Anda di halaman 1dari 14

LICHENES(LUMUT KERAK)

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Jenis ini
menjadi tumbuuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya
dapat mendukung pertumbuhan organism lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh
sebagian masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh
karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada pemanfaatan Lichen bagi
kehidupan.
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada
lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di
antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.
Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat
hidup sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim
seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih
dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.
Lumut adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur (mycobiont itu) dengan
fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont), biasanya baik ganggang hijau (umumnya
Trebouxia sp) atau cyanobacterium (umumnya Nostoc).
Lumut terjadi di beberapa lingkungan yang paling ekstrim di Bumi- tundra Arktik, padang pasir
panas, pantai berbatu dan tumpukan terak beracun. Namun, mereka juga berlimpah sebagai epifit
pada daun dan cabang di hutan hujan dan hutan subtropis, pada batu telanjang, termasuk dinding
dan batu nisan dan pada permukaan tanah yang terbuka (misalnya Collema ) dinyatakan habitat
mesic. Lumut yang luas dan dapat berumur panjang. Namun, banyak spesies juga rentan terhadap
gangguan lingkungan, dan mungkin berguna untuk ilmuwan dalam menilai efek dari polusi udara,
penipisan ozon, dan kontaminasi logam. Lumut juga telah digunakan dalam pembuatan pewarna
dan parfum, serta obat-obatan tradisional.
Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur atau alga tumbuh secara
terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman sederhana dalam bentuk dan pertumbuhan.
Jamur mengelilingi sel-sel ganggang, sering menutupinya dalam jaringan jamur kompleks unik untuk
lichen asosiasi. Pada banyak spesies jamur menembus dinding sel alga, membentuk penetrasi Pasak
atau haustoria serupa dengan yang dihasilkan oleh jamur patogen. lumut adalah poikilohydric,
mampu bertahan pada tingkat yang sangat rendah kadar air.
Namun, kembali konfigurasi membran setelah jangka waktu dehidrasi memerlukan beberapa menit
setidaknya. Selama periode ini sebuah "sup" metabolit baik dari mycobiont dan kebocoran
phycobiont ke dalam ruang extracellar. Ini sudah tersedia untuk kedua bionts untuk mengambil
produk metabolisme penting memastikan tingkat sempurna dekat mutualisme organisme epifit lain
juga dapat mengambil manfaat dari lindi ini kaya gizi. Fenomena ini juga menunjukkan penjelasan
kemungkinan lichen evolusi dari phycobiont aslinya dan komponen mycobiont dengan migrasi
berikutnya dari lingkungan perairan untuk lahan kering.
Sel-sel alga atau cyanobacterial dapat melakukan fotosintesis, dan seperti pada tanaman mereka
mengurangi atmosfer karbon dioksida menjadi gula karbon organik untuk memberi makan kedua
simbion. Kedua mendapatkan mitra air dan nutrisi mineral terutama dari suasana, melalui hujan dan
debu. Mitra jamur melindungi alga dengan penahan air, melayani sebagai daerah tangkapan yang
lebih besar untuk nutrisi mineral dan, dalam beberapa kasus, menyediakan mineral yang diperoleh
dari substrat . Jika cyanobacterium hadir, sebagai mitra utama atau Simbion lain selain ganggang
hijau seperti dalam lumut tripartit tertentu, mereka dapat memperbaiki nitrogen atmosfer,
melengkapi kegiatan ganggang hijau.
Alga dan komponen jamur dari beberapa lumut telah dibudidayakan secara terpisah dalam kondisi
laboratorium, tetapi dalam lingkungan alami lumut, tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa
pasangan simbiosis. Memang, meskipun strain cyanobacteria ditemukan di berbagai cyanolichens
sering erat terkait satu sama lain, mereka berbeda dari strain hidup bebas yang paling terkait erat.
Hubungan simbiosis lumut adalah dekat: Ini memperluas jangkauan ekologi dari kedua mitra dan
wajib untuk pertumbuhan dan reproduksi di alam lingkungan. Propagul (diaspores) biasanya
mengandung sel-sel dari kedua pasangan, meskipun komponen jamur yang disebut "spesies
pinggiran" mengandalkan hanya pada sel-sel alga tersebar oleh "spesies inti."
Asosiasi lichen dapat dianggap sebagai contoh mutualisme, commensalism atau bahkan parasitisme,
tergantung pada spesies. Cyanobacteria di laboratorium pengaturan bisa tumbuh lebih cepat ketika
mereka sendiri daripada ketika mereka adalah bagian dari lumut. Hal yang sama, bagaimanapun,
dapat dikatakan terisolasi sel kulit tumbuh dalam budaya laboratorium, yang tumbuh lebih cepat
dibandingkan sel sejenis yang diintegrasikan ke dalam jaringan fungsional. Namun, dari karya
mutualisme Coxson akan muncul untuk terbaik meringkas pengetahuan kami saat ini.
Meskipun lumut telah diakui sebagai organisme untuk beberapa waktu, itu tidak sampai 1867, ketika
Simon Schwendener ahli botani di Swiss mengusulkan teori dual nya lumut, bahwa sifat sejati dari
asosiasi lichen mulai muncul hipotesis Schwendener, yang pada saat itu tidak memiliki bukti
eksperimental, berasal dari analisis yang luas tentang anatomi dan pembangunan di lumut,
ganggang, dan jamur dengan menggunakan mikroskop cahaya .
Banyak lichenologists terkemuka pada saat itu, seperti James Crombie dan Nylander, menolak
hipotesis Schwendener karena konsensus umum adalah bahwa semua makhluk hidup otonom. Ahli
biologi lainnya menonjol, seperti Heinrich Anton de Bary , Albert Bernhard Frank , dan Hermann
Hellriegel tidak begitu cepat menolak ide-ide Schwendener dan konsep segera menyebar ke daerah
lain studi, seperti mikroba, tanaman, hewan dan patogen manusia. Ketika hubungan yang kompleks
antara mikroorganisme patogen dan inang akhirnya diidentifikasi-menyangkal gagasan hipotesis
holistik organisme-Schwendener mulai mendapatkan popularitas. Bukti eksperimental lebih lanjut
dari sifat ganda dari lumut diperoleh ketika Eugen Thomas mempublikasikan hasil pada tahun 1939
pada eksperimen sintesis pertama yang berhasil kembali.
Lichenes merupakan bentuk asosiasi alga dan fungi yang hidup bersama di dalam hubungan
simbiosis yang menghasilkan tubuh baru dalam bentuk thalus lichenes. Lichenes menyerap mineral-
mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup
dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air
dan kebutuhan lainnya dari udara (Anonim,1998).
Lichenes merupakan organisme yang sangat kuat untuk bertahan hidup, namun organisme ini sangat
sensitif terhadap polutan udara sulfur oksida (Jenifer et al, 1996).

1.2 Rumusan Masalah


 Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
 Bagaimana morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari Lichenes?
 Bagaimanakah klasifikasi dari Lichenes?
 Bagaimana perkembangbiakan Lichenes?
 Apakah manfaat/peranan Lichenes?

1.3 Tujuan
 Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:
a. Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah Botani Tingkat Rendah yang ditugaskan oleh dosen
pembimbing
b. Mengetahui dan memahami tentang Ciri dan peranan Lichenes sebagai indikator pencemaran
udara.
Bab 2. PEMBAHASAN
 Pengertian
Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan
suatu bentuk simbiosis erat dari fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont),
yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc). Kerja sama
ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada
beberapa kasus bahkan
masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari
segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah, terutama di
daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh
lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di atas permukaan
air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah.
Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat
endolitik.
Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka
waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering,
tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali. Pertumbuhan
thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk
setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni.
Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama
Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil
bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis
dengan ganggang tertentru pula. Untuk memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai
bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat
dipiara dengan mudah pada medium buatan. Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak
memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga
cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni
cendawan itu memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti
Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan
menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama
antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut simbiosis. Masing-
masing organisme itu sendiri disebut simbion. Dalam pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering
diartikan sebagai hidup bersama dengan keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya
dinamakan mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang
menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan
dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa
karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada
ganggang.
Dapat juga hubuingan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan
yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat
oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan dengan budaknya
(heloot). Dalam hal ini hidup bersama natara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan
helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel
ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap
hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang miselium
cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal tersebut bentuk
ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak
bagian dalam takus terdiri atas anyaman hiva yang renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan
empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang
merupakan lapisan yang dinamakan lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan
lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.
Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan
seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada
substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang bebas
dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogenetik antara anggota-
anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichexnes berkembang biak vegetatif, karena bila
sebagian talus terpisah lalu tumbuh menjadi individu baru. Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan
berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang
membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari
indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin. Benda-
benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali soredium itu
tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang dinamakan soralum.
Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis
cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru
jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus indukknya.
Menurut habitusnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
a. Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
b. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat dengan sisi bawahnya pada alas
sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk semak-semak, hanya pangkal talus saja yang melekat
pada alas dan ujungnya tetap bebas dan bercabang-cabang seperti batang Cormophyta.

Macam-macam Lichen (Google, 2009)


 Karakteristik Lichenes
 Ciri-ciri umum
Lichenes memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
 Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae,
bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak
dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
 Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae, sehingga
bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
 Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras /
empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya
terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
 Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang
menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
 Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di
daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan
tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
 Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat
menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes
dapat hidup kembali
 Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan
pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
 Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
 Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika
jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
 Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Ascomychenes dan
Basidiolichenes.
Lumut tidak memiliki akar dan tidak perlu air setiap saat seperti tumbuhan tinggi besar, sehingga
mereka dapat tumbuh di lokasi yang mustahil bagi kebanyakan tanaman, seperti batu gundul, tanah
atau pasir steril, dan berbagai struktur buatan seperti dinding, atap dan monumen.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi - pada permukaan, phyte - tanaman) pada tanaman
lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon. Ketika tumbuh pada tanaman lain, lumut
tidak parasit , mereka tidak mengkonsumsi bagian dari tanaman atau racun itu. Beberapa yang
tinggal di tanah lumut, seperti anggota subgenus Cladina (lumut rusa), bagaimanapun, menghasilkan
bahan kimia yang larut ke dalam tanah dan menghambat perkecambahan benih tanaman dan
pertumbuhan tanaman muda.
Stabilitas dari mereka substrat merupakan faktor utama dari habitat lumut. Kebanyakan lumut
tumbuh di permukaan batu stabil atau kulit pohon tua, tetapi banyak orang lain tumbuh di tanah
dan pasir (gambar 2). Dalam kasus ini yang terakhir, lumut seringkali merupakan bagian penting dari
stabilisasi tanah, memang, dalam beberapa ekosistem gurun, vaskuler (lebih tinggi) tanaman benih
tidak bisa menjadi didirikan kecuali di tempat-tempat di mana kerak lumut menstabilkan pasir dan
membantu mempertahankan air.

Hutan Dengan Tanah Lichen-Cover


 Habitat Lichenes
 Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan pohon dan batu-batuan serta
dalam proses terjadinya tanah.
 Lichenes sangat tahan terhadap kekeringan.
 Jenis-jenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut sampai terlepas alasnya
tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya berada dalam hidup laten/ dormancy.
 Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang telah kering tersebut mulai menunjukkan
aktivitasnya kembali.
 Pertumbuhan talusnya sangat lambat.
 Ukuran tubbuhnya dalam satu tahun tidak mencapai 1 cm. badan buah yang baru akan tumbuh
setelah Lichen mengadakan pertumbuhan vegetatif selama bertahun-tahun.
 Morfologi dan Anatomi Lichenes
Beberapa lumut memiliki aspek daun (lumut foliose), yang lain menutupi substrat seperti kerak
(lichen crustose), yang lain seperti genus Ramalina mengadopsi bentuk semak (lumut fruticose), dan
ada lumut gelatin seperti genus Collema.
Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang
dikenal sebagai:
1. Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada
batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika (gambar 3 dan 4). Permukaan bawah melekat pada
substrat dan permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah
mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan.
Foliose lumut di batu tumbuh keluar dan mati di tengah.
Suatu lumut foliose, pada dinding.
2. Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada batu, berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada
batang kayu yang sudah mati.

3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun (gambar 6). Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini
disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dansering memiliki struktur
tubuh buah yang disebut podetia.
Squamulose lumut pada Cladonia carneola

4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa
jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di
udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan (gambar 7).
Usnea australis, suatu bentuk fruticose, tumbuh di cabang pohon

5. Lumut Kerak Berfilamen


Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga
kekuningan atau hijau cerah.
Anatomi lumut kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah
mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan
permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa. Secara garis
besar susunan tubuh lumut kerak dapat dibedakan menjadi 3 lapisan ( lihat gambar 8).

Anatomi lumut kerak


Struktur morfologi dalam ( anatomi) diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat
bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
 Lapisan Luar (korteks)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat
tumbuh. Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling
mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk
perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks
atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu
Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebutlapisan
gonidial sebagai organ reproduksi.
 Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan
berfotosintesis. Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas
dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding
yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada
bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian
hubungan antara dua pembuluh.
 Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat
terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu (fruticose)
memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel
tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.
 Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap
permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah
akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh
lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan
melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian
bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla.
Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun
oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
 Soredia
Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga soredia dapat dengan
mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang
sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan
soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan
diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia
ini terdapat di dalam soralum. Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak
disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia
di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
 Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan tingginya antara 0,5 –
3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus,
maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25
– 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum
diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
 Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang
batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia,
Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
 Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul
dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis
rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag
terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
 Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari
rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada
Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
 Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi
kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.
 Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya
dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae
yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan
Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
 Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg
berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh
pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan.
Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan
beberapa jenis crustose lain.

 Struktur sel
Di dalam sel lichenes terdapat sel-sel alga yang berperan dalam pembentukan makanan karena
dapat melakukan fotosintesis. Untuk bagian-bagian lainnya sama seperti pada jamur karena lichenes
merupakan penyusun utama tubuh lichenes.

Struktur sel
 Reproduksi dan Pertumbuhan Lichenes
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan tumbuhan
dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui aseksual,
vegetative, dan seksual. Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen.
Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian besar fragmentasi tersebut
dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami kekeringan dan memulai
pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun. Lichen yang berkembang biak dengan cara vegetatif
yaitu sebagai berikut
a. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
b. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang
membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari
talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
c. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi
tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umunya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui
spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok
maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.
- -Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.

1. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa angin atau
air dan tumbuh di tempat lain (Lihat gambar 10)

Soredium
2. Reproduksi Genetatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis
jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang
sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya,
melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak (gambar 11).

Reproduksi generative

Soredium adalah Sekelompok jalinan hifa yang menyelubungi sel- sel alga. Fragmentasi adalah
terlepasnya bagian tubuh untuk menjadi organisme baru.
Untuk reproduksi, lumut memiliki isidia, soredia, dan mengalami fragmentasi sederhana. Struktur ini
juga terdiri dari hifa jamur melilit cyanobacteria. (Eichorn, Evert, dan Raven, 2005) Sedangkan
struktur reproduksi semua terdiri dari komponen yang sama (Mycobiont dan Photobiont) mereka
masing-masing unik dengan cara lain. Isidia adalah pertumbuhan yang kecil di bagian luar lumut
tersebut. Soredia adalah propagul tepung yang dilepaskan dari atas talus. Dalam rangka untuk
membentuk lumut, maka propagul soredia harus berisi baik photobiont dan mycobiont tersebut.
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut :
1. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
2. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang
membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari
talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
3. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi
tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umumnya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini
melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang
cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.

 Klasifikasi Lichenes
Lumut diberi nama berdasarkan komponen jamur, yang memainkan peran utama dalam
menentukan bentuk lumut itu. Jamur ini biasanya terdiri dari mayoritas massal lumut, meskipun
dalam lumut berserabut dan agar-agar hal ini tidak selalu terjadi. Jamur lumut biasanya anggota
Ascomycota -jarang anggota Basidiomycota , dan kemudian disebut basidiolichens untuk
membedakan mereka dari ascolichenes lebih umum.
Sebelumnya, beberapa ahli taksonomi lumut lichen ditempatkan di divisi mereka sendiri,
Mycophycophyta. Tetapi praktik ini tidak lagi diterima karena komponen milik untuk memisahkan
garis keturunan . Baik ascolichenes maupun bentuk garis keturunan basidiolichens monofiletik di
masing-masing filum jamur mereka, tetapi mereka beberapa bentuk utama semata-mata atau
terutama-membentuk kelompok lumut dalam masing-masing filum.
Bahkan lebih luar biasa dari basidiolichens adalah jamur Geosiphon pyriforme , anggota
Glomeromycota yang unik dalam hal itu membungkus sebuah Simbion cyanobacterial di dalam sel
tersebut. Geosiphon biasanya tidak dianggap lumut, dan simbiosis aneh yang tidak diakui selama
bertahun-tahun.
Lichen dibedakan menurut jenis cendawan yang menyusunnya yaitu :
a. Ascholichen
Jika cendawan yang menyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh buah yang
dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria (gambar 12 dan 13). Jika
cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang
berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya
berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan
mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang
berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan di hutan apalagi di daerah
pegunungan.

Dermatocarpon sp

Gambar 13. Verrucaria

Contoh Ascholichenes adalah Usnea barbata dan Usnea dasypoga yang dianggap mempunyai khasiat
obat untuk ramuan pembuatan jamu tradisional (gambar 14 dan 15). Usnea menghasilkan suatu
antibiotik asam usnin yang berguna untuk melawan Tuberculosis. Rocella tinctoria untuk pembuatan
lakmus. Cladonia rangifera adalah makanan utama rusa kutub. Cetraria islandica terdapat di daerah
pegunungan di eropa mempunyai khasiat obat. Lobaria pulmonaria berupa lembaran-lembaran
seperti kulit yang hidup pada pohon-pohon dan batu-batu.

Usnea barbata

Usnea dasypoga

Dalam klas Ascolichenes ini dibangun juga komponen alga dari famili Mycophyceae dan
Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin.
Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari
Chlorophyceae adalah : Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dan lain-lain.
b. Basidiolichenes (Hymenolichenes)
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili :
Thelephoraceae, dengan genus : Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filament
yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.
Basidiolichenes kebanyakan mempunyai tallus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh
buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium yang sangat menyerupai tubuh buah
Hymenomycetales. Contoh Cora pavonia, sebagai bahan pembuat obat-obatan (gambar 16).

Cora pavonia
 Peranan Lichenes
Lichen memiliki peranan yang penting dalam perekonomian yaitu sebagai bahan makanan yang
dapat diolah oleh daerah-daerah tertentu, dapat digunakan sebagai primitive antibiotics, maupun
sebagai ekstrak pewarna ungu dan merah.
Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu
menjadi tempat yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.
Peran lumut kerak bagi manusia:
1. Sebagai tumbuhan perintis
2. Membantu siklus nitrogen
3. Sebagai indikator lingkungan
4. Peranan lain dari lumut kerak
5. Peranan lain dari lumut kerak adalah:
• Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat
karena mengandung antikanker.
• Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
• Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat
meruginan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah
seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka
terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat,
hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat
penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada
suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena
pencemaran.
Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh
tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting
mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino
dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang
berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.
Banyak lumut menghasilkan senyawa sekunder, termasuk pigmen yang mengurangi jumlah
berbahaya dari sinar matahari dan racun kuat yang mengurangi herbivora membunuh bakteri atau.
Senyawa ini sangat berguna untuk identifikasi lichen, dan memiliki kepentingan ekonomi sebagai
pewarna seperti cudbear atau primitif antibiotik.
Ada laporan kencan hampir 2000 tahun lichen digunakan untuk mengekstrak dan merah warna
ungu. Dari makna sejarah dan komersial yang besar adalah lumut milik keluarga Roccellaceae, biasa
disebut orchella rumput atau cat ungu kemerah-merahan. Orcein dan pewarna lumut lainnya
sebagian besar telah diganti dengan versi sintetis. pH indikator lakmus adalah pewarna diekstrak dari
lumut Tinctoria rocella.
Ekstrak dari banyak Usnea spesies digunakan untuk mengobati luka di Rusia pada pertengahan abad
kedua puluh. Substansi olivetol ini ditemukan secara alami hadir dalam spesies tertentu lumut.
Ini adalah properti itu saham dengan ganja tanaman, yang internal menghasilkan substansi terkait
olivetolic asam (sebelum menggunakannya untuk biosynthesise tetrahydrocannabinol (THC)).
Lumut dimakan oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Meskipun beberapa lumut hanya dimakan
pada saat kelaparan, yang lain adalah makanan pokok atau bahkan makanan lezat. Dua hambatan
yang sering ditemui ketika makan lumut: lumut polisakarida umumnya dicerna bagi manusia, dan
lumut biasanya mengandung sedikit beracun senyawa sekunder yang harus dihapus sebelum makan.
Sangat sedikit lumut beracun, tetapi mereka tinggi asam vulpinic atau asam usnat beracun. lichen
beracun Kebanyakan kuning.
Di masa lalu lumut Islandia (Cetraria islandica) adalah makanan manusia yang penting di Eropa
bagian utara, dan dimasak sebagai roti, bubur, puding, sup, atau salad. Wila (Bryoria fremontii)
adalah makanan yang penting dalam bagian dari Amerika Utara, di mana itu biasanya pitcooked.
masyarakat Utara di Amerika Utara dan Siberia tradisional memakan sebagian dicerna lichen rusa
(Cladina sp.) setelah mereka keluarkan dari rumen dari karibu atau rusa yang telah dibunuh. babat
Rock ( Umbilicari dan Lasalia ) merupakan lichen yang sudah sering digunakan sebagai makanan
darurat di Amerika Utara, dan satu spesies, Umbilicaria esculenta, digunakan dalam berbagai
makanan tradisional Korea dan Jepang.
 Pengaruh Lichenes Terhadap Pencemaran Udara
Lumut kerak (Lichenes) ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel
alga dan keduanya saling bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan Ascomycota atau
Basidiomycota dengan alga hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta yang uniseluler.
Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada lumut kerak lebih
menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang
organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes
ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu. Lichenes tersebut memulai
pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat
yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena dia
tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada
Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes
dapat dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen
yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.
Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat mengakumulasi Pb yang berasal dari
hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian Bargagli et al (1987) dalam Nursal, dkk
(2005) menunjukkan bahwa Lichenes merupakan indikator yang baik terhadap pencemaran udara.
Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1 berat kering.
Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir kendaraan dan di
dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara proporsional pada jarak
yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dan Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005). Hasil
penelitian Deruelle (1981) dalam Nursal, dkk (2005) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari
jalan raya akumulasi Pb ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering, sedangkan pada jarak 600 m
dari jalan raya akumulasi Pb hanya 65 μgg-1 berat kering. Lichenes juga dapat digunakan sebagai
indikator terhadap berbagai polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, peroksi asetat, logam
berat, isotop radioaltif, pupuk, pestisida, dan herbisida (Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005).
Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada
yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2
ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada
konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanora
conizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloni oleh alga apabila konsentrasi SO2
125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3
dan Usnea florida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm-3
Pb yang terdapat di udara dapat terakumulasi pada jaringan tubuh makhluk hidup terutama pada
talus Lichenes (Lumut kerak). Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat
mengakumulasi Pb yang berasal dari hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian
Bargagli et al (1987) menunjukkan bahwa Lihenes merupakan indikator yang baik terhadap
pencemaran udara. Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1
berat kering. Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir
kendaraan dan di dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara
proporsional pada jarak yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dalam Kovacs, 1992). Hasil
penelitian Deruelle (1981) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari jalan raya akumulasi Pb
ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering,sedangkan pada jarak 600 m dari jalan raya akumulasi
Pb hanya 65 μgg-1 berat kering Lichenes juga dapat digunakan sebagai indikator terhadap berbagai
polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, Peroksi asetat, Logam berat, Isotop radioaltif,
pupuk, pestisida, dan (Kovacs, 1992). Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang
berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran.
Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat
hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi
jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanoraonizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang
dikoloniet oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon
yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usneaflorida dapat ditemukan apabila konsentrasi
SO2 30 μgm-3 (Galun and Ronen dalam Galun, 2000). Untuk dapat memprediksi lebih awal
kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan oleh polutan Pb di masa yang akan datang terhadap
kehidupan, perlu dilakukan monitoring terhadap keberadaannya sebagai bahan pencemar (polutan)
di udara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akumulasi Timbal (Pb) pada talus Lichenes yang
tumbuh pada permukaan batang pohon di jalur hijau Kota Pekanbaru. Hasil penelitian diharapkan
dapat memberikan informasi awal tentang kualitas lingkungan udara di Kota Pekanbaru. Selain itu
juga diharapkan dapat berguna bagi keperluan penelitian lebih lanjut.
Bab 3. KESIMPULAN
Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada
saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang
utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara. Memiliki cirri-ciri :
 Lumut kerak (Lichenes) ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel
alga dan keduanya saling berinteraksi membentuk kehidupan simbiose yaitu simbiosis mutualisme.
 Komponen fungi disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion namun sering juga
penyebutan Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, ganggangnya berupa
ganggang bersel tunggal atau berupa koloni.
 Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia.
 Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama
Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.
 Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenes
 Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih
menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang
organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu.
 Karena mampu hidup pada batu-batuan, selain juga di pohon-pohonan secara komensalisme
tetapi banyak yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra.
 Hidup Lichen tidak bergantung pada tinggi tempat hidupnya dari permukaan laut oleh karena itu
Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada dataran tinggi
 Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu mengawali kehidupan dari
kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya Lichenes sebagai tumbuhan pioneer /
perintis memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Lumut kerak dapat hidup di segala ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-
gunung yang tinggi.
Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-batuan yang
cadas sehingga lumut jenis ini disebut juga sebagai tumbuhan perintis.
Lumut kerak adalah makhluk hidup yang tahan terhadap kekeringan dalam waktu yang lama. Pada
saat kekeringan dan tersengat matahari secara terus-menerus, lumut ini akan kering, tetapi tidak
mati. Pada saat turun hujan, lumut kerak tumbuh kembali. Ciri lain lumut ini adalah pertumbuhan
talusnya yang lambat. Dalam satu tahun, pertumbuhan talusnya kurang dari 1 cm.
Dari data-data yang terdapat di atas juga, dapat disimpulkan bahwa:
1. Lichenes tidak dapat hidup di suatu tempat yang udaranya tercemar
2. Lichenes dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran udara
 Artinya jika Disuatu tempat masih terdapat lichenes maka dapat diketahui bahwa udara di tempat
tersebut masih tergolong bersih, dan
 Jika di suatu tempat tidak terdapat Lichenes maka dapat diketahui udara ditempat tesebut sudah
tercemar.
Diposkan oleh Ach_e11 di 05.28
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest

Reaksi: 
5 komentar:

Anggi Cahya Deli26 Mei 2011 20.28


Isinya lengkap bgt . .

Balas

Ach_e114 September 2011 03.48


makasih..........

Balas

Adrian11 Juli 2012 01.04


siiip..., mas! ijin yaa

Balas

Ach_e1113 September 2012 21.23


iya

Balas

AsianBrilliant and SmartSukses12 November 2014 22.28


Teman - teman kesulitan untuk Belajar Komputer karena kesibukan? kini kami memfasilitasi kursus
komputer jarak jauh via online, silahkan kunjungi website kami di asianbrilliant.com, Master
Komputer, Kursus Online, Kursus Jarak Jauh, Kursus Programming, Kursus Desain Grafis

Ayah, Bunda..butuh guru untuk mengajar anak-anak dirumah ? kami memfasilitasi 1000 guru untuk
anak-anak ayah dan bunda datang kerumah, silahkan kunjungi website kami di smartsukses.com,
Bimbingan Belajar, Les Private, Les Privat, Les Private Mata Pelajaran, Guru Datang Ke Rumah, Guru
Private

Balas

Muat yang lain...


Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
MENGENAI SAYA

Ach_e11
Lihat profil lengkapku
ARSIP BLOG
▼  2011 (25)
▼  Mei (22)
LICHENES(LUMUT KERAK)
SPIRULINA
PTERIDOPHYTA
BRYOPHYTA
MYCOPHYTA
Rodophyta
phaeophyta
CHRYSOPHYTA
EUGLENOPHYTA
Chlorophyta
CYANOPHYTA
Schyzophyta
“METODE KULTUR IN VITRO”
“MIKROPROPAGASI”
“MEDIA PERTUMBUHAN TANAMAN PADA KULTUR JARINGAN”
“HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN”
Sistem Reproduksi
Auksin
Tumbuhan
Pembentukan Urin
sistem ekskresi manusia
osmoregulasi hewan
►  April (3)
PENGIKUT

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai