Pernapasan dibantu oleh gerakan rongga dada. Sebagian besar pengaturan pernapasan udara
(ventilasi) dibantu oleh otot intercostae. Kontraksi otot intercostae menyebabkan rongga dada
melebar, sehingga volume udara meningkat namun tekanan udara mengecil. Perbedaan tekanan di
dalam rongga dada dengan udara akan membuat udara di lingkungan terpompa masuk ke dalam
tubuh, mengalir masuk melalui lubang hidung, laring, trakea, lalu ke paru-paru. Dinding alveoli reptil
sama seperti pada mamalia, dikelilingi oleh jaringan pembuluh kapiler yang siap mengadakan
pertukaran gas. Oksigen dan karbondioksida berdifusi di alveoli, oksigen dari udara diikat oleh
hemoglobin dalam sel darah, sedang karbondioksida berdifusi dari dalam sel darah ke luar menuju
alveoli dan melalui saluran permapasan di buang melalui lubang hidung. Eksipirasi ni terjadi karena
gerakan otot intercosta berelaksasi (mengendur) yang menyebabkan rongga dada mengecil
sehingga tekanan yang besar ini mendorong keluarnya karbondioksida. Pada kelompok Crocodilia
(buaya) selain dibantu intercostae muscle, pernapasan dibantu oleh otot-otot visera (hati). Otot-otot
ini berhubungan dengan tulang rusuk, sehingga ketika otot ini berkontraksi, akan mendorong rusuk
ke depan yang menyebabkan udara masuk ke dalam tubuh dan sebaliknya, gerakan yang
ditimbulkan otot-otot visera ini dapat dibayangkan seperti gerakan menarik piston.
Sistem Pernapasan pada Reptil
Oleh: Sridianti | Diperbaharui: 11 March, 2016
Reptil, kelas Reptilia, merupakan kelas evolusi hewan, yang hari ini terdiri dari kura-kura,
buaya, ular, kadal dan kerabat mereka yang telah punah dan beberapa dari nenek moyang
mamalia yang telah punah.Advertisement
Karena sejarah evolusi mereka dan keragaman bentuk yang telah punah, validitas kelas tidak
didukung secara universal di kalangan ilmiah, meskipun dalam prakteknya, tetap digunakan
oleh beberapa ahli biologi, terutama dalam buku-buku populer yang ditulis untuk khalayak
umum. Studi tentang reptil, historis dikombinasikan dengan amfibi, disebut herpetologi.
Reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya, bunglon, dsb.) bernapas menggunakan paru-paru. Ada
beberapa reptil yang mengambil oksigen melalui lapisan kulit di sekitar kloaka.
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia,
pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara
luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung
terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena
gerakan tulang rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi. Dinding laring
dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea.
Advertisement
Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan. Tempat
percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam
paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran relatif besar,
berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian
anterior lebih banyak berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak di ujung anterior
trachea. Dinding larinx ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah
posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus
kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia
ialah relatif sederhana. Pada beberapa bentuk, bagian internal pulma terbagi tidak sempurna
menjadi dua bagian, ialah bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior
berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Paru-paru reptilia berada
dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya
dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas.
Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih
kompleks, dengan beberapa belahan – belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti
spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi
hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.Alur pernapasan pada
reptil:
Otot tulang rusuk berelaksasi – rongga dada mengecil – paru-paru mengecil – CO2 dari
jaringan tubuh menuju jantung melalui darah – paru-paru – bronkiolus – trakea yang panjang –
anak tekak – rongga mulut – lubang hidung.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya, struktur paru-parunya lebih kompleks, dengan tekstur seperti
spons.
Pada kura-kura dan penyu, mekanisme pernapasannya dibantu oleh permukaan epitelium
lembab di sekitar kloaka. Pada reptil lain, hal ini tidak dapat terjadi karena kulit reptil umumnya
bersisik dan kering sehingga tidak dapat digunakan sebagai media pertukaran gas.
Penjelasan Sistem Pernapasan pada Reptil Secara Lengkap
Penjelasan Sistem Pernapasan pada Reptil Secara Lengkap - Berbeda dengan kelompok amphibi yang
menghabiskan hidupnya dengan migrasi di dua habitat, perairan dan daratan, kelompok reptil hidup
sepenuhnya di daratan. Meski ditemukan beberapa kelompok reptil yang menempati perairan dalam mencari
sumber makanan, mereka tetap akan ke daratan untuk berpijah (berkembangbiak). Tidak adanya pengaturan
suhu pada tubuh reptil membuat suhu tubuh reptil berubah-ubah mengikuti perubahan suhu lingkungan. Oleh
karena itu Reptil tergolong hewan berdarah dingin (poikiloterm), seperti pada kelompok ikan dan amphibi.
Reptil sering berjemur di atas bebatuan atau pasir yang kering di bawah terik matahari guna mengatur panas
tubuh untuk menjaga kestabilan fungsi kerja organ tubuh.
Sebagian besar kelompok reptil merupakan predator (karnivora) yang memiliki metabolisme tinggi dalam
pemburuan mangsa. Tubuh reptil ditutupi oleh kulit yang tebal, bertanduk atau berkeratin, suatu adaptasi hidup
di tempat daratan untuk mencegah kehilangan air melalui penguapan oleh udara. Hidup bebas di daratan
menguntungkan bagi reptil karena mendapat suplai oksigen langsung dari udara. Sistem pernapasan reptil
sama seperti vertebrata daratan lainnya yaitu menggunakan paru-paru. Organ yang sangat adaptif bagi hewan
daratan dimana udara membuat kehilngan banyak air (penguapan), sedangkan pernapasan membutuhkan
kondisi yang lembab. Oleh karena itu, sistem pernapasan hewan daratan tersimpan di dalam tubuhnya. Sistem
pernapasan dengan paru-paru memperantarai masuknya oksigen ke dalam tubuh, selanjutnya pengedaran akan
diserahkan oleh sistem peredaran darah.
Sistem paru-paru berbeda dengan sistem trakea. Sistem trakea mengadakan percabangan ke seluruh tubuh dan
terjadi pertukaran gas secara langsung, paru-paru hanya bercabang di satu lokasi. Selanjutnya, gas akan dibawa
oleh sistem sirkulasi (peredaran darah). Paru-paru mempunyai jaringan kapiler yang sangat padat terletak
persis di bawah sel-sel epitel. Pengecualian pada kura-kura (Ordo Testudinae) dan ular laut (Ordo Squamata).
Kura-kura dan penyu memiliki struktur tubuhnya yag dibatasi oleh tempurung yang kaku dan keras, hal ini
memuat proses pernafasan dengan paru-paru mengalami gangguan (tidak maksimal). Sehingga kura-kura akan
menggunakan alternatif pernapasan yang dibantu oleh epitel mulut dan anus yang lembab sebagai alat
pernapasan lainnya untuk memaksimalkan pertukaran gas. Selain itu pertukaran gas melalui udara dan kulit
akan menyuplai oksigen bagi penyu ketika mengarungi samudra atau berada di perairan. Sedangkan pada
golongan ular laut, karena sebagian besar hidupnya berada di perairan (mencari makan), pernapasan
menggunakan paru-paru tidaklah menjadi pilihan yang tepat. Untuk mencukupi kebutuhan akan oksigen, ular
laut yang memiliki kulit lembab, menjadi alternatif alat pernapasan ular laut selama di perairan.
Advertisement
Reptil memiliki paru-paru yang lebih kompleks. Paru-paru reptil memiliki perlipatan-pelipatan (alveoli) yang
memperluas wilayah pernapasan. Sebagian besar reptil memiliki dua paru-paru yang berkembang dalam
rongga dada (kanan-kiri), namun sebagaian besar kelompok ular hanya paru-paru kanan yang berkembang,
sedang paru-paru kiri mereduksi (kecil) atau bahkan tidak berkembang. Pernapasan dibantu oleh gerakan otot-
otot intercostae (tulang rusuk), dan reptil tidak memiliki diafragma. Udara masuk melalui lubang hidung
(nostril), kemuadian trakea, dan ke paru-paru. Terdapat selaput tipis pada lubang hidung dan ujung trakea yang
akan melingdungi masuknya air ketika reptil di dalam perairan.
Mekanisme Pernapasan
Pernapasan dibantu oleh gerakan rongga dada. Sebagian besar pengaturan pernapasan udara (ventilasi) dibantu
oleh otot intercostae. Kontraksi otot intercostae menyebabkan rongga dada melebar, sehingga volume udara
meningkat namun tekanan udara mengecil. Perbedaan tekanan di dalam rongga dada dengan udara akan
membuat udara di lingkungan terpompa masuk ke dalam tubuh, mengalir masuk melalui lubang hidung, laring,
trakea, lalu ke paru-paru. Dinding alveoli reptil sama seperti pada mamalia, dikelilingi oleh jaringan pembuluh
kapiler yang siap mengadakan pertukaran gas. Oksigen dan karbondioksida berdifusi di alveoli, oksigen dari
udara diikat oleh hemoglobin dalam sel darah, sedang karbondioksida berdifusi dari dalam sel darah ke luar
menuju alveoli dan melalui saluran permapasan di buang melalui lubang hidung. Eksipirasi ni terjadi karena
gerakan otot intercosta berelaksasi (mengendur) yang menyebabkan rongga dada mengecil sehingga tekanan
yang besar ini mendorong keluarnya karbondioksida. Pada kelompok Crocodilia (buaya) selain dibantu
intercostae muscle, pernapasan dibantu oleh otot-otot visera (hati). Otot-otot ini berhubungan dengan tulang
rusuk, sehingga ketika otot ini berkontraksi, akan mendorong rusuk ke depan yang menyebabkan udara masuk
ke dalam tubuh dan sebaliknya, gerakan yang ditimbulkan otot-otot visera ini dapat dibayangkan seperti
gerakan menarik piston.
jantung reptil
mempunyai sistem peredaran ganda seperti pada burung. Jantung kadal terdiri dari empat ruang
yaitu serambi kiri, serambi kanan, bili kiri dan bilik kanan.
Dari jantung keluar dua buah aorta aorta kanan dan aorta kiri.
Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari
perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
6. Respiration in Reptile
Reptile takes breath by using lung. Taking of O2 and discharging of CO2 happens
Alat Pernapasan Reptil (Kura-kura)
in the lung. Its respiratory tract consists of nostril hole, trachea, bronchus, and lung. Air enters
through nostril hair to oral cavity is continued to trachea then to bronchi and finally enters to the
lung. In the lung, O2 is taken by blood, while CO2 and H2O are discharged.
Reptil bernapas dengan paru-paru. Pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 terjadi di dalam
paru-paru. Saluran pernapasannya terdiri dari lubang hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Udara masuk melalui lubang hidung menuju ke rongga mulut diteruskan ke trakea kemudian ke
bronkus dan akhirnya masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru O2 diambil oleh darah,
sedangkan CO2 dan H2O dikeluarkan.
SISTEM PERNAPASAN REPTIL
paru-paru reptil
2. Reptil
Jawaban Terbaik: Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus,
dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan
masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang rusuk
Mekanisme pernapasan reptil terdiri atas fase inspirasi dan ekspirasi.
Pada saat inspirasi tulang rusuk merenggang dan volume rongga dada meningkat, sehinggga paru-paru
yang kosong akan terisi oleh udara yang mengandung oksigen.
Pada ekspirasi tulang rusuk akan merapat, sehingga udara yang mengandung karbon dioksida dan uap
air akan terdesak keluar dari paru-paru.
Sistem respirasi reptil dimulai dari masuknya udara melalui nares eksterna terus menembus
plat yang keras menuju ke nares interna ( di belakang lubang ) ini pada reptilia yang hidup di air
terdapat vellum dan kemudian melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke larynx. Larynx
tersusun atas tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pasang pita suara ( bagi yang bersuara ).
Selanjutnya berhubungan dengan trachea yang tersebut atas gelang – gelang rawan. Trachea
bercabang menjadi 2 bronchi, yang selanjutnya masing – masing menuju ke paru – paru. Paru –
paru terbagi atas bagian – bagian interior yang lebih kompleks dari pada amphibia yang
mengandung capilair pulmonalis.
a. Pengertian Respirasi
Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup disebut pernapasan atau respirasi.
O2 dapat keluar masuk jaringan melalui difusi. Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam
sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbondioksida. Pada hewan vertebrata terlalu
besar untuk dapat terjadinya interaksi secara langsung antara masing-masing sel tubuh dengan
lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam sistem
pernapasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas-gas pernapasan bagi keperluan seluruh
tubuhnya.
Ada dua tahap pernapasan, tahap pertama oksigen masuk ke dalam dan pengeluaran
karbondioksida ke luar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal, dan
pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ-organ pernapasan ke jaringam tubuh atau
sebaliknya dilakukan oleh sistem sirkulasi. Tahap kedua adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh
(darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
Difusi gas-gas pernapasan antara lingkungan dengan pembuluh darah yang terdapat di
bawah pembuluh respiratoris dapat terjadi jika permukaan tempat terjadinya pertukaran gas
harus cukup luas dan tipis, selalu basah dan permeabel terbadap gas-gas pernapasan, dan terdapat
perbedaan konsentrasi gas-gas pernapasan antara medium dan di luar darah.
b. Fungsi Respirasi
Jika melihat dari sistemnya fungsi respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah dan
membuang karbondioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang
menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungan luar. Sistem respirasi di bagi menjadi
dua, yaitu bagian kondusi yang terdiri atas rongga hidung, nesofaring, laring, trakhea, bronki,
dan bronkeolus. Dan bagian respirasinya terdiri atas alveoli dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli (berbentuk seperti
kantung khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru). Adapun fungsi dari bagian kondusi
adalah menyediakan saluran di mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru, memelihara
udara yang diinspirasi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, masing-masing sub divisi bagian
kondusi memperlihatkan beberapa gambaran struktural yang sama satu sama lain. Agar suplai
udara yang tidak terputus, terdapat gabungan-gabungan rawan, serabut-serabut elastin, dan otot
polos yang memperlihatkan struktur penyokong yang keras dan kaku bagi organ-organ kondusi
serta memerlukan fleksibilitas dan ekstenbilitas. Pada rawan terutama hialin dan adanya sedikit
elastin yang ditemukan pada pinggir lamina propria (menunjukkan berbagai bentuk mulai dari
lempeng-lempeng yang tidak teratur sampai yang berbentuk cincin lengkap). Rawan ini
umumnya berperan sebagai penyokong dinding bagian kondusi, mencegah kolaps lumen
sehingga udara dapat masuk ke paru-paru secara terus-menerus.
Serabut-serabut elastin yang banyak dapat memberikan fleksibilitas struktur dan
memungkinkan organ kembali ke bentuk semula setelah meregang. Serabut-serabut itu
ditemukan dalam lamina propria, terutama yang terletak longitudinal. Konsentrasi serabut-
serabut elastin berbanding terbalik denagn garis tengah bagian kondusi (bronkiolus yang terkecil
mendapt proporsi serabut yang terbanyak). Berkas-berkas otot polos terdapat di trakhea hingga
duktus alveolaris (bagian respirasi). Kontraksi otot polos mengurangi garis tengah bagian
kondusi dan mampu mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi. Pemeliharaan udara
merupakan fungsi utama pada bagian kondusi. Sebelum udara masuk paru-paru, udara yang
diinspirasi dibersihkan, dibasahi, dan dihangatkan. Untuk melakukan fungsi ini mukosa bagian
kondusi dibatasi oleh epitel respirasi khusus dan kelenjar serosa dan mukosa yang banyak, serta
kaya akan jarinagn vaskuler dalm lamina proprianya. Sebagian besar bagian kondusi dibatasi
oleh epitel bertingkat toraks bersilia yang mengandung banyak sel goblet. Pada cabang-cabang
bronkus, sel-sel epitel ini mengalami perubahan menjadi epitel pipih selapis. Ketika bronkus
membelah menjadi bronkiolus epitel berubah menjadi selapis kubus. Jumlah sel goblet mulai
berkurang pada bronkus yang lebih kecil dan sam sekali tidak ada pada epitel bronkiolus
terminalis. Sel-sel bersilia yang menyertai sel-sel goblet tetap ada pada bronkiolus halus namun
sudah tidak mengandung sel-sel goblet lagi. Sel-sel bersilia tersebut berperanan mencegah
mukus yang tertimbun dalam bagian respirasi. Mukus yang menangkap partikel dan
mengabsorbsi gas yang larut dalm air didorong terus menerus oleh silia ke arah faring.
Pergerakan lapisan mukosa ditimbulkan dan diatur oleh aliran sekresi serosa. Selain untuk
membersihkan kotoran, lapisn mukosa juga berperan untuk membasahi udara inspirasi.
2. Laryng
Laring merupakan tabung ireguler yang menghubungkan faring dengan trakea. Dalam
lamina propia terdapat sejumlah rawan laring, struktur yang paling rumit pada jalan pernapasan.
Rawan-rawan yang lebih besar (tiroid, krikoid, dan sebagian besar aritenoid) adalah rawan
hialin, dan pada orang tua sebagian dapat mengalami kalsifikasi. Rawan yang lebih kecil
(epiglottis, cuneiformis, kornikulatum, dan ujung aritenoid) adalah rawan elastin. Ligamentum-
ligamentum menghubungkan rawan-rawan tersebut satu sama lain, dan sebagian besar
bersambung dengan otot-otot intrinsic larynx, di mana mereka sendiri tidak bersambungan
karena mereka adalah otot lurik. Selain berperanan sebagai penyokong (mempertahankan agar
jalan udara tetap terbuka) rawan-rawan ini berperanan sebagai katup untuk mencegah makanan
atau cairan yang ditelan masuk trakea. Mereka juga berperanan dalam pembentukan irama
fonasi.
Epiglotis, yang menonjol dari pinggir laring, meluas ke faring dan karena itu mempunyai
permukaan yang menghadap ke lidah dan laring. Seluruh permukaan yang menghadap ke lidah
dan bagian permukaan apikal yang menghadap ke laring diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Ke
arah basis epiglottis pada permukaan yang menghadap laring, epitel mengalami perubahan
menjadi epitel bertingkat toraks bersilia. Kelenjar campur mukosa dan serosa terutama terdapat
di bawah epitel toraks, bebas menyebar ke dalam, yang menimbulkan bercak pada rawan elastin
yang berdekatan. Di bawah epiglottis, mukosa membentuk dua pasang lipatan yang meluas ke
dalam lumen larynx. Pasangan yang di atas merupakan pita suara palsu (atau lipatan vestibular),
dan mereka mempunyai epitel respirasi yang di bawahnya terletak sejumlah kelenjar seromukosa
dalam lamina proprianya. Pasangan yang bawah merupakan lipatan yang merupakan pita suara
asli. Di dalam pita suara, yang diliputi oleh epitel berlapis gepeng, terdapat berkas-berkas besar
sejajar dari selaput elastin yang merupakan ligamentum vocale. Sejajar dengan ligamentum
terdpat berkas-berkas otot lurik, yang mengatur regangan pita dan ligamentum dan akibatnya,
waktu udara didorong melalui pita-pita menimbulkan suatu suara dengan tonus yang tidak sama.
3. Trachea
Trakea merupakan tabung berdinding tipis yang terletak dari basis larynx (rawan krikoid) ke
tempat di mana trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer. Trakea dibatasi oleh mukosa
respirasi. Di dalam lamina propria terdapat 16-20 rawan hialin berbentuk seperti huruf C yang
berperanan mempertahankan lumen trake agar tetap terbuka. Ligamentum fibroelastindan
berkas-berkas otot polos melekat pada perikondrium dan menghubungkan ujung-ujung bebas
rawan yang berbentuk huruf C tersebut. Ligamentum mencegah peregangan lumen yang
berlebihan, sementara itu otot memungkinkan rawan saling berdekatan. Kontraksi otot disertai
dengan penyempitan lumen trakea dan digunakan untuk respon batuk. Setelah kontraksi, akibat
penyempitan lumen trakea akan menambah kecepatan udara ekspirasi, yang membantu
membersihkan jalan udara.
4. Bronchi
Trakea membelah menjadi 2 bronkus utama yang masuk ke dalam paru-paru pada tiap hilus.
Selain itu, pada tiap-tiap hilus arteòh dan vena seòõ` pembuluh limfe masuk dan meninggalkan
paru-paru. Struktur ini dikelilingi oleh jaringan penyambung padat dan membentuk akar paru-
paru. Setelah masuk ke dalam paru-paru, bronkus primer menuju ke arah bawah dan luar untuk
membentuk 3 bronkus pada paru-paru kanan 2 bronkus pada paru-paru kiri. Bronkus lobaris
bercabang-cabang membentuk bronkus yang lebih kecil yang di sebut Bronkiolus. Masing-
masing bronkiolus masuk ke lobus paru-paru yang membentuk 5-7 bronkiolus terminalis.
Lobulus paru-paru berbentuk piramid dengan apeks yang mengarah ke arah permukaan
paru-paru. Tiap lobulus dibatasi oleh septum jaringan penyambung tipis yang terlihat pada fetus.
Bronkiolus tidak mempunyai kelenjar pada mukosanya tetapi hanya ditunjukkan oleh adanya sel-
sel goblet yang tersebar dalam epitel permulaan(bagian luar). Pada bronkiolus yang lebih besar,
epitelnya bersilia dan kekomplekannya berkurang sehingga menjadi epitel kubis bersilia pada
bronkiolus terminalis. Selain sel-sel bersilia, bronkiolus terminal juga mempunyai sel-sel clara
yang permukaan apikalnya berbentuk seperti kubah yang menonjol ke arah lumen. Sel-sel clara
pada manusia merupakan sel-sel sekretori. Bronkiolus respiratorius dibatasi oleh epitel kubis
bersilia, tetapi pada tepi lubang alveolaris, epitel bronkiolus menuju epitel pembatas alveolus.
Epitel bronkiolus terdiri atas epitel kubis bersilia tetapi pada bagian yang lebih distal, silia
mungkin tidak ada. Bronkiolus respiratorius digunakan untukmenggambarkan fungsi pada
segmen jalannya pernapasan.
Duktus alveolaris dan alveoli dibatasi oleh sel-sel epitel selapis gepeng yang sangat tipis.
Dalam lamina propria, di sekitar tepi alveoli merupakan jala sel otot polos yang saling
berhubungan. Duktus alveolaris bermuara ke dalam atria, ruang yang menghubungkan antara
multilokularis alveoli dengan dua atau lebih alveolaris pada setiap atrium. Serabut-aerabut elastin
memungkinkan alveoli mengembang pada waktu inspirasi dan secara pasif berkontraksi pada
saat ekspirasi. Kolagen berperan sebagai penyokong yang mencegah peregangan yang berlebihan
dan sebagai pencegah kerusakan-kerusakan kapiler halus dan septa alveoli yang tipis.
- Pleura
Pleura adalah membran serosa yang meliputi paru-paru. Ia terdiri atas dua lapisan, yaitu
parietal dan viseral, yang bersambungan pada daerah hilus. Kedua membran diliputi oleh sel-sel
mesotel yang terletak pada lapisan jaringan penyambung halus yang mengandung serabut
kolagen dan elastin. Serabut-serabut elastin pleura viseralis bersambungan dengan serabut-
serabut yang terdapat pada parenkim paru-paru. Oleh karena itu, kedua lapisan tersebut
membatasai rongga yang semata-mata dibatasai oleh sel gepeng mesotel. Dalam keadaan normal,
rongga pleura ini hanya mengandung selaput cairan yang bekerja sebagai agen pelumas,
memungkinkan pergeseran halus permukaan satu dengan yang lainnya selama pergerakan
respirasai. Pada keadaan patologis tertentu, rongga pleura dapat berubah menjadi rongga
sebenarnya, mengandung cairan atau udara pada bagian dalamnya. Dinding rongga pleura,
seperti semua rongga serosa (periotenum dan perikardium), sangat permeabel terhadap air dan
zat lain. Jadi, penimbunan cairan pada rongga ini sering terjadi pada keadaan-keadaan patologis.
Cairan ini berasal dari plasma darah dengan cara eksudasi. Sebaliknya, pada keadaan tertentu,
cairan atau gas yang terdapat dalam rongga pleura dengan cepat dapat direabsorbsi.
1 Vote
Pada kesempatan kali ini kita masih akan belajar mengenai sistem pernapasan pada hewan, kali ini yang akan
kita pelajari adalah sistem pernapasan pada hewan reptilia. Untuk itu mari kita lihat uraian penjelasan dibawah
ini.
Sistem pernapasan pada reptilia berbeda dengan sistem pernapasan pada serangga, dikarenakan organ
pernapasan pada reptilia berbeda dengan organ pernapasan serangga, organ yang digunakan pada pernapasan
reptilia adalah paru-paru. Sebab, sebagian besar reptilia hidup di daratan atau habitat yang kering. Untuk
mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering, supaya cairan dalam tubuhnya tidak mudah hilang. Kulit
bersisik pada reptilia merupakan suatu adaptasi hidup dalam udara kering, dan bukan sebagai alat pertukaran
gas.
Walau begitu, ada pula mekanisme pernapasan reptilia yang dibantu oleh permukaan epitelium lembab di
sekitar kloaka. Reptilia demikian misalnya kura-kura dan penyu. Hal ini dilakukan karena tubuh kura-kura dan
penyu terdapat tempurung yang kaku. Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan tersebut
terbatas.
Bentuk Paru-Paru Reptilia
Paru-paru Reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru Reptilia hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan
pertukaran gas. Paru-paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang
membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika,
mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan tersebut
melayang di udara.