Bentuk laporan keuangan yang dimaksud disini adalah tentang tujuan dan format penyajian
laporan keuangan.
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menyatakan bahwa Neraca harus disusun secara sistematis,
sehingga dapat melaksanakan fungsinya yaitu memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu
perusahaan pada waktu tertentu.
Neraca memiliki bentuk atau susunan neraca yang banyak dipakai diantaranya:
1. Bentuk Skontro (account form) merupakan bentuk neraca yang mengelompokkan antar aktiva
dan letaknya bersebelahan dengan kelompok hutang dan modal.
2. Bentuk Vertikal (report form) merupakan bentuk neraca yang meletakkan kelompok aktiva di
posisi atas dan di bawahnya posisi kelompok hutang dan modal.
Tidak ada aturan khusus dalam memilih bentuk neraca. Keduanya bisa digunakan karena sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan dari akuntan/perusahaan. Laporan keuangan selanjutnya adalah
Laporan laba rugi.
Bentuk Laporan Keuangan
Laporan Rugi Laba (income statement)
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan tentang penghasilan/pendapatan/kerugian
dan biaya yang ditanggung perusahaan pada suatu periode tertentu yang disusun secara sistematis.
Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa perhitungan rugi/laba perusahaan yang disusun harus
dapat menggambarkan kondisi tentang gambaran secara keseluruhan terkait besarnya kegiatan perusahaan
serta hasil/pendapatan dari kegiatan tersebut.
Laporan L/R harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil yang diperoleh dan biaya
yang ditanggung.
Laporan L/R dapat disusun dalam bentuk dengan posisi urutan kebawah (staffel).
Laporan L/R semestinya dipisahkan antara hasil utama dengan hasil usaha lain-lain serta usaha
luar biasa (extra ordinary income)
Cara penyusunan laporan keuangan laba rugi umumnya dengan menggunakan 2 macam metode yaitu:
1. Single Step
Penyusunan menggunakan metode single step adalah dengan mengelompokkan seluruh akun pendapatan
secara total dikurangi dengan seluruh kelompok biaya pula, sehingga hasil laba/rugi bersih dapat
diperoleh dengan sekali tahap saja.
2. Multiple Step
Metode kedua ini perlu menggunakan beberapa tahap untuk mendapatkan laba/rugi bersih yaitu dengan
cara
Terkadang harus dipotong juga dengan pajak sehingga rumusnya akan begini:
ika terdapat beberapa tambahan transaksi lagi tinggal dikaitkan saja, apakah transaksi tersebut termasuk
kategori pendapatan atau beban.