Anda di halaman 1dari 1

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI Nama : Budiman Akli

Dosen Pengampu : Dr. Imam Nasruddin, S.Pd., M.Pd.I NIM : 220407044


Sem/Kelas : II/B

1. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, selain orientasinya kepada pencapaian tujuan pendidikan kurikulum harus disusun
berdasarkan orientasi fungsinya kepada setiap elemen pendidikan baik itu peserta didik, guru, kepala sekolah/madrasah, orang tua dan
masyarakat. Dengan adanya kurikulum, sudah barang tentu pengaruhnya terhadap peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran akan
menjadi lebih terarah. Kurikulum akan dijadikan alat yang di dalamnya memuat uraian mengenai jenis-jenis program apa saja yang akan dilakukan,
bagaimana melaksanakan program itu, siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya dan perlengkapan apa yang dibutuhkan. Kurikulum
bagi pimpinan suatu Lembaga Pendidikan akan menjadi pedoman dalam melaksanakan dan memperbaiki situasi dan kondisi pembelajaran
(supervisi) yang sudah dilakukan oleh guru. Demikian juga halnya terhadap orang tua, kurikulum akan menjadi sandaran dalam usaha membantu
sekolah guna memajukan putra putrinya, misalnya dalam bentuk konsultasi langsung dengan sekolah mengenai masalah-masalah yang dihadapi
oleh putra putri mereka. Kurikulum akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana masyarakat bersikap untuk turut serta memberikan konstribusi
dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan, memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan program pendidikan
di sekolah, agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
Masyarakat kita sekarang sangat dinamis dan senantiasa berubah. Berdasarkan kenyataan ini, kurikulum yang sifatnya statis dan kaku tidak dapat
dipertahankan lagi dalam kondisi dunia pendidikansekarang ini. Pada prinsipnya sekolah harus mendidik untuk kehidupan, bahwa sekolah harus
mempersiapkan generasi muda untuk masyarakat, maka kurikulum seharusnya disesuaikan dengan gerak-gerik dan perubahan masyarakat itu.
Isi kurikulum harus senantiasa dapat berubah sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kurikulum tidak dapat
ditentukan secara mutlak dan uniform (seragam) untuk semua sekolah dalam bentuk suatu rencana pelajaran terurai yang harus diikuti oleh guru
hingga sedetil-detilnya. Kurikulum yang uniform mematikan inisiatif guru, mengekang kebebasannya dan menutup kemungkinan untuk
menyesuaikan kurikulum dengan keadaan masyarakat dan kebutuhan murid-murid setempat. Kurikulum yang uniform juga akan bertentangan
dengan prinsip untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individual. Keadaan yang serba beragam di berbagai daerah di tanah air kita
dengan kultur masyarakat yang serba beragam juga memerlukan kurikulum yang sifatnya fleksibel, sehingga kebutuhan masyarakat itu dapat
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian kurikulum itu harus fleksibel, dan senantiasa terbuka untuk memberikan bahan
pelajaran yang penting bagi murid-murid pada saat dan tempat tertentu.
Jadi menurut pendapat saya hanya dengan demikian (kurikulum yang fleksibel) sekolah dapat memberikan pendidikan yang fungsional, sehingga
anak-anak benar-benar dipersiapkan untuk menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat tempat dimana ia tinggal.

2. Separated subject curriculum adalah kurikulum yang memuat mata pelajaran yang diajarkan secara terpisah dengan pembatasan bahan serta
waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu. Misalnya mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, masing-masing diajar oleh guru dengan jadwal
yang telah ditetapkan.
Correlated curriculum adalah kurikulum yang dibuat dengan menggabungkan sejumlah mata pelajaran yang sejenis, dikelompokkan untuk
membahas suatu topik yang memiliki relevani. Misalnya kelopok mata pelajaran Biologi, Fisika, Kimia dijadikan satu kelompok yaitu Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Integrated curriculum adalah kurikulum yang dibuat dengan menghilangkan batasan antara berbagai mata pelajaran, artinya suatu topik atau
permasalahan dibahas dengan berbagai pokok bahasan baik dari bidang studi yang sejenis maupun dari badang studi lain yang relevan. Biasa
juga disebut dengan kurikulum terpadu. Misalnya, siswa diberikan tugas suatu topik permasalahan di bidang Biologi, kemudian siswa disuruh
mengaitkannya dengan bidang Al-Quran Hadits, bentuk laporannya menggunakan Bahasa Inggris.

3. Asas Religius dalam penyusunan kurikulum yang akan dikembangkan dan diterapkan hendaknya selalu dibarengi dengan penguatan berdasarkan
nilai-nilai Ilahiyah sehingga dengan adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat membimbing secara spiritual dan membina iman setiap komponen
pendidikan yang kuat, teguh terhadap keyakinan ajaran agama, berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
sehingga menjadi insan yang paripurna di dunia dan di akhirat.
Asas Filosofis dalam penyusunan kurikulum berarti bahwa dalam penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa
yang dianut. Dalam hal ini prinsip-prinsip ajaran yang dianut oleh suatu bangsa seperti Pancasila, capitalism, socialism, fasism, komunism dan
sebagainya dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti produk/sebagai pandangan hidup dan falsafah dalam arti praktis. Pandangan hidup
bangsa Indonesia adalah Pancasila, dengan sendirinya segala kegiatan yang dilakukan baik oleh berbagai Lembaga maupun perorangan, tidak
oleh bertentangan dengan asas Pancasila, termasuk dalam kegiatan penyusunan kurikulum.

4. Guru adalah ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa yang merupakan subjek dan objek belajar, sebagus dan seideal apa pun
kurikulum pendidikan, selengkap apa pun sarana dan prasarana pendidikan dan bagaimana kuatnya antusias peserta didik, jika tanpa diimbangi
dengan kompetensi yang dimiliki seorang guru, maka semuanya akan menjadi kurang bermakna. Kompetensi ini (Pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial) akan sangat mempengaruhi kinerja seorang guru. Keempat kompetensi ini harus dimiliki seorang guru guna keberhasilan
dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis setiap persoalan yang dihadapi oleh siswanya, misalnya
bagaimana mencari penyebab kemunduran prestasi seorang siswa dan sebagainya, karena kemampuan, keterampilan, kecerdasan siswanya
sangat beragam. Untuk menunjang hal tersebut seorang guru juga harus memiliki keterampilan dan kemampuan bernalar menggunakan bahasa
(literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
Literasi dalam pengertiannya tidak hanya kemampuan membaca akan tetapi lebih dari itu merupakan kemampuan menganalisis suatu bacaan dan
memahami apa konsep dibalik bacaan tersebut. Sedangkan numerasi adalah kemampuan untuk menganalisis menggunakan angka. Kedua hal ini
merupakan kompetensi minimum atau kompetensi dasar yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, karena tanpa hal tesebut tentu saja proses
pembelajaran akan terhambat atau lebih parah lagi tidak berjalan, dan pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

5. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mesti dilakukan oleh pendidik dan peserta didik guna mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipakai guna menerapkan rancangan yang sudah ditata dalam bentuk kegiatan ril dan langsung
dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Teknik pembelajaran adalah suatu cara dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk mengimplementasikan metode pembelajaran secara
khusus.
Taktik pembelajaran adalah cara atau gaya yang digunakan dalam melaksanakan metode atau teknik dalam suatu pembelajaran yang sifatnya
berbeda antara seorang pendidik dengan pendidik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai