Anda di halaman 1dari 4

Lichenes (lumut kerak)

1.      Pengertian
Lichenes (lumut kerak) merupakan simbiosis antara jamur dari golongan
Ascomycotina atau Basidiomycotina (mikobion) dengan Chlorophyta atau Cyanobacteria
bersel satu (fikobion). Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Lumut kerak bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir
batu. Jamur pada liken berfungsi mengokohkan tubuhnya dan menghisap air atau zat
makanan. Sedangkan ganggang, berfungsi melakukan fotosintesis. Simbiosis antara kedua
jenis tumbuhan tersebut bersifat simbiosis mutualisme (Hasanuddin, 20014).
Lichenes merupakan tumbuhan epifit pada pohon-pohon, di atas tanah, terutama di
daerah tundra di sekitar kutub utara. Tergolong tumbuhan perintis yang berperan dalam
pembentukan tanah. Tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air
dalam jangka waktu yang lama dan pertumbuhan talus sangat lambat. Lichen adalah spesies
indikator terbaik yang menyerap sejumlah besar kimia dari air hujan dan polusi udara
(Hardini: 2010).
Lichenes amiloidosis adalah bentuk amiloidosis kulit primer terlokalisasi di mana
amiloid diendapkan di kulit yang sebelumnya normal dan tidak ada keterlibatan organ.
etiologi tidak jelas meskipun memiliki kecenderungan genetik dengan iritasi kronis pada kulit
sebagai faktor pencetus. Secara klinis, terdiri dari pruritus kecil diskrit hiperkeratosis papula
hyperpig mented , biasanya pada permukaan estensor dari tungkai bawah nya
Histopathologicall deposito amiloid terlihat dalam dermis papiler (Pretha: 2013).
2.      Ciri-ciri Tumbuhan Lichenes
Tumbuhan Lichenes memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Lichenes di bagian tubuh atau sering disebut thallus yang secara vegetative ini hampir sama
dan mirip dengan alga dan jamur. Pemanjangan secara vegetatif dari tubuh adalah hifa, kalau
kita perhatikan bagian permukaan dari hillus lichen selalu ditempati oleh alga.
b.      Thallus berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan, beberapa jenis spesies ada yang berwarna
kuning, orange, coklat, atau merah dengan habitat yang bervariasi.
c.       Secara garis besar susunan anatomi Lichenes dibedakan menjadi tiga lapisan yaitu lapisan
luar atau korteks (mengandung sel-sel jamur), lapisan gonidium (lapisan yang mengandung
alga), dan lapisan empulur (lapisan yang mengandung sel-sel jamur yang tidak rapat untuk
menyimpan cadangan air dan tempat perkembangbiakan).
d.      Menurut bentuk pertumbuhannya terbagi atas empat tipe, yaitu:
         Krustose, jika thallus berbentuk seperti kerak (kulit keras), berukuran kecil, datardan tipis.
         Foliose, jika thallus berbentuk seperti daun, thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti
daun yang berkerut berputar.
         Fructicose, jika talus tegak seperti semak atau menggantung seperti jumbai atau pita,
thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan, atau cabang pohon.
         Squamulose, memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus disebut squamulus berukuran kecil
saling bertindih dan memiliki struktur tubuh buah disebut podetia.
e.       Siklus hidup dari lichen itu sangat mudah, dia dapat tahan terhadapt kekeringan dalam kurun
waktu yang lama. Lichen menjadi kering disebabkan panas terik matahari kemudian hidup
lagi setelah turunnya hujan.
f.       Tubuh buah baru di lichen mulai tumbuh setelah mengalami vegetasi selama bertahun tahun
hal ini disebabkan karena pertumbuhan thallus itu sendiri sangat lambat.
3.    Habitat Tumbuhan Lichenes
Lichenes hidup secara epifit atau melekat dimana saja, baik itu pada batu(endolitik),
gunung-gunung yang tinggi., pohon tepi pantai, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di
daerah tundra, lichen ini sendiri sangat berguna bagi pembentukan tanah karena sifat dari
lichen sendiri sebagai tumbuhan perintis.

4.      Reproduksi Tumbuhan Lichenes


Reproduksi tumbuhan Lichenes berlangsung secara vegetatif (aseksual) dan generatif
(seksual).
         Reproduksi Vegetative (aseksual)
Perkembangan vegetative sering disebut juga perkawinan secara tidak langsung.
Perkembangbiakan ini dapat terjadi melalui :
a.       Fragmentasi (pemisahan bagian tubuh)
b.      Isidia (thallus terlepas dari induknya dan kemudian tumbuh di tempat yang baru sebagai
individu yang baru, faktor lingkungan sangat mempenaruhi pertumbuhan ini).
c.       Soredia ( sel ganggang membelah kemudian benang-bennag miselium menyeliutinya
menjadi satu badan kemudian lepas dari induk pertamanya. Dengan robeknya dinding thallus,
soredium tersebar dan akan tumbuh lichens baru).
         Reproduksi Generative (seksual)
Perkembangbiakan seksual pada lichens ini harus dengan unsur jamur yang terdapat pada
tubuh lichen. Bila kelompok jamur mengalami pertumbuhan hal tersebut juga akan diikuti
dengan perkembangan seksual lichen.

5.      Klasifikasi Tumbuhan Lichenes


Klasifikasi dilihat berfariasi mulai dari thallu, bagimana bersimbiosis dan tipe
pembentukan tubuh buah
1.      Dilihat dari komponen penyusun
a.       Ascolichenes.
         Cendawan penyusunnya tergolong Pyrenomycetes, maka tubuh buah yang dihasilkan
berupa peristesium.
         Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes membentuk tubuh buah berupa
aphothecium yang berumur panjang.
         Dibangun oleh komponen algae dari familia Mycophyceae dan Chlorophyceae yang
bentuknya berupa gelatin.
         Meliputi lima ordo, yaitu: Calicales, Graphidales, Cyanophilales, Leanorales, dan
Caloplacales.
b.      Basidiolichenes
         Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophiceae. Basidiomycetes yaitu dari
familia Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella, dan Dyctionema. Mycophiceae
berupa filament yaitu: Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.
         Thalus berbentuk lembaran-lembaran.
         Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium, menyerupai
tubuh buah Hymenomycetales.
         Berguna untuk bahan pembuat obat-obatan, pembuatan zat warna, ada yang dapat dimakan,
ada pula yang beracun. Contoh: Cora pavonia, Rocellatinctoria untuk pembuatan laksmus.
c.       Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar meratap ada thallus. Komponen alga mendominasi dengan
bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh: Ephebe, Collema, Collema
coccophorum (contoh homolmerus).
d.      Heteromerous
Sel alga berbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan
terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh: Parmelia, Rhizocarp
ongeographicum (contoh crustaceus).

6. Daftar pustaka
Arni D, I, D. 2012. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Cagar Alam Gunung
Ambang Sulawesi Utara. Jurnal Info BPK Manado, Vol. 2(1): 12-40.
Hardini, N. 2010. Keanekaragaman Lichen Di Denpasar Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara.
Jurnal Seminar Biologi. Vol. 1(1): 790-793.
Preetha K. 2013. Lichen Amyloidosis: Treatment By Manual Dermabrasion- A Case Report.
Jurnal MGIMS, Vol. 18(i): 58-60.
Suraida. 2013. Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Taman Hutan Kenali Kota
Jambi. Jurnal Prosiding Semirata, Vol 1(1): 387-392.

artikel ini tidak dapat di copy tapi bisa di download dilink ini silahkan copy link ini dan buka
tab baru
http://adf.ly/1jNjJi

Anda mungkin juga menyukai