0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan9 halaman
Tugas merangkum karya ilmiah ini membahas tentang budidaya rumput laut, mulai dari pemilihan lokasi, uji penanaman, metode budidaya, pemilihan dan pengumpulan bibit, hingga cara menanam bibit rumput laut. Rumput laut merupakan komoditas penting yang banyak dibudidayakan, terutama jenis Kappaphycus alvarezii.
Tugas merangkum karya ilmiah ini membahas tentang budidaya rumput laut, mulai dari pemilihan lokasi, uji penanaman, metode budidaya, pemilihan dan pengumpulan bibit, hingga cara menanam bibit rumput laut. Rumput laut merupakan komoditas penting yang banyak dibudidayakan, terutama jenis Kappaphycus alvarezii.
Tugas merangkum karya ilmiah ini membahas tentang budidaya rumput laut, mulai dari pemilihan lokasi, uji penanaman, metode budidaya, pemilihan dan pengumpulan bibit, hingga cara menanam bibit rumput laut. Rumput laut merupakan komoditas penting yang banyak dibudidayakan, terutama jenis Kappaphycus alvarezii.
Rumput laut merupakan salah satu komoditi unggulan dalam perdagangan dunia dan Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi penyuplai bahan baku rumput laut bagi negara-negara yang membutuhkan. Permintaan pasar rumput laut baik dalam maupun luar negeri juga sangat besar, bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para pembudidaya masih kesulitan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas (Suparman, 2013). Produksi rumput laut Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 9,28 juta ton meningkat hampir 3 juta ton dari sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 6,51 ton (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014). Peningkatan produksi rumput laut yang demikian tinggi mencerminkan adanya peluang yang semakin besar di pasar internasional terhadap rumput laut Indonesia. Salah satu jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan ialah rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii. Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu spesis yang memiliki ekonomi penting dan merupakan komoditas ekspor yang saat ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat pesisir karena pelaksanaan budidayanya mudah dan tidak memerlukan modal investasi yang banyak serta memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Tilaar (2008) menjelaskan bahwa rumput laut memiliki nilai ekonomis yang penting karena penggunaannya yang sangat luas dalam industri kosmetik, makanan, obat-obatan maupun industri-industri lain yang memanfaatkan rumput laut sebagai salah satu bahan baku. Saat ini permintaan pasar akan rumput laut semakin meningkat, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar diperlukan kesinambungan produksi rumput laut hasil budidaya dari pengembangan usaha budidaya yang berkelanjutan (Utojo dkk., 2007). Metode vertikultur adalah budidaya yang dilakukan secara tegak lurus dengan mengoptimalkan pemanfaatan perairan-perairan atau kolom air yang relatif dalam (Aslan, 2011). Metode vertikultur dilakukan dengan mengikatkan bibit-bibit rumput laut dalam posisi vertikal (tegak lurus) pada tali-tali yang disusun berjajar, selanjutnya (Pong-Masak, 2010) dengan vertikultur juga bisa memanfaatkan kolom perairan sampai batas kecerahan perairan. Hal ini berkaitan dengan kedalaman penanaman yang tepat pada saat rumput laut ditanam, kedalaman penanaman berhubungan dengan besarnya penetrasi cahaya matahari yang sangat berperan dalam proses fotosintesis. Penanaman rumput laut yang terlalu dalam akan menyebabkan kesulitan dalam pemeliharaannya sedangkan apabila terlalu dangkal akan menyebabkan rumput laut terkena sinar matahari langsung (Novalina dkk., 2010). Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu penyebaran rumput laut yang ada di Sulawesi, khususnya di Kabupaten Boalemo. Budidaya Kappaphycus alvarezii banyak dibudidayakan dan sangat diminati oleh petani pembudidaya. Namun usaha budidaya rumput laut di daerah ini masih belum dikelola secara optimal, sehingga produksi rumput laut masih rendah. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan produksi rumput laut maka perlu menerapkan suatu teknologi baru dengan adanya penggunaan kantong dalam pemeliharaan rumput laut. Bahan jaring dengan mata jaring yang sangat kecil mampu mencegahmasuknya sampah maupun hewan pemangsa adalah prinsip kerja kantong multifungsi ini (Cahyadi, 2009). Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut adalah adanya persaingan dalam memperoleh unsur hara,adanya hewan pemangsa yang memakan thallus-thallus rumput laut, terdapatnya hewan-hewan yang menempel (Syahlun dkk., 2012).
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara pembudayan rumput laut ?
2. Bagaimana pembibitan rumput laut ? 1.3 tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pembudidayaan rumput laut.
2. Untuk meningkatkan kualitas dari perkembangan lumput laut. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Deskripsi Rumput Laut Rumput laut merupakan tumbuhan berklorofil dan digolongkan sebagai tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki akar, batang maupun daun sejati, melainkan hanya menyerupai batang, yang disebut thallus. Pengelompokan tumbuhan rumput laut termasuk ke dalam makroalga, yang tidak memiliki akar, daun dan batang sejati (Thallophyta). Terdapat thallus yang menggantikan fungsi akar pada tumbuhan, yaitu sebagai penyerap hara dan nutrisi dari sekitar. Proses fotosintesis pada tumbuhan juga terjadi pada rumput laut karena telah memiliki klorofil dan terjadi di bagian thallus (autotrof). (baca juga artikel terkait bagian bagian tumbuhan dan jenis jenis akar tumbuhan). Jenis yang Dibudidayakan Terdapat beragam jenis rumput laut yang telah dibudidayakan, namun terdapat beberapa jenis rumput laut unggulan yang telah dibudidayakan dan berpotensi di Indonesia. Berikut diantaranya jenis jenis rumput laut, yaitu. 1.Gelidium sp. Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Warna merah pada rumput laut ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin. Gelidium sp. memiliki panjang kurang lebih 20 cm dan lebar 1,5 mm. Thallusnya berwarna merah, coklat, hijau-coklat atau pirang. 2. thallus G. verrucosa Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Sama seperti jenis rumput lainnya, G. verrucosa memiliki bentukan yang menyerupai akar, batang, daun, atau buah yang disebut thallus. Ciri-ciri umum G. verrucosa pada bentuk thallusnya yang menipis dan silindris dengan bentukan percabangan yang tidak teratur. 3. Eucheuma spinosum spinosumRumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus berbentuk silindris, percabangan thallus berujung runcing dan ditumbuhi tonjolan, berupa duri lunak. Permukaan tubuhnya licin, berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning atau merah ungu. 4. Eucheuma Cottonii coyttRumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). E. cottonii dapat dibedakan dari thallusny di mana thallusnya bercabang-cabang berbentuk silindris atau pipih, percabangannya tidak teratur dan kasar (sehingga merupakan lingkaran) karena ditumbuhi oleh nodulla atau spine untuk melindungi gametan. 5. Acantophora spicifera acon-newRumput laut jenis Acanthopora sp. merupakan salah satu contoh Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus silindris, percabangan bebas, tegak, terdapat duri-duri pendek sekitar thallus yang merupakan karakteristik jenis ini. Tubuh berwarna coklat tua atau coklat kekuning – kuningan. Rumpun lebat dengan percabangan kesegala arah. 6. Chondrococcus hornemannii chondrococcus-hornemanniiiRumput laut jenis C. hornemannii merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus pipih, permukaan halus, membentuk rumpun kecil tetapi sangat rimbun saling bertumpukan. Percabangan berselang-seling teratur, merapat, tubuh berwarna merah-ungu atau pirang. 7. Hypnea sp. hypnneaRumput laut jenis Hypnea sp.merupakan salah satu contoh Rhodophyta (rumput laut merah). Cir khas dari rumput laut jenis ini adalah mempunyai thallus yang lurus, bercabang lemah, berwarna coklat atau kehijau- hijauan tergantung intensitas cahaya matahari dan kedalaman tempat tumbuh. 8. Ulva lactuca ulva-lactuca-l11Rumput laut jenis Ulva sp.atau selada laut (sea lettuce) adalah rumput laut yang tergolong dalam divisi Chlorophyta (rumput laut hijau).
2.2. Budidaya Rumput Laut
tata Cara Budidaya Rumput Laut sebagai berikut: 1.Pemilihan Lokasi Budidaya Rumput Laut Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam memilih lokasi pembudidayaan rumput laut, yaitu sebagai berikut: Perairan cukup tenang Kedalaman tidak bisa kurang dari 70 cm saat surut rendah dan tidak lebih dari 200 cm saat pasang Lokasi terlindung dari ombak dan angin kencang Lokasi memiliki sediaan rumput alami Lokasi harus didukung dasar perairan bersifat substrat (berlumpur atau sedikit berpasir) Perairannya harus subur. 2.Melakukan Uji Penanaman Apabila lokasi sudah ditemukan, kini saatnya kamu melakukan uji penanaman. Langkah ini wajib dilakukan untuk menguji potensi daerah terpilih agar kamu tidak mengalami kerugian di masa depan. Menguji lokasi penanaman dilakukan dengan metode jaring dan tali. Tali yang digunakan adalah tali monofilamen yang diikatkan pada dua tiang pancang dengan jarak kurang lebih 10 sampai 12 meter. Untuk uji penanaman metode jaring, pilih jenis monofilament dengan ukuran 5×2,5 m yang juga diikatkan pada tiang pancang. 3. Memilih Metode Budidaya Rumput Laut Membudidayakan rumput laut dapat dilakukan dengan tiga macam metode. Metode yang dipilih disesuaikan dengan posisi tanaman dan dasar perairan. Pemilihan dan Pengumpulan Bibit Cara budidaya rumput laut selanjutnya adalah mengumpulkan bibit. 4.Bibit rumput laut dikumpulkan dari pembibitan langsung. Metode pengumpulan benih pun bisa dilakukan dengan beberapa metode seperti penyebaran spontan dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Metode pengumpulan bibit lainnya adalah dengan cara direndam dalam air laut berkonsentrasi 1,030 g/cm3 selama 25 menit. Bibit yang dikumpulkan pun harus berkualitas. Berikut adalah ciri-ciri bibit rumput laut unggul: Tidak mengelupas Warnanya lebih cerah Tidak terlihat bercak sama sekali pada batangnya Rimbun dan memiliki banyak cabang Dikumpulkan langsung dari lokasi perairan Berumur sekitar 25 sampai 35 hari 5. Cara Menanam Bibit Rumput Laut Pada saat pengangkutan dari habitat asli, bibit rumput laut harus terendam air. Kebanyakan petani menggunakan kotak stirofoam untuk mengangkut bibit dari habitat. Susun bibit rumput laut secara berlapis dan berselang antara pangkal tallus dan ujung tallus. Berikan lapisan kain yang sudah dibasahi dengan air laut di antara lapisan satu dengan lainnya. Kamu juga harus memastikan bahwa bibit terhindar dari air hujan agar proses pertumbuhan dan panen rumput laut lancar. Berikut adalah cara menanam bibit rumput laut secara merinci: Siapkan tali untuk menggantung bibit, lalu ikat bibit tersebut pada tali penggantung Panjangkan tali berisikan ikatan rumput lalu dan posisikan sekitar 30 cm di dasar perairan. Jarak ideal untuk rentangan tali adalah sekitar 20 sampai 30 cm. 6. Proses Perawatan Rumput Laut Agar pertumbuhan rumput laut lancar dan panen jauh dari kendala, tanaman air ini wajib kamu rawat serajin mungkin. Hasil panen akan ditentukan di sini, sehingga para petani disarankan tidak memalingkan perhatian mereka dari bibit yang sudah ditanam. Adapun langkah-langkah merawat rumput laut sebagai berikut: Bersihkan talus rumput laut dari tanaman hama yang tumbuh di sekitarnya. Hama yang wajib diperhatikan adalah teripang, bulu babi, larva bulu babi, ikan baronang, dan ikan herbivora lainnya. Selalu pastikan ada cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam perairan. Pastikan tali penggantung bersih dari tumbuhan liar dan sampah. Periksa tali penggantung yang sudah terlihat rentan. Ganti jika diperlukan. periksa rumput laut dari gangguan penyakit. 2.3. sumber Bibit Bibit diperoleh dari hasil reproduksi rumput laut. Di alam, rumput laut jenis Eucheuma spp diambil dari daerah pantai terumbu karang (reef). Rumput laut ini banyak elekat pada substrat yang selalu terendam air berupa karang mati, karang hidup, batu gumpingk dan cangkang moluska. Pemilian bibit merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan budidaya. Kualitas bibit dapat menentukan apakah budidaya dapat berhasil atau tidak. Mengingat kualitas bibit merupakan hal yang sangat penting, maka dalam melakukan pemilihan bibit khususnya ruput laut, ada beberapa cara pemilihan bibit yang baik diantaranya sebagai berikut : 1. Bibit diperoleh dari hasil reproduksi rumput laut. Di alam, rumput laut jenis Eucheuma spp diambil dari daerah pantai terumbu karang (reef). Rumput laut ini banyak melekat pada substrat yang selalu terendam air berupa karang mati, karang hidup, batu gumping dan cangkang moluska. Pada pengambilan rumput laut hasil budidaya, jenis Eucheuma spp dan Gracilaria spp telah dipelihara selama 6-8 minggu dengan berat 500 - 600 gr/individu. 2. Berasal dari satu jenis rumput laut (monospesies). Perbedaan jenis tanaman rumput laut menyebabkan perbedaan kandungan pada masing-masing jenis tanaman tersebut, seperti pada masing-masing jenis Eucheuma spp mempunyai kandungan klorofil dan karoten yang berbeda yang menyebabkan kandungan sulfur E. muricatum (E. .symosum), E. cottonii dan E. serra berbeda yakni 6,1% : 9,5% : 9%. 3. Bibit tanaman tampak dari thallusnya yang masih muda, bersih dan segar. Bibit tanaman rumput laut yang masih muda terdiri dari sel dan jaringan muda. Bibit yang bersih, bebas dari lumpur/tanah, organisme penempel dan kotoran lain. Bibit yang segar tampak dari thallusnya yang keras dengan wama yang cerah. 4. Tidak terdapat gejala serangan hama penyakit. Serangan hama penyakit terhadap rumput laut dapat terlihat dari bercak putih dan luka pada thallusnya. Serangan hama penyakit dapat disebabkan oleh ikan herbivora, bulu babi (Echinotrix spp), landak laut (Diadema spp) dan penyu.