Anda di halaman 1dari 20

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

MAKALAH

Diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah


Pengelolaan Pendidikan

Oleh :
Kelas : 2A
Kelompok : 4 (empat)
Anggota :
1. Wulan Aftilasyah 192165010
2. Pikri Alpiansah 192165051

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan
Pendidikan”. Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas dalam
menempuh Mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
Penyusunan makalah tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: orang tua penulis yang telah
memberikan dorongan dan doanya demi terselesainya makalah ini, dan juga kepada
Ibu Tetty Fatimah Tsuroya, Dra. M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan, serta kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga
terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam makalah ini. Penulis sangat
memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, terutama dosen
untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini
bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Tasikmalaya, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah ..................................................................................... 2
D. Manfaat Makalah ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kosep Dasar Kepemimpinan Pendidikan .............................................. 3
B. Pengertian Kepemimpinan ..................................................................... 3
C. Teori-Teori Kepemimpinan ................................................................... 5
D. Syarat-Syarat Seorang Pemimpin Dalam Organisasi ............................ 7
E. Tipe Kemimpinan .................................................................................. 8
F. Keterampilan Yang Harus Dimiliki Pemimpin Pendidikan ................... 9
G. Fungsi Kepemimpinan .......................................................................... 12
H. Pendekatan Kepemimpinan Pendidikan ............................................... 14
I. Siapakah Yang Disebut Pemimpin Pendidikan .................................... 15
J. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan ................................... 15
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu
merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila
perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang
salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka
tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan
globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat
dan tajam.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala
sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya
satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa
memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan
kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa”
keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil.
Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang
tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004:25).
Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya
tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang
semakin efektif dan efisien. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin,
kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-
orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permalasahan yang dipaparkan diatas,
maka kami dapat mengemukakan perumusan masalah yang antara lain
sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan pendidikan?
2. Apa pengertian kepemimpinan?
3. Apa saja teori-teori kepemimpinan?
4. Bagaimana syarat-syarat seorang pemimpin dalam organisasi?
5. Apa saja tipe kepemimpinan pendidikan?
6. Apa saja keterampilan yang harus dimiliki pemimpin pendidikan?
7. Apa saja fungsi kepemimpinan pendidikan ?
8. Apa saja pendekatan kepemimpinan pendidikan?
9. Siapakah yang disebut pemimpin pendidikan?
10. Bagaimana seharusnya kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat seorang pemimpin dalam organisasi.
5. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan pendidikan.
6. Untuk mengetahui keterampilan yang harus dimiliki pemimpin
pendidikan.
7. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan
8. Untuk mengetahui pendekatan kepemimpinan pendidikan.
9. Untuk mengetahui siapa yang disebut pemimpin pendidikan.
10. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan.
D. Manfaat Makalah
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mampu menambah
wawasan mahasiswa atau pembaca mengenai kepemimpinan pendidikan,
yang selanjutnya dapat diaplikasikan di dunia kerja yang akan datang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan


Pendidikan adalah proses pengembangan individu secara utuh yang
mencakup aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor sehingga terbentuk pribadi
yang berpengetahuan, berkarakter, dan terampil. Kepemimpinan menurut
Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses
mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain
yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan agar kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif
didalam pencapaian tujuan – tujuan pendidikan dan pengajaran.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar kepemimpinan
pendidikan maka pada makalah kali ini saya akan membahas Konsep Dasar
Kepemimpinan Pendidikan.

B. Pengertian kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan menurut Tead Terry Hoyt (dalam Kartono,
2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang lain dalam mencapai
tujuan – tujuan yang di inginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young
(dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya.
Menurutnya, kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas
kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki
keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) mengangap bahwa kepemimpinan tersebut sebernya
sebagai akibat pengaruh satu arah karena pemimpin mungkin memiliki kualitas

3
– kualitas tertentu yang membedakan dirinya dan pengikutnyakana. Para ahli
teori sukarela (dalam Moejiono 2002) mengangap bahwa kepemimpinan
sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan
pemimpin.
Menurut Atmosudirdjo (dalam Purwanto, 1990: 25), Kepemimpinan
dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian seseorang yang mendatangkan
keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohnya atau
mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu
kekuatan yang sedemikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang
mau melakukan apa yang dikehendakinya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
memiliki keahlian khusus dalam bidang yang khusus untuk mencapai tujuan
organisasi atau suatu kelompok.
Sedangkan kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan
proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan
orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-kegiatan yang
dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan serta pengajaran.
Pemimpin mempunyai kekuasaan untuk mengatur anggotanya tetapi
kekuasaan yang diberikan harus digunakan secara bertanggung jawab.
Bertanggung jawab maksudnya adalah tidak menggunakan kekuasaan yang
telah diberikan untuk kepentingan dirinya sendiri atau individu, tidak otoriter
atau semua keputusan harus berdasarkan keputusannya tetapi bukan hasil
musyawarah anggotanya.

4
C. Teori Teori Kepemimpinan
Mengetahui teori – teori kepemimpinan sangat besar kegunaanya untuk
menganalisa sampai sejauh mana kepemimpinan dalam sebuah organisasi
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Beberapa teori mengenai kepemimpinan antara lain:
1. Teori kepemimpinan sifat
Dalam perkembangannya teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang mempunyai pandangan bahwa sifat kepemimpinan
tidak seluruhnya dilahirkan atau yang biasanya dikenal dengan bakat atau
potensi. Tetapi bisa juga diraih melalui pendidikan, pelatihan dan
pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain: fisik, mental dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu kepemimpinan organisasi, antara lain:
1) Kecerdasan
Berdasarkan sebuah hasil penelitian, pemimpin yang memiliki
kecerdasan rata – rata dari anggotanya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi juga. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan
anggotanya yang lain.
2) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Pada umumnya didalam melakukan interaksi socsal dengan
lingkungan internal ataupun eksternal, seorang pemimpin yang akan
berhasil yaitu pemimpin yang mempunyai emosi matang dan stabil. Hal
ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan teguh pendirian dalam
mepertahankan keputusan yang diyakini kebenarannya.
3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil pada umumnya memiliki motivasi
yang tinggi untuk anggotanya maupun dirinya sendiri. Selain itu ia selalu
terdorong untuk mmenjadi seseorang yang berprestasi. Dorongan yang
kuat ini kemudian tercermin pada hasil kerja yang maksimal, efektif serta
efisien.
4) Sikap hubungan kemanusiaan

5
Seorang pemimpin hendaknya memngakui terhadap harga diri dan
kehormatan para anggotannya. Sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepada dirinya.
2. Teori kepemimpinan perilaku dan situasi
Berdasarkan hasil penelitian perilaku seorang pemmpin yang mendasari
teori ini mempunyai kecenderungan kearah 2 hal yaitu:
Pertama yang disebut Konsiderasi, yaitu kecenderungan seorang
pemimpin yang menunjukkan sikap akrab dengan bawahan. Misalnya, sorang
pemimpin yang memberi masukan kepada bawahannya serta bersedia
berkonsultasi dengan bawahannya.
Kedua yang disebut dengan Struktur Inisiasi, yaitu kecenderungan
seorang pemimoin yang memberikan batasan antara pemimpin dan
bawahannya. Misalnya, pemimpin tersebut selalu memandang bawahannya
tidak mampu untuk melakukan sesuatu sehingga dia akan memberikan
instruksi terus – menerus kepada bawahannya
Kesimpulannya berdasarkan teori ini seorang pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang memberikan perhatian besar kepada bawahan dan
memberikan kepercayaan bahwa bawahannya tersebut juga mampu
mengerjakan tugasnya dengan baik.
3. Teori kewibawaan pemimpin
Kewibawaan atau karisma merupakan faktor penting dalam hal
kepemimpinan, sebab dengan faktor ini seorang pemimpin akan dipercaya oleh
bawahannya bahwa pemimpin mereka mempunyai kemampuan luar biasa dan
mempercayai bahwa pemimpin mereka mampu melindungi dirinya dari bahaya
yang mengancam. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa pemimpin
mereka akan membawa keluar mereka sebagai pemenang di bawah
kepemimpinannya.Di dalam kependidikan dimungkinkan bahwa di bawah
kepemimpinan seseorang tersebut akan memajukan sekolah mereka menjadi
lebih baik dan berkualitas.
4. Teori kepemimpinan situasi
Seorang pemimpin harus mampu mendiagnosa yang baik serta harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan tingkat perkembangan dan kedewasaan

6
bawahan atau pengikut. Misalnya, gaya direktif cocok diterapkan pada
bawahan dengan tingkat pengetahuan yang masih relatif rendah.
5. Teori kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) bisa tercapai maka harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dan pengikutnya. Karena
keberhasilan suatu kelompok atau organisasi tidak mungkin tercapai jika tidak
ada kerjasama yang baik antara pemimpin dengan bawahannya atau
pengikutnya.

D. Syarat – syarat seorang pemimpin dalam organisasi


Untuk menjadi seorang pemimpin maka harus ada syarat – syarat khusus.
Sehingga seseorang yang akan menjadi pemimpin adalah seseorang yang benar
benar pantas dan dapat melakukan tanggung jawab nya secara eoptimal dan
efisien.
Terdapat 3 hal penting dalam kosep kepemimpinan atara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaan adalah otoritas dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin untuk memberikan pengaruh serta
menggerakkan bawahan atau pengikutnya berbuat sesuatu pada rangka
penyelesaian tugas tertentu terkait dengan organisasi.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan anugerah atau takdir Tuhan. Kemampuan
ini merupakan sebuah keunggulan dan kelebihan. Sehingga dengan
kewibawaan seorang pemimpin mampu menyuruh bawahannya atau
pengikutnya untuk mengikuti semua yang dikatakannya dan mematuhinya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan
kecakapan secara teknis maupun sosial yang dimiliki seorang pemimpin
melebihi dari anggota biasa.

7
Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee mengatakan pemimpin harus
mempunyai kelebihan sebagai persyaatan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan
menilai.
2. Prestasi, gelar kerjasama, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tanggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tingi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan sosial ekonomi cukup tinggi dan benar.
Seorang pemimpin khususnya di bidang kependidikan dikatakan berhasil apabila
memenuhi kriteria keberhasilan lembaga pendidikan sebagai berikut:
1. Input, yaitu tingkat ketersediaan dan pendayagunaan masukan instrumental
dan lingkungan.
2. Proses, yaitu tingkat efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembelajaran.
3. Output, yaitu tingkat pencapaian lembaga dan hasil belajar.
4. Outcome, yaitu dampak langsung dan tidak langsung

E. Tipe kepemimpinan
Setiap pemimpin pasti mempunyai gaya yang berbeda semua itu
tergantung selera dan karakter masing – masing pemimpin tersebut.
Tipe – tipe kepemimpinan pendidikan
1. Kepemimpinan “otokratis”
Seorang pemimpin yang otokratis akan memperlihatkan kekuasaan
dan tanggung jawabnya sehingga maju mundurnya sekolah tergantung
pada kepemimpinannya. Oleh karena itu, ia akan melakukan pengawasan
yang ketat terhadap bawahannya. Dikarenakan ia terlalu khawatir jika
pekerjaan bawahannya tidak sesuai dengan apa yang didinginkannya.
2. Kepemimpinan “pseudo – demokratis”
Pemimpin dengan tipe seperti ini akan memperlihatkan kesan
demokratis di dalam memimpin padahal sebenarnya ia bersifat otokratis.
Pemimpin memberi hak kepada guru untuk menentukan memutuskan

8
sesuatu, tetapi sebenarnya ia bekerja dengan perhitungan, ia bersiasat
supaya keinginanya juga yang tercapai.
3. Kepemimpinan “laissez – faire”
Pemimpin dengan tipe seperti ini akan menghendaki supaya
bawahannya di berikan kebebasan untuk melakukan segala sesuatu yang
mereka anggap benar. Seorang pemimpin akan membiarkan bawahannya
bekaeja tanpa ada pengawasan sedikitpun serta tanpa perencanaan.
Sehingga situasi di sekolah secara keseluruhan akan menjadi kacau dan
tidak teatur.
4. Kepemimpinan “demokratis”
Pemimpin dengan tipe seperti ini menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya, yang secara bersama – sama dengan kelompoknya atau
anggotanya akan berusaha dan bertanggung jawab untuk tercaoainya
tujuan bersama. Para guru bekerja dengan suka rela untuk memajukan
program – program kerja disekolah. Semua proram sekolah di lakukan
sesuai dengan rencana yang telah disusun dan disepakati bersama.
Akhirnya tercapailah suasana kekeluargaan yang harmonis dan
menyenangkan dalam lingkungan kerja.

