Anda di halaman 1dari 10

MODUL 2

INSTALASI LAMPU PENERANGAN PADA BANGUNAN

A. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menafsirkan gambar kerja pemasangan instalasi lampu penerangan pada
bangunan gedung.
4.2 Menyajikan gambar kerja (rancangan) pemasangan instalasi lampu penerangan
pada bangunan gedung.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.2.1 Mengkategorikan macam-macam simbol gambar instalasi penerangan.
3.2.2 Menelaah fungsi-fungsi ukuran dan isi kepala gambar instalasi penerangan.
3.2.3 Menelaah fungsi-fungsi dan macam-macam sambungan kabel
4.2.1 Mendeskripsikan gambar sistem instalasi penerangan pada bangunan
sederhana dan bertingkat.
4.2.3 Mendeskripsikan konsep pembagian daya dan perencanaan biaya.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajran diharapkan peserata didik memiliki sikap
aktif, jujur, disiplin, inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, konsentrasi dan mampu:
3.2.1.1 Melalui diskusi peserta didik mampu mengonsepkan jenis – jenis simbol
pada gambar instalasi penerangan.
3.2.1.2 Melalui diskusi peserta didik mampu menemukenali perbedaan dari jenis-
jenis gambar teknik instalasi penerangan dengan rasa percaya diri dan
tanggung jawab.
3.2.2.1 peserta didik dapat menunjukkan penggambaran instalasi listrik yang sesuai
dengan peraturan
3.2.2.2 peserta didik mampu mengonsepkan fungsi-fungsi ukuran dan isi kepala
gambar instalasi penerangan.
3.2.3.1 peserta dapat menginteprestasikan macam-macam kabel dan kegunaannya
pada instalasi penerangan listrik
3.2.3.2 peserta didik mampu mengonsepkan fungsi-fungsi dan macam-macam
sambungan kabel.
4.2.1.1 Melalui diskusi dan kerja kelompok peserta didik mampu menemukenali
sistem instalasi satu fase pada bangunan sederhana dan bertingkat gambar
teknik instalasi penerangan listrik
4.2.1.2 Melalui diskusi dan kerja kelompok peserta didik mampu menggarisbawahi
macam-macam sambungan gambar teknik instalasi penerangan listrik
4.2.2.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menemukan pembagian daya pada
teknik instalasi penerangan dengan rasa percaya diri dan tanggung jawab
4.2.2.2 Melalui diskusi peserta didik mampu menyusun daftar perencanaan biaya
pada teknik instalasi penerangan dengan rasa percaya diri dan tanggung
jawab

D. MATERI
Instalasi Listrik Penerangan Pada Bangunan Gedung
1. Syarat-Syarat Pemasangan Instalasi Rumah/Gedung
Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk
rumah/gedung terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi
yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana
instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan
yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari
peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah yang mengeluarkan
peraturan yaitu PLN setempat.
Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah /gedung
1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan
dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
2. Gambar instalasi Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan
dipasang dan sarana pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak
kontak, panel hubung bagi, data teknis yang penting dari setiap peralatan
listrik yang akan dipasang.
3. Rekapitulasi
Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara
lain :
- Rekapitulasi material dan harga
- Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya
- Rekapitulasi tenaga dan biaya
Selain itu terdapat persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam pemasangan
instalasi listrik dan tenaga, antara lain :
Sumber Tegangan
Sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai instalasi listrik
rumah/gedung adalah sumber tegangan 3 phase, 220 volt/380 volt. Jumlah beban
untuk masing-masing fasa dalam sistem 3 phase diharuskan seimbang agar
kestabilan distribusi daya dapat terjamin.
Pemasangan Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk instalasi penerangan (rangkaian akhir)
adalah penghantar jenis NYA dan untuk instalasi daya (feeder/pengisi/incoming)
dengan menggunakan penghantar jenis NYM yang memiliki isolasi yang baik,
agar mudah cara pemasangan dan perbaikan pemasangan penghantar tersebut
masuk ke dalam pipa instalasi.
Ukuran penghantar jalur utama termasuk jalur ke stop kontak dan
penghantar jalur cabang dari saklar ke lampu yaitu 2,5 mm2 dengan menggunakan
penghantar yang sesuai ketentuan maka keselamatan instalasi dapat terjamin dan
apabila instalasi akan diperluas masih dalam batas kemampuannya.
Penghantar untuk jenis NYM dilengkapi dengan hantaran pentanahan/arde
karena untuk instalasi daya, misalnya untuk AC, motor listrik dimaksudkan agar
bagian yang terbuat dari logam dapat ternetralisir dan apabila terjadi hubung
singkat aliran arus akan segera ke tanah.
Pipa Instalasi
Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC
dengan ukuran " agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga
penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan
dalam perbaikan.
Saklar dan Kotak Kontak
Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi
dengan pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat
singkat, dengan cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara
kontak (tuas) saklar menjadi lebih kecil.
Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri dan
saklar tukar (hotel) jenis inbow (terpendam dalam tembok). Aturan pemasangan
saklar :
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.
Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung
beban dengan sumber listrik.
Aturan pemasangan stop kontak :
a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.
b. Mudah dicapai tangan.
c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah
kanan atau di sebelah bawah.
Kotak Pembagi Daya Listrik/PHB/Distribusi Panel (DP)
Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan
yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban
yang memerlukan agar merata dan seimbang.
Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), saklar
utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.
Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih
besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal).
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian
(MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkaian pusat
(MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang
dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
Saklar
Saklar merupakan jenis komponen yang digunakan dalam instalasi
pemasangan bangunan gedung/rumah. Secara umum, fungsi saklar adalah untuk
menghubungkan dan memutuskan arus listrik. Pada instalasi listrik penerangan,
saklar tunggal berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan sebuah dan
sekelompok lampu (beban listrik) dari suatu tempat.
Saklar tunggal banyak digunakan didalam kamar atau suatu ruangan yang
memilki ukuran kecil dan hanya mempunyai satu buah pintu. Contoh ruangan:
kamar tidur, kamar mandi, ruang makan ,dll. Berikut merupakan gambar gambar
dari saklar
a. Gambar simbol.

b. Gambar pelaksanaan.

Saklar seri berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan dua buah lampu
dari suatu tempat secara bergantian atau bersamaan. Saklar seri biasanya
digunakan pada ruangan yang luas tetapi hanya mempunyai satu pintu. Contoh
pada ruang pertemuan, toko, dll.
Gambar, fungsi dan penggunaan saklar tukar.
a. Gambar simbol dan pelaksanaan
Saklar tukar berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan sebuah lampu
(beban listrik) dari dua tempat.
Saklar tunggal disebut juga saklar hotel, karena banyak digunakan di hotel.
Untuk mengoperasikan sebuah lampu dari dua tempat diperlukan 2 saklar tukar,
yang pemasangannya sebuah saklar tukar dan sebuah lampu pada kamar tamu
sedangkan satu saklar tukar yang lain dipasang pada ruang operator.
Gambar, Fungsi, dan Penggunaan Saklar Silang.
a. Gambar simbol. Gambar pelaksanaan.

Saklar silang befungsi untuk menghidupkan dan mematikan sebuah


(sekelompok) lampu (beban listrik) dari minimal tiga tempat, penggunaannya
dibantu dengan dua buah saklar tukar. Saklar silang digunakan pada ruangan yang
panjang atau bertingkat. Contohnya pada; rumah tingkat/tangga, lorong-lorong,
ruang yang luas dan panjang yang mempunyai tiga pintu.
Gambar, Fungsi dan Penggunaan Stop Kontak (kotak kontak).
a. Gambar simbol.

b. Gambar pelaksanaan

Stop kontak berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik (catu daya) yang
banyak digunakan untuk menghubungkan peralatan listrik misalnya; radio, tape,
tv, lampu, seterika, kipas angin, kulkas, pompa air, dan beban listrik lainnya.
Gambar, Funsi, dan Penggunaan Fitting.

Fitting berfungsi sebagai tempat dudukan lampu. Pada instalasi listrik


penerangan dirumah, gedung, biasa digunakan fitting duduk (menempel ditembok
atau papan), fitting gantung (menggantung pada plafon atau langit), dan fitting
kedap air atau WD (water dift).
Gambar, Fungsi, dan Penggunaan Pipa Instalasi (pipa pvc). Gambar pipa pvc.

Pipa instalasi berfungsi untuk melindungi kabel dari gangguan luar,


misalnya; benturan, terikan, goresan. Pipa pvc digunakan pada: ruang lembab,
ruang panas, ruang dengan bahaya mekanis yang tinggi.
Gambar, Fungsi, dan Penggunaan Klem Pipa.

Klem pipa berfungsi untuk mengikat pipa pada instalasi pasangan luar.
Gambar, Fungsi, dan Penggunaan Kotak Sambungan.
Kotak sambung berfungsi sebagai tempat sambungan kabel untuk
mengambil percabangan. Pemilihan kotak sambung yang akan digunakan harus
diesuaikan dengan kondisi ruangan, misalnya:
a. Ruang kering menggunakan kotak sambung jenis kotak dari PVC.
b. Ruang lembab menggunakan kotak sambung jenis kotak, bahan dari ebonit.
c. Ruang dengan bahaya mekanik menggunakan kotak sambung jenis bulat,
bahan dari baja.
d. Ruang dengan bahaya ledakan menggunakan kotak sambung jenis bulat,
bahan dari galvanis.

a. Pemasangan Instalasi Listrik Penerangan


Kegiatan belajar ini bertujuan untuk mendidik siswa setelah mengenal jenis
kabel yang digunakan dalam instalasi listrik, siswa dapat merangkai instalasi listrik
penerangan dengan benar. Perlu diketahui bahwa pemasangan instalasi listrik
dalam tembok adalah suatu pemasangan yang sangat aman dari gangguan, terutama
aman dari sentuhan dan rapi. Hal ini mempunyai kelemahan, yaitu bila terjadi
kebocoran arus susah dilihat dan direnovasi.
Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi dalam tembok diperlukan persiapan
bahan yang akan dipasang. Bahan-bahan ini pasti bahan yang telah disahkan oleh
peraturan yang terkait (PUIL).
Bahan-bahan tersebut antara lain:
Pipa Instalasi Listrik
Yang dimaksud dengan instalasi llistrik yang digunakan adalah pipa union
yang terbuat dari besi/baja yang mempunyai tebal sekurang-kurangnya 0,7 mm atau
bahan lain yang dapat memberi perhitungan sama dengan pipa union. Pada
umumnya pemasangan dengan pipa sorong (union buis) seperti terlihat pada
gambar.
Gambar pemasangan kabel ke lampu (fitting plafon).

CARA MENGINSTALASI LISTRIK


1. Pembuatan gambar tata letak komponen dan penandaan pada papan rangkaian
sebelum memulai pekerjaan instalasi, terlebih dulu membuat gambar penandaan
tata letak komponen instalasi listrik beserta jalur pengawatannya pada papan
instalasi supaya sesuai dengan gambar kerja.
2. Pemasangan pipa dengan klem, doos tempat sambungan, stop kontak, saklar,
fitting. Jarak pemasangan klem pada pipa harus diatur sedemikian supaya
kelihatan rapi dan indah, ukuran paku sekrup untuk klem disesuaikan dengan
lubang klem agar klem tidak pecah lubangnya, sehingga pipa tidak keluar dari
klem.
3. Gunakan doos dengan jumlah cabang sesuai permintaan pada gambar, tanpa
mengurangi atau membuat cabang baru. Stop kontak, saklar dan fitting disekrup
pada papan yang telah diberi gambar penandaan (penyekrupan jangan kencang
dulu).
4. Pada pekerjaan pengawatan dilakukan pengupasan dan pemotongan kabel
dengan tang potong dan tang kupas atau pisau. Pada pemotongan dan
pengupasan kabel tersebut, maka bagian inti (penghantar) tidak boleh tergores
supaya kekuatan mekanis dan daya hantar listriknya tidak berkurang.
5. Penyambungan kabel di titik sambung sekering, stop kontak, saklar, fiting dibuat
mata itik (mata kabel) pada ujung kabel dan mata kabel tersebut disekrup pada
titik sambung (titik kontak) tersebut. Menyekrup mata kabel dititik kontak harus
kencang supaya mata kabel menempel kuat sehingga kabel tidak lepas.
Penyambungan di doos harus sambungan ekor babi, panjang kabel harus
dilebihkan (jangan dipres) supaya kalau terjadi kabel putus pada sambungan
ekor babi maka bisa disambung lagi tanpa harus mengganti kabel baru. Setelah
penyambungan kabel pada komponen listrik tersebut selesai, komponen yang
telah disekrup di papan dikencangkan. Cara menyekrup menggunakan obeng
supaya komponen tidak pecah (bukan menggunakan paku).
6. Mengecek tahan isolasi kabel. Setelah pekerjaan instalasi selesai, maka tahan
isolasi kabel pada rangakaian harus dicek apakah memenuhi syarat atau tidak.
Besar tahanan isolasi minimal yang diijinkan PUIL (Peraturan Umum Instalasi
Listrik) sama dengan 1000X tegangan terpasang pada rangkaian.

Anda mungkin juga menyukai