A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tumbuhan Lumut Merupakan jenis tumbuhan rendah yang beradaptasi
dangan linkungan darat dan mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi dari
pada Thalophyta. Pada umumnya lumut hidup ditempat yang lembab. Di
indonesia sendiri lumut banyak di jumpai di sekitar perairan ataupun di hutan
bahkan di sekitar rumah warga, sehingga lumut mudah untuk ditemukan dan
dapat diamati secara morfologi. Selain lumut yang sering dijumpai dikawasan
hutan ataupun pepohonan adalah lichens. Simbiosis antara alga dan jamur ini
ditemukan pada hampir sebagian besar pohon berukuran besar oleh karena itu
pengamatan lichens secara morfologi dapat diidentifikasi baik jenis maupun
klasifikasinya.
2. Tujuan
Dapat mengetahui jenis dan ciri morfologi lumut dan lichenes yang telah
ditemukan di Pulau Ternate.
3. Rumusan Maslah
a. Jenis lumut dan lichens apa saja yang ditemukan di kawasan danau Laguna
Kelurahan Ngade.
b. Seperti apa klasifikasi dari jenis lumut dan lichens yang ditemukan.
c. Apa peranan lumut dan lichens bagi kehidupan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Lichenes (Lumut Kerak)
Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dari golongan Ascomycotina
atau Basidiomycotina (mikobion) dengan Chlorophyta atau Cyanobacteria bersel
satu (fikobion). Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan
dalam pembentukan tanah. Lumut kerak bersifat endolitik karena dapat masuk pada
bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang
tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes
yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi
tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali (Indah, 2009 : 41).
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan dua organisme berbeda yang
hidup bersama (bersimbiosis), yaitu antara fungi (jamur) dan yang berwarna hijau
disebut ganggang (alga) sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan suatu
kesatuan. Ganggang membuat makanan untuk jamur. Sebab utama hijau yang
dimilikinya memungkinkan ganggang melakukan proses fotosintesis, memasak
makanan. Sementara itu, tugas jamur adalah memberi perlindungan terhadap
kekeringan. Berbeda dari lumut biasa yang tumbuh di tempat lembap, lichenes bisa
tumbuh di tempat-tempat yang sulit, tempat yang sangat dingin dan kering.
Lichenes ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan tetapi dapat juga hidup di atas
tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai dan
juga gunung-gunung yang tinggi (Tjitrosoepomo, 1989).
Tubuh lichenes dinamakan thalus yang secara vegetatif mempunyai
kemiripan dengan alga dan jamur. Thalus ini berwarna abu-abu atau abu-abu
kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah
dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara seluler
dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thalus atau miselium yang
biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada
bagian permukaan dari thalus (Hawksworth, 1984).
Menurut bentuk pertumbuhannya, lumut kerak terbagi menjadi tiga tipe yaitu
(Indah, 2009:42) :
a. Crustose, jika thalus terbentuk seperti kerak (kulit keras), berukuran kecil,
datar dan tipis. melekat erat pada substratnya (batu, kulit pohon atau tanah).
Contohnya : Physcia,Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora
atau Pleopsidium. Lichenes krustos yang tumbuh terbenam di dalam batu
hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan yang biasanya disebut
endolitik.
b. Foliose, jika thalus berbentuk seperti daun. Thalusnya datar, lebar, banyak
lekukan seperti daun yang mengerut berputar. Bagian permukaan atas dan
bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines.
Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan.
Contohnya : Umbillicaria, Parmelia, Xantoria, Physcia, Peltigera.
c. Frutikose, jika thalus tegak seperti semak atau menggantung seperti jumbai
atau pita. Thalus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, dedaunan atau
cabang pohon. Contohnya : Usnea longissima.
d. Squalumose, Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut
squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering
memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia. Contoh : Psora
pseudorusselli, Cladonia carneola.
1) Secara Vegetatif
2. Lumut (Bryophyta)
Lumut Merupakan jenis tumbuhan rendah yang beradaptasi dangan linkungan
darat dan mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi dari pada Thalophyta.
Pada umumnya tumbuhan lumut menyukai tempat-tempat lembab dan basah di
dataran rendah hingga dataran tinggi. Tumbuhan lumut berwarna hijau karena
mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b, lumut
bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut
berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum
mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa (Birsyam, 1992).
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-b da. Batang apabila dilihat
secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut selapis sel kulit, lapisan kulit
dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang
untuk mengangkut air dan garam-garam mineral; belum terdapat floem dan xilem.
Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun
seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena
tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong.
Rhizoid seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan
menyerap garam-garam mineral (Birsyam, 1992).
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari: vaginula, seta,
apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit menyerupai daun.
Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rhizoid yang
berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan
membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual
(Yulianto, 1992).
Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran
keturunan atau metagenesis. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang
dibentuk dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet
dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium
betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit
disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada.
Jika anteridium dan arkegonium dalam satu individu tumbuhan lumut disebut
berumah satu (monoesis). Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau
arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua (diesis) (Yulianto, 1992).
Lumut yang sudah teridentifikasi mempunyai jumlah sekitar 16 ribu spesies dan
telah dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu: lumut hati, lumut tanduk dan lumut
daun (Yulianto, 1992).
1. Lumut Hati (Hepaticopsida)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan
tanah, pohon atau tebing. Terdapat rhizoid berfungsi untuk menempel dan
menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi
secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan
membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia
dan lunularia.
2. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa thalus, tetapi sporofitnya
berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.
Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut
hati. Contohnya Anthocerros sp.
3. Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan
kecil dengan bagian seperti akar (rhizoid), batang dan daun. Reproduksi
vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup
akan membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum
squarosum.
C. Metode Praktikum
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini menggunakan metode jelajah bebas
yang dilaksanakan pada 15 Desember 2018 dengan lokasi di Danau Laguna,
kelurahan Ngade.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Kamera
- Alat Tulis
- Buku
2. Bahan
- Jenis lumut yang ditemukan
- Jenis lichenes yang ditemukan
E. Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memotret lumut dan lichenes yang ditemukan.
3. Mengambil lumut dan lichenes lalu dimasukan ke dalam kantong dan diberi
label.
4. Mengidentifikasi spesies dan morfologi lumut dan lichenes yang ditemukan,
kemudian catat hasilnya.
F. Tabel Pengamatan
1. Lichens
Warna
No Nama Spesies Tipe Thallus Jenis Inang
Lichens
2
Haematomma Seperti kerak Putih keabu- Batang pohon
ochroleucum (Crustose) abuan cengkeh dan pala
2. Lumut
Klasifikasi Lumut
Nama
No Substrat Karakterisik Lumut Lumut Lumut
Spesies
Hati Daun Tanduk
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan lumut dan lichens yang telah di lakukan di
kawasan danau Laguna Kelurahan Ngade terdapat 3 jenis lumut yang termasuk ke
dalam kelompok lumut daun yaitu Leucobryum glaucumv, Sphagnum capillifolium,
dan Andreaea petrophila. Ketiga jenis ini ditemukan di tempat lembab yang hampir
tersebar diseluruh kawasan danau seperti pada bebatuan, dinding, besi, dan kayu
yang lembab.
1) Leucobryum glaucumv
Bentuknya seperti bantal hijau besar, kasar, berwarna hijau keputihan atau keabu-
abuan, tingginya bisa sampai 2-9 cm, daun 3-8 mm, tegak untuk mendirikan -
penyebaran dan biasanya lebih atau kurang bergigi kecil di ujung.
2) Sphagnum capillifolium
Sphagnum capillifolium merupakan spesies lumut gambut asli Kanada, yang
dapat dibedakan dengan cabang-cabangnya yang menyapu, melengkung keluar
yang menyerupai ikal. Lumut merah ini berwarna hijau kecoklatan hingga merah
jambu kemerah-merahan membentk gundukan-gundukan seperti karpet, daunnya
tidak memiliki pelepah dan berbentuk lidah dengan ujung yang runcing.
3) Andreaea petrophila
Andreaea peptrophila merupakan tumbuhan lumut daun karena tallusnya sudah
dijumpai daun yang kecil atau disebut mikrofil, mempunyai alat perekat yang berupa
rhizoid untuk merekat pada substrat. Substratnya dapat tanah-tanah yang lembab
ataupun bebatuan. Daun-daun kecil mikrofil berwarna hijau karena mengandung
klorofil-a dan klorofil-b, sehingga dapat melekukan fotosintesis. Masuk dalam bangsa
Andreaeaceae, karena protonema berbentuk pita,dengan kapsul spora yang seperti
kopyah bayi.Reproduksi secara sporofit dengan pembentukan spora gametofit dengan
pembentukan gemet jantan (anteredium) dan gamet betina (arkegonium) terjadi
metagenesis.
Sementara untuk Lichens, ditemukan 3 jenis yaitu Physcia biziana,
Haematomma ochroleucum, dan Xantoria parietina. Ketiga spesies ini ditemukan pada
batang dan cabang pohon mangga, cengkih, pala dan sagu, dimana presentasi lichens
pada setiap pohon cukup banyak.
1) Physcia biziana
Physcia biziana adalah lumut daun yang sangat khas dari lingkungan litoral
Mediterania. Bentuk talus seperti kerak (crustose) ini berdiameter 2-7 cm yang
melekat pada substratnya.
2) Haematomma ochroleucum
Haematomma ochroleucum memiliki warna thallus putih keabu-abuan. Biasanya
memiliki tepi yang melingkar. Habitatnya ditemukan dipermukaan pada pohon,
bebatuan, ataupuin dinding-dinding bangunan kering.
3) Xantoria parietina
Xantoria parietina memiliki warna thallus orange kecoklatan, skala kuning yang
dapat ditemukan pada batang pohon besar. Tubuh vegetative lichens ini memiliki
lebar 8 cm. Bagian luar lichens tersususn atas hifa jamur yang padat dan berfungsi
untuk melindungi thallus dari kehilangan air karena penguapan serta efek berbahaya
dari tingkat radiasi yang tinggi.
H. Pertanyaan Diskusi
Soal Lichenes
1. Jelaskan ciri-ciri morfologi lIchenes yang telah di amati!
2. Jelaskan habitat hidup lichenes dan cara memperoleh nutrisi!
Jawaban :
1. Dari lichen yang telah kami amati dapat diperoleh ciri-ciri sebagai berikut ad
yang berwarna hijau kuning dan putih keaubuan. Rata – rata memiliki struktur
talus menyerupai kerak.
2. Lichenes bisa tumbuh di tempat-tempat yang sulit, tempat yang sangat dingin
dan kering. Lichenes ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan tetapi dapat
juga hidup di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu
cadas, di tepi pantai dan juga gunung-gunung yang tinggi . Ganggang membuat
makanan untuk jamur hal ini dikarenakan ganggang meiliki zat hijau yang
memungkinkan ganggang melakukan proses fotosintesis, memasak makanan.
Soal Lumut
1. Jelaskan perbedaan cirri-ciri lumut daun, lumut tanduk dan lumut hati !
2. Jelaskan reproduksi vegetatif dan generatif dari lumut !
Jawaban :
1. Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah,
pohon atau tebing. Terdapat rhizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap
zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun.
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa thalus, tetapi sporofitnya berupa
kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di
tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan.
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil
dengan bagian seperti akar (rhizoid), batang dan daun.
2. Reproduksi vwgwtatif dari lumut terjadi dengan pembentukan spora di dalam
spongarium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit.
Sedangkan reproduksi aseksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid yang menghasilkan zigot.
DAFTAR PUSTAKA