F. Keterampilan yang harus dimiliki Pemimpin Pendidikan


1. Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki
keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin
yang baik. Untuk hal itu antara lain ia harus menguasai bagaimana caranya
: menyusun rebcana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi
bantuan kepada anggota kelompok, memupuk “morale” kelompok,
bersama-sam membuat keputusan, menghindarkan “working on the group”
dan “working for the group” dan mengembangkan “working with within the
group”, membagi dan menyerahkan tanggung jawab, dan sebagainya. Untuk
memperoleh keterampilan diatas perlu pengalaman, dan karena itu
pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, bekerja sama, dan

9
berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya. Yang penting jangan hanya
tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
2. Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam
hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari : 1)
hubungan fungsional atau hubugan formal, yaitu hubungan karena tugas
resmi atau pekerjaan resmi; dan 2) hubungan pribadi atau hubungan
informal atau hubungan personel, ialah hubungan yang tidak didasarkan
atau tugas resmi atau pekerjaan, tetapilebih bersifat kekeluargaan.
Yang menjadi inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan
fungsional atau hubungan personal, adalah saling menghargai. Bawahan
menghargai atasan dan sebaliknya atasanpun harus menghargai bawahan.
3. Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana
meningkatkan partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya
sehingga potensi yang dimiliki para anggota kelompok itu dapat
diefektifkan secara maksimal. Inti dari proses kelompok adalah hubungan
insani dan tangung jawab bersama. Pemimpin harus jadi penengah,
pendamai, moderator dan bukan menjadi hakim.
4. Keterampilan dalam administrasi personil
Administrasi personil mencakup segala usaha menggunakan
keahlian dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara
efektif dan efisien. Kegiatan dalam administrasi personil ialah : seleksi,
pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan
dan pengembangan serta kesejahteraan. Menemukan yang palingpenting
dari kegiatan diatas ialah kegiatan seleksi dalam memilih orang yan paling
sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman pada “the right
man in the right place”.

10
5. Keterampilan dalam menilai
Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai
dimana suatu kegiatan sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu
tujuan sudah dicapa. Yang dinilai biasanya ialah : hasil kerja, cara kerja
dan orang yang mengerjakannya.
Adapun teknik dan prosedur evaluasi ialah : menentukan tujuan
penilaian, menetapkan norma/ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan
data-data yang dapat diolah menurut kriteria yang ditentukan, pengolahan
data, dan menyimpulkan hasil penilaian. Melalui evaluasi, guru dapat
dibantu dalam menilai pekerjaannya sendiri, mengetahui kekurangan dan
kelebihannya. Selain guru, personila lainnya perlu dievaluasi seperti
petugas (karyawan) tata usaha, petugas BK, dan sebagainya, untuk
mengetahui kemajuan/ kekurangannya.

Kazt mengemukakan tiga keterampilan/skill yang harus dikuasai oleh


seorang pemimpin, ialah human telation skill, techinal skill, dan
conceptual skill. Seberapa jauh ketiga keterampilan itu harus dipunyai
pemimpin sesuai dengan kedudukannya.
Human relation
Kemampuan berhubungan dengan bawahan. Bekerja sama
menciptakan iklim kerja yang menyenangkan dan kooperatif. Terjalin
hubungan yang baik sehingga bawahan merasa aman dalam melaksanakan
tugasnya.
Technical skill
Kemampuan menerapkan ilmunya kedalam pelaksanaan
(operasional) Dalam rangka mendayagunakan/memanfaatkan sumber-
sumber yang ada. Melaksanakan tugas yang bersifat operasional.
Memikirkan pemecahan masalah-masalahyang praktis. Makin tinggi
tingkat manager, secara relatif technicalskill makin kurang urgensinya.
Conceptual skill
Di dalam melihat sesuatu secara keseluruhan yang kemudian dapat
merumuskannya, seperti dalam mengambil keputusan,

11
menentukan kebijakan dan lain-lain. Dalam hubungan perlu ditekankan
bahwa seorang pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang
tidak melaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional.
Lebih banyak merumuskan konsep-konsep. Keterampilan ini ada juga
yang menyebut dengan managerial skill.

G. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi Kepemimpinan Pada umunya fungsi kepemimpinan adalah
mengusahakan agar kelompok yang dipimpinnya dapat mewujudkan tujuan
dengan baik melalui kerjasama yang produktif dalam segala situasi. Menurut
Sondang S. P. Siagian (1999) fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi :
1. Pimpinan Sebagai Penentu Arah
Setiap organisasi dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan
tertentu. Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya
harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala
sarana dan prasarana yang tersedia. Perumus dan penentu strategi dan
taktik tersebut adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.
2. Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara
Organisasi Kebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan
kepada pihak luar agar pihak tersebut mempunyai pengetahuan yang tepat
tentang kehidupan organisasi yang bersangkutan, dan yang paling
bertanggung jawab sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam
hubungan dengan berbagai pihak tersebut adalah pimpinan organisasi.
Pimpinan perlu mengetahui keputusan lain yang telah dibuat oleh
pimpinan yang lebih rendah. Serta pengetahuan tentang berbagai kegiatan
yang berlangsung dalam organisasi sebagai pelaksanaan dari berbagai
keputusan yang telah diambil.
3. Pimpinan Sebagai Komunikator yang Efektif
Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam dilakukan
melalui proses komunikasi. Interaksi yang terjadi antara sesama anggota
dalam suatu organisasi dimungkinkan karena komunikasi yang efektif.
Komunikasi sangat diperlukan pimpinan dalam menyampaikan suatu

12
keputusan dalam rangka pengendalian dan pengawasan, pengerahan
bawahan dan menyampaikan informasi kepada pihak lain.
4. Pimpinan Sebagai Mediator
Dalam kehidupan organisasional, selalu ada saja situasi konflik yang
harus diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun dalam hubungan ke
dalam organisasi. Fungsi pimpinan sebagai mediator dalam hal ini
difokuskan pada penyelesaian situasi konflik yang mungkin timbul dalam
organisasi. Timbulnya situasi konflik dalam organisasi merupakan
tantangan yang harus dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinya secara
rasional, objektif, efektif dan tuntas, dituntut kemampuannya berperan
sebagai seorang mediator yang handal.
5. Pimpinan Sebagai Integrator
Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga,
serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan dapat
menimbulkan sikap, perilaku dan tindakan yang berkotak-kotak. Oleh
karena itu diperlukan integrator terutama pada hirarki puncak, yaitu
pimpinan. Hanya pimpinanlah yang berada “di atas semua orang dan semua
satuan kerja yang memungkinkannya menjalankan peranan integratif yang
didasarkan pada pendekatan yang holistik.
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
keefektivan kepemimpinan dapat disoroti dari segi penyelenggaraan fungsi-
fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki, yaitu sebagai penentu arah yang
hendak ditempuh melalui proses pengambilan keputusan, sebagai wakil dan juru
bicara organisasi dalam usaha pemeliharaan hubungan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi, sebagai komunikator yang efektif, sebagai
mediator yang rasional, objektif dan netral serta sebagai integrator. Dengan
fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, seorang pimpinan dapat menggerakkan,
mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya.

13
H. Pendekatan Kepemimpinan Pendidikan
1. Pendekatan menurut pengaruh kewibawaan (power influence approach)
Menurut pendekatan ini, dikatakan bahwa keberhasilan pemimpin
dipandang dari segi sumber dan terjadinya semua kewibawaan yang ada pada
para pemimpin, dan dengan cara yang bagaimana para pemimpin
menggunakan kewibawaan tersebut kepada bawahan. Pendekatan ini
menekankan sifat timbal balik, proses saling mempengaruhi dan pentingnya
pertukaran hubungan kerja sama antara para pemimpin dengan bawahan.
2. Pendekatan sifat (the traits approach)
Pendekatan ini menekankan pada kualitas pemimpin. Keberhasilan
pemimpin ditandai oleh daya kecakapan luar biasa yang dimiliki oleh para
pemimpin seperti: tidak kenal lelah atau penuh energy, intuisi yang tajam,
tinjau ke masa depan yang tidak sempit, dan kecakapan keyakinan yang sangat
menarik.
3. Pendekatan Perilaku (behaviorial approach)
Pendekatan perilaku memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari
dari pola tingkah laku dan bukan sifat-sifatnya. Studi ini melihat dan
mengidentifikasi prilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya untuk
mempengaruhi anggota-anggota kelompok atau pengikutnya. Perilaku
pemimpin ini dapat berorientasi pada tugas keorganisasian ataupun pada
hubungan dengan anggota kelompoknya. Pendekatan ini menitik beratkan
pandangannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan yaitu : fungsi-funsi
kepemimpinan dan gaya-gaya kepemimpinan.
4. Pendekatan kontingensi/ situasi
Pendekatan kontingensi menekankan pada cirri-ciri pribadi pemimpin
dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memprkirakan
ciri-ciri pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku
yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang
bersifat kepribadian dan situasional.

