Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI TUMBUHAN RENDAH

“LUMUT KERAK”

Disusun Oleh:

- Nina Mauliani (193010209022)

- M. Abrar (193020209023)

-Rosa Ester Rina ( 193020209024

- Runiawan (193020209025)

Kelas : A (2019)
Kelompok : V (lima)
Dosen Pengampu : 1. Drs. AGUS SADONO, M.Pd
2. Drs. AKHMADI, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2020
A. Dasar Teori

Lumut kerak (Lichenes) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang termasuk dalam
Divisio Thallophyta yang merupakan tumbuhan komposit dan perpaduan fisiologik dari dua
makhluk yakni antara fungi dan alga. Dua organisme tersebut hidup berasosiasi satu sama
lain, sehingga muncul sebagai satu organisme. Penyusun komponen fungi disebut Mycobiont
yang pada umumnya berasal dari kelas Ascomycetes dan dua atau tiga genus termasuk
Basidiomycetes, sedangkan penyusun komponen alga disebut Phycobiont, berasal dari
Divisio alga biru-hijau (Chyanophyceae) atau alga hijau (Chorophyceae) (Tjitrosoepomo,
Taksonomi Tumbuhan 2001).

Lichenes adalah hasil simbiosis antara tumbuhan yang terdiri dari fungi dan satu atau
lebih mitra fotosisntesis, umumnya merupakan alga hijau atau cyanobacterium. Lichenes
sekilas mirip dengan alga, kunci untuk membedakan Lichenes dengan alga adalah tekstur,
distribusi dan warna yang paling menonjol (Nash 2008). Pada Lichenes, alga menghasilkan
makanan (karbohidrat) karena fungi tidak bisa membuat makanan sendiri, energi didapatkan
dari alga. Hubungan simbiosis fungi dan alga membantu Lichenes beradaptasi dengan
kehidupan di semua tempat. Lichenesmembutuhkan air dan sinar matahari untuk tumbuh.
Beberapa spesies dapat menyerap air hingga 20 kali berat tubuhnya (Whitesel 2006).

Di dunia ini ada sekitar 20.000 spesies alga. Sebagian besar berada di daerah tropis
sebagai wilayah dengan tingkat keragaman organisme yang tinggi. Lichenes merupakan
tumbuhan yang mampu hidup di daerah ekstrem di permukaan bumi. Mereka dapat tumbuh
di permukaan tanah, bebatuan, pepohonan bahkan permukaan - permukaan benda buatan
manusia. Mereka ada di tempat yang jarang ada organisme yang mampu hidup di sana seperti
puncah gunung, padang pasir, dan daerah kutub. Di samping itu, Lichenes seringkali tumbuh
di pohon dan semak - semak sebagai epifit, mereka tidak mengambil makanan dari organisme
yang ditempelinya akan tetapi mengambil makanan dari atmosfer. Lichenes sangat beragam
ukuran, warna dan bentuk. Mereka juga mampu berubah warna selama musim hujan ketika
terbilas oleh air dan menghasilkan makanan (Roziaty 2016).
Salah satu karakteristik Lichenes adalah bahwa mereka lambat berkembang dan
lambat tumbuh. Sebagian besar bentuk tumbuh hanya beberapa milimeter per tahun.
Tanaman Lumut Kerak (Lichenes) tidak memiliki akar, batang dan daun, sehingga mereka
menyerap sebagian besar nutrisi mereka dari curah hujan. Lichenes bertindak seperti spons,
menyerap segala sesuatu yang larut dalam air hujan dan mempertahankannya (Halcomb
2010).

B. Prosedur Kerja

1. Mengamati berbagai jenis lumut kerak yang ada di lingkungan sekitar rumah.
2. Melakukan peMotoan terhadap jamur yang di amati.
3. Melakukan klasifikasi terhadap jamur yang di amati.
4. Mencari referensi mengenai Anatomi dan morfologi jamur yang di amati.
5. Mencatat bagian-bagian materi penting dalam pengamatan.
6. Membuat laporan pengamatan terhadap jenis lumut yang di amati.
C. Hasil Survey

1. Spesimen 1

Klasifikasi Ilmiahe

Kerajaan : Jamur

Divisi : Ascomycota

Kelas : Lecanoromycetes

Memesan : Ostropales

Keluarga : Graphidaceae

Marga : Graphis Adans. (1763)

Jenis spesies: Graphis scripta( L. )


Graphis sp.

Lichenes atau lumut kerak jenis ini mempunyai talus yang berukuran kecil, datar, tipis dan
selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon ataupun di tanah. Graphis memiliki struktur
morfologi berupa crustose. Salvatore (1999), menyatakan bahwa lichen dengan morfologi
berbentuk crustose (berbentuk datar seperti kerak), memiliki perlekatan yang sangat kuat
dengan substrat. Lumut jenis ini susah untuk dicabut tanpa merusak bagian substratnya.
Bagian Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu dan hanya bagian tubuh
buahnya yang terdapat di permukaan disebut endolitik, dan sebaliknya bagian yang tumbuh
terbenam pada jaringan tumbuhan disebut dengan endoploidik/endoploidal. Struktur
morfologi Graphis terdiri dari korteks atas, daerah alga dan medulla, tidak memiliki rhizines
sehingga pertumbuhannya lambat walaupun pada lingkungan yang kurang tercemar.

Leisher, dkk (2003) menyatakan bahwa lichen bertipe crustose lebih rentan terhadap polutan
udara sehingga menyebabkan kemampuan regenerasi lichen terbatas sebagai akibat
menurunnya kandungan klorofil (Ray, 1972). Kandungan SO2 di udara mempengaruhi
kandungan sulfur pada lichen. Meningkatnya kandungan sulfur pada lichen diikuti dengan
penurunan kandungan klorofilnya. Graphis sebagai lichen yang sensitif menyebabkan lichen
jenis ini tidak dapat bertahan hidup apabila kandungan sulfur tinggi pada thallusnya
2. Spesimen 2

Klasifikasi Ilmiahe

Kerajaan: Jamur

Divisi: Ascomycota

Kelas: Lecanoromycetes

Memesan: Lecanorales

Keluarga: Parmeliaceae

Marga: Parmelia Ach. (1803)

Jenis spesies: Parmelia saxatilis ( L. ) Ach.


(1803)

Parmelia sp.

Berdasarkan habitatnya Parmelia termasuk dalam Corticolous, yaitu hidup di kulit kayu.
Tetapi selain hidup dikayu Parmelia dapat hidup di tanah, tembok, dan batu. Berdasarkan
distribusi komponen Alga di Talus Parmelia termasuk dalam Heteromerous thalli, yaitu sel
alga membentuk lapisan yang berbeda atau zona alga dan hifa jamur terdapat pada lapisan
yang berbeda.
Parmelia merupakan lichen dengan thallus berbentuk foliose (berbentuk seperti daun)
memiliki perlekatan yang lemah dengan substrat, sehingga mudah terlepas dari substratnya.
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang bentuknya tersusun oleh lobus–lobus dan
relatif lebih longgar melekat pada bagian substratnya. Bentuk talus foliose ini datar dan
sedikit lebar, terdapat banyak lekukan seperti daun yang mengkerut. Bagian permukaan atas
dan permukaan bawah foliose tampak berbeda. Lichenes ini sering ditemukan melekat pada
batu, ranting dengan rhizines yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan absorbsi
makanan.

Parmelia tergolong dalam lichen yang toleran terhadap bahan pencemar udara. Parmelia
memiliki struktur morfologi yang mendukung untuk dapat bertahan hidup pada kondisi
dengan tingkat polutan yang tinggi dibandingkan dengan lichen yang lain. Menurut Kansri
(2003), struktur Parmelia terdiri dari korteks atas, daerah alga, medulla, dan korteks bawah
berupa rhizines. Rhizines berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan bagi lichen,
sehingga lichen Parmelia dapat tumbuh dengan baik walaupun berada pada lingkungan yang
tercemar. Parmelia merupakan lichen yang toleran terhadap pencemaran SO2 sehingga dapat
lebih bertahan dengan tingginya kandungan sulfur pada thallusnya

Pembahasan

1. Pengertian Lichenes (Lumut Kerak)

Lumut kerak atau lichens : simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara jamur dan
ganggang (alga). Jamur yang bersimbiosis disebut mikobion, biasanya dari jenis Ascomycota
dan Basidiomycota, sedangkan ganggang yang bersimbiosis disebut fikobion biasanya dari
jenis Cyanobacteria (alga hijau biru) yang uniseluler dan Chlorophyta (alga hijau) yang
multiseluler.

