Anda di halaman 1dari 8

LICHENES

A. Pengertian lichenes
Pengertian Lichenes atau lumut kerak adalah dua macam organisme yaitu
alga dan jamur yang hidup bersimbiosis. Banyak jenis Ascomycotina dan
beberapa jenis Basidiomycotina hidup bersimbiosis dengan alga hijau atau alga
biru yang umumnya bersel satu yang membentuk lichenes. Lichenes dapat
ditemukan pada batu-batuan, pada kulit pohon atau berupa lumut janggut.
Menurut Hasairin (2007), alga pada lichenes dapat hidup tanpa
bersimbiosis, tapi hampir semua jamur pada lichenes hanya dapat hidup jika
bersimbiosis dengan alga. Alga yang ikut menyususn tubuh lichenes disebut
gonidium, dapat bersel tunggal ataupun berbentuk koloni. Kebanyakan gonidium
adalah alga biru (Cyanophyceae) antara lain Choococcus dan Nostoc, kadang-
kadang juga alga hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan
Trentopohlia (Aththorick dan Siregar, 2006)

B. Ciri-ciri lichenes

Lumut kerak atau lichenes memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki organisme
lain. Ciri-ciri lumut kerak atau lichenes antara lain :
 Merupakan simbiosis antara jamur dari divisi Ascomycota atau
Basidiomycota dengan ganggang biru dan ganggang hijau.
 Merupakan tumbuhan pioner karena dapat tumbuh di tempat yang
tumbuhan lain tidak dapat hidup, yaitu batu-batuan. Oleh karena
kemampuannya untuk hidup di bebatuan, maka lumut kerak merupakan
tumbuhan pertama yang mampu bertahan hidup di lahan baru.
 Bentuk tubuhnya berupa talus tipis yang tersusun atas miselium dan hifa.
 Melekat pada batu-batuan dengan menggunakan rhizoid.
 Ketika terjadi perubahan cuaca dan kelembaban, lumut kerak akan
melepaskan fargmen talus dan zat kimia yang dapat melapukkan
permukaan batu, sehingga lumut kerak akan tetap hidup.
 Perkembangbiakan lumut kerak secara aseksual dan seksual.

C. Struktur tubuh lichenes

Lichen merupakan simbiosis dari berjuta-juta alga bersel satu yang disatukan dalam
jaringan hifa jamur. Struktur tubuhnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Tubuhnya terdiri atas sekelompok alga hijau biru atau Cyanobacteria dan jalinan hifa
jamur (Ascomycota) yang dapat menyimpan air dan mempertahankan kelembapan.
Permukaan atas dan bawah adalah lapisan pelindung hifa jamur yang terbungkus rapat.
Tepat di bawah permukaan atas adalah alga yang terjalin dalam jaring hifa.

Bagian tengah umumnya terdiri atas hifa jamur yang terjalin agak longgar. Jalinan hifa
yang ada di lapisan bawah dilengkapi dengan rizoid untuk melekatkan diri pada tempat
tumbuhnya, dan jalinan hifa yang ada di lapisan atas melindungi alga dari intensitas
cahaya yang berlebihan.

Hifa jamur menyediakan air dan mineral yang diperlukan alga untuk fotosintesis,
sementara jamur memperoleh zat organik hasil fotosintesis. Asosiasi apa yang terjalin
antara alga dan jamur dalam Lichen dapat tumbuh di batu, kayu, dan permukaan tanah.

D. Habitat lichenes

Lichenes dapat hidup pada habitat yang sangat ekstrem, misalnya pada lahan
bekas aliran lahar gunung berapi, di gurun, di hutan bekas terbakar, batu-
batuan, menempel padaa pohon-pohon, bahkan di daerah kutub yang bersuhu
sangat dingin. Lichenes memungkinkan tumbuhan lain, seperti lumut dan paku,
tumbuh di lahan baru.
CARA HIDUP LICHENES.

Ada sekitar 18.000 species Lichenes yang sudah diidentifikasi. Lichenes ini
mampu hidup pada lingkungan yang kurang baik, dapat ditemukan di bebatuan.
Bagaimana hubungan kedua organisme tersebut sehingga dapat tumbuh menjadi
Lichenes? Coba ingat kembali materi tentang alga! Alga mempunyai klorofil sehingga dia
mampu melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan makanan.

Selanjutnya, makanan tersebut digunakan oleh jamur untuk hidup dan tumbuh. Jamur
melalui hifa-hifanya dapat menyerap dan menyimpan air dan mineral yang juga akan
digunakan oleh alga. Jadi, keduanya saling membutuhkan.

Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada lumut kerak lebih
menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau
tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup
pada batu-batuan, Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup
di atas batu.

Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan


dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan
sebagai indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang
sudah tercemar.

Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di
daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai
obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat
dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.

Dari hubungan simbiosis mutualisme, jamur memperoleh makanan hasil fotosintesis


ganggang karena ganggang bersifat autotrof. Sementara itu, jamur yang heterotrof
dapat menyediakan air, mineral, dan melakukan pertukaran gas serta melindungi
ganggang. Selain itu, lumut kerak ini juga dapat mengikat nitrogen udara.

E. Cara reproduksi lichenes ( lumut kerak )

Lumut kerak berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual (vegetatif) dan
secara seksual (generatif). Berikut ini cara-caranya.

 Perkembangbiakan Secara Aseksual (Vegetatif)


Reproduksi lumut kerak secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi dan soredia.
Fragmentasi yaitu dengan potongan lumut kerak, maka induk akan terlepas. Apabila
jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru.

Soredia/soredium merupakan struktur khusus, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh
hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung. Sel-sel
alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka akan tumbuh menjadi
Lichenes baru.

 Perkembangbiakan Secara Seksual (Generatif)

Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri.


Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika
sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat
yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.

F. MORFOLOGI DAN ANATOMI


a. Morfologi
Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi
yang berbeda, yang dikenal sebagai:
1. Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya.
Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika. Permukaan
bawah melekat pada substrat dan permukaan atas merupakan tempat
fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada
lingkungan yang menguntungkan.
2. Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk
seperti coret-coret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.
3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun.
4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih
akar. Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti
kanker. Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di
pegunungan.
5. Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu,
berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah.

a) Anatomi
Anatomi Lumut Kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian
diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium
jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu,
yang terdapat disela-sela jalinan hifa. Secara garis besar susunan tubuh lumut
kerak dapat dibedakan menjadi 3 lapisan.
1. Lapisan Luar (korteks)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut
kerak tetap dapat tumbuh.
2. Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan
dengan dengan berfotosintesis.
3. Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan
persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut
kerak berdaun (feliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang
susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu
untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.

G. Jenis-jenis lichenes

Berapa banyakkah jenis lumut kerak yang dapat kita temukan? Berdasarkan bentuk
talusnya, lumut kerak dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.

1. Crustose

Lichenes atau lumut kerak jenis ini mempunyai talus yang berukuran kecil, datar, tipis
dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon ataupun di tanah. Lumut jenis ini
susah untuk dicabut tanpa merusak bagian substratnya. Bagian Lichen Crustose yang
tumbuh terbenam di dalam batu dan hanya bagian tubuh buahnya yang terdapat di
permukaan disebut endolitik, dan sebaliknya bagian yang tumbuh terbenam pada
jaringan tumbuhan disebut dengan endoploidik/endoploidal.

2. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang bentuknya tersusun oleh lobus–lobus
dan relatif lebih longgar melekat pada bagian substratnya. Bentuk talus foliose ini datar
dan sedikit lebar, terdapat banyak lekukan seperti daun yang mengkerut. Bagian
permukaan atas dan permukaan bawah foliose tampak berbeda. Lichenes ini sering
ditemukan melekat pada batu, ranting dengan rhizines yang berfungsi sebagai alat
untuk melakukan absorbsi makanan.
3. Fruticose

Fruticose bentuk talusnya berupa semak dengan banyak cabang dengan bentuknya yang
seperti pita. Talus fruticose tumbuh tegak atau menggantung pada batu, dedaunan atau
cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah dari
fruticose ini.
4. Squamulose
Lichenes jenis squamulose ini memiliki lobus–lobus seperti sisik yang disebut squamulus
dengan ukuran yang lebih kecil dan saling bertindih serta sering memiliki struktur tubuh
buah yang disebut dengan podetia.

H. Peranan
 MANFAAT
Manfaat lumut kerak, antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai tumbuhan perintis yang sangat membantu dalam proses pelapukan batuan.
2. Dapat dibuat obat-obatan
3. Di bidang industri sebagai bahan penyamak kulit, bahan pewarna, dan bahan kosmetik.
4. Digunakan sebagai penambah rasa dan aroma ( masakan jepang )
5. Menyerap sulfur dioksida yang merupakan komponen pencemaran udara, sehingga
lichene dapat dijadikan petunjuk adanya polusi udara.

 KERUGIAN
Pigmen kuning yang berasal dari jenis usnea dan everia dapat menyebabpkan alergi
pada kulit dan menyebabpkan gatal-gatal. Abu soredi yang melekat pada kulit akan
menimbulkan rasa gatal. Lichen serigala atau letharia vulpine adalah lichen beracun.
Dari namanya mengambarkan kegunaanya secara tradisional dibagian utara eropa
sebagai racun untuk serigala. Bangsa achomawi menggunakanya (kadang-kadang
dicampur dengan bisa ular ) untuk membuat panah racun.

I. Klasifikasi lichenes

Lichenes sulit untuk diklasifikasikan karena lumut kerak ini merupakan gabungan
dari alga dan juga fungi. Kebanyakan para ahli berpendapat bahwa lichenes ini
dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur sebenarnya.
a. Kelas Ascolichenes
 Pyrenomycetales, tubuh buah yang dihasilkannya berupa peritesium. Contoh
kelas ini yaitu Dermatocarpon dan Verrucaria.
 Discomycetales, tubuhnya berupa apotesium. Misalnya Usnea barbata dan U.
Dasypoga yang berkhasiat sebagai obat yang dibuat menjadi ramuan dalam
bentuk jamu – jamu tradisional. Usnea akan menghasilkan antibiotic asam usnin
yang bermanfaat untuk melawan tuberculosis.

b. Kelas Basidiolichenes
 Talusnya berbentuk seperti lembaran – lembaran
 Pada tubuh buah terbentuk sebuah lapisan himenium yang mengandung
basidium, bentuknya menyerupai tubuh buah Hymenomycetales
 Manfaat Basidiolichenes ini berguna untuk bahan dalam pembuatan obat –
obatan, pembuatan zat warna.
 Contoh kelas ini yaitu: Cora pavonia dan Rocella tinctoria untuk pembuatan
lakmus.

Anda mungkin juga menyukai