Anda di halaman 1dari 9

NAMA : YAYA

NIM. 19141009710059
FORUM DISKUSI M2 KB1

1. JELASKAN TAKSON TUMBUHAN BERDASARKAN MORFOLOGI ATAU


CARA MEMPEROLEH NUTRISI ATAU REPRODUKSINYA!
Jawab :
Dilihat dari ciri-ciri karakteristik morfologi, dunia tumbuhan dikelompokkan sebagai berikut.
A. THALLOPHYTA :
Thallophyta merupan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu tubuh
berbentuk talus. Tumbuhan talusmerupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum
bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Ciri -ciridari tumbuhan talus ini adalah tersusun
oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang kadang-kadang mirip dengan
tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami diferensiasi). Perkembangbiakan pada umumnya
secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) dengan spora sebagai alat
perkembangbiakannya.Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui peleburan gamet
yang terbentuk didalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup pada tumbuhan talus
ada tiga cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrofdan simbiosis.
Berdasar ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya iotu, dvisi Thallophyta
dibedakan menjadi 3 anak divisi yaitu :
a. Ganggang (algae)
b. Jamur (Fungi)
c. Lumut kerak (Lichens)
a. Ganggang atau Algae

Gambar 1. kelompok tumbuhan Thallophyta


B. FUNGI (JAMUR) :
Berdasarkan struktur tubuhnya, jamur digolongkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah
(Thallophyta), tetapi jika dilihat dari ada tidaknya klorofil maka jamur dikelompokkan
tersendiri, tidak dijadikan satu kelompok dengan tumbuhan yang lain. Jamur tidak
mempunyai klorofil maka tidak dapat mensintesa sendiri makanan yang diperlukan. Mereka
mengambil dari sisa-sisa organisme dan mencernanya dengan cara enzimatis. Karena suhu
dan kelembaban yang tinggi maka di Indonesia ditemukan banyak sekali jamur dari berbagai
jenis.
Jamur dapat berkembang biak secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan cara peleburan inti sel (nukleus)
dari dua sel induknya melalui kontak gametangium (alat perkembangbiakan) dan konjugasi
(transfer bahan genetik antar dua individu). Adanya kontak gametangium akan
menimbulkan singami yaitu penyatuan sel dari dua individu yang berbeda. Singami terjadi
dalam tiga tahap yakni plasmogami (peleburan sitoplasma), kariogami (peleburan
inti) dan meiosis (pembelahan sel). Pada tahap plasmogami(peleburan sitoplasma) akan
terjadi penyatuan antara dua protoplas sehingga membentuk satu sel yang mengandung atau
terdapat dua inti dimana intinya tidak saling melebur (dikarion). Dalam waktu tertentu akan
terjadi pembelahan inti bersama-sama yang kemudian inti sel akan melebur sehingga
membentuk sel diploid , tahap ini dinamakan sebagai tahap kariogami. Setelah itu akan
terjadi pembelahan sel dan pengurangan jumlah kromosom (pembawa informasi genetis
kepada keturunannya) kemudian akan menjadi haploid kembali, nah pada tahap ini
dinamakan sebagai tahap meiosis.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara pembelahan sel
(fragmentasi) dan pembentukan spora (satu atau beberapa sel yang dibungkus oleh sebuah
lapisan pelindung). Fungsi spora yaitu sebagai penyebaran spesies dalam jumlah besar
dengan memanfaatkan angin atau air sebagai medium penyebaran.
Jamur dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu.
1) Oomycotina (contoh: Pithium sp, Phytophora sp),
2) Zygomycotina (contoh Rhizopus oryzae, Rhizopus nigricans),
3) Ascomycotina (contoh: Saccharomyces crevice, Penicillium notatum),
4) Basidiomycotina (contoh: Volvariella volvacea, Puccinia graminis),
5) Deuteromycotina (contoh Chladosporium sp, Curvularia sp).

Gambar 2. Reproduksi pada jamur


C. LUMUT KERAK (LICHENES) :
Simbiosis jamur dengan ganggang dinamakan sebagai lichenes atau lumut kerak. Meski
sering disebut sebagai lumut kerak, lichenes bukanlah lumut atau jenis tumbuhan lainnya
bahkan lichenes bukan pula merupakan sebuah individu organisme melainkan gabungan dari
dua organisme yaitu jamur (fungi) dan ganggang (alga) sehingga bila kita lihat baik secara
fisiologi dan morfologinya, maka akan terlihat seperti satu kesatuan. Hubungan antara jamur
dan ganggang ini merupakan hubungan saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.
Mengapa? karena ganggang atau alga yang bewarna hijau ini dapat melakukan proses
fotosintesis sehingga bisa “memasak” makanan untuk jamur. Sedangkan jamur sendiri, akan
memberikan perlindungannya ketika berada dalam situasi kekeringan yang panjang sehingga
lichenes tidak akan mengalami kematian.

Lumut kerak ini dapat hidup di daerah dingin ataupun di daerah panas. Tumbuhan ini
dapat beradaptasi dengan lingkungan dengan sangat baik. Kita dapat menjumpai tanaman ini
hidup di kayu, pohon-pohon, bebatuan atau di atas tanah terutama di daerah tundra, sekitar
Kutub Utara. Selain itu lumut kerak juga dapat hidup disegala ketinggian di atas batu cadas,
di tepian pantai sampai di gunung-gunung yang tinggi (Tjitrosoepomo, 1989). Dalam hidup,
lichenes bukan hanya sekedar menempel pada medium saja misalnya batu, kayu dan
sebagainya, melainkan ia juga mampu melapukkan medium tersebut. Hal ini dikarenakan,
lichenes menghasilkan zat asam yang dapat digunakan untuk melubangi bebatuan yang
ditumpanginya sehingga dalam jangka waktu yang lama, batu tersebut akan mengalami lapuk
kemudian hancur. Itulah yang membuat lichenes menjadi salah satu tanaman yang
bermanfaat dalam membantu proses pembentukan tanah.

Lichenes merupakan tanaman dengan tingkat pertumbuhan yang sangat lambat yakni
sekitar 1 cm dalam setahun namun lichenes memiliki umur yang panjang. Diantara kita
mungkin akan melihat tumbuhan ini kering keronta saat musim kemarau panjang dan berfikir
tumbuhan ini telah mati namun tidaklah demikian, kita akan dibuatnya kaget karena
tumbuhan ini akan seperti hidup kembali ketika musim penghujan tiba. Meski tumbuhan ini
tergolong hebat namun ia sangat sensitif terhadap udara dan air yang tercemar atau beracun.
Lichenes tidak bisa hidup di lingkungan yang seperti itu, itulah sebabnya sangat sulit bagi
kita untuk menjumpai tanaman ini di lingkungan industri. Nah, sifat lichenes yang unik ini
kemudian dapat dimanfaatkan oleh para ahli sebagai indikator pencemaran lingkungan di
sebuah wilayah. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua jenis lichenes sangat anti
terhadap pencemaran lingkungan, diantara mereka ada pula jenis lichenes yang cukup toleran
terhadap pencemaran. Misalnya Lecanora conizoides yang mampu hidup di lingkungan
dengan kandungan SO2 cukup tinggi yakni sekitar 150μgm-3.
Ganggang yang bersimbiosis mutualisme dengan jamur disebut dengan gonidium.
Gonidium ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni namun pada umumnya, gonidium ini
merupakan ganggang biru (Cyanophyta) seperti Chroococcus dan Nostoc. Akan tetapi ada
juga jamur yang bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta) seperti Cystococcus dan
Trentepohlia. Terbentuknya lichenes harus melalui proses yang tepat. Tidak semua ganggang
dan jamur dengan begitu mudah bersatu melainkan keduanya harus memiliki kecocokan.
Gabungan yang berlaianan dapat juga menghasilkan lichenes yang berbeda. Pada umumnya
para ahli menggolongkan lichenes menjadi tanaman yang terpisah dari jamur dan ganggang
(alga) namun sebagian yang lain masih menggolongkan lichenes dalam keluarga jamur.
Alasan lichenes merupakan tanaman yang terpisah dari jenis jamur dan ganggang adalah
adanya kenyataan bahwa ditemukannya zat-zat hasil metabolisme yang tidak terdapat pada
jamur dan ganggang.
Lichenes bereproduksi secara vegetatif maupun generatif.Berikut organ-organ yang
terlibat dalam proses reproduksi secara vegetatif maupun generatif.
a) Soredia,
Soredia memiliki peranan penting dalam menghasilkan lichenes yang baru. Soredia akan
keluar melalui celah sempit pada medulla hingga kemudian akan terbang keluar tertiup angin.
Bagi soredia, ini sangatlah mudah karena diameter soredia hanya sebesar 25–100 mμ.
Apabila kondisi alam sesuai, maka soredia ini akan membentuk tumbuhan lichenes yang baru
dengan struktur tubuh yang sama dengan induknya.
b) Fragmentasi
Cara fragmentasi merupakan cara reproduksi ketika thallus mengalami pecah sehingga ada
bagian yang akan terpisah. Nah, bagian yang terpisah ini apabila mencapai substrat baru yang
sesuai (penyebaran dibantu oleh angin), maka akan menghasilkan tanaman yang baru.
c) Rejuvenesensi
Rejuvenesensi merupakan permudaan kembali terhadap bagian thallus yang telah tua atau
mati. Pada bagian dasar yang mati akan tumbuh cabang baru pada bagian atasnya. Nah,
ketika bagian yang mati tersebut patah sehingga terpisah, maka akan menghasilkan tanaman
yang baru. Nah, kondisi ini dapat kita jumpai pada jenis Cladonia.
d) Spora
Spora pada jamur dapat dihasilkan secara berulang-ulang sehingga dapat mengasilkan
thallus-thallus yang baru. Apabila terjadi hubungan antara spora jamur ini dengan alga yang
cocok, maka akan dihasilkan tanaman lichenes yang baru.
e) Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang dihasilkan di sepanjang
batas sisi kulit bagian luar. Nah, lobula ini dapat berjalan dengan baik pada lichenes jenis
foliose.
f) Rhizines
Rhizines yakni untaian yang menyatu dari hifa dengan warna kehitam-hitaman yang akan
muncul dari kulit bagian bawah atau korteks bawah dan mengikat thallus ke bagian dalam.
g) Tomentum
Tomentum merupakan lembaran serat dari rangkaian atau untaian akar yang renggang.
Kepadatan rhizines lebih padat daripada tomentum. Pada umumnya akan muncul pada bagian
bawah Collemataceae, Stictaceae dan Peltigeraceae.
h) Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut yang akan keluar di sepanjang sisi kulit.
i) Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk seperti rongga bulat di korteks bawah dan hanya dapat kita jumpai pada
genus Sticta. Sedangkan pseudocyphellae mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada
cyphellae yakni sekitar 1 mμ dan dapat kita jumpai pada Cetralia, Parmelia, Cetraria dan
Pasudocyphellaria. Nah, rongga tersebut berfungsi sebagai pertukaran udara atau pernapasan.
j) Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg
berbeda dari inangnya
Gambar 3 Lumut Kerak (Lichenes)

D. TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) :


Tumbuhan lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan Thallophyta.
Dalam daur hidupnya terdapat pergantian keturunan (metagenesis) antara turunan vegetatif
dengan turunan generatif. Gametofit lebih menonjol dibanding sporofit. Gametofit
merupakan turunan vegetatif yang melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid.
Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa badan penghasil spora (sporangium). Sporofit
itu tumbuh pada gametosit bersifat parasit. Habitatnya di daratan yang lembab, ada pula yang
hidup sebagai epifit. Tubuhnya tidak memiliki berkas pembuluh (vaskular seperti pembuluh
xilem dan floem). Berdasarkan struktur tubuhnya dibedakan atas lumut hati (Hepaticae) dan
lumut daun (Musci).
Pada tumbuhan lumut terjadi reproduksi secara aseksual atau vegetatif dan seksual atau
generatif.
Reproduksi Aseksual :
 Pembentukan Spora melalui pembelahan mitosis sel induk sporda di dalam
sporangium (kotak spora). Spora lalu tumbuhan menjadi gametofit.
 Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan
gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Reproduksi Seksual :
 Reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang
menghasilkan zigot.
 Zigot tersebut akan tumbuhan menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek yaitu sekitar
3-6 bulan.

Gambar 4 Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


E. TUMBUHAN PAKU-PAKUAN (PTERIDOPHYTA) :
Tumbuhan paku-pakuan sudah memiliki akar, batang dan daun, sehingga tingkatannya
lebih tinggi dibanding tumbuhan lumut. Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut
xilem dan floem yang teratur. Seperti halnya lumut, tanaman ini dalam reproduksinya
mengalami metagenesis, turunan gametofit dan sporofitnya bergantian. Sporofit yang bersifat
autotrop merupakan tumbuhan yang sempurna, sehingga mempunyai usia yang relatif
panjang dibandingkan dengan gametofitnya. Generasi gametofitnya berupa protalium,
merupakan tumbuhan yang tidak sempurna walaupun bersifat autotrop. Oleh karena itu,
usianya relatif pendek. Ciri morfologis yang tampak adalah ujung daun yang masih muda
terlihat menggulung. Embrionya berkutub dua (bipolar), sedangkan tumbuhan dewasanya
berkutub satu (monopolar). Tumbuhan paku-pakuan dapat tumbuh dengan baik pada
lingkungan yang lembap dan ada beberapa jenis paku-pakuan yang dapat hidup di dalam air.
Tumbuhan paku mendapatkan makanan dengan cara fotosintesis, karena tumbuhan paku
memiliki klorofil dan sudah memiliki pembuluh angkut.
Tumbuhan paku atau Pteridophyta bereproduksi secara vegetatif (vegetatif) maupun
generatif (generatif). Reproduksi secara vegetatif terjadi dengan pembentukan spora melalui
pembelahan meiosis sel induk spora yang terdapat di dalam sporangium (kotak spora).
Spora akan tumbuh menjadi gametofit. Selain melalui pembentukan spora, reproduksi
secara vegetatif juga dapat dilakukan dengan rizom. Rizom akan tumbuh menjalar dan
membentuk tunas-tunas tumbuhan paku yang berkoloni (bergerombol). Reproduksi generatif
terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot
tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Dalam siklus hidupnya, tumbuhan paku mengalami
pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n)
dan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Generasi sporofit hidup lebih dominan
atau memiliki masa hidup yang lebih lama dibanding generasi gametofit.

Gambar 5 Tumbuhan Paku-Pakuan (Pteridophyta)

F. SPERMATOPHYTA :
Dilihat dari struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat
tinggi. Organ tubuhnya lengkap dan sempurna, sudah terlihat adanya perbedaan antara akar,
batang dan daun yang jelas atau sering disebut dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta).
Anggota Spermatophyta mendapatkan makanan dengan cara fotosintesis. Sporofit merupakan
tanaman yang utama, sedangkan gametofitnya merupakan bagian tanaman yang nantinya
akan mereduksi. Tumbuhan yang menjadi anggota Spermatophyta menggunakan biji sebagai
alat reproduksi, melalui fertilisasi antara spermatozoid yang dibentuk dalam kepala sari
dengan ovum dalam kandung lembaga. Hasil fertilisasi akan disimpan dalam biji yang
dilindungi oleh kulit biji dan akan disuplai nutrisi dari endosperm (cadangan makanan).
Reproduksi tumbuhan berbiji ( spermatophyta )adalah reproduksi seksual dengan
membentuk biji dan aseksual dengan organ vegetatif. Reproduksi seksual diawali dengan
adanya penyerbukan, kemudian dilanjukan dengan peleburan antara gamet jantan dengan
gamet betina yang menghasilkan zigot, kemudian menjadi embrio, sehingga tumbuhan
berbiji disebut embryophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan
perkawinannya melalui suatu pembuluh. Embrio bersifat bipolar atau dwipolar, yaitu salah
satu kutup tubuh membentuk batang dan daun, sedangkan kutup yang lain tumbuh
membentuk perakaran.

Gambar 6 tumbuhan berbiji ( spermatophyta )

Berdasarkan kondisi bijinya, Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan berbiji


terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
1) Gymnospermae,
Ciri morfologi tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit, tebal dan kaku, biji
terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang lain
(mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah dan
masingmasing disebut dengan strobillus. Ciri-ciri anatominya memiliki akar dan batang yang
berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang tua dan batang muda tidak mempunyai
floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung zat tepung. Pembuahan
tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas
pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa trakeid. Yang termasuk golongan
ini adalah Cycas rumphii (pakis haji), Ginko opsida (ginko).
2) Angiospermae,
Tanaman angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut mempunyai bunga
yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi, bakal
biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi pembuahan ganda,
pembentukan embrio dan endosperm berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan.
Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji (kotiledon), adalah
sebagai berikut.
a) Monokotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal. Contohnya kelapa
(Cocos nucifera), melinjo (Gnetum gnemon).
b) Dikotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua. Contohnya petai (Parkia
speciosa), cabe rawit (Capsicum frustescens).

Gambar 7 tumbuhan monokotil dan dikotil

2. JELASKAN OBJEK PERMASALAHAN BIOLOGI BERDASARKAN KASUS


PENELITIAN DI TUMBUHAN PADA SALAH SATU TINGKAT POPULASI.
Objek permasalahan yang saya ambil disini yaitu pada populasi tumbuhan hasil rekayasa
genetika, misalnya pada populasi sayur dan buah-buahan. Genetically Modified Organisms
(GMO) atau organisme hasil rekayasa genetik yang sering jadi perbincangan masyarakat.
Biasanya, makanan yang bersumber dari GMO dianggap tidak sehat. Ada yang bilang, GMO
malah bisa memacu kanker. Tetapi untuk lebih jelas diketaahui, Berikut 6 fakta tentang
GMO:
1). GMO sering disalahartikan :
Orang yang mempropagandakan bahaya tanaman GMO sebenarnya salah
mendefinisikannya. Mereka cenderung menganggap kalau GMO adalah tanaman transgenik
atau yang dihasilkan dari mutasi genetik. Padahal, sejak manusia pertama kali bercocok
tanam, mereka udah mulai memodifikasi genetik tanaman. Caranya gak mesti canggih seperti
transfer gen. Dengan cara mengawinsilangkan tanaman juga sudah termasuk modifikasi gen.
Jadi, tanaman yang tumbuh bisa dibilang tergolong GMO.
2). Secara teknis, semua jagung yang kita makan adalah GMO :
Jagung berasal dari tumbuhan liar bernama teosinte. Manusia zaman dulu kala
membudidayakan tanaman ini sebagai sumber makanan mereka. Melalui kegiatan bercocok
tanam manusia, teosinte berevolusi menjadi tanaman jagung. Selama proses evolusi itu,
komposisi genetik tanaman tentu berubah. Jadi, secara teknis, jagung adalah teosinte yang
genetiknya udah dimodifikasi oleh manusia.
3). GMO bisa mengurangi penggunaan pestisida yang beracun :
Teknologi transgenik telah menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama, salah
satunya kapas Bt. Tanaman kapas tersebut sudah diinsersi gen bakteri Bacillus
thuringinesis sehingga bisa tahan terhadap serangan ulat.Sekarang, gen Bt udah diaplikasikan
ke tanaman jagung, padi, dan tanaman pangan lain. Lewat teknologi ini, zat kimia buat
mencegah hama tidak lagi diperlukan.
4). GMO juga bisa meningkatkan kualitas bahan pangan :
Melalui teknologi transgenik dan mutasi, bisa memodifikasi fitur tanaman secara
efektif. Para ilmuwan mengombinasikan gen-gen pembawa karakter terbaik antar tanaman.
Sudah banyak produk hasil transgenik yang sukses dikembangkan. Salah satunya adalah
golden rice. Golden rice merupakan tanaman padi yang mengandung beta karoten sehingga
warnanya menjadi kekuningan. Beras ini punya kadar vitamin A yang lebih tinggi dibanding
beras biasa.
5). GMO sudah membantu ketersediaan makanan buat manusia di dunia :
Mau sekuat apapun kita menolak produk GMO, manfaatnya tidak terbantahkan.
Populasi manusia yang kian meningkat mengakibatkan sektor pertanian mempunyai
pekerjaan berat untuk menyediakan makanan. Dengan adanya teknologi penghasil GMO
udah berhasil meningkatkan produksi secara besar-besaran. Ini jadi salah satu faktor yang
membuat makanan tetap tersedia untuk milyaran orang di bumi ini.
6). Beberapa kerugian yang disebabkan oleh GMO :
Dengan pengembangan GMO, tanaman ini dinilai bisa merusak ekosistem. Salah satu
produk GMO, padi Bt, bisa tumbuh dan tahan terhadap serangan hama ulat. Ulat yang
terbiasa makan padi, tiba-tiba pada mati. Dampaknya, populasi ulat akan menurun, dan
tentunya akan menganggu rantai makanan di alam. Produk GMO juga bisa berbahaya
dikonsumsi orang yang punya alergi tertentu. misalnya seseorang yang punya alergi durian,
lalu mengonsumsi apel GMO yang tidak jelas asal-usulnya. Tau-tau seseorang tersebut
terkena alergi. Ternyata, apel yang di makan secara genetik sudah berbaur dengan gen
durian.
Makanya, untuk mencegah hal ini, produk GMO harus mencantumkan keterangan
produk soal asal-usul GMO tersebut. Jadi sebelum membeli, kita bisa membaca dulu apa saja
bahan yang terkandung di dalamnya.
Sumber : https://www.idntimes.com/science/discovery/nisrina-6/6-fakta-tentang-tanaman-
hasil-rekayasa-genetik-yang-perlu-kamu-tahu-c1c2/full

Anda mungkin juga menyukai