data analysis)
6) Rancangan penelitian bersifat tentatif (emergent
design), tergantung pada situasi di lapangan.
Pengambilan sampel didasarkan pada tujuan penelitian
sesuai dengan tujuan penelitian (purpose = tujuan)

7) Hasil penelitian harus dikonfirmasikan/ dinego


siasikan (negotiated autcomes) yaitu ditanyakan benar
atau tidak (emik) kepada subjek penelitian.
8) Idiographic interpretation: interpretasi peneliti harus
sesuai konteks tempat penelitian itu dilaksanakan. Jadi
bersifat spesifik.
9) Tentative application : seandainya temuan penelitian
itu diaplikasikan kedalam konteks lain, konteks lain itu
terlebih dulu dikaji apakah sama dengan konteks yang akan
dikaji. Kalau konteks sama diterapkan, kalau tidak sama
jangan diterapkan.

Cara Pandang Paradigma Penelitian Kualitatif


24
Penelitian kualitatif bertujuan mendapatkan gambaran
menyeluruh (holistik) dari sebuah fenomena dari sudut
pandang subjek, tanpa harus membuktikan apapun, maka
kualitatif tepat untuk digunakan pada permasalahan yang
bersifat:
1. Eksploratif
2. Deskriptif
3. Eksplanatif
Penelitian kualitatif harus bertolak dari paradigma fenome
nologis yang objektivitasnya dibangun atas rumusan
tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh
individu atau kelompok sosial apa adanya, murni dari
pendapat responden, dan tidak harus dipaksakan sejalan
dengan tertentu teori (emik)
. Penelitian kualitatif pada praktiknya banyak menggunakan
metode wawancara dan observasi dalam proses pengum
pulan data di lapangan. Tak jarang, peneliti dalam peneliti
an kualitatif terlibat langsung dalam proses penelitian
terutama observasi lapangan. Wawancara juga dilakukan
secara mendalam baik melalui wawancara individu atau 
focus group discussion (FGD).

Proses Penelitian Grounded menurut Schlegel


(1984:13)
Data------------ Uraian berdasarkan data -----------
Analisis menjadi konsep dan hipotesis berdasarkan
data----- Teori yang menerangkan data

Komponen dalam Analisis Data (Interactive


Model)
Data display
25
Data collection
Data reduction
Conclusions: drawing/verifying
(Miles dan Huberman, 1992)

Display Data
Data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data
Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan
Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan
pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan
berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data
Data penelitian dapat disajikan dalam bentuk uraian yang
didukung dengan matriks jaringan kerja Display data ialah
menyajikan data dalam bentuk matriks, network, chart atau
grafik, dan sebagainya
Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak
terbenam dengan setumpuk data

Reduksi Data
Kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih
jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencari apabila diperlukan
Temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum
memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan perhatian
karena penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan
makna yang tersembunyi dibalik pola dan data yang nampak
Jika dalam penelitian kualitatif terdapat data yang bersifat
kuantitatif, yaitu dalam bentuk angka-angka, maka sebaiknya
angka-angka jangan dipisahkan dari kata-katanya secara
kontekstual sehingga tidak mengurangi maknanya

26
Pengambilan Keputusan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang
menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data
Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian
dengan berpedoman pada kajian penelitian
Mula-mula kesimpulan itu kabur, tetapi lamakelamaan
semakin jelas karena data yang diperoleh semakin banyak
dan mendukung
Verifikasi dapat dilakukan dengan singkat, yaitu dengan cara
mengumpulkan data baru

Berdasarkan analisis interactive model, kegiatan pengumpul


an data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan / verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut,
berulang, dan terus menerus
Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai
rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul

Model Penelitian Kualitatif Versi Bogdan dan


Biklen
Bogdan dan Biklen membedakan waktu analisis

27
menjadi dua, yaitu:
Analisis sewaktu masih di kancah/lapangan (analysis
in the field)
Analisis sesudah selesai di lapangan

Data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif


Informan dalam metode kualitatif berkembang terus
(snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data
yang dikumpulkan dianggap memuaskan atau jenuh
(redundancy).
Istilah lain penelitian kualitatif adalah:
The postpositivistic, Ethnographic, phenomenological,
subjctive, case study, fieldwork, soft data, symbolic
interaction, inner perspective, ethnomethodological,
descriptive, participant observation, chicago school, life
history, ecological, qualitative, humanistic, dan
perspective emic (mengutamakan pendapat informan)

Alat pengumpul data atau instrumen penelitian dalam


metode kualitatif ialah si peneliti sendiri.
Jadi, peneliti merupakan key instrument, dalam
mengumpulkan data, si peneliti harus terjun sendiri ke
lapangan secara aktif.
Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah:
Observasi partisipasi
Wawancara
Dokumentasi

Langkah-langkah Penelitian Kualitatif


Sebenarnya tidak ada langkah yang baku dalam
penelitian kualitatif Karena langkah-langkahnya tidak
linier seperti dalam penelitian kuantitatif, melainkan

28
sirkuler sehingga dapat dimulai dari mana -pun Langkah-
langkah penelitian kualitatif dapat dibagi atas:
1. Orientasi atas bacaan 2. Wawancara ke lapangan 3.
Eksplorasi: mengumpulkan data berdasarkan fokus
penelitian yang sudah jelas 4. Member check:
memeriksakan laporan sementara penelitiannya kepada
informan atau kepada pembimbing

Studi Pendahuluan
Guna: untuk menjajaki keadaan di lapangan, masalah
apakah kiranya yang layak dan penting untuk diteliti
Studi lapangan bersifat anjuran sebelum mengadakan
penelitian, baik untuk penelitian kuantitatif maupun kuali
tatif Masalah pada mulanya sangat umum, kemudian
mendapatkan fokus yang menjadi tujuan.

Tujuan Member Check


 Agar informan dapat memberikan informasi baru
lagi atau
 Informan dan pembimbing dapat menyetujui
kebenarannya sehingga hasil penelitian lebih dapat
dipercaya
 Pembuatan Pradesain Penelitian
 Teori yang digunakan tidak dapat ditentukan
sebelumnya secara apriori
 Penelitian tidak bertujuan untuk menguji atau
membuktikan teori seperti dalam metode kuantitatif,
melainkan untuk dikembangkan yang akhirnya
menemukan teori baru ber -dasarkan data yang

29
didapatkannya di lapangan

Proses Penelitian Grounded menurut


Schlegel (1984:13)
Data------------ Uraian berdasarkan data -----------
Analisis menjadi konsep dan hipotesis
berdasarkan data-------------- Teori yang
menerangkan data

Komponen dalam Analisis Data (Interactive


Model)
Data display
Data collection
Data reduction
Conclusions: drawing/verifying
(Miles dan Huberman, 1992)

Berdasarkan analisis interactive model, kegiatan


pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan / verifikasi merupakan proses
siklus dan interaktif
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut,
30
berulang, dan terus menerus
Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul
menyusul

Model Penelitian Kualitatif Versi Bogdan dan


Biklen
Bogdan dan Biklen membedakan waktu analisis
menjadi dua, yaitu:
Analisis sewaktu masih di kancah (analysis in the
field)
Analisis sesudah selesai di lapangan

Langkah-langkah Analisis di Kancah/Lapangan:


1) Mengdakan penelitian yang mendalam
2) Memuat keputusan sesuai dengan tipe penelitian yang
ingin dicapai
3) Mengembangkan pertanyaan analisis
4) Merencanakan pengumpulan data yang akan
ditemukan melalui pengamatan
5) Menulis beberapa komentar pengamat tentang ide-ide
umum
6) Menulis memo untuk diri sendiri tentang apa yang
sedang Anda teliti
7) Menuji coba tema terhadap subjek
8) Memulai meluncurkan literatur sementara Anda masih
di lapangan
9) Bermain dengan methapor, analogi-analogi, dan
konsep-konsep

31
Analisis Sesudah Pengumpulan Data
Dengan mengembangkan kategori koding, misal dengan
membuat klasifikasi berdasarkan hal berikut:
1. Pengaturan atau kode konteks tentang hal ihwal
konteks dari setting penelitian
2. Definisi kode-kode situasi
3. Perspektif subjek
4. Cara berpikir tentang orang dan objek
5. Proses
6. Kegiatan-kegiatan
7. Strategi-strategi
8. Hubungan-hubungan dan struktur sosial
9. Metode-metode
10.Sistem pengkodean preassigned

Tabel Perbedaan Metode Kuantitatif dengan Kualitatif

Sumber : Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen. 1993 : 380) dalam: Lexy
J.Moleong: 2000)

No Metode Kuantitatif  Metode Kualitatif
1 Hipotesisis dibuat sejak awal hipotesis dapat dibuat seiring
penelitian- berjalannya penelitian.

2 Sejak awal penelitian definisi Definisi dibuat sesuai konteks


sudah disebutkan dan atau saatpenelitian
berlangsung

3 Reduksi data diubah dalam Ungkapan atau pernyataan


bentuk angka-angka dalam bentuk deskripsi naratif
atau kata-kata
4 mengutamakan nilai reliabilitas penelitian
melalui instrumen cukup menyimpulkan reliabili-

32
tas
5 perhitungan statistic Cross check sumber informasi 
untuk menilaian  validitas untuk menilaivaliditas
6 Prosedur dibuat Deskripsi prosedur dibuat
jelas danterinci secara naratif
7 Menggunakan Sampling Menggunakan Sampling
random- purposive
8 Membuat  Analisis logis dilakukan untuk 
desain/kontrolstatistik atas mengontrol variabel ekstern
variabel eksternal
9 Mengontrol bias prosedur Mengontrol bias dilakukan
mengunakan desain khusus oleh peneliti sendiri
10 Kesimpulan dari hasil statistik Kesimpulan dibuat secara naratif
11 Pemecahan gejala dibuat menjadi Secara keseluruhan gejala yang
bagian untuk dianalisis muncul dapat dilihat
12 Aspek, situasi atau kondisi dapat Gejala-gejala yang terjadi dibuat
dimanipulasi melalui gejala yang secara alamiah atau membiarkan
kompleks keadaan aslinya

Keunggulan Kualitatif dari Penelitian Kuantitatif


Oevermann et al. (1996) menyatakan bahwa metode kuantitatif
hanya merupakan jalan pintas ekonomi dari proses pembuatan
data,
sedangkan metode kualitatif, khususnya hermeneutika objektif
yang dikembangkan Oevermann, mampu memberikan penjelasan
ilmiah aktual tentang fakta.
Kleining(1995) berpendapat bahwa metode kualitatif dapat hidup
dengan sangat baik tanpa penggunaan metode kuantitatif di
kemudian hari, sedangkan metode kuantitatif membutuhkan
metode kualitatif untuk menjelaskan hubungan yang mereka
temukan.
Metode kualitatif dinilai sebagai yang paling sesuai dalam
menjawab pertanyaan sosiologis mikro dan metode kuantitatif
untuk menjawab pertanyaan sosiologis makro.

33
Pendapat tersebut memperjelas bahwa dalam kesehatan
masyarakat metode kualitatif lebih baik daripada metode
kuantitatif yang mengarah pada hasil yang relevan pada tingkat
topik sosial-politik dan hubungan karena kompleksitasnya.
Dengan demikian, alasan untuk keunggulan penelitian kualitatif
ditemukan baik pada tingkat program penelitian dan pada tingkat
kesesuaian dengan masalah yang diteliti.

Etika Penelitian
Setiap peneliti wajib menaati kaidah-kaidah peneliti
an ter utama yang bersangkutan dengan kode etik
seorang peneliti:
1. Bidang yang diteliti merupakan bidang yang sesuai
dengan keahlian peneliti. Jadi peneliti menguasai
subjek dari penelitian.
2. Semua informasi yang diterima harus dirahasiakan
baik nama pemberi informasi maupun catatan-catat
an informasi yang diberikan apapun risiko yang
harus dihadapinya.
3. Responden tidak boleh dilibatkan untuk bertang
gung jawab atas resiko laporan hasil penelitian.
Hasil penelitian adalah tanggung jawab dari si
peneliti.
4. Peneliti yang baik tidak akan memaksakan respon
den untuk menjawab informasi, karena pemberian
informasi tidak boleh dilakukan di bawah tekanan.
Semua informasi bersifat sukarela dan dilakukan
dengan kesadaran penuh.
5. Jangan melakukan rekayasa hasil penelitian
dengan mengatasnamakan responden. Informasi
dari responden sama sekali tidak boleh diubah.
Rekayasa yang bertujuan untuk mengikuti asumsi
peneliti adalah sebuah kejahatan penelitian itu
34
sendiri karena sejati nya bertentangan dengan
prinsip mencari kebenaran secara objektif. (Husaini
Usman, dkk)

Perbedaan Istilah dalam Kuantitatif dan Kualitatif

Aspek Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


Nilai Kebenaran Validitas internal Kredibilitas
(credibility)
Penerapan Validitas eksternal Fittingness
aplikasi (kesesuaian)
transferability
(keteralihan),
Konsistensi Reliabilitas Auditability ,
dependability
(keteguhan)
Netralitas Objektivitas Confirmability
(dapat
dibenarkan)

Kredibilitas (dpt dpercaya)


Kesesuaian antara konsep peneliti dan konsep
informan
Agar kredibilitas terpenuhi, maka:
 Waktu yang digunakan penelitian harus cukup
lama
• Pengamatan yang terus-menerus
• Mengadakan triangulasi
• Menganalisis kasus negatif
• Menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan
data
• Menggunakan member check

35
Transferabilitas
 Transferabilitas/keteralihan adalah apabila hasil
penelitian kualitatif itu dapat digunakan atau
diterapkan pada suatu kasus atau situasi lainnya
• Transferabilitas dapat ditingkatkan dengan cara
melakukan penelitian di beberapa lokasi

Dependabilitas dan Konfirmabilitas


• Dependabilitas adalah apabila hasil penelitian
memberikan hasil
yang sama dengan penelitian yang diulangi pihak lain
 Untuk membuat penelitian kualitatif memenuhi
dependabilitas, maka perlu disatukan dengan
konfirmabilitas
 Hal ini dikerjakan dengan cara audit trail

Ciri-ciri Metode Kualitatif


1. Sumber data berada dalam situasi yang wajar (natural
setting), tidak dimanipulasi oleh angket dan tidak
dibuat-buat sebagai kelompok eksperimen
2. Laporannya sangat deskriptif
3. Mengutamakan proses dan produk
4. Peneliti sebagai instrumen penelitian (key instrumen)
5. Mencari makna, dipandang dari pikiran dan perasaan
informan
6. Mementingkan data langsung (tangan pertama),
karena itu pengumpulan datanya mengutamakan
36
observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi
7. Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan
kebenaran data yang diperoleh kepada pihak lain
8. Menonjolkan rincian yang kontekstual, yaitu
menguraikan sesuatu secara rinci tidak terkotak-kotak

9. Subjek yang diteliti dianggap berkedudukan yang


sama dengan peneliti, peneliti bahkan belajar kepada
informannya
10. Mengutamakan perspektif emik, yaitu pendapat
informan daripada pendapat peneliti sendiri (etik)
11. Mengadakan verifikasi melalui kasus yang
bertentangan (analisis kasus negatif).
12. Sampel dipilih secara purposive
13. Menggunakan audit trail, yaitu memeriksa data
mentah, analisis, dan kesimpulan kepada pihak lain,
biasanya pembimbing
14. Partisipasi peneliti tidak mengganggu natural setting
15. Analisis data dilakukan sejak awal sampai penelitian
berakhir
16. Desain penelitian tampil selama proses penelitian
(emergent / sementara)

“Gaya” Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Kuantitatif Kualitatif
Mengukur fakta-fakta Mengkonstruksikan realitas
objektif dan makna kultural
Fokus pada variabel- Fokus pada proses dan
variabel peristiwa secara interaktif
Reliabilitas adalah kunci Otentisitas adalah kunci
Bebas nilai Hadirnya nilai secara

37
eksplisit
Bebas dari konteks Dibatasi situasi
Banyak kasus dan Sedikit kasus dan subjek
subjek
Analisis statistik Analisis tematik
Peneliti terpisah Peneliti terlibat

Sumber: W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative


and Quantitative Approaches, (Needham Heights, MA: Allyn& Bacon,
1997), hlm. 14.

Asumsi Pertanyaan Kuantitatif Kualitatif


Asumsi Apakah Realitas Realitas bersifat
ontologis sifat dasar bersifat subjektif dan ganda
realitas? objektif dan sebagaimana
singular, terlihat oleh
terpisah dari partisipan dalam
peneliti studi
Asumsi Bagaimana Peneliti Peneliti berinteraksi
epistemologi hubungan independen dengan yang diteliti
s antara dari yang
peneliti diteliti
dengan
yang
diteliti?
Asumsi Bagaimana Bebas nilai Sarat nilai dan bias
aksiologis peranan dan
dari nilai? menghindarka
n bias
Asumsi Bagaimana • Formal • Informal
retoris penggunaa • Berdasar  Mengembangkan
n bahasa definisi keputusan-
penelitian? • Impersonal keputusan
• • Personal
Menggunakan • Menggunakan

38
bahasa bahasa kualitatif
kuantitatif
Asumsi Bagaimana Proses • Proses induktif
metodologis dengan deduktif Sebab •Faktor-faktor
proses akibat Desain dibentuk secara
penelitian? statis-kategori simultan
membatasi • Desain
sebelum studi berkembangkategor
Bebas konteks i diidentifikasi
Generalisasi selama proses
mengarah penelitian
pada prediksi, • Ikatan konteks
eksplanasi dan • Pola dan teori
pemahaman dibentuk untuk
Akurasi dan pemahaman
reliabilitas • Akurasi dan
melalui reliabilitas dibentuk
validitas dan melalui verifikasi
reliabilitas
Sumber: John W. Creswell, Research Design: Qualitative and
Quantitative Approaches, (California: Sage Publications, Inc, 1994),
hlm. 5

Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif


(Kinayati)
Paradigma
No Aksioma Kuantitatif Kualitatif
1. Hakikat Tunggal, fragmentaris, Jamak, holistik
realitas dapat dipecah-pecah
2. Hubungan Terpisah (peneliti tidak Interaktif (peneliti
peneliti harus ke lapangan/ harus datang
dengan yang boleh orang lain). sendiri ke
diteliti Instrumen adalah pinsil lapangan).
dan kertas Instumen adalah
peneliti sendiri.
3. Kemungkinan Memungkinkan adanya Idiograafik :
39
generalisasi generalisasi yang bersifat khusus,
bebas konteks/ spesifik.
nomotetik. Artinya bisa Generalisasi
berlaku di mana-mana terikat pada
konteks
4. Kemungkinan Hubungan antar sebab Tidak
hubungan akibat jelas, misalnya : dimungkinkan
sebab-akibat x y memisahkan
sebab akibat.
Contoh : belum
tentu
x y
y x
5. Peranan nilai Bebas nilai. Contoh : Terikat pada
(value) beberapa peneliti yang nilai. Contoh :
menggunakan beberapa peneliti
metodologi yang sama dengan titik
akan menghasilkan keberangkatan
nilai yang sama yang sama,
walaupun
objeknya sama,
hasilnya akan
berbeda.
6. Objek Produk. Contoh : hasil Proses nilai
belajar yang terefleksi (value).
dari NEM/rapor (grade) Bagaimana
produk itu
diproses sampai
jadi.
7. Posisi teori Masalah --- teori --- Masalah --- data
data (apriori) logiko teori (aposteriori)
hipotetico verifikatif induktif
(deduktif)
8. Tujuan Menguji teori Menemukan teori
(dalam kaitan
dengan teori)
9. Tingkat Objektif Subjektif

40
Empat Kombinasi Alternatif Tuntutan Pengetahuan, Strategi,
dan Metode Penelitian (Creswell, 2003: 20)

Pendekatan Tuntutan Strategi Metode


Penelitian Pengetahuan Penelitian Gabungan

Kuantitatif Asumsi Desain Pengukuran


Pospositivisme Eksperimentalsikap,
tingkatan
(rating)
prilaku
Kualitatif Asumsi Desain Wawancara
Konstruktivisme Etnografis terbuka
Metode Asumsi Desain Metode Pengukuran
Gabungan Pragmatik Gabungan tertutup,
observasi
terbuka

Model – model Kualitatif


Model-model kualitatif dapat dikelompokkan menjadi 4
model:
a. Grounded research – Glaser & Strauss
Grounded research banyak memberi sumbangan
operasional kualitatif, terutama dalam mencari dan
merumuskan teori berdasarkan data empirik. Glaser &
Strauss member peluang pengembangan teori
substantive menjadi teori formal.
b. Etnometodologi – Bodgan
Etnometodologi lebih banyak sumbangannya terhadap
metode kualitatif, tetapi banyak hal masih terpaku pada
metode kuantitatif, antara lain dengan validasi,
reliabilitas.
c. Paradigma naturalistik – Guba & Lincoin
Paradigma naturalistik dapat dibandingkan dengan latar
alami dalam kualitatif. Model ini digunakan dengan
41
model Grounded research dan Etnometodologi menjadi
ciri kualitatif yang paling konsekuen adalah model ini.
d. Interaksi simbolik –Blumer
Model interaksi simbolik menjurus ke kuantitatif-
statistik-positivistik. Pendekatan positivistic yang
dikritik oleh pendekatan rasionalisme karena tidak
adanya grand-theory (yang dihasilkan hanya tesis-tesis
spesifik yang tidak direkonstruksi).

Karakteristik penelitian Naturalistik


Guba (1985: 39 – 44) mengetengahkan empat belas
karakteristik penelitian naturalistik, yaitu :
a. Konteks natural (alami), yaitu suatu konteks keutuhan
(entity) yang tak akan dipahami dengan membuat
isolasi atau eliminasi sehingga terlepas dari konteks
nya.
b. Manusia sebagai instrumen. Hal ini dilakukan karena
hanya manusia yang mampu menyesuaikan diri
dengan berbagai ragam realitas dan menangkap
makna, sedangkan instrumen lain seperti tes dan
angket tidak akan mampu melakukannya.
c. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan. Sifat
naturalistic memungkinkan mengungkap hal-hal yang
tak terkatakan. Sifat naturalistik memungkinkan meng
ungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat mem
perkaya hal-hal yang diekspresikan oleh responden.
d. Metoda kualitatif. Sifat naturalistik lebih memilih
metode kualitatif dari pada kuantitatif karena lebih
mampu mengungkap realistas ganda, lebih sensitif
dan adaptif terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
e. Pengambilan sample secara purposive.
f. Analisis data secara induktif, karena dengan cara
tersebut konteksnya akan lebih mudah dideskripsikan.
Analisis data induktif menurut paradigma kualitatif
adalah analisis data spesifik dari lapangan menjadi
unit-unit dan dilanjutkan dengan kategorisasi.
g. Grounded theory. Sifat naturalistik lebih mengarahkan
42
penyusunan teori diangkat dari empiri, bukan
dibangun secara apriori. Generalisasi apriorik nampak
bagus sebagai ilmu nomothetik, tetapi lemah untuk
dapat sesuai dengan konteks idiographik.
h. Desain bersifat sementara. Penelitian kualitatif natural
istic menyusun desain secara terus menerus disesuai
kan dengan realita di lapangan tidak menggunakan
desain yang telah disusun secara ketat. Hal ini terjadi
karena realita di lapangan tidak dapat diramalkan
sepenuhnya.
i. Hasil dirundingkan dan disepakati bersama antara
peneliti dengan responden. Hal ini dilakukan untuk
menghindari salah tafsir atas data yang diperoleh
karena responden lebih memahami konteksnya
daripada peneliti.

j. Lebih menyukai modus laporan studi kasus, karena


dengan demikian deskripsi realitas ganda yang tampil
dari interaksi peneliti dengan responden dapat ter
hindar dari bias. Laporan semacam itu dapat menjadi
landasan transferabilitas pada kasus lain.
k. Penafsiran bersifat idiographik (dalam arti keberlakuan
khusus), bukan ke nomothetik (dalam arti mencari
hukum keberlakuan umum), karena penafsiran yang
berbeda nampaknya lebih member makna untuk
realitas yang berbeda konteksnya.
l. Aplikasi tentatif, karena realitas itu ganda dan berbeda
Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus,
ikatan keseluruhan tidak dihilangkan, tetap terjaga
keberadaannya dalam konteks, tidak dilepaskan dari
nilai lokalnya.
m. Kriteria keterpercayaan. Dalam penelitian kuantitatif
keterpercayaan ditandai dengan adanya validitas dan
reliabilitas.

43
Menurut Kirk dam Miller ciri-ciri Penelitian Kualitatif
adalah sbb:
Ciri- ciri pokok Penelitian Kualitatif
Naturalistic Inquiry Mempelajari situasi dunia nyata
secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,; terbuka
pada apapun yang timbul.
Inductive analysis Mendalami rincian dan kekhasan data
guna menemukan kategori, dimensi, dan kesaling hubung
an.
Holistic perspective Seluruh gejala yang dipelajari
dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari
sekedar penjumlahan
Qualitative data Deskriptif terinci, kajian dilakukan secara
mendalam
Personal contact dan insight Peneliti mempunyai
hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang
dan situasi, gejala yang sedang dipelajari Dynamic
system Memperhatikan proses; menganggap perubahan
bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara
individu maupun budaya secara keseluruhan Unique case
orientation Menganggap setaip kasus bersifat khusus dan
khas Context sensitivity Menempatkan temuan dalam
dalam konteks sosial, historis dan waktu Emphatic
netrality Penelitian dilakukan secara netral agar objektif
tapi bersifat empati. Design flexibility Design penelitian
nya bersifat fleksibel, terbuka, beradaptasi sesuai per
ubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku. (sumber: Patton,
1990: 40-41).

44
Setelah mensintesiskan pendapat Bogdan & Biklen
dengan pendapat Lincoln & Guba, Moleong
mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif
yaitu :
1. Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah
dalam suatu keutuhan)
2. Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat
pengumpulan data yang utama)
3. Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah
metode kualitatif)
4. Anslisis data secara induktif (mengacu pada temuan
lapangan)
5. Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah
penyusunan teori berdasarkan data)
6. Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka- angka)
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya
batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai
masalajh dalam penelitian)
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya
versi lain tentang validitas, reliabilitas dan objektivitas)
10. Desain yang bersifat sementara (desain penelitian
terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan)
11. Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama
(hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
antar peneliti dengan sumber data)

Dengan memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif


yang dikemukakan para ahli sebagaimana dikemukakan di
atas, nampaknya lebih bersifat saling meleng- kapi dan
menambah, karakteristik yang dikemukakan oleh Patton
lebih bersipat umum yang merupakan ciri-ciri dasar,
rumusan Moleong sudah menambahkan hal-hal yang
bersifat operasional penelitian. Dengan beberapa variasi
tersebut maka akan lebih menambah pemahaman
mengenai metode penelitian kualitatif.

45
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan
informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut  Metode penelitian mem
berikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi
antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan
langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya
diolah dan dianalisis.
Metode Penelitian Menurut Para Ahli
Nasir menjelaskan bahwa metode penelitian ialah cara
utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan &
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
Winarno menjelaskan bahwa metode penelitian adalah
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti
& sistematik.
Muhiddin Sirat menjelaskan bahwa metode penelitian
merupakan suatu langkah memilih masalah & penentuan
judul penelitian

Metode Penelitian Kualitatif


Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandas kan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilaku
kan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode
baru, karena popularitasnya belum lama, dianamakan
postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post
46
positivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artis
tik, karena penelitian lebih bersifat fleksibel (kurang
terpola), dan disebut sebagai metode interpretatif karena
data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi
terhadap data yang ditemukan di lapangan.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode peneli
tian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (nantural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode
ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antro
pologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
(Sugiyono , 2013:7)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian


yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpul
an data dilakukan dengan triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih
mekankan makna dari pada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah
sebuah metode riset yang sifatnya deskriptif, menggunakan
analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan pendukung, serta menghasilkan suatu teori.

Metode Penelitian Naturalistik


Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kuali
tatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

47
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabung
an), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Contoh: penelitian untuk mengungkapkan makna upacara
ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk
mengungkapkan makna sebenarnya dari kegiatan demons
trasi berbagai kelompok masyarakat, penelitian untuk
menemukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), penelitian untuk
menemukan metode mengajar yang paling efektif untuk
anak yang berasal dari daerah terpencil.

Penelitian kualitatif memakai metode partisipatif


dimana peneliti harus terjun langsung menjadi
partisipan aktif di kehidupan responden. Tetapi harus
diingat bahwa peneliti:
1. Harus merasakan diri berbeda dengan informan,
dimana agar dapat melakukan penelitian secara
objektif.
2. Mencatat data dan fakta dengan tidak memberikan
interpretasi ataupun opini.
3. Pencatatan harus dilakukan dengan formal, teliti dan
konsisten sesuai dengan tujuan dalam penelitiannya.
4. Fenonema yang ada harus dilihat dari konteksnya
baik secara fungsi maupun strukturnya. Artinya sebuah
peristiwa yang menarik perhatian untuk diteliti harus
dilihat alasan dia melakukan itu dari sudut konteks
budaya yang diteliti.
Pendekatan kualitatif melakukan pendekatan emic dan
etic. Emic artinya mengerti suatu fenomena dalam
rangka konseptual informan. Pendekatan etic adalah
mengerti suatu fenomena dengan mengacu kepada
nilai-nilai yang dianut si peneliti. Keduanya biasa
dipakai khususnya dalam penelitian gereja, di mana
dalam analisis dan saran bisa dimasukkan pandangan
48
dan usulan dari luar.
Penelitian kualitatif lebih kepada studi kasus di lapang-
an, misalnya masalah etnografi, dsb.

Ciri-ciri penelitian kualitatif :


1. Terjadi dalam latar alamiah (natural setting), latar
penelitian tidak direkayasa tetapi alamiah/ natural.
2. Human instrument : peneliti menjadi instrument
utama dalam penelitian (antara peneliti dengan yang
diteliti tak dapat dipisah).
3. Pemanfaatan intuisi peneliti : propotional knowledge
(teori formal), yaitu teori yang diperoleh dari para ahli
dan intuitive knowledge, yaitu pengetahuan yang
datang dari intuisi. Panca indera tidak selamanya dapat
mengungkap realita tetapi nuansa-nuansa batin bisa
menangkap/ memaknakan realita.

Kesimpulan
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan
informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut.  Metode penelitian mem
berikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi
antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan
langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya
diolah dan dianalisis
Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang
fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh karena
nya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian
49
dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang
lebih komprehensif. Penelitian kualita tif yang memper
hatikan humanisme atau individu manusia dan perilaku
manusia merupakan jawaban atas kesadaran bahwa
semua akibat dari perbuatan manusia terpengaruh
pada aspek-aspek internal individu. Aspek internal
tersebut seperti keperca yaan, pandangan politik, dan
latar belakang sosial dari individu yang bersangkutan.

Pola pendekatan kualitatif


Pola pendekatan kualitatif berbeda dengan penelitian
lainnya, dimana bukan dimulai dari teori tetapi dimulai
dari pendekatan kepada kenyataan atau fakta yang ada
di lapangan, apa yang dialami oleh responden, dan
sesudah itu baru dicari rujukan teorinya. Jadi peneliti
melakukan pengamatan terhadap orang dalam lingkung
an hidupnya (konteksnya), melakukan interaksi dengan
mereka, berusaha untuk memahami bahasa dan
tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Dalam
konteks pendidikan, mereka berupaya untuk memaha
mi sebuah proses yang terjadi di dalam sekolah.
Dengan kata lain penelitian kualitatif berupaya
menemukan makna.

Etika Penelitian Naturalistik:


1. Bidang yang diteliti merupakan bidang yang
sesuai dengan keahlian peneliti.
2. Semua informasi yang diterima harus
dirahasiakan baik nama pemberi informasi
maupun catatan-catatan informasi yang diberikan.
3. Responden tidak boleh dilibatkan untuk
50
bertanggung jawab atas resiko laporan hasil
penelitian.
4. Peneliti yang baik tidak akan memaksakan
responden untuk menjawab pertanyaan/informasi,
karena pemberian informasi tidak boleh dilakukan
di bawah tekanan.
5. Tidak melakukan rekayasa hasil penelitian dengan
mengatasnamakan responden. Informasi dari
responden sama sekali tidak boleh diubah.

Teori-Teori Penopang Penelitian Kualitatif


Utama
 Fenomenologi
 Hermeneutik/ Ilmu tafsir
Tambahan/penopang
 Etnometodologi
 Simbolik
 Teori Budaya

Keterangan :
1. Fenomenologi : kajian sosiologi yang mengkaji
pemahaman terhadap subjek penelitian berdasarkan
perspektif subjek yang diteliti (emphatic
understanding). Yang dikaji jangan hanya ada pada
benda/ realita yang kita lihat tetapi harus dilihat juga
dibalik realita itu.
2. Hermeneutik/ Ilmu tafsir : kajian tentang penafsiran
suatu objek. Contoh : sebuah buku ditafsirkan oleh 5
orang akan timbul 5 macam penafsiran. Namun
kontribusi dari 5 penafsiran ini akan memberikan
kekayaan makna.
3. Etnometodologi : cabang sosiologi modern, mengkaji

51
kehidupan manusia pada umumnya. Mengapa
modern? Biasanya sosiologi hanya mengkaji suku-
suku terasing (ortodoks), sedangkan etnometodologi
mengkaji manusia secara umum.
4. Interaksi Simbolik : Simbol yang dimufakati bersama
oleh 10 orang, bila ditafsirkan lain dari permufakatan
masing-masing orang tadi, tidak menjadi soal karena
hal ini justru akan menambah kekayaan makna.
5. Teori Budaya , Way of Life , Pandangan hidup ini
sangat luas. Hal ini terefleksi dari:
a. Pengetahuan -------wawancara
b. Perilaku -------- pengamatan
c. Artefak, adalah benda yang dibuat dan digunakan
manusia masa lampau. Contoh : pakaian,
perumahan, prasasti (pengamatan, analisis
dokumen)

Perilaku dan artefak


Perilaku dan artefak adalah hal-hal yang bisa diamati
dari luar saja, sedangkan bagian dalamnya harus
dipelajari melalui wawancara. Kalau peneliti hanya
menarik kesimpulan dari apa yang tampak begitu saja
(perilaku dan artefak) maka kesimpulan tersebut ber
sifat dangkal, tidak mencerminkan realitas yang
sebenarnya. Jika hal itu diaplikasikan pada komunitas
yang luas maka hal itu ada benarnya. Tetapi kalau
diaplikasikan pada orang per orang, stereotipe tadi
menyesatkan. Oleh sebab itu penelitian kualitatif harus
mendasarkan pada 3 pilar teori budaya supaya
pemahaman menjadi lengkap

Pemahaman yang Mendalam

52
Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam penelitian
yang digali dalam menemukan suatu data maka dapat
diartikan bahwa semakin baik kualitas penelitian
tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau
objek penelitian, metode penelitian kualitatif memiliki
objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan peneliti
an kuantitatif, sebab kualitatif lebih mengedepankan
kedalaman makna pada data, bukan kuantitas data.

Kredibilitas
Kesesuaian antara konsep peneliti dan konsep
informan
Agar kredibilitas terpenuhi, maka:
 Waktu yang digunakan penelitian harus cukup lama
• Pengamatan yang terus-menerus
• Mengadakan triangulasi
• Menganalisis kasus negatif
• Menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data
• Menggunakan member check

Transferabilitas
 Transferabilitas adalah apabila hasil penelitian kualitatif itu
dapat digunakan atau diterapkan pada suatu kasus
atau situasi lainnya
• Transferabilitas dapat ditingkatkan dengan cara melakukan
penelitian di beberapa lokasi

Dependabilitas dan Konfirmabilitas


• Dependabilitas adalah apabila hasil penelitian memberikan
hasil yang sama dengan penelitian yang diulangi pihak lain
 Untuk membuat penelitian kualitatif memenuhi

53
dependabilitas, maka perlu disatukan dengan
konfirmabilitas
 Hal ini dikerjakan dengan cara audit trail

Keterangan:
Triangulasi merupakan salah satu pendekatan yang
dilakukan peneliti untuk menggali dan melakukan teknik pengolahan
data kualitatif. Teknik triangulasi bisa diibaratkan sebagai teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara
terhadap objek penelitian.
Triangulasi dalam penelitian kualitatif.
Pengecekan data untuk memperoleh keyakinan terhadap kebenaran data
pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan  triangulasi.
Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap kebenarannya
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain atau berbagai
paradigma triangulasi.

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang


dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan  dan menganalisis data. Ide
dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan
baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai
sudut pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang
berbeda-beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang
handal.  Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau
informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang
berbeda dengan cara mengurangi sebanyak  mungkin bias  yang terjadi
pada saat pengumpulan dan analisis data.
Triangulasi adalah pendekatan yang dilakukan peneliti untuk menemukan
lebih banyak perspektif terkait data yang ditemukan.
Selain itu, umumnya triangulasi juga digunakan untuk mengecek
54
validitas data. Jadi, kamu bisa tahu apakah data yang kamu temukan layak
untuk dipresentasikan atau tidak.

Teknik keabsahan data


Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif selain
terianggulasi di antaranya yaitu uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji
dependabilitas, dan uji konfirmabilitas.

Uji Konfirmabilitas
Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji
objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif apabila hasil penelitian
telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji Konfirmabi -
lity mirip dengan uji Dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan
secara bersamaan. Menguji Konfirmabilitas berarti menguji hasil peneliti-
an, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian
tersebut telah memenuhi standar Konfirmabilitas. Dengan demikian,
dalam penelitia kualitatif ini uji konfirmabilitas dilakukan bersamaan dengan
uji Dependability oleh dosen pembimbing atau para pakar yang lain.

Instrumen Penelitian
Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif peneliti itu sendiri
merupakan instrumen utamanya. Karena itu, kualitas penelitian kualitatif
sangat tergantung pada kualitas diri penelitinya, termasuk pengalamannya
melakukan penelitian merupakan sesuatu yang sangat berharga. Semakin
banyak pengalaman seseorang dalam melakukan penelitian, semakin peka
55
memahami gejala atau fenomena yang diteliti. Namun demikian, sebagai
manusia, seorang peneliti sulit terhindar dari bias atau subjektivitas. Karena
itu, tugas peneliti mengurangi semaksimal mungkin bias yang terjadi agar
diperoleh kebenaran utuh. Pada titik ini para penganut kaum positivis
meragukan tingkat ke’ilmiah’an  penelitan kualitatif. Malah ada yang secara 
ekstrim menganggap penelitian kualitatif tidak ilmiah. Padahal penelitian
positivis memiliki juga kekurangan, apalagi kalau penelitian kuantitatif ilmu
sosial atau humaniora. Jadi, baik penelitian kuantitatif atau kualitatif tetap
memiliki kelebihan dan kekuranga.

D. Data dan Sumber Data


1. Data
Data adalah suatu informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian.10 Data yang dikumpulkan tersebut bersijfat diskriptif dalam
bentuk kata-kata atau gambar. Data tersebut dapat diperoleh melalui
interview, catatan pengamatan lapangan, potret, tape video, dokumen
perorangan, memorandum dan dokumen resmi.
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti mengenai
aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas sebagai data tambahan
dalam menentukan subyek wawancara.
b. Hasil angket , hasil angket untuk mengidentifikasi tipe gaya belajar siswa
sekaligus untuk menentukan subyek wawancara. Hasil tes siswa adalah
hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan peneliti.

Tes dilakukan untuk mendapatkan data tentang bagaimana kemampuan


berpikir kreatif siswa pada materi garis dan sudut. Sehingga dengan
adanya data hasil tes ini dapat diketahui bagaimana kemampuan berpikir
kreatif siswa pada materi garis dan sudut.
56
c. Hasil wawancara antara peneliti dengan siswa yang dijadikan subjek
penelitian untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan berpikir
kreatif siswa berdasarkan gaya belajar pada materi garis dan sudut.
d. Hasil dokumentasi, data ini berupa foto pelaksanaan penelitian, data
tentang profil sekolah dan sebagainya.

2. Sumber data
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber pertama yang ada di
lapangan. Adapun yang termasuk sumber data primer adalah sebagai
berikut.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan sumber data selain
sumber data primer yang berkaitan dengan penelitian dan berfungsi
sebagai pendukung atau pelengkap data yang diperoleh dari sumber data
primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa
dokumentasi hasil dari pada penelitian, foto ,dokumen, dan data-data lain
yang mendukung data primer.

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standart untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
penelitian adalah mendapatkan data.

57
Jenis-jenis Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis ter -hadap fenomena yang hendak diteliti.
Observasi meliputi kegiatan fisik yaitu mata, telinga, dan
juga kegiatan psikologis di mana melibatkan keingintahuan
kita. Hal yang perlu dilakukan agar observasi dapat berjalan
dengan baik:
a. Amati data-data yang ada sebanyak-banyaknya.
b. Libatkan orang lain.
c. Mampu beradaptasi dengan cara ikuti kebiasaan
setempat, kurangi prasangka, miliki proyeksi.
Dalam observasi si peneliti harus membawa:
a. Buat catatan.
b. Gunakan media elektronik untuk merekam gambar,
suara, ataupun momen yang hendak diamati.
c. Cari narasumber atau pengamat yang akan memberikan
persepsi.
d. Fokus kepada data yang diteliti.
e. Klasifikasikan fenomena dalam grupnya.
f. Gunakan bahan perpustakan seperti buku untuk
menambah persepsi tentang objek yang diteliti. Contoh:
Tentang Suku Dayak, Suku Batak, banyak diterbitkan
buku tentangnya.

Pedoman dalam melaksanakan observasi:


a. Kuasai apa dan bagaimana observasi. itu
b. Sejajarkan dengan tujuan penelitian.
c. Buat catatan dengan sistematis menurut kategorinya.
d. Observasi jangan terlalu banyak kategorinya, cukup
hal yang kecil namun efektif.
e. Pelihara hubungan dengan masyarakat yang
diobservasi.
f. Periksa alat bantu dan waktunya.

58
Jenis-jenis Observasi:
a. Observasi partisipatif
Peneliti terlibat langsung dalam objek yang diteliti.
Misalnya, Anda adalah guru di sebuah sekolah di mana
sekolah itu diteliti.
b. Observasi nonpartisipatif
Peneliti hanya menjadi "penonton" bagi objek yang diamati.
c. Observasi sistematis
Peneliti sudah menyiapkan kerangka acuan hal-hal yang
akan diamatinya
d. Observasi eksperimental
Peneliti menyiapkan suatu suasana yang mirip dengan
aslinya, lalu diamati.

Alat bantu observasi:


a. Daftar riwayat kehidupan
b. Catatan berkala
c. Daftar catatan
d. Pencatatan menurut tingkatannya
e. Alat elektronik
Tingkat keberhasilan observasi:
a. Bila berhasil meminimalisasi prasangka dan keinginan
pengamat.
b. Bila mengoptimalkan alat bantu observasi.
c. Bila mampu melibatkan orang lain dalam pengamatan.
d. Bila mampu melihat hubungan sebab akibat.
e. Bila bisa mencatat dan membuat record secara teliti
f. Bila pengamat telah memiliki persepsi yang cukup
tentang objek yang diamatinya.
Beberapa kesesatan/kesalahan dalam observasi:
a. Peneliti hanya memfokuskan kepada hal-hal yang baik
dari yang diamati, karena faktor relasi yang baik.
b. Peneliti ingin memberikan keuntungan kepada sesuatu
59
yang diamati karena adanya maksud-maksud tertentu.
c. Peneliti tidak mampu membedakan gejala yang ada.

2. Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh data dengan cara
tanya jawab dengan tatap muka antara pewawancara
dengan responden. Bagaimana dengan lewat telepon,
teleconference? Bisa dilakukan sepanjang terjadi dialog
tanya jawab langsung. Dalam wawancara dibuatkan
panduan wawancara yang pertanyaannya telah disiapkan
sebelumnya.
Karakteristik wawancara:
1) umumnya responden dan pewawancara belum saling
mengenal;
2) responden yang selalu menjawab,
3) dan pewawancara yang selalu bertanya;
4) pertanyaan selalu bersifat netral dan tidak menjuruskan
kepada jawaban yang diinginkan peneliti;
5) tanya jawab berlangsung dengan panduan yang telah
ditetapkan.
Alat bantu bisa dipakai dalam wawancara seperti alat
perekam, audio-video, dan alat yang lainnya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam


menggunakan teknik wawancara
a. Tulis secara langsung hasil wawancara ke dalam buku
khusus atau rekaman langsung disalin dalam kertas.
b. Setiap ada data baru dalam catatan buku khusus diberi
tanda. Data ini dipakai untuk konfirmasi kepada respon
den berikutnya.
c. Suasana wawancara perlu dipelihara, sehingga respon
den merasa nyaman dalam menjawab. Hal yang perlu
60
diperhatikan adalah waktu, tempat, dan situasi yang
dialami responden.
d. Wawancara biasanya selalu bersifat bola salju, yaitu
akan ada penambahan data setiap kali bertanya.
Biarkan saja itu terjadi sepanjang dapat mengung
kapkan data penelitian. Jadi perlu keterbukaan.
e. Usahakan dalam wawancara dilakukan 2 orang, di mana
satunya mengajukan pertanyaan dan menatap wajah
responden dan satunya mencatat apa yang dihasilkan.
Jangan sibuk mencatat. Buat suasana seinformal
mungkin dan jangan tegang.

Ada beberapa cara dalam mengungkapkan pertanyaan:


1) Jangan memakai kata sulit atau memojokkan;
2) Jangan memakai pertanyaan yang bersifat umum;
3) Jangan menggunakan pertanyaan yang sifatnya
mendua;
4) Jangan memakai kata yang samar-samar artinya;
5) Tidak memakai pertanyaan yang mengandung
sugesti;
6) Jangan menggunakan pertanyaan preasumsi;
7) Tidak boleh mengajukan pertanyaan yang membuat
orang malu.

Wawancara Etnografi
Ada beberapa pertanyaan yang bisa dipakai dalam melihat
satu suku, masyarakat,dsb.
1. Pertanyaan Grand Tour
Pertanyaan yang bersifat umum, seperti seperti dalam
pariwisata yaitu adanya pemandu. Jadi jawaban ber
gantung pada pemandu.
61
a. Tipikal: Bagaimana Anda menceritakan bagaimana cara
membuat perlengkapan ini?
b. Spesifik: Dapatkah Anda menceritakan hal-hal yang
terjadi tadi malam?
c. Terbimbing: Dapatkah Anda menceritakan keadaan
sekitar kantor ini?
d. Berhubungan dengan tugas: Dapatkah Anda
membuatkan sketsa tentang daerah ini?
2. Pertanyaan contoh
Minta responden untuk menjelaskan beberapa contoh.
3. Pertanyaan pengalaman
Minta responden menceritakan pengalamannya atas
hal-hal yang diperbuatnya.
4. Pertanyaan bahasa asli
Dalam penelitian etnografi, responden bisa menjawab
dalam bahasa asli, untuk mendapatkan rasa, makna,
dari bahasa itu.

TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutus apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data mempunyai tujuan untuk menyempitkan dan memba
tasi penemuan hungga menjadi data yang tersusun dengan baik.
Analisis data dilakukan setelah data yang diperoleh dari sampel
melalui instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab
masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesis kerja yang
akan diajukan melalui penyajian data.

62
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga analisis
data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif yang
meliputi proses dan pemaknaan. Penelitian ini di dalamnya juga
terdapat analisis deskriptif yang berfungsi untuk mendiskripsikan
data penelitian. Analisis data di sini dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data.

Adapun proses analisis data yang dilakukan mengadopsi dan


mengembangkan pola interaktif yang dikembangkan oleh Milles
dan Hiberman yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan, pemusat
an perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi
data mentah yang didapat dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam
aneka macam cara seperti melalui seleksi ketat, ringkasan/uraian
singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih besar dan
lain sebagainya.
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan proses penusunan informasi secara
sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan
penelitian
3. Uji kredibilitas (credibility)
Uji kredibiltas digunakan untuk menetapkan keabsahan data atau
meyakinkan hasil data yang diperoleh di lapangan dapat dipercaya
dan benar-benar akurat menggunakan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

63
cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Triangulasi terbagi atas tiga jenis, yaitu
triangulasi sumber (pengecekan data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber),
triangulasi teknik (pengecekan data kepada sumber yang sama
dengan teknik berbeda), dan
triangulasi waktu (pengecekan data yang terkumpul dalam waktu
atau situasi berbeda).

1.Uji transferabilitas (transferability)


Penelitian dianggap memenuhi standar transferabilitas apabila
pembaca penelitian kualitatif dapat menggambarkan dengan jelas
penelitian tersebut dan penelitian tersebut dapat diterapkan.65 Oleh
karena tu, peneliti harus membuat penelitian secara jelas, rinci,
sistematis, dan dapat dipercaya agar pembaca mengerti dan
memahami hasil penelitian..
2. Uji dependabilitas (dependability)
Uji dependabilitas pada penelitian kualitatif disebut realibilitas.
Penelitian kualitatif dikatakan reliabel jika pembaca dapat
mengulangi proses penelitian yang dijalankan peneliti. Uji
dependabilitas melalui audit seluruh proses penelitian yang
dilakukan peneliti oleh auditor netral atau pembimbing.
3. Uji konfirmabilitas (confirmability)
Uji konfirmabilitas pada penelitian kualitatif disebut uji objektivitas
penelitian. Penelitian dikatakan objektif jika hasil penelitian
disepakati oleh banyak pihak. Uji konfirmabilitas dengan cara hasil
penelitian dihubungkan dengan proses pada saat melakukan
penelitian. Uji konfirmabilitas disamakan dengan uji dependabilitas
karena pengujiannya bisa dilakukan diwaktu bersamaan.

64
ANALISIS DATA KUALITATIF NVIVO
Penelitian kualitatif jenis fenomenologi adalah suatu peneliti
an yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi, keperca
yaan, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Data dalam penelitian kualitatif relatif tersetruktur dan sulit
dinyatakan dengan angka di antaranya adalah transkrip suatu
wawancara, diskusi kelompok, gambar, audio, atau video.

Penelitian kualitatif memerlukan kreativitas dalam pengelolaan


data, interpretasi data yang kompleks, akses yang akurat pada
informasi, cara menggali data, dan menemukan pola dari data.
Komputer dapat digunakan untuk menunjang semua proses,
dan NVivo dirancang untuk dapat menanganinya. NVivo
adalah paket perangkat lunak komputer untuk pengoiahan data
kualitatif yang diproduksi oleh QSR International.

MENGENAL NVIVO: APLIKASI PENGOLAH DATA


KUALITATIF FENOMENOLOGI
Jika berbicara mengenai pengolahan data kualitatif yang tidak
bias dan kredibel, Nvivo solusinya. Selama ini kita hanya
mengenal aplikasi untuk mengolah data kuantitatif seperti
SPSS (Statistical Package for Social Science), SAS
(Statistical Analysis System), AMOS (Analysis of Moment
Structure) namun masih jarang terdengar bahwasanya ada
aplikasi khusus untuk mengolah data kualitatif. NVivo hadir
sebagai aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan
pengolahan serta analisis terhadap data kualitatif yang mana
selama ini dalam penelitian kualitatif jarang menggunakan
sistem otomasi analisis data kualitatif. Biasanya peneliti kuali -

65
tatif akan meng olah data dengan cara (Miles, Hubermas,
Spradley,) membuat tabulasi data, mereduksi data, memberi-
kan  coding pada data yang akan diteliti, menyajikan data, dan
memverifikasi data secara manual.

Oleh sebab itulah Nvivo digunakan sebagai alat bantu peneliti


untuk melakukan penelitian pada data kualitatif dengan asumsi
peneliti paham atas data-data yang akan dioleh dan dianalisis.
Dalam sejarahnya sebagai aplikasi pengolah dan analisis data
kualitatif, Nvivo telah melalui perjalanan yang cukup panjang.
Nvivo dibuat oleh seorang programmer yang bernama Tom
Richards pada tahun 1981 yang pada awal kemunculannya
hanya digunakan untuk membantu istrinya yang seorang
peneliti kualitatif. Pada awal kemunculannya nama awal Nvivo
adalah NUD*IST (Non-Numerical Unstructed Data Indexing
Searching and Theorizing) hal ini berdasarkan pada kegeli -
sahan untuk mendapatkan hasil olah data kualitatif yang
objektif walaupun bukan merupakan data numerik

Pada tahun 2002 NUD*IST kemudian berubah nama menjadi


Nvivo yang berdasarkan pada istilah Vivo, in Vivo yang merupa
kan koding berdasarkan data hidup yang dialami partisipan di
lapangan (Strauss, 1987; Glasser, 1978). Dari perjalanan
panjangnya, di tahun 2018 Nvivo bertransformasi sebagai
aplikasi kredibel yang dikembangkan oleh QSR International
dalam melakukan olah data kualitatif yang memili ki fungsi utama
untuk melakukan koding data dengan efektif dan efisien. Dengan
begitu, kebiasaan menulis deskriptif pada penelitian kualitatif
akan mendapatkan hasil yang objektif.

66
Coding adalah
Pengkodean adalah proses pelabelan dan pengorganisasian
data kualitatif Anda untuk mengidentifikasi tema yang berbeda
dan hubungannya. Saat melakukan coding hasil wawancara,
Anda memberikan label pada kata atau frasa yang mewakili
tema penting (dan berulang) di setiap tanggapan.

Pengkodean terhadap data kualitatif membuatnya lebih


mudah ditafsirkan. Contoh coding wawancara kualitatif dan
teknik perumusannya ini akan memandu Anda. Menetapkan
kode pada setiap kata dan frasa dalam wawancara akan
membantu peneliti menangkap tentang apa esensi dari
transkrip tersebut. Tentu saja, proses ini akan membantu
peneliti menganalisis dan meringkas hasil dengan lebih baik.

Peneliti menggunakan pengkodean dan proses analisis data


kualitatif lainnya untuk membantu mereka membuat keputusan
berdasarkan data yang diperoleh. Proses ini membuat proses
analisis lebih mudah dan penafsiran lebih akurat.
Pengkodean  adalah proses pelabelan dan pengorganisasian
data kualitatif Anda untuk mengidentifikasi tema yang berbeda
dan hubungannya.
Saat melakukan coding hasil wawancara, Anda memberikan
label pada kata atau frasa yang mewakili tema penting (dan
berulang) di setiap tanggapan. Label ini bisa berupa kata,
frasa, atau angka; sebaiknya gunakan kata atau frasa pendek,
karena lebih mudah diingat, dibaca sekilas, dan diatur.
Contoh coding wawancara kualitatif adalah seperti saat
pelanggan menulis ulasan tentang Restoran yang menyatakan
bahwa:
 “Suasananya bagus untuk malam minggu, tapi makanannya
terlalu mahal”, 
Anda dapat menetapkan tanda kuantitatif berdasarkan skala
atau sentimen.
67
Jenis Coding Wawancara Kualitatif
Kode adalah unit teks terkecil yang menyampaikan arti yang
sama (untuk tujuan penelitian Anda). Kode dapat berupa kata,
frasa, atau paragraf, Anda bertanggung jawab untuk memilih
bentuk kode Anda dan tetap menggunakan pilihan Anda untuk
konsistensi data.
Sebelum menggunakan aplikasi Nvivo sebagai alat bantu
untuk mengolah dan menganalisis data kualitatif, setidaknya
peneliti memahami terlebih dahulu bagaimana filosofi dalam
melakukan penelitian kualitatif sebagai fundamental dalam
menggunakan Nvivo.
Dengan memahami fundamental filosofi penelitian kualitatif di
atas setidaknya pengguna Nvivo memahami tiga syarat mutlak
dalam melakukan aktivitas olah data.
Pertama, Nvivo bukan Software yang Melakukan Analisis Data
Sendiri Secara otomatis.
Kedua, Proses Analisis Kuncinya ada pada peneliti sendiri.
Ketiga, kemampuan analitik masih diperlukan oleh peneliti.

Nvivo memiliki cukup banyak kelebihan dalam melakukan olah


data kualitatif.
Pertama dari segi bahan literatur untuk diolah. Setidaknya
hampir semua data kualitatif dapat diolah menggunakan Nvivo
baik itu berbentuk digital maupun cetak. Dalam versi cetak,
nvivo dapat mengolah buku, semua jenis data berbentuk
hardcopy, majalah, jurnal, dan koran. Pada versi digital data
yang dapat diolah lebih kompleks seperti transkrip, catatan
lapangan, temuan umum, video, rekaman audio, gambar,
berita online dan komentar di media sosial.

68
Kedua dari segi teknis penggunaan, Nvivo memiliki kelebihan
antara lain
Data yang jumlahnya cukup banyak dapat diolah dengan
terstruktur
Sumber data yang diolah cukup bervariasi seperti:
Wawancara (terstruktur atau tidak terstruktur)
Observasi
Dokumen laporan
Media sosial (Facebook, Twitter, Whatsapp dan LinkedIn)
Berita media elektronik
Laporan penelitian online
Video online atau rekaman video peneliti
Foto

TEKNIK KODING DENGAN NVIVO


Pengertian Koding
Coding adalah
Pengkodean adalah proses pelabelan dan pengorganisasian
data  kualitatif Anda untuk mengidentifikasi tema yang berbeda
dan hubungannya. Saat melakukan coding hasil wawancara,
Anda memberikan label pada kata atau frasa yang mewakili
tema penting (dan berulang) di setiap tanggapan.

Namun NVIVO lebih cocok digunakan dalam penelitian kulitatif/


fenomenologi yang yang melakukan wawancara yang tak
terstruktur, sehingga jawaban responden
kemana-mana/perlu coding. Tapi kalau peneliti membuat
wawancara terstuktur tidak perlu menggunakan NVIVO
karena jawaban sudah jelas karena sudah terstruktur.
Cukup menggunakan analisis Cress Well, Huberman,
Bogdan dan Biklen, Spradley, dll

69
Karakteristik utama Kuantitatif Kualitatif
Kedudukannya dalam Tahap terdiri di antara Terjadi sepanjang
proses penelitian koleksi data dan analisis penelitian
data
Pengkategorian Kategori ditentukan Pengkategorian
sebelumnya berdasarkan data
Fleksibilitas Tidak ada kemungkinan Terjadinya revisi untuk
terjadinya revisi setelah melihat perkembangan
proses koding kategori-kategori koding
Perubahan koding Biasanya setelah Selalu ada penambahan
melakukan uji coba kategori sampai akhir
instrumen proses penelitian
Pembentukan koding Penyederhanaan koding Koding membentuk
untuk mendapatkan kategori-kategori baru
gambaran umum dan kategori-kategori
tentang kategori- tersebut memunculkan
kategori pengertian-pengertian
baru.
Karakteristik kerja Tugas yang dituntut Tugas analisis yang
sebelum analisis data dituntut dalam
menganalisis

Ciri-ciri Metode Kualitatif


1. Sumber data berada dalam situasi yang wajar (natural
setting), tidak dimanipulasi oleh angket dan tidak dibuat-
buat seperti kelompok eksperimen
2. Laporannya sangat deskriptif
3. Mengutamakan proses dan produk
4. Peneliti sebagai instrumen penelitian (key instrumen)
5. Mencari makna, dipandang dari pikiran dan perasaan
informan
6. Mementingkan data langsung (tangan pertama), karena itu
pengumpulan datanya mengutamakan observasi

70
partisipasi, wawancara, dan dokumentasi
7. Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran
data yang diperoleh kepada pihak lain
9. Menonjolkan rincian yang kontekstual, yaitu menguraikan
sesuatu secara rinci tidak terkotak-kotak

10. Subjek yang diteliti dianggap berkedudukan yang sama


dengan peneliti, peneliti bahkan belajar kepada
informannya
11. Mengutamakan perspektif emic, yaitu pendapat informan
daripada pendapat peneliti sendiri (etic) 12. Mengadakan
verifikasi melalui kasus yang bertentangan (analisis kasus
negatif).
13. Sampel dipilih secara purposive
14. Menggunakan audit trail, yaitu memeriksa data mentah,
analisis, dan kesimpulan kepada pihak lain, biasanya
pembimbing
15. Partisipasi peneliti tidak mengganggu natural setting
16. Analisis data dilakukan sejak awal sampai penelitian
berakhir
17. Desain penelitian tampil selama proses penelitian
(emergent / sementara)

Jenis –Jenis Penelitian Kualitatif


Fenomenologi
Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenome
nologi. Kata fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, phainome
non yang berarti penampakan diri dan logos yang berarti akal. Studi
fenomenologi merupakan penelitian yang meng khususkan pada
fenomena dan reali tas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di
dalamnya. Fenomenologi sendiri memiliki dua makna yaitu sebagai
filsafat sains dan juga metode penelitian, yang bertujuan mencari
arti atau makna dari pengalaman yang ada dalam kehidupan.

71
Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan
makna dari hal-hal mendasar dan esensial dari fenomena,
realitas, atau pengalaman yang dialami oleh objek peneli
tian. Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan mem
perhatikan dan menelaah fokus fenomena yang hendak
diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku
objek.
Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa
bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti
terhadap fenomena terkait. Penggalian data ini dilakukan
dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek
atau informan dalam penelitian, juga dengan melakukan
observasi langsung mengenai bagaimana objek peneltiian
menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.

Etnografi
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya,
etnografi merupakan metode penelitian yang melihat kajian
bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi masyarakat
dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan
konsep budaya yang terkait. Kajian etnografi memiliki dua
dasar konsep yang menjadi landasan peneli -tian, yaitu
aspek budaya (antropologi) dan bahasa (linguistik), dimana
bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada
dalam budaya masyarakat.
Metode penelitian etnografi memiliki tujuan untuk
mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam
budaya serta digunakan untuk berkomunikasi individu di
dalamnya, serta melihat bagaimana bentuk dan fungsi
bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan masya
rakat. Selain itu, metode etnografi juga menginterpreta
sikan kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang
dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu
masyarakat
72
Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus
pada kegiatan atau ritual tertentu dalam masyarakat,
bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup, dan lain –lain
Istilah Etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan
graphy (menguraikan). Etnografi, yang berakar dari antro
pologi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk
memahami cara orang-orang dalam 1 komunitas berinter
aksi dan yang teramati dalam kehidupan sehari-hari.
Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku
manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi
komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu.

Tujuan penelitian etnografi adalah:


1. Untuk memahami rumpun manusia. Dalam hal ini,
etnografi berperan dalam menginformasikan teori-teori
ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik untuk
menemukan teori grounded.
2. Etnografi ditujukan guna melayani manusia yakni
meyuguhkan problem solving bagi permasalahan di
masyarakat, bukan hanya sekadar untuk ilmu.
Ciri-ciri etnografi:
1.Observatory participant—sebagai teknik pengumpulan
data
2. Field Note memegang peranan penting
3. Jangka waktu penelitian yang relatif lama, berada dalam
setting tertentu
4. Wawancara yang mendalam dan tak terstruktur serta
mengikutsertakan interpretasi penelitinya.

73
Studi Kasus
Sesuai dengan namanya, metode penelitian studi kasus
meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam
masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mem
pelajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi.
Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa
berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, seseorang, atau
sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi
tertentu.
Karena khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu,
penelitian studi kasus bukanlah dilakukan untuk menarik
kesimpulan terhadap fenomena dari suatu populasi atau
kumpulan tertentu melainkan khusus untuk kejadian atau
fenomena yang diteliti saja.
Meski mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus
tidak harus meneliti satu orang atau idnividu saja, namun bisa
dengan beberapa orang atau objek yang memiliki satu
kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapat
kan data yang mendalam, penelitian studi kasus mengguna
kan teknik wawancara, observasi, sekaligus studi dokumenter
yang kemudian akan dianalisis menjadi suatu teori. Studi
kasus akan memahami, menelaah, dan kemudian menafsirkan
makna yang didapat dari fenomena yang diteliti tersebut.

Studi Kasus merupakan kajian tentang pengalaman


personal yang unik,yang tidak dimiliki oleh orang lain atau
sekelompok orang lain. Kasus adalah suatu “sistem yang
terbatas” (a bounded system) – Louis Smith (1978).
Terbatas: tidak harus rumit, tapi pasti unik. Studi kasus:
proses mengkaji kasus, hasil akhirnya adalah HASIL dari
proses pengkajian.
Studi kasus akan berfokus pada kasus-kasus ekstrim/
74
extraordinary. Unit analisisnya adalah kasus itu sendiri.
Dapat berupa 1 individu, maupun beberapa individu yang
memiliki kasus yang serupa. Contoh: Para pelaku teror bom
Bali.
Jenis studi kasus: intrinsic case study dan instrumental study.
Intrinsik case study ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih
memahami sebuah kasus tertentu. Kasus ini menarik minat
peneliti sehingga diperlukan penggalian data untuk mema
haminya secara detail.
Tujuannya bukan untuk memahami konstruk abstrak atau
fenomena umum tertentu, bukan untuk merumuskan suatu
teori. Sedangkan instrumental studi digunakan untuk meneliti
suatu kasus tertentu agar tersaji sebuah perspektif tentang isu
atau perbaikan suatu teori. Dalam hal ini kasus bukan minat
utama; kasus memainkan peranan suportif, yang memudah
kan pemahaman kita tentang sesuatu yang lain. Sering
digunakan untuk mencari kesamaan/pola dari sebuah peris
tiwa yang sering muncul/berulang.

Metode Historis
Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu
penelitian yang memiliki fokus penelitian berupa peristiwa-
peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi
masa lalu denga sumber data atau saksi sejarah yang
masih ada hingga saat ini. Sumber data tersebut bisa
diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artifak, laporan
verbal, maupun saksi hidup yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenaran persaksiannya.
Karena mengkaji peristiwa yang sudah berlalu, ciri khas
dari penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena
dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan
pergeseran waktu

75
Ciri lain dari metode historis adalah kajian penelitian
lebih banyak bergantung pada data observasi orang lain
yang sudah terlebih dahulu melakukan penelitian, bukan
hanya data observasi milik peneliti itu sendiri.
Selain itu, sumber data yang digunakan haruslah bersifat
objektif, sistematis, akurat, serta otentik yang dapat diper
tanggungjawabkan kebenarannya serta berasal dari
sumber yang tepat. Karena metode historis memiliki konse
dasar waktu, perlu diperhatikan dengan lebih teliti
mengenai urutan peristiwa dan waktu-waktunya dengan
detail dan jelas.

Riset Sejarah
Perisitwa sejarah dapat dipahami dalam 3 proses:
1) Memahami sudut pandang atau gagasan para pelaku
asli.
2) Memahami arti atau makna kegiatan-kegiatan mereka
pada hal-hal yang secara langsung berhubungan dengan
peristiwa sejarah.
3) Memiliki peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan
gagasan yang berlaku pada saat para pelaku sejarah itu
hidup.

Metode Teori Dasar (Grounded Theory)


Jenis Metode Penelitian Kualitatif lainnya adalah Metode
Teori Dasar. Metode teori dasar merupakan penelitian
yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip
dan kaidah dasar yang ada lalu dibuat kesimpulan dasar
76
yang membentuk prinsip dasar dari suatu teori.
Dalam melakukan metode ini, peneliti perlu memilah mana
fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti dan mana
yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.
Pengumpulan data metode teori dasar ini dilakukan dengan
studi lapangan, observasi, pemban- dingan antara kategori,
fenomena, dan situasi berdasarkan berbagai penilaian,
seperti kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga
datanya bersifat jenuh.

Grounder Theory bertujuan menghasilkan atau menemu


kan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu.
Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak,
atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap
suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory
adalah pengembangan suatu teori yang berhubung an erat
kepada konteks peristiwa dipelajari.
Digunakan oleh peneliti yang tidak ingin memiliki asumsi/
dugaan awal terhadap pertanyaan penelitiannya.
Digunakan untuk penelitian yang terkendala oleh keterba
tasan referensi/acuan. Digunakan untuk peneliti yang ingin
mengembangkan sebuah teori berdasarkan hasil temuan
nya nanti. Sangat membutuhkan waktu dan melewati
sebuah proses. Membutuhkan pengalaman, sehingga
sering digunakan oleh para expert/ahli.

Pemerolehan Data atau informasi


Memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan
77
(deskripsi, reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler,
berulang-ulang dengan berbagai cara dan berbagai sumber.
Setelah peneliti memasuki objek penelitian atau sering disebut
sebagai situasi sosial, tahapan selanjutnya adalah:
1. Peneliti berpikir apa yang ingin ditanyakan
2. Setelah menemukan apa yang akan ditanyakan, maka
peneliti bertanya pada orang-orang yang dijumpai pada
tempat tersebut
3. Stelah mendpatkan jawaban, peneliti akan menganalisis
apakah jawaban yang diberikan itu benar atau tidak
4. Jika jawaban dirasa benar, maka dibuatlah kesimpulan
Peneliti memeriksa kembali kesimpulan yang telah dibuat.
Apakah kesimpulan yang dibuat itu kredibel atau tidak. Untuk
memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka
peneliti masuk lapangan lagi, mengulangi pertanyaan dengan
cara dan sumber yang berbeda, tetapi tujuan sama. Kalau
kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi,
maka pengumpulan data dinyatakan selesai

Penggunaan metode kualitatif


Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda
bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini
dikemukakan kapan metode kualitatif digunakan.
1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-
remang atau mungkin malah masih gelap.
Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif,
karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek,
melakukan penjelajahan dengan grant tour question, sehingga
masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui
penelitian dengan model ini, peneliti akan melakukan
eksplorasi terhadap suatu objek.
2. Untuk memahami makna di balik data yang tampak.
Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang
diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan
orang sering mempunyai makna tertentu. Sering terjadi
menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi
tanda tanya menurut penelitian kualitatif.
3. Untuk memahami interaksi sosial.
78
Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau
peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan
cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap
interaksi sosial tersebut.

4. Memahami perasaan orang.


Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan
metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
wawancara mendalam, dan observasi berperan serta
untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
5. Untuk mengembangkan teori.
Metode ini paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang
diperoleh melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun
melalui grounded research. Dengan metode kualitatif
peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan,
selanjutnya melakukan pengumpulan data yang
mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang
berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut
selanjutnya diverivikasi dengan pengumpulan data yang
lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka akan
menjadi tesis atau teori.

6. Untuk memastikan kebenaran data.


Penelitian sosial sering sulit dipastikan kebenarannya.
Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan
data triangulasi/ gabungan, maka kepastian data akan
lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data
yang diperoleh diuji kredibilitas nya, dan penelitian
berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan
dapat diperoleh.

79
7. Meneliti sejarah perkembangan.
Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau
masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif.
Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara
mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang
tahu, maka dapat diketahui sejarah perkembangan
kehidupan seseorang.

KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF


Design Strategies
1. Naturalistic inquiry (Studi dalam situasi alamiah).
Bersifat alamiah: peneliti tidak berusaha untuk memani
pulasi setting penelitian, melainkan melakukan studi
terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana fenomena
tersebut ada (orang, kelompok orang, situasi, hubungan).
Studi dalam situasi alamiah sebagai studi yang berorien
tasi pada penemuan (discovery oriented) dan menunggu
apa yang akan ditemukan/muncul, tanpa memiliki dugaan
diawal sebelum penelitian dilakukan.
2. Emergent design flexibility (Desain yang fleksibel)
Peneliti terbuka terhadap perubahan situasi yang dihadapi,
dan peneliti menghindari desain yang kaku dan berkem -
bang terhadap penemuan yang ada.
3. Purposeful Sampling
Studi kasus (manusia, organisasi, komunitas, budaya,
dll) digunakan karena mereka kaya akan informasi dan
penerangan/illuminative, dan mendapatkan wawasan/
insight dari suatu fenomena yang bukan generali sasi dari
sampel populasi.

Pengumpulan Data dan Strategi Lapangan


1. Data
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan
80
bukan angka-angka. Peneliti menganalisis data yang
sangat kaya tersebut dalam bentuk aslinya. Pertanyaan
dengan kata tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana
terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.
Data dari observasi yang detail, wawancara mendalam,
deskripsi yang lengkap, mereview dokumen secara
cermat.
2. Experience and engagement (pengalaman dan
keterikatan)
Kegiatan lapangan merupakan aktivitas sentral dari
sebagian besar penelitian kualitatif. Mengunjungi lapangan
berarti mengembangkan hubungan personal langsung
dengan orang-orang yang diteliti. Peneliti tidak dapat begitu
saja menetapkan desain penelitian yang sesungguhnya
untuk alasan lebih memudahkannya sebagai peneliti tetapi
justru tidak memungkinkan diperolehnya data yang
sungguh- sungguh merefleksikan kehidupan subjek peneli
tiannya.

3. Empathic Neutrality and Mindfullness


Empati mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek
yang di-hadapi dan diteliti, Netralitas mengacu pada sikap
peneliti menghadapi temuan penelitian. Peneliti dengan
netralitas empatis akan memasuki arena penelitian tanpa
teori yang harus dibuktikan, tanpa dugaan tentang hasil-
hasil yang harus didukung atau ditolak (bersikap netral).
Empati berkembang dari kontak pribadi dengan orang-
orang yang diamati dan diwawancara. Nilai empati
ditekankan oleh perspektif fenomenologis, mengacu pada
kapasitas unik manusia untuk mengambil dan memahami
kondisi, posisi, perasaan, pengalaman dan cara pandang
pihak lain.
4. Dynamic Systems
Penelitian kualitatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu
yang dinamis dan berkembang, bukan sebagai suatu
yang akan statis dan tidak mungkin berubah dalam per
kembangan kondisi dan waktu.
Minat peneliti kualitatif adalah mendeskripsikan dan
memahami proses dinamis yang terjadi berkenaan
81
dengan gejala yang diteliti.

MASALAH dalam Penelitian Kualitatif


Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif
selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan
yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuanti
tatif dan “masalah” dalam penelitian kualitatif.
Kalau dalam penelitian kuantitatif, “masalah” yang akan
dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan
dianggap tidak berubah. Namun dalam penelitian kualitatif
“masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-
remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena
itu “masalah” dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti
setelah peneliti berada di lapangan.

Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan


terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti dalam
penelitian, yaitu:
1. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga
sejak awal sampai akhir sama. Dengan demikian judul
proposal dengan judul laporan penelitian sama.
2. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki
penelitian berkembang yaitu memperluas atau
memperdalam masalah yang disiapkan. Dengan demikian
tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian
cukup disempurnakan.
3. Masalah yang dibawa oleh peneliti setelah memasuki
lapangan berubah total, sehingga harus “ganti” masalah.
Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian
tidak sama dan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu
judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan
administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani
penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan
dengan karakteristik masalah kualitatif ini

82
Peneliti kualitatif yang lebih baik,
Peneliti kualitatif yang mengubah masalah atau ganti judul
penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau
setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih
baik, karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang
telah dipikirkan sebelum -nya, dan selanjutnya mampu
melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai
dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi
sosial yang diteliti. Kemungkinan masalah sebelum dan
sesudah ke lapangan dalam penelitian
kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut.

83
Jangka waktu penelitian kualitatif
Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup
lama 3-6 bulan), karena tujuan penelitian kualitatif adalah
bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis
seperti dalam penelitian kuantitatif. Namun demikian
kemungkinan jangka penelitian berlang sung dalam waktu
yang pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya
sudah jenuh. Ibarat mencari provokator atau mengurai
masalah, atau memahami makna, kalau semua itu dapat
ditemukan dalam satu bulan, dan telah diuji kredibilitasnya,
maka penelitian kualitatif dinyatakan selesai, sehingga tidak
memerlukan waktu yang lama.

Kompetensi peneliti kualitatif


Berikut ini dikemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh
peneliti kualitatif:
1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang
bidang yang akan diteliti
2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang
yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti.
Menciptakan rapport berarti mampu membangun
hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada
pada konteks sosial.
3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang
ada pada objek penelitian (konteks sosial)
4. Mampu menggali sumber data dengan observasi
partisipan, dan wawancara mendalam secara triangu
lasi, serta sumber-sumber lain
5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif
ber kesinambungan mulai dari analisis deskriptif,
domain, kompo nensial, dan tema kultural/budaya
6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirma
bilitas, dan transferabilitas hasil penelitian
7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipote
sis atau ilmu baru
84
8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas,
lengkap, dan rinci

DESKRIPSI DATA, ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN


Langkah penelitian terakhir adalah mendeskripsikan data,
menganalisis, dan memberikan interpretasi atas hasil
penelitian yang telah didapat. Banyak cara yang dipakai
untuk melakukan analisis data terutama dalam penelitian
sosial dan filsafat. Ini dikarenakan yang dianalisis adalah
sikap dan perilaku seseorang, sehingga model pengukuran
dipakai dengan cara yang berbeda-beda.
Dasar pijakan melakukan analisis
Ada dua dasar berpijak dalam melakukan analisis data:
1) ada yang memfokuskan produknya (hasil) disebut
dengan penelitian kuantitatif;
2) ada yang memfokuskan pada proses dan pendalaman
makna disebut penelitian kualitatif.

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian


Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
1) Mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara
empiris.
2) Menghasilkan teori
3) Penelitian kualitatif mempunyai setting natural
4) Data dinyatakan dengan atribut
5) Penelitian kualitatif mempunyai setting natural
sebagai sumber data yang langsung dan peneliti
adalah kunci instrumen
6) Bersifat deskriptif
7) Mementingkan proses
8) Sudut pandang subjek penelitian/ responden (emik)

85
Penelitian Kuantitatif
1) Menguji teori
2) Menggunakan pengujian dan analisis yang
dikuantitatifkan
3) Data dinyatakan dengan bilangan
4) Menggunakan hipotesis
5) Bersifat analitis
6) Mementingkan hasil
7) Sudut pandang si peneliti (etik)
8) Produk
8) Atomistik
9) Sampel
10) Hubungan antar variabel

Persamaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


Melibatkan inferensi detil-detil pengamatan empiris ke
Inferensi
suatu kesimpulan umum.
Menerapkan metode pengumpulan data yang sistematis
Keterbukaan
dan terbuka hingga bisa dinilai pihak lain.
Perbanding- Membandingkan data, mencari kesamaan dan
an perbedaan untuk menemukan pola tertentu pada data.
Menggunakan prosedur untuk menghindari kesalahan
Koreksi
analisis dan penarikan inferensi.

86
Empat Kombinasi Alternatif Tuntutan Pengetahuan, Strategi, dan
Metode Penelitian (Creswell, 2003: 20)

Pendekatan Tuntutan Strategi Metode


Penelitian Pengetahuan Penelitian Gabungan

Kuantitatif Asumsi Desain Pengukuran


positivisme Eksperimental sikap, tingkatan
(rating) prilaku
Kualitatif Asumsi Desain Wawancara
Pospositivisme Etnografis terbuka
Metode Asumsi Desain Metode Pengukuran
Gabungan Pragmatik Gabungan tertutup,
observasi
terbuka

Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif


Paradigma
No Aksioma Kuantitatif Kualitatif
1. Hakikat realitas Tunggal, fragmentaris, Jamak, holistik
dapat dipecah-pecah
2. Hubungan Terpisah (peneliti tidak Interaktif (peneliti
peneliti dengan harus ke lapangan/ boleh harus datang
yang diteliti orang lain). Instrumen sendiri ke
adalah pinsil dan kertas lapangan).
Instumen adalah
peneliti sendiri.
3. Kemungkinan Memungkinkan adanya Idiograafik : bersifat
generalisasi generalisasi yang bebas khusus, spesifik.
konteks/ nomotetik. Artinya Generalisasi terikat
bisa berlaku di mana-mana pada konteks
4. Kemungkinan Hubungan antar sebab Tidak dimungkinkan
hubungan akibat jelas, misalnya : x memisahkan sebab
sebab-akibat y akibat. Contoh :

87
belum tentu
x y
y x
5. Peranan nilai Bebas nilai. Contoh : Terikat pada nilai.
(value) beberapa peneliti yang Contoh : beberapa
menggunakan metodologi peneliti dengan titik
yang sama akan keberangkatan
menghasilkan nilai yang yang sama,
sama walaupun objeknya
sama, hasilnya
akan berbeda.
6. Objek Produk. Contoh : hasil Proses nilai (value).
belajar yang terefleksi dari Bagaimana produk
NEM/rapor (grade) itu diproses sampai
jadi.
7. Posisi teori Masalah ---teori --- data Masalah ---data
(apriori) logiko hipotetico teori (aposteriori)
verifikatif (deduktif) induktif
8. Tujuan (dalam Menguji teori Menemukan teori
kaitan dengan
teori)
9. Tingkat Objektif Subjektif

Penedekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Metode Gabungan


Kecenderung Pendekatan Pendekatan Pendekatan
an atau Kualitatif Kuantitatif Metode
Biasanya Gabungan

Menggunakan Tuntutan Tuntutan Tuntutan


asumsi- pengetahuan pengetahuan pengetahuan
asumsi konstruktivisme positivisme pragmatik
filofis /
participatori
88
/pospositivisme
------------------- ---------------------- ---------------------- -------------------
--- Fenomenologi, --- Sekuensial,
Menggunakan grounded Survey dan concurrent, dan
strategi- theory, eksperimen transformatif
strategi etnografi, studi
penelitian kasus, dan
naratif
---------------- --------------------- ------------------
Menggunakan Pertanyaan Pertanyaan Keduanya
Metode- terbuka, tertutup, pertanyaan
metode pendekatan pendekatan terbuka dan
emerging, data ditentukan tertutup,
teks atau sebelumnya, pendekatan
gambaran data numerik emerging dan
ditentukan
sebelumnya,
analisis data
kuantitatif dan
kualitatif
------------------- ------------------- ----------------- -----------------------
Melaksanakan Memposisikan Menguji atau Mengumpulkan
praktik- diri sendiri memverifikasi baik data
praktik atau kuantitatif
penelitian menjelaskan maupun data
sebagai teori kualitatif
peneliti

------------------- -------------------- --------------------- ------------------------


-
Mengumpulkan Mengidentifikasi
makna partisipan variabel- Mengembangkan
Memfokuskan variabel untuk rasional untuk
pada konsep studi penggabungan
atau fenomena
tunggal
------------------- -------------------- ------------------------
Membawa nilai- Menghubungka ---
nilai personal n variabel- Mengintegrasikan
89
ke dalam variabel data pada tahap-
penelitian dalam tahap penelitian
masalah dan yang berbeda
hipotesis
------------------- -------------------- --------------------

Mengkaji konteks Menggunakan Menyajikan


atau latar validitas dan gambar-gambar
partisipan reliabilitas visual dari
standar prosedur
penelitian

------------------- ---------------- -----------------------


Memvalidasi Mengobservasi Melaksanakan
keakuratan dan mengukur praktik-praktik
data informasi penelitian baik
secara kuantitatif
numerik maupun
kuanlitatif
------------- ----------------- -------------------
Menciptakan Menggunakan
suatu agenda pendekatan
perubahan yang tidak
atau reformasi bias

------------------ --------------------
Berkolaborasi Melaksanakan
dengan prosedur
participant statistik
(Creswell, 2003: 19)

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Bogdan dalam


Sugiyono)
Proses Penelitian untuk memahami yang didasarkan pada tradisi penelitian
yang khas. Meneliti tentang Manusia atau Masyarakat.

90
No Perbedaan Kualitatif Kuantitatif
1 Konsep yang menekankan pada mementingkan
berhubungan makna, penalaran, adanya variabel-
dengan definisi suatu situasi variabel sebagai
pendekatan tertentu (dalam obyek penelitian
konteks tertentu), lebih dan variabel-
banyak meneliti hal-hal variabel tersebut
yang berhubungan harus
dengan  kehidupan didefenisikan
sehari-hari dalam bentuk
operasionalisasi
variable masing-
masing.
2 dasar teori sebagai pendekatan ini
Dasar Teori pijakan ialah adanya berpijak pada apa
interaksi simbolik yang disebut
dari suatu gejala dengan
dengan gejala lain fungsionalisme
yang ditafsir struktural, realisme,
berdasarkan pada positivisme,
budaya yang behaviourisme dan
bersangkutan empirisme yang
dengan cara mencari intinya menekankan
makna semantis pada hal-hal yang
universal dari gejala bersifat kongkrit, uji
yang sedang diteliti. empiris dan fakta-
fakta yang nyata.
3 Tujuan Tujuan utama Sebaliknya
penelitian yang pendekatan
menggunakan kuantitatif
pendekatan kualitatif bertujuan untuk
ialah mengembangkan menguji teori,
pengertian, konsep- membangun fakta,
konsep, yang pada menunjukkan
akhirnya menjadi teori, hubungan antar
tahap ini dikenal variable,
sebagai “grounded memberikan
theory research”. deskripsi statistik,
menaksir dan
meramalkan 
91
hasilnya
4 Desain desainnya bersifat desainnya harus
umum, dan berubah- terstruktur, baku,
ubah / berkembang formal dan
sesuai dengan situasi dirancang
di lapangan sematang mungkin
sebelumnya.
5 Data data bersifat deskriptif, datanya bersifat
maksudnya data dapat kuantitatif / angka-
berupa gejala-gejala angka statistik
yang dikategorikan ataupun koding-
ataupun dalam bentuk koding yang dapat
lainnya, seperti foto, dikuantifikasi
dokumen, artefak dan
catatan-catatan
lapangan pada saat
penelitian dilakukan
6 Sampel Sampel kecil sampel  besar,
merupakan ciri karena aturan
pendekatan kualitatif statistik
karena pada mengatakan
pendekatan kualitatif bahwa semakin
penekanan pemilihan sample besar akan
sample didasarkan semakin
pada kualitasnya merepresentasikan
bukan jumlahnya. kondisi riil.

7 Teknik observasi atau teknik yang


dengan melakukan dipakai akan
observasi terlibat berbentuk
langsung, seperti yang observasi
dilakukan oleh para terstruktur, survei
Teknik peneliti bidang dengan
antropologi dan menggunakan
etnologi sehingga kuesioner,
peneliti terlibat eksperimen dan
langsung dengan yang eksperimen semu.
diteliti

8 Hubungan dengan peneliti tidak peneliti mengambil

92
yang diteliti mengambil jarak jarak dengan yang
dengan yang diteliti. diteliti

9 Analisis Data bersifat induktif dan


bersifat deduktif, uji
berkelanjutan yang
empiris teori yang
tujuan akhirnya
dipakai dan
menghasilkan
dilakukan setelah
pengertian-pengertian,
selesai
konsep-konsep dan
pengumpulan data
pembangunan suatu
secara tuntas
teori baru, contoh dari
dengan
model analisa kualitatif
menggunakan
ialah analisa domain,
sarana statistik,
analisa taksonomi,
seperti korelasi, uji t,
analisa komponensial,
analisa varian dan
analisa tema kultural,
covarian, analisa
dan analisa komparasi
faktor, regresi linear
konstan (grounded
dll.nya.
theory research).

Asumsi Metode Penelitian Kualitatif


Anggapan yang mendasari metode jenis kualitatif adalah
bahwa kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak,
kesatuan, dan berubah-ubah Oleh karena itu tidak
mungkin dapat disusun rancangan penelitian yang terinci
dan fixed sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang
selama proses penelitian berlangsung.
(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001: 7).

93
Komponen Rancangan Penelitian Kualitatif
Model rancangan penelitian dapat dibuat dalam berbagai
jenis sesuai dengan selera tradisi instansi atau lembaga
masing-masing. Akan tetapi, secara prinsip harus mengan
dung komponen-komponen tertentu untuk sebuah
rancangan penelitian.
Komponen-komponen yang diharapkan hadir dalam
sebuah rancangan penelitian terdiri atas:
I Pendahuluan:
(1) Latar Belakang Masalah: dalam komponen ini perlu
dikemukakan masalah dan perumusan masalah secara
jelas. Segi keaslian penelitian perlu juga ditampilkan,
demikian juga segi kemenarikan dan pentingnya masalah
itu untuk diteliti.Disamping itu, perlu juga dijelaskan
kedudukannya masalah tersebut dalam lingkungan yang
lebih luas. (harapan dan kenyataan
(2) Fokus dan Subfokus penelitian
Permasalahan dalam penelitian kualitatif harus difokuskan
agar pembahasan tidak berkembang kemana-mana atau
terlalu luas.
3)Tujuan Penelitian:
Tujuan harus diperjelas agar arah penelitian dapat
mencapai sasaran yang diharapkan. Deskripsi tujuan
tergantung kepada kepentingan peneliti masing-masing.
(4) Manfaat Penelitian:
Penelitian dikerjakan tentu akan membawa suatu manfaat.
manfaat penelitian dapat bersifat keilmuan dan keprak
tisan. Artinya, hasil penelitian mungkin bermanfaat untuk
pengembangan ilmu dan dapat pula diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari

II Landasan Teoretis:
1. Teori berfungsi sebagai alat untuk menganalisis/
memecahkan masalah. Oleh karena itu, dalam memper
gunakan teori haruslah dipilih teori yang relevan dengan
94
tujuan penelitian. Dengan kata lain, teori harus dipilih
sesuai dengan kepentingan penelitian (sesuai dengan
fokus dan subfokus). Teori itu harus dijelaskan secara
konsepsional dan peneliti juga harus sudah memiliki
gambaran cara mengoperasionalkan teori tersebut.
2. Penelitian yang Relevan: Jika masalah dan objek
penelitian sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain, maka
perlu dilakukan pembahasan singkat terhadap hasil
penelitian itu. Dalam pembahasan itu harus dikemukakan
perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

III Metodologi Penelitian: langkah-langkah yang ditempuh


dalam penelitian, seperti. metode,.tempat penelitian,.waktu
penelitian,. teknik pengumpulan data: misalnya, teknik
simak, wawancara, dan angket harus disebutkan secara
jelas..
Teknik Analisis Data: Dalam komponen ini harus
dijelaskan teknik analisis yang dipergunakan untuk
menganalisis data. Mungkin dipergunakan teknik kualitatif,
tapi mungkin pula teknik kuantitatif. Teknik yang dipilih
bergantung pada kondisi data dan kepentingan penelitian
Data harus dijelaskan jenisnya. Data yng diperlukan dapat
berwujud data pustaka ataupun data lapangan.
Hipotesis Kerja: Hipotesis merupakan dugaan/jawaban
sementara yang akan dibuktikan lewat analisis data. Dalam
penelitian teologi (bagian dari humaniora) sering tidak
dipergunakan hipotesis, karena penelitian teologi bersifat
deskriptif.Hipotesis sering dipergunakan dalam penelitian
yang bersifat verifikatif.Namun dalampenelitian teologi
dapat digunakan istilah hipotesis kerja.
IV.Deskripsi data, hasil/Temuan Penelitian Dan
Pembahasan.
V Kesimpulan dan Rekomendasi

95
Validitas dalam penelitian Kualitatif
Validitas dalam penelitian kulitatif bukan sebagai
validitas instrumen penelitian. Hal ini disebabkan dalam
penelitian kualitatif, peranan instrumen penelitian “diambil
alih” oleh peneliti. Dengan kata lain, peneliti berposisi
sebagai instrumen penelitian. Untuk itu, pencapaian
validitas dalam penelitian kualitatif ditujukan pada upaya
mendapatkan data yang valid (sahih) yang sesuai dengan
rumusan masalah dan konsep yang diteliti.
Crewell (2007) menjelaskan beberapa strategi mendapat
kan data yang valid dalam penelitian kualitatif.
1. Peneliti perlu melibatkan diri di lapangan.
Peneliti membutuhkan waktu yang lama dalam proses
pengamatan secara terus menerus dilapangan, termasuk
berusaha membangun kepercayaan dengan para
partisipan, mempelajari budaya setempat, dan
memerikasa informasi yang mungkin salah yang berasal
dari distorsi atau ketidakjelasan informasi yang diterima
peneliti. Selama dilapangan peneliti perlu membuat
keputusan mengenai hal-hal atau informasi apa saja yang
penting untuk penelitian, relevan dengan tujuan penelitian,
dan kepentingan untuk fokus pada penelitian.

2. Triangulasi.
Triangulasi pada hakikatnya merupakan langkah,
multimetode yang dilakukan peneliti pada saat
mengumpulkan dan menganalisis data. Ini didasarkan
pada asumsi bahwa fenomena yang diteliti dapat
dipahami dengan baik jika dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dalam triangulasi, peneliti menggunakan
banyak sumber, metode, penyelidik (pengamat), dan teori
yang berbeda secara kolaboratif. Oleh karena itu, peneliti
dapat menggunakan beberapa metode triangulasi.
3. Peneliti memerlukan peer review (penilai sejawat).

96
Penilai sejawat berfungsi sebagai penilai eksternal untuk
menilai proses penelitian. Peran penilai eksternal ini
adalah sebagai seorang individu yang menjaga kejujuran
peneliti, mengajukan beberapa pertanyaan mengenai
metode, makna, dan beberapa interpretasi, serta
mengembangkan peneliti dengan memberikan
kesempatan kepadanya untuk menyampaikan berbagai
perasaan dan permasalahannya selama melaksanakan
penelitian.

4. Mengklarifikasi bias.
Dimulai sejak awal penelitian, merupakan langkah yang
sangat penting, bahwa pembaca dapat memahami posisi
peneliti dari berbagai bias pemikiran atau asumsi yang
berimbas pada penemuan-penemuan data di lapangan.
Dengan klarifikasi ini, peneliti menyampaikan komentar
mengenai peng- alamannya, bias, prasangka, dan
orientasi pribadi yang mempunyai kemungkinan merombak
pendekatan dan interpretasi selama penelitian.

5. Peneliti melibatkan partisipan.


Peneliti melibatkan partisipan untuk menilai kredibiltas
temuan dan interpretasi hasil penelitian. Teknik ini
dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (dalam Metode
Penelitian Sosial.Konsep-konsep Kunci.2016:353).
Menurut mereka, ini mejadi teknik yang paling penting
untuk membangun kredibilitas hasil penelitian. Dalam
pendekatan ini, sebagian besar studi kualitatif melibatkan
proses pengambilan data, analisis, interpretasi, dan

97
kesimpulan kembali kepada partisipan sehingga mereka
dapat menilai akurasi dan kredibilitas hasil penelitian.
Partisipan seharusnya memainkan peran penting secara
langsung terutama dalam penelitian studi kasus, life
history, sebagai penafsir dan pengamat yang kritis.
6. Deskripsi yang kaya informasi
Deskripsi yang kaya informasi memungkinkan pembaca
membuat keputusan karena di dalam laporan, penulis
juga menjelaskan secara rinci mengenai kondisi partisipan
atau latar penelitian. Dengan deskripsi yang rinci,
misalnya.

Ciri-ciri perbedaan paradigma positivis dengan


paradigma post-positivis (paradigma partisipatori)
yaitu:
1. Segi Ontologi, positivis percaya pada realitas yang
sebanarnya dapat dipahami. Sedangkan menurut
postpositivis, realitas dapat dipahami, tetapi tidak secara
sempurna dan hanya secara kemungkinan. Realitas itu
dapat dibentuk oleh nilai-nilai sosial, politik, budaya,
ekonomis, etnis, gender. Realitas itu dapat dibentuk
secara lokal dan spesifik; realitas itu partisipatif atau
subjektif-objektif dan dibuat oleh pikiran dan lingkungan
tertentu.
2. Segi epistemologi, paradigma positivis beranggapan
bahwa yang mengetahui dan yang diketahui berdiri sendiri
dan tidak harus saling memengaruhi sehingga pengetahu-
an itu objektif dan penemuan penelitian itu benar.
Paradigma post-positivis tidak lagi mempertahankan
kemandirian yang mengetahui dan yang diketahui, tetapi
masih memetingkan objektivitas dengan kriteria eksternal,
pengetahuan yang ada dan para penilai. Bagi post-positivis,
penemuan penelitian itu hanya mungkin benar (dualis dan
objektivis yang diperlunak).

98
3. Dari segi aksiologi, positivis dan postpositivis
menganggap bahwa hal mengetahui secara proporsional
mengenai dunia adalah tujuan, bukan alat, dan secara
intrinsik bernilai.
4. Segi metodologi, paradigma positivis bersifat
eksperimental dan manipulatif, serta merupakan upaya
verifikasi hipotesis, terutama dengan metode kuantitatif.
Paradigma post-positivis bersifat eksperimental dan
manipulatif yang dikoreksi, misalnya dengan penggunaan
lebih dari satu metode, mencakup metode-metode
kualitatif, dengan upaya untuk menunjukkan kesalahan
hipotesis. Variasi post-positivis yang lain, dari segi
metodologi, bersifat dialogis dan dialektikal (teori kritis),
hermeneutik dan dialektikal (konstruktivis), partisipasi
politik dalam tindakan penelitian yang berdasarkan kerja
sama di antara mereka yang terlibat dalam penelitian dan
mengutamakan pengetahuan yang praktikal serta
memakai bahasa berdasarkan konteks eksperi- mental
bersama (partisipatori)

Penelitian Teologi dan Keagamaan: Positivis atau


PostPositivis
Penelitian melekat pada teologi.Tidak ada teologi tanpa
penelitian.Tanpa penelitian, orang tidak bisa berteologi.
Dalam kata teologi terkandung pengertian ilmu, yaitu
kegiatan manusia yang didasarkan pada pengamatan, akal
budi, analisis, dan argument tasi, tidak didasarkan pada
kepercayaan.Jadi, apakah penelitian teologi itu berpara
digma positivis atau post-positivis? Tergantung dari tujuan
penelitian.
99
Jenis Pendekatan Penelitian Agama, Keagamaan,
Dan Teologi Kristen
 Penelitian agama sasarannya adalah agama sebagai
doktrin
 Penelitian keagamaan: agama sebagai gejala sosial
 Meneliti manusia yang menghayati, meyakini dan
memperoleh pengaruh dari agama.
 Meneliti bagaimana agama itu ada dalam perilaku,
interaksi, kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan
fakta atau realitas sosial kultur.
 Agama merupakan bagian dari ilmu humaniora.
Pendekatan agama dapat melalui sejarah, sosiologi.
antropologi,dan  psikologis
 Perilaku keagamaan dapat diamati
 Agama yang terwujud dalam tindakan dan sikap
manusia yang merupakan produk interaksi sosial
dapat dijadikan objek penelitian

Lingkup Penelitian Teologi


 Ada berbagai macam model penelitian Teologi,
sebagai berikut:
 Metode penelitian teologi sistematik
 Metode penelitian teologi praktika (pastoral)
 Metode penelitian studi kasus pastoral
 Metode penelitian teologi filosofis
 Metode penelitian teologis politis
 Metode penelitian teologi kontekstual
 Metode penelitian teologi eksegesis
 Metode penelitian teologi historis
 Metode penelitian teologi praktis

100
 Metode penelitian semiotik
 Metode penelitian hermeneutik
 Metode penelitian resepsi
 Metode penelitian Stilistika
 Metode penelitian Ekoteologi
 Metode penelitian Feminisme

Pemanfaatan Teori dalam Penelitian Teologi


Sebagai satu bentuk kegiatan ilmiah, penelitian teologi
memerlukan landasan kerja yaitu teori. Teori digunakan
untuk dasar menganlisis. Teori sebagai hasil perenungan
yang mendalam, tersistem, dan terstruktur terhadap gejala-
gejala alam berfungsi sebagai pengaruh dalam kegiatan
penelitian. Teori memperlihatkan hubungan -hubungan
antar fakta yang tampaknya berbeda dan terpisah ke dalam
satu persoalan dan menginformasikan proses pertalian
yang terjadi di dalam kesatuan tersebut. Selanjutnya, hasil
penelitian dalam arah balik akan memberikan sumbangan
bagi teori. Jadi, antara teori dan penelitian pun terdapat
hubungan saling mengembangkan.
Sesuai dengan keanekaragaman ilmu, maka teori pun juga
beraneka ragam. Dalam penelitian teologi, pemilihan
macam teori diarahkan oleh masalah yang akan dijawab
oleh penelitian dan oleh tujuan yang akan dicapai oleh
penelitian. Masalah yang menyangkut persoalan penyajian
suatu ayat misalnya, atau penafsirran akan memanfaatkan
teori hermeneutik, pragmatis, teori resepsi, dan sebagai
nya. Demikian pula halnya untuk penelitian teologi. Dalam
melaksanakan kegiatannya, teologi memerlukan metode
yang memadai.

101
Penelitian Teologi
Penelitian teologi merupakan cabang kegiatan
penelitian dengan mengambil objek agama. Meskipun
berbeda dengan ilmu yang lain, tetapi hakikat penelitiannya
tetap sama (masuk dalam rumpun humaniora). Pada
awalnya harus ada masalah teologi yang akan dicari
pemecahannya. Pemecahan itu harus ditempuh secara
ilmiah, sistematis, dan logis.Fakta yang dihadapi harus
merupakan fakta empiris dan penyelidikannya dilakukan
secara berhati-hati dan bersifat objektif.
Pada umumnya dalam penelitian teologi
dipergunakan teknik penelitian kualitatif. Penelitian
semacam itu menitikberatkan pada segi alamiah dan
mendasarkan pada karakter yang terdapat dalam
data.Penelitian kulitatif sering diartikan sebagai penelitian
yang tidak mengadakan “perhitungan” atau dengan angka-
angka (Moleong, 1982:2).Sebaliknya jika suatu penelitian
melibatkan “perhitungan” atau “angka” maka jenis
penelitian itu disebut penelitian kuantitatif.

Dalam pelaksanaan penelitian jenis penelitian kualitatif


maupun kuantitatif dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi dapat
pula digabungkan.Soal berdiri sendiri atau digabungkan itu
bergantung pada kepentingan, tujuan penelitian, dan
kondisi data.Contoh Penelitian Tindakan/Action Research.
Contoh: peneliti ingin mencoba mengajar PAK di Sekolah
Kristen X untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang
agama Kristen tentu saja si peneliti menggunakan
penelitian tindakan (action research)
Penelitian ini mengutamakan proses peningkatan
pembelajaran (kualitatif) dan melihat hasil dari proses
penelitian (kuantitatif). Jadi penelitian ini merupakan
gabungan antara penelitian penelitian kuantitatif dan
kualitatif (kuantilatif)

102
Teologi merupakan bagian dari kelompok ilmu-ilmu
humaniora, seperti halnya bahasa, sejarah, kesenian,
filsafat dan estetika. Keseluruhan ilmu-ilmu humaniora itu
merupakan esensi kebudaya an.Penelitian teologi
bermanfaat untuk memahami aspek kemanusia an dan
kebudayaan yang tertuang dalam isi Alkitab.Oleh karena
itu, penelitian teologi dapat mengambil objek-objek
tersebut.Pemilihan objek itu bergantung pada tujuan
penelitian dan teori yang melandasi pendekatannya.

Tahap-Tahap Penelitian
Suatu penelitian dikerjakan melalui beberapa tahap, yaitu
(1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3)
tahap pelaporan (Ali, 2005:23-26).Tahap perencanaan
terdiri atas: 1. pendahuluan yang mencakup: latar
belakang masalah, fokus penelitian, perumusan
masalah/pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian. 2. Deskripsi Teoretis. 3. Metodologi
Penelitian. 4. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi
pengumpulan data, pengelompokan, dan analisis dan
hasil, pembahasan 5. Kesimpulan dan Rekomen- dasi. 6.
Tahap berikutnya, tahap pelaporan diisi dengan kegiatan
penulisan dan penggandaan hasil penelitian agar dapat
dibaca, diketahui, dan dimanfaatkan oleh orang lain yang
memerlukannya.

Masalah dalam Peneltian Teologi


Penelitian baru dapat dikerjakan jika terdapat masalah,
artinya ada sesuatu yang perlu dipecahkan.Jika
menemukan masalah, seorang peneliti harus, jeli dan
terlatih kepekaannya.Dalam Bab I penelitian mahasiswa
(Skripsi, Tesis, Disertasi) pokok pertama yang mesti
103
disampaikan yakni: Latar Belakang Masalah. Dalam
mengemuka kan/menarasikan latar belakang masalah perlu
didasarkan atas teori-teori tentang “masalah penelitian”. 
Masalah penelitian adalah perbedaan antara harapan dan
kenyataan (das sollen dan das sein), perbedaan antara
yang tertulis dengan yang dipraktikkan/perbedaan antara
teori dan praktik.
Sering terjadi yakni ketika mahasiswa menarasikan
masalah penelitian tidak didasarkan pada teori tentang
“masalah penelitian”. Mahasiswa hanya asal-asalan
membuat latar belakang masalah. Akhirnya mahasiswa
tidak punya arah yang baik dalam menyelesai kan
masalah.Penyelesaian masalah tentu ditopang oleh kajian
teori (kebenaran rasional) yang relevan dengan variabel
(konsep yang dapat diukur) yang diteliti dan analisis data
serta kesimpulan yang diambil.Oleh karena itu perlu
memperhatikan teori tentang “masalah penelitian”.

Beberapa teori tentang “masalah penelitian”.


Contoh 1:
Secara psikologi ditemukan bahwa tingkat perhatian orang
terhadap pembicaraan/ ceramah/ khotbah dll hanya
berlangsung 45 menit. Oleh karena itu khotbah jangan
terlampau lama karena bila terlampau lama maka
konsentrasi pendengar khotbah akan berubah. Dengan
demikian khotbah selanjutnya tidak diperhatikan secara
baik. Akan tetapi disuatu tempat/gereja, jemaat mampu
mendengar khotbah secara baik dalam durasi waktu 1,5
jam bahkan ada yang 2 jam. Ini menjadi masalah yang baik
untuk diteliti. Dalam teknis pemaparan di-Latar Belakang
Masalah dikemukakan tentang lamanya waktu tentang
tingkat perhatian orang terhadap ceramah/khotbah

104
kemudian akhiri dengan fakta bahwa ditempat tertentu
jemaat mampu mendengar khotbah dalam waktu 1,5 jam
atau 2 jam. Namun perlu didukung dengan bukti, yakni
apakah ini pengalaman langsung atau kesaksian orang
lain.

Teori 2
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitif,
Kualitatif dan R&D mengemukakan bahwa masalah
penelitian adalah penyimpang an antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dan
praktik, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana
dengan pelaksanaan, penyimpangan antara pengalaman
dan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan dan kompetisi ( Sugiyono,
2008:52)
Berdasarkan definisi tentang masalah tersebut di atas,
masalah penelitian yang harus dikemukakan dalam Latar
Belakang Masalah yaitu: Penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. (das
sollen dan das sein),

Yang Apa yang Penyimpangan/ Deskripsi Masalah


seharusnya benar- masalah
benar
terjadi

Jemaat rajin Jemaat Jadi, Contoh deskripsi


105
beribadah malas penyimpangannya Masalah:
beribadah yakni: jemaat Jemaat Kristen adalah
malas beribadah orang-orang yang
telah ditebus oleh
Yesus Kristus. Oleh
karena itu maka
jemaat rajin beribadah
ke Gereja dan ibadah-
ibadah rumah tangga.
Kerajinan jemaat
dalam beribadah
bukan untuk
mendapat
keselamatan tetapi
membuktikan bahwa
jemaat adalah orang-
orang yang sudah
diselamatkan. Namun
masalah yang terjadi
yakni anggota jemaat
malas beribadah pada
hari Minggu dan
ibadah-ibadah
keluarga.

Kedudukan Peneliti dalam Penelitian Teologi


Karakteristik teologi sebagaimana dikemukakan di atas dan
sifat bahasa agama kedudukan pembaca dalam
komunikasi teologi menjadikan peneliti sebagai pelaku
utama /penting. Penelitilah yang menetapkan alat kerjanya
dan selanjutnya yang menggerakkannya untuk mencapai
tujuan studi teologi.Kegiatan meneliti lahir karena
munculnya masalah.Pada diri ilmuwan terdapat kepekaan
dalam menghadapi realita, terutama realita yang
berhubungan dengan bidangnya. Ilmuwan mempunyai
kemampuan untuk melakukan transendensi terhadap
realita yang konkret yang selanjutnya akan melahirkan
upaya penelitian. Demikian pula yang terjadi pada realita
106
yang merupakan perwujudan kegiatan teologi.

Kepekaan terhadap gejala yang berkaitan dengan “teologi”


inilah yang kemudian melahirkan penelitian, maka penelitian
teologi merupakan suatu proses penajaman,
pengembangan dan penyempuranaan teologi sebagai
suatu disiplin ilmu.
Pentingnya peran penelitian teologi bagi perkembangan ilmu
teolog membuat kegiatan studi teologi dilakukan tidak secara
insidental, atau coba-coba, melainkan satu kegiatan yang
terarah dan bersistem.Ini berarti penelitian memerlukan
metode. Metode yang ilmiah menempatkan penelitian dalam
bentuk kegiatan yang bersistem, konsisten dan terorganisasi.

SISTEMATIKA PENELITIAN SOSIAL (HUMANIORA)


KUALITATIF
Penelitian kualitatif sistematikanya ada kalanya berubah-
ubah setelah peneliti berda di lapangan (tidak terpola
seperti penelitian kuantitatif). Namun secara umum
sistematikanya sbb:
Bab I Pendahuluan
1.Latar Belakang Masalah
2. Fokus Penelitian
3. Pertanyaan Penelitian
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaan Penelitian
Bab II Kerangka Teoretis
Bab III Metodologi Penelitian
1. Gambaran tentang Objek Penelitian
(yang berhubungan dengan tujuan penelitian)
2. Metode Penelitian
3. Latar Penelitian

107
4. Teknik Koleksi Data
5. Instrumen penelitian
6. Tahap-tahap Penelitian
7. Analisis Data
8. Teknik Keabsahan Data/trianggulasi
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Bagian Akhir
1. Masukkan daftar kepustakaan/rujukan
2. Lampiran-lampiran

CONTOH 1. SKRIPSI / TESIS


(Proposal Bab I sampai Bab III, kalau Skripsi Bab I
sampai Bab V)

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Judul: …………………..
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Bagian ini diawali dengan upaya peneliti untuk
menggambarkan konteks atau situasi yang mendasari
munculnya permasalahan yang menjadi perhatian
peneliti. Bagian latar belakang masalah ini sebaiknya
diakhiri dengan batasan yang dibuat oleh peneliti
berkaitan dengan fenomena- fenomena, fakta-fakta
empiris, ataupun kejadian- kejadian aktual yang sudah
dipaparkan sebelumnya. Batasan atas fenomena
tersebut diharapkan dapat mengantarkan peneliti menuju
fokus permasalahan yang akan diteliti sekaligus
menunjukkan penting dan menariknya permasalahan
tersebut

108
B. Fokus dan Subfokus penelitian
Dibagian ini peneliti harus membuat suatu
formulasi pertanyaan penelitian (grand tour question)dan
jika memungkinkan juga pertanyaan-pertanyaan lainnya
yang merupakan turunan (sub question).Pertanyaan-
pertanyaan tersebut seharusnya jelas, spesifik, tepat
sasaran, dan memungkinkan untuk dijawab oleh peneliti.
C. Rumusan Maslah
Rumusan masalah ini dapat dirinci dalam
pertanyaan-pertanyan sebagai berikut:
1.
2.
3.

D. Tujuan Penelitian
Tulisan pada bagian ini harus menunjukkan
pernyataan yang berisi tentang tujuan yang ingin dicapai
melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus terkait
dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan
dalam fokus penelitian.
1.
2.
3.
D. Manfaat Penelitian
Tulisan pada bagian ini berisi tentang sumbangan/
kontribusi positif terkait dengan hasil penelitian. Manfaat
penelitian terdiri dan manfaat teoritis maupun praktis.

109
Untuk manfaat teoritis berisi keterkaitan hasil penelitian
dengan pengembangan ilmu psikologi. Manfaat praktis,
Iebih mengarah pada aplikasi hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian
B. Hasil Penelitian yang Relevan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Prosedur Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya berisi prosedur
atau cara yang baku dan ilmiah untuk mendapatkan data
penelitian. Pada bagian ini, peneliti harus memberikan
gambaran yang jelas kepada pembaca mengenai cara-
cara yang digunakan dalam menjalankan penelitian.
Gambaran yang terstruktur dan jelas ini memungkinkan
pembaca untuk mengadakan penelitian yang serupa.
Bab ini berisi tentang tipe penelitian, unit analisis, subjek
penelitian, alat pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Latar Penelitian
D. Data dan Sumber Data

E. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data


Pada bagian ini, penulis harus mengungkapkan semua
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

110
penelitian. Instrumen pengumpul data penelitian kualitatif
dapat berupa wawancara, observasi, catatan lapangan,
dokumentasi, atau instrumen-instrumen lainnya dengan
mempertimbangkan relevansinya dengan fokus penelitian.
Perlu diperhatikan bahwa instrumen pengumpul data yang
disebutkan di bagian ini hanya alat-alat yang dapat
mengumpulkan data yang akan dianalisis dalam penelitian
ini, apabila data yang diperoleh hanya untuk memperkaya
bahasan penelitian, maka alat pengumpul datanya tidak
perlu disebutkan (misalnya, observasi saat wawancara).
Penulis juga perlu mencantumkan kisi-kisi atau blueprint dari
intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
(misalnya, pedoman wawancara atau panduan observasi).

F. Prosedur Analisis Data


Pada bagian ini, peneliti menguraikan tentang cara peneliti
mengorganisasikan dan kemudian menganalisis data
penelitiannya. Penulis perlu menjelaskan secara detil
langkah-langkah yang dilakukannya setelah mendapatkan
data penelitian sampai pada mendapatkan hasil analisis data
penelitian.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data


1. Kredibilitas - internvalidity
Bagian ini menguraikan cara dan/atau teknik yang
digunakan oleh peneliti untuk memantapkan kredibilitas
penelitiannya. Mengenai kredibilitas/keterpercayaan
penelitian kualitatif, ,
2. Dependabilitas – kebergantungan, dapat diandalkan
3. Transferabilitas - keteralihan
4. Konfirmabilitas - objektivitas

111
Bab IV Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum (budaya, geografi, demografi,
dll)
B. Temuan Khusus
1. Subfokus 1
2. Subfokus 2
3. Subfokus 3
C. Pembahasan
Bab V Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi

CONTOH 2. (Penelitian Kualitatif) oleh Wagiyono

URGENSI PENDIDIKAN FORMAL  TEOLOGI  BAGI


GEMBALA JEMAAT DAN IMPLIKASINYA BAGI
PERTUMBUHAN IMAN JEMAAT

BAB I PENDAHULUAN
         Bab Pendahuluan adalah dasar untuk pembahasan
bab-bab berikutnya; karena itu, bab ini berisikan: Latar
Belakang Masalah, Fokus dan Subfokus Penelitian,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Asumsi, Kegunaan
Penulitian, Ruang Lingkup Penelitian,

A.  Latar Belakang Masalah
         Ledakan pertumbuhan gereja di abad ke-21 hingga
memasuki milenium ke-3 ini sungguh dahsyat.

112
Multiplikasi / memperbanyak orang percaya selama abad
ini melebihi jumlah orang Kristen seutuh abad sebelum
nya. Dimulai dari 12 murid, kini mencapai 2,1 miliyar
lebih.1) Fenomena spektakuler ini jelas melegitimasi
karya Roh Kudus yang telah memberikan kuasa
(dunamos) kepada orang percaya dan secara khusus
kepada hamba-hamba Tuhan yang telah dipili-Nya
sebagai pengajar dan pemberita injil massa kini.
         Fakta mengembirakan itu semakin mengokohkan
keyakinan orang percaya seluruh dunia bahwa Allah
sedang terus bekerja. Namun berbarengan dengan itu
ada fakta lain yang patut diperhatikan. Pertumbuhan
iman jemaat di dalam gereja terus-menerus dihadang
ancaman: “Kehancuran Moral dan penyesatan dokrinal
(ajaran). 2) Tantangan moral dan dokrinal inilah yang
sering menjadi ‘mesin penghancur’  Gembala
jemaat dalam pelayananya. Moralitas gembala makin
rendah. Penyesatan makin marak dalam berbagai
macam wujudnya.

Benteng moralitas para hamba Tuhan telah diruntuh


kan sehingga mereka kembali lagi pada dunia lamanya.
Kembali melakukan seks bebas, mencari popularitas
semu, dan keserakah an materialistis. Bukan rahasia lagi
bahwa banyak hamba Tuhan telah tersandung skandal
seksual. Akibatnya, dirinya dipermalu kan, rumah tangg
nya kacau, pelayanannya hancur berantakan. Sementara
sebagian yang lain, membangun pelayanan guna meraih
(disadari atau tidak) popularitas dirinya. Mimbar pelayan
an berubah menjadi pentas entertainment. Para hamba
Tuhan berubah menjadi idol yang membius massa
dengan kepuasan perasaan sesaat.
         Keruntuhan moralitas dan munculnya penyesat-
penyesat dari para gembala  tersebut lebih disebabkan
oleh minimnya besik teologi dan rapuhnya dasar bangun
an rohaninya, karena gembala  tersebut tidak  berpen
didikan teologi yang resmi. Karakter dari
113
gembala tersebut tidak mencerminkan seorang gembala
jemaat yang seharusnya sehingga lebih mudah jatuh
dan kembali ke dunia lamanya. sebaliknya ada yang
sudah memiliki dasar rohani yang kokoh, jelas dan benar
namun dalam pelaksanaannya kehilanggan keseim
bangan sehingga mulai menyesatkan jemaat.  

Seperti apa yang dikatakan oleh Pdt. Dr. Wagiyono


Sumarto.
     Bahwa peran pendidikan teologi dan …sangat besar
dalam dan ikut membentuk karakter para hamba Tuhan
tanpa mengesam pingkan peran orang tua dalam
mentranformasikan karakter dasar dan perkembangan
kepribadian. Penulis mengamati banyak para hamba
Tuhan gagal di tengah jalan bukan karena kurang
memenuhi abilitas tuntutan akedemis, tatapi karna
karekternya yang lama kumat lagi1.
 Ada disatu gereja yang gembalanya sebaliknya
bermasalah dengan jemaatnya mengakibat kan jemaat
tersebut keluar gereja dan berjemaat di gereja lain. Lebih
memilukan lagi tidak jauh dari gereja tersebut seorang
gembala tidak tidur seranjang dengan istrinya sebab ada
segumpal masalah yang sudah lama tidak terselesaikan.
Bukan hanya itu saja ada beberapa kasus yang
serupa terjadi di lingkungan gereja-gereja oleh
gembalanya.  Mengajarkan  jemaat-jemaatnya dengan
pengajran yang berdasarkan empiris belaka, sehingga
mengeyampingkan Alkitab sebagai dasar pengajaran
mereka, menafsirkan firman Tuhan dengan sembarang
an. masalah ini disebabkan karena maraknya hamba-
hamba Allah yang mengambil jalan pintas menuju
kesarjanaan, S1, S2, dan S3.  

114
Pdt. Chris Marantika, mengatakan:
Gelar-gelar jalan pintas bukan saja memalukan Tuhan
dan menghina martabat teologi, tetapi juga menipu umat
dan membuka gerbang bagi teologi-teologi kekinian yang
melecehkan Allah, Alkitab, Kristus dan Rohulkudus. Kita
tetap saling mengasihi, namun kita harus paham bahwa
Scholarship Is A Stewardship, atau kesarjanaan adalah
pengabdian, proses memperoleh dan memakai
kesarjanaan adalah pengabdian kepada Allah. Jalan
pintas menuju kesarjanaan, S1, S2, dan S3 adalah
penghinaan kepada Tuhan Yesus Krisrus.

         Masalah-masalah demikian yang akan melahirkan


hamba-hamba Yesus yang tidak berkompeten dibidang
nya. Hal seperti ini menyebabkan gereja yang mereka
bangun tidak mengalami pertumbuhan yang baik, dalam
hal ini pertumbuhan iman pengikutnya.
            Baru-baru ini dikabarkan seorang calon pendeta
X di gereja Pantekosta Palembang – Sumatra Selatan,
membunuh mantan pacarnya dengan cara menikam
sampai tewas. Dikabarkan pelaku cemburu melihat
kekasih lamanya dengan pria lain. Dari kejadian ini
bahwa seorang calon gembalapun tidak dapat mengua
sai emosinya sehingga tega menghilangkan nyawa
seseorang. Tentu ini adalah tontonan yang tidak baik
tentang citra seorang hamba Tuhan.  
         Atas dasar latar belakang tersebut peneliti tertarik
menuliskan karya ilmiah ini, dengan judul:  Urgensi
Pendidikan Formal  Teologi Bagi Gembala Jemaat
Dan Implikasinya Bagi Pertum- buhan Iman Jemaat

115
B. Fokus dan Subfokus Penelitian
Fokus Penelitian ini adalah pendidikan formal bagi
gembala jemaat, sedangkan subfoks adalah adalah
dasar Alkitab untuk  pendidikan formal teolog, realita
pendidikan formal teologi dewasa ini, pentingnya
pendidikan teologi formal bagi gembala jemaat dalam
partumbuhan iman jemaat.

C. Rumusan Masalah
         Rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan-
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Adakah dasar Alkitab untuk pendidikan formal teologi?
2. Bagaimana realita pendidikan formal teologi dewasa
ini?
3. Mengapa pendidikan teologi formal sangat penting
bagi gembala jemaat dalam partum- buhan iman
jemaat?

D.Tujuan Penulisan  
       Penulisan skripsi ini selain untuk memenuhi
sebagian dari tuntutan akademis dari studi,maka
skripsi ini juga bertujuan:
1.  Menjadi dasar dari pendidikan formal teologi bagi
gembala jemaat untuk pelayananya.
2.  Memberikan realita pendidikan formal teologi bagi
gembala jemaat saat ini.
3.  Menyadarkan tentang pentingnya pendidikan formal
teologi bagi gembala jemaat dalam pelayanan
praktisnya terhadap pertumbuhan iman jemaat.

116
D.  Kegunaan Penulitian
         Kegunaan penelitian ini adalah:
1.   Kegunaan Secara Umum
a.  Dapat memberikan masukan kepada peneliti dan
para  gembala jemaat tentang pendidikan
formal teologi  berdasar kan firman Allah.
b.Dapat memberikan pemahaman yang benar tentang
pendidikan formal teologi.
c.  Dapat memeberikan jalan keluar bagi masalah yang
dialami   dalam pendidikan formal teologi.
d.Dapat memberi kontribusi serta teoretis dan praktis
dalam pelayanan gembala jemaat bagi pertumbuhan
iman jemaat.
e. Dapat memahami bahwa betapa urgensinya
pendidikan  formal teologi bagi hamba Tuhan untuk
pertumbuhan iman jemaat.

2. Kegunaan Secara Khusus


a. Menambah wawasan berpikir kritis bagi peneliti,
bahwa betapa urgensinya pendidikan teologi formal
bagi hamba Tuhan untuk pertumbuhan iman jemaat.
b. Melengkapi persyaratan akhir bagi peneliti dalam
menyelesai kan program Strata 1 (S1) di Sekolah Tinggi
Teologi Bethel The Way

E.  Asumsi
  Jika para gembala jemaat menganggap sanggat
penting untuk mengikuti 
pendidikan formal teologi, tentu saja akan melahirkan
gembala-gembala yang baik. (mzr 23)
   Jika gembala jemaat mengikuti pendidikan formal

117
teologi, maka implikasinya jemaat akan mengalami
pertumbuhan iman.

F.     Ruang Lingkup Penelitian


  Ruang Lingkup Penelitian ini adalah:
1. Dasar Alkitab untuk pendidikan formal teologi
2.  Pendidikan Formal Teologi ini hanya dinilai
berdasarkan perspektif iman Kristen
3. Pendidikan Formal Teologi ini dialamatkan
kepada gembala jemaat, bagi
pelayanannya terhadap pertumbuhan iman jemaat.

BAB II LANDASAN TEORETIS


A. Teori tentang Pendidikan Formal
B. Teologi bagi Gembala Jemat
C. Dasar Alkitab bagi Pendidikan Formal Teologi,
meliputi: 1. Perjanjian Lama, 2. Perjanjian Baru. 3. Dasar
Urgensi Pendidikan Formal Teologi, meliputi: 1)
Pertumbuhan Iman, 2) Mengatasi Ajaran-ajaran Bidat 3)
Peningkatan Kualitas Gembala Jemaat.
D. Definisi Istilah
         Agar memahami dan mengerti istilah judul dari
skripsi ini, maka peneliti memberi arti istilah-istilah
sebagai berikut:
1.  Kegunaan/Urgensi, adalah keharusan yang
mendesak; hal sangat penting
2.  Kata pendidikan berasal dari kata dasar “ didik’, yaitu
memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan kepada
seseorang.
Pendidikan adalah kegiatan yang diadakan secara
sengaja untuk memengaruhi orang lain, supaya orang itu
dalam hidup dan kehidupanya mencapai tingkat yang
optimal sesuai dengan keadaan, pembawaan, untuk
menyampaikan pengetahuan yang nyata dan pengertian
yang benar kepada orang lain supaya diterima, diolah,
dihayati, dan diperlengkapi dengan ketangkasan serta
kertampilan yang diperlukan, sehingga dapat digunakan
untuk kepentigan hidup dan kehidupan

118
Samuel Sijabat mengatakan bahwa: pendidikan dapat
kita artikan sebagai perbuatan dan usaha dari generasi
tua untuk mengalihkan pengetahuanya, serta
ketrampilanya kepada generasi mudah sebagai usaha
menyingkapkan agar dapat memenuhi fungsinya, baik
secara jasmani maupum secara rohani. Jadi pendidikan
adalah proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang
atau kelompok yang diusahakan  mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan 3.
3.  Teologi dalam arti paling sempit, adalah studi dari
pengetahu an tentang Allah. Tetapi arti lebih luas dalam
bahasa modern, teologi adalah uraian rasional dari suatu
agama ditunjang oleh sejumlah subdisiblin termaksuk
studi naska-naska suci, etika, dokrin, sejarah dan
peribadahan
4. Formal: Resmi adalah sesuai dengan peraturan yang
sah
5. Gembala: ada dua macam gembala dalam Alkitab.
Pertama, orang yang menggembalakan ternak. Kedua,
orang yang mengasuh dan membina manusia, yaitu
gembala yang bersifat Ilahi maupun fana.
6. Pertumbuhan Iman merupakan proses menuju
kedewasaan iman atau kedewasaan rohani, sebagai
orang yang telah dewasa dalam iman dapat mem
bedakan mana yang benar dan salah serta menjadi
pelaku firman dalam kehidupannya sehari-hari; memiliki
prinsip iman yang teguh, sehinggah konsisten dalam
kebenaran dan tak terombang-ambing dengan pengaruh
dari luar baik dalam rupa-rupa pengajaran, maupun
keinginan dunia ini.
8. Implikasi adalah kosekwensi teori, keterlibatan atau
keadaan terlibat yang termaksud dan tersimpul.
D. Penelitian yang Relevan

119
.

         

BAB III     METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif .
Deskriptif artinya mengambar kan apa adanya.
Dikatakan deskriptif atau descrivtive karena menggu
nakan buku-buku yang dipakai sebagai sumber acuan
secara teologis. Dikatakan metode kualitatif karena jenis
riset penelitian ini berkaitan dengan ilmu sosial seperti
psikologi, sosiologi, antropologi. Artinya bahwa yang
berhubungan dengan kamanusiaan yang tidak bisa
dikuantifikasi karena bersifat abstrak, guna mencari
pengertian yang mendalam.
C. Teknik Pengumpulan data
Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menguna
kan observasi dan wawancara atas partisipan yang
berkapasitas dan berkualitas.  Dalam penelitian, peneliti
berusaha menjelaskan permasalahan yang tetap
relevan karena menuliskan kenyataan sebagaimana
adanya.
D. Instrumen Peneitian
E. Teknis Analisis data
F.    Sistematika Penulisan
         Skripsi ini berisikan lima bab, dengan susunan
sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan: Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penilitian, Ruang

120
Lingkup Penelitian, 
Bab II Landasan Teoretis
Bab III Metodologi Penelitian, 
Bab IV. Deskripsi data, Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Bab V, Penutup, Kesimpulan, Implikasi, Rekomendasi

Daftar Pustaka
Alwi,Hasan. 2002.  Kamus Besar Bahasa
Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.
Browning, W. R. F. 2008. Kamus Alkitab, Jakarta: BPK
GM,
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini,1998,Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF,
Koentjaraningrat, 2000 Metode Penelitian
Masyarakat Jakarta: Gramedia,
Nduru,S. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi-Tesis). Jakarta:  …..
Nduru,S. 2005. Penggembalaan. Jakarta: STT Tiberias
Petrus Octavianus, 1998 . Dipanggil untuk
Melayani. ( Malang: Departemen Literatur YPPII,),
Hasil pengamatan penulis selama pelayanan 2  bulan
(juni-juli 2010)
Samuel Sejabat, 2002. Tugas dan Panggilan
Pendidikan Kristen, Bandung: Institut Alkitab
Tiranus,
Sudarmanto, G.2009. Menjadi Pelayan Kristus yang
Baik.  Malang: Departemen Multimedia.bidang
literatur.YPPII, 70 Tahun Pdt. Dr. Petrus
Octavianus, 2006.

121
ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS)

Pengertian
Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari
dan menganalisis teks atau wacana atau komunikasi secara
sistematik, objektif dan kuantitatif atau subjektif dan kualitatif
terhadap pesan yang tampak (Berelson & Kerlinger)
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat
inferensi yang dapat direplikasi (ditiru) dan shahih datanya
dengan memerhatikan konteksnya (Krippendorf)
Analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan
menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat
inferensi yang valid dari teks (Weber)
Analisis isi merupakan teknik sistematis untuk
menganalisis suatu teks, pesan atau suatu alat untuk
mengobservasi dan mengnalisis isi perilaku tokoh dalam
teks atau perilaku tokoh dalam komunikasi yang terbuka
dari komunikator yang terpilih (Rahmat Kriyantono).

Jenis Analisis Isi


Berdasarkan pendekatan yang digunakan, analisis isi dibagi
menjadi dua pendekatan yaitu analisis isi kuantitatif
(quantitative content analysis) dan analisis isi kualitatif
(qualitative content analysis). Dalam perspektif
metodologi kuantitatif, analisis isi merupakan salah satu
pengukuran variabel, sedangkan dalam metodologi

122
kualitatif, analisis isi berdekatan dengan metode analisis
data dan metode tafsir teks. Analisis isi yang kuantitatif
lebih banyak digunakan oleh para peneliti ilmu sosial yang
positivisme, sedangkan metode analisis isi yang
kualitatif lebih banyak digunakan oleh mereka yang anti
antipositivisme / pospositivis

Analisis Isi Kuantitatif


Analisis isi (content analysis) pada awalnya berkembang
dalam bidang surat kabar yang bersifat kuantitatif. Pelopor
analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori
teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan
secara sistematis, kemudian diberi interpretasi
Analisis isi kuantitatif menggambarkan atau menjelaskan
suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Maka
tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis.
Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga
data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi
dari seluruh populasi.

Secara umum analisis isi kuantitatif adalah teknik


penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui
gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi.
Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara
sistematis komunikasi yang tampak (manifest), dan
dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat
direplikasi.
Karena peneliti harus menjaga sifat objektif dan valid maka
dalam analisis data, peneliti tidak boleh mengikutsertakan
analisis dan interpretasi yang bersifat subjektif sehingga

123
hasil analisis benar-benar objektif dan bila dilakukan
penelitian oleh peneliti lainnya, hasilnya relatif sama atau
tidak jauh berbeda.
Analisis isi jenis kuantitatif harus dikuantitatifkan ke dalam
angka-angka, misalnya “70% berita Media Indonesia adalah
bertema ekonomi

ANALISIS ISI KUALITATIF


Penelitian analisis isi kualitatif dipengaruhi oleh
paradigma naturalistik-interpretatif. Peneliti berusaha
mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya
sehingga penelitian ini sangat memperhatikan proses,
peristiwa, dan otensitas. Menggunakan metode analisis isi
kualitatif harus mengamati fenomena komunikasi, dengan
merumuskan dengan tepat apa yang diteliti dan semua
tindakan harus didasarkan pada tujuan tersebut.
Selanjutnya memilih unit analisis yang akan dikaji, memilih
objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Apabila
objek penelitian berhubungan dengan data-data verbal
maka perlu disebutkan tempat, tanggal dan alat komunikasi
yang bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian
berhubungan dengan pesan-pesan satu dalam suatu media,
perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang
mengantarkan pesan itu.

MACAM-MACAM ANALISIS DATA


KUALITATIF
Secara umum metode analisis data meliputi reduksi,

124
display data dan kesimpulan atau verifikasi data. Akan
tetapi karena data kualitatif sangat banyak sekali,
maka model analisis data juga beragam sesuai dengan
objek penelitian. Secara umum, model analisis data
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: pertama,
kelompok metode analisis teks dan bahasa; kedua,
kelompok metode analisis tema-tema budaya; ketiga,
kelompok analisis kinerja, perilaku seseorang dan
perilaku institusi.

Adapun bagian-bagian dari tiga kelompok model analisis


data kualitatif di atas adalah sebagai berikut:

A. KELOMPOK METODE ANALISIS TEKS DAN BAHASA


1) Content analysis (analisis isi)
2) Framing analysis (analisis Bingkai)
3) Analisis semiotik
4) Analisis kontruksi sosial media massa
5) Hermeneutik
6) Analisis wacana dan penafsiran teks
7) Analisis wacana kritis
8) Analisis Pragmatis
9) Analisis Semantik;

B. KELOMPOK ANALISIS TEMA-TEMA BUDAYA


1) Analisis struktural
2) Domain analysis
3) Taxonomi analysis
4) Componential analysis
5) Discovering cultural theme analysis
6) Constant comparative analysis

125
7) Grounded analysis
8) Ethnology

C. KELOMPOK ANALISIS KINERJA DAN


PENGALAMAN INDIVIDUAL SERTA PERILAKU
INSTITUSI
1) Focus group discussion (FGD)
2) Studi kasus
3) Teknik biografi
4) Life’s history
5) Analisis SWOT
6) Penggunaan bahan dokumenter
7) Penggunaan bahan visual

Krippendorf memberikan beberapa bentuk


klasifikasi dalam analisis isi, yaitu:
1. Analisis Isi Pragmatis; Di mana klasifikasi dilakukan
terhadap tanda menurut sebab akibatnya yang mungkin.
Misalnya, berapa kali suatu kata tertentu diucapkan yang
dapat mengakibatkan munculnya sikap suka tehadap suatu
produk.
2. Analisis Isi Semantik; Dilakukan untuk
mengklasifikasikan tanda menurut maknanya
3. Analisis Sarana Tanda; Dilakukan untuk
mengklasifikasikan isi pesan melalui sifat psikofisik dari
tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks
muncul.

126
Metode Analisis Isi Kualitatif dengan Pendekatan
Semiotik
Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Istilah ini diambil
dari kata Yunani Semeion yang berarti “tanda”. Tanda ada
dimana-mana, bisa berupa kata, gambar, bunyi, struktur
karya sastra, struktur film, struktur musik dan sebagainya.
Semiotik juga merupakan suatu ilmu yang mengkaji gejala
kebudayaan dengan memahami makna tanda-tanda
kehidupan. Semiotik sering digunakan sebagai sebuah
pendekatan dalam analisis teks, baik verbal maupun non
verbal.

Etimologi kata
1) Semiotik: a. Semion: tanda (Yunani Kuno) b. Sign:
tanda (Inggris)
2) Eagleton : Semiotik/semilogi berarti ilmu tanda-tanda
(signs) secara sistematik. Simiotik menunjukkan bidang
kaitan khusus, yaitu sistem yang secara umum dipandang
sebagai tanda, seperti puisi, rambu-rambu lalu lintas dan
nyanyian burung. Dalam implementasi- nya, semiotik
biasanya juga menggunakan metoda struktural

Dari segi istilah, semiotik berasal dari kata Yunani Kuno


“semeion” yang berarti tanda atau “sign” dalam bahasa
Inggris. Semiotik merupakan ilmu yang mengkaji hal-hal
yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi. Di dalam
penelitian teks, pendekatan semiotik khusus meneliti teks
yang dipandang memiliki sistem sendiri, sedangkan sistem
itu berurusan dengan masalah teknik, mekanik penciptaan,
masalah ekspresi, dan komunikasi. Bila kajian teks sudah
dikaitkan dengan masalah ekspresi dan manusianya,
127
bahasa, situasi, isyarat, gaya, dan lain sebagainya, berarti,
bahwa kajian semiotik menyangkut aspek ekstrinsik dan
aspek intrinsik teks.
Dilihat dari sejarah kemunculan semiotik ini dapat dikatakan
bahwa pendekatan semiotik lahir akibat rasa tidak puas
terhadap pendekatan struktural yang hanya terbatas pada
kajian aspek intrinsik saja. Padahal teks yang dipandang
memiliki sistem tidak terlepas dari masalah penciptaan,
masalah ekspresi, dan masalah penerimaan teks oleh
pembaca.

Semiotik sebagai studi tentang tanda dan segala


tanda-tanda lain dicetuskan oleh dua orang tokoh yang tidak
saling mengenal.
(1) Charles Sanders Pierce, yang berklibat pada filsafat dan
logika
(2) Ferdinand de Saussure, yang berklibat pada linguistik.
Dalam pendekatan teks, semiotik menjadi salah satu istilah
untuk pendekatan. Pendekatan semiotik adalah pendekatan
yang bertolak dari pandangan bahwa semua yang terdapat
dalam teks merupakan lambang-lambang atau kode-kode
yang mempunyai arti atau makna tertentu. Arti/makna
tertentu itu berkaitan dengan sistem yang dianut oleh teks
itu, dan tidak terlepas dari masyarakat. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang kehidupan masyarakat tidak dapat
diabaikan dalam menganalisis teks dengan pendekatan
semiotik ini.

Pada dasarnya semiotik mempelajari segala sesuatu


yang berbentuk simbol, yakni hal-hal yang tidak dapat

128
diterangkan secara ilmiah. Misalnya orang menangis
mendengar lagu sedih tidak termasuk kajian semiotik, orang
yang menangis mendengar lagu gembira, barulah termasuk
kajian semiotik.
Sebuah teks merupakan perlambang atau kode-kode yang
mencerminkan kehidupan masyarakatnya. Dengan
memahami lambang-lambang atau kode-kode yang memiliki
makna tertentu dalam sebuah teks, seorang mendapatkan
cerminan masyarakat yang dilambangkan. Dengan
demikian, penguasaan semiotik dalam hal ini adalah
kemampuan seseorang menguasai lambang-lambang atau
kode-kode yang memiliki makna tertentu dalam teks.

Ada 3 jenis tanda dalam semiotik:


1. Ikonik
2. Indeksial
3. Simbolik

1. Ikonik/Ikon: Penanda merupakan gambaran langsung dari


petanda.
Contoh: Foto.
Ada 5 jenis ikon:
1) Ikon diagramatis: kemiripan yang tampak adalah
kemiripan relasional.
Contoh: hubungan kata dalam kalimat.
2) Ikon Metaforsis: kemiripan dua acuan oleh tanda yang
sama.

Contoh: Kancil

Binatang Kancil Kecerdikan

129
3) Ikon Tipologis: kemiripan spesial.
Contoh: peta, lukisan, sketsa, mode.
4) Ikon Konotasi: tanda yang tidak disadari oleh si
penulis/pengirim (symtom) namun pembaca dapat mem
berikan makna pada tanda tersebut.
5) Ikon Denotasi: tanda yang didasari oleh si
penulis.pengirim.

2.Indeksial/indeks: Penanda merupakan akibat dari


petanda (hubungan sebab akibat).
Contoh: Mendung; tanda hari akan hujan.
Panah: penunjuk arah.
Asap: api
3. Simbol: Hubungan penanda dan petanda terbentuk
secara konvensional.
Contoh: Bahasa.
Namun dalam kehidupan manusia atau dalam masyarakat,
ternyata simbol itu ada beberapa macam.

Ada 3 macam simbol:


* Simbol pribadi
* Simbol universal
* Simbol permufakatan.
Simbol Pribadi/personal: Misalnya seorang menangis bila

130
mendengar lagu gembira karena lagu gembira tersebut telah
menjadi lambang pribadi ketika orang yang dicintainya
meninggal dunia atau pergi jauh.
Simbol universal: Misalnya bunga adalah lambang cinta,
lambang gadis. Laut adalah lambang kehidupan yang
dinamis.
Simbol Permufakatan: Misalnya bangsa Indonesia telah
memufakati bahwa Burung Garuda dengan lima sila di
dadanya (Garuda Pancasila) merupakan lambang kesatuan
Indonesia. Bhineka Tunggal Ika.

Simbol Permufakatan/Konvensional

 Bintang, sila ke-1 menyimbolkan Ketuhanan yang


Maha Esa
 Rantai Baja, sila ke-2, menyimbolkan Kemanusiaan
yang adil dan beradab
 Pohon beringin, sila ke-3, menyimbolkan Persatuan
Indonesia
 Kepala banteng, sila ke-4, menyimbolkan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
 Padi dan kapas, sila ke-5, menyimbolkan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Garuda Lambang Persatuan Bangsa Indonesia


Garis hitam tebal di tengah perisai menyimbolkan garis
katulistiwa yang melukiskan lokasi Indonesia berada di

131
garis katulistiwa. Warna dasar perisai adalah merah
putih seperti warna bendera Indonesia.

Simbol
(kata sifat simbolik; kata keterangan simbolisasi)
Definisi: Simbol adalah penggambaran suatu maksud A oleh
objek B
Maksud A tidak disebutkan seluruhnya, hanya sebagai
anjuran.
Contoh:
Kata Simbol Maksud
Hati ♥ Cinta

Burung dara Perdamaian

Pedang- Perang/bahaya
Tengkorak

Tulisan Bayangan
penyair: pembaca:
“O kembang “gadis ayu”
sutra putih”

Analisis Wacana (Discourse Analysis)


Analisis wacana (discourse analysis) adalah suatu cara
atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang
terdapat atau terkandung dalam pesan-pesan komunikasi
baik secara tekstual maupun kontekstual.
Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat
kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk
melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi

132
kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para
peneliti positivis.

Beberapa perbedaan mendasar antara analisis


wacana yang bersifat kualitatif dengan analisis isi yang
bersifat kuantitatif
1. Analisis wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang
umum dilakukan dalam analisis isi kuantitatif karena analisis
wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada
penjumlahan unit kategori, seperti dalam analisis isi.
2. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah
muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata),
sedangkan analisis wacana justru memfokuskan pada
pesan yang bersifat latent (tersembunyi).
3. Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan
“apa yang dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidiki
bagaimana ia dikatakan how (kualitatif)
4. Analisis wacana kualitatif tidak berpretensi melakukan
generalisasi, sedangkan analisis isi kuantitatif diarahkan
untuk membuat generalisasi.

Teks dan Konteks


Teks adalah ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis,
dan pragmatik, yang merupakan sebuah kesatuan,
sedangkan konteks adalah fungsi yang diacu oleh teks.
Baik teks maupun konteks, keduanya senantiasa hadir
secara bersama dan tidak dapat dipisahkan.

Enam faktor yang menentukan sebuah


teks
yang berperan dalam tindak komunikasi.
(1) pemancar/pengirim
(2) penerima/pembaca
133
(3) pesan (teks itu sendiri),
(4) kenyataan atau konteks yang diacu,
(5) kode, dan
(6) saluran.

Empat jenis teks, yakni:


(1) teks acuan,
(2) teks ekspresif,
(3) teks persuasif, dan
(4) teks-teks mengenai teks.

Tiga Jenis Teks acuan yakni:


(1) teks informatif,
(2) teks diakursif, (berkaitan dengan nalar,
logis
(3) teks instruktif.

Pada akhirnya, semua pembahasan mengenai teks harus


bermuara pada bagaimana cara menilai teks-teks.
Memang, analisis wacana tidak memberikan penilaian pada
teks, tidak menghakimi baik-buruknya teks, tetapi analisis
wacana dengan menerapkan teori-teori para ahli estetika
dan juga para kritikus mempelajari fakta dan relasi-relasi
atau instrumen-instrumen yang diungkapkan dalam sebuah
apresiasi membaca teks.

ANALISIS KONTEKS (Alkitab)


A. Analisis konteks dalam pengertian sempit (mikro)
Pada dasarnya konteks jenis ini menunjuk ayat/ayat-
ayat yang berkisar sebelum dan sesudah ayat/ayat-ayat
yang ingin ditafsir. Usaha menaruh perhatian yang lebih

134
besar kepada konteks dekat dari ayat/ayat-ayat yang
ingin ditafsir adalah sangat penting.
1) Menguji kembali apakah ayat/ayat-ayat yang ingin
ditafsir adalah suatu kesatuan yang utuh.
2) Analisis konteks sangat penting dalam penentuan arti
kata, tata bahasa, nada/modus, dan gaya sastra
ayat/ayat-ayat yang ingin ditafsir.
3) Analisis konteks sangat menolong dalam penentuan
tujuan , maksud ayat/ayat-ayat yang hendak ditafsir.

B. Analisis konteks dalam pengertian luas (makro)


Konteks luas dapat dibagi sebagai berikut :
1) Konteks dalam kitab-kitab lain
Jika terdapat kitab-kitab yang :
a) Memberi bahasa, kata/istilah, khususnya ide, yang
sama/mirip.
b) Mempunyai latar belakang yang berdekatan .
c) Mencatat data-data yang sejajar .
d) Memberi jalan cerita, peristiwa atau kronologi yang
berhubungan .
2) Konteks dengan kitab-kitab yang ditulis oleh
pengarang yang sama
3) Konteks dalam kitab itu sendiri.
Sudah tentu kitab itu sendiri adalah konteks yang paling
penting. Konteks ini dapat ditinjau dari beberapa sudut,
misalnya :
a) Yang bersifat sejarah
b) Yang bersifat teologis atau logis

Analisis arti kata (semantik)


Kata adalah unit yang paling kecil dalam suatu kalimat.
135
A. Fonologi (ilmu bunyi kata)
Penyelidikan ini penting karena Alkitab, sebelum ditulis
dengan bahasa tertulis, pada dasarnya di komunikasikan
secara lisan.
B. Morfologi (ilmu bentuk kata)
Bahasa ibrani dan yunani adalah bahasa yang sangat
berbeda dengan bahasa Indonesia.
C. Semantik (ilmu kata)
Penyelidikan kita dalam analisa ini, sesuai dengan
namanya, hanya berfokus kepada penyelidikan arti kata.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


a) Penafsir Alkitab sebaiknya mencoba menafsir terlebih
dahulu
b) Jangan hanya mengandalkan satu komentar saja, sebab
biasanya suatu tafsiran hanya menekankan satu atau
beberapa aspek tertentu saja.
c) Jika suatu komentari serial ditulis oleh beberapa penulis ,
mutuhnya tidak selalu sama.
d) Biasanya data tatabahasa hanya dapat diperoleh dari
tafsiran non- devosional atau tafsiran kritis.
e) Selalu waspada terhadap tafsiran yang membiarkan
teologinya menentukan tafsirannya.
f) Walaupun seorang penafsir sudah menafsir sebagian
Alkitab dengan memuaskan, ia tetap dianjurkan
memperbandingkan hasilnya dengan komentari.

Integrasi
Berbagai analisis, yang sudah dibicarakan dalam bagian ini
merupakan penyelidikan terhadap pelbagai aspek dari

136
bagian Alkitab yang hendak ditafsir.
Sebenarnya pertimbangan teologis perlu, penting dan
mungkin dilakukan karena:
a) Alkitab adalah Firman Allah yang diwahyukan oleh Allah,
pengarang satu-satunya dan sesungguhnya.
b) Alkitab adalah kitab yang membicarakan hal-hal iman
kepercayaan, rohani dan surgawi.
c) Kita tidak mencoba menutupi suatu fakta bahwa
penafsiran terhadap Alkitab cukup bervariasi dan berbeda.
Ini sudah tentu berarti menghasilkan teologi yang sama
ajaran-ajaran penting dan dasar.

Krippendorf menyebutkan beberapa bentuk


klasifikasi dalam analisis isi, yaitu:
1. Analisis Isi Pragmatis; Di mana klasifikasi dilakukan
terhadap tanda menurut sebab akibatnya yang mungkin.
Misalnya, berapa kali suatu kata tertentu diucapkan yang
dapat mengakibatkan munculnya sikap suka tehadap suatu
produk.
2. Analisis Isi Semantik; Dilakukan untuk
mengklasifikasikan tanda menurut maknanya.
3. Analisis Sarana Tanda; Dilakukan untuk
mengklasifikasikan isi pesan melalui sifat psikofisik dari
tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks
muncul.

Kelebihan dan Kelemahan Desain Penelitian


Analisis Isi (Content Analysis)
Apabila dibandingkan dengan penelitian lapangan, analisis
isi relatif lebih mudah dilakukan serta memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
1. Lebih hemat waktu, tenaga dan biaya;
2. Analisis isi lebih aman dilakukan;
3. Analisis isi memungkinkan kita meneliti dalam jangka
waktu yang sangat panjang;
4. Analisis isi tidak memiliki efek sosial karena objeknya
137
bersifat pasif

Meskipun demikian, analisis isi memiliki beberapa


kelemahan, yaitu:
1. Peneliti memiliki keterbatasan kemampuan merekam
data; pada masalah validitas data;
2. Informasi yang digali sangat banyak, sehingga
memerlukan kehati-hatian dan kejelian peneliti terutama
saat melakukan koding data.

