Anda di halaman 1dari 20

MODUL IV

SISTEM RESPIRASI

I. PENDAHULUAN

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari
metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Terganggu atau
rusaknya salah satu organ respirasi akan mengakibatkan proses metabolisme sel
tidak akan berjalan dengan baik karena tidak tercukupinya oksigen yang
dibutuhkan untuk proses metabolisme di dalam sel.
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan
berbagai organ respirasi pada mamalia dan unggas, dapat menjelaskan mekanisme
respirasi, volume udara respirasi, proses pertukaran O 2 dan CO2 dalam respirasi,
energi dalam respirasi, dan gangguan respirasi.

II. PENYAJIAN MATERI

2.1. Organ Respirasi


Organ respirasi adalah organ atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi
masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar. organ respirasi pada hewan
bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-
paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme
yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari
lingkungan ke dalam tubuh. Dalam tulisan ini fokus pembahasan dititik-beratkan
pada organ respirasi mamalia termasuk di dalamnya ternak seperti sapi, kambing,
domba, babi, kuda, dan sebagai pembandingnya adalah organ respirasi unggas.

2.1.1. Organ Respirasi Mamalia


Organ respirasi pada mamalia terdiri atas: rongga hidung, faring, trakea,
bronkus, paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-1


Gambar 1. Struktur organ respirasi mamalia
(Sumber: http://nursingcrib.com/wp-content/uploads/respiratory-system.gif)

2.1.1.1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran respirasi. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

2.1.1.2. Tenggorokan (Faring)


Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran respirasi (nasofarings) pada bagian depan
dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-2


faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita
vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagai suara.
Pada manusia, makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan
masuk ke saluran respirasi karena saluran respirasi pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan.

2.1.1.3. Tenggorokan (Trakea)


Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-
silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran respirasi.

2.1.1.4. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih
besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

2.1.1.5. Paru-paru (Pulmo)


Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-3


Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura
yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma
darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel
terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan
pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah
permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru,
bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin
menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus tidak mempunyi tulang
rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai
epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada
ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka
sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus
berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan
terjadinya difusi gas respirasi

Gambar 2. Paru-paru
(Sumber: http://pages.infinit.net/apamarie/poumons.jpg)

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-4


Gambar 3. Bronkiolus dan alveolus
(Sumber: http://image.wistatutor.com/content/feed/u2044/respiration%20in%20human%20beings.jpg)

Gambar 4. Pembuluh darah kapiler yang terdapat pada alveolus


(Sumber: http://rasyid14.files.wordpress.com/2009/02/1k41dmychyyxu35wnmod.pdf)

2.1.2. Organ Respirasi pada Unggas

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-5


Pada unggas, tempat berdifusinya gas respirasi hanya terjadi di paru-paru.
Paru-paru unggas berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur respirasi pada burung berawal di lubang
hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang
terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang
berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea
bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam
bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu
menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang
merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di
bagian ventral) dan dorsobronkus (di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan
dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus
berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga
memungkinkan udara berdifusi.
Selain paru-paru, unggas memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau
pundi-pundi udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher,
dan sayap. Pundi-pundi udara berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis.
Di pundi-pundi udara tidak terjadi difusi gas respirasi; pundi-pundi udara hanya
berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena
adanya pundi-pundi udara maka respirasi pada burung menjadi efisien. Pundi-
pundi udara terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks
anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks
posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan
adanya kontraksi otot antar tulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk
bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain,
burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga
tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya
udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan
sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi udara sebagai cadangan udara.

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-6


Udara pada pundi-pundi udara dimanfaatkan hanya pada saat udara di
paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap
mengepak atau diangkat ke atas maka kantung udara di tulang korakoid terjepit
sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi
terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada
kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar dari tekanan di udara luar, akibatnya udara dari paru-paru yang kaya
karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari
kantung udara masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh
kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat
ekspirasi maupun inspirasi.
Bagan respirasi pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut.
Burung mengisap udara, udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi udara
bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru
mengalir ke pundi-pundi udara, udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-
paru, udara menuju pundi-pundi udara depan.

Gambar 5. Organ respirasi pada unggas


(Sumber: http://studentvet.wordpress.com/2011/03/08/internal-anatomy-of-chicken/)

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-7


2.2. Jenis Respirasi

Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel
tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang
maupun malam. Ditinjau dari bentuknya respirasi terbagi dua macam, yaitu
respirasi eksternal (luar) dan internal (dalam). Respirasi eksternal meliputi proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dan uap air antara makhluk
hidup dengan lingkungannya, misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Respirasi internal disebut juga pernafasan seluler karena pernafasan ini terjadi di
dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Respirasi internal dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan kebutuhan akan
oksigen yaitu respirasi aerobik (memerlukan oksigen) dan respirasi anaerobik
(tidak membutuhkan  oksigen)

2.2.1. Respirasi Aerob

Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah


glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38
ATP. Pada respirasi ini, pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari
udara. Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi
kimianya dapat digambarkan sebagai berikut:

C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 —> 6 CO2 + 12 H2O + 675 kal

Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak


tahapan reaksi yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi
itu dapat dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu: glikolisis, siklus Krebs, dan
transpor elektron.

2.2.1.1. Glikolisis

Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa


(terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Reaksi ini
melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan NADH2. Glikolisis terjadi di
sitoplasma dan tidak memerlukan oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut:

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-8


C6H12O6 —-> 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH + 2H+

Asam piruvat yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk


melakukan siklus Krebs. Namun sebelum memasuki siklus Krebs, asam piruvat
(3C) ini diubah terlebih dahulu menjadi asetil koA (2C) di dalam matriks
mitokondria melalui proses dekarboksilasi oksidatif. Senyawa selain glukosa,
misalnya fruktosa, manosa, galaktosa, dan lemak dapat pula mengalami
metabolisme melalui jalur glikolisis dengan bantuan enzim-enzim tertentu.

2.2.1.2. Siklus Krebs

Siklus Krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah


asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat
(6C). Selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat
yang akhirnya akan membentuk oksaloasetat lagi.
Pada siklus Krebs dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan molekul
pembawa hidrogen, yaitu : NADH dan FADH2. Hidrogen yang terdapat dalam
NADH dan FADH2 tersebut akan dibawa ke sistem transpor elektron. Seluruh
tahapan reaksi dalam siklus Krebs terjadi di dalam mitokondria. Dalam siklus ini,
asetil koA dioksidasi secara sempurna menjadi CO2.

2.2.1.3.Transpor Elektron

Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron melalui


proses reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang terdapat pada molekul
NADH serta FADH2 ditranspor dalam serangkaian reaksi redoks yang melibatkan
enzim, sitokrom, quinon, pirodoksin, dan flavoprotein. Pada akhir transport
elektron, oksigen akan mengoksidasi elektron dan ion H menghasilkan air (H 2O).
Transport elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.

2.2.2. Respirasi anaerob

Pernahkah kalian membuat atau melihat cara membuat tape ? Tape dibuat
dari singkong yang dikukus lalu ditaburi dengan ragi. Jika setelah diberi ragi
singkong tersebut dibiarkan dalam udara terbuka maka kalian tidak mendapatkan
tape yang diinginkan, mengapa demikian ? Pembuatan tape merupakan salah satu

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-9


contoh proses fermentasi yang menghasilkan alkohol. Fermentasi alkohol
merupakan proses respirasi anaerob, yang tidak memerlukan oksigen. Oleh karena
itu jika membuat tape, singkong yang telah ditaburi dengan ragi tersebut disimpan
dalam ruang tertutup yang tidak atau sedikit mengandung udara. Misalnya setelah
singkong beragi tersebut ditaruh dalam panci, kemudian panci tersebut dibungkus
rapat dengan kain agar kondisinya menjadi anaerob.
Respirasi anaerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang memecah
glukosa secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Pada manusia,
respirasi anaerob menghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan rasa lelah,
sedangkan pada tumbuhan, ragi, reaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol.
Respirasi anaerob hanya menghasilkan sedikit energi, yaitu 2 ATP.
Respirasi anaerob, disebut fermentasi atau peragian. Pada umumnya
respirasi ini terjadi pada tumbuhan, fungi dan bakteri. Proses fermentasi sering
disebut sesuai dengan hasil akhir yang terbentuk. Misalnya: fermentasi alkohol
bila hasil akhir fermentasi berupa alkohol. Menurut hasil samping yang terbentuk,
maka fermentasi dibedakan atas: a) fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dan
bakteri anaerobik, b) fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot, c)
fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof.
Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa, disamping
itu juga terdapat fruktosa, galaktosa, dan manosa. Hasil akhirnya adalah alkohol,
karbon dioksida, dan energi. Alkohol bersifat racun bagi sel-sel ragi. Sel-sel ragi
hanya tahan terhadap alkohol pada kadar 9-18%. Lebih tinggi dari kadar tersebut,
proses alkoholisasi (pembuatan alkohol) terhenti. Hal tersebut merupakan suatu
kendala pada industri pembuatan alkohol.
Oleh karena glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbon
dioksida, maka energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Pada respirasi aerobik dihasilkan 675kal, sedangkan pada respirasi anaerobik
hanya dihasilkan 21 kal. seperti reaksi dibawah ini:
C6H12O6 —–> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 21 kal

Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan.


Bahkan, bakteri anaerobik seperti Clostridium tetani (penyebab tetanus) tidak
dapat hidup jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-10


jika luka dalam atau tertutup sehingga memberi kemungkinan bakteri Clostridium
tersebut tumbuh subur karena dalam lingkungan anaerob.

2.3. Mekanisme Respirasi


Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme respirasi
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

2.3.1. Pernapasan Dada


Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. mekanismenya dapat dibedakan dalam dua fase yaitu fase inspirasi dan fase
ekspirasi. Fase inspirasi berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase
ekspirasi merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
.
2.3.2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni fase
inspirasi dan fase ekspirasi. Pada fase inspirasi, otot diafragma berkontraksi
sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan
menjadi kecil sehingga udara luar masuk. Fase ekspirasi merupakan fase
berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar
dari paru-paru.

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-11


Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500
cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.
Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas
mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat
digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara
sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan
seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

2.4. Volume Udara Respirasi


Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup
dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc
volume udara respirasi (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah
udara yang keluar masuk pare-paru pada respirasi normal. Dalam keadaan luar
biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara
respirasi (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc).
Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses respirasi memiliki
volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi
biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya
mengisi saluran respirasi. Volume udara respirasi dapat diukur dengan suatu alat
yang disebut spirometer. Besarnya volume udara respirasi tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat respirasi, kemampuan
dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.

2.5. Pertukaran O2 dan CO2 dalam Respirasi


Jumlah oksigen yang diambil melalui udara respirasi tergantung pada
kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran
tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Pekerja-pekerja
berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan.
Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan
sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang
memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih
banyak oksigen daripada seorang vegetarian.

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-12


Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen
sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding
lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan
tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain,
misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah
yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat
warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan
tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini
tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan
globin yang berupa protein.
Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-
kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini : Hb4 + O2 4 HbO2
(oksihemoglobin)
berwarna merah jernih. Reaksi tersebut dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2,
tekanan O2 (PO2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara.
Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri
dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mmHg,
sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mmHg. Tekanan oksigen di
lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan
arteri yang hanya 104 mmHg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru
secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2
nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik
yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2-nya 0
- 40 mmHg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan
mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm
hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mmHg. Dari jantung,
CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2-nya sama yaitu 45 mm hg.
Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-13


Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100
mmHg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mmHg
maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan
demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100
mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 CO2 keluar tubuh umumnya berlangsung
menurut reaksi kimia berikut: C O2 + H2O Þ (karbonat anhidrase) H2CO3. Tiap
liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah
menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni
sebagai berikut. i) karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam
karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2). ii) karbon dioksida
terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh
CO2). iii) karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HC O3) melalui
proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah: CO2
+ H2O Þ H2CO2Þ H+ + HCO-3
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya
gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat
disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi
garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.

2.6. Energi dalam Respirasi

Energi yang digunakan dalam kegiatan respirasi bersumber dari ATP


(Adenosin Tri phosphate) yang ada pada masing-masing sel. ATP berasal dari
bahan-bahan karbohidrat yang diubah menjadi fosfat melalui tiga tahapan. Mula-
mula proses glikolisis oleh enzim glukokinase membentuk piruvat pada siklus
Glikolisis (Tahap I) yang terjadi di sitoplasma, kemudian dilanjutkan ke tahap II,
yakni siklus krebs (TCA = Tri Caboxylic Acid Cycle yang terjadi di mitokondria,
dan tahap III, yakni tahap transfer elektron.

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-14


2.7. Gangguan pada Respirasi

Gangguan pada sistem respirasi adalah terganggunya pengangkutan O2 ke


sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam
misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus
pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.
Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen
sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang
tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong
dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan
buatan tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut dengan irama tertentu dan
menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen.
Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran respirasi oleh
kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid. Peradangan dapat terjadi
pada rongga hidung bagian atas dan disebut sinusitis, peradangan pada bronkus
disebut bronkitis, serta radang pada pleura disebut pleuritis. Paru-paru juga dapat
mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis penyebab
penyakit TBC.
Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon
monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih
besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.
Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula
menyebabkan terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh
darah, karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding
terhadap O2.
Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan
begitu juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang
terjadi karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-15


2.8. Rangkuman
Respirasi adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karena sistem respirasi dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka respirasi dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu respirasi luar dan respirasi dalam. Respirasi luar
adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah
dalam kapiler, sedangkan respirasi dalam adalah respirasi yang terjadi antara
darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-
paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan
tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka
udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar. O2 dalam udara yang diinspirasi mencapai alveoli paru-
paru (ventilasi), di mana O2 berdifusi ke dalam darah. O2 diangkut dalam darah ke
jaringan, di mana O2 berdifusi ke mitokondria di dalam sel. CO 2 yang dibentuk di
sini bergerak dalam arah yang berlawanan. Dengan demikian gas respirasi
diangkut secara bergantian melalui konveksi dalam jarak yang lebih jauh
(ventilasi, sirkulasi) dan melalui difusi melintasi membran pembatas yang tipis
(gas/cairan dalam alveoli, dan darah/ jaringan pada perifer).

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-16


III. PENUTUP

3.1. Tugas Modul


1. apa yang dimaksud dengan respirasi?
2. sebutkan secara berurutan organ respirasi pada mamalia!
3. apa yang membedakan organ respirasi pada mamalia dan unggas?
4. jelaskan perbedaan respirasi aerob dan aerob!
5. jelaskan secara singkat tentang pernapasan dada dan pernapasan perut!
6. jelaskan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah konsumsi
oksigen oleh individu.

3.2. Latihan Modul

Lingkarilah pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Repirasi merupakan proses:


a. pertukaran karbondioksida dari lingkungan dengan oksigen dari
organisme
b. penggunaan oksigen oleh sel
c. pertukaran oksigen dari lingkungan dengan karbondioksida dari
organisme
d. pembuangan karbondioksida oleh sel
2. Prinsip pertukaran gas adalah
a. pengambilan oksigen dari atmosfir
b. pengambilan oksigen dan karbondioksida dari atmosfir
c. pembuangan karbondioksida dari tubuh
d. a & c benar
3. Proses penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh dan pembuangan zat sisa
metabolisme sel yang berupa CO2 disebut:
a. respirasi internal
b. respirasi eksternal
c. bernapas
d. semuanya salah

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-17


4. Ketika O2 tidak dibutuhkan dalam respirasi maka kondisi ini merupakan
cerminan dari:
a. respirasi seluler
b. respirasi internal
c. respirasi aerob
d. respirasi anaerob
5. Bagian organ respirasi mamalia yang banyak mengandung pembuluh
kapiler darah adalah
a. trakea
b. alveolus
c. bronkus
d. bronkiolus

6. Berikut ini adalah fungsi kantung-kantung udara pada burung kecuali:


a. meringankan tubuh
b. mempercepat hilangnya panas tubuh
c. penyimpan cadangan O2
d. membantu pernapasan pada waktu terbang
7. Manakah pilihan berikut ini yang menggambarkan proses inspirasi:
a. otot antara tulang rusuk dan diafragma relaksasi
b. rongga dada mengecil
c. otot antara tulang rusuk dan diafragma berkontraksi
d. tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar dari pada tekanan
udara luar
8. Pigmen respirasi pada vertebrata yang bertugas mengikat oksigen untuk
dibawa ke sel tubuh disebut:
a. chemoglobin
b. hemotocrit
c. myoglobion
d. hemoglobin
9. Yang dimaksud dengan anemia hypoxia adalah:
a. tekanan parsial O2 dalam darah arteri dalam keadaan normal tetapi
jumlah Hb yang tersedia untuk mengangkut O2 berklurang.
b. rendahnya tekanan parsial O2 dalam udara sekitar

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-18


c. gangguan sirkulasi darah sehingga aliran ke jaringan sangat lamban
d. gangguan jaringan dalam menggunakan O2.

10. Manakah dari pernyataan berikut ini yang benar


a. Ketika suhu tubuh turun, jumlah O2 yang dibutuhkan semakin
sedikit untuk meningkatkan metabolisme
b. Ketika suhu tubuh turun, jumlah O2 yang dibutuhkan semakin
banyak untuk meningkatkan metabolisme
c. Ketika suhu tubuh turun, jumlah O2 yang dibutuhkan semakin
banyak untuk menurunkan derajat metabolisme
d. Semua salah

3.3. Kunci Jawaban Latihan Modul

1. C (pertukaran oksigen dari lingkungan dengan karbondioksida dari organisme)


2. D (a & c benar)
3. A (respirasi internal)
4. D (respirasi anaerob)
5. B (alveolus)
6. B (mempercepat hilangnya panas tubuh)
7. C (otot antara tulang rusuk dan diafragma berkontraksi)
8. D (hemoglobin)
9. A (tekanan parsial O2 dalam darah arteri dalam keadaan normal tetapi jumlah
Hb yang tersedia untuk mengangkut O2 berklurang).
10. B (ketika suhu tubuh turun, jumlah O2 yang dibutuhkan semakin banyak untuk
meningkatkan metabolisme)

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-19


IV. DAFTAR PUSTAKA

Darnell J, Lodish H, Baltimore D. 1990. Molecular Cell Biology. Second Ed. Pp:
583-616. W.H. Freeman and Company, New York.

Despopoulus A, Silbernagl A. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi (Terjemahan).


1995. Edisi 4. Pp: 78-109. Hipokrates, Jakarta.

Guyton AC, Hall JE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Terjemahan). Ed.
11. Pp: 495-559. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Isnaeni W. 2006. Fisiologi Hewan. Pp: 191-206. Kanisius, Yogyakarta.

Jacob J, Pescatore T. 2011. Chicken Anatomy And Physiology: Respiratory


System. Cooperative Extension Service, University Of Kentuky.

Martin DW. 1987. Kimia Pernapasan dalam Biokimia (Terjemahan). Editor:


Mayes PA, Granner DK, Rodwell VW, Martin DW. Pp: 677-688. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

MK : FISIOLOGI TERNAK, MODUL EMPAT RESPIRASI HAL 4-20

Anda mungkin juga menyukai