Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembukaan UUD 1945 memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 (empat) alinea yang masing-masing memilki spesifikasi
tersendiri bila ditinjau dari segi nilainya. Alinea pertama, kedua, dan ketiga memuat
pernyataan yang tidak memilki hubungan dengan pasal-pasal di dalam UUD 1945. Bagian-
bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang
mendahului terbentuknya negara Indonesia.Sementara itu, alinea keempat memuat
pernyataan mengenai keadaan setelah negara Indonesia terbentuk dan alinea ini memiliki
hubungan dengan pasal-pasal UUD 1945.

Banyak diantara kita yang belum memahami pentingnya Pembukaan UUD 1945.
Sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengetahui arti Pembukaan UUD tersebu.
Oleh karena itukami mencoba kembali membahas mengenai arti dan pentingnya Pembukaan
UUD 1945. Semoga setelah kita mebahas materi ini, rasa patriotisme akan tumbuh dalam
jiwa kita.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakikat pembukaan UUD 1945,batang tubuh dan penjelasan UUD 1945?
2. Apa pengertian pembukaan, alinia dalam pembukaan, pokok pikiran dalam
pembukaan?
3. Apa penjelasan dari Bab dan Pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945
4. Bagaimana penjelasan dalam UUD 1945?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pembukaan UUD 1945,batang tubuh dan penjelasan UUD 1945.
2. Untuk mengetahui pengertian pembukaan,alinia dalam pembukaan,pokok pikiran
dalam pembukaan .
3. Untuk mengetahui penjelasan dari Bab dan Pasal-Pasal dalam batang tubuh UUD
1945.
4. Untuk mengetahui penjelasan dalam UUD 1945.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PEMBUKAAN UUD 1945, BATANG TUBUH DAN PENJELASAN


UUD 1945
1. Hakikat Pembukaan UUD 1945
1) Pembukaan UUD 1994 Sebagai Hukum Tertinggi

Kedudukan UUD 1945, dalam kaitanya dengan tertib hukum Indonesia, memiliki 2
aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya
tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi sementara kedudukan pancasila,
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dan segala
sumber hukum Indonesia.Maka seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus
bersumber pada pembukaan UUD 1945 yang mengandung asas kerohanian negara/dasar
filsafat negara RI.

2) Pembukaan UUD 1945

Pada alinea ke 4 pembukaan UUD 1945 memuat unsur-unsur yang memuat ilmu hukum
disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum yang dimaksud meliputi 4 hal :

a. Adanya kesatuan subjek, yaitu penguasaan yang mengadakan peraturan hukum.

b. Adanya kesatuan asas keraohanian, yang merupakan dasar dan keseluruhan peraturan-
peraturan hukum dan sumber dari segala sumber hukum

c. Adanya kesatuan daerah dimana peraturan-peraturan hukum itu berlaku.

d. Adanya kesatuan waktu, dimana sumber dari segala sumber berlaku.

Kedudukan pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Menjadi dasar tertib hukum, karena pembukaan UUD 1945 memberikan 4 syarat
adanya tertib hukum Indonesia.

2
2. Menjadi ketentuan hukum tertinggi sesuai dengan kedudukan sebagai asas hukum dasar
tertulis (UUD) maupun hukum dasar dasar tidak tertulis (konvensi) serta peraturan-peraturan
hukum lainya yang lebih rendah (notonagoro,1945:45)

3. Pembukaan UUD 1945 sebagai poko kaidah Negara yang fundamental.

Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang Fundamental yang menurut
Ilmu Hukum tata negara memiliki beberapa unsur mutlak, antara lain :

a. Darisegi isinya, pembukaan UUD 1945 memuat dasar-dasar pokok negara, sebagai
berikut :

· Dasar tujuan negara

· Ketentuan diadakanya UUD negara

· Bentuk negara

· Dasar Filsafat

b. Dalam hubungan dengan pasal-pasal (batang tubuh) UUD 1945

· Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat kedudukan yang terpisah dan batang tubuh
UUD 1945.Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi pada hakikatnya
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada batang tubuh UUD 1945.

4. Pembukan UUD 1945 tetap pada kelangsungan Hidup Negara RI Pembukaan UUD
1945 memiliki kedudukannyahkum yang kuat bahkan secara Yuridis tidak dapat diubah serta
melekat pada kelangsungan negara. Hal ini berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Menurut tata hukum

2. Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya

3. Selain dari segi Yuridis formal juga secara material

Pembukaan UUD yang terdiri dari 4 alinea itu menjadi sumber motivasi dan aspirasi
perjuangan dan tekad Indonesia,yang merupakan sumber dari cita hukum dan ciri moral yang
ingin ditegakkan,baik dalam lingkungan nasonal maupun dalam hubungannya dengan
pergaulan bangsa-bangsa di dunia.Tiap-tiap alinea dan kata katanya mengandung arti dan
makna yang sangat mendalam,serta mengandung nilai-nilai universal dan lestari. Dikatalan

3
mengandung nilai universal,karena mengandung nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-
bangsa beradap di selururh muka bumi,sedangkan dikatakan nilai lestari karena mampu
menampung dinamika masyarakat.
Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa
yang beradab di seluruh dunia. Kalimat di dalam Pembukaan tersebut berbunyi "Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan".
2. Batang tubuh

Batang tubuh UUD 194 merupakan peraturan negara yang memuat ketentuan-ketentuan
pokok dan menjadi salah satu sumber dari pada perundang-undangan lainnya. Bagian batang
tubuh undang undang dasar 1945 memuat pasal-pasal yang menciptakan pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam pembukaan undang-undang dasar 1945.Pokok-pokok pikiran
sebagaimanatelah diuraikan diatas meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia.
Pokok-pokok pikiran tersebut mewujudkan cita-cita hokum yang menguasai hokum dasar
Negara,baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.Dasar menciptakan
pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya.Bagian batang tubuh Undang-Undang Dasar
1945 terdiri 16 Bab, masing-masing bab tersebut dibagi lagi menjadi pasal-pasal yang
seluuruhnya ada 37 pasal,4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat tambahan yang merupakan dari
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, didalamnya memuat
materi yang dibedakan dalam 2 bagian, yaitu :
a) Berisikan materi pengaturan tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan negara
termasuk didalamnya pengaturan tentang kedudukan ,tugas, wewenang dan saling
berhbungan antara lembaga negara yang satu dengan yang lainnya.
b) Berisikan materi mengenai hubungan negara dengan warga negara dan penduduknya,
serta konsepsi negara diberbagai bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan.

4
3. Penjelasan UUD 1945

Naskah Resmi UUD 1945 telah disahkan oleh siding Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia dan berlaku untuk pertama kali pada tanggal 18 Agustus 1945. Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis. Disampingnya masih ada hukum tidak
tertulis yaitu “aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan
Negara,meskipun tidak tertulis”.

Undang-undang Dasar 1945 mengandung semangat sebagai perwujudan dari pokok-


pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Undang-Undang DAsar 1945
juga merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.Di dalam UUD 1945
berisi materi yang pada dasarnya dapat dibedakan antara empat hal,berikut ini

a) Pengaturan tentang system pemerintahan negara.


b) Ketentuan fungsi dan kedudukan lembaga negara.
c) Hubungan antara Negara dengan warga negaranya.
d) Ketentuan hal-hal lain sebagai pelengkap.

B. PENGERTIAN PEMBUKAAN,ALINEA DALAM PEMBUKAAN,POKOK


PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945

1. Pengertian pembukaan uud 1945

Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hasil pemikiran
para pendiri negara yang dilakukan dengan proses yang tidak mudah. Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat Pancasila sebagai dasar negara dan tujuan
nasional bangsa Indonesia. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan satu kesatuan dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu, Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak
dapat diubah karena di dalamnya terdapat dasar negara dan cita-cita luhur bangsa Indonesia
sehingga mengubah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sama dengan
melakukan pembubaran NKRI.Undang-Undang Dasar 1945 beserta pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam pembukaannya merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang
berlaku di Indonesia.Pembukaan UUD 1945 juga merupakan sumber motivasi dan aspirasi
perjuangan serta tekad bangsa Indonesia mencapai tujuannya.Di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat 4 alinea yang merupakan sumber hukum tertinggi.

5
2. Alinea dalam pembukaan
a) AlineaPertama
Berbunyi : “ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu,maka penjajahan diatas dunia hrus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan”
Alinea ini menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia
menghadapi masalah kemerdekaan melawan penjajah. Dengan pernyataan itu bukan saja
bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka tetapi jugaakan tetap beridiri dibarisan paling
depan untuk menentang dan menghapus penjajahan diatas dunia. Alinea ini
mengungkapkan suatu dalil obyektif,yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan,sehingga harus ditentang dan dihapuskan agar semua
bangsa di dunia dapat menjalankan hak kemerdekaan yang merupakan hak
asasinya.Selain itu alinea ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif yaitu aspirasi
bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajah.

b) Alinea kedua
Berbunyi: “ Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat indonesa ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia,yang merdeka,bersatu,berdaulat adil
dan makmur”.
Alinea ini menunjukkan adanya ketepatan dan ketajaman penilaian,yaitu :
1. Bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang
menentukan
2. Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
3. BAhwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus
diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka.

c) Alinea Ketiga
Berbunyi : “ Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur,supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,maka rakyat Indonesia
,menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

6
Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur serta pengukuhan dari proklamasi
kemerdekaan. Dan alinea ini juga menunjukkan ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Berkat Ridho-Nyalah bangsa Indonesia berhasil dalam
perjuangan mencapai kemerdekaan .

d) Alinea Keempat
Berbunyi : “ Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan
ikut melaksanakan kedamaian yang berdasarkan kemerdekaan,kedamaian abadi dan
keadilan social,maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia , yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: ketuhanan
yang maha esa,kemanusiaan yang adil dan beradab,persatuan Indonesia,kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,serta dengan
mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dengan rumusan ini mengandung adanya penegasan :
1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuan yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk
memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut
melaksanakan kedamaian yang berdasarkan kemerdekaan,kedamaian abadi dan
keadilan social.
2. Negara berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat
3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah pancasila yaitu ketuhanan yang
maha esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia ,Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan,perwakilan
dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia .

3. POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945

Tentang hal ini perhatikan rumusannya dalam Bab VII. Pembukaan UUD 1945
mengandung,7 pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam batang Tubuh UUD
1945,yaitu dalam bentuk pasal-pasalnya.

7
Pokok-pokok pikiran dimaksud terdiriatas 4 (empat) pokok pikiran, yaitu:

a) Pokok pikiran pertama: Persatuan.


Diterima aliran pengertian negara persatuan, kesatuan, penyelenggaraan dan setiap
warga negara mengutamakan kepentinga negara diatas kepentingan
golongan/pribadi.Hal ini berarti bahwa negara menghendaki persatuan dengan
menghilangkan faham golongan, mengatasi segala faham perseorangan. Dengan
demikian Pokok Pikiran Pertama merupakan penjelmaan Sila Ketiga Pancasila.
b) Pokok pikiran kedua: Keadilansocial.
Kesadaran bahwa bangsa Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.Hal ini merupakan
pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat. Dengan demikian Pokok Pikiran Kedua merupakan
penjelamaan Sila Kelima Pancasila.
c) Pokok pikiran ketiga:Kerakyatan.
Penyelenggaraan negara dari, oleh dan untuk rakyat.Hal ini menunjukkan bahwa
sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar haruslah berdasarkan atas
kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan. Pokok Pikiran
Ketiga merupakan penjelmaan Sila Keempat Pancasila
d) Pokok pikiran keempat :Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Mengandung isi yang mewajibkan pemerintah untuk memelihara budi pekerti luhur,
nilai moral, dan cita-cita bangsa dalam penyelenggaraan pemerintah.Hal ini
menunjukkan konsekuensi logis bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur, dan memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur.

8
C. BAB DAN PASAL PASAL DALAM BATANG TUBUH UUD 1945 DAN
PENJELASAN UUD 1945

Bab I
Bentuk dan kedaulatan Negara
Pasal 1
Menetapkan bentuk Negara kesatuan dan republik, mengandung isi pokok pikiran kedaulatan
rakyat.
Majelis Permusyawaratan Rakyat, ialah penyelenggara negara yang tertinggi. Majelis ini
dianggap sebagai penjelmaan rakyat, yang memegang kedaulatan Negara.
Bab II
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Pasal 1
Maksudnya ialah, supaya seluruh rakyat seluruh golongan, seluruh daerah akan mempunyai
wakil dalalm Majelis, sehingga Majelis itu akan betul-betul dapat dianggap sebagai
penjelmaan rakyat.
Yang disebut "golongan-golongan, " ialah badan-badan seperti Kooperasi, Serikat Sekerja
dan lain-lain Badan kolektif. Aturan demikian memang sesuai dengan aliran zaman.
Berhubung dengan anjuran mengadakan sistim kooperasi dalam ekonomi, maka ayat ini
mengingat akan adanya golongan-golongan dalam Badan-badan ekonomi.
Ayat 2
Badan yang akan besar jumlahnya, bersidang sedikit-dikitnya sekali dalam 5 tahun. Sedikit-
dikitnya, jadinya kalau perlu dalam 5 tahun tentu boleh bersidang lebih dari sekali dengan
mengadakan persidangan istimewa.
Pasal 3
Oleh karena Majelis Permusyawaratan Rakyat memegang kedaulatan Negara, maka
kekuasaannya tidak terbatas mengingat dinamik masyarakat, sekali dalam 5 tahun Majelis
memperhatikan segala yang terjadi dan segala aliran-aliran pada waktu itu dan menentukan
haluan-haluan apa yang hendaknya dipakai untuk dikemudian hari.

9
Bab III
Kekuasaan Pemerintah Negara
Pasal 4 ayat (1) dan pasal 5 ayat (2)
Presiden ialah Kepala kekuasaan eksekutif dalam Negara. Untuk menjalankan Undang-
undang, ia mempunyai kekuasaan untuk menetapkan Peraturan Pemerintah ("pouvoir
reglement").
Pasal 5 ayat 1
Kecuali "executive power", Presiden bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat
menjalankan "legislative power" dalam Negara.
Pasal-pasal: 6,7,8,9
Telah jelas.
Pasal-pasal 10,11,12,13,14,15
Kekuasaan-kekuasaan Presiden dalam pasal-pasal ini, ialah konsekwensi dari kedudukan
Presiden sebagai Kepala Negara.
Bab IV
Dewan Pertimbangan Agung
Pasal 16
Dewan ini ialah sebuah Council of State yang berwajib memberi pertimbangan-pertimbangan
kepada Pemerintah. Ia sebuah Badan Penasehat belaka.
Bab V
Kementerian Negara
Pasal 17
Lihat di atas.
Bab VI
Pemerintahan Daerah
Pasal 18
I. Oleh karena Negara Indonesia itu suatu "eenheidstaat," maka Indonesia tak akam
mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersifat "Staat" juga.
Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi, dan daerah propinsi akan dibagi pula
dalam daerah yang lebih kecil.
Daerah-daerah itu bersifat autonoom (streek - dan locale rechtsgemeenschappen) atau bersifat
daerah administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan Undang-
undang.

10
Di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah oleh karena
itu daerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan.
II. dalam territoir Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250 "Zelfbesturende
Landschappen" dan Volksgemeenschappeu seperti desa di Jawa dan Bali, negeri di
Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai
susunan asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagia daerah yang bersifat istimewa.
Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan
segala peraturan Negara yang mengenai daerah itu akan mengingati hak-hak asal-usul daerah
tersebut.
Bab VII
Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal-pasal: 19,20,21 dan 23
Lihat sub VII Penjelasan Umum
Dewan ini harus memberi persetujuannya kepada tiap-tiap rancangan Undang-undang dari
Pemerinta. Pun Dewan mempunyai hak inisiatif untuk menetapkan Undang-undang.
III. Dewan ini mempunyai juga hak begrooting pasal 23. Dewan ini, Dewan Perwakilan
Rakyat mengontrol Pemerintah.
Harus diperingati pula, bahwa semua anggauta Dewan ini merangkap menjadi anggauta
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 22
Pasal ini mengenai "noodberordeningsrecht" Presiden. Aturan sebagai ini memang perlu
diadakan agar supaya keselamatan Negara dapat dijamin oleh Pemerintah dalam keadaan
yang genting, yang memaksa Pemerintah untuk bertindak lekas dan tepat. Meskipun
demikian, Pemerintah tidak akan terlepas dari Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh
karena itu Peraturan Pemerintah dalam pasal ini, yang kekuatannya sama dengan Undang-
undang harus disyahkan pula oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Bab VIII
Hal Keuangan
pasal 23 Ayat 1,2,3,4
Ayat 1 memuat hak Begrooting Dewan Perwakilan Rakyat.
Cara menetapkan anggaran pendapatan dan belanha adalah suatu ukuran bagi sifat
pemerintahan Negara. Dalam Negara yang berdasar fasisme, anggaran itu ditetapkan semata-
mata oleh Pemerintah. Tetapi dalam Negara demokrasi atau dalam Negara yang berdasarkan

11
kedaulatan rakyat, seperti Republik Indonesia anggaran pendapatan dan belanja itu ditetapkan
dengan Undang-undang. Artinya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Betapa caranya Rakyat - sebagai bangsa - akan hidup dan dari mana didapatnya belanja buat
hidup, harus ditetapkan oleh Rakyat itu sendiri, dengan perantaraan Dewan Perwakilannya.
Rakyat menentukan nasibnya sendiri, karena itu juga cara hidupnya.
Pasal 23 menyatakan, bahwa dalam hal menetapkan pendapatan dan belanja kedudukan
Dewan Perwakilan Rakyat lebih kuat dari pada kedudukan Pemerintah. Ini tanda kedaulatan
Rakyat.
Oleh karena penetapan belanja mengenai hak Rakyat untuk Menentukan nasibnya
sendiri, maka segala tindakan yang menempatkan beban kepada Rakyat, sebagai pajak dan
lain-lainnya, harus ditetapkan dengan Undang-undang, yaitu dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat. Juga tentang hal macan dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-
undang. Ini penting karena kedudukan uang itu besar pengaruhnya atas masyarakat. Uang
terutama ialah alat penukar dan pengukur harga. Sebagai alat penukar utnuk memudahkan
pertukaran - jual beli - dalam masyarakat.
Berhubung dengan itu perlu ada macam dan rupa uang yang diperlukan oleh Rakyat
sebagai pengukur harga untuk dasar menetapkan harga masing-masing barang yang
dipertukarkan. Barang yang menjadi pengukur harga itu, mestilah tetap harganya jangan
naik-turun karena keadaan uang yang teratur. Oleh karena itu keadaan uang itu harus
ditetapkan dengan undang-undang.
Berhubung dengan itu kedudukan Bank Indonesia yang akan mengeluarkan dan
mengatur peredaran uang kertas, ditetapkan dengan Undang-undang.
Ayat 5
Cara Pemerintah mempergunakan uang belanja yang sudah disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat harus sepadan dengan keputusan tersebut. Untuk memeriksa tanggung jawab
Pemerintah itu perlu ada suatu badan yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah.
Suatu Badan yang tunduk kepada Pemerintah tidak dapat melakukan kewajiban yang seberat
itu. Sebaliknya badan itu bukanlah pula badan yang berdiri di atas Pemerintah.
Sebab itu kekuasaan dan kewajiban Badan itu ditetapkan dengan Undang-undang.

12
Bab IX
Kekuasaan Kehakiman
Pasal 24 dan 25
Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artunya terlepas dari pengaruh
kekuasaan Pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam Undang-undang
tentang kedudukannya para hakim.
Bab X
Warga Negara
Pasal 26
Ayat 1
Orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda, peranakan Tionghoa dan
peranakan peranakan, yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai
ktanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia, dapat menjadi warga
negara.
Ayat 2
Telah jelas.
Pasal 27,30,31 ayat 1
Telah jelas.
(Pasal-pasal ini mengenai hak-haknya warga negara).
Pasal 28,29 ayat 1,34
Pasal-pasal ini mengenai kedudukan penduduk.
Pasal-pasal, baik yang hanya mengenai warga negara maupun yang mengenai seluruh
penduduk memuat hasrat bangsa Indonesia untuk membangunkan negara yang bersifat
demokratis dan yang hendak menyelenggarakan keadilan sosial dan peri-kemanusiaan.

Bab XI
Agama
Pasal 29 ayat 1
Ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bab XII
Pertahan Negara
Pasal 30
Telah jelas

13
Bab XIII
Pendidikan
Pasal 31 ayat 2
Telah jelas
Pasal 32
Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi-daya Rakyat
Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa.
Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia.
Bab XIV
Kesejahteraan sosial
Pasal 33
Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua di bawah pimpinan atau penilikan anggauta-anggauta masyarakat. Kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab itu perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas usaha kekeluargaan. Bangun perusahaan yang
sesuai dengan itu ialah koperasi.
Perekonomian berdasar atas demokrasi, kemakmuran bagi segala orang. Sebab itu cabang-
cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus
dikuasai Negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang seorang yang berkuasa
dan rakyat yang banyak ditindasnya.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Telah cukup jelas, lihat di atas.
Bab XV
Bendera dan Bahasa
Pasal 35 dan pasal 36
Telah jelas.

14
Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan
baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sundan, Madura dan sebagainya) bahasa-bahasa itu akan
dihornati dan dipelihara juga oleh Negara.
Bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.
Bab XVI
Perubahan Undang-undang Dasar Tahun 1945
Pasal 37
Telah jelas.
Aturan Peralihan
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan
yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini.
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Aturan Tambahan
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan
status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat tahun 2003.
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kedudukan UUD 1945, dalam kaitanya dengan tertib hukum Indonesia, memiliki 2
aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya
tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi sementara kedudukan pancasila,
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dan segala
sumber hukum Indonesia.Maka seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus
bersumber pada pembukaan UUD 1945 yang mengandung asas kerohanian negara/dasar
filsafat negara RI.

Pada alinea ke 4 pembukaan UUD 1945 memuat unsur-unsur yang memuat ilmu
hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum yang dimaksud meliputi 4 hal :

a. Adanya kesatuan subjek, yaitu penguasaan yang mengadakan peraturan hukum.

b. Adanya kesatuan asas keraohanian, yang merupakan dasar dan keseluruhan peraturan-
peraturan hukum dan sumber dari segala sumber hukum

c. Adanya kesatuan daerah dimana peraturan-peraturan hukum itu berlaku.

d. Adanya kesatuan waktu, dimana sumber dari segala sumber berlaku.

B. SARAN

Adapun dari penulisan ini kami selaku penulis menyarankan kepada generasi muda
agar tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara ikut serta serta berpartisipasi
dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dan mencontohkan semnagat para pahlawan terdahulu
dalam kehidupan sehari-hari. Seluruh warga Indonesia wajib menghargai dan menghormati
jasa para pahlawan Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Daryono, dkk. 2008. Pengantar pendididikan pancasila dan kewarganegaraan. Jakarta:


RinekaCipta

Winataputra,Udin,dkk.2009.MateridanBahanAjar MateriSD .Jakarta:UT

17

Anda mungkin juga menyukai