Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM I

TEKNOLOGI PASCAPANEN
“MEMPERCEPAT PROSES PEMATANGAN BUAH PISANG DENGAN
KARBIT”

KELOMPOK 8
WARDIMAN SYAMSIR
08220140018

LABORATORIUM TEKNOLOGI PASCAPANEN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengertian Karbit
Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa (CaC2) yang bila terkena
air/uap yang mengandung air akan menghasilkan gas asetilin (tidak alami) yang
menghasilkan panas dan berfungsi sama seperti etilin sehingga buah cepat
matang, dengan cara buah ditempatkan di tempat tertutup. Secara luas karbit
digunakan untuk pembuatan Gas Acetylene (C2H2), yaitu bahan untuk memotong
dan mengelas bahan-bahan besi dan baja pada industri perkapalan, pertambangan,
karoseri mobil serta industri kecil. Karbit juga digunakan pada pengelasan yang
dilakukan tukang-tukang las yang banyak dijumpai dipinggir jalan.
Dalam Industri peleburan besi dan baja dan dalam industri pertambangan
metal (emas, nickel, tembaga, dll) Karbit digunakan sebagai “desulphurising
medium” yaitu bahan untuk memisahkan kotoran dari bagian-bagian logam
tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari karbit juga digunakan dalam teknologi
praktis yaitu untuk pematangan buah-buahan (fruit ripening) utamanya untuk
buah mangga, pisang, dan papaya. Rekayasa tersebut dapat membuat buah matang
merata dengan warna menarik tanpa mengurangi kualitas. Sedangkan dalam usaha
percepatan pembibitan kentang, karbit dapat memperpendek masa tidur
(dormancy period) bibit kentang yang biasanya 5-6 bulan menjadi sekitar 2-3
bulan.
Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme
normal dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan
kerontokan daun. Etilen disebut juga ethane. Senyawa etilen pada tumbuhan
ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak
berwarna dan mudah menguap. Etilen memiliki struktur yang cukup sederhana
dan diproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi.
Pisang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang disukai oleh
penduduk Indonesia, hampir disemua daerah memiliki tanaman pisang dengan
spesifikasi tersendiri. Pisang biasanya dipanen sebelum matang dengan tingkat
kematangan tertentu dan berbagai pertimbangan pemasaran. Pemanenan buah
yang akan dipasarkan dengan jarak jauh umumnya pada tingkat kematangan 75-
80% dengan ciri-ciri sudut -sudut pada pisang masih tampak jelas, sedangkan

ii
untuk pemasaran jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90% dengan
ciri-ciri sudut buah berkembang penuh walaupun sudut buah masih tampak nyata.
Buah pisang yang dipanen pada tingkat kematangan 75-90% biasanya
diberikan  bahan pemacu pematangan agar buah pisang dapat dipasarkan dengan
tingkat kematangan penuh sehingga harga jual pisang menjadi tinggi (Surono,
agus 2011).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Mempercepat Pematangan Buah Pisang
dengan Karbit yaitu untuk membandingkan antara buah pisang yang masak
diperam secara alami dengan buah hasil pengkarbitan

Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum Mempercepat Pematangan Buah Pisang
Dengan Karbit yaitu untuk melihat secara langsung perbandingan buah yang
matang karena dikarbit dengan buah yang matang secara alami dan juga
mengetahui proses pengkarbitan pada buah pisang.

ii
TINJAUAN PUSTAKA
Buah Klimaterik dan Non-klimaterik
Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang khas pada buah-buahan
tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis
yang diawali dengan proses pembentukan etilen, hal tersebut ditandai dengan
terjadinya proses pematangan. Buah klimaterik menghasilkan lebih banyak etilen
pada saat matang dan mempercepat serta lebih seragam tingkat kematangannya
pada saat pemberian etilen. Buah-buahan yang tergolong ke dalam buah-buah
klimaterik adalah :pisang, mangga, pepaya, adpokat, tomat, sawo, apel dan
sebagainya.
Buah non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami lonjakan respirasi
maupun etilen sehingga ketika dipanen buah non klimaterik harus dipanen pada
saat matang utuh, hal ini berbeda dengna buah klimaterik yang harus mengalami
pemeraman untuk mencapai kematangan. Contoh buah-buahan yang tergolong ke
dalam kelompok buah nonklimaterik ialah semangka, jeruk, nenas, anggur,
ketimun dan sebagainya.

Kandungan Karbit untuk mempercepat pematangan buah


Selain harus menunggu buah matang langsung dari pohonnya, orang-orang
biasa menggunakan cara tradisional dengan cara memeram buah dengan karbit
(kalsium karbida).  Di dalam buah terdapat zat kimia yang disebut etilin, zat alami
tersebut yang berperan dalam proses pematangan buah. Sedangkan Karbit atau
kalsium karbida (CaC2) yang bila terkena air/uap yang mengandung air akan
menghasilkan gas asetilin (tidak alami) yang menghasilkan panas dan berfungsi
sama seperti etilin sehingga buah cepat matang, dengan cara buah ditempatkan di
tempat tertutup (Elisa Julianti, 2011).

Proses pengkarbitan dan dampak negatif dari buah hasil karbit


Kadang orang jaman sekarang inginnya serba instan, cepat dan tak mau
menunggu berlama-lama dan hal ini biasanya banyak ditemui oleh petani
indonesia. Biasanya untuk mempercepat waktu pematangan buah, petani buah
menggunakan potongan karbit berbentuk batu putih. Cara pengkarbitan dapat
dilakukan dengan cara menempatkan beberapa potongan karbit secukupnya
didalam kain yang cukup basa/lembab. Lalu masukkan karbit yang telah

ii
dibungkus kedalam kain lembab tersebut ke dalam wadah besar tempat buah yang
hendak dimatangkan. Selanjutnya tutup rapat wadah besar tersebut dengan kain
tebal atau beberapa potongan daun pisang kering. Tunggulah 2-4 hari dan lihatlah
hasilnya.
Hingga saat ini buah hasil karbit tidak secara langsung mempengaruhi
dampak negatif dari kesehatan seseorang. Beberapa ahli gizi melarang
mengonsumsi buah dari hasil pengkarbitan, karena kandungan gizi yang semakin
menurun. Hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah, bahwa senyawa ilmiah kalsium
karbida dapat terakumulasi bersama daging buah selama pemeraman buah.
Sesuatu yang alami itu jauh lebih baik, seperti buah yang matang langsung pada
pohonnya jauh lebih menyehatkan, karena kandungan gizinya masih lengkap dan
tentunya bermanfaat bagi tubuh manusia (Febrianto, 2009). 

Proses Laju Respirasi beserta kurva pada buah pisang


Pisang merupakan salah satu buah kilamaterik yang memiliki laju respirasi
antara 35-70 mg CO2/kg/jam. Berikut ini adalah hasil pengamatan laju respirasi
yang terjadi pada pisang.

Gambar 1. Laju respirasi pisang


Berdasarkan kurva laju respirasi pada pisang diatas terlihat bahwa dari hari
ke hari laju respirasi mengalami naik turun yang tidak menentu, padahal
seharusnya semakin tinggi tingkat kematangan buah, maka laju respirasi akan
semakin meningkat, tetapi setelah buah mencapai kematangan optimum laju
respirasi akan kembali menurun. Beberapa penelitian terhadap buah-buahan tropis
juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu semakin tinggi tingkat kematangan dan
suhu penyimpanan maka laju respirasi akan semakin meningkat. Namun kurva
yang terbentuk memiliki bentuk naik turun laju respirasi yang hampir sama. Ada
ketidaksesuaian terjadi pada pengukuran laju respirasi ini, namun tidak menutup
ii
kemungkinan bahwa naik turunnya laju respirasi ini diakibatkan oleh beberapa hal
seperti keadaan penyimpanan (Hasbullah, Rohani. 2008)
Angka laju respirasi pada sampel kedua lebih tinggi daripada laju respirasi
pisang sampel pertama, hal ini diakibatkan karena ukuran pisang sampel pertama
lebih besar dibandingkan dengan pisang sampel kedua, dan sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya bahwa ukuran produk mempengaruhi laju respirasinya,
semakin kecil ukuran produk maka permukaan yang bersentuhan langsung dengan
udara akan semakin besar sehingga penyerapan O2 akan semakin cepat. Selama
proses penyimpanan, pisang masih melakukan proses metabolisme yang tinggi
yang kemudian akan menyebabkan asam organik didalam buah akan diubah
menjadi gula. Hal ini yang menyebabkan total asam pada suhu ruang selama
penyimpanan mengalami penuruan (Winarno, F.G. 1992).

ii
METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Praktikum Mempercepat Pematangan Buah Pisang Dengan Karbit
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pascapanen Fakultas Pertanian
Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Pada hari Rabu 26 – 28 oktober 2016
pukul 08.00 WITA sampai selesai.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pisau atau cutter,
pulpen, label, koran bekas, tissue dan kantong plastik. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu buah pisang muda, beberapa potongan karbit dan air.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum mempercepat pematangan buah pisang
dengan karbit yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Satu sisir buah pisang di potong menjadi 2 bagian, 1 untuk perlakuan tanpa
karbit (kontrol) dan yang 1 bagian lagi untuk perlakuan dengan menggunakan
karbit
3. Bagian 1 (kontrol) pisang dibungkus menggunakan koran lalu dibungkus lagi
dengan kantong plastik dan diikat dan bagian 2 (karbit) pisang diletakkan di
atas koran, selanjutnya basahi 4 lembar tissue dengan air dan letakkan
potongan karbit lalu dibungkus.
4. Kemudian karbit diletakkan berdampingan dengan pisang yang sudah
disiapkan, lalu diberi pembatas agar tidak bersentuhan dengan buah pisang.
5. Bungkuslah pisang beserta karbit dengan koran lalu bungkus lagi dengan
menggunakan kantong plastik dan ikat dengan kuat.
6. Pemberian label pada pisang tanpa perlakuan (kontrol) dan pisang dengan
perlakuan karbit dan lakukan pengamatan setiap 1 hari selama 2 hari

Parameter Pengamatan
1. Warna

ii
Mengamati warna kulit buah pisang mulai dari sebelum perlakuan
(kontrol) dan perlakuan (karbit) berwarna hijau tua hingga pengamatan hari
ke-2 berwarna kuning keemasan
2. Tekstur
Tekstur diamati dengan hanya meraba buah pisang dari keras hingga
lunak dan teksturnya lembut pada saat pengamatan
3. Aroma
Menyium aroma buah pisang pada perlakuan (kontrol) dan perlakuan
(karbit) agar kita dapat membedakan aroma antara dua perlakuan tersebut.
4. Rasa
Mencicipi buah pisang dari yang rasanya sepat hingga rasanya manis
pada saat pengamatan

ii
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Sebelum Perlakuan Sebelum Perlakuan


(Kontrol) (Karbit)

Pengamatan I Pengamatan I
(Kontrol) (Karbit)

Pengamatan II Pengamatan II
ii
(Kontrol) (Karbit)

Gambar 1. Hasil Praktikum Mempercepat pematangan buah pisang dengan karbit

Pembahasan
Dari hasil pengamatan praktikum diketahui bahwa sebelum perlakuan
(Kontrol) dan sebelum perlakuan (Karbit) pada pisang memiliki kriteria yang
sama yaitu warna hijau tua, aroma harum/getah, tekstur keras. Rasa pada buah
pisang belum dapat diamati karena masih dalam tahap perlakuan.
Selanjutnya kita melakukan pengamatan pada hari 1 dengan melihat
perubahan kriteria buah pisang dengan perlakuan (kontrol), dimana warna kulit
buah pisang masih tetap berwarna hijau, beraroma harum, tekstur keras dan rasa
masih pekat sedangkan buah pisang pada perlakuan (karbit) warna kulit buah
pisang sudah mulai agak menguning, beraroma harum, tekstur agak lembek dan
rasanya manis tetapi masih sepat.
Setelah hari ke 2 dilakukan pengamatan ulang dan ternyata antara
perlakuan (kontrol) dan perlakuan (karbit) tidak memiliki perbedaan sama sekali.
Kriteria pada kedua perlakuan tersebut pun sama, dari warna kulit buah pisang
yaitu berwarna kuning, beraroma harum, rasa manis, dan tekstur lembut. Hal ini
menunjukkan bahwa tanpa menggunakan karbit pun buah pisang tetap masak dan
mempunyai kriteria yang tidak berbeda dengan penggunaan karbit.
Keberhasilan kegiatan pemeraman sangat bergantung dari keberhasilan
pengelolaan komponen utama pemeraman yaitu ruang pemeraman. Karbit atau
gas etilen dapat mempercepat laju pematangan pada buah. Semakin banyak karbit
atau gas etilen yang digunakan pada pematangan bua, maka semakin cepat proses
pematangan buah tersebut. Namun sisi negatifnya adalah buahpun akan semakin
cepat membusuk.

ii
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Perbandingan antara buah pisang yang matang dengan cara diperam
(kontrol) dan buah pisang yang matang dengan cara pengkarbitan (karbit) dari
segi warna, aroma, tekstur, dan rasa tidaklah berbeda hanya saja yang
membedakan adalah mutu gizi pada buah pisang yang matang dengan diperam
(kontrol) jauh lebih lengkap dan lebih baik dibanding buah pisang hasil
pengkarbitan. Dan yang membedakan juga hanya waktu matang, buah pisang
dengan perlakuan (karbit) sedikit lebih cepat matang dari pada buah pisang
dengan perlakuan (kontrol)

Saran
Sebaiknya kita mengkonsumsi buah yang matang dengan sendirinya
dibanding mengkonsumsi buah hasil pengkarbitan karena buah yang matang
langsung pada pohonnya mutu gizinya jauh lebih lengkap dan tentunya
bermanfaat bagi tubuh manusia dibanding buah yang dimatangkan secara paksa
karena sesuatu yang alami itu jauh lebih baik.

ii
DAFTAR PUSTAKA
Sahabat kimia. 2014. “Pisang Karbitan (Salah Satu Manfaat Alkuna dalam
Kehidupan Sehari-Hari)”. Diakses  pada tanggal 28 oktober 2016
Surono, Agus.  2011. “Amankah Pisang Karbitan”. Diakses pada tangal 28
oktober 2016
Hasbullah, Rohani. 2008. Teknik Pengukuran Laju Respirasi Produk Hortikultura
pada Kondisi Atmosfer Terkendali. Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22,
No. 1, April 2008.

Julianti, Elisa. 2011. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Suhu Penyimpanan


terhadap Mutu Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea). J.Hort,
Indonesia 2(1):14-20. April 2011.

Paramita, Octavianti. 2010. Pengaruh Memar terhadap Perubahan Pola


Respirasi, Produksi Etilen dan Jaringan Buah Mangga (Mangifera Indica
L) Var Gedong Gincu pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Jurnal
Kompetensi Teknik Vol.2, No.1, November 2010.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Yassin, Tito dkk. 2013. Pengaruh Komposisi Gas terhadap Laju Respirasi Pisang
Janten pada Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung-Vol 2, No.3:147-160.

ii
LEMBAR ASISTENSI

Hari/tanggal/bulan/tahun Paraf Asisten

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Laju Respirasi Pisang ............................................................................... 4
Gambar 1. Hasil Praktikum Mempercepat pematangan buah pisang dengan karbit. . 8

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................. i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................ 1
Tujuan Praktikum........................................................................................ 2
Kegunaan Praktikum................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Buah Klimaterik dan Non-klimaterik......................................................... 3
Kandungan karbit untuk mempercepat pematangan buah.......................... 3
Proses pengkarbitan dan dampak negatif dari buah hasil karbit................. 3
Proses laju respirasi beserta jurva pada buah pisang.................................. 4
METODOLOGI
Tempat dan Waktu...................................................................................... 6
Alat dan Bahan............................................................................................ 6
Prosedur Kerja ........................................................................................... 6
Parameter Pengamatan ............................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil............................................................................................................ 8
Pembahasan................................................................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.................................................................................................10
Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai