Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol.7, No.8, Desember 2021

Aksiologi Ilmu: Relasi Ilmu dan Etika

Imas Masruroh1, Nanat Fatah Natsir2, Erni Haryanti3

1,2,3
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
E-mail: imtihanahmasruroh22@gmail.com, nanatfatahnatsir@uinsgd.ac.id,
erni_hk@uinsgd.ac.id
Info Artikel Abstract:
Sejarah Artikel: Axiology is a branch of philosophy that deals with values. The
Diterima: 9 Desember 2021 term axiology comes from the words axios and logos. The
Direvisi: 23 Desember 2021 existence of science in this world is nothing but to help humans
Dipublikasikan: Desember 2021 achieve their goals. Practically offers convenience in various
e-ISSN: 2089-5364 areas of life. Meanwhile, ethics can be translated as values or
p-ISSN: 2622-8327
moral norms that guide a person or a group in regulating their
DOI: 10.5281/zenodo.5806801
behavior. The purpose of this study is to analyze the relationship
between science and ethics. The research method used is
literature study. The results of the study show that science is
associated with values / ethics / morals, then science is not value-
free, meaning that the development of science and technology
must look at the ethical aspect, because if not then science will
no longer help humans achieve goals but help humans create
goals.

Keywords: Axiology, Ethics, Science, Relations


PENDAHULUAN kehidupan. Misalnya dalam bidang
Manusia merupakan makhluk komunikasi ada produk telepon seluler
yang berakal, dengan akalnya manusia yang mempermudah komunikasi antar
berfikir dan dengan pengalamannya personal, dalam bidang kesehatan ada
manusia belajar. Dari akal dan vaksin-vaksin yang fungsinya untuk
pengalamannya tersebut akhirnya mencegah terjangkitnya suatu penyakit,
manusia bisa menghasilkan ilmu dan masih banyak lagi produk-produk
pengetahuan. Ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang lain yang
merupakan sekumpulan pengetahuan menawarkan kemudahan kepada
manusia yang bersifat ilmiah dengan manusia.
menggunakan metode ilmiah. Karena itu Namun dalam perjalanannya
ilmu pengetahuan disebut juga ilmu sudah tidak sesuai lagi dengan
pengetahuan ilmiah. tujuan dasarnya sehingga ilmu tidak
Keberadaan ilmu pengetahuan di hanya memberikan kemanfaatan kepada
dunia ini tidak lain adalah untuk manusia, tapi juga menimbulkan
membantu manusia mencapai tujuannya. bencana dan kesengsaraan bagi umat
Secara praktis menawarkan kemudahan- manusia, bahkan sampai batas
kemudahan dalam berbagai bidang perusakan nilai-nilai kemanusiaan.

724
Seperti nuklir yang pada satu sisi dari berbagai sumber dengan
bermanfaat bagi manusia yaitu salah menggunakan teknik pengumpulan data
satunya sebagai pembangkit listrik yang bermacam-macam dan dilakukan
namun pada sisi lain mendatangkan secara terus menerus sampai datanya
malapetaka dalam kehidupan yaitu jenuh, maka data yang diperoleh akan
mampu membunuh beribu-ribu mengakibatkan variasi data yang tinggi.
manusia dalam sekejap. Dan karena data yang bervariasi inilah,
Pandangan ilmu dari sudut seorang peneliti harus melakukan
pandang aksiologi bermula muncul dari analisis data.
idea Aristoteles (lahir 384 SM) yang
menyatakan bahwa ilmu untuk ilmu, HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak peduli apakah ada manfaat atau Terminologi Aksiologi
tidak (cuma eksis). Menurut hemat Aksiologi merupakan salah satu
penulis, pendapat ini muncul cabang dari filsafat yang membahas
dikarenakan Aristoteles merupakan tentang nilai. Istilah axiologis berasal
salah satu tokoh filsafat Yunani kuno, dari kata axios dan logos. Axios artinya
yang mana pada saat itu pengkajian nilai atau sesuatu yang berharga, logos
terhadap ilmu pengetahuan merupakan artinya akal, teori. Axiologis artinya
suatu pekerjaan yang elit dan bergengsi teori nilai, penyelidikan mengenai
karena pengkajiannya bersifat teoritis kodrat, jenis-jenis, kriteria, dan status
tanpa memikirkan aplikasinya. metafisik dari nilai.
Pekerjaan yang bersifat aplikasi Dalam aksiologi, pertanyaan-
dianggap pekerjaan yang rendah karena pertanyaan yang muncul antara lain
disamakan dengan pekerjaan buruh. berkisar apakah nilai itu? Dimana
Sehingga efek-efek yang bisa timbul dari letaknya nilai? Bagaimana penerapan
ilmu pengetahuan tidak pernah dari nilai? Apakah yang tolok ukur dari
terbayangkan, terutama mengenai efek- penilaian? Siapakah yang menentukan
efek yang negatif yang merugikan umat nilai? Dan kenapa terjadi perbedaan
manusia. Dari uraian di atas dapat dilihat penilaian?.
bahwa penelitian ini membahas tentang Problem aksiologi ujar Runes berkaitan
ilmu pengetahuan kaitannya dengan dengan empat faktor penting sebagai
etika yang lebih difokuskan pada aspek berikut:
aksiologis. a. Kodrat nilai berupa problem
meneganai: apakah nilai
METODOLOGI PENELITIAN berasal dari keinginan
Metode dalam penelitian ini (Voluntarisme: Spinoza),
menggunakan metode studi kepustakaan kesenangan (Hedonisme:
(library research) dengan pendekatan Epicurus, Bentham,
kualitatif. Adapun teknik penelitian yang Meinong), kepentingan
digunakan dalam proses pengumpulan (Perry), prefensi (Martineau),
data adalah dokumentasi. Data yang keinginan rasio murni (Kant),
diperoleh melalui kajian dokumentasi ini pemahaman mengenai
dapat dipandang sebagai narasumber kualitas tersier (Santayana),
yang dapat menjawab pertanyaan- pengalaman sinoptik,
pertanyaan yang diajkukan oleh peneliti. kesatuan kepribadian atau
Dalam penelitian kualitatif, teknik (Personalisme: Green),
analisis data yang digunakan sudah jelas, berbagai pengalaman yang
yaitu diarahkan untuk menjawab mendorong semangat hidup
rumusan masalah. Setelah data diperoleh (Nietzsche), relasi benda-

725
benda sebagai sarana untuk kelompok dalam mengatur tingkah
mencapai tujuan atau lakuknya. Kedua, etika berarti kumpulan
konsekuensi sungguh- asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.
sungguh yang dapat Ketiga, etika merupakan ilmu tentang
dijangkau (Pragmatisme: yang baik atau yang buruk. Etika baru
Dewey). menjadi ilmu bila kemungkinan-
b. Jenis-jenis nilai menyangkut kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-
perbedaan pandangan antara nilai tentang yang dianggap atau buruk)
nilai intrinsik, ukuran untuk yang begitu saja diterima dalam suatu
kebijakanaan nilai itu sendiri, masyarakat seringkali tanpa disadari-
nilai-nilai instrumental yang menjadi bahan refleksi bagi suatu
menjadi penyebab (baik penelitian sistematis dan metodeis.
barang-barang ekonomis atau Etika dalam hal ini sama dengan
peristiwa alamiah) mengenai filsafat moral. Dari pengertian di atas,
nilai-nilai intrinsik. baik itu dalam arti etika sebagai
c. Kriteria nilai artinya ukuran pegangan hidup, kode etik, ataupun
untuk menguji nilai yang sebagai cabang dari filsafat, etika
dipengaruhi sekaligue oleh membahas tentang bagaimana
teori psikologi dan logika. seharusnya manusia bertingkah laku, apa
d. Status metafisik nilai yang menjadi dasar dan tujuan prilaku
mempersoalkan tentang dan tanggung jawab yang ada di
bagaimana hubungan nilai baliknya.
terhadap fakta-fakta yang Satu hal yang jelas adalah bahwa
diselidiki melalui ilmu-ilmu menurut para filosof muslim, etika
kealaman (Koehler), adalah ilmu (seni) yang menunjukkan
kenyataan terhadap bagaimana seharusnya hidup. Bahkan
keharusan (Lotze) bukan sekedar hidup, melainkan hidup
pengalaman manusia tentang bahagia, atau dengan kata lain, the art of
nilai pada realitas kebebasan living.
manuisa (Hegel).4 Mengenai etika ini Aristoteles
Dari pengertian di atas dapat menyatakan bahwa tujuan tertinggi
dilihat bahwa aksiologi yang merupakan (dalam hidup) adalah kebahagiaan
teori nilai, erat kaitannya dengan etika (eudaimonia). Dalam etika ilmu
atau adapula yang menyebutnya dengan pengetahuan yang gunanya untuk
filsafat moral. Bahkan adapula yang membantu manusia mencapai tujuannya
menyebutnya bahwa Aksiologi dan tujuan manusia adalah kebahagiaan
merupakan cabang filsafat yang maka seharusnya ilmu pengetahuan
membawahi filsafat moral. adalah membuat manusia mencapai
suatu kebahagiaan.
Konsep Ilmu dan Etika Etika tidak hanya berkutat pada
Etika berasal dari bahsa Yunani hal-hal teoritis, namun juga terkait erat
ethikos, atau ethos yang berarti adat atau dengan kehidupan konkret, oleh karena
kebiasaan. Selanjutnya istilah etikhos itu menurut Rizal Muntasyir & Misnal
berkembang menjadi ekuivalen dengan Munir dalam beberapa manfaat etika
moralitas. Berkaitan dengan etika, ada yang perlu diperhatikan dalam kaitannya
tiga pengertian, antara lain: Pertama, dengan kehidupan konkret, yaitu:
kata etika bisa dipakai dalam arti nilai- 1. Perkembangan hidup
nilai atau norma-norma moral yang masyarakat semakin
menjadi pegangan seseorang atau suatu pluralistic yang

726
mengahadapkan manusia pada bahkan ilmu pengetahuan sudah
sekian banyak pandangana hampir menghilangkan nilai-nilai
moral yang bermacam-macam, kemanusiaan, maka perlu kiranya
sehingga diperlukan refleksi mengkaji ulang ilmu pengetahuan
kritis dari bidang etika. Contoh: tersebut dan meletakkan ilmu
Etika medis tentang masalah pengetahuan secara proporsional.
abortus, bayi tabung, koning Ada sebagian ilmuan yang
dan lain-lain. berpendapat bahwa aspek aksiologi atau
2. Gelombang modernisasi yang "aksis nilai" dianggap hanya berlaku
melanda di segala bidang pada pengguna iptek, tidak dalam
kehidupan masyarakat, struktur iptek itu sendiri. Hal ini
sehingga cara berpikir disebabkan karena kesalahan dalam
masyarakatpun ikut berubah. mendefinisikan aksiologi (dari kata:
Misalnya: cara berpakaian, axis-logos). Dalam memahami kata
kebutuhan fasilitas hidup "aksiologi" ini, sering diajarkan kepada
modern, dan lain-lain. kita atau kita mengajarkan kepada orang
3. Eika juga menjadikan kita lain, bahwa aksiologi adalah disiplin
sanggup menghadaapi ideolgi- filsafat yang membahas masalah "untuk
ideologi asing yang berebut apa suatu ilmu itu digunakan" dengan
mempengaruhi kehidupan kita memperhatikan makna frase "aksi"
agar tidak mudah terpancing. dalam kata "aksiologi". Pemahamannya
Artinya kita tidak boleh tergesa- menjadi sederhana, yakni suatu disiplin
gesa memeluk pandangan baru yang membahas tentang "aksi" dari
yang belum jelas, namu tidak "logos". Dan jarang kita memahaminya
pula tergesa-gesa menolak sebagai "axis" (sumbu) dari "logos".
pandangan baru lantaran belu Akibat dari kesalahan memahami
terbiasa. "aksiologi" tersebut, maka yang terjadi
4. Etika ditemukan oleh penganut adalah bebas nilai atau tidak ada nilainya
agama manapun untuk suatu ilmu pengetahuaan adalah murni
menemukan dasar kemantapan dari aspek manusia sebagai pengguna.
dalam iman dan kepercayaan Pada masa renaissans ilmu pengetahuan
sekaligus memperluas wawasan mendapatkan kembali kebebasannya
terhadap semua dimensi yang telah lama hilang akibat tekanan-
kehidupan masyarakat yang tekanan dari pihak gereja. Pada masa itu
selalu berubah.. para ilmuan berlomba-lomba
mengembangkan ilmu pengetahuan
Relasi Ilmu dengan Etika yaitu berupa pengembangan dari
Aspek aksiologis ilmu konsep-konsep ilmiah yang bersifat
pengetahuan tidak bebas nilai, artinya praktis diimplikasikan pada suatu bentuk
ilmu pengetahuan jika dipandang dari yang kongkrit yaitu teknologi.
segi kemanfaatannya maka harus Ada sebuah kutipan tentang
dikaitkan dengan etika, karena tujuan kaitan antara ilmu-ilmu terapan dan
dasar dari ilmu pengetahuan adalah pembuatan pertimbangan nilai yang
membantu manusia untuk mencapai dilakukannya dari bukunya Beerling,
tujuannya yang mana tujuan manusia Kwee, Mooij, Van Peursen yang telah
tersebut adalah kebahagiaan. Jika ilmu diterjemahkan oleh Soejono
pengetahuan sudah tidak lagi Soemargono Sesungguhnya
mendatangkan kebahagiaan tapi pertimbangan nilai merupakan
menimbulkan kesengsaraan dan praanggapan-praanggapan non- ilmiah

727
ilmu terapan, bahkan secara tidak "wajib" dalam rangka pengembangan
langsung merupakan praanggapan- kehidupan manusia.
praanggapan segenap ilmu. Tetapi dalam Namun perlu diingat, dalam
kedudukannya sebagai ilmu dapat terjadi menggunakan teknologi manusia harus
dua macam kemungkinan. bersikap proporsional agar
Pertimbangan nilai keseimbangan ekosistemnya tetap
diterjemahkan serta dibatasi seeksak terjaga. Adapun alasan kenapa manusia
mungkin, atau petimbangan nilai harus bersikap secara proporsional
dipandang sebagai tujuan- tujuan yang antara lain karena melihat gakta yang ada
sudah ditentukan secara faktual, yang yaitu:
secara ilmiah harus ditentukan sarana- (1) Keseimbangan ekosistem
sarana yang dapat dipakai untuk merupakan kebutuhan manusia,
mewujudkannya. Disamping kecaman karena jika ekosistem sudah
yang secara ilmiah dapat dilancarkan tidak seimbang maka akan
terhadap ketidakbenaran pertimbangan datang bencana- bencana alam
nilai yang bersifat non ilmiah terdapat seperti banjir dan tanah longsor
pula kemungkinan lain yang kedua, yang akhir-akhir ini sering
yaitu berdasarkan atas pertimbangan melanda negeri kita. Yang pada
nilai tertentu yang pernah diajukan, ilmu hakikatnya bencana-bencana
akan dapat menambahkan kesimpulan- alam yang melanda manusia
kesimpulan berupa pertimbangan nilai adalah ditimbulakan oleh
yang lain. oknum manusia itu sendiri.
Meskipun ilmu dan teknologi (2)Manusia adalah makhluk sosial
banyak mendatangkan manfaat bagi yang mana antara satu dan yang
manusia, namun ada beberapa lainnya saling membutuhkan,
kekurangan, mungkin dianggap maka dari itu hendaklah
berbahaaya, karena: pertama, ilmu itu diminimalisir sikap egoistis
obyektif, mengesampingkan penilaian yang ada dalam diri.
yang sifatny subyektif, ia (3) Manusia mempunyai potensi
mengesampingkan tujuan hidup, dasar berupa akal yang dengan
sehingga dengan demikian ilmu dan akal itu dia bisa
teknologi tidak bisa dijadikan mengembangkan ilmu
pembimbing bagi manusia dalam pengetahuan, dengan catatan,
menjalani hidup ini. Kedua, Manusia pemberdayaan akal itu
hidup dalam waktu yang panjang, jika ia dibarengi dengan kesadaran
terbenam dalam dunia fisik, maka akan nurani yang merupakan potensi
hampa dari makna hidup yang lain dari manusia.
sebenarnya. Akhirnya, jika melihat ilmu
Kelangsungan dan pengetahuan dari sudut pandang etika,
perkembangan kehidupan manusia maka seharusnya manusia mulai
adalah suatu keniscayaan, karena itu memutar balik sikap dan perilaku
sudah sewajarnya jika manusia dengan kehidupannya pada orientasi berupa
segala kemampuan berusaha "kembali ke asas kebebasan", dengan
mempertahankan kelangsungan menomorsatukan etika.
hidupnya bahkan mengembangkannya
menjadi sedemikian canggih. Dari sini KESIMPULAN
maka pengembangan ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan berkaitan
yang menjadi konkrit dalam bentuk dengan etika dalam dua aspek yaitu
teknologi merupakan sesuatu yang ontologi dan aksiologi. artikel ini

728
mengulas hal tersebut dari aspek
aksiologi yang akhirnya akan
melahirkan apakah ilmu itu bebas nilai
atau tidak. Jika bebas nilai dipahami
sebagai kebebesan dalam menilai maka
dari aspek aksiologi ilmu pengetahuan
bebas nilai artnya bebas kepada manusia
untuk menilai dalam hal
pemanfaatannya. Namun jika
permasalahan ini dipahami bahwa ilmu
pengetahuan dikaitkan dengan
nilai/etika/moral, maka ilmu
pengetahuan tidak bebas nilai, artinya
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus melihat aspek etika,
karena jika tidak maka ilmu
pengetahuan tidak lagi membantu
manusia dalam mencapai tujuan tapi
membantu manusia menciptakan tujuan.

DAFTAR PUSTAKA
Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen,
1970, Inleiding Tot de
Wetenschapsleer, Alih bahasa
Soejono Soemargono, 1990,
Pengantar Filsafat Ilmu,
Yogyakarta: Tiara wacana
Bertens, K. 1975. Sejarah Filsafat
Yunani: dari Thales ke
Aristoteles, Yogyakarta:
Kanisius
Purwadi, Agus. 2002. Teologi Filsafat
dan Sains; Pergumulan dalam
Peradaban Mencari
Paradigma Islam Untuk Ilmu
dan Pendidikan, Malang:
UMM Press.
Salam, Burhanuddin. 2000. Pengantar
Filsafat, Jakarta: Bumi Aksara
Semiawan, Conny, dkk. 2005.
Panorama Filsafat Ilmu:
Landasan Perkembangan Ilmu
Sepanjang Zaman, Jakarta: PT
Mizan Publika.
Suriasumantri, Jujun S. 2001, Filsafat
Ilmu: Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan

729

Anda mungkin juga menyukai