Analisis Lapangan b. Upaya pemerintah untuk mengatasi kemiskinan c. bagaimana efektivitasnya? d. Apa yang menyebabkan wilayah timur mempunyai tingkat kemiskinan tinggi dan upaya apa yg harus dilakukan?
a. Menurut saya, meskipun Indonesia dinyatakan mengalami penurunan tingkat
kemiskinan dari tahun ke tahun, namun pada faktanya dilapangan, Indonesia masih terjerat dalam lingkaran kemiskinan. Data BPS menyatakan bahwa secara umum, pada periode 1999-maret 2020 tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentasenya, dengan perkecualian pada bulan Maret 2006, September 2013 Maret 2015 dan Maret 2020. Namun, dalam mengukur tingkat kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan (basic needs method). Yang mana dengan pendekatan ini, kemiskinan itu dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Sedangkan menurut saya, Kemiskinan juga harus dilihat dari standar hidup yang dimiliki masyarakat, misalnya bagaimana kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Pendidikan, kesehatan, sanitasi (pemberdayaan kualitas air bersih), serta beban tanggungan yang dimiliki. Faktanya, pada saat ini, meskipun tingkat partisipasi Pendidikan oleh anak usia sekolah di Indonesia itu meningkat pada tiap tahunnya namun masih banyak juga anak-anak yang mengalami putus sekolah atau bahkan tidak melanjutkan pendidikannya. Alasannya adalah karena ketidakmampuan orang tuanya untuk membiayai kebutuhan sekolah. Terlebih di masa pandemi COVID-19 ini menjadi faktor penyebab putusnya sekolah, karena tingkat pendapatan yang semakin menurun akibat dampak dari pandemi. Tingkat perhatian masyarakat terhadap kesehatan juga rendah, salah satunya disebabkan karena kenikan iuran BPJS Kesehatan di tahun 2021 yang mengacu pada ketentuan Perpres Nomor 64 Tahun 2020. Faktos sanitasi dan tingkat beban tanggungan juga menjadi komponen kemiskinan. Selain dari terbatasnya persediaan air bersih, tingkat sanitasi di Indonesia juga mengkhawatirkan. Laporan sanitasi ASEAN Key Figure menempatkan Indonesia di peringkat terakhir di antara negara anggota ASEAN pada tahun 2018. Menurut laporan tersebut, penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak hanya sebesar 69,3% dari total penduduk. Rendahnya tingkat sanitasi tidak hanya mempercepat penyebaran virus COVID-19, tetapi juga meningkatkan resiko komplikasi bagi para pasien. Di era pandemi ini, angka kelahiran anak di Indonesia juga semakin tinggi, hal tersebut berdampak pada semakin bertambahnya tingkat beban tanggungan yang dimiliki sehingga tingkat pengeluaran akan kebutuhan pun semakin bertambah. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia masih terjerat dalam rantai kemiskinan dilihat dari fakta beberapa komponen tersebut.
b. Pada Maret 2020, Indonesia melakukab beberapa program penanggulangan
kemiskinan di Indonesia. Program-program tersebut antara lain: 1) Kartu Keluarga Sejahtera Kartu ini berfungsi sebagai media penyaluran bantuan sosial dan subsidi. KKS ini juga sudah digunakan oleh Sebagian penerima PKH (Program Keluarga Harapan) untuk memanfaatkan bantuan melalui ATM atau Agen Bank yang ditunjuk dan penerima BAntuan Pangan untuk mengambil bantuannya di e-warung. Program ini dapat dikatakan cukup efektif karena semakin banyak masyarakat atau keluarga yang memiliki KKS dan menerima bantuan dari masyarakat.
2) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/program Sembako.
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/ adalah bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM). KPM akan menerima bantuan setiap bulan sebesar 110rb dalam bentuk e voucher dan bahan pangan lainnya sesuai jumlah dan kualitas yang diinginkan di e warong. Program ini juga cukup efektif, karena mampu mengurangi beban pengeluaran masyarakat melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan, memberikan gizi yang seimbang kepada peserta KPM, meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan pangan serta mendorong kearah pembangunan yang berkelanjutan. Sebagian besar penerima BPNT ini adalah kelompok menengah ke bawah. 3) Program Indonesia Pintar Program ini merupakan penyempurnaan dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Program Indonesia Pintar melalui pemberian kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah pemberian bantuan tunai Pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah (6- 21 tahun) yang berasal dari keluarga miskin atau anak yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.