Anda di halaman 1dari 12

MOTIVASI DALAM KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V (LIMA)
NAMA : 1. FARIS KURNIAWAN BATEE
2. ANI SIFITRI WARUWU
3. SETIANI LASE
KELAS : B
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :
INTEGRASI ANUGRAH BATE’E, M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Penulis mempersembahkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “MOTIVASI DALAM KEPEMIMPINAN”. Pembuatan makalah ini merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini, khususnya kepada Bapak Integrasi Anugrah
Bate’e, M.Pd. sebagai dosen pengampu pada mata kuliah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis merasa dan menyadari sepenuhnya masih
banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian.

Gunungsitoli, 26 Maret 2020


Penulis,

Kelompok 5 (Lima)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Definisi Motivasi..................................................................................................... 3
B. Konsep Motivasi .................................................................................................... 3
C. Teori – Teori Yang Menjelaskan Motivasi ............................................................. 4
D. Motivasi Berprestasi .............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9


A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan
berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang
cenderung hidup dan terlibat didalam anggota kemasyarakatan. Organisasi didalam
kehidupan tampak begitu beragam baik didalam kehidupan, kehidupan rumah tangga
hingga tingkat organisasi yang lebih kompleks yaitu organisasi didalam dunia kerja.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang
terpenting dari seluruh unsur organisasi, karena hanya manusia yang memiliki sifat
kedinamisan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik,
makadiperlukan sumber merupakan energi, tenaga dan kekuatan yang diperlukan
untuk menciptakan aktivitas ataupun kegitan. Sumber daya itu antara lain sumber daya
alam, sumber daya finansial, sumber daya terpenting ialah sumber daya manusia
(wirawanl 2009). Sumber daya manusia dianggap penting karena dapat mempengaruhi
efisiensi dan efektivitas organisasi, serta merupakan pengeluaran pokok organisasi
dalam menjalankan kegiatannya. Sumber daya manusia merupakan orang – orang
yang bekerja dalam suatu organisasi sudah seharusnya mendapat perhatian supaya
perjalanan organisasi tersebut sesuai yang diharapkan. Perhatian yang dimaksud dalam
hal ini adalah motivasi. Motivasi memiliki peran penting dalam membangun kinerja
seseorang lebih maksimal. Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dibahas
mengenai pentingnya motivasi didalam organisasi, dan alasan inilah yang menjadi
dasar pemikiran dalam menyelesaikan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi menurut para ahli?
2. Seberapa pentingnya motivasi dalam organisasi?
3. Bagaiman proses timbulnya motivasi dalam organisasi?
4. Apa saja teori – teori motivasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi.
2. Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam organisasi.
3. Untuk mengetahui proses timbulnya motivasi dalam organisasil.
4. Untuk mengetahui teori – teori tentang organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
MOTIVASI DALAM KEPEMIMPINAN

A. Definisi Motivasi
Secara umum motivasi diartikan sebagai alat dan cara untuk membangkitkan minat atau
keinginan untuk berbuat sesuatu yang dianggap memberikan manfaat bagi seseorang maupun
orang lain. Motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Menurut RA. Supriyono dalam buku Syamsu dan Novianty (2017:84) motivasi adalah
“kemampuan untuk berbuat” sesuatu, sedangkan motif adalah “kebutuhan, keinginan,
dorongan untuk berbuat sesuatu”. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, di
antaranya stimuli kekuatan dan aspek instrinsik seorang individu. Hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa stimuli eksternal dapat mempengaruhi motivasi, hanya saja motivasi
adalah cerminan dari reaksi seseorang terhadap suatu stimuli.
Menurut Nuttin dalam buku abdul rahman (2017:43) motivasi didefinisikan sebagai
“suatu potensi untuk mengarahkan tingkah laku yang dibangun atas system yang mengintrol
emosi “ dan potensi ini mungkin diwujudkan dalam bentuk kognisi, emosi, atau tingkah laku”
Jadi motivasi dapat disimpulkan sebagai observasi tingkah laku. Apabila seseorang
mempunyai motivasi positif maka ia akan (1) memperlihatkan minat, mempunyai perhatian
dan ingin berpartisipasi, (2) bekerja, serta memberikan waktu yang banyak kepada usaha
tersebut, dan (3) berusaha terus bekerja sampai tugas terselesaikan.
Berdasarkan sumbernya motivasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu:
1. motivasi instrinsik, yaitu jenis motivasi yang sumbernya datang dari dalam diri orang yang
bersangkutan, dan
2. motivasi ekstrinsik ialah jenis motivasi yang apabila sumbernya datang dari lingkungan
diuar diri orang yang bersangkutan.

B. Konsep Motivasi
Kajian kepustakaan mengenai efisiensi internal menurut Frantz (1988) dalam buku
Syamsu dan Novianty (2017:84) menemukan beberapa unsur dari efisiensi-X seperti yang
disebutkan di bawah ini :
1. kajian produktifitas
2. alokasi sumber daya
3. faktor pendekatan manajemen
2
Dari sudut pandang ekonomi terdapat empat unsur kunci yang merupakan konsep usaha
di tempat kerja, antara lain :
1. Aktivitas (A) yang merupakan pekerjaan seseorang
2. Kecepatan (K) melakukan aktivitas
3. Presisi (P) melakukan pekerjaan yang berkualitas
4. Pola waktu (W) atau ritme melakukan pekerjaan

B. Teori Yang Menjelaskan Motivasi


Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, diantaranya :
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar
pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan yaitu :
a. Kebutuhan isiologikal (physiological needs), seperti: lapar, haus, istirahat dan sex
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual
c. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
d. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan
e. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan seseorang
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata

2. Teori Mc Clelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)


Dari Mc Clelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need
for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut Mc Clelland karakteristik orang
yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
a. preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat
b. menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka
c. timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain
d. menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan
dengan mereka yang berprestasi rendah

3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)


Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori
Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu :
E = Existence (kebutuhan akan eksistensi),
R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan

3
G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika diperhatikan secara saksama, maka teori Alfeder menunjukkan bahwa:
a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk
memuaskannya
b. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila
kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan
c. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
d. Pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena
menyadari keterbatasannya seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif
yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang
mungkin dicapainya

4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)


Salah seorang pakar bernama Herzberg menyumbangkan perannya dalam
mengembangkan teori motivasi, yang juga dikenal dengan “Model Dua Faktor”. Teori ini
lebih lanjut terbagi menjadi dua, yakni faktor mtivasional dan faktor hygiene atau
“pemeliharaan”
a. Faktor Motivasional
Fakor motivasional merujuk pada aspek-aspek intrinsik seseorang yang mendukung
pencapaiannya. Contohnya: pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih,
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
b. Faktor Hygiene
Faktor hygiene atau pemeliharaan berasal dari luar individu atau bersifat ekstrinsik.
Faktor ini mempengaruhi perilaku individu dalam kehidupannya.

5. Teori Keadilan
Teori ini pada dasarnya memandang bahwa manusia memiliki dorongan untuk
menghapus kesenjangan antara usaha yang dilakukan untuk kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Dengan kata lain, jika seorang pegawai berpikir bahwa
imbalannya tidak sesuai maka kemungkinan berikut bisa saja terjadi :
a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya
c. Jika tidak memungkinkan, seseorang bisa saja mundur dari jabatannya untuk
menghapus perasaan kecewa.

6. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)


Dalam teorinya, Edwin Locke menjabarkan empat macam mekanisme motivasional
dalam menetapkan suatu tujuan, yaitu:

4
a. tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
b. tujuan-tujuan mengatur upaya
c. tujuan-tujuan meningkatkan persistensi, dan
d. tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan

7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )


Victor H. Vroom, melalui bukunya yang berjudul “Work And Motivation”,
mengemukakan suatu teori yang disebut “Teori Harapan”. Teori ini menjelaskan motivasi
sebagai hasil proses dari target yang ingin dicapai dan perkiraan seseorang bahwa
usahanya akan membawa individu tersebut kepada hasil yang ingin diperolehnya. Dengan
kata lain, melalui keinginan yang kuat serta didukung oleh situasi yang memungkinkan,
seseorang akan berusaha keras untuk mencapai target tersebut.

8. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi


Teori ini menggambarkan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) individu tersebut. Faktor
internal meliputi : persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi,
kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang dihasilkan. Sementara itu,
faktor eksternal mencakup:
a. jenis dan sifat pekerjaan
b. kelompok kerja dimana seseorang bergabung
c. organisasi tempat bekerja
d. situasi lingkungan pada umumnya
e. sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
Motivasi merupakan bagian dari komunikasi, manajemen dan kepemimpinan.
Tindakan yang dilakukan seseorang didasari oleh motif. Teori efisiensi-X menyatakan
bahwa “perusahaan atau organisasi secara internal efisien, yang berarti bahwa perusahaan
atau organisasi itu menghasilkan keluaran (output) maksimal bagi seperangkat sumber
daya tertentu (kadang-kadang disebut eisiensi teknis)”. Asumsi demikian memunculkan
asumsi lain bahwa organisasi pasti meminimalisir biaya.

C. Motivasi Berprestasi
Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi selamanya berusaha memilih bekerja
untuk tugas-tugas yang mempunyai derajat tantangan yang sedang sampai ke yang sulit,
karena mereka menginginkan adanya keberhasilan.
Artinya, mereka tidak menyenangi tugas yang mudah dan tidak memberi tantangan, atau
mereka yang memiliki tipe-tipe motivasi berprestasi ini dalam melaksanakan tugas tidak

5
memiliki prinsip dalam pelaksanaan tugas asal jadi saja. Sebaliknya untuk melakukan tugas-
tugas yang sangat sulit sekalipun mereka secara sportif tidak mau bilamana mereka meyakini
bahwa tugas tersebut sulit untuk dilaksanakan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di dalam bekerja melaksanakan tugas mereka
tidak berspekulasi dan tidak bersifat untung-untungan, oleh karena semua tujuan mereka
bersifat realitas apabila berhasil maka mereka akan cenderung untuk meningkatkan
aspirasinya sehingga dapat meningkat ke arah tugas-tugas yang lebih sulit.
Dalam teori harapan Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa
yang digambarkan sebagai kemampuan bersenyawa (valence), alat perantara
(instrumentality). Dan harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah pilihan lebih
baik seseorang akan tercapainya hasil tertentu. Hasil tersebut misalnya, produktivitas tinggi.
Namun itu pun hanya dinilai pada suatu batas yang dapat membantu orang tersebut mencapai
hasil-hasil lain, seperti kenaikan gaji atau kenaikan pangkat. Sejauh mana hasil kedua dapat
dicapai, dirumuskan sebagai alat perantara. Terakhir, harapan berhubungan dengan
kekuatan kepercayaan orang itu bahwa kegiatan-kegiatan tertentu membawa hasil tertentu.

Terdapat lima macam karakteristik dasar dari motivasi kerja yang berkenan dengan
pengawai, yaitu:
1. Usaha (Effort)
Merupakan kekuatan dari perilaku kerja seseorang atau seberapa besar upaya yang
dikeluarkan sesorang dalam mengerjakan sesuatu pekerjaanya.
a. Berada pada posisi berkuasa melebihi oranglain
b. Memperoleh control informasi dan sumber daya
c. Mengalahkan lawan atau musuh
2. Kebutuhan untuk berprestasi
a. Melakukan sesuatu lebih baik dari pada pesaing
b. Memperoleh atau melewati sasaran yang sulit
c. Memecahkan masalah yang kompleks
d. Menyelesaikan tugas yang menantang dengan berhasil
e. Mengembangkan cara terbaik untuk melakukan sesuatu
3. Kebutuhan yang afiliasi
a. Disukai banyak orang
b. Diterima sebagai bagian kelompok atau tim
c. Bekerja dengan orang yang ramah dan kooperatif

6
d. Mempertahankan hubungan yang harmonis dan mengurangi konflik
e. Berpatisipasi dalam aktivitas sosial yang menyenangkan\
4. Kebutuhan keamanan
a. Mempunyai pekerjaan yang membawa rasa aman
b. Dilindungi dari kehilangan penghasilan atau masalah ekonomi
c. Mempunyai perlindungan dari sakit dan cacat
d. Dilindungi dari gangguan fisik dan kondisi berbahaya
e. Menghindari tugas atau keputusan dengan resiko kegagalan
5. Kebutuhan akan status
a. Mempunyai mobil yang tepat dan mengenakan pakaian yang tepat
b. Bekerja pada organisasi yang tepat dengan pekerjaan yang tepat
c. Mempunyai gelar dari Universitas ternama
d. Tinggal dalam lingkungan yang tepat (termasuk dalam klub elit)
e. Mempunyai hak istimewa eksekutif.

7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi merupakan bagian dari komunikasi Manajemen Dan Kepemimpinan,
tindakan yang dilakukan seseorang didasari oleh motif. Teori efisiensi-X menyatakan
bahwa“perusahaan atau organisasi secara internal efisien, yang berarti bahwa perusahaan atau
organisasi itu menghasilkan keluaran (output) maksimal bagi seperangkat sumber daya
tertentu (kadang-kadang disebut eisiensi teknis)”. Asumsi demikian memunculkan asumsi lain
bahwa organisasi pasti meminimalisir biaya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Abdul. Kadir, Syaiful. 2017.Kepemimpinan Pendidikan dan Budaya Mutu.


Gorontalo: Zahir Publishinh

Haris, Abd. 2013.Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya :..............

Badu, Q. Syamsu. Djafri, novianty. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.


Gorontalo : Ideas publishino.

Rarnasari , Langgeng, Sri. Hartati, Yenni. 2019. Manajemen Kinerja Dalam Organisasi.
Jakarta : Qiara Media.

Anda mungkin juga menyukai