Anda di halaman 1dari 23

SISTEM MANAJEMEN SEKOLAH

Makalah ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Supervisi dan Penjaminan Mutu Pendidikan

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Desi Ratna Sari 220407025
Rani Angraini 220407001
Sundari 220407029
Dosen Pengampu : Dr.Citra Juniarni,M.Pd.I

PROGRAM STUDY MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL QUR’AN AL ITTIFAQIAH

INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

KOPERTAIS WILAYAH VII SUMATERA BAGIAN SELATAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT


yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Supervisi
dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Dimana makalah ini berisikan tentang Sistem
Manajemen Sekolah.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Sekolah.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Hakikat Manajemen ............................................................................................... 2


B. Manajemen Kepemimpinan Sekolah ...................................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 19

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang
keberhasilannya diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam
menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-
komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat,
pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang
dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan adalah mengejar ketertinggalan artinya
kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan
global. Keinginan pemerintah untuk melaksanakan reformasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan lebih nampak lagi
dengan dikeluarkannya Undang-Undang pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Manajemen ?
2. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Kepemimpinan Sekolah ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Hakikat Manajemen.
2. Untuk Mengetahui Manajemen Kepemimpinan Sekolah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno menagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin
berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti “mengendalikan,”
terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus
yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis
manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris
yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal
dari bahasa Italia.1 Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa
Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya
dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.

1
Daryanto. Administrasi pendidikan. (Jakarta : PT. Rineka Cipta.1997).hlm.54

2
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu
keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah
kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi
masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
1. Pengertian Manjemen Sekolah
Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T.
Hani Handoko manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah
menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi
ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah
manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi
manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi
manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah adalah
proses pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi
penyelenggara sekolah secara efektif. Sedangkan dalam konteks
pendidikan ada juga manajemen pendidikan.
Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses
penataan kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber
potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non
manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan
manajemen sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang

3
sama. Keduanya susah untuk dibedakan karena sering dipakai
secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi
bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang
manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya ditempuh
melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori
administrasi dan manajemen pada umumnya.2

2. Tujuan Manajemen Sekolah


Tujuan Manajemen Sekolah menurut Sagala adalah
mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam empat hal ialah :
a. Meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan
penugasan staf.
b. Meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga
kependidikan di sekolah.
c. Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi
kurikulum, penggunaan teknologi pembelajaran, dan
pemanfaatan sumber-sumber belajar.
d. Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan
stakeholder.

Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya


adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah,
pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen
menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan
kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses
pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.

2
T.Hani Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia . (Yogyakarta:BPEE.1996).
hlm.34

4
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah
dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan
masyarakat tersebut. Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah
untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui
kewenangan kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya Manajemen
sekolah bertujuan untuk :3

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan


inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan
keputusan bersama.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua,
masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang
mutu pendidikan yang akan dicapai.
3. Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
a. Menurut Percy E. Burrup fungsi-fungsi manajemen pendidikan
di sekolah adalah dengan Merencanakan cara dan langkah-
langkah mewujudkan tujuan program sekolah.
b. Mengalokasikan baik sumber daya maupun kegiatan mengajar
sehingga masig-masing tahu tugas dan tanggung jawab.
c. Memotifasi dan menstimulir kegiatan staf pengajar sehingga
mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

3
Sagala, Syaiful.Konsep dan Makna Pembelajaran.(Bandung: CV.ALFABETA.2007).hlm.23

5
d. Mengkoordinir kegiatan anggota staf pengajar dan setiap
satuan tugas di sekolah sehingga tenaga dapat digunakan
seefektif mungkin.
e. Menilai efektifitas program dan pelaksanaan tugas pengajaran
dan tujuan-tujuan sekolah yang ditentukan sudah tercapai apa
belum. Dan menilai pertumbuhan kemampuan mengajar tiap
guru.

B. Manajemen Kepemimpinan Sekolah


1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadershipyang
berasal dari kata leader yang berarti pemimpin.Menurut Sutisna,
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. 4
Menurut Soepardi, kepemimpinan adalah kemampuan untuk
menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,
menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan
menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud agar manusia
sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan
administrasi secara efektif dan efisien. 5
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi kegiatan seseorang untuk
mencapai tujuan dalam situasi tertentu secara efektif dan efisien.
2. Pemimpin dan Kepemimpinan
Sekilas antara pemimpin dan kepemimpinan mengandung pengertian
yang sama, padahal berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya

4
Mulyasa.Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007).
hlm.45
5
Mulyasa.Menjadi GuruProfesional.(Bandung:PT.RemajaRosdakarya. 2009).hlm.23

6
memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk
mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak
mengerjakan sesuatu, bawahan dipimpin dari bukan dengan jalan
menyuruh atau mondorong dari belakang.
Masalah yang selalu terdapat dalam membahas fungsi kepemimpinan
adalah hubungan yang melembaga antara pemimpin dengan yang
dipimpin menurut rules of the game yang telah disepakati bersama.
Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk
mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang
telah ditetapkan lebih dahulu. Seseorang pemimpin selalu melayani
bawahannya lebih baik dari bawahannya tersebut melayani dia. Pemimpin
memadukan kebutuhan dari bawahannya dengan kebutuhan organisasi dan
kebutuhan masyarakat secara keseluruhannya.
Seorang pemimpin mempunyai keterampilan manajemen (managerial
skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill). Semakin rendah
kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka
keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan
manajemen. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional.
Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi
maka semakin menonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang
dijalankan adalah aktivitas bersifat konsepsional. Dengan perkataan lain
semakin tinggi kedudukan seorang pamimpin dalam organisasi maka
semakin dituntut dari padanya kemampuan berfikir secara konsepsional
strategis dan makro.
Krisis ekonomi, politik dan kepercayaan yang berkepanjangan yang
melanda bangsa Indonesia telah membawa dampak hampir kepada seluruh
aspek dan tatanan kehidupan. Walaupun banyak menimbulkan
keterpurukan bagi bangsa dan rakyat, salah satu hikmah positif yang

7
muncul adalah timbulnya pemikiran dasar yang menumbuhkan reformasi
di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Fokus utama
reformasi ini adalah untuk menciptakan masyarakat yang madani dalam
kehidupan pemerintahan, bermasyarakat dan bernegara yang memiliki
nilai-nilai “Good Governance” yang menuntun nilai demokrasi dan sikap
keterbukaan, kejujuran, keadilan, berorientasi pada kepentingan rakyat,
serta bertanggung jawab (accountable) kepada rakyat .
Segenap sumber daya harus didayagunakan sedemikian rupa. Para
guru perlu digerakkan ke arah suasana kerja yang positif, menggairahkan
dan produktif. Bagaimanapun guru merupakan input yang pengaruhnya
sangat besar pada proses belajar. Demikian pula penataan fisik dan
administrasi atau ketatalaksanaan perlu dibina agar disiplin dan semangat
belajar yang tinggi bagi siswa. Ini semua mensyaratkan perlunya
penerapan kepemimpinan pendidikan oleh seorang kepala sekolah.6

3. Peran Kepala Sekolah


Di antara pemimpin pendidikan yang bermacam-macam jenis dan
tingkatannya, kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang
sangat penting karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan
pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Ketercapaian tujuan
pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala
sekolah sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini karena kepala
sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi
sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai
tujuan pendidikan.

6
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Press.2009).hlm.15

8
Kegiatan lembaga pendidikan sekolah di samping diatur oleh
pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan oleh aktivitas kepala
sekolahnya. Menurut Pidarta kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan
sekolah dalam mengadakan perubahan. 7Sehingga kegiatan meningkatkan
dan memperbaiki program dan proses pembelajaran di sekolah sebagian
besar terletak pada diri kepala sekolah itu sendiri. Pidarta menyatakan
bahwa kepala sekolah memiliki peran dan tanggungjawab sebagai manajer
pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan dan
administrator pendidikan.
a. Manager Sekolah
Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah. Tugas manajer
pendidikan adalah merencanakan sesuatu atau mencari strategi
yang terbaik, mengorganisasi dan mengkoordinasi sumber-sumber
pendidikan yang masih berserakan agar menyatu dalam
melaksanakan pendidikan, dan mengadakan kontrol terhadap
pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kepala Sekolah memiliki
kewenangan dalam mengambil keputusan, karena atas perannya
sebagai manajer di sekolah dituntut untuk mampu : (1)
mengadakan prediksi masa depan sekolah, misalnya tentang
kualitas yang diinginkan masyarakat, (2) melakukan inovasi
dengan mengambil inisiatif dan kegiatan-kegiatan yang kreatif
untuk kemajuan sekolah, (3) menciptakan strategi atau kebijakan
untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif tersebut, (4)
menyusun perencanaan, baik perencanaan strategis maupun
perencanaan operasional, (5) menemukan sumber-sumber
pendidikan dan menyediakan fasilitas pendidikan, (6) melakukan

7
Made Pidarta, Landasan Kependidikan,(Jakarta:Rineka Cipta.2005).hlm.23

9
pengendalian atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan dan
hasilnya.8

b. Pemimpin Sekolah
Menurut Lipoto peranan kepemimpinan kepala sekolah adalah
sebagai: (1) figurehead (symbol); (2) leader (memimpin; (3) liason
(antara); (4) monitor memonitor; (5) disseminator (menyebarkan)
informasi; (6) spokesmen (juru bicara); (7) entrepreneur (
wiraswasta); (8) Disturbance handler ( menangani gangguan); (9)
Resource allocator e (pengumpul dana); (j) negotiator (
perunding).9
Lebih lanjut Lipoto mengatakan bahwa sebagai pemimpin,
maka kepala sekolah harus mampu menggerakkan orang lain agar
secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajibannya secara baik
sesuai dengan apa yang diharapkan pimpinan dalam mencapai
tujuan. Kepemimpinan kepala sekolah terutama ditujukan kepada
para guru karena merekalah yang terlibat secara langsung dalam
proses pendidikan. Namun demikian, kepemimpinan kepala
sekolah juga ditujukan kepada para tenaga kependidikan lainnya
serta siswa.
Hal senada dikatakan Wahjosumidjo, peran kepala sekolah
sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab
menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada di sekolah sehingga
melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam
mencapai tujuan. Hick (dalam Wahjosumido, 2001) berpendapat
bahwa untuk dapat menjadi pemimpin sekolah yang baik, kepala

8
Sudrajat, Akhmad. Manajemen Sekolah Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan
Teoritik dan Permasalahannya,( Jakarta: Rajawali Press.2008).hlm.44
9
Lipoto,Benyamin. Panduan Pengajar Pengantar Manajemen,(Jakarta:Depdikbud.1988).hlm.76

10
sekolah harus : (1) adil, (2) mampu memberikan sugesti
(suggesting), (3) mendukung tercapainya tujuan (supplying
objectives), (4) mampu sebagai katalisator, (5) menciptakan rasa
aman (providing security), (6) dapat menjadi wakil organisasi
(representing), (7) mampu menjadi sumber inspirasi (inspiring),
(8) bersedia menghargai (prising).10
Dalam pelaksanaannya, keberhasilan kepemimpinan kepala
sekolah, sangat dipengaruhi dengan hal-hal sebagai berikut: (1)
Kepribadian yang kuat; kepala sekolah harus mengembangkan
pribadi agar percaya diri, berani, bersemangat, murah hati, dan
memiliki kepekaan sosial. (2) Memahami tujuan pendidikan
dengan baik; pemahaman yang baik merupakan bekal utama
kepala sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru, staf dan pihak
lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya. (3)
Pengetahuan yang luas; kepala sekolah harus memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya
maupun bidang yang lain yang terkait. (4) Keterampilan
professional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah,
yaitu: (a) keterampilan teknis, misalnya: teknis menyusun jadwal
pelajaran, memimpin rapat. (b) keterampilan hubungan
kemanusiaan, misalnya : bekerjasama dengan orang lain,
memotivasi, guru dan staf (c) Keterampilan konseptual, misalnya
mengembangkan konsep pengembangan sekolah, memperkirakan
masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya.
Dalam masalah ini Wahjosumidjo berpendapat, bagi kepala
sekolah yang ingin berhasil menggerakkan para guru/staf dan para
siswa agar berperilaku dalam mencapai tujuan sekolah adalah: (1)

10
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.2001).hlm.45

11
menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat
memaksa atau bertindak keras terhadap guru, staf dan para siswa;
(2) harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan
untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap
para guru, staf dan siswa, dengan cara meyakinkan dan membujuk.
Meyakinkan (persuade) dilakukan dengan berusaha agar para guru,
staf dan siswa percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar.
Sedangkan membujuk (induce) adalah berusaha meyakinkan para
guru, staf dan siswa bahwa apa yang dilakukan adalah benar.11
Pemimpin yang efektif selalu memanfaatkan kerjasama dengan
para bawahan untuk mencapai cita-cita organisasi. Disamping itu
menurut Mulyasa, kepala sekolah yang efektif adalah kepala
sekolah yang; (1) mampu memberdayakan guru-guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan
produktif; (2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan; (3) mampu menjalin
hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
sekolah dan pendidikan; (4) berhasil menerapkan prinsip
kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan
pegawai lain di sekolah; (5) bekerja dengan tim manajemen; (6)
berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.12
c. Administrator Sekolah
Kepala sekolah sebagai administrator dalam lembaga
pendidikan mempunyai tugas-tugas antara lain: melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,

11
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.2001).hlm.46
12
Mulyasa, Enco. Manajemen Berbasis Sekolah.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2002).hlm.66

12
pengawasan terhadap bidang-bidang seperti; kurikulum,
kesiswaan, kantor, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, dan
perpustakaan. Jadi kepala sekolah harus mampu melakukan; (1)
pengelolaan pengajaran; (2) pengelolaan kepegawaian; (3)
pengelolaan kesiswaan; (4) pengelolaan sarana dan prasarana; (5)
pengelolaan keuangan dan; (6) pengelolaan hubungan sekolah dan
masyarakat.
d. Supervisor Sekolah
Supervisi merupakan kegiatan membina dan dengan membantu
pertumbuhan agar setiap orang mengalami peningkatan pribadi
dan profesinya. Menurut Sahertian, supervisi adalah usaha
memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun
secara berkelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran dengan
tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.
Supervisi merupakan pengembangan dan perbaikan situasi belajar
mengajar yang pada akhirnya perkembangan siswa. Itu perbaikan
situasi belajar mengajar bertujuan untuk : (1) menciptakan,
memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas agar siswa dapat
mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan secara optimal, (2)
menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi
kelas, (3) mengkoordinasikan kemauan siswa mencapai tujuan
pendidikan, (4) meningkatkan moral siswa.13
Lebih lanjut Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan sekolah maupun guru, oleh karena itu
program supervisi harus dilakukan oleh supervisor yang memiliki

13
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Akademik. (Jakarta: Bineka Cipta.2000).
hlm.55

13
pengetahuan dan keterampilan mengadakan hubungan antar
individu dan ketrampilan teknis. Supervisor di dalam tugasnya
bukan saja mengandalkan pengalaman sebagai modal utama, tetapi
harus diikuti atau diimbangi dengan jenjang pendidikan formal
yang memadai.
Beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah merupakan penyelenggara pendidikan yang juga, yaitu :
(1) menjadi manajer lembaga pendidikan, (2) menjadi pemimpin,
(3) sebagai penggerak lembaga pendidikan, (4) sebagai supervisor
atau pengawas, (5) sebagai pencipta iklim bekerja dan belajar yang
kondusif. Sesuai dengan peran dan tugas-tugas di atas, kepala
sekolah sebagai manajer sekolah dituntut untuk dapat menciptakan
manajemen sekolah yang efektif. Menurut Mantja keefektifan
manajemen pendidikan ditentukan oleh profesionalisme manajer
pendidikan. Adapun sebagai manajer terdepan kepala sekolah
merupakan figur kunci dalam mendorong perkembangan dan
kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan
tanggung jawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah,
kurikulum dan keputusan personil, tetapi juga memiliki tanggung
jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan
programnya. Kepala sekolah harus pandai memimpin kelompok
dan mampu melakukan pendelegasian tugas dan wewenang.14

e. Pemberdayaan Guru
Andi Kirana mengatakan bahwa kepemimpinan yang
memberdayakan mengimplikasikan suatu keinginan untuk
melimpahkan tanggung jawab dan berusaha membantu dalam

14
W. Mantja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset. 2001).
hlm.23

14
menentukan kondisi dimana orang lain dapat berhasil. Oleh karena
itu, seorang pemimpin harus menjelaskan apa yang diharapkannya,
harus menghargai kontribusi setiap orang, harus membawa lebih
banyak orang keluar “kotak organisasi” dan harus mendorong
setiap orang untuk berani mengemukakan pendapat.15
Sedangkan menurut Mulyadi dan Setiyawan pemberdayaan
staf adalah pemberian wewenang kepada staf untuk merencanakan
dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya, tanpa harus mendapatkan otorisasi secara eksplisit dari
atasan. Pemberian wewenang oleh manajemen kepada staf
dilandasi oleh keberdayaan staf. Pemberdayaan bersifat
mendukung budaya dan tidak menyalahkan. Kesalahan dianggap
kesempatan untuk belajar.
Pemberdayaan menurut Andy Kirana harus didukung oleh
sejumlah etika yang konsisten, dan orang-orang yang hidup
dengan etika tersebut memberikan contoh bagi yang lain. Etika
dari pemimpin yang memberdayakan adalah menghormati orang
dan menghargai kekuatan dan kontribusi mereka yang berbeda-
beda, menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka, jujur,
bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan yang lain, mengakui
nilai pertumbuhan dan perkembangan pribadi, mementingkan
kepuasaan pelanggan, berusaha memenuhi kebutuhan akan adanya
perbaikan sebagai suatu proses yang tetap dimana setiap orang
harus ikut ambil bagian secara aktif. Nilai-nilai etis ini akan

15
Andi Kirana.Etika Manajemen Ancangan Bisnis Abad. (Kalimantan Tengah: Dinas Perpustakaan
dan Arsip Provinsi kalimantan Tengah.1997).hlm.22

15
membantu organisasi menjadi lebih kuat dan menjadi tempat yang
lebih baik untuk bekerja bagi setiap individu.16
Pada dasarnya pemberdayaan merupakan pelepasan atau
pembebasan, bukan pengendalian energi manusia yang dilakukan
dengan meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah dan lain-
lain yang tidak perlu, yang merintangi organisasi untuk mencapai
tujuannya. Pemberdayaan bertujuan menghapuskan hambatan-
hambatan sebanyak mungkin guna membebaskan organisasi dan
orang-orang yang bekerja di dalamnya, melepaskan mereka dari
halangan-halangan yang hanya memperlambat reaksi dan
merintangi aksi mereka .
Menurut Mulyadi dan Setiyawan, untuk mewujudkan suatu
pemberdayaan dalam organisasi, seorang pemimpin harus
memahami tiga keyakinan dasar berikut ini :
Subsidiarity. Prinsip ini mengajarkan bahwa badan yang lebih
tinggi kedudukannya tidak boleh mengambil tanggung jawab yang
dapat dan harus dilaksanakan oleh badan yang berkedudukan lebih
rendah. Dengan kata lain, mencuri tanggung jawab orang
merupakan suatu kesalahan, karena keadaan ini akhirnya
menjadikan orang tersebut tidak terampil. Kenyataannya, di masa
lalu organisasi lebih banyak dirancang untuk memastikan bahwa
kesalahan tidak pernah terjadi. Dalam jargon lama organisasi,
pengambilalihan tanggung jawab bawahan oleh atasan merupakan
hal yang normal terjadi, dan dibenarkan dengan suatu alasan
bahwa suatu organisasi dibentuk untuk menghindari kesalahan.
Pemberdayaan staf menekankan aspek kepercayaan yang
diletakkan oleh manajemen kepada staf. Dari pemberdayaan staf,

16
Andi Kirana.Etika Manajemen Ancangan Bisnis Abad. (Kalimantan Tengah: Dinas Perpustakaan
dan Arsip Provinsi kalimantan Tengah.1997).hlm.23-24

16
hubungan yang tercipta antara manajemen dengan staf adalah
hubungan berbasis kepercayaan (trust-based relationship) yang
diberikan oleh manajemen kepada staf, atau sebaliknya
kepercayaan yang dibangun oleh staf melalui kinerjanya.
Lebih lanjut Stewart mengatakan ada enam cara yang dapat
digunakan pemimpin dalam mengembangkan pemberdayaan
staf/bawahan, yakni: meningkatkan kemampuan staf/bawahan
(enabling), memperlancar (facilitating) tugas-tugas mereka,
konsultasi (consulting), bekerjasama (collaborating), membimbing
(mentoring) bawahan, dan mendukung (supporting). Namun
apapun cara yang ditempuh oleh pemimpin dalam memberdayakan
staf/bawahan, menurut Sarah Cook dan Steve Macaulay,
kepemimpinan yang memberdayakan perlu mengacu pada empat
dimensi, yaitu visi, realita, orang (manusia), dan keberanian.17
Visi, pemimpin yang memberdayakan melihat semuanya
secara luas dan mendorong pemahaman anggota tim tentang
bagimana cara mereka menyesuaikan diri dengan situasi dan
berbagi dengan anggota tim tentang kemungkinan-kemungkinan
baru di masa mendatang. Mereka memotivasi yang lain dengan
visi tentang apa yang mereka coba meraih dan mendorong tim
untuk memikirkan cara sampai ke sana. Realita, kepemimpinan
yang memberdayakan menanggapi dan mencari fakta-fakta tentang
apa yang sebenarnya sedang terjadi. Mereka tetap menjaga agar
kaki mereka tetap menginjak bumi dengan secara teratur
“memeriksa realita” dan tidak mudah terpedaya atau mengabaikan
tanda-tanda peringatan. Mereka menyadari akan keberadaan orang
lain dan keberadan mereka sendiri.

17
Andi Kirana.Etika Manajemen Ancangan Bisnis Abad. (Kalimantan Tengah: Dinas Perpustakaan
dan Arsip Provinsi kalimantan Tengah.1997).hlm.25

17
Dalam memberdayakan staf/bawahan seorang pemimpin
disamping harus berpegang pada etika dan prinsip-prinsip
pemberdayaan yang ada, ia juga harus berani berbaur dengan
staf/bawahan, mampu menjadi pembimbing dan motivator bagi
mereka serta mampu menunjukkan dirinya sebagai sosok yang
dapat diteladani akibat pemberdayaan itu sendiri.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu
keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah
kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi
masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

B. Saran
Demikianlah tugas dari kelompok kami mengenai Sistem Manajemen
Sekolah dan kami mengharapkan kritik yang membangun agar makalah kami
kedepannya lebih baik lagi dan bermanfaat untuk kita semua.

19
DAFTAR PUSTAKA

Andi Kirana.1997. Etika Manajemen Ancangan Bisnis Abad. Dinas Perpustakaan dan
Arsip Provinsi kalimantan Tengah.Kalimantan Tengah

Daryanto. 1997.Administrasi pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Lipoto, Benyamin. 1988. Panduan Pengajar Pengantar Manajemen.


Depdikbud.Jakarta

Made Pidarta. 2005. Landasan Kependidikan.Rineka Cipta.Jakarta

Mulyasa, Enco. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah.PT Remaja Rosdakarya.Bandung

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung

Mulyasa. 2009. Menjadi GuruProfesional.PT.RemajaRosdakarya.Bandung

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran.CV.ALFABETA.Bandung

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Akademik. Bineka
Cipta.Jakarta

Sudrajat, Akhmad.2008. Manajemen Sekolah Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala


Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Rajawali Press.Jakarta

T.Hani Handoko. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


BPEE.Yogyakarta

Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah. PT Radja Grafindo


Persada.Jakarta

W. Mantja. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Remaja Rosdakarya


Offset.Bandung

20

Anda mungkin juga menyukai