Banyak faktor memungkinkan lahirnya suatu teologi


Alkitab :
1. Setiap kitab jelas menyampaikan suatu teologi, dan
dalam Alkitab terhadap banyak pernyataan iman
kepercayaan yang sederhana dan tegas.
2. Teologi Alkitab dapat dipelajari dari pelbagai bagian
Alkitab dengan metode induktif
3. Kebanyakan ayat cukup jelas dan dapat ditafsir
dengan metode yang dapat diterima secara umum.
4. Pengajaran penting selalu diulang oleh penulis
Alkitab
5. Seringkali penulis Alkitab mengajarkan suatu prinsip
melalui pelbagai kasus
6. Bagian kitab yang lebih jelas atau yang ditulis pada
masa akhir dapat menjelaskan bagian yang kurang jelas
atau yang ditulis pada masa awal
7. Orang Kristen diberi akal budi dan hati nurani yang
dipimpin oleh Roh Kudus untuk mengenal Firman Allah
. dan banyak ajaran Alkitan telah diterima dan
dijalankan dalam komunitas orang kristen berabad-
abad lamanya.
Contoh Penelitian Analisis Isi (Hengky P)
METAFORA DALAM KITAB AMSAL PADA ALKITAB
(Suatu Analisis Semantik )
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting

138
dalam interaksi sosial. Chaer dan Agustina (2010:11)
menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem yang
dibentuk oleh sejumlah komponen secara tetap dan dapat
dikaidahkan. Chomsky (1967:2) menyatakan bahwa bahasa
adalah seperangkat kata yang tak terbatas dari kalimat,
masing-masing kalimat panjang yang tak terbatas dan
dibangun dari sebuah himpunan elemen tak terhingga.
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa.
Dinneen (1997) mengklaim bahwa linguistik adalah sebuah
studi ilmiah tentang bahasa. Gleaason (1961: 2)
menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang berusaha
untuk memahami bahasa dari sudut struktur internal. Harfod
dan Hensley (2007: 1) menyatakan bahwa semantik adalah
studi tentang makna dalam bahasa. Abrams (1981:63)
mengklaim bahwa semantik adalah arti dan makna dari
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Abrams (1981: 63) menyatakan bahwa bahasa kiasan


adalah pengunaan bahasa dengan penutur pemahaman
bahasa baku yang digunakan sehari-hari, atau mendistorsi
penyimpangan makna kata dalam rangka untuk mendapat
kan beberapa arti khusus. Hurford dan Heasley (2007:331)
menyatakan bahwa metafora konseptual (mental) yang
tercermin dalam operasi bahasa manusia yang memungkin
kan pembicara untuk menstrukturkan dan menafsirkan
daerah yang abstrak, dengan pengetahuan dan pengalaman
dalam hal yang lebih konkret. Dalam penelitian ini, penulis
memilih Kitab Amsal untuk dianalisis. Kitab Amsal berisi
tentang nasihat-nasihat untuk semua orang untuk hidup
lebih baik di jalan Tuhan, Kitab ini merupakan kitab yang
banyak memberikan arahan serta nasihat-nasihat yang
membangun terutama bagi anak-anak muda untuk tidak
menyimpang di jalan Tuhan yang benar melalui nasihat-
nasihat Amsal
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti
tertarik memilih judul: Metafora Dalam Kitab Amsal Pada
Alkitab (Suatu Analisis Semantik)
139
B. Fokus dan Sub Fokus
Fokus Penelitian adalah Metafora Dalam Kitab Amsal.
Subfokus adalah:
1. Bentuk metafora yang digunakan dalam Kitab Amsal
dalam Alkitab berdasarkan teori Lakoff (2003)
2. Makna metafora hewan yang ditemukan dalam Kitab
Amsal dalam Alkitab berdasarkan teori Lakoff dan
Johnson.

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan focus dan subfokus di atas, tujuan dari
penelitiaan ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi bentuk metafora dalam kitab
Amsal berdasarkan teori Lakoff (2003)
2. Untuk menganalisis makna metafora hewan dalam kitab
Amsal berdasarkan teori Lakoff dan Johnson.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Secara teoretis, manfaat dari penelitian ini bisa
bermanfaat untuk memberikan pengetahuhan kepada
para pembaca terhadap perkembangan dan
pembelajaran dalam ilmu linguistik di dalam kajian
tentang semantik untuk lebih baik dan lebih mendalam
lagi
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang semantik,
terutama makna kiasan dan dapat menjadi motivasi bagi
pembaca untuk melakukan penelitian dan metafora
menggunakan objek yang berbeda.

II KERANGKA TEORETIS
140
1. Pengertian Metafora
Lakoff dan Johnson ( 2003 : 4) menyatakan bahwa Metafora
adalah seperangkat imajinasi puitis dan retorika yang
merupakan per kembangan bahasa yang luar biasa dan
bukan biasa bagi kebanyakan orang. Lagipula metafora
dipandang sebagai ciri khas bahasa terkait kata-kata bukan
pemikiran atau tindakan. Kebanyakan orang berfikir tanpa
menggunakan metafora dalam pergaulan, tapi sebaliknya
bahwa metafora itu meresap dalam kehidupan sehari-hari
tidak hanya kata-kata tapi dalam pemikiran dan tindakan.
Webster (1828: 4) menyatakan bahwa metafora adalah
kiasan dimana kata atau frase sastra yang menunjukkan
satu jenis objek atau ide yang digunakan di tempat lain
untuk mengarahkan kemiripan antara analogi dan bahasa
kiasan.
Moeliono (1976: 28) menyatakan bahwa metafora adalah
memahami arti kata-kata dari bentuk yang sebenarnya.
Penulis menggunakan teori Lakoff dan Johnson (2003: 62)
untuk mengidentifikasi metafora dan menganalisis makna
metafora dalam kitab Amsal. Teori ini berhubungan dengan
objek penelitian penulis dalam Kitab Amsal, yaitu unsur
manusia, hewan, dan kegiatan terkait manusia. Dalam teori
ini Lakoff dan Johnson membagi metafora menjadi tiga
bagian metafora Anthropomorpic, metafora Hewan dan
metafora synesthetic.

a. Anthropomorphic Metafora
Anthropomorfik metafora adalah metafora yang
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh manusia.
Telah kita ketahui bahwa manusia terdiri dari unsur-unsur
berupa hati, jantung, mulut, mata, telinga lidah, hidung, kaki,
tangan, gigi, bibir, leher dll. Hal-hal yang berhungan dengan
manusia yaitu, perasaan, pikiran, dan pengalaman. Manusia
membandingkan dan mengasosiasikan unsur tubuhnya
dengan alam sekitarnya sehingga lahirlah metafora tangan

141
kursi, kaki meja, jantung kota, mata air, mulut dan lain-lain.

b. Hewan Metafora
Metafora hewan adalah metafora yang berhubungan
dengan binatang yaitu kelancangan manusia yang
menunjukkan lebih dari hewan, juga membandingkan tidak
hanya karakteristik terlihat pada manusia, tetapi juga unsur-
unsur tubuh hewan. Misalnya seperti kawanan bulu
kambing, mata Anda seperti merpati, dan suaramu bagaikan
raungan singa dll.

C. Sinestetik Metafora
Metafora Sinestetik adalah metafora yang didasarkan pada
satu perubahan kegiatan dari satu indra ke indra yang lain
misalnya dari indra pendengar ke indra perasa yang meng
hasilkan metafora; musik yang keras indra perasa yang
menghasilkan metafora indra pendengaran: sedang kan dari
indra perasa keindra penglihatan menghasilkan metafora
contohnya: warna yang manis, mulut yang manis, dan sikap

2. Studi Pustaka
Ada beberapa penelitian sebelumnya tentang metafora,
yaitu:
1) “Metafora dan Simile makna dalam Kidung Agung”
(skripsi) oleh Luanmas (2015). Penelitian ini menjelaskan
metafora dan simile dalam Kidung Agung. Dia mengguna
kan dua teori yang berbeda, teori pertama Lakoff dan
Jhonson (2003), untuk mengidentifikasi, meng klasifikasikan
dan mengidentifikasi metafora dan simile terkait unsur-unsur
tubuh manusia, hewan, dan indra manusia. Teori Fromilha -
gue digunakan untuk mengidentifikasi kiasan simile. Sumber
data dari penelitian ini adalah Alkitab. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa makna metafora dibagi menjadi tiga
jenis: metafora Antropomorfik, metafora hewan, dan sines -
tetik sedangkan simile hanya terdapat satu bentuk yang
membandingkan secara langsung satu obyek ke obyek yang
lain dengan menggunakan kata penghung contohnya

142
seperti, bagaikan, seumpama.

2) “Metafora dalam Lirik lagu oleh Adele” (skripsi) oleh


Sumolang (2015). Dia menggunakan teori Lakoff dan
Johnson (1980:242) target dan sumber dalam menganalisis
metafora dan digunakan konsep Wahab (1986: 88-89) untuk
membagi metafora menjadi tiga jenis. Sumber data dari
penelitian ini adalah lirik lagu oleh Adele. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metafora mengandung makna tertentu
berdasarkan konteks dan masingmasing mengacu pada
objek tertentu pada tenor dan sumber.
3) “Metafora dalam Novel Kitab oleh Nicholas Sparks”
(Skripsi) oleh Olinger (2016). Teori yang digunakan dalam
penelitian adalah teori Wahab (1986: 88-89) Teori ini ia
membagi metafora dalam tiga bentuk yaitu metafora
nominatif, metafora predikat, dan kalimat kiasan. Sumber
data dalam penelitian ini novel Nicholas Sparks. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa makna metafora dalam
novel karya Nicholas Sparks yang terkandung arti yang
sama meskipun dengan gambar yang berbeda.

III METODOLOGI PENELITIAN


1. Metode
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi, yaitu
mendeskripsikan, gambaran, atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat dan hubungan
antara fonem diselidiki.
2. Teknik Pengumpulan Data
1) Persiapan
Penulis membaca heuristik Kitab Amsal dalam Alkitab
beberapa waktu dan memilih Amsal sebagai objek peneli
tian. Juga penulis membaca beberapa buku yang ber
hubungan dengan metafora dan semantik, untuk

143
mendapatkan teori yang cocok dengan penelitian ini serta
membaca beberapa penelitian sebelumnya seperti jurnal
dan skripsi terkait dalam penelitian ini.

2) Pengumpulan Data
Pada tahap ini data yang dikumpulkan dengan cara penulis
membaca secara hermeneu tik buku tentang metafora,
semantic dan Alkitab. Pada tahap ini juga penulis mengiden
tifikasi data dalam kitab Amsal dengan membaca dari pasal
satu sampai tiga puluh satu dan mengumpulkan data sesuai
dengan bentuk metafora. Setelah penulis mengiden tifikasi
dan mengklasifikasikan data berdasarkan teori Lakoff dan
Johnson (2003) dalam tiga jenis metafora Antropomorfik,
metafora Hewan dan metafora sinestetik.
3. Teknik Analisis Data
Setelah Penulis menemukan ayat-ayat yang teridentifikasi
sebagai bentuk metafora, pada tahap ini penulis memper
siapkan cara menganalisis data dengan menggunakan
metode deskriptif dan teori Lakoff (2003:62) yaitu tiga jenis
metafora anthropomorpik, metafora hewan dan metafora
sinestetik.

IV DESKRIPSI DATA, HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Bentuk Metafora Dalam Kitab Amsal Berdasarkan
Lakoff dan Johnson.
Secara keseluruhan dalam kitab amsal berisikan ayat-ayat
yang mengandung nasihatnasihat dan bahasa yang puitis.
Peneliti mengidentifikasi 27 data tentang metafora dalam
kitab Amsal yang telah dianalisis berdasarkan teori yaitu
Lakoff dan Johnson. Setiap ayat dari kitab Amsal yang
mengandung metafora baik kata, frasa, dan kalimat dengan
mengidentifikasi menebalkan tulisan dan juga tulisan miring.

144
Metafora adalah suatu proses peletakan makna kedua dari
makna asalnya, yaitu makna yang menggunakan kata
dalam arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan yang
berdasarkan persamaan dan perbandingan. Identifikasi
bentuk metafora dalam proverbs Identifikasi bentuk meta
fora Antropomorfis dalam Proverbs the lips of a strange
woman drop honey, and her mouth is smoother than oil:
(Proverbs 5:3) “lip woman droop honey and mouth smoother
than oil” bibir perempuan jalang menitikan tetesan madu dan
langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak. Dalam
ayat ini kalimat lip woman droop honey and mounth
smoother than oil merupakan kalimat yang mengandung
makna metafora antropomorpik

2. Bentuk Metafora Hewan Dalam Kitab Amsal


Berdasarkan Lakoff dan Johnson.
Bentuk Metafora Hewan dalam Proverbs Deliver thyself as a
roe from the hand of the hunter, and as a bird form the hand
of flower. ( Proverbs 6 : 5) “ Deliver thyself as a roe from the
hand of the hunter” Lepaskanlah dirimu seperti kijang dari
tangkapannya dan seperti burung dari tangan pemikat.
Kalimat atau larik ini merupakan bentuk matafora hewan
karena manusia yang disamakan dengan hewan. Identifikasi
Bentuk Metafora Sinestetik dalam Kitab Amsal So as to
incline thine ear unto wisdom, and apply thy heart to
understanding; “So as to incine thine aer unto wisdom”
(proverbs 2:2) Sehingga telinga mu akan memperhatikan
hikmat, dan engkau akan mencende -rungkan hatimu pada
kepandaian. “sehingga telingamu akan memperhatikan
hikmat”
Kalimat dalam ayat ini juga merupakan bentuk metafora
sinestetik karena indra pendengaran disamakan dengan
indra penglihatan mata

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


145
1. Makna Metafora Dalam Kitab Amsal Berdasarkan
Lakoff dan Johnson.
Dalam menganalisis makna metafora, penulis mengguna
kan teori dari Lakoff dan Johnson. Setelah mengidentifikasi
frasa, kalimat dalam ayat-ayat dakam kitab Amsal ber
dasarkan bentuk metafora.
Lakoff and Johnson menyatakan ada tiga bentuk metafora
yaitu metafora antropomorpik yaitu yang berhubungan
dengan unsur tubuh manusia, metafora hewan yaitu
metafora yang berhubungan dengan hewan, dan metafora
sinestetik yaitu metafora yang berhubungan dengan indra
manusia.

1) Metafora Anthropomorphic.
- For the lips of a strange woman drop honey, and her
mouth is smoother than oil:
“lip woman droop honey and mouth smoother than oil”
Karena bibir perempuan jalang menitikan tetesan madu dan
langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak. “langit-
langit mulutnya licin seperti minyak” (proverbs 5:3)
Larik/kalimat di atas mengandung metafora antoropomorfik
karena pada kalimat ini membandingakan unsur langit-langit
mulut tubuh manusia dengan minyak, sehingga lahirlah
metafora antropomorfik. Langit-langit mulut adalah bagian
dari tubuh manusia yang berada di dalam mulut manusia,
disamakan dengan minyak yang dipakai untuk menggoreng.
Makna dari ayat ini adalah langit-langit mulut seorang wanita
jalang licin bagaikan minyak yang licin. Dikatakan licin
bagaikan minyak karena seorang wanita jalang mulutnya
selalu menyimpan kelicikan, kebohongan, tipu daya, juga
pandai untuk merayu dan menggoda lelaki, sehingga mulut
wanita jalang itu licin bagaikan minyak. - A tranquil heart is
of the life; but envy is the rotteneness of the bones.

146
2) Hati yang tenang menyegarkan hidup, tetapi iri hati
membusukkan tulang.
Dalam ayat ini menyiratkan kalimat-kalimat yang meng
andung bentuk metafora antropomorfik karena dalam
kalimat ini meyebutkan bahwa unsur tubuh manusia yang
samakan dengan sebagai sesuatu yang memberikan
kesegaran pada kehidupan sehingga makna dari ayat ini
adalah hati yang tenang memberikan kesegaran dalam
kehidupan kita sebagai manusia, tetapi ketika hati yang
berantakan dan selalu menyimpan kedengkiaan pasti tidak
akan memberikan ketenangan dalam hidup tetapi hanya
memberikan kekacauan dalam hidup, ketika hati itu selalu
tenang, selalu berisi ketabahan, kemurahan itulah yang
akan memberikan kesegaran dalam hidup kita manusia

2. Makna Metafora Animal dalam Kitab Amsal


Berdasarkan Lakoff dan Johnson
1) Analisis
- Deliver thyself as a roe from the hand of the hunter, and
as a bird form the hand of flower. “ Deliver thyself as a roe
from the hand of the hunter” ( Proverbs 6 : 5) Lepaskanlah
dirimu seperti kijang dari tangkapannya dan seperti burung
dari tangan pemikat. “Lepaskan dirimu seperti kijang dari
tangkapannya dan seperti burung dari tangan pemikat”
Larik/kalimat dalam ayat ini merupakan bentuk metafora
animal yang didasarkan dengan sesorang yang disamakan
dengan kijang dan burung. Dapat dikatakan seseorang
yang harus melepaskan seekor kijang dalam tangkapannya
dan burung dari dalam tangan pemikat. Jadi makna dalam
kalimat ini ada seseorang yang berusaha melepaskan
dirinya kekita ia jatuh dalam dosa ditangan sesamanya
maka ia harus berusaha untuk melepaskan dirinya agar
dirinya tidak lebih jauh terjerumus dalam dosa, seperti
147
seekor burung ditangan orang yang menangkapnya dan
kijang dari perangkapnya disamakan dengan orang itu yang
berusaha melepaskan dirinya dari perangkap dosa dari
tangan orang berdosa dan ia berusaha untuk tidak berbuat
dosa lagi dan taat pada Tuhan. Hal ini merupakan arti dari
diri seseorang yang berusaha melepaskan diri dari
perangkap dosa.

He goeth after her straightway, as an ox goeth to the


slaughter, or as one in the fetter to the correction of the fool:
Till an arrow strike through his liver; As a bird hasteth to the
snare, And knoweth not that it is for his life.
“ he goeth after her straightway, as an ox goeth to the
slaughter” ( Proverbs 7 : 22)
Maka tiba-tiba orang mudah itu mengikuti dia seperti lembu
yang dibawa kepejagalan, dan seperti orang bodoh yang
terbelenggu untuk dihukum. “maka tiba-tiba orang muda itu
mengikuti dia seperti lembu.”
Kalimat pada ayat ini merupakan kalimat yang memiliki
bentuk metafora animal yang menyamakan seorang anak
muda dengan seekor lembu yang merupakan hewan yang
memiliki tubuh yang besar dan kuat. Maka dalam kalimat ini
maknanya adalah seorang anak muda yang tergoda
mengikuti seorang wanita jalang, seperti seekor lembu yang
akan dibawa kepejagalan atau tempat dimana lembu itu
disembelih (dipotong), begitu juga dengan anak muda yang
bodohnya dia tergoda akan dibawa menuju ke dalam dosa
dan terbelenggu dengan hukuman tanpa ia memikirkan
perderitaannya, seperti lembu yang tunduk ketika dibawa ke
pejagalan.

2) Makna Metafora Sinestetik dalam Kitab Amsal


- So as to incline thine ear unto wisdom, and apply thy heart

148
to understanding; “So as to incine thine aer unto wisdom”
(proverbs 2:2) Sehingga telinga mu akan memperhatikan
hikmat, dan engkau akan mencenderungkan hatimu pada
kepandaian. “sehingga telinga mu akan memperhatikan
hikmat” Kalimat pada ayat di atas merupakan bentuk
metafora sinestetik karena dalam ayat indara pendengaran
dan indra penglihatan memiliki satu keterkaitan, dalam ayat
ini indra pendengaran disamakan dengan indra penglihatan
untuk memperhati kan hikmat. Sehingga makna dari kalimat
ini adalah telinga mu harus memperhatikan hikmat agar
engkau tidak mencenderungkan hatimu pada kepandaian
yang kau miliki, malainkan hikmat yang berasal dari pada
Tuhan yang harus kamu perhatikan dengan indra
pendengaran telingamu harus memperhatikan atau indra
penglihatan hikmat bukan kepandaian.

- Wisdom crieth aloud in the street; she uttereth her voice in


the board places. (Proverbs 1: 20) Hikmat berseru nyaring di
jalan-jalan di lapangan-lapangan ia memperdengarkan
suaranya.
Dalam ayat ini sudah teridentifikasi sebagai metafora
sinestetik karena dalam ayat di atas, indra manusia yaitu
mulut indra pengecap dalam ayat ini ia memperdengarkan
suaranya, sehingga dalam ini indra pengecap menjelaskan
atau mendeskripsikan indra pendengar an. Oleh sebab itu
makna dari ayat ini adalah hikmat yang berseru atau mem
perdengarkan suaranya kepada setiap orang di jalan atau
pun di tempat-tempat yang besar agar hikmat itu dapat
dipahami dan dimengerti oleh semua orang yang ada
dimuka bumi ini, sehingga ia memperdengarkan suaranya
dengan nyaring, itulah sebabnya ayat ini teridentifiaksi
sebagai metafora sinestetik karena indra pengecap yang
mendeskripsikan indra pendengaran

149
V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Bentuk metafora dalam kitab Amsal berdasarkan teori
Lakoff (2003)
Dalam Kitab Amsal penulis menemukan 28 data bentuk
metafora. Berdasarkan rumusan masalah yang pertama
dapat disimpulkan melalui hasil identifikasi pada bab II
bahwa ada tiga bentuk makna metafora dalam Kitab
Amsal :
Pertama metafora antropomorfik yaitu metafora yang
memiliki hubungan dengan diri manusia.
Kedua metafora hewan adalah metafora yang berhubungan
dengan binatang yaitu kelancangan ketika kita menunjukkan
yang lebih.
Ketiga metafora sinestetik yaitu metafora yang didasarkan
dengan perubahan dari satu indra ke indra yang lain. Jadi
berdasarkan rumusan masalah yang kedua makna metafora
dalam kitab Amsal berdasarkan teori yang digunakan dalam
penelitiaan ini maka ditemukan 27 data yang mengandung
bentuk metafora .
2. Makna metafora hewan dalam kitab Amsal ber
dasarkan teori Lakoff dan Johnson.
Metafora antropomorfik yang paling banyak ditemukan
dalam kitab Amsal, adalah 6
metafora hewan, dan 2 metafora sinestetik. Dari hasil
analisis bab IV menyatakan bahwa makna metafora yang
terkandung dalam kitab Amsal adalah makna metafora
antara unsur tubuh manusia, makna metafora yang ber
hubungan dengan hewan, dan makna metafora yang
berdasarkan indra manusia, yang ditemukan dalam kitab
Amsal berdasarkan teori yang digunakan dalam meng
analisis.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat kita lihat bahwa
bentuk metafora merupakan suatu bentuk bahasa yang

150
sangat unik untuk di teliti, karena membandingkan antara
organ tubuh manusia, hewan-hewan, dan indra yang ada
dalam tubuh manusia. Penulis merekomendasikan agar ada
penelitian selanjutnya tentang metafora sehingga kita lebih
memahami makna Amsal secara mendalam tentang
penggunaan metafora-metafora maupun metafora-metafora
dari ayat-ayat yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Abrams M.H 1971: A Glossary of Literature Criticism. Ford
edition. New york : New York Press.
Bloomfield, A. 1933. Language. London George Allen &
Unwind Ltd. Museum Street
Chear, A. dan Agustina, L., 2010: Sosiolinguistik. PT.
RENIKA CIPTA.
De Saussure, F,. 1915 Course in General Linguistic : The
Object Of Linguistic. Geneva :
McGraw-
Hill. Dennad SJ,.1967. An Introduction to General Linguistic
U.S.A : Holt Renehart and
Wiston Inc. Gleaason,
Hurford, J.R., Heasley, B., and Smith, M.B 2007, Semantic
A Course Book: Second Edition. Cambridge University
Press. Id.m.wikipedia.org/wiki amsal.
Keith, A,. 2009. The Western Classical Tradition in
Linguistic. UK: Equinox Publishing Ltd
Katz, J.J. 1972. Semantic Theory. New york Harper and
Row
Keraf, Gorys. 1994 Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama Lakoff, G.. 2003. Metaphor We
Live by. Chicago : University of Chicago Press.
Lunmas. M.E. 2015 :, Metaphor and Simile Meaning In Song
Of Solomon. Skripsi: Fakultas Ilmu Budaya Unsarat
manado.
Leech, G.N., and Short, M.H. 1981. Sytle in Fiction : A

151
Linguistic Introduction to English Fictional Prose.
London: Longman
(Second Edition).

Mane, S., 2016 ,Metaphor In The Song Lyric By John Cash,


(Skripsi) Fakultas Ilmu
Budaya Unsrat
Noam, C,. 1957. Syntactic Structure : New York : Mouton D
Grunter Nadellam.,(2012).
Moeliono, A.M. 1976. Diksi Atau Pilihan Kata. Jakarta:PPPB
Olinger, M.O., 2016: Metaphor In The Novel The Book By
Nicholas Sparks. (Skripsi)
Fakultas Ilmu Budaya Unsrat.
Radford, A., et al. 2009. Linguistic an Introduction. New York
: Cambridge University
Press.
Reppie.,2007. “Metafora Dalam Album Cross Road oleh Bon
Jovi (Sebuah Semantik
Analisis)”. (Skripsi) Fakultas Ilmu Budaya
Riccoeur, P. 1976 :Interpretation Theory : Discourse and the
Surplus of Meaning. Fort
Worth: Texas Christian University Press
Saeed, J.I. 1997. Second Edition: Semantics. Oxford
Blackwell Publishing Ltd
Sapir, E. 1921 Language : An introduction the study of
speech .Harcourt, Brace and company.
Sumolang, G.O., 2015 :Metaphor In The Lyrics Of Song
Skripsi: Fakultas Ilmu Budaya
Unsrat Manado.
Tarigan, G,. 1991 Metode penelitian Bahasa 1 Bandung:
Angkasa
Verharar, J.M. 1991. Pengantar Linguistik. Yogyakarta:
Airlangga Universitas Press.

        

152
CONTOH 2.
Penelitian Analisis Isi Kualitatif (content analysis)

ANALISIS BIBLIKA MENGENAI PENANGGALAN MANUSIA LAMA DAN


PENGENAAN MANUSIA BARU BERDASARKAN
PERSPEKTIF SURAT EFESUS 4:17-32

(Hengki Wijaya, S.TP, M.Th)

BAB I PENDAHULUAN

I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Biblika Mengenai Penanggalan Manusia Lama dan Pengenaan
Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Surat Efesus 4:17-32, sering
disalahtafsirkan berbeda-beda oleh setiap jemaat yang membaca Surat
tersebut. Kontras antara manusia lama dan manusia baru telah begitu
sering ditafsirkan sebagai kontras antara manusia baru dan manusia
lama di dalam orang percaya. Pergumulan ini dialami oleh orang per
caya karena tidak memahami maksud Paulus tentang penangggalan
manusia lama dan pengenaan manusia baru, sehingga jemaat tidak ber
tumbuh seperti yang Tuhan kehendaki. Paulus menulis surat Efesus untuk
mengingatkan orang-orang percaya tentang pentingnya keselamatan yang
Allah telah berikan kepada mereka didalam Kristus.
Selanjutnya surat tersebut berfungsi untuk menerangi mereka
mengenai pentingnya gereja dalam administrasi Allah (Efesus 3:8). Gereja
harus menjaga kesatuan antara semua konstituennya, Yahudi dan bukan
Yahudi, untuk menjadi kesaksian yang tepat dari karya penyelamatan
Allah di dalam Kristus. Bagian kedua dari alamat surat bagaimana
orang Kristen harus hidup, baik dalam kehidupan pribadi orang percaya
dan dalam hubungan dengan orang lain, karena pada hari itu, seperti
didalam orang percaya, masyarakat dan kuasa spiritual yang tak
terlihat (Ef. 3:10) hanya dapat melihat kemuliaan Allah melalui kehidup
an manusia. Paulus mendesak para pembacanya untuk hidup orang
percaya sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan
panggilan itu. Untuk menjadi umat Allah yang baru, menjadi gereja
Tuhan, untuk menjadi komunitas yang bersatu dan sedang dibangun untuk
kedewasaan dan menjadi seperti Kristus. Tetapi hidup lama kita yaitu
pemberontakan berdosa tidak dapat diperbaiki menjadi kehidupan layak
bagi panggilan tersebut. Untuk hidup layak bagi panggilan, kita harus
153
diciptakan, diberi kehidupan baru. Ada perbedaan yang sangat besar
antara kehidupan orang-orang yang tidak mengenal Allah dan kehidup
an di dalam Tuhan. Dua cara hidup yang berlawanan. Orang Kristen
harus hidup lagi sama seperti orang yang belum percaya. Karena
orang-orang kafir (orang yang belum percaya kepada Tuhan hidup
terpisah dari Allah dan hidup tanpa Allah adalah sia-sia. Hidup tanpa
Allah berarti telah kehilangan hubungan dengan realitas. Tanpa
mengenal Allah, apa pun yang menjadi fokus dipikiran orang yang
belum percaya adalah sia-sia. Para penerima surat hidup di lingkung
an dimana mereka dikelilingi oleh orang-orang kafir dan penyembahan
berhala. Sama seperti dalam situasi orang percaya hari ini, dikelilingi
oleh orang-orang yang hidup tanpa mengacu kepada Allah. Pembaca
Paulus yang tinggal di- dalam dan diantara budaya penyembahan
berhala, dan tidak mengenal Allah (Efesus 4:17-19).
Orang Kristen yang telah meninggalkan dosanya, yaitu menang
galkan manusia lamanya serta kelakukannya dan telah mengena kan
manusia baru yang terus menerus diperbarui (Efesus 4:23-24; Kolose
3:9-10) di dalam Kristus. Richard L. Pratt berpendapat bahwa orang-
orang yang percaya dalam Kristus diperbarui secara terus menerus
menurut sifat mereka yang semula sebagai manusia yang diciptakan:
1. Menurut gambar dan rupa Allah. Mereka diberikan kebenaran,
kesucian, dan pengetahu- an yang benar, di mana semua itu telah
hilang pada waktu kejatuhan. Itulah sebabnya perhatian khusus harus
diberikan pada fakta bahwa pembaruan melalui kelahiran baru tidak
hanya meliputi sebagian dari manusia, melainkan meliputi seluruh
karakternya, bahkan proses berpikirnya. Manusia tidak diselamatkan
untuk sekedar berada dalam keadaan yang manis dan menyenangkan.
Namun, manusia diperbarui sebagai ciptaan baru dan dikembali kan
kepada asal mula keberadaan manusia sebagai gambar Allah melalui
kelahiran baru.
2. Inilah janji firman Tuhan bagi mereka yang percaya dan mengaku
dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Dan
bagi setiap pribadi yang telah menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, harus mengenakan
manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesung- guhnya dan meninggalkan
dosa atau kehidupan lama yang tidak memuliakan Allah, sehingga
dapat disebut sebagai murid Kristus sejati dan dapat menyatakan
kehidupan Kristus bagi dunia lewat praktik kehidupannya.

154
Pandangan Sinclair B. Ferguson berkata bahwa orang yang telah
menerima Kristus dan percaya kepada-Nya harus sungguh-sungguh
membenci dosa, berpaling dari dosa kepada Allah, dan memiliki
kesungguhan hati untuk taat kepada Allah.
3. Namun, kenyataannya setiap orang Kristen pasti pernah bergumul
dengan dosa yang ada pada dirinya. Orang percaya mengetahui bahwa itu
dosa namun tetap melakukan perbuatan yang sama. Ada yang terus
bergumul dengan emosi marah; tidak mau marah namun masih marah.
Ada yang bergumul dengan dosa berbohong tetapi saja mengulanginya.
4.Kenyataannya ini juga terjadi pada gereja yang hidup di dalam
kesenangan dosa dan tidak sungguh-sungguh hidup sebagai ciptaan
baru di dalam Kristus. Tidak dapat disang- sikan bahwa masih banyak
orang Kristen yang belum sungguh-sungguh meninggal kan kehidupan
yang lama yaitu kehidupan yang penuh dengan dosa dan tidak mengena
kan kehidupan yang baru di dalam Kristus. Paulus mengontraskan
manusia lama yang dihubung kan dengan kehidupan berdosa dengan
manusia baru yang telah kita kenakan, karena sekarang kita telah
berada di dalam Kristus. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai
hubung an antara dua diri atau manusia ini, para teolog Reformed memiliki
pandangan yang berbeda.
Sebagian besar pandangan teolog Reformed, berpegang bahwa
manusia lama dan baru adalah aspek-aspek dari orang percaya yang bisa
dibedakan. Sebelum konversi, orang-orang percaya hanya memiliki satu
manusia yang lama; akan tetapi di saat konversi mereka mengenakan
manusia baru tetapi belum meng hilangkan manusia yang lama secara
total. Menurut pandangan ini, orang Kristen dipahami terdiri dari sebagian
manusia baru dan sebagian manusia lama. Terkadang manusia lama
iniyang berkuasa, tetapi di waktu-waktu
lain manusia baru ini yang memegang kendali; pergumulan hidup menurut
pandangan ini adalah pergumulan antara kedua aspek dari keberadaan
orang percaya ini. Sebagai contoh, bagaimana seseorang yang menjadi
pendukung utama pandangan ini mendeskripsikan pertempuran
melawan dosa di dalam diri orang-orang percaya, yaitu suatu
pergumulan atau pertarungan dua kubu yang berbeda satu dengan yang
lain dalam satu pribadi orang percaya:
Pergumulan (didalam hidup Kristen) … adalah antara manusia yang
berhati rohani yang telah diciptakan serupa dengan Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sejati, melawan manusia lama, yang
walaupun sudah terdepak dari posisi sentral, tetapi masih ingin
mempertahankan eksistensinya, dan yang bertarung dengan semakin
155
garang seiring semakin banyaknya kekuasaan yang direbut darinya… Ini
adalah pergumulan antara dua orang di dalam satu pribadi… Dengan
demikian, di dalam setiap pertimbangan dan tindakan orang percaya, yang
baik dan yang jahat masih terpilin bersama sebagaimana sebelumnya,
… di dalam semua pikiran dan tindakan orang percaya tersebut hadir
sesuatu dari manusia lama dan sesuatu dari manusia baru.
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh John Murray yang
merangkumkan
pemikiran mengenai manusia lama dan baru ini untuk kemudian
ditolaknya yang
dikutip oleh Anthony A. Hoekema dalam bukunya Diselamatkan Oleh
Anugerah:
Kontras antara manusia lama dan manusia baru telah begitu sering
ditafsirkan sebagai kontras antara manusia baru dan manusia lama di
dalam orang percaya. Dengan demikian, antitesis kekudusan dan dosa
yang terdapat di dalam diri orang percaya … merupakan antitesis
antara manusia baru dan manusia lama di dalam dirinya. Orang
percaya sekaligus adalah manusia baru; ketika dia berbuat benar
maka dia melakukannya sesuai dengan manusia baru yang
merupakan keberadaan dirinya sekarang; ketika dia berbuat dosa, dia
bertindak sesuai dengan manusia lama yang juga merupakan dirinya
sekarang. Penafsiran ini tidak mendapatkan dukungan dalam ajaran
Paulus.
Berdasarkan pendapat di atas nyata bahwa ada perbedaan antara
manusia lama dan manusia baru. Manusia baru berarti ciptaan yang baru
dan manusia lama tidak lagi disandang oleh orang-orang percaya. Ada
beberapa pandangan tentang pengertian manusia lama dan baru sebagai
berikut. John Murray menyatakan pengertian manusia lama dan
manusia baru dengan baik:
Diselamatkan Oleh Anugerah , (Surabaya:Penerbit Momentum, 2010),
Manusia lama adalah manusia yang belum diregenerasikan; manusia
baru adalah manusia yang telah diregene -rasikan, yang diciptakan di
dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Adalah
tidak benar untuk menyebut orang percaya sebagai manusia baru dan
manusia lama, itu sama halnya dengan menyebutnya manusia yang
telah diregenerasikan sekaligus manusia yang belum diregenerasikan.
Dan juga tidak benar untuk mengatakan bahwa di dalam diri orang
percaya terdapat manusia lama dan manusia baru. Pemikiran seperti ini
tidak memiliki dasar kebenarannya dan ini hanyalah suatu

156
bentukprasangka terhadap doktrin yang begitu gigih ditegakkan oleh
Paulus ketika dia berkata, “Manusia lama kita telah disalibkan.”
Penekanannya di sini adalah setiap orang percaya mengalami hidup
baru yang telah mengalami kematian atas manusia lamanya atau
dosanya dan dibebaskan dari perbudakan dosa dan mengalami
kemerdekaan atas dosa dan menerima kehidupan kekal serta hidup di
dalam cara yang baru yaitu dengan ketaatan penuh pada Kristus dalam
tindakan dan perbuatan karena Allah telah merebut kita dari gelap
menuju terang dan menjadi anak-anak terang.
Pemikiran tentang konsep manusia lama dan baru dijelaskan secara
lengkap dalam surat-surat Paulus yang dituliskannya selama di dalam
penjara. Surat Kolose dan surat Efesus menjelaskan tentang manusia
lama dan manusia baru. Pada awal surat Efesus, Paulus mengingatkan
jemaat Efesus yang percaya kepada Tuhan Yesus,“Sebab di dalam Dia
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan
tak bercacat di hadapan-Nya. Ada maksud Allah telah memilih kita
menjadi umat pilihan-Nya untuk percaya kepada-Nya yaitu hidup kudus
berdasarkan kebenaran-Nya dan di dalam Dia, kita mendapatkan
kekudusan itu. Secara spesifik dalam Efesus 4 yang terbagi dalam dua
bagian yaitu kesatuan gereja (Efesus 4:1-16) dan nasihat Paulus tentang
praktik manusia baru yaitu menanggalkan dosa dan melakukan
kebenaran dan kekudusan.
Allah menghendaki umat-Nya hidup di dalam pengudusan.
Menurut Alkitab menyatakan “Sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk mengudus
kannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan
air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela
(Efesus 5:22-33). Kitab Efesus secara khusus menjelaskan tentang frase
“menanggalkan manusia lama” dan “mengenakan manusia baru”
(Efesus 4:22, 24). Penyataan firman Tuhan ini menyiratkan bahwa
Paulus menginginkan jemaat di Efesus sebagai gereja tidak hanya
hidup dalam kesatuan (4:1-16), hidup dalam kasih (5:25-27), melain
kan mengenakan manusia baru di dalam Kristus (4:17-32).
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas dan
pandangan yang berbeda tentang hidup kudus sebagai perwujudan
manusia baru dan Murray, Principle of Conduct, 218. Dikutip oleh
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh

157
Anugerah, (Surabaya: Penerbit Momentum, 2010), meninggalkan manusia
lama (hidup tidak kudus) yang menjadi perdebatan dan pergumulan
orang-orang percaya maka penulis tertarik menyelidiki Alkitab tentang
hidup kudus berdasarkan surat Efesus 4:17-32 dan sekaligus peneliti
memberi judul tesis ini yaitu “Analisis Biblika Mengenai Penang
galan Manusia Lama Dan Pengenaan Manusia Baru Berdasarkan
Perspektif Surat Efesus 4:17-32.”

B. Fokus dan Subfokus Penelitian


Fokus Penelitian ini adalah pengajaran Paulus tentang hidup kudus
khususnya pada perikop surat Efesus 4:17-32. Pengambilan ayat-ayat
kitab lain dan adanya kesejajaran ayat dengan surat Efesus 4:17-32
digunakan sebagai bahan perbandingan dan dukungan terhadap
pengajaran hidup baru berdasarkan perspek tif surat Efesus 4:17- 32.
Subfokus penelitian ini mencakup: biblika tentang penanggalan
manusia lama dan pengenaan manusia baru berdasarkan perspektif
Surat Efesus 4:17-32, manusia lama dan manusia baru, apakah
kedua-duanya dimiliki oleh orang percaya, serta memiliki implikasi praktis
tentang pengenaan manusia baru berdasarkan Efesus 4:17-32.

C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah disajikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemahaman biblika Penanggalan Manusia Lama
danPengenaan Manusia Baru berdasarkan Perspektif Surat Efesus 4:17-
32?
2. Adakah implikasi teologis dan implikasi praktis tentang Penanggalan
Manusia Lama dan Pengenaan Manusia Baru berdasarkan perspektif
Surat Efesus 4:17- 32?
C. Tujuan Penenelitian
Berdasarkan pokok masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian
tesis ini antara lain:
1. Mendapatkan pemahaman biblika tentang penanggalan manusia
lama dan pengenaan manusia baru berdasarkan perspektif Surat
Efesus 4:17-32.
2. Mengetahui implikasi teologis dan implikasi praktis tentang penang
galan manusia lama dan pengenaan manusia baru berdasarkan
perspektif Surat Efesus 4:17-32.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan tesis ini adalah:
158
1. Untuk memberikan pengertian yang benar tentang status hidup
baru dan proses hidup baru di mana penulis dapat menghidupi
apa yang dikajinya dan bermanfaat untuk
mengubah pola pikir penulis mengenai topik manusia baru ini.
2. Untuk menambah pengetahuan dan penyadaran baru bagi penulis
dan pembaca akademis didalam membangun teologi yang benar
tentang manusia baru, dan melatih hidup baru didalam Kristus yang
akhirnya mengubah kehidupan pribadi penulis yang diperbarui terus-
menerus di dalam Kristus.
3. Bermanfaat bagi hamba Tuhan dan pelayan gereja dalam
pelayanan kepada jemaat yang mengalami pergumulan dosa, dan
menjadi pengajaran dalam
pemuridan di gereja dan pendidikan teologi.
1. Bermanfaat bagi penulis untuk mendapatkan gelar Magister Teologi
Bidang Pastoral di Sekolah Tinggi Theologia The Way

BAB II LANDASAN TEORETIS


A. Hakikat Biblika
B. Penanggalan Manusia Lama
C. Pengenaan Manusia Baru
D. Perspektif Surat Efesus 4:17-32.”
E. Penelitian yang Relevan/ Kajian Pustaka

BAB III METODODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka atau library research, jadi tidak
memerlukan tempat penelitian yang khusus. Sedangkan waktu peneitian
dimulai bulan…….sampai bulan…….

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode deskripsi kualitatif
dengan teknik analisis isi atau content Analysis. Wacana atau naskah
yang akan dianalisis adalah naskah Alkitab, yaitu dengan kajian
eksegesis untuk menemukan kajian manusia baru berdasarkan konteks
Surat Efesus 4:17-32. Selain itu peneliti juga mengadakan penelitian
literatur terhadap berbagai sumber atau naskah-naskah yang memiliki
korelasi dengan judul, antara lain: buku tafsiran-tafsiran surat Efesus,
buku konkordansi, kamus Alkitab, program Bible Study dan buku-buku
yang berhubungan dengan manusia baru dan praktik hidup baru yang
159
disusun secara eksposisi untuk mencapai tujuan penulisan yang sesuai
dengan Alkitab. Metode eksegesis ini menyelidiki makna kata dan
penggunaannya yang dihubungkan dengan konteks perikop Surat
Efesus 4:17-32 dengan mempertimbangkan maksud penulis aslinya
terhadap keseluruhan isi surat Efesus. Struktur teks surat Efesus 4:17-32
menjelaskan ekposisi penulisan ini yang berhubungan dengan
penanggalan manusia menurut pemikiran teologis Paulus.
C Tempat dan Waktu Penelitian
D. Teknik Pengumpulan data
E. Teknik Analisis Data
F. Instrumen Penelitian
G. Kisi-Kisi Penelitian

BAB IV DESKRIPSI DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data
B. Mengenai Penanggalan Manusia Lama Dan Pengenaan Manusia
Baru Berdasarkan Perspektif Surat Efesus 4:17-32.”
C. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDESI
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi

Judul –Judul Penelitian Analisis Isi


 PENDERITAAN DAN KEHADIRAN TUHAN DALAM
MATIUS
27: 32-44
 URGENSI PELAYANAN OKULTISME DALAM
PELAYANAN PASTORAL MENURUT MATIUS……
 EKSISTENSI GURU SEKOLAH MINGGU DALAM
GEREJA BETHEL ICON JAKARTA BARAT
MENURUT
SURAT…..
 SIKAP KASIH DALAM MELAYANI ANAK-ANAK
JALANAN
160
 DI DKI JAKARTA MENURUT ……..
 KEYAKINAN KEPASTIAN KESELAMATAN
TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN
PENGINJILAN GBI ICON
JAKARTA BARAT MENURUT ……..
 PERAN GEREJA DALAM MEWUJUDKAN
KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERGAMA
DI DAERAH DKI JAKARTA
MENURUT ……..
 PELAYANAN KASIH TERHADAP KAUM WARIA DI
DKI JAKARTA MENURUT ……..
 EFEKTIVITAS PELAYANAN KASIH TERHADAP
KENAKALAN MENURUT ……...

Contoh Judul–Judul Penelitian Kualitatif


 EKSISTENSI GURU SEKOLAH MINGGU DALAM
GEREJA BETHEL ICON JAKARTA BARAT
 SIKAP KASIH DALAM MELAYANI PEKERJA SEKS
KOMERSIAL DI DKI JAKARTA
 SIKAP KASIH DALAM MELAYANI ANAK-ANAK
JALANAN DI DKI JAKARTA
 KEYAKINAN KEPASTIAN KESELAMATAN
TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN
PENGINJILAN GBI ICON JAKARTA BARAT

 PERAN GEREJA DALAM MEWUJUDKAN


KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERGAMA
DI DAERAH DKI JAKARTA
 PENGARUH PENGGEMBALAAN TERHADAP
NARAPIDANA DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN CIPINANG JAKARTA
TIMUR
 PELAYANAN KASIH TERHADAP KAUM WARIA DI
DKI JAKARTA
161
 EFEKTIVITAS PELAYANAN ROHANI TERHADAP
KENAKALAN PEMUDA DAN REMAJA DI
LINGKUNGAN KELUARGA KRISTEN KELURAHAN
KEBON BAWANG JAKARTA UTARA
 PEMUDA DAN REMAJA DI LINGKUNGAN
KELUARGA KRISTEN KELURAHAN KEBON
BAWANG JAKARTA UTARA
 SIKAP KASIH DALAM MELAYANI PEKERJA SEKS
KOMERSIAL DI DKI JAKARTA MENURUT ……..

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan Karim, M. Rusli (Ed.). 2009. Metodologi
Penelitian Agama Yogyakarta: Tiara Wacana.
Allen, Harrelt.2006. Policy Science and Future Research,
Preager Publisher, New York.
Ann Majchrzak, 2004. Methods for Policy Research, London:
Publication, Beverly Hills,
Black, James A. and Dean J. Champion, 2006.Methods
and Issues in Social Research. Brooklyn, NY: John Wiley
& Sons Inc,
Bogdan, Robert C. and Biklen, Sari Knopp.2002.Qualitative
Research for Education: An Introduction to Theory and
Method Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Carney, T F.2000.Content Analysis. London: B. T. Batsford Ltd
Champion dean, J, Basic Statistic for Social Research,
Macmillan Publishing Co, Inc. 1981.
Djojosuroto, Kinayati, Endang.K. Trijanto. 2002. Metodologi
penelitian Ilmiah. Yogyakarta: Graha Cendekia
Djojosuroto, Kinayati; Romika. 2019, Metodologi Penelitian
Untuk Teologi. Jakarta: STTB The Way.
Djojosuroto, Kinayati. 2020. Hand Out Materi
PerkuliahanPenelitian Kualitatif. Jakarta: The way.
Djojosuroto, Kinayati. 2020. Hand Out Materi Perkuliahan
Penelitian Kualitatif. Jakarta: STTB The way
Fetterman, David M2001. Using Qualitative Methods in

162
Institutional Research.San Francisco: Jossey-Bass Inc,
Pub.
Goetz, Judith P. and LeCompte, Margaret. 2004. Ethnography
and Qualitative Design in Education Research. New
Jersey: Academic Press, Inc.
Hadi, Sutrisno. 2000.Metodologi Penelitian Ilmiah. Yogyakarta..
Kirk, Jerome. And Miller, Marc L. 2006.Reliability Validity in
Qualitative Research. California, Beverly Hills:
Sage P. 2000. Content Analysis: an Introduction to Its
Methodology. California,
Koentjaraningrat (ed.).1997.Metode-Metode Penelitian
Masyarakat. Jakarta: P. T. Gramedia.
Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Indeks,
Lincoln, Yvonna S. and Guba, Egon G. 2005.Naturalistic Inquiry.
California, Beverly Hills : Pub.

Miles, M. B., and Huberman, A. M.2004.Qualitative Data


Analysis. California. Beverley Hills : Sage Pub.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Surabaya: SIC
Sapardi Imam Asyari,2003. Metodologi Penelitian Sosial,
Penerbit Usaha Nasional, Surabaya
Soelistyo, H. 2011.Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan
Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Spradley, James P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogyakarta,.
.Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta,.
Sumanto, 2005.Metodologi Penelitian Sosial . Yogyakarta:
ANDI offset..
Subana, M. dkk. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah.
Bandung : Pustaka Setia.

163
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan.  Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Sudjana, 2002.Methode Statistika, Tarsito Bandung,
Surachmad, Winarno.2002..Dasar dan Teknik Research:
Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
William, David C, Naturalistic Inquiry Materials, FPS-IKIP,
Bandung, 1988
Majalah. 2014. Pelayanan Gereja: Lengkap dengan Konsep dan
Aplikasi SPSS. Bandung: Kalam Hidup,
Wijaya, Hengki.Ed. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan
Teologi. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Zajano, Nancy.. 2007.Research Proposal. Ohio: Ohio State
University.
Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan.Jakarta : PT.  Bumi Aksara.

https://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-
content-analysis/ diunduh tgl 15 Juli 2020
https://www.dosenpendidikan.co.id/analisis-isi/ diunduh tgl 15
Juli 2020
https://pengajar.co.id/analisis-wacana/ diunduh tgl 25 Juli 2020
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/25/kajian-
stilistika/ diunduh tgl 25 Juli 2020 diunduh tanggai 1
Agusrus 2020
https://www.linguistikid.com/2016/12/pengertian- batasan-
stilistika.html diunduh tgl 25 Juli 2020
https://media.neliti.com/media/publications/120688-ID-
penerapan-pendekatan-semiotik-untuk-meni.pdf diunduh
tanggai 1 Agusrus 2020
https://www.google.com/search?
safe=strict&q=semiotika&sa=X&ved=2ahUKEwiVl_
https://www.kompasiana.com/khoirotunnisak/
5df5b314d541df66852b1062/pendekatan-historis-

164
antropologis-sosiologis diunduh tanggai 5 Agusrus 2020
http://sttsangkakalagetasan.blogspot.com/2014/02/pendekatan-
historis-kritis.html diunduh tanggai 5 Agusrus 2020
http://sttsangkakalagetasan.blogspot.com/2014/02/pendekatan-
historis-kritis.html diunduh tanggai 1 Agusrus 2020

Contoh Peneliti Naturalistik dari Amerika, Wyn Sargent


Wyn Sargent, antropolog asing yang nikahi kepala suku
Dani Obahorok di Lembah Baliem Papua Januari 1973.
Dia rela menikah agar aman membaur dengan masyarakat
dalam melakukan penelitian Kualitatif jenis naturalistik.
Beliau hanya meneliti sekitar suku Baliem tapi beliau
menarik generalisasi terlalu luas dengan pernyataan
“Indonsia adalah Negara Primitif”. Penelitian ini menuai
protes dan kemarahan rakyat Indonesia. Ini suatu
kesalahan dalam penelitian kualitatif karena menggenera -
lisasi terlalu luas

Wyn Sargent,bersama kepala suku Dani

165
3 Wajah Wyn Sargent,

Wyn Sargent saat melakukan peneitian Januari 1973.

Lembah Balim

166
Suku Dani di Lembah Balim

Upacara Suku Dani

167
Suku Dani

Pakaian tradisional Suku Dani

Pemuda Suku Dani dengan Baju Tradisional

168
Kota Wamena 1973

Buku yang ditulis oleh Wyn Sargent sebagai hasil penelitian


naturalistik

169

Anda mungkin juga menyukai