Anda di halaman 1dari 5

Nama : Afifah Sefriyan

NIM : 23033004

Prodi : Pendidikan Fisika A

Tokoh – tokoh Pendidikan Yang Berpengaruh Di Indonesia

A. Ki Hajar Dewantara
1. Biografi
Ki Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliaulahir di Kota
Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889. Hari kelahirannya kemudian diperingati setiap tahun oleh
Bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara terlahir dari keluarga
bangsawan maka beliau berhak memperoleh pendidikan untuk para kaum bangsawan.Ia
pertama kali bersekolah di ELS yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa/dan melanjutkan
pendidikannya di STOVIA. Ki Hadjar Dewantara cenderung lebih tertarik dalam dunia jurnalistik
atau tulis-menulis, hal ini dibuktikan dengan bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar
pada masa itu. Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik. Kemudian
mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk bergabung didalamnya. Pada tahun 1919, ia kembali ke
Indonesia dari pengasingan dan langsung bergabung sebagai guru di sekolah yang didirikan oleh
saudaranya. Pengalaman mengajar yang ia terima di 5 sekolah tersebut kemudian digunakannya
untuk membuat sebuah konsep baru mengenai metode pengajaran pada sekolah yang ia dirikan
sendiri pada tanggal 3 Juli 1922. Sekolah tersebut bernama Nationaal Onderwijs Instituut
Tamansiswa yang kemudian kita kenal sebagai Taman Siswa.
2. Tinjauan Ontologi, Aksiologi, dan Epistimologi
 Ontologi
Ki Hajar Dewantara melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologiknya.
 Aksiologi
Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia muda.
 Epistimologi
Cara mengajar beliau menerapkan metode “among”. Metode sistem among dapat
dikatakan metode pembelajaran inovatif yang mampu mengembangkan jiwa merdeka
siswa.
3. Kontribusi dan Implikasi dalam Dunia Pendidikan
Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam
kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga
menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang
diutamakan sebagai pendidik pertamatama adalah fungsinya sebagai model atau figure
keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Oleh karena itu, nama Hajar
Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran,
keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar adalah seseorang yang memiliki kelebihan di bidang
keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Modelnya adalah
Kyai Semar (menjadi perantara antara Tuhan dan manusia, mewujudkan kehendak Tuhan di
dunia ini). Sebagai pendidik yang merupakan perantara Tuhan maka guru sejati sebenarnya
adalah berwatak pandita juga, yaitu mampu menyampaikan kehendak Tuhan dan membawa
keselamatan. 10 Guru yang efektif memiliki keunggulan dalam mengajar (fasilitator); dalam
hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan
juga relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite, sekolah, pihak terkait); segi
administrasi sebagai guru; dan sikap profesionalitasnya. Sikap-sikap profesional itu meliputi
antara lain: keinginan untuk memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan
zaman. Maka penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjunjung tinggi
pekerjaan; menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan untuk melayani
masyarakat. Dalam kaitan dengan ini penting juga performance/penampilan seorang
profesional: secara fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai dan kerohanian serta
mampu menjadi motivator. Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang profesional,
produktif dan kolaboratif demi pemanusiaan secara utuh setiap peserta didik. Di sinilah
relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan: mencerdaskan kehidupan bangsa
hanya mungkin diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter
kemanusian yang cerdas dan beradab. Oleh karena itu, konsepsi pendidikan Ki Hajar Dewantara
dapat menjadi 11 salah satu solusi membangun kembali pendidikan dan kebudayaan nasional
yang telah diporak-porandakan oleh kepentingan kekuasan dan neoliberalisme.

B. Muhammad Syafei
1. Biografi
Muhammad Syafei lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada tahun 1899, merupakan
anak dari Sjafiah yang telah ditinggal oleh ayahnya, beliau bekerja sebagai penjaja
goreng pisang di pontianak. Muhammad Syafei meninggal tanggal 5 Maret 1969 di
Jakarta. Pada tahun 1968, Muhammad Syafei memperoleh gelar Doktor Kehormatan
dari IKIP Padang, sekarang Universitas Negeri Padang, atas jasanya di Bidang pendidikan.
Kemudian berdasarkan pembahasan di atas pendidikan yang ditempuh Muhammad
Syafei adalah sekolah raja di Bukittinggi, dan kemudian belajar melukis di Batavia
(Jakarta), sambil mengajar disekolah Kartini. Pada tahun 1922 Muhammad Syafei
menuntut ilmu di negeri Belanda. Dari negeri Belanda, Syafei memperoleh empat ijazah
: ijazah-ijazah Eropa, mengambar, pekerjaan tangan, dan musik. Ketika Syafei di
Belanda, ekonomi dunia dilanda kritis yang di Indonesia kita kenal dengan istilah
“malaise” atau oleh rakyat di sebut zaman beras mahal. 12 Sejak kecil beliau telah
dipompa oleh ibu bapak almarhumah Chalijah dan almarhum Marah Sutan dengan
menceritakan riwayat karya orang besar di dunia. Setelah beliau duduk di sekolah guru
di Bukittinggi bernama Sekolah Raja, sering beliau mendapat kiriman dari orang tuanya,
berupa buah karangan almarhum Dr. Tjipto Mangjusumo dan almarhum Dr. Douwes
Dekker. Di zaman Republik namanya menjadi Dr. Setiabudi yang membangun jiwa
beliau, cinta kepada bangsa dan tanah air. Seiring berjalannya waktu sehingga
Muhammad Syafei mempunyai pandangan bahwa pergerakan Nasional Indonesia hanya
akan berhasil mencapai tujuannya dengan cepat dan tepat, karena kemerdekaan tidak
mungkin diperoleh dengan beberapa orang pemimpin saja, tetapi harus didukung oleh
seluruh rakyat. Oleh karena itu, rakyat juga harus ikut berjuang dan supaya perjuangan
dapat mencapai tujuan, maka rakyat perlu ditingkatkan kecerdasanya. Untuk
meningkatkan kecerdasan rakyat, pendidikan harus ditingkatkan pula yaitu pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan perjuangan mencapai Indonesia Merdeka.

2. Konsep Pendidikan Muhammad syafei


Konsep pendidikan menurut Muhammad syafei yang diterapkan membagi program atas
empat kelompok yakni pendidikan akademik, kerohanian, dan kesiswaan.
Konsep pendidikan menurut Muhammad Syafei ialah keterampilan , dimana murid harus
belajar dan bekerja, sehingga anak anak lebih pandai dalam mempergunakan tanggannya
selain memekai otaknya. Peserta didik harus diajarkan sesuai dengan keiinginanya demi
kelangsungan hidupnya demi masa yang akan datang.
C. Kiyai H. Ahmad Dahlan
1. Biografi
K.H Ahmad Dahlan adalah tokoh pendidikan Indonesia sekaligus pendiri Muhammadiyah.
Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912. Dasar tujuan pendidikan Muhammadiyah,
yaitu ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dalam usaha
penyelenggaraan pendidik.
2. Kontribusi dan Implikasi Dalam Dunia Pendidikan
Alasan yang melatarbelakangi sebab-sebab munculnya gagasan modernisasi K.H Ahmad Dahlan
dalam pendidikan Islam, yaitu karena lembaga pendidikan barat yang cenderung sekuler dengan
menjadikan murid sekedar bisa menjadi pegawai pemerintah, serta lemahnya lembaga
pendidikan yang dimiliki umat Islam yang belum mampu 18 menyiapkan generasi yang sesuai
dengan tuntutan pada zaman itu. Di dalam pendidikan dan pengajaran agama islam KH Ahmad
Dahlan menanamkan keyakinan dan faham tentang Islam yang utuh. Penerapan gagasan
modernisasi pendidikannya telah membawa hasil yang tak ternilai. Sumbangan pemikiranya
yaitu dengan usaha-usaha yang direalisasikan melalui: a. Memasukkan pelajaran agama Islam ke
dalam lembaga pendidikan milik kolonial Belanda b. Penerapan sistem dan mengadopsi metode
pendidikan Barat dalam lembaga pendidikan Islam c. Memadukan antara pelajaran agama
dengan pelajaran umum, (Pribadi, 2010)

D. Rahmah El Yunusiah
1. Biografi
YunusiahRahmah el-Yunusiyah, H. Dilahirkan pada tanggal 26 oktober 1900 (1 rajab
1318 H) dipadang panjang, sumatra barat. Ia putri bungsu dari keluarga Syekh M. Yunus
dengan Rafi’ah. Ia dilahirkan dari keluarga yang berlatar belakang pendidikan agama
yang kuat. Bahkan, bukan saja berpendidikan, keluarganya adalah tokoh-tokoh
pendidikan dan masyarakat. Ayahnya, Syekh M. Yunus adalah seorang 19 ulama dan
pernah menjabat qadi di Pandai Sikat, Padang Panjang. Sedangkan kakeknya,
Imanuddin, seorang ahli ilmu falak dan pemimpin tarekat Naqsabandiyah.Rahmah El-
Yunusiah mempunyai lima orang saudara. Kakaknya yang tertua bernama Zaenuddin
Labai ElYunusi (1890-1924), seorang ulama muda, pendiri Diniyah School (1915) untuk
putra dan putri yang memakai system dan pelajaran modern. Dialah yang membuka
mata pandangan Rahmah ElYunusiah. Walaupun ayahnya seorang ulama, Rahmah tidak
banyak mendapat pendidikan dari ayahnya karena sewaktu ia masih kanakkanak
ayahnya meninggal dunia. Ia dibesarkan oleh ibu dan kakakkakaknya yang telah
berumah tangga. Dalam usia 16 tahun, Rahmah dinikahkan dengan seorang ulama muda
berpikiran maju bernama H. Baharuddin Lathif. Setelah perkawinannya berlangsung
selama enam tahun, atas kehendak kedua belah pihak, terjadilah perceraian tanpa
memperoleh anak. Sejak itu ia hanya mencurahkan perhatian dan tenaganya dalam
berbagai kegiatan masyarakat. Ia bukan saja berjuang dan menjadi tokoh pendidikan
wanita, tetapi juga menjadi tokoh perjuangan wanita pada masa revolusi fisik. Misalnya,
pengorganisasian TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang para anggotanya diambil dari
laskar Gygun. Selain itu, Rahmah pun sempat mengorgaisasi pemuda guna 20 menyusun
kekuatan gerilnya. Akhirnya, tokoh wanita ini wafat pada 26 Februari 1969 (9 zulhijjah
1388 H) di Padang Panjang.
2. Pendidikan Rahmah El-Yunusiah
Walaupun ayahnya seorang ulama, Rahmah tidak banyak mendapat pendidikan dari
ayahnya karena sewaktu ia masih kanak-kanak ayahnya meninggal dunia. Rahmah
bersekolah diperguruan Diniyah School pimpinan kakaknya, Zainuddin Labay. Disamping
itu, pada sore hari, ia belajar kepada beberapa ulama terkemuka di Padang Panjang.
Karena dibesarkan pada keluarga yang banyak berkecimpung dalam bidang pendidikan,
sejak semula ia sudah menaruh perhatian terhadap bidang yang sama. Ia sangatkagum
pada lembaga pendidikan yang dikelola kakaknya dan, sekaligus tempat belajarnya,
Diniyah School. Disamping pendidikan agama yang pernah diperolehnya, Rahmah juga
belajar ilmu kebidanan, ilmu kesehatan dan P3K (Pertolongn Pertama Pada Kecelakaan),
dari Dr, Sofyan Rasyad, Dr. Tazar di Kayu Taman, Dr. A. Shaleh di Bukit Tinggi, dan Dr.
Arifin di Payakumbuh.
3. Lembaga Pendidikan (Diniyyah Putri) Dan Perkembangannya.
Keyakinan Rahman akan peranan pendidikan sebagai salah satu jalan yang tepat untuk
mengangkat derajat kaum perempuan telah dimilikinya sejak ia masih remaja.
Pada permulaannya berdirinya perguruan ini, murud- muridnya yang terdaftar adalah 71
orang dan sebagian besarnya terdiri dari kaum wanita yang sudah berkeluarga.
Kurikulum yang dipergunakan juga cukup sederhana, yaitu pengetahuan agama dan
bahasa arab ditambah dengan pengetahuan umum yang praktis dan menjahit. Anak –
anak yang beleum berumah tangga diharuskan untuk tinggal diasrama yang disediakan
pada tingkat dua . karena perhatian perhatian masyarakat bertambah besar pada
perguruan ini dengan banyak nya murid – murid yang datang dari luar kota padang
panjang, pada awal tahun 1926 dibangun sebuah gedung yang lengkap dengan
asramannya.

Makna dan Kesimpulan


Jadi pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk peserta didik, supaya peserta
didik menuju kearah kedewasan dan membentuk watak sifat akal, dan prilaku dari
peserta didik. Tujuan dari pendidikan adalah untuk membentuk ahlak, prilaku dari
peserta didik tersebut. Supaya perserta didik mempunyai karakter dan bersikap baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Di dalam ilmu pendidikan mempunyai
sosok tokoh-tokoh dalam ilmu pendidikan yaitu seperti, Ki Hajar Dewantara,
Mohammad Syafei, Kiyai H. Ahmad Dahlan, dan Rahmah El Yunusiah. Dari beberapa
tokoh di atas beliau semua adalah tokoh yang sangat penting dan berpengaruh didunia
dalam ilmu Pendidikan.

Penyelenggaraan pendidikan tersebut dirancang dengan sangat bagus dan dengan


tujuanyang sangat bagus pula. Dengan mengaplikasikan tokoh yang berpengaruh di
Indonesiatersebut, diharapkan pendidikan yang berlangsung di seluruh dunia termasuk
Indonesia dapatmenjadi lebih baik.

Namun masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan tersebut, baik mengenai
SDMnya, fasilitasnya, perbedaan pola pikir setiap masyarakat atau daerah dalam
memandang arti penting pendidikan, dan kendala-kendala lain. Persoalan pendidikan
merupakan tanggung jawab kita bersama, karenanya tentu secara bersama-sama pula
kita mencari alternative pemecahannya

Anda mungkin juga menyukai