Anda di halaman 1dari 12

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Profesionalisasi Profesi Konseling
Dosen Pengampu: Mohamad Aji Prasetia, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Tasya Azizah Anwar 0303181004


Ummi Hayati 0303181026
Addinni Dzulqodwi 0303181034
Wiza Azuanni 0303183177
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt atas segala limpahan rahmat, inayah,
dan ilhamnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas dari dosen Mohamad Aji Prasetia, M.Pd. selaku Dosen pengampu
mata kuliah “PROFESIONALISASI PROFESI KONSELING”

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah PROFESIONALISASI PROFESI KONSELING yang
berjudul Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalm Pendidikan. Penulis berharap,
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca sehingga
penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga lebih baik untuk
kedepannya.

Medan, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Kedudukan atau Posisi Bimbingan dan Konseling Dalam Dunia Pendidikan......3


B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling Secara Formal dan Dalam Setting
Pendidikan Formal.................................................................................................5
BAB III PENUTUP.........................................................................................................7

A. Kesimpulan............................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.
Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan
mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan
fasilitas yang dimiliki. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk
mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa). Pendidikan yang hanya
melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang
bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil
dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan  atau kematangan
dalam aspek psikososiospiritual.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi
yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain
sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat
lepas dari masalah.
Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar
dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.
Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan
pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai
profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid
mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.
Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari suatu program
institusional yang disajikan di lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah tertentu. Bila diperhatikan faktor-faktor yang melatar belakangi
perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga
pendidikan, maka nampaknya kehadiran pelayanan bimbingan dan konseling
tidak hanya merupakan keharusan, tetapi juga menuntut suatu lembaga dan
tenaga profesional dalam pengelolaannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kedudukan atau Posisi Bimbingan dan Konseling Dalam Dunia
Pendidikan?
2. Bagaimana Kedudukan Bimbingan dan Konseling Secara Formal dan Dalam
Setting Pendidikan Formal?
3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kedudukan atau Posisi Bimbingan dan Konseling Dalam
Dunia Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Kedudukan Bimbingan dan Konseling Secara Formal dan
Dalam Setting Pendidikan Formal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan atau Posisi Bimbingan dan Konseling Dalam Dunia Pendidikan


Bila diperhatikan faktor – faktor yang melatar belakangi perlunya pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan, maka nampaknya
kehadiran pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya merupakan
keharusan, tetapi juga menurut suatu lembaga dan tenaga profesional dalam
pengelolaannya. Pembahasan berikut ini akan mengemukakan uraian tentang
kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan dan bagaimana pula
peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan serta beberapa alternatif
pengelolaannya.
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga komponen yang tidak dapat
terpisahkan yaitu:
1. Bidang  Administrasi dan kepemimpinan
2. Bidang pengajaran
3. Bidang pemberian bantuan.
Kalau salah satu dari kompnen tersebut tidak  bekerja atau tidak berfungsi
secara normal, maka tujuan pendidikan yang diharapkan tidak tercapai dengan
baik. Untuk lebih jelasnya akan kami jelaskan mengenai tiga komponen diatas
sebagai berikut:
1. Bidang administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini merupakan bidang yang melaksanakan masalah administratif dan
kepemimpinan pada suatu sekolah, yaitu masalah yang menyangkut
pelaksanaan pendidikan secara baik. Tanggung jawab bidang ini mencakup
kegiatan-kegiatan perencanaan organisasi, pembiayaan, pembagian tugas
staff/personalia, perlengkapan dan pengawasan. Pada umumnya bidang ini
merupakan tanggung jawab pimpinan dan para petugas administrasi lainnya.
2. Bidang pengajaran
Bidang ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran. Para guru
merupakan petugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan bidang ini.

3
Bidang ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan
sikap kepada peserta didik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat
kegiatan pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staff pengajaran
(staff edukatif).
3. Bidang pemberian bantuan
Bidang ini tidak kalah pentingnya dengan kedua bidang terdahulu, karena
bidang ini bertanggung jawab memberikan pelayanan siswa untuk
memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan. Murid
sangat memerlukan bantuan untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal.
Dengan demikian tiap komponen mempunyai tugas dan fungsi masing
-masing, tetapi dilaksanakan bersama – sama. Apabila salah satu komponen
tidak melaksanakan, maka proses pendidikan tidka berhasil dengan baik.
Misalnya di sekolah hanya diberikan sejumlah mata pelajaran saja, tanpa
administrasi dan supervisi yang baik maka tujuan pendidikan tidaka akan
tercapai. Demikian juga dengan masalah-masalah itu hanya bisa
dipecahkan  melalui bidang kegiatan pemberian bantuan, melalui program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Dengan melihat kenyataan di sekolah, ada beberapa faktor yang menyebabkan
perlunya pelaksanaan bimbingan antara lain:
1. Guru sebagai pengajar tidak mungkin  dapat menyelesaikan beberapa masalah
tertentu dalam pendidikan dan pengajaran.
2. Ada beberapa kegiatan dalam rangka mendidik siswa, yang harus dilakukan
petugas sekolah lain yang bukan guru.
3. Antara guru dan siswa kadang –kadang terjadi konflik, hal ini memerlukan
bantuan pihak ketiga untuk  memecahkannya.
Dalam situasi tertentu juga dirasakan perlunya suatu wadah atau lembaga
yang menampung dan menyelesaikan masalah-masalah peserta didik yang tidak
dapat tertampung dan terselesaikan oleh para pendidik. Misalnya, bila terjadi ada
seorang siswa yang menghadapi masalah pribadi yang cukup serius. Para
pendidik kadang-kadang merasa bukan wewenangnya untuk membantu peserta
didik tersebut. Sehingga bilamana bidang pembinaan pribadi –bimbingan dan

4
konseling- tidak ada atau tidak berfungsi, peserta didik tersebut akan tetap dalam
keadaan bermasalah, karena tidak adanya wadah dan tenaga yang dapat
membantunya dalam menyelasaikan masalah yang dihadapinya. Dari uraian
terdahulu jelaslah bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan, program
bimbingan dan konseling merupakan keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari
program pendidikan pada umumnya. Apalagi dalam situasi formal itu tidaka
hanya membekali para siswa dengan setumpuk ilmu pengetahuan saja, tetapi
juga mempersiapkan para peserta didik untuk memenuhi tuntutan perubahan
serta kemajuan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sebagaimana
dikemukakan pada uraian terdahulu, bahwa perubahan dan kemajuan ini akan
menimbulkan masalah, khususnya bagi para peserta didik itu sendiri, dan
umumnya bagi pihak- pihak yang terlibat di dalam dunia pendidikan. Para
peserta didik akan menghadapi masalah pemilihan spesialisasi, pemilihan
jurusan, pemilihan program, masalah belajar, masalah penyesuaian diri, masalah
pribadi dan sosial dan lain sebagainya yang membutuhkan penanganan dan
bantuan dari bidang pembinaan pribadi, yang merupakan bagian integral darti
keseluruhan sistem pendidikan formal.
B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling Secara Formal dan Dalam Setting
Pendidikan Formal
1. Kedudukan Bimbingan dan Konseling secara formal
Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem
Pendidikan di Indonesia, antara lain :
a. UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”
b. PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab
X pasal 25 ayat 1 yang menyatakan :
“Bimbingan adalah bantuan peserta didik untuk memahami diri, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan” “Bimbingan dilaksanakan
oleh guru pembimbing”
c. UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6

5
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, dan konselor, widyaiswara, pamong belajar, fasilitator dan
sebutan lain sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan”
2. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Setting Pendidikan Formal
Pemetaan layanan BK seperti yang tertera pada gambar di atas,
menampilkan dengan jelas kesejajaran antara posisi layanan BK yang
memandirikan dengan layanan manajemen pendidikan dan layanan
pembelajaran yang dibingkai oleh kurikulum khusus sistem persekolahan
sebagai bentuk kelembagaan dalam jalur pendidikan formal. Wilayah
bimbingan dan konseling yang memandirikan menjadi tanggung jawab
konselor.
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang
berarti terhadap pengajaran. Misalnya, siswa dapat mencapai prestasi belajar
yang optimal apabila terbebas dari masalah-masalah yang dapat mengganggu
proses belajarnya. Pembebasan masalah tersebut dapat dilakukan melalui
pelayanan bsssssimbingan dan konseling. Materi layanan bimbingan dan
konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan
individualitas siswa.
Pelayanan bimbingan dan konseling juga memberikan sumbangan dalam
manajemen dan supervisi. Misalnya, berkaitan dengan penyusunan kurikulum,
pengembangan program-program belajar, pengambilan belajar yang tepat dalam
rangka penciptaan iklim sekolah yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan
kebutuhan dan perkembangan siswa.
Begitu pula sebaliknya, bidang pengajaran, manajemen, dan supervisi
memberikan sumbangan besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling. Jika
ketiganya berjalan dengan baik, maka akan mencegah timbulnya masalah pada
siswa juga sebagai wahana pengentasan masalah-masalah siswa.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bila diperhatikan faktor – faktor yang melatar belakangi perlunya pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan, maka nampaknya
kehadiran pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya merupakan
keharusan, tetapi juga menurut suatu lembaga dan tenaga profesional dalam
pengelolaannya. Pembahasan berikut ini akan mengemukakan uraian tentang
kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan dan bagaimana pula
peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan serta beberapa alternatif
pengelolaannya. Dalam dunia pendidikan terdapat tiga komponen yang tidak
dapat terpisahkan yaitu: Bidang  Administrasi dan kepemimpinan, Bidang
pengajaran, Bidang pemberian bantuan.
2. UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui bimbingan
dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”
PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X
pasal 25 ayat 1 yang menyatakan :
“Bimbingan adalah bantuan peserta didik untuk memahami diri, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan” “Bimbingan dilaksanakan oleh
guru pembimbing”
Pemetaan layanan BK seperti yang tertera pada gambar di atas, menampilkan
dengan jelas kesejajaran antara posisi layanan BK yang memandirikan dengan
layanan manajemen pendidikan dan layanan pembelajaran yang dibingkai oleh
kurikulum khusus sistem persekolahan sebagai bentuk kelembagaan dalam jalur
pendidikan formal. Wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan
menjadi tanggung jawab konselor. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat
memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya, siswa
dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila terbebas dari masalah-
masalah yang dapat mengganggu proses belajarnya. Pembebasan masalah

7
tersebut dapat dilakukan melalui pelayanan bsssssimbingan dan konseling.
Materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
penyesuaian pengajaran dengan individualitas siswa.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.


Umi Rohmah. 2011. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Ponorogo: STAIN PO Press.

Anda mungkin juga menyukai