Lumut kerak merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan
keduanya saling bersimbiosis mutualisme

2. Cara Hidup Lumut Kerak

Ada sekitar 18.000 species Lichenes yang sudah diidentifikasi. Lichenes ini mampu hidup
pada lingkungan yang kurang baik, dapat ditemukan di bebatuan. Bagaimana hubungan
kedua organisme tersebut sehingga dapat tumbuh menjadi Lichenes? Coba ingat kembali
materi tentang alga! Alga mempunyai klorofil sehingga dia mampu melakukan fotosintesis
yang akan menghasilkan makanan.

Selanjutnya, makanan tersebut digunakan oleh jamur untuk hidup dan tumbuh. Jamur melalui
hifa-hifanya dapat menyerap dan menyimpan air dan mineral yang juga akan digunakan oleh
alga. Jadi, keduanya saling membutuhkan.

Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada lumut kerak lebih
menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang
organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan,
Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu.

Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan
menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai
indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar.

Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah
tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai obat,
digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat dibuat
kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.

Dari hubungan simbiosis mutualisme, jamur memperoleh makanan hasil fotosintesis


ganggang karena ganggang bersifat autotrof. Sementara itu, jamur yang heterotrof dapat
menyediakan air, mineral, dan melakukan pertukaran gas serta melindungi ganggang. Selain
itu, lumut kerak ini juga dapat mengikat nitrogen udara.

3. Habitat Lumut Kerak

Lumut kerak tersebar luas di berbagai habitat seperti kulit pohon, kayu yang membusuk,
bebatuan, dan di atas tanah yang mempunyai ketahanan terhadap keadaan panas, dingin, dan
kekeringan seperti pada lahan bekas aliran lahar gunung berapi, gurun, hutan bekas terbakar
hingga kutub yang bersuhu dingin.

Penyebaran lichen sangat luas, mulai dari Artik (dekat Kutub Utara) sampai ke hutan hujan
tropis basah. Di daerah tundra, lichen merupakan makanan rusa kutub. Kemampuan untuk
hidup di tempat gersang menyebabkan lichen berperan sebagai tumbuhan perintis yang
sangat membantu dalam proses pelapukan bebatuan.

4. Manfaat Lumut Kerak

Manfaat lumut kerak, antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai tumbuhan perintis yang sangat membantu dalam proses pelapukan batuan.

2. Di bidang industri sebagai bahan penyamak kulit, bahan pewarna, dan bahan kosmetik.

3. Menyerap sulfur dioksida yang merupakan komponen pencemaran udara, sehingga lichene
dapat dijadikan petunjuk adanya polusi udara.

5. Ciri-Ciri Lichenes (Lumut Kerak)

Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik lumut kerak adalah sebagai berikut.

 Terdiri dari dua organisme yang bersimbiosis, yaitu dari Ascomycota dan
Basidiomycota dengan alga biru atau alga hijau.

 Habitat lumut kerak biasanya pada pohon, di tanah, batu karang. Sebagai pelopor
kehidupan, lumut kerak dapat tumbuh pada substrat tempat tumbuhan lain tidak dapat
hidup. Susunan thalus alga terdiri komponen thalus. Apabila banyak polusi udara
maka Lichen tidak ada

 Bentuk tubuh berupa talus yang tipis, pada irisan melintang talus terlihat bagian luar
berupa miselium yang kompak dan bagian dalam berupa hifa yang tidak kompak dan
di antaranya terdapat kelompok alga.

 Lichenes di bagian tubuh atau sering disebut talus yang secara vegetative ini hampir
sama dan mirip dengan alga dan jamur. Pemanjangan secara vegetatif dari tubuh
adalah hifa, kalau kita perhatikan bagian permukaan dari hillus lichen selalu ditempati
oleh alga.

 Talus berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan, beberapa jenis spesies ada yang
berwarna kuning, orange, coklat, atau merah dengan habitat yang bervariasi.
 Secara garis besar susunan anatomi Lichenes dibedakan menjadi tiga lapisan yaitu
lapisan luar atau korteks (mengandung sel-sel jamur), lapisan gonidium (lapisan yang
mengandung alga), dan lapisan empulur (lapisan yang mengandung sel-sel jamur
yang tidak rapat untuk menyimpan cadangan air dan tempat perkembangbiakan).

 Siklus hidup dari lichen itu sangat mudah, dia dapat tahan terhadap kekeringan dalam
kurun waktu yang lama. Lichen menjadi kering disebabkan panas terik matahari
kemudian hidup lagi setelah turunnya hujan.

 Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi atau soredium (beberapa sel


ganggang yang terbungkus oleh hifa jamur). Secara seksual terjadi pada masing-
masing anggota simbiosis (simbion). Contoh: Physcia, Parmelia, Usnea sp.

6. Jenis-Jenis Lichenes (Lumut Kerak)

Berapa banyakkah jenis lumut kerak yang dapat kita temukan? Berdasarkan bentuk talusnya,
lumut kerak dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.

1. Crustose

Lichenes atau lumut kerak jenis ini mempunyai talus yang berukuran kecil, datar, tipis dan
selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon ataupun di tanah. Lumut jenis ini susah untuk
dicabut tanpa merusak bagian substratnya. Bagian Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di
dalam batu dan hanya bagian tubuh buahnya yang terdapat di permukaan disebut endolitik,
dan sebaliknya bagian yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut dengan
endoploidik/endoploidal.

2. Foliose

Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang bentuknya tersusun oleh lobus–lobus dan
relatif lebih longgar melekat pada bagian substratnya. Bentuk talus foliose ini datar dan
sedikit lebar, terdapat banyak lekukan seperti daun yang mengkerut. Bagian permukaan atas
dan permukaan bawah foliose tampak berbeda. Lichenes ini sering ditemukan melekat pada
batu, ranting dengan rhizines yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan absorbsi
makanan.
3. Fruticose

Fruticose bentuk talusnya berupa semak dengan banyak cabang dengan bentuknya yang
seperti pita. Talus fruticose tumbuh tegak atau menggantung pada batu, dedaunan atau
cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah dari fruticose ini.

4. Squamulose

Lichen jenis squamulose ini memiliki lobus–lobus seperti sisik yang disebut squamulus
dengan ukuran yang lebih kecil dan saling bertindih serta sering memiliki struktur tubuh buah
yang disebut dengan podetia.

7. Struktur Tubuh Lichenes (Lumut Kerak)

Lichen merupakan simbiosis dari berjuta-juta alga bersel satu yang disatukan dalam jaringan
hifa jamur. Struktur tubuhnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber Gambar :
http://biomedia.begotsantoso.com/teori-biologi/lichenes-lumut-kerak-pengertian-cara-hidup-
ciri-jenis-reproduksi-struktur-klasifikasi-contoh-dan-manfaatnya

Tubuhnya terdiri atas sekelompok alga hijau biru atau Cyanobacteria dan jalinan hifa jamur
(Ascomycota) yang dapat menyimpan air dan mempertahankan kelembapan. Permukaan atas
dan bawah adalah lapisan pelindung hifa jamur yang terbungkus rapat. Tepat di bawah
permukaan atas adalah alga yang terjalin dalam jaring hifa.

Bagian tengah umumnya terdiri atas hifa jamur yang terjalin agak longgar. Jalinan hifa yang
ada di lapisan bawah dilengkapi dengan rizoid untuk melekatkan diri pada tempat
tumbuhnya, dan jalinan hifa yang ada di lapisan atas melindungi alga dari intensitas cahaya
yang berlebihan.

Hifa jamur menyediakan air dan mineral yang diperlukan alga untuk fotosintesis, sementara
jamur memperoleh zat organik hasil fotosintesis. Asosiasi apa yang terjalin antara alga dan
jamur dalam lichen ini? Lichen dapat tumbuh di batu, kayu, dan permukaan tanah.

8. Morfologi Dalam (Anatomi) Lumut Kerak

Struktur anatomi atau morfologi dalam diwakili oleh Lichens jenis Foliose, karena lumut
kerak jenis ini mempunyai 3 bagian tubuh yang bisa diamati secara jelas, yaitu sebagai
berikut.

1. Korteks atas

Korteks atas berupa jalinan yang bentuknya padat yang disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini akan saling mengisi dengan material yang bentuknya seperti gelatin dan
berfungsi sebagai perlindungan.

2. Medulla

Medulla terdiri dari lapisan hifa yang bentuknya berjalinan yang membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan juga longgar. Hifa jamur pada medulla tersebar ke segala arah dengan
dinding yang tebal. Sedangkan hifa pada bagian yang lebih dalamnya lagi tersebar di
sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan lebih tipis pada bagian ujungnya. Dengan
demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.

3. Korteks Bawah

Lapisan korteks bawah ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara
vertical terhadap permukaan dari thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bagian
bawah ini sering berupa sebuah akar atau disebut juga rhizines. Terdapat beberapa jenis
lichenes yang tidak mempunyai korteks bawah dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis
yang bagiannya terdiri dari hypothallus yang berfungsi sebagai proteksi.

9. Cara Reproduksi Lichenes (Lumut Kerak)

Lumut kerak berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual (vegetatif) dan secara
seksual (generatif). Berikut ini cara-caranya.

Perkembangbiakan Secara Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi lumut kerak secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi dan soredia. Berikut
penjelasan lengkapnya.

 Fragmentasi yaitu dengan potongan lumut kerak, maka induk akan terlepas. Apabila
jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru.

 Soredia/soredium merupakan struktur khusus, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh
hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung. Sel-sel
alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka akan tumbuh menjadi
Lichenes baru.

Perkembangbiakan Secara Seksual (Generatif)

Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur
dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak
akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan
bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.

10. Klasifikasi Lichenes (Lumut Kerak)

Lumut kerak dapat diklasifikasikan berdasarkan habitat, jenis jamur (tempat simbiosis),
struktur talus dan distribusi komponen alga di dalam talus.

1. Klasifikasi Lumut Kerak Berdasarkan Habitat

 Saxicolous, hidup di bebatuan, contohnya Peltigera.

 Corticolous, hidup di kulit kayu, contohnya Parmelia.


 Terricolous, hidup di tanah, contohnya Cladonia floerkeana.

 Lignicolous, hidup di kayu, contohnya Cyphellum.

2. Klasifikasi Lumut Kerak Berdasarkan Jenis Jamur

 Ascolichen, bersimbiosis dengan jamur Ascomycota.

 Gymnocarpae, badan buah berupa apothecium, contohnya Usena.

 Pyrenocarpae, badan buah berupa perithecium, contohnya Verrucaria.

 Basidiolichen, bersimbiosis dengan jamur Basidiomycota, contohnya Dictyonema.

3. Klasifikasi Lumut Kerak Berdasarkan Struktur Talus

 Leprose lichen, talus berupa sisik-sisik kecil yang menempel pada permukaan
substrat, contohnya adalah Lepraria.

 Crustose, talus seperti kerak, melekat erat pada substrat di beberapa titik. Contohnya
adalah Graphis.

 Foliose, talus berupa daun datar dan berlekuk-lekuk, melekat pada substrat di satu
atau banyak titik. Contohnya adalah Parmelia.

 Fruticose, talus bercabang, tegak atau terjumbai lebat. Contohnya Usnea.

4. Klasifikasi Lumut Kerak Berdasarkan Distribusi Komponen Alga di Talus

 Homoisomerous thalli, sel alga dan hifa jamur terdistribusi secara merata di talus,
contohnya Collema.

 Heteromerous thalli, sel alga membentuk lapisan yang berbeda atau zona alga dan
hifa jamur terdapat pada lapisan yang berbeda. Contohnya Parmelia.

11. Contoh Lichenes (Lumut Kerak) dan Peranannya


Lumut kerak berperan penting dalam suksesi karena kemampuannya tumbuh pada tempat
yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk hidup. Lumut kerak dapat hidup pada
bebatuan yang secara perlahan menghancurkannya sehingga membentuk lapisan-lapisan
tanah, Lumut kerak Cladonia yang menutupi wilayah yang luas di daerah kutub utara menjadi
makanan bagi ternak dan hewan liar yang hidup di sana.

Selain itu lumut kerak banyak digunakan sebagai bahan obat, digunakan dalam industri
kimia, parfum, dalam proses pewarnaan dan penyamakan serta digunakan sebagai indikator
tingkat polusi di sekitar daerah yang ditempatinya. Contoh lumut kerak adalah sebagai
berikut.

1) Parmelia, hidup pada kulit kayu, tanah, tembok, dan batu.

2) Graphis, hidup pada cabang atau batang pohon

3) Usnea, lumut janggut, pada batang-batang pohon di pegunungan dan dapat digunakan
untuk jamu.

E. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Kansri, B., 2003, Acid Deposition Monitoring and Assessment Third Country Training:
Using Lichen as Bioindicator of Air Pollution, Department of Biology Ramkhamhaeng
University, Thailand.

Leisher, D. R.; Derr C. C. dan Geisser, L.H., 2003, Natural History and Management
Considerations for Northwest Forest Plan Survey and Manage Lichens, USDA Forest
Service Pasific Northwest Region, Portland.

Ray, E.S., 1972, Photosynthetic Response with Respect to Light in Three Strains of
Lichen Algae, The Ohio Jrnl. Sci., 72(2): 114-117.

Salvatore, S., 1999, An Introduction to Lichen, Herbarium Intern, New York.

Anda mungkin juga menyukai