Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM V

I. Judul: Komparatif Sistem Respirasi Hewan Vertebrata

II. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan anatomi organ-organ respirasi pada hewan-
hewan vertebrata.
2. Memahami perbandingan sistem respirasi pada hewan vertebrata.
3. Melakukan pembedahan spesimen dengan terampil.

III. Landasan Teori


Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernafas. Istilah pernafasan sering
disamartikan dengan istilah respirasi. Walaupun sebenarnya kedua istilah tersebut
berbeda. Pernafasan berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas
berarti menghirup udara dari lingkungan ke dalam tubuh dan menghembuskan
udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sedangkan respirasi adalah proses
penguraian bahan makaan di dalam sel untuk menghasilkan energi. Apabila proses
penguraian bahan makanan itu menggunakan oksigen maka reaksinya dikenal
sebagai oksidasi.
Setiap organisme memerlukan O2 untuk mengadakan metabolisme dalam
sel-sel tubuhnya. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas
hidup seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, metabolisme, pertumbuhan dan
reproduksi. Jadi, kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan
karena pada proses respirasi guna memperoleh energi untuk hidup dan selanjutnya
sisa respirasi berupa gas karbondioksida dikeluarkan melalui proses pernafasan.
Adapun anatomi perbandingan hewan pada sistem respirasi verebrata, yakni:
a) PISCES
Ikan hidup diperairan yang memiliki konsentrasi oksigen yang terlarut. Alat
pernafasan ikan adalah insang (branchia) yang sangat efisien untuk mengekstraksi
oksigen yang terlarut dalam air. Setiap insang terdiri dari sepasang filamen
(Holobranchia) dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis yang disebut
dengan lamela. Insang merupakan struktur yang mengandung banyak pembuluh
darah terutama pada filamen yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan
dibedakan menjadi dua macam yaitu insang dengan tutup insang (operkulum) dan
insang tanpa operkulum. Insang dengan operkulum dimiliki oleh ikan bertulang
sejati (kelas Osteichthyes) sedangkan insang tanpa operkulum dimiliki oleh ikan
bertulang rawan (kelas Chondrichthyes). Ikan bertulang sejati umumnya memiliki
empat pasang insang pada masing-masing sisi faring dan terlindungi oleh
operkulum. Masing-masing insang terdiri dari sebuah lengkung insang (arkus
brankhialis)dan tersusun atas tulang rawan (Rida, 2008).
Alat-alat pernapasan pada ikan adalah mulut dan insang. Insang pada ikan
tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut (Yasin, 1992):
 Tutup insang (operculum), berfungsi melindungi kepala dan mengatur
mekanisme aliran air sewaktu bernapas.
 Selaput tipis di pinggiran operculum (membran brankiostega), berfungsi
sebagai klep atau katup pada saat air masuk ke dalam rongga mulut.
 Lengkung insang (arkus branchialis). Tumbuh pada rigi-rigi yang berguna
untuk menyaring air pernapasan yang melaui insang.
 Lembaran (filamen) insang (hologbranchialis), berwarna kemerahan,
tersusun atas jaringan lunak berbentuk sisir.
 Saringan insang (tapis insang), berfungsi untuk menjaga agar tidak ada
benda-benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran
ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan
perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan
rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2
sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang
mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan
O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di
dekat punggung (Yasin, 1992).
b) AMPHIBI
Pernapasan pada amphibia terdiri dari pernapasan kulit dan pernapasan paru-
paru. Kecuali pada fase berudu, berudu bernafas dengan insang karena hidupnya
di air. Pernapasan kulit, kulit amphibia yang sangat tipis (setebal 5-8 sel), banyak
mengandung kelenjar mukosa sehingga selalu basah dan kaya dengan kapiler
darah yang merupakan lanjutan dari arteria kutanae (Rida, 2010).
Tractus respiratorius pada amphibi terdiri dari (Tim Dosen Anatomi, 2007):
 Nares anterior
 Cavum Oris
 Pharynks
 Larynks: terdapat dua pita elastis yang disebut Corda vokalis (kantung
suara) apabila udara dengan cepat keluar dari dolmonum maka corda
tersebut bergetar dan menimbulkan bunyi.
 Bronchus: pendek
 Pulmonum: sepasang di kiri-kanan cor

Gambar 1. Alat Pernafasan Katak


c)      REPTIL
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada
beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka.
(Anonim, 2010).
Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari amphibi. Dinding laring
dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea. Trakhea dan
bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan.
Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea.
Bronkhus masuk ke dalam paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru
reptilia berukuran relatif besar, berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-
petak seperti rumah lebah, biasanya bagian anterior lebih banyak berpetak
daripada bagian posterior. Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx
ini disokong oleh kartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior
trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan
bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri.
Pulmo lacertilia dan ophidia ialah relatif sederhana. Pada beberapa bentuk, bagian
internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi dua bagian, ialah bagian anterior
berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan
berfungsi terutama untuk reservoir. Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada
dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan
beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas
(Anonim, 2010).

d) AVES
Ayam bernafas dengan menggunakan paru-paru dan kantong udara (air
sacs). Secara umum sistem pernapasan dari unggas di dukung oleh beberapa
organ, yaitu lubang hidung, larinx, trakhea, srinx, bronkhil, paru-paru, kantung
udara dan rongga tulang (North, 1978) dan tampak pada gambar. Secara umum
diuraikan sebagai berikut:
Lubang hidung (nares anteriores)
Lubang hidung (nares anteriores). Berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal
rostrum bagian dorsal dan merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan
dengan luar. Nares anteriores (lubang hidung dalam), terletak pada palatum dan
hanya satu buah di tengah. ( Radiopoetrao, 1991)
Larynx
Larynx disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea yang
berjumlah sepasang. ( Radiopoetrao, 1991)
Pita suara (srynk)
Srynk terdapat pada bagian bifurcatio tracheae, tersusun dari beberapa annulus
trachealis pada bagian caudal dan annulus bronchialis pada daerah kranial. Alat
ini membatasi bagian yang melebar yang disebut tympanum ( Radiopoetrao,
1991). Pita suara atau bagian jakun bawah pada batang tenggorok ini
menghasilkan suara pada unggas. Pita suara merupakan satu-satunya bagian alat
pernapasan yang mampu menghasilkan suara sedangkan jakun merupakan bagian
pembentuk suara ( Nesheim, 1979)
Mekanisme pernapasan
Paru-paru letaknya menempel pada tulang rusuk bagian atas pada rongga dada.
Udara yang dihirup karena ada tekanan akan masuk kedalam kantung udara dan di
distribusikan kembali masuk atau keluar dari paru-paru. Distribusi udara karena
aktivitas kontraksi otot pendukung pernapasan pada unggas ada dua cara, secara
inspirasi dan juga ekspirasi. Berebda dengan mamalia unggas memiliki paru-paru
yang lebih kecil sehingga memerlukan pendukung yang berupa kantung udara dan
rongga tulang. Mekanisme kerja pernapasan pada ayam dengan bantuan kantung
udara dengan dua cara yaitu pada waktu istirahat dan pada waktu terbang. Unggas
mempunyai suatu mekanisme yang kompleks untuk mempertahankan suhu
tubuhnya dengan cara melepas dan memproduksi panas. Pengeluaran panas tubuh
pada unggas amat penting karena unggas tidak mempunyai kelenjar keringat,
sehingga kerja paru-paru dan air sac amat penting untuk menurunkan suhu
tubuhnya. (Nesheim, 1979)

e) MAMALIA
Pada dasarnya sistem respirasi pada mamalia sama dengan respirasi secara
umum. Organ-organ respirasinya pun juga hampir sama. Memiliki bagian saluran
pernapasan: rongga hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, dan bronkiolus.
Bagian pernapasan: bronkioli respiratori, dukti alveoli, dan alveoli. Organ
pernapasan utama adalah paru-paru. Paru-paru mamalia berongga-rongga dan
umumnya terbagi menjadi lobus-lobus. Kebanyakan dua lobus sebelah kiri dan
tiga lobus sebelah kanan. Ada juga mamalia yang paru-parunya yang tidak terbagi
dalam lobus-lobus, misalnya pada ikan paus, duyung, gajah, kuda, dan beberapa
kelelawar. Pada monotremata dan tikus, hanya paru-paru kanan yang terbagi
dalam lobus-lobus. Sebelah luar paru-paru dilapisi oleh selaput pleura. Rongga
hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri
dan kanan. Dengan udara luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares
eksternal), dengan faring dihubungkan oleh lubang hidung dalam (nares
internal/khoane). Faring merupakan persimpangan antara saluran napas dan
saluran makanan. Lobus merupakan suatu rongga yang terletak di belakang faring.
Epigatus berfungsi untuk menutupi glotis waktu menelan makanan, agar makanan
tidak masuk ke sistem pernapasan. Terdapat pula alat suara (apparatus vokalis)
berupa sepasang pita kecil (ligamen). Trakhea diperkuat oleh cincin tulang rawan
hialin dan fibrosa. Bronkus yang dibedakan menjadi dua, yaitu bronkus
ekstrapulmonalis dan bronkus intrapulmonalis. Bronkiolus merupakan cabang dari
bronkus intrapulmonalis (Rida, 2010).
Sistem pernafasan tersusun atas organ pernafasan yang diawali dengan
saluran pernafasan yang terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus serta
alveolus, pembuluh darah paru-paru, pembuluh limfa, paru-paru, dan pleura yang
terhubung langsung dengan paru-paru (Anonim, 2009).

Gambar 3 Alat Pernafasan Manusia


Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi (Jaka, 2010) :
1. Hidung,
Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di dalam rongga
hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai
penyaring, penghangat, dan pengatur kelembaban udara yang akan masuk
keparu-paru. Sebaiknya bernapas selalu melalui hidung.
2. Saluran pernapasan (faring, laring, trakea, bronkhus, bronkeolus, alveolus)
a. Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan
tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak)
berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan
tenggorokan.
b. Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan
membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea)
disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang
mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi.
c. Trakea (Batang Tenggorok)
Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar
terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin
tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia.
Terletak di leher bagian depan kerongkongan
d. Bronkhus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri.
Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus.
Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan,
sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit
e. Bronkheolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus
dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan
kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih
halus seperti pembuluh.
f. Alveolus
Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara,
dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler
darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100
m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas
ke seluruh tubuh.
3. Paru-paru

Gambar 4 Paru-Paru Manusia


Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan.
Paru-paru kanan memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri
memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang
berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput
pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2
dan berisi cairan (Rida, 2010).

Gambar 5. Paru-Paru Manusia


Sistem pernafasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan
susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu
hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok. Pada
awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian
melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan.
Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan
kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas.
Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian
belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu
tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru
kanan dan paru-paru kiri (Jaka, 2010).
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti
pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-
gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya.
Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam
dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga
mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam
gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat
pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida (Jaka, 2010).

IV. Alat dan Bahan


A. Superkelas Pisces
1. Satu ekor ikan lele (Clarias sp.)
2. Pisau tajam
3. Pinset
4. Silet
5. Gunting
6. Papan seksi
7. Handscoon
8. Masker
9. Jarum pentul
10. Disetting set
B. Kelas Amphibia
1. Satu ekor kodok (Bufo sp.)
2. Kloroform
3. Kapas
4. Pisau tajam
5. Pinset
6. Silet
7. Gunting
8. Papan seksi
9. Handscoon
10. Masker
11. Jarum pentul
12. Disetting set
C. Kelas Reptilia
1. Satu ekor kadal (Mabouya sp.)
2. Kloroform
3. Pisau tajam
4. Kapas
5. Papan seksi
6. Pinset
7. Gunting
8. Handscoon
9. Masker
10. Jarum pentul
11. Disetting set
D. Kelas Aves
1. Satu ekor ayam (Gallus gallus)
2. Kloroform
3. Silet
4. Gunting
5. Kapas
6. Masker
7. Handscoon
8. Pisau tajam
9. Papan dan alat seksi
E. Kelas Mammalia
1. Satu ekor kelinci (Lepus sp.)
2. Kloroform
3. Jarum pentul
4. Silet
5. Gunting
6. Kapas
7. Masker
8. Handscoon
9. Pisau
10. Papan seksi dan alat seksi
V. Prosedur Kerja
A. Superkelas Pisces
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membedah ikan lele dan ikan tongkol dengan sayatan melintang
pada bagian ventral dan mengamati organ pencernaannya.
3. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah selesai
melakukan pengamatan.
B. Kelas Amphibia
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menuangkan kloroform pada kapas, setelah itu membius kodok
dengan menggunakan kloroform selama tiga menit.
3. Memastikan kodok dalam keadaan tidak sadar, kemudian
membedah kodok pada bagian perutnya dengan menggunakan
silet/pisau/gunting dengan keadaan terlentang.
4. Mengamati organ respirasi kodok.
5. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah selesai melalukan
pengamatan.
C. Kelas Reptilia
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuangkan kloroform pada kapas, setelah itu membius kadal
3. Memastikan kadal dalam keadaan tidak sadar
4. Membedah kadal dengan sayatan melintang pada bagian ventral
dan mengamati organ respirasinya.
5. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah selesai melalukan
pengamatan.
D. Kelas Aves
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menuangkan kloroform pada kapas, kemudian membius burung
terkukur.
3. Memastikan burung terkukur dalam keadaan tidak sadar.
4. Membedah burung terkukur dengan sayatan melintang pada bagian
ventral dan mengamati organ-organ respirasinya.
5. Merapikan kemudian membersihkan meja kerja setelah selesai
melakukan pengamatan.
E. Kelas Mammalia
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuangkan kloroform pada kapas, setelah itu membius kelinci
dengan menggunakan kloroform selama tiga menit.
3. Mengamati morfologi kelinci (Lepus sp.) yang terdiri dari organ
pernafasan berupa hidung.
4. Memastikan kelinci dalam keadaan tidak sadar, kemudian
menguliti kelinci dengan menggunakan silet/pisau/gunting dengan
keadaan terlentang.
5. Membedah kelinci dengan sayatan melintang pada bagian perutnya
6. Merapikan dan membersihkan meja kerja setelah selesai
melakukan pengamatan.
VI HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan mengenai perbandingan sistem respirasi pada
hewan vertebrata disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perbandingan Sistem Respirasi Pada Hewan
Vertebrata
No Gambar Keterangan
1 Sistem respirasi pada Ikan lele 1. Labirin

2 Sistem Respirasi ikan tongkol 1. Insang

3 Sistem respirasi pada Kodok (Bufo sp.) 1. Pulmo dexter


1 2 2. Pulmo sinister

4 Sistem respirasi pada Kadal (Mabouya 1. Pulmo dexter


sp.) 2. Pulmo sinister

2
1

5 Sistem respirasi pada (Gallus gallus) 1. Trakea


2. Pulmo dexter
3. Pulmo sinister

5 Sistem respirasi pada (Lepus sp.) 1. Pulmo dexter


2. Pulmo sinister
3. Hati
4. Trakea

2
Tabel 2. Perbandingan Sistem Respirasi pada Hewan Vertebrata
Pembeda Pisces Amphibia Reptil Aves Mamalia
Nostril/ Tidak Ada Ada. Saluran nasal Ada. Saluran Ada. Saluran Ada.
Saluran pendek, nares nasal panjang nasal panjang Saluran
nasal interna di dalam oleh karena oleh karena nasal
rahang teratas. perkembangan perkembangan panjang
tonjolan-tonjolan tonjolan- oleh karena
palatum tonjolan perkembang
palatum an tonjolan-
tonjolan
palatum

Larynx Tidakada Memiliki dua Tulang yang Larynx Mempunyai


pasang kartilago mendukung berkembang kartilago
laring, arytenoids kartilago sedikit pada thyroid yang
dan tulang rawan arytenoids golongan ini bersendi
krikoid. Pada sepasang, dan tidak dengan
amphibian dibatasi kartilago cricoids mnghasilkan apparatus
oleh kartilago tidak lengkap. suara. Kartilago hyoid.
arytenoids dan Pada crocodilian yang
cricoids, ada enam elemen mendukungnya
mempunyai thyroid. arytenoids,
serabut –serabut cricoids dan
vocalis. procricoid.

Trakea Tidak ada Ada tetapi Trachea panjang, Trachea pada Trakea
berukuran pendek tergantung lebar. aves berukuran mempunyai
panjang sesuai cincin-
dengan panjang cincin yang
leher pada aves tersusun
atas tulang
rawan.
Paru-paru TidakAda Paru-paru kodok Paru-parunya Paru-paru pada Paru-paru
berupa sepasang lebih sederhana burung terdiri atas 3
kantung tipis yang dari pada aves dibungkus oleh glambir
elastis sehingga dan mamalia. selaput paru- yaitu 2
udara pernapasan Bentuknya seperti paru (pleura) glambir
dapat berdifusi, tanduk dan terdiri atas 2
dan dindingnya kerbau. Berwarna berhubungan glambir di
banyak dikelilingi merah muda. dengan kantung kanan dan 1
kapiler darah udara. Paru-paru glambir di
sehingga paru- burung tidak kiri
paru katak mempunyai
berwarna alveoli tetapi
kemerahan. diganti dengan
pembuluh udara
yang
disebut parabro
nki

Insang Ada dua ada pada fase Tidak ada Tidak ada Tidak ada
berudu
Organ Pada lele terdapat Kulit dapat Tidak ada Pundi-pundi Tidak ada
tambahan labirin yang digunakan sebagai udara (Saccus
yang berperan dalam organ respirasi pneumaticus)
digunakan mengikat O2 pada kelas amfibi
untuk meskipun dalam air
respirasi miskin O2

VII PEMBAHASAN
Praktikum tentang komparatif sistem respirasi hewan vertebrata ini
menggunakan 5 jenis hewan yaitu, ikan lele (Clarias sp.), kodok (Bufo sp.), kadal
(Mauboya sp.), Ayam (Gallus gallus) dan kelinci (Lepus sp.) Setiap hewan
tersebut memiliki karakteristik sistem respirasi yang berbeda-beda.
Alat pernafasan pada lele (Clarias sp.) adalah mulut dan insang. Insang pada
ikan lele tersusun atas bagian-bagian 1) Tutup insang (operculum), berfungsi
melindungi kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas; 2)
Selaput tipis di pinggiran operculum (membran brankiostega), berfungsi sebagai
klep atau katup pada saat air masuk ke dalam rongga mulut; lengkung insang
(arkus branchialis), tumbuh pada rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air
pernapasan yang melalui insang; 3) lembaran (filamen) insang (holobranchialis),
berwarna kemerahan, tersusun atas jaringan lunak berbentuk sisir; 4) Saringan
insang (tapis insang), berfungsi untuk menjaga agar tidak ada benda-benda asing
yang masuk ke dalam rongga insang. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat
pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam,
penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Ikan lele (Clarias sp.) mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas
dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga
tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan
pada kondisi yang kekurangan O2. Untuk menyimpan cadangan O2, selain
dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung (Yasin, 1992).
Pernapasan pada amphibia terdiri dari pernapasan kulit dan pernapasan paru-
paru. Kecuali pada fase berudu, berudu bernafas dengan insang. Saluran respirasi
pada kodok (Bufo sp.) yaitu: nares anterior, cavum oris, pharynx, larynks:
terdapat dua pita elastis yang disebut corda vokalis (kantung suara) apabila udara
dengan cepat keluar dari dolmonum maka corda tersebut bergetar dan
menimbulkan bunyi, bronchus: pendek dan pulmonum: sepasang di kiri-kanan
cor.
Mauboya sp. bernafas dengan paru-paru. Struktur kulit yang kering tidak
memungkinkan reptil ini untuk bernafas menggunakan kulitnya seperti pada
amfibia. Dinding laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang
rawan krikodea. Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh
cincin-cincin tulang rawan. Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus
disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam paru-paru dan tidak
bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran relatif besar, berjumlah
sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian
anterior lebih banyak berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak di ujung
anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh kartilago cricoida dan cartilago
anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio)
menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke
pulmo kanan dan pulmo kiri. Paru-paru Mauboya sp. berada dalam rongga dada
dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru Mauboya sp. lebih sederhana, hanya
dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan
pertukaran gas (Anonim, 2010).
Gallus-gallus memiliki sistem respirasi yang terdiri dari nares (lubang
hidung) berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal. Nares
posteriores merupakan lubang pada palatum. Larynx terdiri atas tulang rawan,
membatasi suatu ruangan yang disebut glottis, dihubungkan dengan rongga mulut
dengan perantaran celah yang disebut rima glottisdis. Trachea berupa suatu pipa,
mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis, tersusun
sepanjang trachea tadi kearah caudal lalu bercabang menjadi bronchus dexter dan
sinister dimana tempat percabangannya disebut bifurcatia trachea. Pulmo
berjumlah sepasang, relatif kecil, hanya dapat mengembang sedikit dan melekat
pada dinding dorsal thorax. Pulmo dibungkus oleh selaput yang disebut pieura.
Syrinx (alat suara) terdapat pada bifurcation trachea, tersusun dari beberapa
annulus trachealis yang paling caudal dan annulus branchialis yang paling cranial.
Sistem respirasi pada kelinci (Lepus sp.) pada dasarnya sama dengan
respirasi mamalia secara umum. Organ-organ respirasinya pun juga hampir sama.
Memiliki bagian saluran pernapasan: rongga hidung, faring, laring, trakhea,
bronkus, dan bronkiolus. Paru-paru mamalia berongga-rongga dan umumnya
terbagi menjadi lobus-lobus. Udara luar masuk ke lubang hidung (nares
eksternal), kemudian ke faring. Faring merupakan persimpangan antara saluran
napas dan saluran makanan. Lobus merupakan suatu rongga yang terletak di
belakang faring. Epiglotis berfungsi untuk menutupi glotis waktu menelan
makanan, agar makanan tidak masuk ke sistem pernapasan. Terdapat pula alat
suara (apparatus vokalis) berupa sepasang pita kecil (ligamen). Trakhea diperkuat
oleh cincin tulang rawan hialin dan fibrosa.

VIII SIMPULAN
Berdasakan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Setiap spesies yang digunakan dalam praktikum ini memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
2. Perbadingan sistem respirasi pada hewan-hewan vertebrata yang
digunakan dalam praktikum ini bisa dilihat dari saluran pernafasan dan
organ respirasi khusus yang dimiliki oleh hewan-hewan vertebrata
tersebut. Superkelas pisces mempunyai organ respirasi khusus yang
disebut labirin dan gelebung udara. Amfibi bernafar dengan kulit selain
dengan paru-paru serta bangsa aves memiliki kantung udara yang
membantunya pada saat terbang.

IX JAWABAN PERTANYAAN
Organ khusus pada sistem respirasi yang dimiliki beberapa klas hewan
vertebrata yaitu:
1. Labirin, dimiliki oleh beberaka kelas pisces seperti ikan lele dan ikan
gabus. Berfungsi untuk menyimpan cadangan O2 di tempat yang kadar
oksigennya rendah.
2. Gelembung renang, dimiliki oleh kelas pisces untuk membantu
menyimpan cadangan O2 ketika berenang.
3. Kulit, pernafasan pada kulit umumnya dilakukan oleh kelas amfibi.
Struktur kulinya yang mengandung kelenjar mukosa menyebabkan
kulitnya tetap basah dan lembab.
4. Kantong udara, dimiliki oleh bangsa aves. Berfungsi untuk menyimpan
cadangan udara ketika terbang.

X DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Sistem Respirasi Pada Hewan, http://www.crayonpedia.com,
diakses pada tanggal 22 Oktober 2017.

Tim Dosen Anatomi, 2007, Anatomi Perbandingan Hewan Vertebrata,


Jurusan Biologi, Universitas Hasanuddin.

Yasin, Maskoeri., 1992, Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi,Sinar


Wijaya, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai