Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL SEAWEED

Website : www.rumputlaut.org

Email : seaweed_undip@yahoo.com

Apa Rumput Laut itu sebenarnya?

Oleh:
Drs Wanda S. Atmadja MSc.

“ ”
Sebutan rumput laut , walaupun dari segi botanis (ilmu tumbuhan) tidak tepat, namun
karena sudah terlanjur biasa dipergunakan dalam dunia perdagangan di Indonesia maka
istilah tersebut terus dipakai sampai sekarang. Sebutan rumput laut merupakan
“ ”
terjemahan harfiah dari seaweed dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai
tumbuhan pengganggu. Rumput laut, sebenarnya adalah algae laut (agar-agar atau
ganggang) yang termasuk tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta) di laut. Jadi,
tumbuhan ini bukanlah rumput yang tumbuh di laut karena tidak termasuk rumput
(graminae) ataupun tumbuhan pengganggu yang merupakan tumbuhan tingkat tinggi
(Spermatophyta) yang umumnya tumbuh di darat. Rumput laut juga tidak sama dengan

lamun ” (seagrasses) karena lamun termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh
menetap di perairan laut.

Dalam hampir setiap hidangan pertemuan atau upacara, selalu disajikan beranekaragam
makanan dan kue termasuk di antaranya adalah agar-agar yang biasanya merupakan
makanan penutup (nock) yang dibuat dari tepung agar berasal dari rumput laut (algae).
Pada saat kita menyantapnya, kita jarang berfikir dari mana asal-usul makanan tersebut
dan bagaimana proses pembuatannya, tetapi kita hanya memandangnya apakah
makanan itu menarik, enak atau nikmat tidak untuk dimakan. Berikut ini, marilah kita
simak apa sebenarnya rumput laut itu.

Pertumbuhannya di laut

Apabila kita berwisata ke pantai, sering kita menjumpai tumbuhan laut yang terdampar
atau terhempas ombak ke daratan atau melihat langsung yang masih tumbuh di laut.
Tumbuhan tersebut menempel pada bebatuan atau menancap pada substrat pasir.
Itulah umumnya rumput laut yang tampak dengan beraneka-macam

Divisi Penelitian dan Pengembangan


SEAWEED
Kelompok Studi Rum put Laut
Kelautan - UNDIP
Seaweed Center: Jl. Gondang Timur I No. 30 RT. 06 RW. 02 Bulusan -
Tembalang Semarang Jawa Tengah 50277
Contact Person : Puri (085290033966)
bentuk dan warnanya yang menarik. Ada yang berbentuk bola kecil, lembaran, rumpun
atau tegakan yang beraneka-ragam warna seperti merah, coklat, hijau dan warna
lainnya. Kalau kita perhatikan atau kita pegang rumput laut tersebut maka ternyata
substansi fisiknya ada yang keras karena mengandung zat kapur, ada yang lunak
bagaikan tulang rawan dan ada juga yang kenyal seperti gel.

Gambar 1. Komunitas rumput laut di pantai Selatan Jawa, Pameungpeuk, Garut

Rumput laut ini, termasuk tumbuhan yang dalam proses metabolismenya memerlukan
kesesuaian faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar
garam, nutrisi atau zat hara seperti nitrat dan fosfat, dan pencahayaan sinar matahari.
Dalam pertumbuhannya, zat hara diserap dari media air melalui seluruh kerangka
“ ” “ ”
tubuhnya yang biasa disebut thalli (jamak) atau thallus (tunggal), sedangkan proses
fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar matahari yang menembus ke perairan di
tempat pertumbuhannya. Pada tumbuhan ini, walaupun tampaknya ada perbedaan
morfologis seperti akar, batang dan daun tetapi itu hanya bersifat semu saja karena
fungsinya sama. Hal ini berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat yang memiliki
perbedaan fungsi jelas antara akar, batang dan daun. “Akar” atau disebut “
holdfast”
sebenarnya hanya merupakan bagian dasar pada kerangka rumput laut dengan
berbagai macam bentuk dan biasanya hanya berfungsi sebagai alat pelekat atau
penumpu pada substrat sehingga tumbuhnya dapat kuat dan menetap, jadi bukan untuk
menyerap makanan dari substrat tersebut.

2
Pengelompokan

Rumput laut termasuk kelompok tumbuhan algae yang berukuran besar, dalam artian
dapat terlihat dengan mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik atau tumbuh
menancap atau menempel pada suatu substrat di perairan laut. Algae yang disebut
rumput laut ini umumnya terdiri dari kelompok algae merah (Rhodophyceae) , algae
coklat (Phaeophyceae) dan algae hijau (Chlorophyceae). Ketiga kelompok ini yang
tumbuh di laut diperkirakan ada sekitar 9000 jenis yang masing-masing adalah sekitar
6000 jenis Rhodophyceae, 2000 jenis Phaeophyceae dan 1000 jenis Chlorophyceae.
Algae lainnya yang berukuran kecil dan hanya terlihat dengan bantuan alat pembesar
seperti mikroskop tidak termasuk ke dalam kelompok rumput laut tetapi merupakan
kelompok tersendiri yang disebut plankton. Kelompok ini selain kecil ukurannya juga
gerakannya sangat dipengaruhi pergerakan air sehingga keberadaannya sebagian besar
bergantung kepada kondisi fisik perairan selain faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap pertumbuhannya.

Pengelompokan rumput laut menurut perbedaan warna tersebut adalah didasarkan atas
perbedaan kandungan pigmennya. Rumput laut kelompok merah memiliki pigmen
dominan fikoeretrin (phycoerethrin) dan fikosianin (phycocyanin) yang menimbulkan
warna merah, walaupun pada kenyataannya di alam menunnjukkan variasi warna lain
seperti hijau, ungu dan coklat tua karena sifat adaptik kromatiknya. Sebagai indikasi
bahwa itu adalah rumput- laut merah, yaitu apabila terjemur sinar matahari akan
tampak berubah warna asalnya menjadi merah-ungu, kemudian menjadi putih karena
kehilangan pigmennya. Pigmen yang dominan pada rumput laut kelompok coklat adalah
fucoxantin, sedangkan pigmen yang dominan pada rumput laut kelompok hijau adalah
klorofil (Chlorophyl) b.

Pengelompokkan lain adalah berdasarkan kandungan koloidnya. Ada kelompok rumput


laut penghasil agar (senyawa polisakarida sulfat bersifat koloid) yang biasa disebut
agarofit antara lain Gracilaria (rambu kasang) dan Gelidium (kades). Rumput laut
seperti Eucheuma (agar-agar kasar, agar-agar patah tulang) dan Kappaphycus

3
(cottonii) lainnya adalah termasuk kelompok penghasil karaginan (berupa garam
sodium, kalsium dan potasium dari senyawa polisakarida sulfat asam karaginat) yang
disebut karaginofit.

Gambar, 2 a) atas : Caulerpa racemosa var. uvifera (Turner) Weber Van Bosse, b) tengah:
Turbinaria conoides (J. Agardh) Kuetzing, c) bawah: Rhodymenia palmate (Linnaeus) Greville

4
Kelompok lainnya yaitu alginofit adalah penghasil alginat (garam kalsium, kalium,
natrium dan magnesium dari senyawa polisakarida asam alginik), termasuk ke
dalamnya antara lain Sargassum (oseng) dan Turbinaria. Pengelompokkan dan
penamaan rumput laut secara ilmiah berdasarkan jenjang taksonomiknya diatur secara
rinci dalam Kode Internasional Nomenklatur Botani. Nama ilmiah (scientific name)
rumput laut yang biasanya ditulis dalam bahasa latin adalah berlaku (valid) secara
universal di seluruh dunia. Selain itu ada juga nama rumput laut yang bersifat lokal
(vernacular name) berdasarkan kelaziman di suatu daerah dengan menggunakan
bahasa daerah masing-masing. Di Indonesia misalnya ada rumput laut yang nama
ilmiahnya Gracilaria memilki nama lokal yang berbeda-beda di setiap daerah, ada yang
menyebut rambu kasang (di Jawa), bulung sangu (di Bali), sango-sango/dongi-dongi (di
Sulawesi) dan janggut dayung (di Bangk). Ada juga nama rumput laut yang telah
“ ”
populer dalam dunia perdagangan internasional, misalnya cottonii untuk sebutan
rumput laut yang nama ilmiahnya Kappaphycus dan nori untuk rumput laut Porphyra
dari Jepang.

Perkembangbiakan

Pada rumput laut dikenal pola perkembangbiakan dengan pertukaran generasi antara
vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif adalah melalui
perbanyakan batang atau stek dan penyebarluasan spora, sedangkan
perkembangbiakan dengan cara generatif adalah melalui perkawinan antara gamet
jantan dan gamet betina. Spora pada rumput laut ada dua macam yaitu karpospora dan
tetraspora yang masing-masing dihasilkan oleh tumbuhan karposporofit dan
tetrasporofit. Gamet jantan dan gamet betina dihasilkan oleh dua individu tumbuhan
yang terpisah dan berbeda jenis kelaminnya yaitu tumbuhan jantan (gametofit jantan)
dan tumbuhan betina (gametofit betina). Sifat tumbuhan seperti ini, biasa disebut
tumbuhan berumah dua (dioceous). Ada juga tumbuhan yang berumah satu
(monoceous) di mana gamet jantan dan gamet betina dihasilkan dalam satu tumbuhan.

5
Ga mba r, 3. a) atas : Gracilaria coronopifolia J.
Agardh , b) bawah kiri : Eucheuma edule
Kützing, c) bawah kanan : Sargassum binderi
Sonder

Jadi, di alam ada empat macam tumbuhan rumput laut yang berbeda jenis kelamin dan
tabiat reproduksinya yaitu karposporofit, tetrasporofit, gametofit jantan dan gametofit
betina. Keempat macam bentuk tumbuhan tersebut di alam ada yang mudah

6
terlihat dari penampilan fisiknya (heteromorfik) tetapi ada juga yang sulit dibedakan
(isomorfik) kecuali dengan menggunakan alat pandang mikroskopik. Perkembang biakan
vegetatif sampai sekarang dimanfaatkan para penanam rumput laut dalam penyediaan
bibit dari marga Kappaphycus (cottonii) dan Eucheuma (agar-agar patah tulang) untuk
ditumbuhkan secara komersial di beberapa negara tropis termasuk di Indonesia.
Penggunaan bibit vegetatif tersebut sampai saat ini masih dianggap yang paling mudah
dan menguntungkan dari segi efisiensi waktu, tenaga dan biaya dibandingkan dengan
cara-cara generatif yang masih belum diterapkan secara masal karena pertimbangan
teknis dan ekonomis yang dianggap belum menguntungkan.

Manfaat

Tumbuhan rumput laut ini, bersama-sama dengan tumbuhan fotosintetik lainnya


termasuk plankton merupakan kelompok organisme penting di laut karena sebagai
pembentuk makanan primer memberikan sumbangan besar bagi kehidupan binatang
akuatik di laut. Manfaatannya, bersifat ganda yaitu bermanfaat langsung bagi
kepentingan manusia dan bagi kelanjutan fungsi ekologis perairan melalui perannya
dalam rantai makanan di laut sebagai sumber makanan binatang di laut. Jadi, secara
tidak langsung bermanfaat juga bagi tersedianya berbagai jenis binatang laut yang
dikonsumsi oleh manusia.

Dari ratusan jenis rumput laut yang ada di Indonesia, banyak di antaranya yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, antara lain sebagai bahan makanan
dan sayuran. Pemanfaatan lain adalah sebagai bahan mentah untuk industri penghasil
agar, karaginan dan alginat yang diperlukan untuk bahan tambahan dalam pengolahan
makanan, minuman, farmasi, kosmetika dan tekstil di dalam dan luar negeri.
Kandungan kimia lain yang penting terdapat dalam rumput laut selain karbohidrat yang
berupa polisakarida seperti agar, karaginan dan alginat juga terdapat mineral, protein,
lemak, vitamin dan yodium. Secara tidak disadari bahwa sebenarnya manfaat dan peran
rumput laut ini telah ada pada kehidupan kita sehari-hari. Kita berhias dengan minyak
rambut, berkeramas dengan shampoo, bergosok gigi dengan odol,

7
menikmati eskrim dan coklat, berdandan dengan baju yang bermotif warna-warni dan
menyemir sepatu , kesemua bahan yang kita pergunakan tersebut sedikit banyak
mengandung campuran rumput laut antara lain berupa agar, karaginan dan alginat.

Produksi rumput laut di Indonesia, sebagian dipasok dari hasil panen persediaan alami
(stock alam) di berbagai daerah dan yang lainnya berasal dari hasil panen budidaya
atau rekayasa penanaman oleh para petani rumput laut. Sekarang, kegiatan penanaman
rumput laut di Indonesia telah tersebar luas ke berbagai daerah, antara lain di
Lampung, Banten, Teluk Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Sumber:

[http://www.coremap.or.id/print/article.php?id=264, diakses pada 29 Juni 2007]

Anda mungkin juga menyukai