Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MERANGKUM KARYA ILMIAH

OLEH :

NAMA : ARYA YUDA


NIM : D1E120045
KELAS :A

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumput laut merupakan salah satu komoditi unggulan dalam perdagangan
dunia dan Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi penyuplai bahan
baku rumput laut bagi negara-negara yang membutuhkan. Permintaan pasar
rumput laut baik dalam maupun luar negeri juga sangat besar, bahkan untuk
tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para pembudidaya masih kesulitan untuk
mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian hari
semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas (Suparman, 2013).
Produksi rumput laut Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 9,28 juta ton
meningkat hampir 3 juta ton dari sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 6,51 ton
(Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014). Peningkatan produksi rumput
laut yang demikian tinggi mencerminkan adanya peluang yang semakin besar di
pasar internasional terhadap rumput laut Indonesia. Salah satu jenis rumput laut
yang banyak dibudidayakan ialah rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii.
Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu spesis yang memiliki
ekonomi penting dan merupakan komoditas ekspor yang saat ini banyak
dibudidayakan oleh masyarakat pesisir karena pelaksanaan budidayanya mudah
dan tidak memerlukan modal investasi yang banyak serta memiliki nilai jual yang
cukup tinggi. Tilaar (2008) menjelaskan bahwa rumput laut memiliki nilai
ekonomis yang penting karena penggunaannya yang sangat luas dalam industri
kosmetik, makanan, obat-obatan maupun industri-industri lain yang
memanfaatkan rumput laut sebagai salah satu bahan baku. Saat ini permintaan
pasar akan rumput laut semakin meningkat, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
pasar diperlukan kesinambungan produksi rumput laut hasil budidaya dari
pengembangan usaha budidaya yang berkelanjutan (Utojo dkk., 2007).
Metode vertikultur adalah budidaya yang dilakukan secara tegak lurus
dengan mengoptimalkan pemanfaatan perairan-perairan atau kolom air yang
relatif dalam (Aslan, 2011). Metode vertikultur dilakukan dengan mengikatkan
bibit-bibit rumput laut dalam posisi vertikal (tegak lurus) pada tali-tali yang
disusun berjajar, selanjutnya (Pong-Masak, 2010) dengan vertikultur juga bisa
memanfaatkan kolom perairan sampai batas kecerahan perairan. Hal ini berkaitan
dengan kedalaman penanaman yang tepat pada saat rumput laut ditanam,
kedalaman penanaman berhubungan dengan besarnya penetrasi cahaya matahari
yang sangat berperan dalam proses fotosintesis. Penanaman rumput laut yang
terlalu dalam akan menyebabkan kesulitan dalam pemeliharaannya sedangkan
apabila terlalu dangkal akan menyebabkan rumput laut terkena sinar matahari
langsung (Novalina dkk., 2010).
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu penyebaran rumput laut
yang ada di Sulawesi, khususnya di Kabupaten Boalemo. Budidaya Kappaphycus
alvarezii banyak dibudidayakan dan sangat diminati oleh petani pembudidaya.
Namun usaha budidaya rumput laut di daerah ini masih belum dikelola secara
optimal, sehingga produksi rumput laut masih rendah. Sehubungan dengan hal
tersebut, untuk meningkatkan produksi rumput laut maka perlu menerapkan suatu
teknologi baru dengan adanya penggunaan kantong dalam pemeliharaan rumput
laut. Bahan jaring dengan mata jaring yang sangat kecil mampu
mencegahmasuknya sampah maupun hewan pemangsa adalah prinsip kerja
kantong multifungsi ini (Cahyadi, 2009). Salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan rumput laut adalah adanya persaingan dalam memperoleh unsur
hara,adanya hewan pemangsa yang memakan thallus-thallus rumput laut,
terdapatnya hewan-hewan yang menempel (Syahlun dkk., 2012).

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara pembudayan rumput laut ?


2. Bagaimana pembibitan rumput laut ?
1.3 tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana pembudidayaan rumput laut.


2. Untuk meningkatkan kualitas dari perkembangan lumput laut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi Rumput Laut
Rumput laut merupakan tumbuhan berklorofil dan digolongkan sebagai
tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki akar, batang maupun daun sejati,
melainkan hanya menyerupai batang, yang disebut thallus.
Pengelompokan tumbuhan rumput laut termasuk ke dalam makroalga,
yang tidak memiliki akar, daun dan batang sejati (Thallophyta). Terdapat thallus
yang menggantikan fungsi akar pada tumbuhan, yaitu sebagai penyerap hara dan
nutrisi dari sekitar. Proses fotosintesis pada tumbuhan juga terjadi pada rumput
laut karena telah memiliki klorofil dan terjadi di bagian thallus (autotrof). (baca
juga artikel terkait bagian bagian tumbuhan dan jenis jenis akar tumbuhan).
Jenis yang Dibudidayakan Terdapat beragam jenis rumput laut yang telah
dibudidayakan, namun terdapat beberapa jenis rumput laut unggulan yang telah
dibudidayakan dan berpotensi di Indonesia. Berikut diantaranya jenis jenis rumput
laut, yaitu.
1.Gelidium sp.
Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta
(rumput laut merah). Warna merah pada rumput laut ini disebabkan oleh pigmen
fikoeritrin. Gelidium sp. memiliki panjang kurang lebih 20 cm dan lebar 1,5 mm.
Thallusnya berwarna merah, coklat, hijau-coklat atau pirang.
2. thallus G. verrucosa
Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta (rumput
laut merah). Sama seperti jenis rumput lainnya, G. verrucosa memiliki bentukan
yang menyerupai akar, batang, daun, atau buah yang disebut thallus. Ciri-ciri
umum G. verrucosa pada bentuk thallusnya yang menipis dan silindris dengan
bentukan percabangan yang tidak teratur.
3. Eucheuma spinosum
spinosumRumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari
Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus berbentuk silindris, percabangan thallus
berujung runcing dan ditumbuhi tonjolan, berupa duri lunak. Permukaan tubuhnya
licin, berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning atau merah ungu.
4. Eucheuma Cottonii
coyttRumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta
(rumput laut merah). E. cottonii dapat dibedakan dari thallusny di mana thallusnya
bercabang-cabang berbentuk silindris atau pipih, percabangannya tidak teratur dan
kasar (sehingga merupakan lingkaran) karena ditumbuhi oleh nodulla atau spine
untuk melindungi gametan.
5. Acantophora spicifera
acon-newRumput laut jenis Acanthopora sp. merupakan salah satu contoh
Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus silindris, percabangan bebas, tegak,
terdapat duri-duri pendek sekitar thallus yang merupakan karakteristik jenis ini.
Tubuh berwarna coklat tua atau coklat kekuning – kuningan. Rumpun lebat
dengan percabangan kesegala arah.
6. Chondrococcus hornemannii
chondrococcus-hornemanniiiRumput laut jenis C. hornemannii merupakan
salah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus pipih, permukaan
halus, membentuk rumpun kecil tetapi sangat rimbun saling bertumpukan.
Percabangan berselang-seling teratur, merapat, tubuh berwarna merah-ungu atau
pirang.
7. Hypnea sp.
hypnneaRumput laut jenis Hypnea sp.merupakan salah satu contoh
Rhodophyta (rumput laut merah). Cir khas dari rumput laut jenis ini adalah
mempunyai thallus yang lurus, bercabang lemah, berwarna coklat atau kehijau-
hijauan tergantung intensitas cahaya matahari dan kedalaman tempat tumbuh.
8. Ulva lactuca
ulva-lactuca-l11Rumput laut jenis Ulva sp.atau selada laut (sea lettuce)
adalah rumput laut yang tergolong dalam divisi Chlorophyta (rumput laut hijau).

2.2. Budidaya Rumput Laut


tata Cara Budidaya Rumput Laut sebagai berikut:
1.Pemilihan Lokasi Budidaya Rumput Laut
Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam memilih lokasi
pembudidayaan rumput laut, yaitu sebagai berikut:
 Perairan cukup tenang Kedalaman tidak bisa kurang dari 70 cm saat surut
rendah dan tidak lebih dari 200 cm saat pasang
 Lokasi terlindung dari ombak dan angin kencang
 Lokasi memiliki sediaan rumput alami
 Lokasi harus didukung dasar perairan bersifat substrat (berlumpur atau
sedikit berpasir) Perairannya harus subur.
2.Melakukan Uji Penanaman
Apabila lokasi sudah ditemukan, kini saatnya kamu melakukan uji
penanaman. Langkah ini wajib dilakukan untuk menguji potensi daerah terpilih
agar kamu tidak mengalami kerugian di masa depan. Menguji lokasi penanaman
dilakukan dengan metode jaring dan tali. Tali yang digunakan adalah tali
monofilamen yang diikatkan pada dua tiang pancang dengan jarak kurang lebih 10
sampai 12 meter. Untuk uji penanaman metode jaring, pilih jenis monofilament
dengan ukuran 5×2,5 m yang juga diikatkan pada tiang pancang.
3. Memilih Metode Budidaya Rumput Laut
Membudidayakan rumput laut dapat dilakukan dengan tiga macam
metode.
Metode yang dipilih disesuaikan dengan posisi tanaman dan dasar perairan.
Pemilihan dan Pengumpulan Bibit Cara budidaya rumput laut selanjutnya adalah
mengumpulkan bibit.
4.Bibit rumput laut dikumpulkan dari pembibitan langsung.
Metode pengumpulan benih pun bisa dilakukan dengan beberapa metode
seperti penyebaran spontan dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Metode
pengumpulan bibit lainnya adalah dengan cara direndam dalam air laut
berkonsentrasi 1,030 g/cm3 selama 25 menit. Bibit yang dikumpulkan pun harus
berkualitas.
Berikut adalah ciri-ciri bibit rumput laut unggul:
 Tidak mengelupas
 Warnanya lebih cerah
 Tidak terlihat bercak sama sekali pada batangnya
 Rimbun dan memiliki banyak cabang
 Dikumpulkan langsung dari lokasi perairan
 Berumur sekitar 25 sampai 35 hari
5. Cara Menanam Bibit Rumput Laut
Pada saat pengangkutan dari habitat asli, bibit rumput laut harus terendam
air. Kebanyakan petani menggunakan kotak stirofoam untuk mengangkut bibit
dari habitat. Susun bibit rumput laut secara berlapis dan berselang antara pangkal
tallus dan ujung tallus. Berikan lapisan kain yang sudah dibasahi dengan air laut
di antara lapisan satu dengan lainnya. Kamu juga harus memastikan bahwa bibit
terhindar dari air hujan agar proses pertumbuhan dan panen rumput laut lancar.
Berikut adalah cara menanam bibit rumput laut secara merinci: Siapkan tali untuk
menggantung bibit, lalu ikat bibit tersebut pada tali penggantung Panjangkan tali
berisikan ikatan rumput lalu dan posisikan sekitar 30 cm di dasar perairan. Jarak
ideal untuk rentangan tali adalah sekitar 20 sampai 30 cm.
6. Proses Perawatan Rumput Laut
Agar pertumbuhan rumput laut lancar dan panen jauh dari kendala,
tanaman air ini wajib kamu rawat serajin mungkin. Hasil panen akan ditentukan di
sini, sehingga para petani disarankan tidak memalingkan perhatian mereka dari
bibit yang sudah ditanam. Adapun langkah-langkah merawat rumput laut sebagai
berikut: Bersihkan talus rumput laut dari tanaman hama yang tumbuh di
sekitarnya.
Hama yang wajib diperhatikan adalah teripang, bulu babi, larva bulu babi, ikan
baronang, dan ikan herbivora lainnya. Selalu pastikan ada cahaya sinar matahari
yang masuk ke dalam perairan. Pastikan tali penggantung bersih dari tumbuhan
liar dan sampah. Periksa tali penggantung yang sudah terlihat rentan. Ganti jika
diperlukan. periksa rumput laut dari gangguan penyakit.
2.3. sumber Bibit
Bibit diperoleh dari hasil reproduksi rumput laut. Di alam, rumput laut
jenis Eucheuma spp diambil dari daerah pantai terumbu karang (reef). Rumput
laut ini banyak elekat pada substrat yang selalu terendam air berupa karang mati,
karang hidup, batu gumpingk dan cangkang moluska.
Pemilian bibit merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam
melakukan kegiatan budidaya. Kualitas bibit dapat menentukan apakah budidaya
dapat berhasil atau tidak. Mengingat kualitas bibit merupakan hal yang sangat
penting, maka dalam melakukan pemilihan bibit khususnya ruput laut, ada
beberapa cara pemilihan bibit yang baik diantaranya sebagai berikut :
1. Bibit diperoleh dari hasil reproduksi rumput laut.
Di alam, rumput laut jenis Eucheuma spp diambil dari daerah pantai
terumbu karang (reef). Rumput laut ini banyak melekat pada substrat yang selalu
terendam air berupa karang mati, karang hidup, batu gumping dan cangkang
moluska. Pada pengambilan rumput laut hasil budidaya, jenis Eucheuma spp dan
Gracilaria spp telah dipelihara selama 6-8 minggu dengan berat 500 - 600
gr/individu.
2. Berasal dari satu jenis rumput laut (monospesies).
Perbedaan jenis tanaman rumput laut menyebabkan perbedaan kandungan
pada masing-masing jenis tanaman tersebut, seperti pada masing-masing jenis
Eucheuma spp mempunyai kandungan klorofil dan karoten yang berbeda yang
menyebabkan kandungan sulfur E. muricatum (E. .symosum), E. cottonii
dan E. serra berbeda yakni 6,1% : 9,5% : 9%.
3. Bibit tanaman tampak dari thallusnya yang masih muda, bersih dan segar.
Bibit tanaman rumput laut yang masih muda terdiri dari sel dan jaringan
muda. Bibit yang bersih, bebas dari lumpur/tanah, organisme penempel dan
kotoran lain. Bibit yang segar tampak dari thallusnya yang keras dengan wama
yang cerah.
4. Tidak terdapat gejala serangan hama penyakit.
Serangan hama penyakit terhadap rumput laut dapat terlihat dari bercak
putih dan luka pada thallusnya. Serangan hama penyakit dapat disebabkan oleh
ikan herbivora, bulu babi (Echinotrix spp), landak laut (Diadema spp) dan penyu.

Anda mungkin juga menyukai