Oleh :
Kelompok 1
Dosen Pengampu :
Dra. Harlis, M. Si
Raissa Mataniari, S.Pd., M.Ed.
Fitri Astriawati, S.Pd., M.Pd,
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengenal spesies yang
repesentatif dari Lichenophyta.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Foliose
Lichenophyta foliose memiliki bentuk yang menyerupai daun dan terdiri dari
lobus atau lembaran yang saling melekat. Talus foliose biasanya lebih tebal dan
lebih lentur daripada talus crustose. Spesies foliose dapat ditemukan di lingkungan
yang lembab seperti hutan, sungai, atau tepi laut. Adapun jenisnya sebagai berikut:
Lichenophyta crustose memiliki bentuk yang menempel erat pada substrat dan
sering kali sangat sulit untuk diangkat. Thallus crustose dapat terlihat seperti kulit
atau kerak dan menempel kuat pada substrat. Spesies crustose dapat ditemukan di
lingkungan yang kering atau gersang seperti di gurun atau pada batu-batu. Adapun
jenisnya sebagai berikut:
a. Buellia frigida: Lichenophyta crustose yang tumbuh pada batu dan tanah
yang berada di daerah yang dingin seperti tundra atau gunung bersalju.
Thallusnya berwarna abu-abu hingga hitam dengan tepi yang terkadang
berlekuk.
b. Rhizocarpon geographicum: Lichenophyta crustose yang tumbuh di batu
dan terdapat di seluruh dunia. Thallusnya berwarna abu-abu kekuningan
hingga hijau dengan tepi yang merah kecoklatan
3. Fruticose
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
No. Gambar Deskripsi
1. Keterangan:
1
1. Apothecium
Lichen foliose merupakan lichen
yang thalusnya menyerupai dau,
pipih, dan sebagian dari thalusnya
menyentuh substrat. Bagian yang
menyerupai lembaran daun di bagian
Pseudevernia cladonia
4. Keterangan:
a. Apotesia
Talus squamulose, yaitu bentuk talus
yang menyerupai daun dengan
ukuran < 1 cm, bagian pangkalnya
crustose (melekat pada substrat) dan
bagian ujungnya bebas, tidak
Cladonia decorticata memiliki korteks bawah sehingga
pada permukaan bawah talus tampak
helaian-helaian hifa.
4.2 Pembahasan
Praktikum Taksonomi Monera dan Protista dengan judul Lychenophyta
(Lumut Kerak) ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Maret 2023 pada pukul 07.30
– 9.10, dimana dilakukan di Danau Universitas Jambi. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengenal spesies yang refresentatif dari Lychenophyta. Adapun
praktikum ini dilakukan dengan cara mengamati lychenophyta (lumut kerak) pada
pohon menggunakan lup untuk melihat morfologi lichen tersebut, lalu dilakukan
identifikasi lumut apa saja yang didapat pada satu pohon tersebut.
Lichen atau sering disebut lumut kerak, yaitu organisme gabungan dari alga
dan jamur yang memiliki ciri-ciri spesifik jika dibandingkan dengan tumbuhan dan
hewan. Menurut Andrea, dkk (2018: 7-8) lichen adalah hasil simbiosis antara alga
dengan jamur membentuk individu yang unik. Alga penyusun tubuh lichen adalah
alga biru (Cyanobacteria) atau alga hijau (Chlorophyta) dan jamur dari golongan
Ascomycetes atau Basidiomycetes. Tubuh lichen ini dinamakan thallus yang secara
vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini ada yang
berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna
kuning, orange, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Lichen hidup
epifit pada pepohonan, bebatuan, tempat yang lembab dan tanah. Ini sejalan dengan
menurut Roziaty (2016: 57) bahwa berdasarkan habitatnya, lichen dibedakan
menjadi tiga kategori: 1) Saxicolous, merupakan lichen yang hidup di batu/cadas
pada suhu dingin. Contoh: Acarospora ceruina, A. fuscata, Aspicillia corcota; 2)
Corticulous, merupakan lichen yang hidup di pohon yang berperan sebagai epifit,
kebanyakan di daerah tropis dan subtropis dengan kelembaban yang tinggi. Contoh:
Usnea articulata, U. ceranita, U. hirta dan Artaria radiata; dan 3) Terriculous,
merupakan lichen yang hidup pada tanah. Contoh: Cladonia ciliata, C. squamosa,
C. uncialis, Peltigera canina, P. didactila, dan Leptogium britanicum.
Menurut Roziaty (2016: 58) klasifikasi morfologi lichen dibagi menjadi: 1)
Thalus Crustose lichen - Lumut kerak yang memiliki thallus yang berukuran
kecil,datar, tipis, dan selalu melekat pada permukaan batu, kulit pohon, atau tanah.
Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Permukaan thalus
biasanyaterbagi menjadi areal – areal yang agak heksagonal yang disebut areole.
Contoh: Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau pleopsidium; 2)
Thalus Foliose lichen - Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun
oleh lobus-lobus. Lichen in relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Lumut
kerak ini melekat pada batu, ranting dengan rhizin. Rhizines ini juga berfungsi
sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh: Xantoria, Physicia, Peltigera,
Parmelia; 3) Fruticose lichen. Thalusnya berupa semak dan memiliki banyak
cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada
batu, daun-daunan atau cabang pohon. Contoh: Usnea, Ramalina dan Cladonia; dan
4) Squamulose lichen. Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini
disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering
memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetial.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada pohon sengon (Albizia
chinensis), ditemukan pada pohon tersebut terdapat tipe talus foliose, talus crustose,
dan talus fructicose. Pada tipe thalus foliose, ditemukan Parmelia plumbea dimana
termasuk kedalam family Parmeliaceae. Ini sejalan dengan penelitian Muslim dan
Hasairin (2018: 148) bahwa Parmelia plumbea termasuk kedalam family
Parmeliaceae. Tipe talusnya termasuk foliose dengan warna hijau keabuan. Bentuk
talus membulat dan tepian talusnya berwarna putih. Terdapat bulatan kecil
berwarna putih pada bagaian tengah talus. Pada tipe crustose ditemukan Lecanora
thysanophara dimana menurut penelitian Muslim & Hasairin (2018: 148) Lecanora
thysanophara termasuk kedalam famili lecanoraceae. Tipe talusnya Crostose.
Warna talusnya kehijau-hijauan. Pada tipe fruticose ditemukan Pseudfernia
kladonia dimana menurut Hutasuhut, dkk (2021: 49) Pseudevernia cladonia
(Tuck.) W. L. Club. merupakan jenis lichen yang memiliki talus bertipe fruticose,
berwarna hijau muda dengan bentuk morfologi tubuh bertumpuk. Permukaan talus
tidak bertepung, bentuk talus halus dan ujung talus bercabang-cabang. Panjang
koloninya 7 cm. Jenis lichen ini termasuk ke dalam famili Parmeliaceae. Pada tipe
squamulose ditemukan Clanodia decorticate dimana menurut Susilawati (2017: 16)
talus squamulose, yaitu bentuk talus yang menyerupai daun dengan ukuran < 1 cm,
bagian pangkalnya crustose (melekat pada substrat) dan bagian ujungnya bebas,
tidak memiliki korteks bawah sehingga pada permukaan bawah talus tampak
helaian-helaian hifa serta pada Clanodia decorticate permukaan podetianya penuh
ditempeli talus squamulose dan ujungnya tanpa mangkok kecil.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Adapun saran dalam praktikum ini adalah memastikan pohon apa yang
hendak diamati lichennya dan juga memastikan bahwa pohon tersebut mempunyai
lichen yang menempel padanya. Jika kesusahan mengamati lichen dapat dibantu
dengan loop. Lakukan pengamatan dengan teliti dan juga hati-hati agar tidak salah
dalam mengidentifikasi jenis-jenis lichen. Lakukan diskusi dengan anggota
kelompok agar memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai jenis-jenis
lichen.
DAFTAR PUSTKA
Muslim & A. Hasairin. (2018). “Eksplorasi Lichenes pada Tegakan Pohon di Area
Taman Margasatwa (Medan Zoo) Simalingkar Medan Sumatera Utara”.
Jurnal Biosains, volume 4(3): 145-153.