HAND OUT
Materi Perkuliahan
Kinayati Djojosuroto
Deskripsi
Mata kuliah ini menyajikan secara menyeluruh prinsip-
prinsip, konsep, dan metode yang digunakan untuk bekal
melaksanakan penelitian kualitatif.
Mata kuliah ini menyajikan materi yang diarahkan pada
pembentukan atau meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam berpikir secara kualitatif.
Selain dirancang untuk pertemuan tatap muka di kelas,
perkuliahan ini melakukan pula pengamatan langsung di
lapangan untuk bahan penyusunan proposal yang akan
dipresentasikan masing-masing mahasiswa dan
menganalisis laporan penelitian yang menggunakan
metode kualitatif 1
Kompetensi
Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan salah satu jenis penelitian teologi;
yaitu kualitatif, mampu mengidentifikasi bidang
keilmuan yang menjadi objek penelitiannya dan
memposisikan ke dalam suatu peta penelitian yang
dikembangkan melalui pendekatan interdisiplin atau
multidisiplin
Mahasiswa memahami penelitian kualitatif mulai dari
rancangan, pelaksanaan hingga analisis data yang
selaras dengan kode etik teologi.
Mahasiswa mampu mengkomunikasikan pikiran
(communica tion skills), mengintegrasikan hasil-hasil
pembelajaran sebelum nya (learning integration) dan
mengembangkan tanggung jawab sosial (social
responsibilities) dalam usaha penyelesaian masalah
(reasoning dan problem solving) dengan memper
timbangkan budaya (cultural sensitivity)
Mahasiswa mampu membedakan paradigma serta
karakteris tik penelitian kualitatif dengan penelitian
kuantitatif
Mahasiswa mampu memfokuskan masalah penelitian
dengan pendekatan kualitatif
Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai tipe
penelitian dan metode pengumpulan data penelitian
kualitatif
Mahasiswa mampu merancang dan melaksanakan
penelitian kualitatif
Mahasiswa mampu melakukan analisis dan interpre
tasi data dengan menggunakan metode kualitatif
2
kualitatif yang dapat dipakai oleh mahasiswa untuk mengenal
gejala sosial. Dari perkuliahan, diharapkan mahasiswa mam
pu menguasai salah satu teknik atau pendekatan yang ada
dalam penelitian kualitatif.
Sumber Pengetahuan
sumbe Pengamat
Penalar
r -
- Intuisi Wahyu
Bidang an
an
Pengetahuan
Ilmu
Agama
Seni
Catatan :
Kalau ilmu dimulai dari ragu-ragu maka agama dimulai
dari keyakinan, barulah berpikir, yakin bahwa Tuhan itu ada,
Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Maha Pencipta, dan seterusnya.
Agama diterima manusia dengan penuh totalitas. Orang akan
lebih fantik pada agama daripada ilmu.
Pembagian Pengetahuan
Kriteria
Epistemolog
Ontologi Aksiologi
Bidang i
pengetahuan
Metode
Probabilistik
ilmiah: Kesejahteraan/
Fakta
Ilmu deducto kemaslahatan
sebagaimana
hipotetico umat manusia
adanya
verifikatif
3
- Agar manusia
selamat di
dunia dan
akhirat
- hubungan
manusia
dengan Tuhan,
Agama Keyakinan Fisika dan - hubungan
metafi- sika manusia
dengan
manusia,
- hubungan
manusia
dengan alam
Kontemplasi - menghaluskan
Seni Keindahan
ekspresi budi manusia
4
- Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?
- Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan
mengindera)
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu?
- Bagaimana prosedurnya?
2. Epistimologi (Cara Mendapatkan Pengetahuan)
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu?
- Bagaimana prosedurnya?
- Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan dengan benar?
- Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri?
- Apa kriterianya?
- Sarana/cara/teknik apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
3. Aksiologi (guna pengetahuan)
- Untuk apa pengetahuan tersebut digunakan?
- Bagaiman kaitan antara cara penggunaan tersebut
dengan kaidah- kaidah moral?
- Bagaimana penetuan obyek yang ditelaah berdasarkan
pilihan- pilihan moral?
- Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-
norma moral/profesional? (Sumber: Suriasumantri, 1993)
5
Metafisika ilmu adalah das sein, yakni alam dan manusia
sebagaimana adanya bukan sebagaimana seharusnya atau
das solen. Oleh karena itu ilmu bebas nilai
Ontologi Teologi
Teologi juga merupakan bagian dari kajian bidang ontologi.
Dalam kamus teologi, dijelaskan bahwa teologi dalam
bahasa Yunani artinya pengetahuan mengenai Allah, yaitu
usaha metodis untuk memahami dan menafsirkan kebenaran
wahyu (gerald O‟Collins dan Edward G., 2001; 314). Dalam
bahasa latin teologi diartikan „ilmu yang mencari pemaham
an‟, maksudnya dengan menggunakan sumber daya rasio,
khususnya ilmu sejarah dan filsafat, teologi selalu mencari
dan tidak pernah sampai pada jawaban terakhir dan pema
haman yang selesai. Sedangkan yang dimaksud dengan
teologi dalam ruang lingkup filsafat metafisika, ada lah filsafat
ketuhanan yang bertitik tolak semata-mata kepada kejadian
alam. (Sudarsono, 2001:129). Pembahasan filsafat ini meng
kaji keteraturan hubungan antara benda-benda alam sehing
ga orang meyakini adanya pencipta alam atau peng atur
alam tersebut. Teologi dalam kajian filsafat meta fisika
memliki arti penting dalam pemikiran kefilsafatan. Pemikiran
tersebut muncul sejak dari para filsuf Yunani, kemudian
dilanjutkan oleh kaum Sophi dan masa Sokrates, juga filsafat
pada abad pertengahan, terutama dengan hadirnya filsuf
Kristen, hingga perkembangan filsafat dewasa ini.
Pengertian Penelitian
Penelitian adalah inquiry, penelahaan atau penye
lidikan mengenai sesuatu atas dasar ilmu, dengan kata
lain penelitian itu dilakukan untuk kepentingan ilmu dan
atas dasar aturan-aturan dalam ilmu. Oleh karena peneli
ian dalam pengertian ini ialah penelitian yang ilmiah, yaitu
yang berdasar atas ilmu atau untuk ilmu, maka penelitian
yang tidak ilmiah itu sebenarnya bukan bagian dari ilmu.
Sebagian bagian dari ilmu, penelitian (yang ilmiah) harus
memenuhi syarat-syarat tertentu.
8
sistematis dan terorganisir untuk mendapatkan jawaban
secara ilmiah atas suatu masalah (Nasir, 2004).
Tujaun:
1. Murni
2. Terapan
9
Metode:
1. Survey
2. Ex Post Facto
3. Eksperimen
4. Naturalistik/Kualitatif
5. Policy Research/Kebijakan
6. Action Reseacrh/Tindakan
7. Evaluasi
8. Sejarah/Historis research
JENIS-JENIS 9.Content Analisys
PENELITIAN
Tingkat Eksplanasi
1. Deskriptif
2. Komparatif
3. Asosiatif/Hubungan
Penelitian Murni
Jujun S. Suriasumantri (1985), menyatakan bahwa peneliti
an murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Jenis penelitian ini
berbeda dengan penelitian terapan.
Penelitian Terapan
10
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1985), bahwa penelitian
terapan ialah penelitian yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan praktis. Penelitian terapan ini
lebih bersifat praktis dan aplikatif oleh karena penelitian
seperti ini bermula dari sebuah permasalahan yang riil dan
bukan permasalahan yang bersifat teoretis.
Penelitian Aksi
Penelitian aksi yang juga sering disebut dengan istilah
action research, bertujuan untuk menyelesaikan masalah
dengan cara melakukan serangkaian tindakan yang
khusus, yaitu yang telah melalui telaah teoretis sebelumnya
secara nyata supaya segera mendapatkan solusi yang
terbaik untuk masalah dalam penelitian tersebut.
Penelitian Kebijakan
Penelitian kebijakan ialah penelitian yang bertujuan untuk
menentukan suatu kebijakan berdasarkan data dan fakta
yang ada di lapangan. Hasil dari penelitian ini berupa
peraturan, undang-undang, surat keputusan, dan segala hal
yang berhubungan atau memiliki kekuatan hukum.
Penelitian Evaluasi
Jenis penelitian berdasarkan kegunaannya yang terakhir
adalah Penelitian evaluasi. Penelitian seperti ini bertujuan
untuk memberikan penilaian pada program tertentu, kegiatan
serta kebijakan yang ditujukan untuk mengintervensi
masyarakat.
11
2. Untuk membuktikan atau menguji kebenaran dari
pengetahuan yang sudah ada.
3. Untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah
ada.
Tujuan Penelitian Secara Teoretis
Secara teoretis, tujuan penelitian merupakan usaha yang
dilakukan untuk mengetahui satu hal. Pengetahuan yang
diperoleh dari jenis penelitian seperti ini tidak dapat diman
faatkan secara langsung atau secara praktis; sehingga
nama lain dari penelitian seperti ini disebut sebagai basic
research.
Tujuan Penelitian Secara Praktis
Sedangkan secara praktis, tujuan penelitian ini ialah
mencari serta menemukan pengetahuan yang dapat diman
faatkan langsung di dalam kehidupan. Penelitian jenis ini
disebut juga dengan applied research.
12
Definisi penelitian kualitatif dari para ahli sebagai
berikut :
Creswell, J.W. 2014, menyatakan penelitian kualitatif
merupakan proses penelitian yang dilakukan untuk
memahami permasalahan manusia atau social, dimana
kegiatan yang dilakukan dengan memberikan gambaran
secara komprehensif serta disajikan dalam bentuk narasi
dan merujuk informasi dari para nara sumber yangserta
dilakukan secara alamiah.
14
Penelitian kualitatif merupakan metode untuk mengeksplo
rasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu
atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prose dur, mengum
pulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis
data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke
tema-tema umum, dan menafsirkan makna data.
Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka
yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk
penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian
yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual,
dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan
(Creswell, 2010:4).
15
Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan
makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia
dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti
sendiri. Penelitian yang meng gunakan penelitian kuali
tatif bertujuan untuk memahami objek yang diteliti
secara mendalam, bertujuan untuk mengembangkan
konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi,
menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelu
suran teori dari bawah (grounded theory) dan mengem
bangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena
yang dihadapi
16
informan)
17
Studi Fenomenologis Para Pasangan Swinger.
Orientasi Seksual Pada Perempuan Lesbian
Faktor-faktor yang Menghambat Pengungkapan Diri
(Coming out) pada Lesbian Femme di Bali
Konsep Diri Pada Pelaku Percobaan Bunuh Diri
18
Tujuan penelitian kualitatif
Untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-
dalam nya dengan cara pengumpulan data yang
sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan penting
nya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.
Agar mahasiswa memiliki pemahaman tentang
pemecahan masalah Teologi secara ilmiah sebagai
dasar pembentukan kemahirwacanaan Bahasa Indo
nesia
Agar mahasiswa memperoleh pemahaman dan
menguasai kemampuan yang lebih mantap tentang
berbagai konsep dan prosedur yang diperlukan dalam
desain dan pengembangan penelitian kualitatif, serta
dapat menerapkan dalam merencanakan dan me
gembangkan program-program penelitian yang
relevan untuk menanggulangi berbagai permasalahan
pendidikan formal, informal, maupun non formal.
19
Peneliti perlu memerhatikan beberapa hal mendasar
dalam menulis tujuan penelitian kualitatif, seperti
berikut ini:
Gunakanlah kata-kata seperti tujuan, maksud,
atau sasaran untuk menandai tujuan penelitian
yang ditulis.
Fokuslah pada suatu fenomena (atau konsep atau
gagasan) utama.
Gunakanlah kata-kata tindakan untuk menunjuk
kan bahwa ada proses learning dalam penelitian.
Gunakan kata-kata dan frasa-frasa yang netral
(bahasa tidak langsung)
Sajikan definisi umum mengenai fenomena atau
gagasan utama, khususnya jika fenomena ter
sebut merupakan istilah yang tidak dipahami oleh
pembaca luas.
Gunakan kata-kata teknis berbasis strategi/ teori
penelitian yang digunakan ketika sampai pada
bagian pengumpulan data, analisis data, dan
proses penelitian.
Jelaskan para partisipan yang terlibat dalam
penelitian.
Tunjukkan lokasi dilakukannya penelitian.
Sebagai langkah akhir dalam tujuan penelitian
kualitatif, gunakan beberapa bahasa yang mem
batasi ruang lingkup partisipan atau lokasi
penelitian.
Meskipun banyak variasi poin-poin di atas namun pada
tujuan penelitian untuk proposal skripsi, tesis dan
disertasi yang baik, harus mencakup beberapa diantara
poin-poin itu.(Creswell, 2010: 167)
20
Ciri utama penelitian kualitatif:
1. Peneliti ikut terlibat langsung dengan responden
dan tidak boleh diwakili.
2. Harus bisa mendeskripsikan/menggambarkan semua
data yang diperoleh. Itu sebabnya semua data yang
diperoleh harus segera dicatat, karena tidak ada
yang bisa dilewatkan.
3. Peneliti harus membuat kartu data atas semua yang
diamati. Bisa menyusunnya berdasarkan topik
yang diamati.
4. Data yang dicatat harus sudah dilakukan cek dan
ricek (cross check). Sikap yang harus dimiliki
adalah tidak dengan mudahnya percaya akan
informasi yang diberikan, sehingga dengan
proses pengecekan, didapat data utama.
5. Data yang ditulis bukan hanya fenomena saja, tetapi
proses terjadinya fenomena. Jadi pertanyaan
"mengapa" itu penting, sehingga dapat mendes
kripsikan sebuah fenomena dengan rinci dan
lengkap.
21
- Apa yang mereka ceritakan kepada kita megenai hal2
yang mereka ketahui
- Bagaimana mereka membenarkan tindakannya
- Apa hubungannya antara kita dengan mereka
Data penunjang keaslian penelitian bahwa penelitian
tsb belum ditelti sebelumnya, atau melanjutkan
penelitian sebelumnya
Relevansi masalah yang diteliti dengan permasalahan
yang lebih luas
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian
Bersifat subjektif
Postpositivisme
22
persepsi objek penelitian.
5. Mengutamakan akan pentingnya proses pene
litian yang berjalan, bukan semata mengacu pada
hasil yang ingin dicapai.
4. Metode Kualitatif :
a. Observasi :
- Tidak berperan serta : orang yang diobservasi
tidak tahu.
Contoh : mengamati/ nonton orang di TV.
- Berperan serta :
1) Pasif : datang dan mencatat saja
2) Aktif : peneliti membantu mengajar
3) Penuh : kehadiran peneliti sudah diketahui oleh
yang diteliti.
b. Wawancara :
1)Terstruktur/ terjadwal
2) Terjadwal tak terstruktur
23
3) Tak terstruktur: pertanyaan-pertanyaan dapat
mendalam ke mana-mana.
Display Data
Data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data
Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan
Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan
pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan
berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data
Data penelitian dapat disajikan dalam bentuk uraian yang
didukung dengan matriks jaringan kerja Display data ialah
menyajikan data dalam bentuk matriks, network, chart atau
grafik, dan sebagainya
Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak
terbenam dengan setumpuk data
Reduksi Data
Kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih
jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencari apabila diperlukan
Temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum
memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan perhatian
karena penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan
makna yang tersembunyi dibalik pola dan data yang nampak
Jika dalam penelitian kualitatif terdapat data yang bersifat
kuantitatif, yaitu dalam bentuk angka-angka, maka sebaiknya
angka-angka jangan dipisahkan dari kata-katanya secara
kontekstual sehingga tidak mengurangi maknanya
26
Pengambilan Keputusan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang
menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data
Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian
dengan berpedoman pada kajian penelitian
Mula-mula kesimpulan itu kabur, tetapi lamakelamaan
semakin jelas karena data yang diperoleh semakin banyak
dan mendukung
Verifikasi dapat dilakukan dengan singkat, yaitu dengan cara
mengumpulkan data baru
27
menjadi dua, yaitu:
Analisis sewaktu masih di kancah/lapangan (analysis
in the field)
Analisis sesudah selesai di lapangan
28
sirkuler sehingga dapat dimulai dari mana -pun Langkah-
langkah penelitian kualitatif dapat dibagi atas:
1. Orientasi atas bacaan 2. Wawancara ke lapangan 3.
Eksplorasi: mengumpulkan data berdasarkan fokus
penelitian yang sudah jelas 4. Member check:
memeriksakan laporan sementara penelitiannya kepada
informan atau kepada pembimbing
Studi Pendahuluan
Guna: untuk menjajaki keadaan di lapangan, masalah
apakah kiranya yang layak dan penting untuk diteliti
Studi lapangan bersifat anjuran sebelum mengadakan
penelitian, baik untuk penelitian kuantitatif maupun kuali
tatif Masalah pada mulanya sangat umum, kemudian
mendapatkan fokus yang menjadi tujuan.
29
didapatkannya di lapangan
31
Analisis Sesudah Pengumpulan Data
Dengan mengembangkan kategori koding, misal dengan
membuat klasifikasi berdasarkan hal berikut:
1. Pengaturan atau kode konteks tentang hal ihwal
konteks dari setting penelitian
2. Definisi kode-kode situasi
3. Perspektif subjek
4. Cara berpikir tentang orang dan objek
5. Proses
6. Kegiatan-kegiatan
7. Strategi-strategi
8. Hubungan-hubungan dan struktur sosial
9. Metode-metode
10.Sistem pengkodean preassigned
Sumber : Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen. 1993 : 380) dalam: Lexy
J.Moleong: 2000)
No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1 Hipotesisis dibuat sejak awal hipotesis dapat dibuat seiring
penelitian- berjalannya penelitian.
32
tas
5 perhitungan statistic Cross check sumber informasi
untuk menilaian validitas untuk menilaivaliditas
6 Prosedur dibuat Deskripsi prosedur dibuat
jelas danterinci secara naratif
7 Menggunakan Sampling Menggunakan Sampling
random- purposive
8 Membuat Analisis logis dilakukan untuk
desain/kontrolstatistik atas mengontrol variabel ekstern
variabel eksternal
9 Mengontrol bias prosedur Mengontrol bias dilakukan
mengunakan desain khusus oleh peneliti sendiri
10 Kesimpulan dari hasil statistik Kesimpulan dibuat secara naratif
11 Pemecahan gejala dibuat menjadi Secara keseluruhan gejala yang
bagian untuk dianalisis muncul dapat dilihat
12 Aspek, situasi atau kondisi dapat Gejala-gejala yang terjadi dibuat
dimanipulasi melalui gejala yang secara alamiah atau membiarkan
kompleks keadaan aslinya
33
Pendapat tersebut memperjelas bahwa dalam kesehatan
masyarakat metode kualitatif lebih baik daripada metode
kuantitatif yang mengarah pada hasil yang relevan pada tingkat
topik sosial-politik dan hubungan karena kompleksitasnya.
Dengan demikian, alasan untuk keunggulan penelitian kualitatif
ditemukan baik pada tingkat program penelitian dan pada tingkat
kesesuaian dengan masalah yang diteliti.
Etika Penelitian
Setiap peneliti wajib menaati kaidah-kaidah peneliti
an ter utama yang bersangkutan dengan kode etik
seorang peneliti:
1. Bidang yang diteliti merupakan bidang yang sesuai
dengan keahlian peneliti. Jadi peneliti menguasai
subjek dari penelitian.
2. Semua informasi yang diterima harus dirahasiakan
baik nama pemberi informasi maupun catatan-catat
an informasi yang diberikan apapun risiko yang
harus dihadapinya.
3. Responden tidak boleh dilibatkan untuk bertang
gung jawab atas resiko laporan hasil penelitian.
Hasil penelitian adalah tanggung jawab dari si
peneliti.
4. Peneliti yang baik tidak akan memaksakan respon
den untuk menjawab informasi, karena pemberian
informasi tidak boleh dilakukan di bawah tekanan.
Semua informasi bersifat sukarela dan dilakukan
dengan kesadaran penuh.
5. Jangan melakukan rekayasa hasil penelitian
dengan mengatasnamakan responden. Informasi
dari responden sama sekali tidak boleh diubah.
Rekayasa yang bertujuan untuk mengikuti asumsi
peneliti adalah sebuah kejahatan penelitian itu
34
sendiri karena sejati nya bertentangan dengan
prinsip mencari kebenaran secara objektif. (Husaini
Usman, dkk)
35
Transferabilitas
Transferabilitas/keteralihan adalah apabila hasil
penelitian kualitatif itu dapat digunakan atau
diterapkan pada suatu kasus atau situasi lainnya
• Transferabilitas dapat ditingkatkan dengan cara
melakukan penelitian di beberapa lokasi
Kuantitatif Kualitatif
Mengukur fakta-fakta Mengkonstruksikan realitas
objektif dan makna kultural
Fokus pada variabel- Fokus pada proses dan
variabel peristiwa secara interaktif
Reliabilitas adalah kunci Otentisitas adalah kunci
Bebas nilai Hadirnya nilai secara
37
eksplisit
Bebas dari konteks Dibatasi situasi
Banyak kasus dan Sedikit kasus dan subjek
subjek
Analisis statistik Analisis tematik
Peneliti terpisah Peneliti terlibat
38
bahasa bahasa kualitatif
kuantitatif
Asumsi Bagaimana Proses • Proses induktif
metodologis dengan deduktif Sebab •Faktor-faktor
proses akibat Desain dibentuk secara
penelitian? statis-kategori simultan
membatasi • Desain
sebelum studi berkembangkategor
Bebas konteks i diidentifikasi
Generalisasi selama proses
mengarah penelitian
pada prediksi, • Ikatan konteks
eksplanasi dan • Pola dan teori
pemahaman dibentuk untuk
Akurasi dan pemahaman
reliabilitas • Akurasi dan
melalui reliabilitas dibentuk
validitas dan melalui verifikasi
reliabilitas
Sumber: John W. Creswell, Research Design: Qualitative and
Quantitative Approaches, (California: Sage Publications, Inc, 1994),
hlm. 5
40
Empat Kombinasi Alternatif Tuntutan Pengetahuan, Strategi,
dan Metode Penelitian (Creswell, 2003: 20)
43
Menurut Kirk dam Miller ciri-ciri Penelitian Kualitatif
adalah sbb:
Ciri- ciri pokok Penelitian Kualitatif
Naturalistic Inquiry Mempelajari situasi dunia nyata
secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,; terbuka
pada apapun yang timbul.
Inductive analysis Mendalami rincian dan kekhasan data
guna menemukan kategori, dimensi, dan kesaling hubung
an.
Holistic perspective Seluruh gejala yang dipelajari
dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari
sekedar penjumlahan
Qualitative data Deskriptif terinci, kajian dilakukan secara
mendalam
Personal contact dan insight Peneliti mempunyai
hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang
dan situasi, gejala yang sedang dipelajari Dynamic
system Memperhatikan proses; menganggap perubahan
bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara
individu maupun budaya secara keseluruhan Unique case
orientation Menganggap setaip kasus bersifat khusus dan
khas Context sensitivity Menempatkan temuan dalam
dalam konteks sosial, historis dan waktu Emphatic
netrality Penelitian dilakukan secara netral agar objektif
tapi bersifat empati. Design flexibility Design penelitian
nya bersifat fleksibel, terbuka, beradaptasi sesuai per
ubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku. (sumber: Patton,
1990: 40-41).
44
Setelah mensintesiskan pendapat Bogdan & Biklen
dengan pendapat Lincoln & Guba, Moleong
mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif
yaitu :
1. Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah
dalam suatu keutuhan)
2. Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat
pengumpulan data yang utama)
3. Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah
metode kualitatif)
4. Anslisis data secara induktif (mengacu pada temuan
lapangan)
5. Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah
penyusunan teori berdasarkan data)
6. Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka- angka)
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya
batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai
masalajh dalam penelitian)
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya
versi lain tentang validitas, reliabilitas dan objektivitas)
10. Desain yang bersifat sementara (desain penelitian
terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan)
11. Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama
(hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
antar peneliti dengan sumber data)
45
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan
informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut Metode penelitian mem
berikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi
antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan
langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya
diolah dan dianalisis.
Metode Penelitian Menurut Para Ahli
Nasir menjelaskan bahwa metode penelitian ialah cara
utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan &
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
Winarno menjelaskan bahwa metode penelitian adalah
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti
& sistematik.
Muhiddin Sirat menjelaskan bahwa metode penelitian
merupakan suatu langkah memilih masalah & penentuan
judul penelitian
47
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabung
an), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Contoh: penelitian untuk mengungkapkan makna upacara
ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk
mengungkapkan makna sebenarnya dari kegiatan demons
trasi berbagai kelompok masyarakat, penelitian untuk
menemukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), penelitian untuk
menemukan metode mengajar yang paling efektif untuk
anak yang berasal dari daerah terpencil.
Kesimpulan
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan
informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian mem
berikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi
antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus
ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan
langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya
diolah dan dianalisis
Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang
fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh karena
nya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian
49
dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang
lebih komprehensif. Penelitian kualita tif yang memper
hatikan humanisme atau individu manusia dan perilaku
manusia merupakan jawaban atas kesadaran bahwa
semua akibat dari perbuatan manusia terpengaruh
pada aspek-aspek internal individu. Aspek internal
tersebut seperti keperca yaan, pandangan politik, dan
latar belakang sosial dari individu yang bersangkutan.
Keterangan :
1. Fenomenologi : kajian sosiologi yang mengkaji
pemahaman terhadap subjek penelitian berdasarkan
perspektif subjek yang diteliti (emphatic
understanding). Yang dikaji jangan hanya ada pada
benda/ realita yang kita lihat tetapi harus dilihat juga
dibalik realita itu.
2. Hermeneutik/ Ilmu tafsir : kajian tentang penafsiran
suatu objek. Contoh : sebuah buku ditafsirkan oleh 5
orang akan timbul 5 macam penafsiran. Namun
kontribusi dari 5 penafsiran ini akan memberikan
kekayaan makna.
3. Etnometodologi : cabang sosiologi modern, mengkaji
51
kehidupan manusia pada umumnya. Mengapa
modern? Biasanya sosiologi hanya mengkaji suku-
suku terasing (ortodoks), sedangkan etnometodologi
mengkaji manusia secara umum.
4. Interaksi Simbolik : Simbol yang dimufakati bersama
oleh 10 orang, bila ditafsirkan lain dari permufakatan
masing-masing orang tadi, tidak menjadi soal karena
hal ini justru akan menambah kekayaan makna.
5. Teori Budaya , Way of Life , Pandangan hidup ini
sangat luas. Hal ini terefleksi dari:
a. Pengetahuan -------wawancara
b. Perilaku -------- pengamatan
c. Artefak, adalah benda yang dibuat dan digunakan
manusia masa lampau. Contoh : pakaian,
perumahan, prasasti (pengamatan, analisis
dokumen)
52
Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam penelitian
yang digali dalam menemukan suatu data maka dapat
diartikan bahwa semakin baik kualitas penelitian
tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau
objek penelitian, metode penelitian kualitatif memiliki
objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan peneliti
an kuantitatif, sebab kualitatif lebih mengedepankan
kedalaman makna pada data, bukan kuantitas data.
Kredibilitas
Kesesuaian antara konsep peneliti dan konsep
informan
Agar kredibilitas terpenuhi, maka:
Waktu yang digunakan penelitian harus cukup lama
• Pengamatan yang terus-menerus
• Mengadakan triangulasi
• Menganalisis kasus negatif
• Menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data
• Menggunakan member check
Transferabilitas
Transferabilitas adalah apabila hasil penelitian kualitatif itu
dapat digunakan atau diterapkan pada suatu kasus
atau situasi lainnya
• Transferabilitas dapat ditingkatkan dengan cara melakukan
penelitian di beberapa lokasi
53
dependabilitas, maka perlu disatukan dengan
konfirmabilitas
Hal ini dikerjakan dengan cara audit trail
Keterangan:
Triangulasi merupakan salah satu pendekatan yang
dilakukan peneliti untuk menggali dan melakukan teknik pengolahan
data kualitatif. Teknik triangulasi bisa diibaratkan sebagai teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara
terhadap objek penelitian.
Triangulasi dalam penelitian kualitatif.
Pengecekan data untuk memperoleh keyakinan terhadap kebenaran data
pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan triangulasi.
Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap kebenarannya
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain atau berbagai
paradigma triangulasi.
Uji Konfirmabilitas
Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji
objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif apabila hasil penelitian
telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji Konfirmabi -
lity mirip dengan uji Dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan
secara bersamaan. Menguji Konfirmabilitas berarti menguji hasil peneliti-
an, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian
tersebut telah memenuhi standar Konfirmabilitas. Dengan demikian,
dalam penelitia kualitatif ini uji konfirmabilitas dilakukan bersamaan dengan
uji Dependability oleh dosen pembimbing atau para pakar yang lain.
Instrumen Penelitian
Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif peneliti itu sendiri
merupakan instrumen utamanya. Karena itu, kualitas penelitian kualitatif
sangat tergantung pada kualitas diri penelitinya, termasuk pengalamannya
melakukan penelitian merupakan sesuatu yang sangat berharga. Semakin
banyak pengalaman seseorang dalam melakukan penelitian, semakin peka
55
memahami gejala atau fenomena yang diteliti. Namun demikian, sebagai
manusia, seorang peneliti sulit terhindar dari bias atau subjektivitas. Karena
itu, tugas peneliti mengurangi semaksimal mungkin bias yang terjadi agar
diperoleh kebenaran utuh. Pada titik ini para penganut kaum positivis
meragukan tingkat ke’ilmiah’an penelitan kualitatif. Malah ada yang secara
ekstrim menganggap penelitian kualitatif tidak ilmiah. Padahal penelitian
positivis memiliki juga kekurangan, apalagi kalau penelitian kuantitatif ilmu
sosial atau humaniora. Jadi, baik penelitian kuantitatif atau kualitatif tetap
memiliki kelebihan dan kekuranga.
2. Sumber data
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber pertama yang ada di
lapangan. Adapun yang termasuk sumber data primer adalah sebagai
berikut.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan sumber data selain
sumber data primer yang berkaitan dengan penelitian dan berfungsi
sebagai pendukung atau pelengkap data yang diperoleh dari sumber data
primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa
dokumentasi hasil dari pada penelitian, foto ,dokumen, dan data-data lain
yang mendukung data primer.
57
Jenis-jenis Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis ter -hadap fenomena yang hendak diteliti.
Observasi meliputi kegiatan fisik yaitu mata, telinga, dan
juga kegiatan psikologis di mana melibatkan keingintahuan
kita. Hal yang perlu dilakukan agar observasi dapat berjalan
dengan baik:
a. Amati data-data yang ada sebanyak-banyaknya.
b. Libatkan orang lain.
c. Mampu beradaptasi dengan cara ikuti kebiasaan
setempat, kurangi prasangka, miliki proyeksi.
Dalam observasi si peneliti harus membawa:
a. Buat catatan.
b. Gunakan media elektronik untuk merekam gambar,
suara, ataupun momen yang hendak diamati.
c. Cari narasumber atau pengamat yang akan memberikan
persepsi.
d. Fokus kepada data yang diteliti.
e. Klasifikasikan fenomena dalam grupnya.
f. Gunakan bahan perpustakan seperti buku untuk
menambah persepsi tentang objek yang diteliti. Contoh:
Tentang Suku Dayak, Suku Batak, banyak diterbitkan
buku tentangnya.
58
Jenis-jenis Observasi:
a. Observasi partisipatif
Peneliti terlibat langsung dalam objek yang diteliti.
Misalnya, Anda adalah guru di sebuah sekolah di mana
sekolah itu diteliti.
b. Observasi nonpartisipatif
Peneliti hanya menjadi "penonton" bagi objek yang diamati.
c. Observasi sistematis
Peneliti sudah menyiapkan kerangka acuan hal-hal yang
akan diamatinya
d. Observasi eksperimental
Peneliti menyiapkan suatu suasana yang mirip dengan
aslinya, lalu diamati.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh data dengan cara
tanya jawab dengan tatap muka antara pewawancara
dengan responden. Bagaimana dengan lewat telepon,
teleconference? Bisa dilakukan sepanjang terjadi dialog
tanya jawab langsung. Dalam wawancara dibuatkan
panduan wawancara yang pertanyaannya telah disiapkan
sebelumnya.
Karakteristik wawancara:
1) umumnya responden dan pewawancara belum saling
mengenal;
2) responden yang selalu menjawab,
3) dan pewawancara yang selalu bertanya;
4) pertanyaan selalu bersifat netral dan tidak menjuruskan
kepada jawaban yang diinginkan peneliti;
5) tanya jawab berlangsung dengan panduan yang telah
ditetapkan.
Alat bantu bisa dipakai dalam wawancara seperti alat
perekam, audio-video, dan alat yang lainnya.
Wawancara Etnografi
Ada beberapa pertanyaan yang bisa dipakai dalam melihat
satu suku, masyarakat,dsb.
1. Pertanyaan Grand Tour
Pertanyaan yang bersifat umum, seperti seperti dalam
pariwisata yaitu adanya pemandu. Jadi jawaban ber
gantung pada pemandu.
61
a. Tipikal: Bagaimana Anda menceritakan bagaimana cara
membuat perlengkapan ini?
b. Spesifik: Dapatkah Anda menceritakan hal-hal yang
terjadi tadi malam?
c. Terbimbing: Dapatkah Anda menceritakan keadaan
sekitar kantor ini?
d. Berhubungan dengan tugas: Dapatkah Anda
membuatkan sketsa tentang daerah ini?
2. Pertanyaan contoh
Minta responden untuk menjelaskan beberapa contoh.
3. Pertanyaan pengalaman
Minta responden menceritakan pengalamannya atas
hal-hal yang diperbuatnya.
4. Pertanyaan bahasa asli
Dalam penelitian etnografi, responden bisa menjawab
dalam bahasa asli, untuk mendapatkan rasa, makna,
dari bahasa itu.
62
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga analisis
data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif yang
meliputi proses dan pemaknaan. Penelitian ini di dalamnya juga
terdapat analisis deskriptif yang berfungsi untuk mendiskripsikan
data penelitian. Analisis data di sini dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data.
63
cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Triangulasi terbagi atas tiga jenis, yaitu
triangulasi sumber (pengecekan data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber),
triangulasi teknik (pengecekan data kepada sumber yang sama
dengan teknik berbeda), dan
triangulasi waktu (pengecekan data yang terkumpul dalam waktu
atau situasi berbeda).
64
ANALISIS DATA KUALITATIF NVIVO
Penelitian kualitatif jenis fenomenologi adalah suatu peneliti
an yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi, keperca
yaan, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Data dalam penelitian kualitatif relatif tersetruktur dan sulit
dinyatakan dengan angka di antaranya adalah transkrip suatu
wawancara, diskusi kelompok, gambar, audio, atau video.
65
tatif akan meng olah data dengan cara (Miles, Hubermas,
Spradley,) membuat tabulasi data, mereduksi data, memberi-
kan coding pada data yang akan diteliti, menyajikan data, dan
memverifikasi data secara manual.
66
Coding adalah
Pengkodean adalah proses pelabelan dan pengorganisasian
data kualitatif Anda untuk mengidentifikasi tema yang berbeda
dan hubungannya. Saat melakukan coding hasil wawancara,
Anda memberikan label pada kata atau frasa yang mewakili
tema penting (dan berulang) di setiap tanggapan.
68
Kedua dari segi teknis penggunaan, Nvivo memiliki kelebihan
antara lain
Data yang jumlahnya cukup banyak dapat diolah dengan
terstruktur
Sumber data yang diolah cukup bervariasi seperti:
Wawancara (terstruktur atau tidak terstruktur)
Observasi
Dokumen laporan
Media sosial (Facebook, Twitter, Whatsapp dan LinkedIn)
Berita media elektronik
Laporan penelitian online
Video online atau rekaman video peneliti
Foto
69
Karakteristik utama Kuantitatif Kualitatif
Kedudukannya dalam Tahap terdiri di antara Terjadi sepanjang
proses penelitian koleksi data dan analisis penelitian
data
Pengkategorian Kategori ditentukan Pengkategorian
sebelumnya berdasarkan data
Fleksibilitas Tidak ada kemungkinan Terjadinya revisi untuk
terjadinya revisi setelah melihat perkembangan
proses koding kategori-kategori koding
Perubahan koding Biasanya setelah Selalu ada penambahan
melakukan uji coba kategori sampai akhir
instrumen proses penelitian
Pembentukan koding Penyederhanaan koding Koding membentuk
untuk mendapatkan kategori-kategori baru
gambaran umum dan kategori-kategori
tentang kategori- tersebut memunculkan
kategori pengertian-pengertian
baru.
Karakteristik kerja Tugas yang dituntut Tugas analisis yang
sebelum analisis data dituntut dalam
menganalisis
70
partisipasi, wawancara, dan dokumentasi
7. Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran
data yang diperoleh kepada pihak lain
9. Menonjolkan rincian yang kontekstual, yaitu menguraikan
sesuatu secara rinci tidak terkotak-kotak
71
Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan
makna dari hal-hal mendasar dan esensial dari fenomena,
realitas, atau pengalaman yang dialami oleh objek peneli
tian. Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan mem
perhatikan dan menelaah fokus fenomena yang hendak
diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku
objek.
Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa
bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti
terhadap fenomena terkait. Penggalian data ini dilakukan
dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek
atau informan dalam penelitian, juga dengan melakukan
observasi langsung mengenai bagaimana objek peneltiian
menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.
Etnografi
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya,
etnografi merupakan metode penelitian yang melihat kajian
bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi masyarakat
dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan
konsep budaya yang terkait. Kajian etnografi memiliki dua
dasar konsep yang menjadi landasan peneli -tian, yaitu
aspek budaya (antropologi) dan bahasa (linguistik), dimana
bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada
dalam budaya masyarakat.
Metode penelitian etnografi memiliki tujuan untuk
mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam
budaya serta digunakan untuk berkomunikasi individu di
dalamnya, serta melihat bagaimana bentuk dan fungsi
bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan masya
rakat. Selain itu, metode etnografi juga menginterpreta
sikan kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang
dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu
masyarakat
72
Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus
pada kegiatan atau ritual tertentu dalam masyarakat,
bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup, dan lain –lain
Istilah Etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan
graphy (menguraikan). Etnografi, yang berakar dari antro
pologi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk
memahami cara orang-orang dalam 1 komunitas berinter
aksi dan yang teramati dalam kehidupan sehari-hari.
Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku
manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi
komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu.
73
Studi Kasus
Sesuai dengan namanya, metode penelitian studi kasus
meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam
masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mem
pelajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi.
Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa
berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, seseorang, atau
sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi
tertentu.
Karena khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu,
penelitian studi kasus bukanlah dilakukan untuk menarik
kesimpulan terhadap fenomena dari suatu populasi atau
kumpulan tertentu melainkan khusus untuk kejadian atau
fenomena yang diteliti saja.
Meski mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus
tidak harus meneliti satu orang atau idnividu saja, namun bisa
dengan beberapa orang atau objek yang memiliki satu
kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapat
kan data yang mendalam, penelitian studi kasus mengguna
kan teknik wawancara, observasi, sekaligus studi dokumenter
yang kemudian akan dianalisis menjadi suatu teori. Studi
kasus akan memahami, menelaah, dan kemudian menafsirkan
makna yang didapat dari fenomena yang diteliti tersebut.
Metode Historis
Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu
penelitian yang memiliki fokus penelitian berupa peristiwa-
peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi
masa lalu denga sumber data atau saksi sejarah yang
masih ada hingga saat ini. Sumber data tersebut bisa
diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artifak, laporan
verbal, maupun saksi hidup yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenaran persaksiannya.
Karena mengkaji peristiwa yang sudah berlalu, ciri khas
dari penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena
dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan
pergeseran waktu
75
Ciri lain dari metode historis adalah kajian penelitian
lebih banyak bergantung pada data observasi orang lain
yang sudah terlebih dahulu melakukan penelitian, bukan
hanya data observasi milik peneliti itu sendiri.
Selain itu, sumber data yang digunakan haruslah bersifat
objektif, sistematis, akurat, serta otentik yang dapat diper
tanggungjawabkan kebenarannya serta berasal dari
sumber yang tepat. Karena metode historis memiliki konse
dasar waktu, perlu diperhatikan dengan lebih teliti
mengenai urutan peristiwa dan waktu-waktunya dengan
detail dan jelas.
Riset Sejarah
Perisitwa sejarah dapat dipahami dalam 3 proses:
1) Memahami sudut pandang atau gagasan para pelaku
asli.
2) Memahami arti atau makna kegiatan-kegiatan mereka
pada hal-hal yang secara langsung berhubungan dengan
peristiwa sejarah.
3) Memiliki peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan
gagasan yang berlaku pada saat para pelaku sejarah itu
hidup.
79
7. Meneliti sejarah perkembangan.
Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau
masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif.
Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara
mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang
tahu, maka dapat diketahui sejarah perkembangan
kehidupan seseorang.
82
Peneliti kualitatif yang lebih baik,
Peneliti kualitatif yang mengubah masalah atau ganti judul
penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau
setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih
baik, karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang
telah dipikirkan sebelum -nya, dan selanjutnya mampu
melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai
dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi
sosial yang diteliti. Kemungkinan masalah sebelum dan
sesudah ke lapangan dalam penelitian
kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut.
83
Jangka waktu penelitian kualitatif
Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup
lama 3-6 bulan), karena tujuan penelitian kualitatif adalah
bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis
seperti dalam penelitian kuantitatif. Namun demikian
kemungkinan jangka penelitian berlang sung dalam waktu
yang pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya
sudah jenuh. Ibarat mencari provokator atau mengurai
masalah, atau memahami makna, kalau semua itu dapat
ditemukan dalam satu bulan, dan telah diuji kredibilitasnya,
maka penelitian kualitatif dinyatakan selesai, sehingga tidak
memerlukan waktu yang lama.
85
Penelitian Kuantitatif
1) Menguji teori
2) Menggunakan pengujian dan analisis yang
dikuantitatifkan
3) Data dinyatakan dengan bilangan
4) Menggunakan hipotesis
5) Bersifat analitis
6) Mementingkan hasil
7) Sudut pandang si peneliti (etik)
8) Produk
8) Atomistik
9) Sampel
10) Hubungan antar variabel
86
Empat Kombinasi Alternatif Tuntutan Pengetahuan, Strategi, dan
Metode Penelitian (Creswell, 2003: 20)
87
belum tentu
x y
y x
5. Peranan nilai Bebas nilai. Contoh : Terikat pada nilai.
(value) beberapa peneliti yang Contoh : beberapa
menggunakan metodologi peneliti dengan titik
yang sama akan keberangkatan
menghasilkan nilai yang yang sama,
sama walaupun objeknya
sama, hasilnya
akan berbeda.
6. Objek Produk. Contoh : hasil Proses nilai (value).
belajar yang terefleksi dari Bagaimana produk
NEM/rapor (grade) itu diproses sampai
jadi.
7. Posisi teori Masalah ---teori --- data Masalah ---data
(apriori) logiko hipotetico teori (aposteriori)
verifikatif (deduktif) induktif
8. Tujuan (dalam Menguji teori Menemukan teori
kaitan dengan
teori)
9. Tingkat Objektif Subjektif
------------------ --------------------
Berkolaborasi Melaksanakan
dengan prosedur
participant statistik
(Creswell, 2003: 19)
90
No Perbedaan Kualitatif Kuantitatif
1 Konsep yang menekankan pada mementingkan
berhubungan makna, penalaran, adanya variabel-
dengan definisi suatu situasi variabel sebagai
pendekatan tertentu (dalam obyek penelitian
konteks tertentu), lebih dan variabel-
banyak meneliti hal-hal variabel tersebut
yang berhubungan harus
dengan kehidupan didefenisikan
sehari-hari dalam bentuk
operasionalisasi
variable masing-
masing.
2 dasar teori sebagai pendekatan ini
Dasar Teori pijakan ialah adanya berpijak pada apa
interaksi simbolik yang disebut
dari suatu gejala dengan
dengan gejala lain fungsionalisme
yang ditafsir struktural, realisme,
berdasarkan pada positivisme,
budaya yang behaviourisme dan
bersangkutan empirisme yang
dengan cara mencari intinya menekankan
makna semantis pada hal-hal yang
universal dari gejala bersifat kongkrit, uji
yang sedang diteliti. empiris dan fakta-
fakta yang nyata.
3 Tujuan Tujuan utama Sebaliknya
penelitian yang pendekatan
menggunakan kuantitatif
pendekatan kualitatif bertujuan untuk
ialah mengembangkan menguji teori,
pengertian, konsep- membangun fakta,
konsep, yang pada menunjukkan
akhirnya menjadi teori, hubungan antar
tahap ini dikenal variable,
sebagai “grounded memberikan
theory research”. deskripsi statistik,
menaksir dan
meramalkan
91
hasilnya
4 Desain desainnya bersifat desainnya harus
umum, dan berubah- terstruktur, baku,
ubah / berkembang formal dan
sesuai dengan situasi dirancang
di lapangan sematang mungkin
sebelumnya.
5 Data data bersifat deskriptif, datanya bersifat
maksudnya data dapat kuantitatif / angka-
berupa gejala-gejala angka statistik
yang dikategorikan ataupun koding-
ataupun dalam bentuk koding yang dapat
lainnya, seperti foto, dikuantifikasi
dokumen, artefak dan
catatan-catatan
lapangan pada saat
penelitian dilakukan
6 Sampel Sampel kecil sampel besar,
merupakan ciri karena aturan
pendekatan kualitatif statistik
karena pada mengatakan
pendekatan kualitatif bahwa semakin
penekanan pemilihan sample besar akan
sample didasarkan semakin
pada kualitasnya merepresentasikan
bukan jumlahnya. kondisi riil.
92
yang diteliti mengambil jarak jarak dengan yang
dengan yang diteliti. diteliti
93
Komponen Rancangan Penelitian Kualitatif
Model rancangan penelitian dapat dibuat dalam berbagai
jenis sesuai dengan selera tradisi instansi atau lembaga
masing-masing. Akan tetapi, secara prinsip harus mengan
dung komponen-komponen tertentu untuk sebuah
rancangan penelitian.
Komponen-komponen yang diharapkan hadir dalam
sebuah rancangan penelitian terdiri atas:
I Pendahuluan:
(1) Latar Belakang Masalah: dalam komponen ini perlu
dikemukakan masalah dan perumusan masalah secara
jelas. Segi keaslian penelitian perlu juga ditampilkan,
demikian juga segi kemenarikan dan pentingnya masalah
itu untuk diteliti.Disamping itu, perlu juga dijelaskan
kedudukannya masalah tersebut dalam lingkungan yang
lebih luas. (harapan dan kenyataan
(2) Fokus dan Subfokus penelitian
Permasalahan dalam penelitian kualitatif harus difokuskan
agar pembahasan tidak berkembang kemana-mana atau
terlalu luas.
3)Tujuan Penelitian:
Tujuan harus diperjelas agar arah penelitian dapat
mencapai sasaran yang diharapkan. Deskripsi tujuan
tergantung kepada kepentingan peneliti masing-masing.
(4) Manfaat Penelitian:
Penelitian dikerjakan tentu akan membawa suatu manfaat.
manfaat penelitian dapat bersifat keilmuan dan keprak
tisan. Artinya, hasil penelitian mungkin bermanfaat untuk
pengembangan ilmu dan dapat pula diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
II Landasan Teoretis:
1. Teori berfungsi sebagai alat untuk menganalisis/
memecahkan masalah. Oleh karena itu, dalam memper
gunakan teori haruslah dipilih teori yang relevan dengan
94
tujuan penelitian. Dengan kata lain, teori harus dipilih
sesuai dengan kepentingan penelitian (sesuai dengan
fokus dan subfokus). Teori itu harus dijelaskan secara
konsepsional dan peneliti juga harus sudah memiliki
gambaran cara mengoperasionalkan teori tersebut.
2. Penelitian yang Relevan: Jika masalah dan objek
penelitian sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain, maka
perlu dilakukan pembahasan singkat terhadap hasil
penelitian itu. Dalam pembahasan itu harus dikemukakan
perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
95
Validitas dalam penelitian Kualitatif
Validitas dalam penelitian kulitatif bukan sebagai
validitas instrumen penelitian. Hal ini disebabkan dalam
penelitian kualitatif, peranan instrumen penelitian “diambil
alih” oleh peneliti. Dengan kata lain, peneliti berposisi
sebagai instrumen penelitian. Untuk itu, pencapaian
validitas dalam penelitian kualitatif ditujukan pada upaya
mendapatkan data yang valid (sahih) yang sesuai dengan
rumusan masalah dan konsep yang diteliti.
Crewell (2007) menjelaskan beberapa strategi mendapat
kan data yang valid dalam penelitian kualitatif.
1. Peneliti perlu melibatkan diri di lapangan.
Peneliti membutuhkan waktu yang lama dalam proses
pengamatan secara terus menerus dilapangan, termasuk
berusaha membangun kepercayaan dengan para
partisipan, mempelajari budaya setempat, dan
memerikasa informasi yang mungkin salah yang berasal
dari distorsi atau ketidakjelasan informasi yang diterima
peneliti. Selama dilapangan peneliti perlu membuat
keputusan mengenai hal-hal atau informasi apa saja yang
penting untuk penelitian, relevan dengan tujuan penelitian,
dan kepentingan untuk fokus pada penelitian.
2. Triangulasi.
Triangulasi pada hakikatnya merupakan langkah,
multimetode yang dilakukan peneliti pada saat
mengumpulkan dan menganalisis data. Ini didasarkan
pada asumsi bahwa fenomena yang diteliti dapat
dipahami dengan baik jika dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dalam triangulasi, peneliti menggunakan
banyak sumber, metode, penyelidik (pengamat), dan teori
yang berbeda secara kolaboratif. Oleh karena itu, peneliti
dapat menggunakan beberapa metode triangulasi.
3. Peneliti memerlukan peer review (penilai sejawat).
96
Penilai sejawat berfungsi sebagai penilai eksternal untuk
menilai proses penelitian. Peran penilai eksternal ini
adalah sebagai seorang individu yang menjaga kejujuran
peneliti, mengajukan beberapa pertanyaan mengenai
metode, makna, dan beberapa interpretasi, serta
mengembangkan peneliti dengan memberikan
kesempatan kepadanya untuk menyampaikan berbagai
perasaan dan permasalahannya selama melaksanakan
penelitian.
4. Mengklarifikasi bias.
Dimulai sejak awal penelitian, merupakan langkah yang
sangat penting, bahwa pembaca dapat memahami posisi
peneliti dari berbagai bias pemikiran atau asumsi yang
berimbas pada penemuan-penemuan data di lapangan.
Dengan klarifikasi ini, peneliti menyampaikan komentar
mengenai peng- alamannya, bias, prasangka, dan
orientasi pribadi yang mempunyai kemungkinan merombak
pendekatan dan interpretasi selama penelitian.
97
kesimpulan kembali kepada partisipan sehingga mereka
dapat menilai akurasi dan kredibilitas hasil penelitian.
Partisipan seharusnya memainkan peran penting secara
langsung terutama dalam penelitian studi kasus, life
history, sebagai penafsir dan pengamat yang kritis.
6. Deskripsi yang kaya informasi
Deskripsi yang kaya informasi memungkinkan pembaca
membuat keputusan karena di dalam laporan, penulis
juga menjelaskan secara rinci mengenai kondisi partisipan
atau latar penelitian. Dengan deskripsi yang rinci,
misalnya.
98
3. Dari segi aksiologi, positivis dan postpositivis
menganggap bahwa hal mengetahui secara proporsional
mengenai dunia adalah tujuan, bukan alat, dan secara
intrinsik bernilai.
4. Segi metodologi, paradigma positivis bersifat
eksperimental dan manipulatif, serta merupakan upaya
verifikasi hipotesis, terutama dengan metode kuantitatif.
Paradigma post-positivis bersifat eksperimental dan
manipulatif yang dikoreksi, misalnya dengan penggunaan
lebih dari satu metode, mencakup metode-metode
kualitatif, dengan upaya untuk menunjukkan kesalahan
hipotesis. Variasi post-positivis yang lain, dari segi
metodologi, bersifat dialogis dan dialektikal (teori kritis),
hermeneutik dan dialektikal (konstruktivis), partisipasi
politik dalam tindakan penelitian yang berdasarkan kerja
sama di antara mereka yang terlibat dalam penelitian dan
mengutamakan pengetahuan yang praktikal serta
memakai bahasa berdasarkan konteks eksperi- mental
bersama (partisipatori)
100
Metode penelitian semiotik
Metode penelitian hermeneutik
Metode penelitian resepsi
Metode penelitian Stilistika
Metode penelitian Ekoteologi
Metode penelitian Feminisme
101
Penelitian Teologi
Penelitian teologi merupakan cabang kegiatan
penelitian dengan mengambil objek agama. Meskipun
berbeda dengan ilmu yang lain, tetapi hakikat penelitiannya
tetap sama (masuk dalam rumpun humaniora). Pada
awalnya harus ada masalah teologi yang akan dicari
pemecahannya. Pemecahan itu harus ditempuh secara
ilmiah, sistematis, dan logis.Fakta yang dihadapi harus
merupakan fakta empiris dan penyelidikannya dilakukan
secara berhati-hati dan bersifat objektif.
Pada umumnya dalam penelitian teologi
dipergunakan teknik penelitian kualitatif. Penelitian
semacam itu menitikberatkan pada segi alamiah dan
mendasarkan pada karakter yang terdapat dalam
data.Penelitian kulitatif sering diartikan sebagai penelitian
yang tidak mengadakan “perhitungan” atau dengan angka-
angka (Moleong, 1982:2).Sebaliknya jika suatu penelitian
melibatkan “perhitungan” atau “angka” maka jenis
penelitian itu disebut penelitian kuantitatif.
102
Teologi merupakan bagian dari kelompok ilmu-ilmu
humaniora, seperti halnya bahasa, sejarah, kesenian,
filsafat dan estetika. Keseluruhan ilmu-ilmu humaniora itu
merupakan esensi kebudaya an.Penelitian teologi
bermanfaat untuk memahami aspek kemanusia an dan
kebudayaan yang tertuang dalam isi Alkitab.Oleh karena
itu, penelitian teologi dapat mengambil objek-objek
tersebut.Pemilihan objek itu bergantung pada tujuan
penelitian dan teori yang melandasi pendekatannya.
Tahap-Tahap Penelitian
Suatu penelitian dikerjakan melalui beberapa tahap, yaitu
(1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3)
tahap pelaporan (Ali, 2005:23-26).Tahap perencanaan
terdiri atas: 1. pendahuluan yang mencakup: latar
belakang masalah, fokus penelitian, perumusan
masalah/pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian. 2. Deskripsi Teoretis. 3. Metodologi
Penelitian. 4. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi
pengumpulan data, pengelompokan, dan analisis dan
hasil, pembahasan 5. Kesimpulan dan Rekomen- dasi. 6.
Tahap berikutnya, tahap pelaporan diisi dengan kegiatan
penulisan dan penggandaan hasil penelitian agar dapat
dibaca, diketahui, dan dimanfaatkan oleh orang lain yang
memerlukannya.
104
kemudian akhiri dengan fakta bahwa ditempat tertentu
jemaat mampu mendengar khotbah dalam waktu 1,5 jam
atau 2 jam. Namun perlu didukung dengan bukti, yakni
apakah ini pengalaman langsung atau kesaksian orang
lain.
Teori 2
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitif,
Kualitatif dan R&D mengemukakan bahwa masalah
penelitian adalah penyimpang an antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dan
praktik, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana
dengan pelaksanaan, penyimpangan antara pengalaman
dan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan dan kompetisi ( Sugiyono,
2008:52)
Berdasarkan definisi tentang masalah tersebut di atas,
masalah penelitian yang harus dikemukakan dalam Latar
Belakang Masalah yaitu: Penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. (das
sollen dan das sein),
107
4. Teknik Koleksi Data
5. Instrumen penelitian
6. Tahap-tahap Penelitian
7. Analisis Data
8. Teknik Keabsahan Data/trianggulasi
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Bagian Akhir
1. Masukkan daftar kepustakaan/rujukan
2. Lampiran-lampiran
Judul: …………………..
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Bagian ini diawali dengan upaya peneliti untuk
menggambarkan konteks atau situasi yang mendasari
munculnya permasalahan yang menjadi perhatian
peneliti. Bagian latar belakang masalah ini sebaiknya
diakhiri dengan batasan yang dibuat oleh peneliti
berkaitan dengan fenomena- fenomena, fakta-fakta
empiris, ataupun kejadian- kejadian aktual yang sudah
dipaparkan sebelumnya. Batasan atas fenomena
tersebut diharapkan dapat mengantarkan peneliti menuju
fokus permasalahan yang akan diteliti sekaligus
menunjukkan penting dan menariknya permasalahan
tersebut
108
B. Fokus dan Subfokus penelitian
Dibagian ini peneliti harus membuat suatu
formulasi pertanyaan penelitian (grand tour question)dan
jika memungkinkan juga pertanyaan-pertanyaan lainnya
yang merupakan turunan (sub question).Pertanyaan-
pertanyaan tersebut seharusnya jelas, spesifik, tepat
sasaran, dan memungkinkan untuk dijawab oleh peneliti.
C. Rumusan Maslah
Rumusan masalah ini dapat dirinci dalam
pertanyaan-pertanyan sebagai berikut:
1.
2.
3.
D. Tujuan Penelitian
Tulisan pada bagian ini harus menunjukkan
pernyataan yang berisi tentang tujuan yang ingin dicapai
melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus terkait
dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan
dalam fokus penelitian.
1.
2.
3.
D. Manfaat Penelitian
Tulisan pada bagian ini berisi tentang sumbangan/
kontribusi positif terkait dengan hasil penelitian. Manfaat
penelitian terdiri dan manfaat teoritis maupun praktis.
109
Untuk manfaat teoritis berisi keterkaitan hasil penelitian
dengan pengembangan ilmu psikologi. Manfaat praktis,
Iebih mengarah pada aplikasi hasil penelitian.
110
penelitian. Instrumen pengumpul data penelitian kualitatif
dapat berupa wawancara, observasi, catatan lapangan,
dokumentasi, atau instrumen-instrumen lainnya dengan
mempertimbangkan relevansinya dengan fokus penelitian.
Perlu diperhatikan bahwa instrumen pengumpul data yang
disebutkan di bagian ini hanya alat-alat yang dapat
mengumpulkan data yang akan dianalisis dalam penelitian
ini, apabila data yang diperoleh hanya untuk memperkaya
bahasan penelitian, maka alat pengumpul datanya tidak
perlu disebutkan (misalnya, observasi saat wawancara).
Penulis juga perlu mencantumkan kisi-kisi atau blueprint dari
intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
(misalnya, pedoman wawancara atau panduan observasi).
111
Bab IV Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum (budaya, geografi, demografi,
dll)
B. Temuan Khusus
1. Subfokus 1
2. Subfokus 2
3. Subfokus 3
C. Pembahasan
Bab V Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan adalah dasar untuk pembahasan
bab-bab berikutnya; karena itu, bab ini berisikan: Latar
Belakang Masalah, Fokus dan Subfokus Penelitian,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Asumsi, Kegunaan
Penulitian, Ruang Lingkup Penelitian,
A. Latar Belakang Masalah
Ledakan pertumbuhan gereja di abad ke-21 hingga
memasuki milenium ke-3 ini sungguh dahsyat.
112
Multiplikasi / memperbanyak orang percaya selama abad
ini melebihi jumlah orang Kristen seutuh abad sebelum
nya. Dimulai dari 12 murid, kini mencapai 2,1 miliyar
lebih.1) Fenomena spektakuler ini jelas melegitimasi
karya Roh Kudus yang telah memberikan kuasa
(dunamos) kepada orang percaya dan secara khusus
kepada hamba-hamba Tuhan yang telah dipili-Nya
sebagai pengajar dan pemberita injil massa kini.
Fakta mengembirakan itu semakin mengokohkan
keyakinan orang percaya seluruh dunia bahwa Allah
sedang terus bekerja. Namun berbarengan dengan itu
ada fakta lain yang patut diperhatikan. Pertumbuhan
iman jemaat di dalam gereja terus-menerus dihadang
ancaman: “Kehancuran Moral dan penyesatan dokrinal
(ajaran). 2) Tantangan moral dan dokrinal inilah yang
sering menjadi ‘mesin penghancur’ Gembala
jemaat dalam pelayananya. Moralitas gembala makin
rendah. Penyesatan makin marak dalam berbagai
macam wujudnya.
114
Pdt. Chris Marantika, mengatakan:
Gelar-gelar jalan pintas bukan saja memalukan Tuhan
dan menghina martabat teologi, tetapi juga menipu umat
dan membuka gerbang bagi teologi-teologi kekinian yang
melecehkan Allah, Alkitab, Kristus dan Rohulkudus. Kita
tetap saling mengasihi, namun kita harus paham bahwa
Scholarship Is A Stewardship, atau kesarjanaan adalah
pengabdian, proses memperoleh dan memakai
kesarjanaan adalah pengabdian kepada Allah. Jalan
pintas menuju kesarjanaan, S1, S2, dan S3 adalah
penghinaan kepada Tuhan Yesus Krisrus.
115
B. Fokus dan Subfokus Penelitian
Fokus Penelitian ini adalah pendidikan formal bagi
gembala jemaat, sedangkan subfoks adalah adalah
dasar Alkitab untuk pendidikan formal teolog, realita
pendidikan formal teologi dewasa ini, pentingnya
pendidikan teologi formal bagi gembala jemaat dalam
partumbuhan iman jemaat.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan-
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Adakah dasar Alkitab untuk pendidikan formal teologi?
2. Bagaimana realita pendidikan formal teologi dewasa
ini?
3. Mengapa pendidikan teologi formal sangat penting
bagi gembala jemaat dalam partum- buhan iman
jemaat?
D.Tujuan Penulisan
Penulisan skripsi ini selain untuk memenuhi
sebagian dari tuntutan akademis dari studi,maka
skripsi ini juga bertujuan:
1. Menjadi dasar dari pendidikan formal teologi bagi
gembala jemaat untuk pelayananya.
2. Memberikan realita pendidikan formal teologi bagi
gembala jemaat saat ini.
3. Menyadarkan tentang pentingnya pendidikan formal
teologi bagi gembala jemaat dalam pelayanan
praktisnya terhadap pertumbuhan iman jemaat.
116
D. Kegunaan Penulitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Kegunaan Secara Umum
a. Dapat memberikan masukan kepada peneliti dan
para gembala jemaat tentang pendidikan
formal teologi berdasar kan firman Allah.
b.Dapat memberikan pemahaman yang benar tentang
pendidikan formal teologi.
c. Dapat memeberikan jalan keluar bagi masalah yang
dialami dalam pendidikan formal teologi.
d.Dapat memberi kontribusi serta teoretis dan praktis
dalam pelayanan gembala jemaat bagi pertumbuhan
iman jemaat.
e. Dapat memahami bahwa betapa urgensinya
pendidikan formal teologi bagi hamba Tuhan untuk
pertumbuhan iman jemaat.
E. Asumsi
Jika para gembala jemaat menganggap sanggat
penting untuk mengikuti
pendidikan formal teologi, tentu saja akan melahirkan
gembala-gembala yang baik. (mzr 23)
Jika gembala jemaat mengikuti pendidikan formal
117
teologi, maka implikasinya jemaat akan mengalami
pertumbuhan iman.
118
Samuel Sijabat mengatakan bahwa: pendidikan dapat
kita artikan sebagai perbuatan dan usaha dari generasi
tua untuk mengalihkan pengetahuanya, serta
ketrampilanya kepada generasi mudah sebagai usaha
menyingkapkan agar dapat memenuhi fungsinya, baik
secara jasmani maupum secara rohani. Jadi pendidikan
adalah proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang
atau kelompok yang diusahakan mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan 3.
3. Teologi dalam arti paling sempit, adalah studi dari
pengetahu an tentang Allah. Tetapi arti lebih luas dalam
bahasa modern, teologi adalah uraian rasional dari suatu
agama ditunjang oleh sejumlah subdisiblin termaksuk
studi naska-naska suci, etika, dokrin, sejarah dan
peribadahan
4. Formal: Resmi adalah sesuai dengan peraturan yang
sah
5. Gembala: ada dua macam gembala dalam Alkitab.
Pertama, orang yang menggembalakan ternak. Kedua,
orang yang mengasuh dan membina manusia, yaitu
gembala yang bersifat Ilahi maupun fana.
6. Pertumbuhan Iman merupakan proses menuju
kedewasaan iman atau kedewasaan rohani, sebagai
orang yang telah dewasa dalam iman dapat mem
bedakan mana yang benar dan salah serta menjadi
pelaku firman dalam kehidupannya sehari-hari; memiliki
prinsip iman yang teguh, sehinggah konsisten dalam
kebenaran dan tak terombang-ambing dengan pengaruh
dari luar baik dalam rupa-rupa pengajaran, maupun
keinginan dunia ini.
8. Implikasi adalah kosekwensi teori, keterlibatan atau
keadaan terlibat yang termaksud dan tersimpul.
D. Penelitian yang Relevan
119
.
120
Lingkup Penelitian,
Bab II Landasan Teoretis
Bab III Metodologi Penelitian,
Bab IV. Deskripsi data, Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Bab V, Penutup, Kesimpulan, Implikasi, Rekomendasi
Daftar Pustaka
Alwi,Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.
Browning, W. R. F. 2008. Kamus Alkitab, Jakarta: BPK
GM,
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini,1998,Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF,
Koentjaraningrat, 2000 Metode Penelitian
Masyarakat Jakarta: Gramedia,
Nduru,S. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi-Tesis). Jakarta: …..
Nduru,S. 2005. Penggembalaan. Jakarta: STT Tiberias
Petrus Octavianus, 1998 . Dipanggil untuk
Melayani. ( Malang: Departemen Literatur YPPII,),
Hasil pengamatan penulis selama pelayanan 2 bulan
(juni-juli 2010)
Samuel Sejabat, 2002. Tugas dan Panggilan
Pendidikan Kristen, Bandung: Institut Alkitab
Tiranus,
Sudarmanto, G.2009. Menjadi Pelayan Kristus yang
Baik. Malang: Departemen Multimedia.bidang
literatur.YPPII, 70 Tahun Pdt. Dr. Petrus
Octavianus, 2006.
121
ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS)
Pengertian
Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari
dan menganalisis teks atau wacana atau komunikasi secara
sistematik, objektif dan kuantitatif atau subjektif dan kualitatif
terhadap pesan yang tampak (Berelson & Kerlinger)
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat
inferensi yang dapat direplikasi (ditiru) dan shahih datanya
dengan memerhatikan konteksnya (Krippendorf)
Analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan
menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat
inferensi yang valid dari teks (Weber)
Analisis isi merupakan teknik sistematis untuk
menganalisis suatu teks, pesan atau suatu alat untuk
mengobservasi dan mengnalisis isi perilaku tokoh dalam
teks atau perilaku tokoh dalam komunikasi yang terbuka
dari komunikator yang terpilih (Rahmat Kriyantono).
