KELASA : V
SEKOLAH : SD 13 AMBON
Trakea merupakan saluran masuk udara dari luar tubuh yang lubangnya (spirakel)
terdapat pada bagian bawah abdomen/ perut. Trakea akan membentuk percabangan yang
disebut trakeola yang akan menjangkau hampir setiap sel-sel tubuhnya. Di ujung trakeola
inilah akan terjadi pertukaran O2 dari luar tubuh dengan CO2 yang berasal dari dalam
tubuh. Ujung trakeola memiliki semacam cairan yang akan membuat trakeola selalu basah
agar proses difusi O2 dapat berjalan lancar.
Bila diperhatikan, tidak ada peran darah dalam proses pernapasan serangga. Hal ini
karena ukuran tubuh serangga yang kecil dan saluran trakhea telah menjangkau seluruh
bagian tubuhnya, sehingga tidak memerlukan bantuan darah untuk menyebarkan O 2.
Selain itu sistem peredaran darah serangga juga termasuk peredaran darah terbuka (tidak
melewati pembuluh darah), darah mengalir di antara sel-sel tubuh untuk menyebarkan sari
makanan.
Trakhea serangga tersusun atas zat khitin (bersifat kuat) yang memungkinkan lubang
trakea selalu terbuka. Di beberapa tempat, trakea akan membentuk kantong udara untuk
menjaga suplai udara yang lancar terutama pada organ-organ yang banyak membutuhkan
O2.
Pada serangga kecil, pernapasan dapat berjalan tanpa bantuan kontraksi otot. Namun
pada serangga yang berukuran besar, kontraksi otot diperlukan untuk menjaga suplai
udara masuk ke dalam tubuh. Otaot-otot tubuh yang berkontraksi akan membuat kantong
udara mengembang dan mengempis sehingga pertukaran udara dapat berjalan dengan
lancar. Ketika terbang, serangga membutuhkan O 2 yang lebih banyak dibandingkan ketika
istirahat, otot-otot yang menggerakkan sayap juga akan membuat kantong udara
mengembang dan mengempis untuk menjamin ketersediaan udara saat serangga
terbang.
Reptil, kelas Reptilia, merupakan kelas evolusi hewan, yang hari ini terdiri dari kura-kura, buaya,
ular, kadal dan kerabat mereka yang telah punah dan beberapa dari nenek moyang mamalia yang
telah punah.
Karena sejarah evolusi mereka dan keragaman bentuk yang telah punah, validitas kelas tidak
didukung secara universal di kalangan ilmiah, meskipun dalam prakteknya, tetap digunakan oleh
beberapa ahli biologi, terutama dalam buku-buku populer yang ditulis untuk khalayak umum. Studi
tentang reptil, historis dikombinasikan dengan amfibi, disebut herpetologi.
Reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya, bunglon, dsb.) bernapas menggunakan paru-paru. Ada
beberapa reptil yang mengambil oksigen melalui lapisan kulit di sekitar kloaka.
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan
oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar masuk
melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di
ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang
rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi. Dinding laring dibentuk oleh tulang
rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea.
Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan. Tempat
percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam paru-
paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran relatif besar, berjumlah
sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian anterior lebih
banyak berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx
ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk
percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju
ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia ialah relatif sederhana. Pada beberapa
bentuk, bagian internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi dua bagian, ialah bagian anterior
berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama
untuk reservoir. Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif. Pada kadal,
kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan – belahan yang membuat
paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika
mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di
udara.Alur pernapasan pada reptil:
Otot tulang rusuk berelaksasi – rongga dada mengecil – paru-paru mengecil – CO2 dari jaringan
tubuh menuju jantung melalui darah – paru-paru – bronkiolus – trakea yang panjang – anak tekak –
rongga mulut – lubang hidung.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya, struktur paru-parunya lebih kompleks, dengan tekstur seperti
spons.
Pada kura-kura dan penyu, mekanisme pernapasannya dibantu oleh permukaan epitelium lembab di
sekitar kloaka. Pada reptil lain, hal ini tidak dapat terjadi karena kulit reptil umumnya bersisik dan
kering sehingga tidak dapat digunakan sebagai media pertukaran gas.