Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ambar Wati

NIM: 175.221.105
Kelas: AKS 7A
BAB I
DEFINISI DAN PENGERTIAN ETIKA
A. Definisi
Konsep dasar etika, terdapat beberapa konsep dasar yang berkaitan
dengan etika yang masing masing mempunyai maksud yang berbeda, yaitu:
1. Etika, adalah norma manusia yang harus berjalan, bersikap sesuai dengan
nilai/norma yang ada.
2. Moral adalah aturan atau nilai kemanusiaan seperti sikap, perilaku dan
nilai.
3. Etiket yaitu tata krama atau sopan santun yang dianut oleh suatu
masyarakat dalam kehidupannya.
4. Nilai merupakan penetapan harga sesuatu, sehingga sesuatu tersebut
memiliki nilai yang terukur.
5. Moralitas sendiri yaitu aturan yang berhubungan dengan apakah sumber
hukum sesuai dengan moral?
6. Hukum adalah ketentuan mengenai apakah kegiatan yang tidak dilarang
oleh hukum sesuai dengan moral? (Muhammad:19).
Etika adalah istilah yang banyak digunakan dalam bebagai pengertian,
yang menyebabkan kita bingung karena seringnya digunakan dalam berbagai
versi. Menurut Webster Dictionary, secara etimologi etika adalah suatu
disiplin ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana
tugas atau kewajiban moral, atau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau
nilai moral (Harahap; 2011).
Menurut Bertens (1993) dalam Harahap (2011), etika berasal dari bahasa
yunani yaitu ethos (kata tunggal) yang berarti tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan dalam bentuk jamaknya disebut ta etha yang berarti
adat kebiasaan.
Menurut Satyanugraha (2003:4) dalam Harahap (2011) etika didefinsikan
sebagai nilai-nilai dan norma moral dalam suatu masyarakat.
Menurut Keraft (1993) dalam Harahap (2011) etika memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Rasionalitas: etika bersifat rasional artinya salah benarnya tergantung
pada pemikiran manusia.
2. Menggunakan pemikiran yang kritis
3. Diatur dan dibahas secara sistematis
4. Dibahas secara mendasar
5. Bersifat normatif atau berbobot nilai-nilai atau norma.
Dapat disimpulkan berikut ada tiga pengertian dari etika, yaitu:
1. Nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi individu atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
2. Kumpulan asas atau nilai moral
3. Ilmu tentang yang baik dan yang buruk
Tujuan Etika: etika bertujuan sebagai orientasi seseorang yang
dihadapkan pada suatu hal yang harus diputuskan baik untuk menilai maupun
bertindak. Sebagai contoh: ketika seorang mahasiswa dihadapkan pada ujian,
dia harus mampu menentukan tindakan untuk mendapatkan nilai yang bagus
harus:
- Mempelajari ulang materi perkuliahan secara sks (sistem kebut semalam)
- Mencontek teman
- Membawa catatan pada saat ulangan
- Mempelajari materi perkuliahan jauh jauh hari hingga paham betul.
Manfaat Etika:
1. Etika diperlukan ketika terjadi perubahan atau pergeseran nilai
2. Atau ketika masyarakat mengalami masa transisi dari suatu keadaan
tertentu.
3. Membantu seseorang dalam menentukan pendapat
4. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral
5. Menjembatani berbagai dimensi dan nilai-nilai yang dibawa pendatang
dan yang telah diterapkan.

B. Moral, Etika, Etiket, dan Filsafat


Antara moralitas dengan etika sering kita bingung untuk
membedakannya. Kedua istilah tersebut diedakan oleh Keraf (1991) dalam
Harahap (2011) sebagai berikut:
- Moralitas adalah sistem nilai mengenai bagaimana kita harus hidup secara
aik sebagai manusia. Nilai tersebut terkandung dalam ajaran yang
berbentuk petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah dan sejenisnya
yang diambil dari agama atau adat agar seseorang hidup secara baik.
- Etika adalah disiplin ilmu yang berasal dari filsafat yang membahas
tentang nilai dan norma moral yang mengarahkan manusia pada perilaku
hidupnya.
- Etika adalah refleksi kritis dan rasional terhadap nilai dan norma moral
yang mengatur perilaku hidup manusia baik pribadi maupn kelompok.
- Etika adalah upaya merealisasikan moralitas.
Dari pandangan Macky (1977) dalam Harahap (2011), moralitas dibagi
menjadi dua, yaitu:
- Moralitas dalam arti luas, adalah suatu teori umum, menyeluruh tentang
tindakan, arahan dalam menentukan pilihan tindakan.
- Moralitas dalam arti sempit, adalah suatu sistem pematasan tingkah laku.

Etika juga dekat dengan nilai (Value)


- Etika adalah bidang yang harus dipelajari. Nilai adalah perasaan yang
datang dengan sendirinya, dan menyatakan keyakinan benar dan salah
yang mengarah pada perilaku manusia pada perbedaan.
- Etika adalah biidang yang harus dipelajari, sedangkan nilai diperoleh dari
proses interaksi dan sosialisasi.
- Doni Koesoema A mendefinisikan nilai sebagai kualitas suatu hal yang
menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna dan dihargai
sehingga dapat menjadi semacam objek bagi kepentingan tertentu. Nilai
juga memberikan sesuatu yang memberi makna dalam hidup, yang
memberikan titik tolak, isi dan tujuan dalam hidup
- Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga
atau berguna bagi kehidupan manusia. 

Etika dan Etiket. Berikut perbedaan etika dan etiket menurut Bertebs
(1993) dalam Harahap (2011):

1. Etiket bersifat relatif, sedangkan etika bersifat absolut dan erlaku


universal
2. Etiket berlaku handa dalam pergaulan dan didepan umum, sementara
etika berlaku umum tidak bergantung ada atau tidaknya orang.
3. Etiket berbicara secara lahiriah, sedangkan etika menyangkut manusia
dari dalam.
4. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang dilakukan manusia,
sementara etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh
dilakukan atau tidak.

Etika dan Filsafat


- Etika sebagai ilmu membahas tentang yang aik dilakukan dan tidak baik
dilakukan, filsafat membahas dan mengnalisis secara ritis mengenai etika
yang ada dan terjadi dalam masyarakat.
Kesimpulan:
 Moral dapat bersumber pada agama (baik buruk menurut agama),
bersumber pada kebiasaan sedangkan etika sebagai sesuatu hal yang lebih
luas dari moral.
 Dengan demikian seseorang tidak cukup memahami tentang moral saja,
tetapi harus menguasai etika dalam kehidupan bermasyarakat.
 Etika mendudukan seseorang tidak hanya bermoral tetapi mendudukannya
sebagai manusia yang luhur, berbudi, bijaksana dan berwelas asih.
Berikut tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg:
1. Pra-moral adalah perkembangan moral masuia yang tidak sejalan dengan
kehidupan seorang manusia. Seseorang belum bisa membedakan baik dan
buruk.
2. Level pra-konvensional, manusia berorientasi pada hukuman dan
kepatuhan. Pada tahap 1, seseorang masih mengutamakan kepentingan
sendiri dan belum memperhatikan kepentingan orang lain. Ditahap ke 2
mulai muncul perhatian kepada orang lain, terdapathubungan tukar
menukan atau timbal aik instrumen.
3. Level konvensional. Di tahap ke 3, mulai melakukan hal-hal yang disukai
orang lain, terdapat tahap penyesuaian dengan individu atau kelompok.
Pada tahap e 4, manusia berorintasi tidak hanya pada figura, namun sudah
pada norma hukum dan ketertiban umum.
4. Level pascakonvensional. Di tahap ke 5, manusia berorintasi pada
kepentingan relativisme masyarakat. Pada tahap ke 6, orientasi prinsip
manusia mengarah pada hati nurani dan etika bersifat universal yang
bersifat keadilan, universal, saling bantu, persamaan hak asasi manusia,
saling menghormasi, dll.
REFERENSI

Harahap, Sofyan S. 2011. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jakarta: Salemba
Empat.

Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islam. Yogyakarta: UPP AMP YKPN


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai