Anda di halaman 1dari 9

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul AGRIBISNIS RUMPUT LAUT


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Komoditas Rumput Laut dan Potensi
Pengembangannya
2. Teknik Pembibitan Komoditas Rumput Laut
3. Teknik Budidaya Komoditas Rumput Laut
4. Panen dan Pascapanen Komoditas Rumput Laut
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta 1. KB 1 Komoditas Rumput Laut dan Potensi Pengembangannya
konsep (istilah - Rumput laut dikenal sebagai algae yang terdiri dari satu
dan definisi) di atau banyak sel, berbentuk koloni, bersifat bentik di
modul ini daerah perairan dangkal dan pasang surut, yang berpasir
dan biasanya menempel pada karang mati.
- Rumput laut yang dibudidayakan di Indonesia
diklasifikasikan berdasarkan warna yaitu:
 Rhodophyceae (ganggang merah)
 Phaeophyceae (ganggang coklat)
 Cholorophyceae (ganggang hijau)
 Cyanophyceae
(ganggang hijau- biru).
- Berdasarkan ukuran terdiri :
 Mikroskopik
 Makroskopik
- Struktur rumput laut secara keseluruhan merupakan
batang yang disebut thallus, tidak memiliki akar sejati,
batang dan daun seperti pada tanaman tingkat tinggi.
- Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat
tergantung dari faktor-faktor oseanografi (fisika, kimia,
dan dinamika air laut) serta jenis substratnya, dijumpai
pada daerah perairan yang dangkal (intertidal dan
sublitorral) dengan kondisi perairan berpasir, sedikit
lumpur, atau campuran keduanya
- Pengelompokkan rumput laut berdasarkan percabangan
thallus :
 Tidak bercabang, tumbuh memanjang
 Dichotomous (Bercabang dua) Tiap – tiap thallus
yang tumbuh akan memiliki cabang dan dari
cabang ini akan muncul cabang lagi
 Pinnate alternate, Thallus tumbuh bercabang dua
– dua sepanjang thallus utama secara berselang-
seling (berganti-ganti).
 Pinnate distichous, Thallus tumbuh bercabang
dua - dua sepanjang thallus utama secara
beraturan
 Tetratichous, Thallus tumbuh dengan memiliki
percabangan empat-empat sepanjang thallus
utama.
 Ferticillate, Cabang-cabang thallus tumbuh
dengan melingkari thallus sebagai sumbu utama.
 Polystichous, banyak cabang pada thallus utama
 Pectinate, Cabang – cabang thallus tumbuh pada
satu sisi thallus
 Monopodial Cabang tumbuh satu-satu pada tiap
thallus.
 Sympodial, Percabangan pada thallus tumbuh
searah dan bias lebih dari satu cabang pada
masing-masing thallus.
- Pengelompokkan rumput laut berdasarkan kandungan
koloid.
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua
zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain
 Karaginofit adalah rumput laut yang
mengandung bahan utama polisakarida
karagin,Karaginan ada tiga macam, yaitu iota
karaginan dikenal dengan tipe spinosum, kappa
karaginan dikenal dengan tipe cottonii dan
lambda karaginan.
 Agarofit adalah rumput laut yang mengandung
bahan utama polisakarida agar-agar
 Alginofit adalah jenis rumput laut penghasil
alginat. Algin merupakan komponen utama dari
getah ganggang coklat
(Phaeophyceae)
- Komoditas rumput laut ekonomis penting di Indonesia
 Eucheuma sp( Rhodophyta)
 Gracilaria sp.( Rhodophyta)
 Sargassum sp (Phaeophyceae)
 Gelidium sp.(Rhodophyta)
 Acanthophora spicifera.(Rhodophyta)
 Chondrococcus hornemannii.(Rhodophyta)
 Hypnea sp.(Rhodophyta)
 Ulva lactuca (Chlorophyta)
 Turbinaria sp(Phaeophyceae)
- Potensi pengembangan dan manfaat rumput laut.
Rumput laut merupakan produk serbaguna yang dapat
digunakan langsung untuk dikonsumsi
atau diolah menjadi makanan tambahan, makanan
ternak, pupuk, biofuel,kosmetik, obat- obatan dan
sebagainya (Valderrama, et. al., 2013).
2. KB 2 Teknik Pembibitan Komoditas Rumput Laut
Berdasarkan produksi global rumput laut yang dilaporkan oleh
FAO pada tahun 2010, Indonesia merupakan negara produsen
terbesar untuk Kotoni (63,37% dari total produksi dunia) dan
menempati urutan kedua untuk Gracilaria (30,02% dari produksi
total dunia).
1. Pembibitan Eucheuma sp.
a. Penyeleksian Bibit Rumput Laut
- Persyaratan kuantitatif
 Umur 25 hari - 30 hari;
 Thallus minimal bercabang 3;
 Diameter thallus utama minimal 0,5 cm dan
seragam;
 Berat per rumpun 50 gram - 100 gram
- Persyaratan kualitatif
 Thallus tampak cerah dan segar;
 Bersih dari kotoran, organisme penempel dan
lumut;
 Bebas penyakit;
 Thallus tidak luka dan patah;
 Bertunas runcing;
 Bentuk proporsional.
- Metode pemilihan bibit
 Bibit diambil dari cabang ujung thallus yang
muda;
 Pemotongan bibit dilakukan dengan benda tajam;
 Minimal terdapat dua percabangan thallus untuk
memudahkan pengikatan;
 Bibit dapat digabung maksimal 3 rumpun dalam
satu ikatan;
 Bibit diambil dari bagian thallus rumput laut
yang besar.
b. Penanganan Bibit
 bibit tidak pernah terkena air tawar atau air
hujan;
 tidak terkena minyak;
 bibit tidak terkena cahaya matahari secara
langsung selama 2 jam;
 bibit dijauhkan dari sumber panas;
 menghindari bibit dari tumpukan benda;
 bibit dalam keadaan basah atau lembab;
 menghindari dari permukaan kasar untuk
mengurangi luka akibat gesekan;
 disimpan pada tempat teduh dan terlindung dari
angin
c. Pembaharuan Bibit Rumput Laut
 Kultur Jaringan
 Seleksi Varietas
d. Pengendalian Hama dan Penyakit Bibit Rumput Laut
- Penyakit ice-ice
Gejala dan akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ice-ice
adalah:
 Perubahan kondisi air secara drastis terutama
suhu
 Pertumbuhan lambat, memutih (pucat), patah.
Bercak putih biasanya muncul dari batang tempat
ikatan rumput laut
 Rumput laut yang terserang biasanya berlendir
 Setelah memutih, maka batang akan hancur
Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan
cara segera memanen
rumput laut, pindahkan lokasi budidaya atau
berhenti menanam selama beberapa
bulan
- Gulma
Gulma dapat menempel dan merusak rumput laut, Untuk
penanganannya, hindarilah lokasi endemic gulma,
bersihkan rumput laut dengan cara menggoyang tali
bentangan dengan tangan secara teratur
e. Pengangkutan dan Penanganan Bibit Rumput Laut
- Usahakan menggunakan bibit dari budidaya sendiri
- Pada saat mengangkut bibit, hindari panas (sinar
matahari langsung) dan
- usahakan bibit selalu dalam keadaan basah oleh air laut
- Bibit tidak boleh terkena air tawar
- Pada pengangkutan jarak dekat, usahakan pengangkutan
bibit pada pagi hari agar bisa langsung diikat pada tali
bentangan dan ditanam di laut
- Pengangkutan bibit jarak jauh diusahakan dilakukan
pada malam hari dan penanaman bibit dilakukan pada
pagi hari berikutnya
- Jangan membuang/melempar atau membenturkan bibit
karena dapat menyebabkan bibit patah atau luka.
- Tempatkan bibit pada tempat teduh dan langsung diikat
- Apabila pengangkutan bibit dilakukan pada jarak jauh
(>12 jam) maka pengepakan dilakukan dengan sistem
tertutup
f. Pengikatan Bibit
Bersihkan tali bentangan beserta tali pengikat bibitnya
(coban) dari lumut atau organisme penempel,dengan
cara dikeringkan. Apabila menggunakan tali baru, maka
sebaiknya tali
direndam terlebih dahulu minimal satu hari untuk
menghilangkan zat yang menghambat pertumbuhan
rumput laut
2. Pembibitan Rumput Laut Grasilaria (Gracilaria Verrucosa)
dengan Metode Sebar di Tambak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
persyaratan produksi, cara pengukuran dan pemeriksaan
produksi
Metode sebar yang digunakan untuk pembibitan di
tambak adalah cara produksi bibit rumput laut dengan
menebar talus/bibit secara merata pada dasar tambak.
3. Transportasi Bibit
dua hal yang harus diperhatikan dalam transportasi benih :
- pengepakan/pengemasan
- penanganan selama pengangkutan
bibit harus tetap lembab/basah selama dalam
pengangkutan tetapi tidak sampai
meneteskan air. Diupayakan agar tidak terkena air tawar,
hujan, embun, minyak,
dan kotoran lainnya karena akan merusak bibit. Selain
itu bibit tidak boleh terkena sinar matahari secara
langsung,bibit diletakkan pada daerah yang jauh dari
sumber panas seperti mesin mobil atau perahu.
4. Sarana Pengemasan Bibit Rumput Laut Kotoni
(Kappaphycus Alvarezii) Sistem Kering Tertutup
menggunakan wadah styrofoam tertutup dan tanpa air
3. KB 3 Teknik Budidaya Komoditas Rumput Laut
 Rumput Laut dijumpai tumbuh di daerah perairan yang
dangkal (intertidal dan sublitoral), dengan kondisi dasar
perairan berpasir, sedikit lumpur atau campuran
keduanya, bersifat melekat (benthic algae), hidup
sebagai fitobentos dan memiliki thallus yang melekat
pada substrat pasir, lumpur berpasir, karang,fragmen
karang mati, kulit kerang, batu atau kayu.
 Faktor utama yang menentukan keberhasilan
pembudidayaan Rumput Laut adalah pemilihan lokasi.
Pemilihan lokasi harus memperhatikan daya dukung
perairan yang disesuaikan dengan metode budidaya yang
akan digunakan. Daya dukung perairan untuk kegiatan
pembudidayaan Rumput Laut diartikan sebagai
kemampuan lingkungan perairan tersebut untuk
menopang kehidupan dan pertumbuhan Rumput Laut
secara optimal
 Perkembangbiakannya dapat terjadi melalui dua cara,
yaitu secara vegetatif dan generatif
 Metode lepas dasar merupakan cara
membudidayakan rumput laut di atas dasar perairan pada
10 (sepuluh) cm sampai dengan 50 (lima puluh) cm
dengan menggunakan tali yang diikatkan pada patok
yang dipasang secara teratur
 Metode rawai (long line) merupakan cara
membudidayakan Rumput Laut di kolom air (eupotik)
dekat permukaan perairan dengan menggunakan tali
yang dibentangkan dari satu titik ke titik yang lain
dengan minimal panjang 25 (dua puluh lima) m sampai
dengan 100 (seratus) m, dapat dalam rangkaian
berbentuk segi empat dengan bantuan pelampung dan
jangkar.
 Metode rakit apung merupakan cara membudidayakan
Rumput Laut di kolom air (eupotik) dekat permukaan
perairan dengan menggunakan tali yang diikatkan pada
konstruksi rakit bambu apung
 Metode sebar adalah cara produksi rumput laut dengan
menebar talus/bibit secara merata pada dasar tambak.
Metode ini dapat digunakan untuk budidaya rumput laut
glasilaria yang merupakan rumput laut kelas alga merah
(Rhodophyceae).
 Metode jalur (kombinasi) merupakan cara
membudidayakan rumput laut di kolom air (eupotik)
dekat permukaan perairan dengan menggunakan bambu
yang dihubungkan dengan tali PE diameter 0,6 (nol
koma enam) mm sehingga membentuk persegi panjang
dengan ukuran 5 (lima) meter sampai dengan 7 (tujuh)
meter per petak. Satu unit metode ini terdiri dari 5 (lima)
sampai 8 (delapan) petak
 Metode keranjang (kantung) merupakan cara
membudidayakan Rumput Laut di kolom air (eupotik)
dekat permukaan perairan dengan menggunakan kantung
jaring bermata jaring 1 (satu) sampai dengan 1,5 (satu
koma lima) inchi yang terbuat dari benang PE dengan
ukuran D18 sampai dengan D21
 Cara paling baik untuk mengantisipasi serangan hama
adalah memperbanyak populasi rumput laut yang
dibudidayakan serta lakukan penanaman secara serentak
pada satu hamparan
4. KB 4 Panen dan Pascapanen Komoditas Rumput Laut
Pemanenan Rumput Laut dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jenis Euchema cotonii atau Eucheuma spinosum:
 panen dilakukan setelah budidaya 45 (empat puluh lima)
hari sampai dengan 50 (lima puluh) hari;
 Rumput Laut dipanen dengan cara dilepas dari tali ris
dengan cara membuka ikatan atau memotong tali dengan
alat yang tajam (gunting/pisau) untuk menjaga kualitas
bibit;
 ukuran hasil panen minimal 500 (lima ratus)
gram/rumpun;
 panen Rumput Laut dilakukan dengan cara membawa
tali ris ke darat dan Rumput Laut dilepas dari tali ris
dengan cara membuka ikatan sebelum/sesudah dijemur;
 panen dilakukan pada pagi atau sore hari, dengan cepat
dan higienis untuk mencegah penurunan mutu;
 hasil panen dijaga agar tidak terkena air tawar, BBM,
deterjen, kotoran ternak, dan kontaminan lainnya;
 dilakukan pembersihan kotoran dan tanaman lain yang
menempel dan ikut terbawa pada rumput laut; dan
 Pemanenan hasil dilakukan dengan tidak merusak thallus
dalam kondisi segar dan basah.
Jenis Gracilaria sp., Pemanenan dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu:
 Panen Parsial:
- panen pertama dilakukan setelah Gracilaria sp. berumur
3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) bulan;
- pada umumnya ujung thallus dipisahkan untuk dapat
tumbu kembali;
- cara panen dengan metode tebar, Pemanenan dilakukan
dengan cara mengangkat Rumput Laut ke darat
sedangkan panen dengan metode rawai (long line)
dengan cara Rumput Laut dilepas dari tali ris dan
diangkat ke darat;
- Rumput Laut disortir dengan memisahkan thallus yang
tua dengan yang muda, thallus yang muda dikembalikan
ke tambak untuk ditanam kembali;
- panen dilakukan pada pagi atau sore hari, dengan cepat
dan higienis untuk mencegah penurunan mutu;
- hasil panen dijaga agar tidak terkena air tawar, BBM,
deterjen,kotoran ternak, dan kontaminan lainnya;
- dilakukan pembersihan kotoran dan tanaman lain yang
menempel dan ikut terbawa pada rumput laut; dan
- Pemanenan hasil dilakukan dengan tidak merusak thallus
dalam kondisi segar dan basah.
 Panen Total
- panen total dilakukan setelah Gracilaria sp. berumur
diatas 6 (enam) bulan;
- cara panen dengan metode tebar, Pemanenan dilakukan
dengan cara mengangkat Rumput Laut ke darat
sedangkan panen dengan metode rawai (long line)
dengan cara Rumput Laut dilepas dari tali ris dan
diangkat ke darat;
- panen Rumput Laut dilakukan dengan cara membawa
tali ris ke darat dan Rumput Laut dilepas dari tali ris
dengan cara membuka ikatan sebelum/sesudah dijemur;
- panen dilakukan pada pagi atau sore hari, dengan cepat
dan higienis untuk mencegah penurunan mutu;
- hasil panen dijaga agar tidak terkena air tawar, BBM,
deterjen,kotoran ternak, dan kontaminan lainnya;
- dilakukan pembersihan kotoran dan tanaman lain yang
menempel dan ikut terbawa pada Rumput Laut; dan
- Pemanenan hasil dilakukan dengan tidak merusak thallus
dalam kondisi segar dan basah.
 Penanganan Hasil Panen
- Penjemuran:
- hasil panen Rumput Laut langsung dijemur dibawah
terik matahari dengan menggunakan para-para/alas atau
digantung selama 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) hari;
- hasil panen dijaga supaya tidak tercampur dengan
kotoran (pasir,tanah/benda asing lainnya);
- Rumput Laut dijemur sampai kadar air 30% (tiga puluh)
persen sampai dengan 35% (tiga puluh lima) persen
untuk Euchema cottonii dan Eucheuma spinosum dan
12% (dua belas) persen sampai dengan 15% (lima belas)
persen untuk Gracillaria sp.; dan
- Rumput Laut yang telah kering disimpan dalam karung
plastik dan diletakan ditempat yang kering.
 Penyimpanan:
- melakukan penyortiran dan pembersihan Rumput Laut
dari benda yang menempel;
- Rumput Laut yang telah dikeringkan disimpan dengan
menggunakan karung; dan
- tempat penyimpanan Rumput Laut dalam kondisi baik
(menggunakan alas), tidak lembab/terkena air dan
terhindar dari kontaminan.

2 Daftar materi 1. Membedakan rumput laut dengan tumbuhan kormus


yang sulit 2. Pengelompokkan rumput laut berdasarkan kandungan koloid
dipahami di 3.
modul ini
3 Daftar materi 1. Thallus rumput laut
yang sering 2. Membedakan aliginofit dan algin
mengalami 3. Membedakan panen parsial dan panen total
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai