NIM. 19141009710059
FORUM DISKUSI M2 KB1
Lumut kerak ini dapat hidup di daerah dingin ataupun di daerah panas. Tumbuhan ini
dapat beradaptasi dengan lingkungan dengan sangat baik. Kita dapat menjumpai tanaman ini
hidup di kayu, pohon-pohon, bebatuan atau di atas tanah terutama di daerah tundra, sekitar
Kutub Utara. Selain itu lumut kerak juga dapat hidup disegala ketinggian di atas batu cadas,
di tepian pantai sampai di gunung-gunung yang tinggi (Tjitrosoepomo, 1989). Dalam hidup,
lichenes bukan hanya sekedar menempel pada medium saja misalnya batu, kayu dan
sebagainya, melainkan ia juga mampu melapukkan medium tersebut. Hal ini dikarenakan,
lichenes menghasilkan zat asam yang dapat digunakan untuk melubangi bebatuan yang
ditumpanginya sehingga dalam jangka waktu yang lama, batu tersebut akan mengalami lapuk
kemudian hancur. Itulah yang membuat lichenes menjadi salah satu tanaman yang
bermanfaat dalam membantu proses pembentukan tanah.
Lichenes merupakan tanaman dengan tingkat pertumbuhan yang sangat lambat yakni
sekitar 1 cm dalam setahun namun lichenes memiliki umur yang panjang. Diantara kita
mungkin akan melihat tumbuhan ini kering keronta saat musim kemarau panjang dan berfikir
tumbuhan ini telah mati namun tidaklah demikian, kita akan dibuatnya kaget karena
tumbuhan ini akan seperti hidup kembali ketika musim penghujan tiba. Meski tumbuhan ini
tergolong hebat namun ia sangat sensitif terhadap udara dan air yang tercemar atau beracun.
Lichenes tidak bisa hidup di lingkungan yang seperti itu, itulah sebabnya sangat sulit bagi
kita untuk menjumpai tanaman ini di lingkungan industri. Nah, sifat lichenes yang unik ini
kemudian dapat dimanfaatkan oleh para ahli sebagai indikator pencemaran lingkungan di
sebuah wilayah. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua jenis lichenes sangat anti
terhadap pencemaran lingkungan, diantara mereka ada pula jenis lichenes yang cukup toleran
terhadap pencemaran. Misalnya Lecanora conizoides yang mampu hidup di lingkungan
dengan kandungan SO2 cukup tinggi yakni sekitar 150μgm-3.
Ganggang yang bersimbiosis mutualisme dengan jamur disebut dengan gonidium.
Gonidium ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni namun pada umumnya, gonidium ini
merupakan ganggang biru (Cyanophyta) seperti Chroococcus dan Nostoc. Akan tetapi ada
juga jamur yang bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta) seperti Cystococcus dan
Trentepohlia. Terbentuknya lichenes harus melalui proses yang tepat. Tidak semua ganggang
dan jamur dengan begitu mudah bersatu melainkan keduanya harus memiliki kecocokan.
Gabungan yang berlaianan dapat juga menghasilkan lichenes yang berbeda. Pada umumnya
para ahli menggolongkan lichenes menjadi tanaman yang terpisah dari jamur dan ganggang
(alga) namun sebagian yang lain masih menggolongkan lichenes dalam keluarga jamur.
Alasan lichenes merupakan tanaman yang terpisah dari jenis jamur dan ganggang adalah
adanya kenyataan bahwa ditemukannya zat-zat hasil metabolisme yang tidak terdapat pada
jamur dan ganggang.
Lichenes bereproduksi secara vegetatif maupun generatif.Berikut organ-organ yang
terlibat dalam proses reproduksi secara vegetatif maupun generatif.
a) Soredia,
Soredia memiliki peranan penting dalam menghasilkan lichenes yang baru. Soredia akan
keluar melalui celah sempit pada medulla hingga kemudian akan terbang keluar tertiup angin.
Bagi soredia, ini sangatlah mudah karena diameter soredia hanya sebesar 25–100 mμ.
Apabila kondisi alam sesuai, maka soredia ini akan membentuk tumbuhan lichenes yang baru
dengan struktur tubuh yang sama dengan induknya.
b) Fragmentasi
Cara fragmentasi merupakan cara reproduksi ketika thallus mengalami pecah sehingga ada
bagian yang akan terpisah. Nah, bagian yang terpisah ini apabila mencapai substrat baru yang
sesuai (penyebaran dibantu oleh angin), maka akan menghasilkan tanaman yang baru.
c) Rejuvenesensi
Rejuvenesensi merupakan permudaan kembali terhadap bagian thallus yang telah tua atau
mati. Pada bagian dasar yang mati akan tumbuh cabang baru pada bagian atasnya. Nah,
ketika bagian yang mati tersebut patah sehingga terpisah, maka akan menghasilkan tanaman
yang baru. Nah, kondisi ini dapat kita jumpai pada jenis Cladonia.
d) Spora
Spora pada jamur dapat dihasilkan secara berulang-ulang sehingga dapat mengasilkan
thallus-thallus yang baru. Apabila terjadi hubungan antara spora jamur ini dengan alga yang
cocok, maka akan dihasilkan tanaman lichenes yang baru.
e) Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang dihasilkan di sepanjang
batas sisi kulit bagian luar. Nah, lobula ini dapat berjalan dengan baik pada lichenes jenis
foliose.
f) Rhizines
Rhizines yakni untaian yang menyatu dari hifa dengan warna kehitam-hitaman yang akan
muncul dari kulit bagian bawah atau korteks bawah dan mengikat thallus ke bagian dalam.
g) Tomentum
Tomentum merupakan lembaran serat dari rangkaian atau untaian akar yang renggang.
Kepadatan rhizines lebih padat daripada tomentum. Pada umumnya akan muncul pada bagian
bawah Collemataceae, Stictaceae dan Peltigeraceae.
h) Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut yang akan keluar di sepanjang sisi kulit.
i) Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk seperti rongga bulat di korteks bawah dan hanya dapat kita jumpai pada
genus Sticta. Sedangkan pseudocyphellae mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada
cyphellae yakni sekitar 1 mμ dan dapat kita jumpai pada Cetralia, Parmelia, Cetraria dan
Pasudocyphellaria. Nah, rongga tersebut berfungsi sebagai pertukaran udara atau pernapasan.
j) Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg
berbeda dari inangnya
Gambar 3 Lumut Kerak (Lichenes)
F. SPERMATOPHYTA :
Dilihat dari struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat
tinggi. Organ tubuhnya lengkap dan sempurna, sudah terlihat adanya perbedaan antara akar,
batang dan daun yang jelas atau sering disebut dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta).
Anggota Spermatophyta mendapatkan makanan dengan cara fotosintesis. Sporofit merupakan
tanaman yang utama, sedangkan gametofitnya merupakan bagian tanaman yang nantinya
akan mereduksi. Tumbuhan yang menjadi anggota Spermatophyta menggunakan biji sebagai
alat reproduksi, melalui fertilisasi antara spermatozoid yang dibentuk dalam kepala sari
dengan ovum dalam kandung lembaga. Hasil fertilisasi akan disimpan dalam biji yang
dilindungi oleh kulit biji dan akan disuplai nutrisi dari endosperm (cadangan makanan).
Reproduksi tumbuhan berbiji ( spermatophyta )adalah reproduksi seksual dengan
membentuk biji dan aseksual dengan organ vegetatif. Reproduksi seksual diawali dengan
adanya penyerbukan, kemudian dilanjukan dengan peleburan antara gamet jantan dengan
gamet betina yang menghasilkan zigot, kemudian menjadi embrio, sehingga tumbuhan
berbiji disebut embryophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan
perkawinannya melalui suatu pembuluh. Embrio bersifat bipolar atau dwipolar, yaitu salah
satu kutup tubuh membentuk batang dan daun, sedangkan kutup yang lain tumbuh
membentuk perakaran.