122
kualitatif, analisis isi berdekatan dengan metode analisis
data dan metode tafsir teks. Analisis isi yang kuantitatif
lebih banyak digunakan oleh para peneliti ilmu sosial yang
positivisme, sedangkan metode analisis isi yang
kualitatif lebih banyak digunakan oleh mereka yang anti
antipositivisme / pospositivis
123
hasil analisis benar-benar objektif dan bila dilakukan
penelitian oleh peneliti lainnya, hasilnya relatif sama atau
tidak jauh berbeda.
Analisis isi jenis kuantitatif harus dikuantitatifkan ke dalam
angka-angka, misalnya “70% berita Media Indonesia adalah
bertema ekonomi
124
display data dan kesimpulan atau verifikasi data. Akan
tetapi karena data kualitatif sangat banyak sekali,
maka model analisis data juga beragam sesuai dengan
objek penelitian. Secara umum, model analisis data
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: pertama,
kelompok metode analisis teks dan bahasa; kedua,
kelompok metode analisis tema-tema budaya; ketiga,
kelompok analisis kinerja, perilaku seseorang dan
perilaku institusi.
125
7) Grounded analysis
8) Ethnology
126
Metode Analisis Isi Kualitatif dengan Pendekatan
Semiotik
Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Istilah ini diambil
dari kata Yunani Semeion yang berarti “tanda”. Tanda ada
dimana-mana, bisa berupa kata, gambar, bunyi, struktur
karya sastra, struktur film, struktur musik dan sebagainya.
Semiotik juga merupakan suatu ilmu yang mengkaji gejala
kebudayaan dengan memahami makna tanda-tanda
kehidupan. Semiotik sering digunakan sebagai sebuah
pendekatan dalam analisis teks, baik verbal maupun non
verbal.
Etimologi kata
1) Semiotik: a. Semion: tanda (Yunani Kuno) b. Sign:
tanda (Inggris)
2) Eagleton : Semiotik/semilogi berarti ilmu tanda-tanda
(signs) secara sistematik. Simiotik menunjukkan bidang
kaitan khusus, yaitu sistem yang secara umum dipandang
sebagai tanda, seperti puisi, rambu-rambu lalu lintas dan
nyanyian burung. Dalam implementasi- nya, semiotik
biasanya juga menggunakan metoda struktural
128
diterangkan secara ilmiah. Misalnya orang menangis
mendengar lagu sedih tidak termasuk kajian semiotik, orang
yang menangis mendengar lagu gembira, barulah termasuk
kajian semiotik.
Sebuah teks merupakan perlambang atau kode-kode yang
mencerminkan kehidupan masyarakatnya. Dengan
memahami lambang-lambang atau kode-kode yang memiliki
makna tertentu dalam sebuah teks, seorang mendapatkan
cerminan masyarakat yang dilambangkan. Dengan
demikian, penguasaan semiotik dalam hal ini adalah
kemampuan seseorang menguasai lambang-lambang atau
kode-kode yang memiliki makna tertentu dalam teks.
Contoh: Kancil
129
3) Ikon Tipologis: kemiripan spesial.
Contoh: peta, lukisan, sketsa, mode.
4) Ikon Konotasi: tanda yang tidak disadari oleh si
penulis/pengirim (symtom) namun pembaca dapat mem
berikan makna pada tanda tersebut.
5) Ikon Denotasi: tanda yang didasari oleh si
penulis.pengirim.
130
mendengar lagu gembira karena lagu gembira tersebut telah
menjadi lambang pribadi ketika orang yang dicintainya
meninggal dunia atau pergi jauh.
Simbol universal: Misalnya bunga adalah lambang cinta,
lambang gadis. Laut adalah lambang kehidupan yang
dinamis.
Simbol Permufakatan: Misalnya bangsa Indonesia telah
memufakati bahwa Burung Garuda dengan lima sila di
dadanya (Garuda Pancasila) merupakan lambang kesatuan
Indonesia. Bhineka Tunggal Ika.
Simbol Permufakatan/Konvensional
131
garis katulistiwa. Warna dasar perisai adalah merah
putih seperti warna bendera Indonesia.
Simbol
(kata sifat simbolik; kata keterangan simbolisasi)
Definisi: Simbol adalah penggambaran suatu maksud A oleh
objek B
Maksud A tidak disebutkan seluruhnya, hanya sebagai
anjuran.
Contoh:
Kata Simbol Maksud
Hati ♥ Cinta
Pedang- Perang/bahaya
Tengkorak
Tulisan Bayangan
penyair: pembaca:
“O kembang “gadis ayu”
sutra putih”
132
kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para
peneliti positivis.
134
besar kepada konteks dekat dari ayat/ayat-ayat yang
ingin ditafsir adalah sangat penting.
1) Menguji kembali apakah ayat/ayat-ayat yang ingin
ditafsir adalah suatu kesatuan yang utuh.
2) Analisis konteks sangat penting dalam penentuan arti
kata, tata bahasa, nada/modus, dan gaya sastra
ayat/ayat-ayat yang ingin ditafsir.
3) Analisis konteks sangat menolong dalam penentuan
tujuan , maksud ayat/ayat-ayat yang hendak ditafsir.
Integrasi
Berbagai analisis, yang sudah dibicarakan dalam bagian ini
merupakan penyelidikan terhadap pelbagai aspek dari
136
bagian Alkitab yang hendak ditafsir.
Sebenarnya pertimbangan teologis perlu, penting dan
mungkin dilakukan karena:
a) Alkitab adalah Firman Allah yang diwahyukan oleh Allah,
pengarang satu-satunya dan sesungguhnya.
b) Alkitab adalah kitab yang membicarakan hal-hal iman
kepercayaan, rohani dan surgawi.
c) Kita tidak mencoba menutupi suatu fakta bahwa
penafsiran terhadap Alkitab cukup bervariasi dan berbeda.
Ini sudah tentu berarti menghasilkan teologi yang sama
ajaran-ajaran penting dan dasar.
138
dalam interaksi sosial. Chaer dan Agustina (2010:11)
menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem yang
dibentuk oleh sejumlah komponen secara tetap dan dapat
dikaidahkan. Chomsky (1967:2) menyatakan bahwa bahasa
adalah seperangkat kata yang tak terbatas dari kalimat,
masing-masing kalimat panjang yang tak terbatas dan
dibangun dari sebuah himpunan elemen tak terhingga.
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa.
Dinneen (1997) mengklaim bahwa linguistik adalah sebuah
studi ilmiah tentang bahasa. Gleaason (1961: 2)
menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang berusaha
untuk memahami bahasa dari sudut struktur internal. Harfod
dan Hensley (2007: 1) menyatakan bahwa semantik adalah
studi tentang makna dalam bahasa. Abrams (1981:63)
mengklaim bahwa semantik adalah arti dan makna dari
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan focus dan subfokus di atas, tujuan dari
penelitiaan ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi bentuk metafora dalam kitab
Amsal berdasarkan teori Lakoff (2003)
2. Untuk menganalisis makna metafora hewan dalam kitab
Amsal berdasarkan teori Lakoff dan Johnson.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Secara teoretis, manfaat dari penelitian ini bisa
bermanfaat untuk memberikan pengetahuhan kepada
para pembaca terhadap perkembangan dan
pembelajaran dalam ilmu linguistik di dalam kajian
tentang semantik untuk lebih baik dan lebih mendalam
lagi
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang semantik,
terutama makna kiasan dan dapat menjadi motivasi bagi
pembaca untuk melakukan penelitian dan metafora
menggunakan objek yang berbeda.
II KERANGKA TEORETIS
140
1. Pengertian Metafora
Lakoff dan Johnson ( 2003 : 4) menyatakan bahwa Metafora
adalah seperangkat imajinasi puitis dan retorika yang
merupakan per kembangan bahasa yang luar biasa dan
bukan biasa bagi kebanyakan orang. Lagipula metafora
dipandang sebagai ciri khas bahasa terkait kata-kata bukan
pemikiran atau tindakan. Kebanyakan orang berfikir tanpa
menggunakan metafora dalam pergaulan, tapi sebaliknya
bahwa metafora itu meresap dalam kehidupan sehari-hari
tidak hanya kata-kata tapi dalam pemikiran dan tindakan.
Webster (1828: 4) menyatakan bahwa metafora adalah
kiasan dimana kata atau frase sastra yang menunjukkan
satu jenis objek atau ide yang digunakan di tempat lain
untuk mengarahkan kemiripan antara analogi dan bahasa
kiasan.
Moeliono (1976: 28) menyatakan bahwa metafora adalah
memahami arti kata-kata dari bentuk yang sebenarnya.
Penulis menggunakan teori Lakoff dan Johnson (2003: 62)
untuk mengidentifikasi metafora dan menganalisis makna
metafora dalam kitab Amsal. Teori ini berhubungan dengan
objek penelitian penulis dalam Kitab Amsal, yaitu unsur
manusia, hewan, dan kegiatan terkait manusia. Dalam teori
ini Lakoff dan Johnson membagi metafora menjadi tiga
bagian metafora Anthropomorpic, metafora Hewan dan
metafora synesthetic.
a. Anthropomorphic Metafora
Anthropomorfik metafora adalah metafora yang
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh manusia.
Telah kita ketahui bahwa manusia terdiri dari unsur-unsur
berupa hati, jantung, mulut, mata, telinga lidah, hidung, kaki,
tangan, gigi, bibir, leher dll. Hal-hal yang berhungan dengan
manusia yaitu, perasaan, pikiran, dan pengalaman. Manusia
membandingkan dan mengasosiasikan unsur tubuhnya
dengan alam sekitarnya sehingga lahirlah metafora tangan
141
kursi, kaki meja, jantung kota, mata air, mulut dan lain-lain.
b. Hewan Metafora
Metafora hewan adalah metafora yang berhubungan
dengan binatang yaitu kelancangan manusia yang
menunjukkan lebih dari hewan, juga membandingkan tidak
hanya karakteristik terlihat pada manusia, tetapi juga unsur-
unsur tubuh hewan. Misalnya seperti kawanan bulu
kambing, mata Anda seperti merpati, dan suaramu bagaikan
raungan singa dll.
C. Sinestetik Metafora
Metafora Sinestetik adalah metafora yang didasarkan pada
satu perubahan kegiatan dari satu indra ke indra yang lain
misalnya dari indra pendengar ke indra perasa yang meng
hasilkan metafora; musik yang keras indra perasa yang
menghasilkan metafora indra pendengaran: sedang kan dari
indra perasa keindra penglihatan menghasilkan metafora
contohnya: warna yang manis, mulut yang manis, dan sikap
2. Studi Pustaka
Ada beberapa penelitian sebelumnya tentang metafora,
yaitu:
1) “Metafora dan Simile makna dalam Kidung Agung”
(skripsi) oleh Luanmas (2015). Penelitian ini menjelaskan
metafora dan simile dalam Kidung Agung. Dia mengguna
kan dua teori yang berbeda, teori pertama Lakoff dan
Jhonson (2003), untuk mengidentifikasi, meng klasifikasikan
dan mengidentifikasi metafora dan simile terkait unsur-unsur
tubuh manusia, hewan, dan indra manusia. Teori Fromilha -
gue digunakan untuk mengidentifikasi kiasan simile. Sumber
data dari penelitian ini adalah Alkitab. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa makna metafora dibagi menjadi tiga
jenis: metafora Antropomorfik, metafora hewan, dan sines -
tetik sedangkan simile hanya terdapat satu bentuk yang
membandingkan secara langsung satu obyek ke obyek yang
lain dengan menggunakan kata penghung contohnya
142
seperti, bagaikan, seumpama.
143
mendapatkan teori yang cocok dengan penelitian ini serta
membaca beberapa penelitian sebelumnya seperti jurnal
dan skripsi terkait dalam penelitian ini.
2) Pengumpulan Data
Pada tahap ini data yang dikumpulkan dengan cara penulis
membaca secara hermeneu tik buku tentang metafora,
semantic dan Alkitab. Pada tahap ini juga penulis mengiden
tifikasi data dalam kitab Amsal dengan membaca dari pasal
satu sampai tiga puluh satu dan mengumpulkan data sesuai
dengan bentuk metafora. Setelah penulis mengiden tifikasi
dan mengklasifikasikan data berdasarkan teori Lakoff dan
Johnson (2003) dalam tiga jenis metafora Antropomorfik,
metafora Hewan dan metafora sinestetik.
3. Teknik Analisis Data
Setelah Penulis menemukan ayat-ayat yang teridentifikasi
sebagai bentuk metafora, pada tahap ini penulis memper
siapkan cara menganalisis data dengan menggunakan
metode deskriptif dan teori Lakoff (2003:62) yaitu tiga jenis
metafora anthropomorpik, metafora hewan dan metafora
sinestetik.
144
Metafora adalah suatu proses peletakan makna kedua dari
makna asalnya, yaitu makna yang menggunakan kata
dalam arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan yang
berdasarkan persamaan dan perbandingan. Identifikasi
bentuk metafora dalam proverbs Identifikasi bentuk meta
fora Antropomorfis dalam Proverbs the lips of a strange
woman drop honey, and her mouth is smoother than oil:
(Proverbs 5:3) “lip woman droop honey and mouth smoother
than oil” bibir perempuan jalang menitikan tetesan madu dan
langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak. Dalam
ayat ini kalimat lip woman droop honey and mounth
smoother than oil merupakan kalimat yang mengandung
makna metafora antropomorpik
1) Metafora Anthropomorphic.
- For the lips of a strange woman drop honey, and her
mouth is smoother than oil:
“lip woman droop honey and mouth smoother than oil”
Karena bibir perempuan jalang menitikan tetesan madu dan
langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak. “langit-
langit mulutnya licin seperti minyak” (proverbs 5:3)
Larik/kalimat di atas mengandung metafora antoropomorfik
karena pada kalimat ini membandingakan unsur langit-langit
mulut tubuh manusia dengan minyak, sehingga lahirlah
metafora antropomorfik. Langit-langit mulut adalah bagian
dari tubuh manusia yang berada di dalam mulut manusia,
disamakan dengan minyak yang dipakai untuk menggoreng.
Makna dari ayat ini adalah langit-langit mulut seorang wanita
jalang licin bagaikan minyak yang licin. Dikatakan licin
bagaikan minyak karena seorang wanita jalang mulutnya
selalu menyimpan kelicikan, kebohongan, tipu daya, juga
pandai untuk merayu dan menggoda lelaki, sehingga mulut
wanita jalang itu licin bagaikan minyak. - A tranquil heart is
of the life; but envy is the rotteneness of the bones.
146
2) Hati yang tenang menyegarkan hidup, tetapi iri hati
membusukkan tulang.
Dalam ayat ini menyiratkan kalimat-kalimat yang meng
andung bentuk metafora antropomorfik karena dalam
kalimat ini meyebutkan bahwa unsur tubuh manusia yang
samakan dengan sebagai sesuatu yang memberikan
kesegaran pada kehidupan sehingga makna dari ayat ini
adalah hati yang tenang memberikan kesegaran dalam
kehidupan kita sebagai manusia, tetapi ketika hati yang
berantakan dan selalu menyimpan kedengkiaan pasti tidak
akan memberikan ketenangan dalam hidup tetapi hanya
memberikan kekacauan dalam hidup, ketika hati itu selalu
tenang, selalu berisi ketabahan, kemurahan itulah yang
akan memberikan kesegaran dalam hidup kita manusia
148
to understanding; “So as to incine thine aer unto wisdom”
(proverbs 2:2) Sehingga telinga mu akan memperhatikan
hikmat, dan engkau akan mencenderungkan hatimu pada
kepandaian. “sehingga telinga mu akan memperhatikan
hikmat” Kalimat pada ayat di atas merupakan bentuk
metafora sinestetik karena dalam ayat indara pendengaran
dan indra penglihatan memiliki satu keterkaitan, dalam ayat
ini indra pendengaran disamakan dengan indra penglihatan
untuk memperhati kan hikmat. Sehingga makna dari kalimat
ini adalah telinga mu harus memperhatikan hikmat agar
engkau tidak mencenderungkan hatimu pada kepandaian
yang kau miliki, malainkan hikmat yang berasal dari pada
Tuhan yang harus kamu perhatikan dengan indra
pendengaran telingamu harus memperhatikan atau indra
penglihatan hikmat bukan kepandaian.
149
V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Bentuk metafora dalam kitab Amsal berdasarkan teori
Lakoff (2003)
Dalam Kitab Amsal penulis menemukan 28 data bentuk
metafora. Berdasarkan rumusan masalah yang pertama
dapat disimpulkan melalui hasil identifikasi pada bab II
bahwa ada tiga bentuk makna metafora dalam Kitab
Amsal :
Pertama metafora antropomorfik yaitu metafora yang
memiliki hubungan dengan diri manusia.
Kedua metafora hewan adalah metafora yang berhubungan
dengan binatang yaitu kelancangan ketika kita menunjukkan
yang lebih.
Ketiga metafora sinestetik yaitu metafora yang didasarkan
dengan perubahan dari satu indra ke indra yang lain. Jadi
berdasarkan rumusan masalah yang kedua makna metafora
dalam kitab Amsal berdasarkan teori yang digunakan dalam
penelitiaan ini maka ditemukan 27 data yang mengandung
bentuk metafora .
2. Makna metafora hewan dalam kitab Amsal ber
dasarkan teori Lakoff dan Johnson.
Metafora antropomorfik yang paling banyak ditemukan
dalam kitab Amsal, adalah 6
metafora hewan, dan 2 metafora sinestetik. Dari hasil
analisis bab IV menyatakan bahwa makna metafora yang
terkandung dalam kitab Amsal adalah makna metafora
antara unsur tubuh manusia, makna metafora yang ber
hubungan dengan hewan, dan makna metafora yang
berdasarkan indra manusia, yang ditemukan dalam kitab
Amsal berdasarkan teori yang digunakan dalam meng
analisis.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat kita lihat bahwa
bentuk metafora merupakan suatu bentuk bahasa yang
150
sangat unik untuk di teliti, karena membandingkan antara
organ tubuh manusia, hewan-hewan, dan indra yang ada
dalam tubuh manusia. Penulis merekomendasikan agar ada
penelitian selanjutnya tentang metafora sehingga kita lebih
memahami makna Amsal secara mendalam tentang
penggunaan metafora-metafora maupun metafora-metafora
dari ayat-ayat yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abrams M.H 1971: A Glossary of Literature Criticism. Ford
edition. New york : New York Press.
Bloomfield, A. 1933. Language. London George Allen &
Unwind Ltd. Museum Street
Chear, A. dan Agustina, L., 2010: Sosiolinguistik. PT.
RENIKA CIPTA.
De Saussure, F,. 1915 Course in General Linguistic : The
Object Of Linguistic. Geneva :
McGraw-
Hill. Dennad SJ,.1967. An Introduction to General Linguistic
U.S.A : Holt Renehart and
Wiston Inc. Gleaason,
Hurford, J.R., Heasley, B., and Smith, M.B 2007, Semantic
A Course Book: Second Edition. Cambridge University
Press. Id.m.wikipedia.org/wiki amsal.
Keith, A,. 2009. The Western Classical Tradition in
Linguistic. UK: Equinox Publishing Ltd
Katz, J.J. 1972. Semantic Theory. New york Harper and
Row
Keraf, Gorys. 1994 Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama Lakoff, G.. 2003. Metaphor We
Live by. Chicago : University of Chicago Press.
Lunmas. M.E. 2015 :, Metaphor and Simile Meaning In Song
Of Solomon. Skripsi: Fakultas Ilmu Budaya Unsarat
manado.
Leech, G.N., and Short, M.H. 1981. Sytle in Fiction : A
151
Linguistic Introduction to English Fictional Prose.
London: Longman
(Second Edition).
152
CONTOH 2.
Penelitian Analisis Isi Kualitatif (content analysis)
BAB I PENDAHULUAN
I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Biblika Mengenai Penanggalan Manusia Lama dan Pengenaan
Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Surat Efesus 4:17-32, sering
disalahtafsirkan berbeda-beda oleh setiap jemaat yang membaca Surat
tersebut. Kontras antara manusia lama dan manusia baru telah begitu
sering ditafsirkan sebagai kontras antara manusia baru dan manusia
lama di dalam orang percaya. Pergumulan ini dialami oleh orang per
caya karena tidak memahami maksud Paulus tentang penangggalan
manusia lama dan pengenaan manusia baru, sehingga jemaat tidak ber
tumbuh seperti yang Tuhan kehendaki. Paulus menulis surat Efesus untuk
mengingatkan orang-orang percaya tentang pentingnya keselamatan yang
Allah telah berikan kepada mereka didalam Kristus.
Selanjutnya surat tersebut berfungsi untuk menerangi mereka
mengenai pentingnya gereja dalam administrasi Allah (Efesus 3:8). Gereja
harus menjaga kesatuan antara semua konstituennya, Yahudi dan bukan
Yahudi, untuk menjadi kesaksian yang tepat dari karya penyelamatan
Allah di dalam Kristus. Bagian kedua dari alamat surat bagaimana
orang Kristen harus hidup, baik dalam kehidupan pribadi orang percaya
dan dalam hubungan dengan orang lain, karena pada hari itu, seperti
didalam orang percaya, masyarakat dan kuasa spiritual yang tak
terlihat (Ef. 3:10) hanya dapat melihat kemuliaan Allah melalui kehidup
an manusia. Paulus mendesak para pembacanya untuk hidup orang
percaya sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan
panggilan itu. Untuk menjadi umat Allah yang baru, menjadi gereja
Tuhan, untuk menjadi komunitas yang bersatu dan sedang dibangun untuk
kedewasaan dan menjadi seperti Kristus. Tetapi hidup lama kita yaitu
pemberontakan berdosa tidak dapat diperbaiki menjadi kehidupan layak
bagi panggilan tersebut. Untuk hidup layak bagi panggilan, kita harus
153
diciptakan, diberi kehidupan baru. Ada perbedaan yang sangat besar
antara kehidupan orang-orang yang tidak mengenal Allah dan kehidup
an di dalam Tuhan. Dua cara hidup yang berlawanan. Orang Kristen
harus hidup lagi sama seperti orang yang belum percaya. Karena
orang-orang kafir (orang yang belum percaya kepada Tuhan hidup
terpisah dari Allah dan hidup tanpa Allah adalah sia-sia. Hidup tanpa
Allah berarti telah kehilangan hubungan dengan realitas. Tanpa
mengenal Allah, apa pun yang menjadi fokus dipikiran orang yang
belum percaya adalah sia-sia. Para penerima surat hidup di lingkung
an dimana mereka dikelilingi oleh orang-orang kafir dan penyembahan
berhala. Sama seperti dalam situasi orang percaya hari ini, dikelilingi
oleh orang-orang yang hidup tanpa mengacu kepada Allah. Pembaca
Paulus yang tinggal di- dalam dan diantara budaya penyembahan
berhala, dan tidak mengenal Allah (Efesus 4:17-19).
Orang Kristen yang telah meninggalkan dosanya, yaitu menang
galkan manusia lamanya serta kelakukannya dan telah mengena kan
manusia baru yang terus menerus diperbarui (Efesus 4:23-24; Kolose
3:9-10) di dalam Kristus. Richard L. Pratt berpendapat bahwa orang-
orang yang percaya dalam Kristus diperbarui secara terus menerus
menurut sifat mereka yang semula sebagai manusia yang diciptakan:
1. Menurut gambar dan rupa Allah. Mereka diberikan kebenaran,
kesucian, dan pengetahu- an yang benar, di mana semua itu telah
hilang pada waktu kejatuhan. Itulah sebabnya perhatian khusus harus
diberikan pada fakta bahwa pembaruan melalui kelahiran baru tidak
hanya meliputi sebagian dari manusia, melainkan meliputi seluruh
karakternya, bahkan proses berpikirnya. Manusia tidak diselamatkan
untuk sekedar berada dalam keadaan yang manis dan menyenangkan.
Namun, manusia diperbarui sebagai ciptaan baru dan dikembali kan
kepada asal mula keberadaan manusia sebagai gambar Allah melalui
kelahiran baru.
2. Inilah janji firman Tuhan bagi mereka yang percaya dan mengaku
dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Dan
bagi setiap pribadi yang telah menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, harus mengenakan
manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesung- guhnya dan meninggalkan
dosa atau kehidupan lama yang tidak memuliakan Allah, sehingga
dapat disebut sebagai murid Kristus sejati dan dapat menyatakan
kehidupan Kristus bagi dunia lewat praktik kehidupannya.
154
Pandangan Sinclair B. Ferguson berkata bahwa orang yang telah
menerima Kristus dan percaya kepada-Nya harus sungguh-sungguh
membenci dosa, berpaling dari dosa kepada Allah, dan memiliki
kesungguhan hati untuk taat kepada Allah.
3. Namun, kenyataannya setiap orang Kristen pasti pernah bergumul
dengan dosa yang ada pada dirinya. Orang percaya mengetahui bahwa itu
dosa namun tetap melakukan perbuatan yang sama. Ada yang terus
bergumul dengan emosi marah; tidak mau marah namun masih marah.
Ada yang bergumul dengan dosa berbohong tetapi saja mengulanginya.
4.Kenyataannya ini juga terjadi pada gereja yang hidup di dalam
kesenangan dosa dan tidak sungguh-sungguh hidup sebagai ciptaan
baru di dalam Kristus. Tidak dapat disang- sikan bahwa masih banyak
orang Kristen yang belum sungguh-sungguh meninggal kan kehidupan
yang lama yaitu kehidupan yang penuh dengan dosa dan tidak mengena
kan kehidupan yang baru di dalam Kristus. Paulus mengontraskan
manusia lama yang dihubung kan dengan kehidupan berdosa dengan
manusia baru yang telah kita kenakan, karena sekarang kita telah
berada di dalam Kristus. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai
hubung an antara dua diri atau manusia ini, para teolog Reformed memiliki
pandangan yang berbeda.
