TEKNOLOGI PASCAPANEN
“MEMPERCEPAT PROSES PEMATANGAN BUAH PISANG DENGAN
KARBIT”
KELOMPOK 8
WARDIMAN SYAMSIR
08220140018
ii
untuk pemasaran jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90% dengan
ciri-ciri sudut buah berkembang penuh walaupun sudut buah masih tampak nyata.
Buah pisang yang dipanen pada tingkat kematangan 75-90% biasanya
diberikan bahan pemacu pematangan agar buah pisang dapat dipasarkan dengan
tingkat kematangan penuh sehingga harga jual pisang menjadi tinggi (Surono,
agus 2011).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Mempercepat Pematangan Buah Pisang
dengan Karbit yaitu untuk membandingkan antara buah pisang yang masak
diperam secara alami dengan buah hasil pengkarbitan
Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum Mempercepat Pematangan Buah Pisang
Dengan Karbit yaitu untuk melihat secara langsung perbandingan buah yang
matang karena dikarbit dengan buah yang matang secara alami dan juga
mengetahui proses pengkarbitan pada buah pisang.
ii
TINJAUAN PUSTAKA
Buah Klimaterik dan Non-klimaterik
Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang khas pada buah-buahan
tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis
yang diawali dengan proses pembentukan etilen, hal tersebut ditandai dengan
terjadinya proses pematangan. Buah klimaterik menghasilkan lebih banyak etilen
pada saat matang dan mempercepat serta lebih seragam tingkat kematangannya
pada saat pemberian etilen. Buah-buahan yang tergolong ke dalam buah-buah
klimaterik adalah :pisang, mangga, pepaya, adpokat, tomat, sawo, apel dan
sebagainya.
Buah non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami lonjakan respirasi
maupun etilen sehingga ketika dipanen buah non klimaterik harus dipanen pada
saat matang utuh, hal ini berbeda dengna buah klimaterik yang harus mengalami
pemeraman untuk mencapai kematangan. Contoh buah-buahan yang tergolong ke
dalam kelompok buah nonklimaterik ialah semangka, jeruk, nenas, anggur,
ketimun dan sebagainya.
ii
dibungkus kedalam kain lembab tersebut ke dalam wadah besar tempat buah yang
hendak dimatangkan. Selanjutnya tutup rapat wadah besar tersebut dengan kain
tebal atau beberapa potongan daun pisang kering. Tunggulah 2-4 hari dan lihatlah
hasilnya.
Hingga saat ini buah hasil karbit tidak secara langsung mempengaruhi
dampak negatif dari kesehatan seseorang. Beberapa ahli gizi melarang
mengonsumsi buah dari hasil pengkarbitan, karena kandungan gizi yang semakin
menurun. Hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah, bahwa senyawa ilmiah kalsium
karbida dapat terakumulasi bersama daging buah selama pemeraman buah.
Sesuatu yang alami itu jauh lebih baik, seperti buah yang matang langsung pada
pohonnya jauh lebih menyehatkan, karena kandungan gizinya masih lengkap dan
tentunya bermanfaat bagi tubuh manusia (Febrianto, 2009).
ii
METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Praktikum Mempercepat Pematangan Buah Pisang Dengan Karbit
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pascapanen Fakultas Pertanian
Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Pada hari Rabu 26 – 28 oktober 2016
pukul 08.00 WITA sampai selesai.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum mempercepat pematangan buah pisang
dengan karbit yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Satu sisir buah pisang di potong menjadi 2 bagian, 1 untuk perlakuan tanpa
karbit (kontrol) dan yang 1 bagian lagi untuk perlakuan dengan menggunakan
karbit
3. Bagian 1 (kontrol) pisang dibungkus menggunakan koran lalu dibungkus lagi
dengan kantong plastik dan diikat dan bagian 2 (karbit) pisang diletakkan di
atas koran, selanjutnya basahi 4 lembar tissue dengan air dan letakkan
potongan karbit lalu dibungkus.
4. Kemudian karbit diletakkan berdampingan dengan pisang yang sudah
disiapkan, lalu diberi pembatas agar tidak bersentuhan dengan buah pisang.
5. Bungkuslah pisang beserta karbit dengan koran lalu bungkus lagi dengan
menggunakan kantong plastik dan ikat dengan kuat.
6. Pemberian label pada pisang tanpa perlakuan (kontrol) dan pisang dengan
perlakuan karbit dan lakukan pengamatan setiap 1 hari selama 2 hari
Parameter Pengamatan
1. Warna
ii
Mengamati warna kulit buah pisang mulai dari sebelum perlakuan
(kontrol) dan perlakuan (karbit) berwarna hijau tua hingga pengamatan hari
ke-2 berwarna kuning keemasan
2. Tekstur
Tekstur diamati dengan hanya meraba buah pisang dari keras hingga
lunak dan teksturnya lembut pada saat pengamatan
3. Aroma
Menyium aroma buah pisang pada perlakuan (kontrol) dan perlakuan
(karbit) agar kita dapat membedakan aroma antara dua perlakuan tersebut.
4. Rasa
Mencicipi buah pisang dari yang rasanya sepat hingga rasanya manis
pada saat pengamatan
ii
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengamatan I Pengamatan I
(Kontrol) (Karbit)
Pengamatan II Pengamatan II
ii
(Kontrol) (Karbit)
Pembahasan
Dari hasil pengamatan praktikum diketahui bahwa sebelum perlakuan
(Kontrol) dan sebelum perlakuan (Karbit) pada pisang memiliki kriteria yang
sama yaitu warna hijau tua, aroma harum/getah, tekstur keras. Rasa pada buah
pisang belum dapat diamati karena masih dalam tahap perlakuan.
Selanjutnya kita melakukan pengamatan pada hari 1 dengan melihat
perubahan kriteria buah pisang dengan perlakuan (kontrol), dimana warna kulit
buah pisang masih tetap berwarna hijau, beraroma harum, tekstur keras dan rasa
masih pekat sedangkan buah pisang pada perlakuan (karbit) warna kulit buah
pisang sudah mulai agak menguning, beraroma harum, tekstur agak lembek dan
rasanya manis tetapi masih sepat.
Setelah hari ke 2 dilakukan pengamatan ulang dan ternyata antara
perlakuan (kontrol) dan perlakuan (karbit) tidak memiliki perbedaan sama sekali.
Kriteria pada kedua perlakuan tersebut pun sama, dari warna kulit buah pisang
yaitu berwarna kuning, beraroma harum, rasa manis, dan tekstur lembut. Hal ini
menunjukkan bahwa tanpa menggunakan karbit pun buah pisang tetap masak dan
mempunyai kriteria yang tidak berbeda dengan penggunaan karbit.
Keberhasilan kegiatan pemeraman sangat bergantung dari keberhasilan
pengelolaan komponen utama pemeraman yaitu ruang pemeraman. Karbit atau
gas etilen dapat mempercepat laju pematangan pada buah. Semakin banyak karbit
atau gas etilen yang digunakan pada pematangan bua, maka semakin cepat proses
pematangan buah tersebut. Namun sisi negatifnya adalah buahpun akan semakin
cepat membusuk.
ii
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Perbandingan antara buah pisang yang matang dengan cara diperam
(kontrol) dan buah pisang yang matang dengan cara pengkarbitan (karbit) dari
segi warna, aroma, tekstur, dan rasa tidaklah berbeda hanya saja yang
membedakan adalah mutu gizi pada buah pisang yang matang dengan diperam
(kontrol) jauh lebih lengkap dan lebih baik dibanding buah pisang hasil
pengkarbitan. Dan yang membedakan juga hanya waktu matang, buah pisang
dengan perlakuan (karbit) sedikit lebih cepat matang dari pada buah pisang
dengan perlakuan (kontrol)
Saran
Sebaiknya kita mengkonsumsi buah yang matang dengan sendirinya
dibanding mengkonsumsi buah hasil pengkarbitan karena buah yang matang
langsung pada pohonnya mutu gizinya jauh lebih lengkap dan tentunya
bermanfaat bagi tubuh manusia dibanding buah yang dimatangkan secara paksa
karena sesuatu yang alami itu jauh lebih baik.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Sahabat kimia. 2014. “Pisang Karbitan (Salah Satu Manfaat Alkuna dalam
Kehidupan Sehari-Hari)”. Diakses pada tanggal 28 oktober 2016
Surono, Agus. 2011. “Amankah Pisang Karbitan”. Diakses pada tangal 28
oktober 2016
Hasbullah, Rohani. 2008. Teknik Pengukuran Laju Respirasi Produk Hortikultura
pada Kondisi Atmosfer Terkendali. Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22,
No. 1, April 2008.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Yassin, Tito dkk. 2013. Pengaruh Komposisi Gas terhadap Laju Respirasi Pisang
Janten pada Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung-Vol 2, No.3:147-160.
ii
LEMBAR ASISTENSI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Laju Respirasi Pisang ............................................................................... 4
Gambar 1. Hasil Praktikum Mempercepat pematangan buah pisang dengan karbit. . 8
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................. i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................ 1
Tujuan Praktikum........................................................................................ 2
Kegunaan Praktikum................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Buah Klimaterik dan Non-klimaterik......................................................... 3
Kandungan karbit untuk mempercepat pematangan buah.......................... 3
Proses pengkarbitan dan dampak negatif dari buah hasil karbit................. 3
Proses laju respirasi beserta jurva pada buah pisang.................................. 4
METODOLOGI
Tempat dan Waktu...................................................................................... 6
Alat dan Bahan............................................................................................ 6
Prosedur Kerja ........................................................................................... 6
Parameter Pengamatan ............................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil............................................................................................................ 8
Pembahasan................................................................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.................................................................................................10
Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii