Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN

SEMANGATKERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SDN 1


SANGUBANYU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian


Dosen : Unggul Pambudi St., M.Pd., I

OLEH :
NUR CHOTTIMAH
(20311026)

D III AKUNTANSI
POLITEKNIK PIKSI GANESHA INDONESIA
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Unggul Pambudi St., M.Pd., I selaku dosen mata
kuliah metodologi penelitian yang telah memberikan bimbingan, saran, dan
dukungan selama penulis menyusun tugas akhir ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan sejawat yang telah membantu dalam menyusun
tugas akhir ini. Terima kasih juga kepada keluarga yang telah memberikan
dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini berjudul " Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Dan
Semangat Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SD Sanguabanyu” yang
bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan semangat kerja
terhadap kinerja guru di SDN 1 Sangubanyu.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru
dalam meningkatkankinerjanya. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih
terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis berharap agar hasil
penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat.

Kebumen, 25 Desember 2022


Penulis

Nur Chottimah
NPM : 20311026

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
ABSTRACT..................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................5
1.1 Latar Belakang....................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................8
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................8
BAB II : KAJIAN TEORI..........................................................................10
2.1 Lingkungan kerja.............................................................................10
2.2 Semangat kerja.................................................................................11
2.3 Kinerja Guru.....................................................................................13
BAB III : METODE PENELITIAN..........................................................14
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................14
3.2 Lokasi Penelitian...............................................................................14
3.3 Waktu dan Tempat...........................................................................14
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran............................................15
3.5 Analisis Data......................................................................................16
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................17
4.1 Hasil Analisi Deskriptif....................................................................17
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...................................................20
5.1 Kesimpulan........................................................................................20
5.2 Saran..................................................................................................20

iv
ABSTRACT

Good work environment and morale greatly affect employee performance.


Employees will feel comfortable and more enthusiastic if the company has a good
work environment and work motivation. This study aims to explain the influence
of work environment variables and work enthusiasm on the performance of
teachers in elementary schools in Buluspesantren District, Kebumen Regency.
The type of research used is explanatory research. Data analysis in this study used
descriptive analysis and inferential analysis of the SPSS program. The advice
given by the author to the company is that the company should further improve
the work environment and work motivation so that the performance of employees
in the company can increase.
Keywords: Work Environment, Work Enthusiasm, Teacher Performance

ABSTRAK

Lingkungan kerja dan semangat kerja yang baik sangat mempengaruhi kinerja
guru. guru akan merasa nyaman dan lebih semangat apabila sekolah memiliki
lingkungan kerja dan semangat kerja yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh variabel lingkungan kerja dan semangat kerja terhadap
kinerja guru pada sekolah dasar di Kecamatan Buluspesantren Kabupaten
Kebumen. Jenis penelitian yang digunakan bersifat penjelasan (explanatory
research). Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan
analisis inferensial program SPSS. Saran yang diberikan penulis kepada sekolah
adalah sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan lingkungan kerja dan
semangat kerja agar kinerja guru dalam sekolah dapat meningkat.

Kata kunci: Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Kinerja Guru

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dalam mencapai tujuan
yang diharapkan dari suatu organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, perilaku dan
kinerja pegawai agar dapat berkontribusi secara optimal terhadap pencapaian
tujuan organisasi (Jakfar & Kamin, 2017)]. Organisasi harus dapat
mengoptimalkan kinerja pegawai sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
SDM yang berkualitas dihasilkan oleh lembaga pendidikan yang merupakan
penyelenggara pendidikan formal. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan
pengembangan SDM yang unggul. Kinerja guru sangat penting dalam
pelaksanaan program pendidikan nasional.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjadi
dasar bagi langkah-langkah penguatan keberadaan tenaga kependidikan yang
profesional. Mutu profesi guru senantiasa berupaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Akreditasi Guru merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan
kualitas guru agar pembelajaran di sekolah bermutu. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa peningkatan kualitas guru dibarengi dengan peningkatan
kesejahteraan guru, sehingga kualitas pembelajaran dan kualitas pengajaran akan
terus meningkat, dan pada akhirnya tujuan pendidikan akan tercapai. Keberhasilan
sistem pendidikan suatu negara dapat dilihat dari kinerja pendidinya.
Prestasi adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja seorang guru di
sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan sekolah.
Kinerja seorang guru diakui oleh siswa atau orang tua siswa. Untuk itu, guru
harus benar-benar kompeten di bidangnya dan juga harus mampu memberikan
pelayanan yang terbaik. Kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran, melakukan
kegiatan pembelajaran, mengevaluasi dan mengevaluasi pembelajaran. Untuk
mencapai hal tersebut diperlukan unsur pendukung, termasuk tenaga guru yang

7
profesional. Guru profesional adalah orang yang memiliki keahlian dan keahlian
khusus di bidang pendidikan sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan semaksimal mungkin. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja guru adalah etos kerja.
Semangat kerja sangat penting dalam pelaksanaan tugas seorang guru.
Moralitas adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar dan tanpa paksaan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan efektif. Menurut Sri Widodo (2015: 104),
misalnya, jika tingkat ketidakhadiran rendah, pergantian karyawan rendah, dan
produktivitas kerja meningkat, guru atau karyawan akan dapat membuat sesuatu
yang lebih baik dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, mungkin hanya
muncul dari keyakinan bahwa seseorang dapat melakukannya. dengan moral yang
tinggi tentunya akan memiliki sikap positif seperti loyalitas, kegembiraan,
kerjasama, kebanggaan, kepatuhan terhadap komitmen, dan etos kerja. Berbeda
dengan karyawan berpangkat rendah, karyawan ini cenderung menunjukkan
perilaku pasif seperti berdebat, gelisah di tempat kerja, dan ketidaknyamanan.
Pengaturan kerja yang baik bagi karyawan atau bawahan maupun individu
dan kelompok (Hartati & Soenarmi, 2020). Jenis lingkungan kerja ada dua jenis
yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja
fisik mencakup semua kondisi fisik yang ada di sekitar tempat kerja yang dapat
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi karyawan, sedangkan
lingkungan kerja non fisik meliputi: Meliputi semua situasi yang timbul
sehubungan dengan hubungan kerja dengan atasan atau rekan kerja, atau dengan
karyawan. Lingkungan kerja sangat penting bagi kinerja guru di sekolah. Untuk
meningkatkan kinerja guru di sekolah, lingkungan kerja harus ditata agar guru
dapat fokus dalam melaksanakan tugas yang diberikan dan bertanggung jawab.
Untuk memberikan latar belakang, penulis melakukan observasi saat
melaksanakan tugas di SDN 1 Sangubanyu. SDN 1 Sangubanyu berada diwilayah
Kecamatan Buluspesantren, Desa Sangubanyu tepatnya. Fasilitas yang ada terdiri
dari ruang staf, enam ruang kelas, toilet untuk staf dan siswa, dapur, tempat
parkir, mushola, dan gedung perpustakaan. Ini semua terkait dengan lingkungan
kerja. Lingkungan kerja mencakup semua alat dan bahan yang ditemui seseorang,
lingkungan di mana seseorang bekerja, metode kerja, hubungan kerja antara

8
supervisor dan rekan kerja atau bawahan, dan pengaturan kerja (baik individu
maupun kelompok). (Hartati & Soenarmi, 2020). Secara umum sifat lingkungan
kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik meliputi semua kondisi fisik di tempat
kerja yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi karyawan,
sedangkan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja sangat krusial bagi
kinerja pendidik pada sekolah. Untuk mempertinggi kinerja pendidik pada
sekolah, lingkungan kerja wajib didesain sedemikian rupa sehingga pendidik
memiliki komitmen, tanggungjawab atas tugas yang diamanatkan.
Jika melihat dari kajian sebelumnya Afinda (2019) bahwa lingkungan kerja,
semangat kerja, kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja guru. Dukungan kajian sama lingkungan kerja memberikan sumbangan
pengaruh sebesar 90,6% terhadap semangat kerja (Nova Safrina, 2019). Pendapat
lainya adalah lingkungan kerja yang baik maka semangat kerja pegawai juga baik
(Andi Nursyafriani, 2019).
Hasil observasi yang dilakukan penulis selama melakukan kegiatan
Kampus Mengajar membuat penulis mengetahui bahwasannya para guru yang
ada di SDN 1 Sangubanyu belum melakukan disiplin kerja dengan baik. Hal ini
terlihat pada saat guru datang ke sekolah ada beberapa guru yang sering telat. Ini
tentu berpengaruh dalam proses pembelajaran. Bahkan terkadang ada kelas yang
kosong ditinggal begitu saja tanpa ada pelajaran yang diberikan. Hal ini tentu
memprihatinkan terlebih, pendidikan hal penting. Terlebih mereka adalah pilar
penerus bangsa ini. Karena hal ini siswa siswi terkadang tidak patuh dan abai
terhadap peraturan yang ada. Ini merupakan salah satu dampak negatif dari
ketidakdisiplinan guru tersebut. Melalui kegiatan sebelumnya penulis juga tertarik
untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan semangat kerja terhadap kinerja
guru SD di Kecamatan Buluspesantren.
Hal tersebut bisa saja terjadi karena semangat kerja yang kurang.
Semangat kerja sangat penting dalam mendukung menjalankan tugas seorang
guru. Dimana apabila semangat kerja kurang maka, akan berpengaruh terhadap
kinerjanya. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian sebagai bahan dasar penyusunan tugas akhir dengan judul “Analisis

9
Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Guru
Di SD Sanguabanyu”

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pernyataan sebagai
berikut :
a. Seberapa baik lingkungan kerja Guru di SDN 1 Sangubanyu ?
b. Seberapa baik semangat kerja Guru di SDN 1 Sangubanyu ?
c. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap semangat kerja SDN 1
Sangubanyu?
d. Apakah secara bersama-sama lingkungan kerja dan semangat kerja memiliki
pengaruh terhadap kinerja guru SDN 1 Sangubanyu?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui seberapa baik lingkungan kerja Guru di SDN 1
Sangubanyu
b. Untuk mengetahui seberapa baik semangat kerja Guru di SDN 1 Sangubanyu
c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap
semangat kerja Guru di SDN 1 Sangubanyu.
d. Untuk mengetahui secara simultan apakah lingkungan kerja dan semangat
kerja memiliki pengaruh.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bersifat komplementer dan bertujuan untuk menambah
wawasan peneliti khususnya di bidang sumber daya manusia yang berkaitan
dengan lingkungan kerja, moral dan kinerja guru di SDN 1 Sangubanyu.
b. Bagi pihak SDN 1 Sangubanyu.
Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan perbaikan
sekolah secara keseluruhan, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi peningkatan semangat mengajar guru di SDN 1 Sangubanyu.

10
c. Bagi Politeknik Piksi Ganesha Indonesia
Selain literatur tentang aplikasi layanan pendidikan yaitu dampak
lingkungan kerja dan semangat kerja di SDN 1 Sangubanyu.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin mendalami objek yang sama.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan kepada pihak-
pihak lain yang berkepentingan yang ingin melakukan penelitian dengan
masalah yang sama di masa yang akan datang.

11
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Lingkungan kerja
a. Pengertian Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan salah faktor penting dalam menciptakan
kinerja guru baik ataupun buruk. Faktor lingkungan kerja mempunyai pengaruh
langsung terhadap kinerja guru di dalam menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya saat bekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya. Suatu
kondisi lingkungan dikatakan baik apabila guru dapat melaksanakan kegiatan
atau pekerjaan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Oleh karena itu
menentukan dan menciptakan suatu lingkungan kerja yang baik akan dapat
menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diharapkan sekolah.
Menurut Nitisemito (2006:183), lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan kewajibannya sebagai guru. Sedangkan menurut Terry (2006:23)
lingkungan kerja dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang dapat
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja
guru atau organisasi dalam suatu sekolah.
b. Jenis-jenis Lingkungan Kerja
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan dan dipengaruhi oleh faktor fisik, kimia, biologis, fisiologis, mental,
dan sosial ekonomi. Lingkungan kerja fisik yang baik membuat guru merasa
nyaman dalam bekerja. Rasa nyaman yang timbul dalam diri seseorang mampu
meningkatkan kinerja dalam diri seseorang tersebut. (Nitisemito 1998:86)
2) Unsur-unsur Lingkungan Kerja Fisik
Kondisi lingkungan kerja fisik dari suatu sekolah atau organisasi haruslah
nyaman dan menyenangkan. Lingkungan kerja dapat dibagi dalam dua kategori,
yaitu: (Sedarmayanti, 2009:26)
a) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai (seperti:
pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya).

12
b) Lingkungan kerja perantara atau lingkungan kerja umum. Lingkungan
kerja perantara dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi
kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembapan, sirkulasi udara,
pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-
lain.
3) Lingkungan Kerja non Fisik
Sedarmayanti (2009:31) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik
adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik
dengan sesame rekan kerja, bawahan, dan atasan. Lingkungan kerja non fisik ini
juga merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan karena dapat
mempengaruhi kinerja guru. Lingkungan kerja non fisik adalah kondisi lain dari
lingkungan fisik yang berkaitan dengan hubungan kerja antara seluruh guru
yang bekerja di sekolah yang sama. Jadi sekolah harus menciptakan keadaan
atau kondisi kerja yang bersifat kekeluargaan, komunikasi yang baik serta
pengendalian diri. Sugito dan Sumartono (2005:148)
4) Unsur-unsur Lingkungan Kerja non Fisik
Menurut Cokroaminoto (2007:1) unsurunsur dalam lingkungan kerja non
fisik meliputi banyak hal, salah satunya adalah struktur tugas dalam sebuah
organisasi atau sekolah. Pengawasan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui hasil kerja dari pihak yang diawasi. Adanya tingkat
pengawasan kerja yang baik akan sangat menunjang produktivitas kerja guru.
Guru akan lebih terpacu dalam melakukan tugas-tugasnya sebagai akibat dari
pengawasan kerja.
2.2 Semangat kerja
a. Pengertian Semangat kerja
Menurut Robins (2003:214) “ semangat kerja sebagai proses yang
berperan pada intensitas, arah dan lamanya berlangsung upaya individu untuk
mencapai hal yang spesifik dengan tujuan individu.” Semangat kerja pada diri
guru sangatlah diperlukan untuk menunjang kinerja guru tersebut. Adanya
kinerja guru yang tinggi dalam suatu sekolah akan membantu mencapai tujuan
dari sekolah tersebut.

13
Semangat kerja adalah suatu keadaan yang mendorong diri seseorang
untuk membuat dirinya menciptakan semangat kerja agar dapat bekerja dengan
inovatif dan kreatif dalam upaya untuk tercapainya tujuan dari sekolah.
Semangat kerja yang dimiliki guru merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan dari tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b. Teori-teori Semangat kerja
Tumbuhnya motivasi pada seorang guru adalah untuk pemenuhan akan
kebutuhan, karena setiap guru memiliki kebutuhan yang berbeda. Biasanya guru
akan memenuhi kebutuhan yang mereka utamakan terlebih dahulu, setelah
kebutuhan utamanya sudah terpenuhi, maka mereka akan memenuhi kebutuhan
berikutnya. Semakin banyak kebutuhan yang guru ingin penuhi, maka tingkat
motivasi guru dalam bekerja akan semakin tinggi. Rivai (2011:840)
1) Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu
mempunyai kebutuhan tiga hirarki dalam buku Rivai (2011:844) yaitu : ekstensi
(E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G).
2) Teori Motivasi X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal
yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar
mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori
tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan
atas dasar teori X.
c. Jenis-jenis Semangat kerja
Secara garis besar dalam melakukan suatu pekerjaan diperlukan suatu
gairah atau semangat kerja untuk melakukan tugas dan menjalankan
kewajibannya yang merupakan kemauan dan kesenangan yang mendalam
terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Pentingnya pemahaman tentang perilaku
manusia akan membuat seseorang lebih mudah untuk termotivasi. Hasibuan
(2007:150)

14
2.3 Kinerja Guru
a. Pengertian kinerja Guru
Kinerja guru sering diidentikkan dengan prestasi kerja. Dalam suatu
organisasi kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja merupakan kuantitas dan
kualitas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh guru sebagai hasil dari
kemempuan dan usaha. Sedangkan kemempuan itu sendiri, dapat tercapai bila
seseorang mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan, keterampilan
merencanakan, keterampilan mengorganisasi, serta kemempuan dalam
berhubungan antar pribadi, dan kelompok. (Rivai, 2005:342)
b. Pengukuran Kinerja Guru
Penilaian kinerja tidak sekedar menilai, pada aspek apa guru kurang atau
lebih, tetapi lebih dari itu. Melalui penilaian itu dapat diketahui apakah
pekerjaan itu sudah sesuai atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah
ditetapkan sebelumnya baik dilihat dari kuantitas, kualitas maupun ketepatan
waktu. (Dharma, 2003:355)
c. Faktor-faktor yang memepengaruhi Kinerja Guru
Teori tentang kinerja adalah teori tentang proses tingkah laku seseorang
sehingga ia menghasilkan sesuatu yang manjadi tujuan dari pekerjaan. Menurut
(Siagian, 2008:157) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu: (1) Faktor Motivasi, (2) Faktor
Kemempuan, dan (3) Faktor Ketepatan Penugasan.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian penjelasan
(explanatory research). Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan itu dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan tersebut dapat diamati oleh indra
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan.
Alasan memilih jenis penelitian penjelasan explanatory research adalah
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dengan hipotesis tersebut diharapkan
dapat menjelaskan hubungan dan pengaruh antara variabel. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian
jenis ini, selanjutnya dilakukan analisis pengaruh antara variabel-variabel yang
telah dirumuskan, yaitu variabel lingkungan kerja dan variabel semangat kerja
terhadap variabel kinerja guru.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah tempat penelitian dilakukan. Penelitian ini
akan dilaksanakan di SDN 1 Sangubanyu Kecamatan Buluspesantren. Lokasi
tersebut dipilih dengan pertimbangan untuk mengetahui pengaruh lingkungan
kerja serta semangat kerja guru terhadap kinerja guru.
3.3 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober- Desember 2023 dan masih
bisa bertambah sesuai dengan kebutuhan peneliti.

16
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran
Indikator dalam penelitian ini yaitu:
a. Lingkungan Kerja (X1)
adalah segala sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi guru dalam menjalankan pekerjaannya.
1) Penerangan
2) Kebersihan
3) Suara
4) Keamanan
5) Sirkulasi Udara
6) Struktur Tugas
b. Semangat kerja (X2)
adalah kondisi yang menggerakkan guru agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya. Indikator dan item-item penelitian meliputi :
1) Eksistensi (Existence)
2) Keterkaitan (Relatedness)
3) Pertumbuhan (Growth)
c. Kinerja Guru (Y) adalah hasil dari aktivitas kerja guru baik secara kuantitas,
kualitas dan ketepatan waktu sesuai dengan standar. Indikator dan item-item
penelitian meliputi :
1) Kuantitas Kerja
2) Kualitas kerja
3) Ketepatan waktu
b. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang di gunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Skala Likert adalah skala yang biasa digunakan dalam penelitian dan
memiliki probabilitas tepat tertinggi dibandingkan skala yang lain, skala ini
dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena tertentu Siregar (2013:25). Skala pengukuran
yang digunakan untuk mengukur indikator-indikator pada variabel dependen,
variable intervening, dan variabel independen tersebut adalah dengan

17
menggunakan Skala Likert (1-5) yang mempunyai lima tingkatan preferensi
jawaban masing-masing pada skor 1-5.
3.5 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Analisis Deskriptif
Analisi ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi, Sugiyono (2010:206). Data yang terkumpul selanjutnya akan
diteliti dan diolah kemudian didistribusikan ke dalam tabel, setelah itu dilakukan
pembahasan secara deskriptif angka-angka dan presentase.
b. Analisis Inferensial
1) Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Arikunto (2010:339), analisis regresi linier berganda merupakan
sauatu analisis yang menjelaskan tentang hubungan antara satu dependent
variable dengan dua atau lebih independent variable.
c. Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
2) Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisi Deskriptif


a. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru
Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru,
ditunjukkan dengan nilai signifikansi t lebih kecil dari α = 0,5 (0,001<
0,05) dan merupakan variabel dominan dengan nilai koefisien beta sebesar
0,378 yang lebih besar dibandingkan faktor semangat kerja (X 2). Hal ini
sesuai dengan penelitian Lingga (2008) yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara variabel lingkungan kerja dengan kinerja
guru, baik secara parsial maupun simultan. Lingkungan kerja yang baik
adalah lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan bagi guru untuk
melakukan aktivitas pekerjaannya yang pada akhirnya mempengauhi
kinerja para guru tersebut. Lingkungan kerja yang baik dan
menyenangkan dapat meningkatkan gairah dan semangat kerja guru dalam
suatu sekolah. Hal ini akan berdampak positif terhadap kinerja guru,
sehingga pelaksanaan produksi dalam suatu sekolah akan berjalan dengan
baik dan sekolah mampu mencapai target yang diharapkannya.
Kondisi lingkungan kerja mencakup perlengkapan dan fasilitas kerja
(lingkungan kerja fisik) dan lingkungan kerja non fisik yaitu antara lain
suasana kerja dan lingkungan tempat kerja. Jika kondisi tersebut kurang
baik maka akan menimbulkan lingkungan yang kurang menyenangkan
sehingga rasa kejenuhan dan kelelahan sering terjadi. Dampak dari
lingkungan kerja yang kurang baik adalah menurunnya loyalitas guru
terhadap sekolah, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat
kinerja guru. Menurunnya tingkat kinerja guru akan berimbas pada
terhambatnya usaha ataupun rencana yang telah ditentukan sekolah
sebelumnya, sehingga tujuan dari sekolah tidak dapat tercapai.
Sebagaimana diketahui bahwa kinerja para guru dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

19
diantaranya adalah lingkungan kerja. Faktor lingkungan kerja merupakan
faktor yang sangat penting oleh karena itu lingkungan kerja harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga mempunyai pengaruh yang positif.
Penciptaan lingkungan kerja yang baik bertujuan untuk menjaga
kesehatan guru. Lingkungan kerja yang nyaman, bersih, dan aman akan
mampu meningkatkan kinerja guru dalam suatu sekolah.
b. Pengaruh Semangat kerjaTerhadap Kinerja Guru
Semangat kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Guru
yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan memiliki dorongan untuk
mau menggunakan seluruh kemampuannya untuk bekerja. Ditunjukkan
dengan nilai signifikansi t lebih kecil dari α = 0,5 (0,002 < 0,05) dan
memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,275. Hal ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Inayah Rokhimah (2006) yang
mengungkapkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara variabel
semangat kerja terhadap kinerja guru baik secara parsial maupun simultan.
Semakin tinggi bentuk motivasi yang diberikan maka semakin tinggi pula
tingkat prestasi yang ada.
Guru yang termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan akan
memiliki semangat untuk mengerjakan tugasnya, dengan demikian guru
akan dapat mencapai kinerja. Pemberian motivasi yang tinggi akan
mempengaruhi tingkat kinerja guru menjadi lebih baik. Begitu pula
sebaliknya, apabila pemberian motivasi terhadap guru rendah maka
tingkat kinerja guru terhadap sekolah juga akan rendah.
c. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Semangat kerja Terhadap Kinerja
Guru
Hasil analisis menunjukkan bahwa semangat kerja dan lingkungan
kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel lingkungan kerja dan
semangat kerja memberikan kontribusi terhadap kinerja guru sebesar
37,1%. Artinya variabel kinerja guru dipengaruhi oleh variabel
lingkungan kerja dan semangat kerja sebesar 37,1% dan sisanya 62,9%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar dua variabel bebas yang diteliti.

20
Aspek lingkungan kerja dan semangat kerja adalah salah satu kunci utama
dalam pencapaian tujuan bersama yang diharapkan. Sekolah akan dapat
berjalan sesuai harapan jika faktor lingkungan kerja dan semangat kerja
dapat terpenuhi dengan baik.
Kondisi lingkungan kerja sangat menentukan kinerja guru, hal ini
didukung dari jawaban responden yang menyatakan bahwa responden
merasa pencahayaan tempat kerja sudah baik, penerangan di obyek kerja
cukup baik, lampu tempat kerja berfungsi dengan baik, ventilasi udara
berfungsi dengan baik, sirkulasi udara yang cukup di ruang kerja, suhu
udara ruang kerja yang nyaman, adanya tempat sampah di ruang kerja,
dan peralatan kerja yang bersih dan lengkap. Apabila kondisi lingkungan
kerja tetap dipertahankan atau ditingkatkan kualitasnya, maka para guru
akan merasa bahwa tempat kerja merupakan suatu tempat yang nyaman
dan menyenangkan dalam menjalankan aktivitas kerjanya, sehingga hal
ini akan berpengaruh terhadap tingkat kinerja guru.
Kinerja guru yang baik harus didukung oleh beberapa faktor selain
lingkungan kerja yang baik, tingkat pemberian semangat kerja yang baik
dari atasan kepada bawahannya juga harus diperhatikan. Sumber motivasi
seseorang berbeda-beda, karena tidak ada manusia yang sama persis
antara satu sama lain. Akan tetapi yang terpenting adalah dengan motivasi
yang dimilikinya itu, orang atau guru tersebut akan lebih mempunyai
ketahanan dan kekuatan untuk mencapai apa yang diinginkannya. Bagi
seorang guru yang bekerja di dalam organisasi atau sekolah, motivasinya
untuk mencapai tujuan organisasi atau sekolah akan membuatnya
bersemangat untuk melaksanakan pekerjaannya. Jika guru bersemangat
dalam bekerja, maka kinerjanya akan meningkat.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,


maka dapat ditarik kesimpulan dan saran yang dapat direkomendasikan sebagai
bahan pertimbangan bagi Sekolah untuk lebih meningkatkan kondisi lingkungan
kerja dan semangat kerja agar kinerja guru lebih meningkat. Keadaan
lingkungan kerja dan semangat kerja terhadap kinerja guru yang telah
dipaparkan diharapkan tidak menjadi hambatan untuk kemajuan sekolah tetapi
menjadi dorongan agar sekolah ke depannya menjadi lebih baik, maju,
berkembang, dan kreatif.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan menggunakan statistik
inferensial (regresi linier berganda) maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Variabel lingkungan kerja (X1) dan variabel semangat kerja (X2) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja guru (Y).
b. Dilihat dari hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dengan
uji t diketahui variabel lingkungan kerja (X 1) dan variabel semangat kerja
(X2) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
guru (Y).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat
dikemukakan beberapa saran, antara lain:
a. Variabel lingkungan kerja yang diterapkan di SDN 1 Sagubanyu Kec.
Buluspesantren Kab. Kebumen secara umum sudah sangat baik, namun ada 2
item yang perlu mendapat perbaikan yakni berfungsinya ventilasi udara
diruang kerja guru dan item sirkulasi udara pada ruang kerja guru. Hal ini
dapat diperbaiki dengan cara sekolah perlu lebih memperhatikan fungsi
ventilasi udara di ruang kerja guru serta penempatan ventilasi udara yang

22
sesuai, sehingga sirkulasi udara di dalam ruang kerja dapat berjalan dengan
lancar dan ruang kerja sekolah menjadi lebih nyaman.

23
DAFTAR PUSTAKA

Nuryasin, I., Musadieq, M. and Ruhana, I., 2016. Pengaruh Lingkungan Kerja


Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang). Brawijaya
University.
Assagaf, S.C.Y. and Dotulong, L.O., 2015. Pengaruh Disiplin, motivasi dan
semangat kerja terhadap produktivitas kerja pegawai dinas pendapatan
daerah kota manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi, 3(2).
Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
Kelima. Cetakan Keduabelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hasibuan, M.S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mathis, Robert.L. dan Jackson, J.H. 2006. Human Resource Management.
Jakarta: Alih Bahasa Salemba Empat.
Nitisemito, A.S. 2002. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya
Manusia). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nuraida, I. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Prasetyo, B dan Jannah M. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Sekolah. Dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2003. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jilid 2. Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar Maju.

24

Anda mungkin juga menyukai