Sebagian besar pandangan teolog Reformed, berpegang bahwa
manusia lama dan baru adalah aspek-aspek dari orang percaya yang bisa
dibedakan. Sebelum konversi, orang-orang percaya hanya memiliki satu
manusia yang lama; akan tetapi di saat konversi mereka mengenakan
manusia baru tetapi belum meng hilangkan manusia yang lama secara
total. Menurut pandangan ini, orang Kristen dipahami terdiri dari sebagian
manusia baru dan sebagian manusia lama. Terkadang manusia lama
iniyang berkuasa, tetapi di waktu-waktu
lain manusia baru ini yang memegang kendali; pergumulan hidup menurut
pandangan ini adalah pergumulan antara kedua aspek dari keberadaan
orang percaya ini. Sebagai contoh, bagaimana seseorang yang menjadi
pendukung utama pandangan ini mendeskripsikan pertempuran
melawan dosa di dalam diri orang-orang percaya, yaitu suatu
pergumulan atau pertarungan dua kubu yang berbeda satu dengan yang
lain dalam satu pribadi orang percaya:
Pergumulan (didalam hidup Kristen) … adalah antara manusia yang
berhati rohani yang telah diciptakan serupa dengan Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sejati, melawan manusia lama, yang
walaupun sudah terdepak dari posisi sentral, tetapi masih ingin
mempertahankan eksistensinya, dan yang bertarung dengan semakin
155
garang seiring semakin banyaknya kekuasaan yang direbut darinya… Ini
adalah pergumulan antara dua orang di dalam satu pribadi… Dengan
demikian, di dalam setiap pertimbangan dan tindakan orang percaya, yang
baik dan yang jahat masih terpilin bersama sebagaimana sebelumnya,
… di dalam semua pikiran dan tindakan orang percaya tersebut hadir
sesuatu dari manusia lama dan sesuatu dari manusia baru.
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh John Murray yang
merangkumkan
pemikiran mengenai manusia lama dan baru ini untuk kemudian
ditolaknya yang
dikutip oleh Anthony A. Hoekema dalam bukunya Diselamatkan Oleh
Anugerah:
Kontras antara manusia lama dan manusia baru telah begitu sering
ditafsirkan sebagai kontras antara manusia baru dan manusia lama di
dalam orang percaya. Dengan demikian, antitesis kekudusan dan dosa
yang terdapat di dalam diri orang percaya … merupakan antitesis
antara manusia baru dan manusia lama di dalam dirinya. Orang
percaya sekaligus adalah manusia baru; ketika dia berbuat benar
maka dia melakukannya sesuai dengan manusia baru yang
merupakan keberadaan dirinya sekarang; ketika dia berbuat dosa, dia
bertindak sesuai dengan manusia lama yang juga merupakan dirinya
sekarang. Penafsiran ini tidak mendapatkan dukungan dalam ajaran
Paulus.
Berdasarkan pendapat di atas nyata bahwa ada perbedaan antara
manusia lama dan manusia baru. Manusia baru berarti ciptaan yang baru
dan manusia lama tidak lagi disandang oleh orang-orang percaya. Ada
beberapa pandangan tentang pengertian manusia lama dan baru sebagai
berikut. John Murray menyatakan pengertian manusia lama dan
manusia baru dengan baik:
Diselamatkan Oleh Anugerah , (Surabaya:Penerbit Momentum, 2010),
Manusia lama adalah manusia yang belum diregenerasikan; manusia
baru adalah manusia yang telah diregene -rasikan, yang diciptakan di
dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Adalah
tidak benar untuk menyebut orang percaya sebagai manusia baru dan
manusia lama, itu sama halnya dengan menyebutnya manusia yang
telah diregenerasikan sekaligus manusia yang belum diregenerasikan.
Dan juga tidak benar untuk mengatakan bahwa di dalam diri orang
percaya terdapat manusia lama dan manusia baru. Pemikiran seperti ini
tidak memiliki dasar kebenarannya dan ini hanyalah suatu
156
bentukprasangka terhadap doktrin yang begitu gigih ditegakkan oleh
Paulus ketika dia berkata, “Manusia lama kita telah disalibkan.”
Penekanannya di sini adalah setiap orang percaya mengalami hidup
baru yang telah mengalami kematian atas manusia lamanya atau
dosanya dan dibebaskan dari perbudakan dosa dan mengalami
kemerdekaan atas dosa dan menerima kehidupan kekal serta hidup di
dalam cara yang baru yaitu dengan ketaatan penuh pada Kristus dalam
tindakan dan perbuatan karena Allah telah merebut kita dari gelap
menuju terang dan menjadi anak-anak terang.
Pemikiran tentang konsep manusia lama dan baru dijelaskan secara
lengkap dalam surat-surat Paulus yang dituliskannya selama di dalam
penjara. Surat Kolose dan surat Efesus menjelaskan tentang manusia
lama dan manusia baru. Pada awal surat Efesus, Paulus mengingatkan
jemaat Efesus yang percaya kepada Tuhan Yesus,“Sebab di dalam Dia
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan
tak bercacat di hadapan-Nya. Ada maksud Allah telah memilih kita
menjadi umat pilihan-Nya untuk percaya kepada-Nya yaitu hidup kudus
berdasarkan kebenaran-Nya dan di dalam Dia, kita mendapatkan
kekudusan itu. Secara spesifik dalam Efesus 4 yang terbagi dalam dua
bagian yaitu kesatuan gereja (Efesus 4:1-16) dan nasihat Paulus tentang
praktik manusia baru yaitu menanggalkan dosa dan melakukan
kebenaran dan kekudusan.
Allah menghendaki umat-Nya hidup di dalam pengudusan.
Menurut Alkitab menyatakan “Sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk mengudus
kannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan
air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela
(Efesus 5:22-33). Kitab Efesus secara khusus menjelaskan tentang frase
“menanggalkan manusia lama” dan “mengenakan manusia baru”
(Efesus 4:22, 24). Penyataan firman Tuhan ini menyiratkan bahwa
Paulus menginginkan jemaat di Efesus sebagai gereja tidak hanya
hidup dalam kesatuan (4:1-16), hidup dalam kasih (5:25-27), melain
kan mengenakan manusia baru di dalam Kristus (4:17-32).
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas dan
pandangan yang berbeda tentang hidup kudus sebagai perwujudan
manusia baru dan Murray, Principle of Conduct, 218. Dikutip oleh
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh
157
Anugerah, (Surabaya: Penerbit Momentum, 2010), meninggalkan manusia
lama (hidup tidak kudus) yang menjadi perdebatan dan pergumulan
orang-orang percaya maka penulis tertarik menyelidiki Alkitab tentang
hidup kudus berdasarkan surat Efesus 4:17-32 dan sekaligus peneliti
memberi judul tesis ini yaitu “Analisis Biblika Mengenai Penang
galan Manusia Lama Dan Pengenaan Manusia Baru Berdasarkan
Perspektif Surat Efesus 4:17-32.”
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah disajikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemahaman biblika Penanggalan Manusia Lama
danPengenaan Manusia Baru berdasarkan Perspektif Surat Efesus 4:17-
32?
2. Adakah implikasi teologis dan implikasi praktis tentang Penanggalan
Manusia Lama dan Pengenaan Manusia Baru berdasarkan perspektif
Surat Efesus 4:17- 32?
C. Tujuan Penenelitian
Berdasarkan pokok masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian
tesis ini antara lain:
1. Mendapatkan pemahaman biblika tentang penanggalan manusia
lama dan pengenaan manusia baru berdasarkan perspektif Surat
Efesus 4:17-32.
2. Mengetahui implikasi teologis dan implikasi praktis tentang penang
galan manusia lama dan pengenaan manusia baru berdasarkan
perspektif Surat Efesus 4:17-32.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan tesis ini adalah:
158
1. Untuk memberikan pengertian yang benar tentang status hidup
baru dan proses hidup baru di mana penulis dapat menghidupi
apa yang dikajinya dan bermanfaat untuk
mengubah pola pikir penulis mengenai topik manusia baru ini.
2. Untuk menambah pengetahuan dan penyadaran baru bagi penulis
dan pembaca akademis didalam membangun teologi yang benar
tentang manusia baru, dan melatih hidup baru didalam Kristus yang
akhirnya mengubah kehidupan pribadi penulis yang diperbarui terus-
menerus di dalam Kristus.
3. Bermanfaat bagi hamba Tuhan dan pelayan gereja dalam
pelayanan kepada jemaat yang mengalami pergumulan dosa, dan
menjadi pengajaran dalam
pemuridan di gereja dan pendidikan teologi.
1. Bermanfaat bagi penulis untuk mendapatkan gelar Magister Teologi
Bidang Pastoral di Sekolah Tinggi Theologia The Way
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode deskripsi kualitatif
dengan teknik analisis isi atau content Analysis. Wacana atau naskah
yang akan dianalisis adalah naskah Alkitab, yaitu dengan kajian
eksegesis untuk menemukan kajian manusia baru berdasarkan konteks
Surat Efesus 4:17-32. Selain itu peneliti juga mengadakan penelitian
literatur terhadap berbagai sumber atau naskah-naskah yang memiliki
korelasi dengan judul, antara lain: buku tafsiran-tafsiran surat Efesus,
buku konkordansi, kamus Alkitab, program Bible Study dan buku-buku
yang berhubungan dengan manusia baru dan praktik hidup baru yang
159
disusun secara eksposisi untuk mencapai tujuan penulisan yang sesuai
dengan Alkitab. Metode eksegesis ini menyelidiki makna kata dan
penggunaannya yang dihubungkan dengan konteks perikop Surat
Efesus 4:17-32 dengan mempertimbangkan maksud penulis aslinya
terhadap keseluruhan isi surat Efesus. Struktur teks surat Efesus 4:17-32
menjelaskan ekposisi penulisan ini yang berhubungan dengan
penanggalan manusia menurut pemikiran teologis Paulus.
C Tempat dan Waktu Penelitian
D. Teknik Pengumpulan data
E. Teknik Analisis Data
F. Instrumen Penelitian
G. Kisi-Kisi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan Karim, M. Rusli (Ed.). 2009. Metodologi
Penelitian Agama Yogyakarta: Tiara Wacana.
Allen, Harrelt.2006. Policy Science and Future Research,
Preager Publisher, New York.
Ann Majchrzak, 2004. Methods for Policy Research, London:
Publication, Beverly Hills,
Black, James A. and Dean J. Champion, 2006.Methods
and Issues in Social Research. Brooklyn, NY: John Wiley
& Sons Inc,
Bogdan, Robert C. and Biklen, Sari Knopp.2002.Qualitative
Research for Education: An Introduction to Theory and
Method Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Carney, T F.2000.Content Analysis. London: B. T. Batsford Ltd
Champion dean, J, Basic Statistic for Social Research,
Macmillan Publishing Co, Inc. 1981.
Djojosuroto, Kinayati, Endang.K. Trijanto. 2002. Metodologi
penelitian Ilmiah. Yogyakarta: Graha Cendekia
Djojosuroto, Kinayati; Romika. 2019, Metodologi Penelitian
Untuk Teologi. Jakarta: STTB The Way.
Djojosuroto, Kinayati. 2020. Hand Out Materi
PerkuliahanPenelitian Kualitatif. Jakarta: The way.
Djojosuroto, Kinayati. 2020. Hand Out Materi Perkuliahan
Penelitian Kualitatif. Jakarta: STTB The way
Fetterman, David M2001. Using Qualitative Methods in
162
Institutional Research.San Francisco: Jossey-Bass Inc,
Pub.
Goetz, Judith P. and LeCompte, Margaret. 2004. Ethnography
and Qualitative Design in Education Research. New
Jersey: Academic Press, Inc.
Hadi, Sutrisno. 2000.Metodologi Penelitian Ilmiah. Yogyakarta..
Kirk, Jerome. And Miller, Marc L. 2006.Reliability Validity in
Qualitative Research. California, Beverly Hills:
Sage P. 2000. Content Analysis: an Introduction to Its
Methodology. California,
Koentjaraningrat (ed.).1997.Metode-Metode Penelitian
Masyarakat. Jakarta: P. T. Gramedia.
Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Indeks,
Lincoln, Yvonna S. and Guba, Egon G. 2005.Naturalistic Inquiry.
California, Beverly Hills : Pub.
163
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Sudjana, 2002.Methode Statistika, Tarsito Bandung,
Surachmad, Winarno.2002..Dasar dan Teknik Research:
Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
William, David C, Naturalistic Inquiry Materials, FPS-IKIP,
Bandung, 1988
Majalah. 2014. Pelayanan Gereja: Lengkap dengan Konsep dan
Aplikasi SPSS. Bandung: Kalam Hidup,
Wijaya, Hengki.Ed. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan
Teologi. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Zajano, Nancy.. 2007.Research Proposal. Ohio: Ohio State
University.
Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
https://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-
content-analysis/ diunduh tgl 15 Juli 2020
https://www.dosenpendidikan.co.id/analisis-isi/ diunduh tgl 15
Juli 2020
https://pengajar.co.id/analisis-wacana/ diunduh tgl 25 Juli 2020
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/25/kajian-
stilistika/ diunduh tgl 25 Juli 2020 diunduh tanggai 1
Agusrus 2020
https://www.linguistikid.com/2016/12/pengertian- batasan-
stilistika.html diunduh tgl 25 Juli 2020
https://media.neliti.com/media/publications/120688-ID-
penerapan-pendekatan-semiotik-untuk-meni.pdf diunduh
tanggai 1 Agusrus 2020
https://www.google.com/search?
safe=strict&q=semiotika&sa=X&ved=2ahUKEwiVl_
https://www.kompasiana.com/khoirotunnisak/
5df5b314d541df66852b1062/pendekatan-historis-
164
antropologis-sosiologis diunduh tanggai 5 Agusrus 2020
http://sttsangkakalagetasan.blogspot.com/2014/02/pendekatan-
historis-kritis.html diunduh tanggai 5 Agusrus 2020
http://sttsangkakalagetasan.blogspot.com/2014/02/pendekatan-
historis-kritis.html diunduh tanggai 1 Agusrus 2020
165
3 Wajah Wyn Sargent,
Lembah Balim
166
Suku Dani di Lembah Balim
167
Suku Dani
168
Kota Wamena 1973
169