Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ESTIMASI (TAKSIRAN)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

MATEMATIKA DAN ISLAM

Dosen Pengampu:

Amalia Itsna Yunita, S.Si., M.Pd.

Disusun oleh:

KELOMPOK 8

1. Joni Andre Prastyawan (12204173154)

TMT 6A
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2020
A. Pendahuluan

Perhatikan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat ash-shaffaat ayat 147.

Artinya : Dan kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.

Pada QS. Surat Ash-shaffaat ayat tersebut telah dijelaskan bahwa nabi yunus
diutus kepada umatnya yang jumlahnya 100.000 atau lebih, jika membaca ayat
tersebut secara seksama, maka terdapat rasa atau kesan ketidak pastian dalam
menentukan jumlah umat nabi yunus. Mengapa harus menyatakan 100.000 atau lebih?
Mengapa tidak menyatakan dengan jumlah yang sebenarnya? Bukankah Allah SWT
maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata? Bukankah Allah SWT maha
mengetahui segala sesuatu, termasuk jumlah umat nabi yunus? Jawaban terhadap
pernyataan tersebut adalah “inilah contoh estimasi (taksiran).1

Estimasi adalah keseluruhan proses yang memerlukan serta menggunakan


estimator atau gambaran hasil perhitungan dengan menggunakan alasan dan metode
informal, yaitu metode yang tidak terkait dengan algoritma, tetapi dengan suatu intuisi
dan tidak terikat ke satu metode. Estimasi adalah sesuatu pengukuran yang didasarkan
pada hasil kuantitatif atau dengan kata lain, tingkat akurasinya dapat diukur dengan
bilangan [10]-[11]. Mengestimasi suatu bilangan dapat digunakan metode yang
berbeda-beda, namun mengambil bilangan-bilangan dengan pendekatan tertentu agar
mudah dihitung. Misalnya, pembulatan, menggunakan angka-angka awal dan akhir.2

Contoh :

Jika pembaca sedang menonton suatu pertunjukan, lalu ditanya berapa


penonton yang ada, apakah pembaca akan menghitungnya satu-persatu. Tentunya
pembaca akan melakukan taksiran dengan mengatakan misalnya, “penonton sebanyak
1
Abdussakir, 2014. Matematika dalam Al-Qur’an. Malang: UIN-Maliki Press.
2
Suci Wulandari, Moh. Miftakhul Ulum, Abdussakir. 2019. Konsep Estimasi dalam Al-Hadits. Vol.3, No.1, hlm. 212-221.
1
100 orang atau lebih”, “tidak kurang dari 1000 orang”, atau “tidak sampai 1000
orang”. Itulah yang dikatakan estimasi (taksiran).

B. Estimasi

Para ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa pembelajaran estimasi


merupakan fenomena yang relatif baru. Kurikulum matematika tidak memberikan
perhatian myang serius pada pembelajaran estimasi. Estimasi menjadi suatu
keterampilan yang terabaikan dalam matematika.3

Baru pada tahun 1980-an, perhatian terhadap pembelajaran estimasi telah


dilakukan secara serius di Amerika. Penelitian mengenai ketrampilan estimasi mulai
banyak dilakukan walle (1990 : 163) menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari,
ketrampilan estimasi sangat dibutuhkan dan menghemat waktu dalam penghitungan.

Pada tahun 1989, lembaga nasional guru matematika (national council of


teachers of mathematics atau NCTM) di Amerika memasukkan estimasi sebagai suatu
standar terpilih untuk kelas 4 sekolah dasar dalam pedoman standar evaluasi dan
kurikulum. Pada tahun 2000, dalam principles and standars for school mathematics
tahun 2000, NCTM memasukkan ketramp[ilan estimasi sebagai suatu standar yang
perlu dicapai mulai tingkat prasekolah (TK) sampai sekolah dasar (NCTM, 2000).
Standar estimasi dimasukkan pada komponen Number and Operations (bitimasi
dimasukkan pada komponen Number and Operations (bilangan dan operasi bilangan).
Baru pada tahun 2000-an, pembelajaran estimasi mulai diperhatikan di Indonesia
dengan memasukkan materi estimasi di kelas 4 sekolah dasar. Suatu fenomena yang
sangat unik, karena Al-Qur’an telah memberikan contoh estimasi sejak sekitar 1400
tahun yang lalu, yaitu pada QS. 37:147.

Estimasi adalah ketrampilan untuk menentukan sesuatu tanpa melakukan


proses penghitungan secara eksak. Dalam matematika, terdapat tiga jenis estimasi
yaitu estimasi banyak/jumlah (numerositas), estimasi pengukuran, dan estimasi
komputasional.

1. Estimasi banyak/jumlah

Estimasi banyak adalah menentukan banyaknya objek tanpa menghitung


secara eksak. Objek disini maknanya sangat luas. Objek dapat bermakna
3
Abdussakir, 2014. Matematika dalam Al-Qur’an. Malang: UIN-Maliki Press.
2
orang, uang, bola, titik, kendaraan dll. Estimasi yang dicontohkan pada QS.
37:147 adalah estimasi banyak, yaitu banyaknya orang.

2. Estimasi pengukuran

Estimasi pengukuran adalah menentukan ukuran sesuatu tanpa menghitung


secara eksak. Ukuran di sini maknanya sangat luas. Ukuran dapat bermakna
ukuran waktu, panjang, luas, usia dan volume. Ketika melihat seseorang
sedang berjalan, tanpa menanyakan tanggal lahirnya pembaca dapat
menebak/menaksir usianya. Atau pembaca dapat menaksir waktu yang
diperlukan untuk melakukan perjalanan dari malang ke jakarta menggunakan
sepeda motor. Pembaca juga dapat menaksir berat suatu benda hanya dengan
melihat bentuknya.

3. Estimasi komputasional

Estimasi komputasional adalah menentukan hasil suatu operasi hitung tanpa


menghitungnya secara eksak. Ketika diminta untuk menentukan hasil 97 × 23
dalam waktu 10 detik, seseorang mungkin akan melihat puluhannya saja
sehingga memperoleh hasil 90 × 20 = 1800. Dalam kasus yang sama,
seseorang mungkin akan menghitung dengan cara membulatkan ke puluhan
terdekat, sehingga diperoleh 100 × 20 = 2000. Inilah estimasi komputasional.
Saat ini, siswa sekolah dasar kelas 4 di Indonesia mulai dikenalkan dengan
estimasi komputasional, khususnya pada operasi bilangan cacah dengan cara
membulatkan pada puluhan terdekat.

Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa banyak sekali teknik yang
dapat digunakan dalam melakukan estimasi. Untuk operasi penjumlahan bilangan
cacah dikenal tiga teknik estimasi, yaitu membulatkan, estimasi depan-belakang, dan
bilangan sebanding (Kennedy & Tipps, 1994:315). Operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian tentunya membutuhkan teknik estimasi yang
berbeda. Demikian juga operasi pada bilangan cacah, pecahan, atau desimal tentunya
membutuhkan teknik yang berbeda. Satu hal yang perlu dicatat, ternyata kemampuan
estimasi seseorang sangat berkaitan dengan kemampuan kognitifnya. Semakin cerdas
seseorang, maka hasil estimasinya akan sangat mendekati nilai yang sebenarnya (nilai
eksak).

3
4
DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir, 2014. Matematika dalam Al-Qur’an. Malang: UIN-Maliki Press.

Suci Wulandari, Moh. Miftakhul Ulum, Abdussakir. 2019. Konsep Estimasi dalam
Al-Hadits. Vol.3, No.1, hlm. 212-221.

Anda mungkin juga menyukai