14
I. Siapakah yang disebut Pemimpin Pendidikan ?
Guru, wali kelas, kepala sekolah, pengawasa, kepala kantor bidang
pendidikan ada semua tingkatan, semua tenaga edukatif pada kantor dinas kepa
direktorat dalam lingkungan direktorat jenderal pendidikan ketua jurusan, dekan,
rector dan pembantu-pembantunya pada sekolah tinggi, akademi, institusi dan
universitas, ahli-ahli ilmu pendidikan dan masih banyak lagi, mereka merupakan
pemimpin pendidakan. Pada pokoknya setiap orang yang mempunyai kelebihan
dalam kemampuan dan pribadinya, dan dengan kelebihannya itu dapat
mempengaruhi, mengajar, membimbing, mendorong, menggerakan, dan
mengkordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan atau perbaikan
mutu pendidikan dan pengajaran, maka ia telah melaksanakan fungsi
kepemimpinan pendidikan, dan ia tergolong sebagai pemimpin pendidikan.
Dengan demikian maka pemimpin pendidikan itu dapat berstatus pemimpin
resmi . kepemimpinan resmi dimiliki oleh meraka yang menduduki posisi dalam
struktur organisasi pendidikan, baik secara resmi oleh pihak atasan atau yang
berwenang maupun karena dipilih secara resmi menjadi pemimpin oleh anggota
staf pelaksana pendidikan dimana ia bekerja. Misalnya kepala sekolah, kepala
dinas pendidikan adalah termasuk kategori pemimpin resmi dan memiliki
kepemimpinan resmi dilihat dari segi posisi dan sistem pengangkatannya.
Kepemimpinan tidak resmi bisa dimiliki oleh mereka yang mempengaruhi, member
tauladan, dan mendorong ke arah perbaikan.

J. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan


Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tantangan yang
berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan yang memadai. Karena banyak
tanggung jawab maka kepala sekolah memerlukan pembantu. Ia hendaknya belajar
bagaimana mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab sehingga ia dapat
memusatkan perhatiannya pada usaha pembinaan program pengajaran.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, harus mampu mengelola sarana
dan prasarana pendidkan, pelayanan khusus sekolah dan fasilitas-fasilitas
pendidikan lainnya sedemikian rupa sehingga guru-guru dan murid-murid
memperoleh kepuasan dalam melaksanakan tugasnya.

15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kepemimpinan pendidikan sebagai “ satu kemampuan dan proses
mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang-orang
lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang
dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran.
B. Saran
Syarat bagi pemimpin pendidikan, dalam hal ini adalah kepala sekolah,
adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat memimpin
sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah, juga diharapkan
menjadi pemimpin dan inovator di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala
sekolah hendaknya memiliki kualitas kepemimpinan yang baik agar signifikan
bagi keberhasilan sekolah.
Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus memenuhi syarat-syarat untuk
menjadi pemimpin pendidikan, memiliki keterampilan memimpin dan
keterampilan hubungan insane serta menerapkan model kepemimpinan yang
baik sesuai dengan karakteristik dirinya, karena sesungguhnya keberhasilan
suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas
penampilan seorang kepala sekolah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Afid.2014. Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan (diakses pada


ukul 10.00 WIB Tanggal 15 Oktober 2020)
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/11/konsep-dasar-
kepemimpinan-
pendidikan/#:~:text=Sedangkan%20kepemimpinan%20pendidikan%20ada
lah%20suatu,efisien%20dan%20efektif%20di%20dalam
Chiwankraja.2017. Kepemimpinan Pendidikan. (diakses pada ukul 11.00 WIB
Tanggal 15 Oktober 2020)
https://chiwankraja.blogspot.com/2017/08/kepemimpinan-pendidikan.html

17

Anda mungkin juga menyukai