Anda di halaman 1dari 9

Lichenes

Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering
sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme lainnya. Saat ini Lichen telah
banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan
dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khususnya
pada pemanfaatan Lichen bagi kehidupan.

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan.


Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang
yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis. Lumut
kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup
sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim
seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia
lebih dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.

Lichenes merupakan bentuk asosiasi alga dan fungi yang hidup bersama di dalam
hubungan simbiosis yang menghasilkan tubuh baru dalam bentuk thalus lichenes. Lichenes
menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat
untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang
utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara.

Lichen (lumut kerak) merupakan organisme majemuk yang merupakan gabungan antara
alga dan cendawan (jamur). Lichen adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur,
ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari
Ascomycotina atau Basidiomycotina. Lichen tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena
mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim. Kerja sama ini mengakibatkan struktur morfologi
pun berbeda dari komponen simbiotiknya.

Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah,
terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2
tertutup oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di
atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-
gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya
disebut bersifat endolitik.

Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat
beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik
matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi
kompetisi dengan tumbuhan, dll. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga
membuat lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini
memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning, oranye, coklat, merah
dan hitam.

Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air
dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu
dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup
kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh
buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.

Lepraria incana
Familia: Stereocaulaceae
Genus : Lepraria
Species: Lepraria incana

Terdapat talus difus, tipis, tepung (leprose), kurng medula atau diferensiasi marginal yang
menjadi lobus, berwarna abu-abu pucat untuk lebih jelas dilihat warnanya biru-abu-abu, talus
umumnya K-,tapi yang mendasari hifa dan sering beberapa jaringan permukaan K + berwarna
ungu-merah, apothecinya diketahui .Terdapat di tempat-tempat teduh pada asam batu, dinding
dan pohon-batang, luas dan jelas umum, tetapi bagian dari kompleks spesies yang memerlukan
kromatografi lapis tipis untuk identifikasi lebih lanjut.

Ciri Umum Lichenes :


1) Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae,
bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak
dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.

2) Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput landersel-sel algae,
sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
3) Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras /
empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit
luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.

4) Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekatF dengan benang-benang
yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam
udara.

5) Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di
daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan
tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.

6) Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat
menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes
dapat hidup kembali

7) Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan
pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.

8) Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.

9) Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika
jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.

Struktur Lichenes

Struktur morfologi dalam lichens :


Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini
saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk
perlindungan.

Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial
sebagai organ reproduksi

Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan
longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding
yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada
bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu
untaian hubungan antara dua pembuluh.

Lapisan Empulur, Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan
persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun
(foliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks
atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai
rizoid.

Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara
vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini
sering berupa sebuah akar (rhizines).

Struktur morfologi luar lichenes :

Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan
alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang
berwarna kuning, orange, colkat atau merah dengan habitat yang bervariasi.

Struktur tubuh lichens secara vegetatif terdiri :


Soredia
Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit. Diameternya sekitar 25-
100 m, sehingga soredia dapat dengan mudah diterbangkan angin dan akan tumbuh pada
kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan lichenes yang baru. Soredia itu sendiri merupakan
sekelompok kecil sel-sel ganging yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang
miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di dalam
soralum.

Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar. Diameternya
0,01-0,03 m dan tingginya antara 0,5-3 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan
thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya.
Sebanyak 25 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan
isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.

Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang sering dihasilkan di
sepanjang batas sisi keulit luar.

Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna berhitam-hitaman yang
muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan mengikat thallus ke bagian dalam.

Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari
rangkaian akar atau untaian yang renggang.

Cilia
Cilia berbentuk seperti brambut mempunyai untaian karbon dari hifa yang muncul dari sepanjang
kulit.

Cyphellae dan Pseudocyphellae


Cyphellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya
dijumpai pada genus Sticta. Pseudogyphellae mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae
yaitu sekitar 1 m dan terdapat pada korteks bawah spesies cetraria, cetralia, parmelia dan
pasudocyphellae.

Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang
berbeda dari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc
jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru
kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera,
Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

Reproduksi Lichenes
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan
tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui
aseksual, vegetative, dan seksual. Reproduksi secara aseksuaa umumnya dilakukan oleh tipe
Fructiose Lichen. Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian besar
fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami
kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun.

Lichen yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu :


a. Fragmentasi, Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang
telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh
yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh
yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang
baru. Reproduksi vegetatif dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk
peningkatan jumlah individu.

b. Perkembangbiakan melalui Soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang
membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus
dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.

c. Perkembangbiakan dengan Spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi
tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.

Lichen yang berkembang biak dengan cara genetatif yaitu :


Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai
dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis
alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan
induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.

Reproduksi Aseksual:
a) Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung
kepada pasangan jamurnya.
b) Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang
tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia.

c) Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang
terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur
pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika
bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi lichenes yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece, J. A., Urry, L. A. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Edawua, Natahania ernita ekawatia. 2009. Keanekaragaman Bryophyta di
Pemandian air Panas Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Jawa Timur.
Surabaya : Universitas Airlangga
Gunawan, AW, Agustina TW. 2009. Biologi dan bioteknologi cendawan dalam
praktik. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
Nurjanah, Siti., Yousep, Anitasari., Shofa Mubaidullah., dan Ahmad Bashri.
2012. Keragaman Dan Kemampuan Lichen Menyerap Air Sebagai
Bioindikator Pencemaran Udara Di Kediri. Jurnal Pendidikan Biologi
Universitas Nusantara. Vol. 2. No. 5: 1-8
Septiana, Eri. 2010. Potensi Lichen Sebagai Sumber Bahan Obat. Jurnal Biologi.
Vol. 15. No. (1) : 1 - 5.
Tjitrosoepomo, G. (2009). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai