Anda di halaman 1dari 2

Graceelia Bernadetta Lubis

A1C420073

REGULER C/R003

TUGAS GENETIKA PERTEMUAN KE 6 , PENUGASAN 2

Fenomena berangkai pertama kali ditemukan pada percobaan dihibrid oleh


W.Bateson dan R.C Punnet pada tahun 1906. Akan tetapi, mereka tidak dapat memberikan
interpretasi terhadap hasil persilangan yang diperoleh. Baru sekitar lima tahun kemudian
seorang ahli genetika dan embriologi dari Amerika Serikat, T.H. Morgan, dapat
menjelaskan mekanisme pewarisan gen-gen berangkai pada lalat Drosophila
melanogaster. Dari konsep mengenai berangkai ini selanjutnya berkembang pengetahuan
mengenai pindah silang (crossing over) dan pemetaan kromosom, yang sebagian besar
melibatkan karya Morgan dan para mahasiswanya seperti C.B. Bridges, H.J. Muller, dan
A.H. Sturtevant.

Dua Gen Berangkai

Dua buah gen yang berangkai akan mengalami segregasi dan rekombinasi dengan
pola yang tidak mengikuti hukum Mendel. Artinya, pola segregasi dan rekombinasinya
tidak bebas sehingga tiap macam gamet yang dihasilkannya pun menjadi tidak sama
jumlahnya.

Adanya perbedaan jumlah di antara macam gamet yang terbentuk tersebut


disebabkan oleh kecenderungan gen-gen berangkai untuk selalu berada bersama-sama.
Jadi, kalau gen-gen yang berangkai adalah sesama dominan dan sesama resesif, maka
gamet yang mengandung gen-gen dominan dan gamet yang mengandung gen-gen resesif
akan dijumpai lebih banyak daripada gamet dengan kombinasi gen dominan-resesif.
Demikian pula, dalam keadaan gen dominan berangkai dengan gen resesif, gamet yang
mengandung kombinasi gen dominan-resesif akan lebih banyak jumlahnya daripada
gamet dengan kandungan gen sesama dominan dan sesama resesif.

Sebagai contoh, jika gen A dan gen B berangkai pada suatu kromosom sementara
alel-alel resesifnya, a dan b, juga berangkai pada kromosom homolognya, maka gamet-
gamet yang dihasilkan akan terdiri atas AB, Ab, aB, dan ab dengan nisbah n : 1 : 1 : n.
Sebaliknya, jika gen A berangkai dengan gen b, dan gen a berangkai dengan gen B, maka
nisbah gamet AB : Ab : aB : ab menjadi 1 : n : n : 1. Dalam hal ini n merupakan bilangan
positif dengan nilai lebih dari satu.

Untuk lebih jelasnya pada Gambar di bawah ini secara skema dapat
diperbandingkan tiga kemungkinan segregasi dan rekombinasi gen-gen pada individu
dihibrid AaBb. Gambar di bawah ini memperlihatkan pola segregasi dan rekombinasi gen-
gen yang terjadi secara bebas karena keduanya tidak berangkai. Sementara itu, pada
Gambar b dan c tampak bahwa segregasi dan rekombinasi kedua gen tidak terjadi secara
bebas. Dua gen yang berangkai cenderung untuk selalu bersama-sama atau tidak
bersegregasi di dalam gamet-gamet yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai