d) AVES
Ayam bernafas dengan menggunakan paru-paru dan kantong udara (air
sacs). Secara umum sistem pernapasan dari unggas di dukung oleh beberapa
organ, yaitu lubang hidung, larinx, trakhea, srinx, bronkhil, paru-paru, kantung
udara dan rongga tulang (North, 1978) dan tampak pada gambar. Secara umum
diuraikan sebagai berikut:
Lubang hidung (nares anteriores)
Lubang hidung (nares anteriores). Berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal
rostrum bagian dorsal dan merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan
dengan luar. Nares anteriores (lubang hidung dalam), terletak pada palatum dan
hanya satu buah di tengah. ( Radiopoetrao, 1991)
Larynx
Larynx disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea yang
berjumlah sepasang. ( Radiopoetrao, 1991)
Pita suara (srynk)
Srynk terdapat pada bagian bifurcatio tracheae, tersusun dari beberapa annulus
trachealis pada bagian caudal dan annulus bronchialis pada daerah kranial. Alat
ini membatasi bagian yang melebar yang disebut tympanum ( Radiopoetrao,
1991). Pita suara atau bagian jakun bawah pada batang tenggorok ini
menghasilkan suara pada unggas. Pita suara merupakan satu-satunya bagian alat
pernapasan yang mampu menghasilkan suara sedangkan jakun merupakan bagian
pembentuk suara ( Nesheim, 1979)
Mekanisme pernapasan
Paru-paru letaknya menempel pada tulang rusuk bagian atas pada rongga dada.
Udara yang dihirup karena ada tekanan akan masuk kedalam kantung udara dan di
distribusikan kembali masuk atau keluar dari paru-paru. Distribusi udara karena
aktivitas kontraksi otot pendukung pernapasan pada unggas ada dua cara, secara
inspirasi dan juga ekspirasi. Berebda dengan mamalia unggas memiliki paru-paru
yang lebih kecil sehingga memerlukan pendukung yang berupa kantung udara dan
rongga tulang. Mekanisme kerja pernapasan pada ayam dengan bantuan kantung
udara dengan dua cara yaitu pada waktu istirahat dan pada waktu terbang. Unggas
mempunyai suatu mekanisme yang kompleks untuk mempertahankan suhu
tubuhnya dengan cara melepas dan memproduksi panas. Pengeluaran panas tubuh
pada unggas amat penting karena unggas tidak mempunyai kelenjar keringat,
sehingga kerja paru-paru dan air sac amat penting untuk menurunkan suhu
tubuhnya. (Nesheim, 1979)
e) MAMALIA
Pada dasarnya sistem respirasi pada mamalia sama dengan respirasi secara
umum. Organ-organ respirasinya pun juga hampir sama. Memiliki bagian saluran
pernapasan: rongga hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, dan bronkiolus.
Bagian pernapasan: bronkioli respiratori, dukti alveoli, dan alveoli. Organ
pernapasan utama adalah paru-paru. Paru-paru mamalia berongga-rongga dan
umumnya terbagi menjadi lobus-lobus. Kebanyakan dua lobus sebelah kiri dan
tiga lobus sebelah kanan. Ada juga mamalia yang paru-parunya yang tidak terbagi
dalam lobus-lobus, misalnya pada ikan paus, duyung, gajah, kuda, dan beberapa
kelelawar. Pada monotremata dan tikus, hanya paru-paru kanan yang terbagi
dalam lobus-lobus. Sebelah luar paru-paru dilapisi oleh selaput pleura. Rongga
hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri
dan kanan. Dengan udara luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares
eksternal), dengan faring dihubungkan oleh lubang hidung dalam (nares
internal/khoane). Faring merupakan persimpangan antara saluran napas dan
saluran makanan. Lobus merupakan suatu rongga yang terletak di belakang faring.
Epigatus berfungsi untuk menutupi glotis waktu menelan makanan, agar makanan
tidak masuk ke sistem pernapasan. Terdapat pula alat suara (apparatus vokalis)
berupa sepasang pita kecil (ligamen). Trakhea diperkuat oleh cincin tulang rawan
hialin dan fibrosa. Bronkus yang dibedakan menjadi dua, yaitu bronkus
ekstrapulmonalis dan bronkus intrapulmonalis. Bronkiolus merupakan cabang dari
bronkus intrapulmonalis (Rida, 2010).
Sistem pernafasan tersusun atas organ pernafasan yang diawali dengan
saluran pernafasan yang terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus serta
alveolus, pembuluh darah paru-paru, pembuluh limfa, paru-paru, dan pleura yang
terhubung langsung dengan paru-paru (Anonim, 2009).
2
1
2
Tabel 2. Perbandingan Sistem Respirasi pada Hewan Vertebrata
Pembeda Pisces Amphibia Reptil Aves Mamalia
Nostril/ Tidak Ada Ada. Saluran nasal Ada. Saluran Ada. Saluran Ada.
Saluran pendek, nares nasal panjang nasal panjang Saluran
nasal interna di dalam oleh karena oleh karena nasal
rahang teratas. perkembangan perkembangan panjang
tonjolan-tonjolan tonjolan- oleh karena
palatum tonjolan perkembang
palatum an tonjolan-
tonjolan
palatum
Trakea Tidak ada Ada tetapi Trachea panjang, Trachea pada Trakea
berukuran pendek tergantung lebar. aves berukuran mempunyai
panjang sesuai cincin-
dengan panjang cincin yang
leher pada aves tersusun
atas tulang
rawan.
Paru-paru TidakAda Paru-paru kodok Paru-parunya Paru-paru pada Paru-paru
berupa sepasang lebih sederhana burung terdiri atas 3
kantung tipis yang dari pada aves dibungkus oleh glambir
elastis sehingga dan mamalia. selaput paru- yaitu 2
udara pernapasan Bentuknya seperti paru (pleura) glambir
dapat berdifusi, tanduk dan terdiri atas 2
dan dindingnya kerbau. Berwarna berhubungan glambir di
banyak dikelilingi merah muda. dengan kantung kanan dan 1
kapiler darah udara. Paru-paru glambir di
sehingga paru- burung tidak kiri
paru katak mempunyai
berwarna alveoli tetapi
kemerahan. diganti dengan
pembuluh udara
yang
disebut parabro
nki
Insang Ada dua ada pada fase Tidak ada Tidak ada Tidak ada
berudu
Organ Pada lele terdapat Kulit dapat Tidak ada Pundi-pundi Tidak ada
tambahan labirin yang digunakan sebagai udara (Saccus
yang berperan dalam organ respirasi pneumaticus)
digunakan mengikat O2 pada kelas amfibi
untuk meskipun dalam air
respirasi miskin O2
VII PEMBAHASAN
Praktikum tentang komparatif sistem respirasi hewan vertebrata ini
menggunakan 5 jenis hewan yaitu, ikan lele (Clarias sp.), kodok (Bufo sp.), kadal
(Mauboya sp.), Ayam (Gallus gallus) dan kelinci (Lepus sp.) Setiap hewan
tersebut memiliki karakteristik sistem respirasi yang berbeda-beda.
Alat pernafasan pada lele (Clarias sp.) adalah mulut dan insang. Insang pada
ikan lele tersusun atas bagian-bagian 1) Tutup insang (operculum), berfungsi
melindungi kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas; 2)
Selaput tipis di pinggiran operculum (membran brankiostega), berfungsi sebagai
klep atau katup pada saat air masuk ke dalam rongga mulut; lengkung insang
(arkus branchialis), tumbuh pada rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air
pernapasan yang melalui insang; 3) lembaran (filamen) insang (holobranchialis),
berwarna kemerahan, tersusun atas jaringan lunak berbentuk sisir; 4) Saringan
insang (tapis insang), berfungsi untuk menjaga agar tidak ada benda-benda asing
yang masuk ke dalam rongga insang. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat
pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam,
penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Ikan lele (Clarias sp.) mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas
dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga
tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan
pada kondisi yang kekurangan O2. Untuk menyimpan cadangan O2, selain
dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung (Yasin, 1992).
Pernapasan pada amphibia terdiri dari pernapasan kulit dan pernapasan paru-
paru. Kecuali pada fase berudu, berudu bernafas dengan insang. Saluran respirasi
pada kodok (Bufo sp.) yaitu: nares anterior, cavum oris, pharynx, larynks:
terdapat dua pita elastis yang disebut corda vokalis (kantung suara) apabila udara
dengan cepat keluar dari dolmonum maka corda tersebut bergetar dan
menimbulkan bunyi, bronchus: pendek dan pulmonum: sepasang di kiri-kanan
cor.
Mauboya sp. bernafas dengan paru-paru. Struktur kulit yang kering tidak
memungkinkan reptil ini untuk bernafas menggunakan kulitnya seperti pada
amfibia. Dinding laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang
rawan krikodea. Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh
cincin-cincin tulang rawan. Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus
disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam paru-paru dan tidak
bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran relatif besar, berjumlah
sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian
anterior lebih banyak berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak di ujung
anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh kartilago cricoida dan cartilago
anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio)
menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke
pulmo kanan dan pulmo kiri. Paru-paru Mauboya sp. berada dalam rongga dada
dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru Mauboya sp. lebih sederhana, hanya
dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan
pertukaran gas (Anonim, 2010).
Gallus-gallus memiliki sistem respirasi yang terdiri dari nares (lubang
hidung) berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal. Nares
posteriores merupakan lubang pada palatum. Larynx terdiri atas tulang rawan,
membatasi suatu ruangan yang disebut glottis, dihubungkan dengan rongga mulut
dengan perantaran celah yang disebut rima glottisdis. Trachea berupa suatu pipa,
mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis, tersusun
sepanjang trachea tadi kearah caudal lalu bercabang menjadi bronchus dexter dan
sinister dimana tempat percabangannya disebut bifurcatia trachea. Pulmo
berjumlah sepasang, relatif kecil, hanya dapat mengembang sedikit dan melekat
pada dinding dorsal thorax. Pulmo dibungkus oleh selaput yang disebut pieura.
Syrinx (alat suara) terdapat pada bifurcation trachea, tersusun dari beberapa
annulus trachealis yang paling caudal dan annulus branchialis yang paling cranial.
Sistem respirasi pada kelinci (Lepus sp.) pada dasarnya sama dengan
respirasi mamalia secara umum. Organ-organ respirasinya pun juga hampir sama.
Memiliki bagian saluran pernapasan: rongga hidung, faring, laring, trakhea,
bronkus, dan bronkiolus. Paru-paru mamalia berongga-rongga dan umumnya
terbagi menjadi lobus-lobus. Udara luar masuk ke lubang hidung (nares
eksternal), kemudian ke faring. Faring merupakan persimpangan antara saluran
napas dan saluran makanan. Lobus merupakan suatu rongga yang terletak di
belakang faring. Epiglotis berfungsi untuk menutupi glotis waktu menelan
makanan, agar makanan tidak masuk ke sistem pernapasan. Terdapat pula alat
suara (apparatus vokalis) berupa sepasang pita kecil (ligamen). Trakhea diperkuat
oleh cincin tulang rawan hialin dan fibrosa.
VIII SIMPULAN
Berdasakan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Setiap spesies yang digunakan dalam praktikum ini memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
2. Perbadingan sistem respirasi pada hewan-hewan vertebrata yang
digunakan dalam praktikum ini bisa dilihat dari saluran pernafasan dan
organ respirasi khusus yang dimiliki oleh hewan-hewan vertebrata
tersebut. Superkelas pisces mempunyai organ respirasi khusus yang
disebut labirin dan gelebung udara. Amfibi bernafar dengan kulit selain
dengan paru-paru serta bangsa aves memiliki kantung udara yang
membantunya pada saat terbang.
IX JAWABAN PERTANYAAN
Organ khusus pada sistem respirasi yang dimiliki beberapa klas hewan
vertebrata yaitu:
1. Labirin, dimiliki oleh beberaka kelas pisces seperti ikan lele dan ikan
gabus. Berfungsi untuk menyimpan cadangan O2 di tempat yang kadar
oksigennya rendah.
2. Gelembung renang, dimiliki oleh kelas pisces untuk membantu
menyimpan cadangan O2 ketika berenang.
3. Kulit, pernafasan pada kulit umumnya dilakukan oleh kelas amfibi.
Struktur kulinya yang mengandung kelenjar mukosa menyebabkan
kulitnya tetap basah dan lembab.
4. Kantong udara, dimiliki oleh bangsa aves. Berfungsi untuk menyimpan
cadangan udara ketika terbang.
X DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Sistem Respirasi Pada Hewan, http://www.crayonpedia.com,
diakses pada tanggal 22 Oktober 2017.