Anda di halaman 1dari 3

Judul : Mengukur Laju Transpirasi dengan Cara Penimbangan

Tujuan :

1. Dapat mengukur laju transpirasi lewat permukaan daun dengan penimbangan.


2. Mengetahui factor lingkungan yang mempengaruhi laju transpirasi.

Landasan Teori :

Transpirasi memiliki arti yang cukup penting bagi tanaman. Pada dasarnya, ialah
suatu penguapan air yang mentransportasi seluruh garam mineral dari tanah. Transpirasi juga
sangat bermanfaat dalam hubungan pemakaian cahaya matahari, temperature yang diserapkan
oleh tumbuhan untuk penguapan air. ( Borghetti, 2008).

Pada proses transpirasi, jaringan tubuh tanaman akan kehilangan air dalam bentuk
uap. Kehilangan air ini akan mempengaruhi kelembaban relative sehingga kelembaban
tersebut akan menurun pada ruang interseluler. Air yang menguap ini akan memperkuat
kapiler untuk menarik air dari lingkungan yang terdekat daun. Tumbuhan yang efisien dapat
menguapkan jumlah air yang lebih sedikit untuk dapat membentuk struktur tubuhnya dari
pada tumbuhan yang kurang efisien. Namun, secara umum, hamper semua air yang diserap
oleh tanaman akan di transpirasikan. Pada tanaman jagung misalnya dari 100% air yang telah
diserap hanya 0,09% yang digunakan untuk menyusun tubuh tanaman, 0,01% digunakan
untuk pereaksi dan sisanya yaitu 98,9% dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk di transpirasikan
( Borghetti, 2008 )

Air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi tanaman. Juga air merupakan bahan
penyusun utama dari protoplasma sel. Selain itu, air juga termasuk salah satu komponen
utama pada proses fotosintesis, pengangkutan hasil proses ini hanya terjadi jika ada proses
pergerakan air dalam tanaman. Dengan adanya peranan tersebut, jumlah air yang digunakan
oleh tanaman akan berkolerasi positif dengan produksi biomasa tanaman, ada sebagian kecil
saja yang dapat diserapkan akan menguap melalui transpirasi ( Sri Mulyani, 2010 )

Dalam fisiologi tumbuhan, air sangat berperan dalam perkembangan dan


pertumbuhan tanaman. Salah satu peran air adalah sebagai bahan penyusun dari pada
prtoplasma. Dengan demikian, kandungan air ini berpengaruh terhadap aktivitas fisiologis,
apabila kandungan air tinggi maka aktivitas fisiologis tinggi juga, sedangkan jika kandungan
air rendah maka aktivitas fisiologisnya juga rendah. Air merupakan pelarut substansi pada
berbagai hal dalam reaksi kimia. Tanaman dapat menyerap air melalui akar bersama dengan
unsur hara yang terlarut, lalu diangkut keseluruh bagian atas tanaman melalui pembuluh
xylem. Pada daun, batang dan akar, pembuluh xylem merupakan suatu system yang continue
yaittu berhubungan satu sama lain. ( Erwin Beck, 2009 )

Alat dan Bahan :

1. Erlenmeyer
2. Timbangan
3. Sumbat gabus
4. Termometer
5. Higrometer
6. Lux meter
7. Vaselin
8. Kertas HVS
9. Tanaman Impatiens sp.

Prosedur Kerja :

1. Ambilah sebuah tanaman Impatiens sp. yang masih segar lengkap dengan akarnya,
kemudian batangnya dipotong pada jarak 25 cm dari ujung tanaman. Kegiatan ini
dilakukan di dalam air.
2. Masukanlah tanaman tersebut melalui lubang gabus ke dalam Erlenmeyer yang telah
penuh berisi air.
3. Letakanlah tanaman tersebut pada tempat teduh, tempat kena cahaya matahari
langsung dan tempat berangin. Masing-masing perlakuan lamanya 30 menit.
4. Catatlah volume air yang diuapkan dan keadaan lingkungan, seperti tabel di bawah.
Untuk menghitung volume air yang menguap di lakukan dengan cara mencari selisih
berat awal dengan berat akhir.
5. Setelah selesai melakukan percobaan diatas, ukurlah luas daunnya dan hitunglah laju
transpirasinya dalam mg air/cm luas duan.
Daftar Pustaka

Ernst-Detlef Schulze, Erwin Beck, Klaus Muller- Hohenstein. 2009. Plant Ecology. London.
Springer.

M. Borghetti, 2008. Water Transport in Plants Under Climatic Stress. Cambridge.


Cambridge University Press.

Sri Mulyani. 2010. Anatomi Tumbuhan. Jakarta. Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai