Pengertian Etika
Budi Suswanto M.I.Kom
Pokok Bahasan
1. Etika
2. Jenis-jenis etika
3. Peran etika
4. Etika sebagai standar perilaku sosial
5. Makna kebenaran dan penilaian
2
1.
Etika
Etika
o Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan
ethikos. Ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang
baik. Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang
baik.
o Etika adalah tingkah laku sebagai standar yang mengatur pergaulan
manusia dalam kelompok sosial (Martin, 1993)
o Di kamus ensklopedia pendidikan. Etika adalah filsafat tentang nilai,
kesusilaan tentang baik buruk. Sedangkan dalam kamus istilah
pendidikan dan umum dikatakan bahwa, etika adalah bagian dari filsafat
yang mengajarkan keluhuran budi (Asmaran,1999)
4
Etika
o Dalam konteks etika sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan,perlu dipisah
antara etika dan moral. Etika adalah ilmu pengetahuan, sedangkan moral
adalah obyek ilmu pengetahuan tersebut.
o Pada satu kondisi, etika berbeda dgn moral, dimana etika merupakan
refleksi kritis dari nilai-nilai moral. Di kondisi berbeda, etika bisa sama
dengan moral, dimana nilai-nilai menjadi pegangan seseorang/kelompok
mengatur tingkah laku di dalam komunitas kehidupannya.
o Tujuan etika, untuk mendapatkan konsep mengenai penilaian baik buruk
manusia sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Pengaertian baik
segala perbuatan baik, sedangkan perbuatan buruk segala perbutana
yang tercela.
5
2.
Jenis-Jenis Etika
Jenis-Jenis Etika
Ditinjau dari beberapa pandangan:
o Etika filosofis. Etika yang menguraikan pokok-pokok etika atau moral
menurut pandangan filsafat. Disini ditinjau hubungan antara moral dan
kemanusiaan secara mendalam dengan menggunakan rasio sebagai dasar
untuk menganalisa.
o Etika teologis. Etika yang mengajarkan hal-hal baik dan buruk
berdasarkan ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral
sesuai kehendak Tuhan, perwujudan cinta kasih kepada Tuhan, dan
penyarahan diri kepada Tuhan.
o Etika sosiologis. Memandang etika sebagai alat mencapai keamanan,
keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat.
7
Jenis-Jenis Etika
Dalam kaitan nilai dan norma (Kerap, 1991:23):
o Etika Deskriptif. Etika ini berbicara tentang kenyataan, sebagaimana
nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas konkrit.
o Etika Normatif. Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola
perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
bertindak.
Terbagi menjadi:
a) Norma khusus. Norma yang mengatur tingkah laku dan tindakan
manusia dalam kelompok/bidang tertentu.
b) Norma Umum. Bersifat universal, berlaku luas tanpa membedakan
kondisi atau situasi kelompok orang tertentu. Seperti norma sopan
santun, hukum, dan moral. 8
3.
Peran Etika
Peran Etika
10
Peran Etika
11
Peran Etika
12
4.
Etika sebagai Standar
Perilaku Sosial
Etika sebagai Standar Perilaku Sosial*
Dalam dunia kerja, standar etika berbeda dari nilai dasar dari satu
organisasi dengan organisasi lainnya. Standar etika dapat menjadi
acuan yang benar bagi organisasi yang serius ingin membangun.
Standar etika merupakan tanggung jawab dari pimpinan manajemen
untuk melihat bahwa standar ini akan menentukan nilai benar atau
nilai salah. Nilai etika ditentukan melakukan sesuatu yang benar.
Dalam suatu organisasi perusahaan, maka perilaku karyawan,
pelanggan serta pimpinan akan ditentukan oleh nilai etika sebagai
suatu integritas.
14
Etika sebagai Standar Perilaku Sosial*
Dalam organisasi, etika dan moral tidak bisa dilepaskan. Seperti
yang dikatakan oleh John W Newstrom (2007), bahwa perilaku
individu dalam organisasi mengutamakan prinsip moral yang
berkaitan dengan etika dalam melaksanakan pekerjaan.
Etika dalam bekerja merupakan sikap yang diambil berdasarkan
tanggung jawab moralnya yaitu: (1) kerja keras, (2) efisiensi, (3)
kerajinan, (4) tepat waktu, (5) prestasi, (6) energetik, (7) kerja sama,
(8) jujur, (9) loyal.
15
5.
Makna Kebenaran dan
Penilaian
Makna Kebenaran dan Penilaian
17
Makna Kebenaran dan Penilaian
Kebenaran adalah jika pernyataan tidak berlawanan dengan fakta yang
ada dengan ide-ide atau gagasan. Tidak jarang kebenaran merujuk
pada pengalaman inderawi seseorang.
Penilaian kebenaran sangat dipengaruhi oleh latar belakang ideologi
orang yang menilai. Penganut empirisme cenderung melihat kebenaran
dari fakta dan realita. Sedangkan penganut rasionalisme cenderung
melihat kebenaran dari ide-ide yang berkaitan satu sama lain. Orang
yang berlatar belakang religius cenderung menilai kebenaran berasal
dari firman-firman Tuhan yang ada di kitab suci dan utusannya.
18
Makna Kebenaran dan Penilaian
Schwartz (1994) menjelaskan nilai adalah (1) suatu keyakinan, (2)
berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu, (3)
melampaui situasi spesifik, (4) mengarahkan seleksi atau evaluasi
terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta (5)
tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.
Dalam kehidupan manusia, nilai berperan sebagai standar yang
mengarahkan tingkah laku. Nilai membimbing individu untuk
memasuki suatu situasi dan bagaimana individu bertingkah laku dalam
situasi tersebut (Rokeach, 1973; Kahle dalam Homer & Kahle, 1988).
19