Anda di halaman 1dari 23

KEPUASAN KERJA KEPALA SEKOLAH UPTD SATDIK SD NEGERI

SUKAMAKMUR 02

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Manajemen


Dosen pengampu : Dr. Mu’alimin, S.Ag., M.Pd.I

Disusun Oleh:
1. Mudya Fahira, MT 202101030089
2. Faridatul Magviroh 202101030074
3. Mohammad Rendi Hidayatullah 202101030060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul

Kepuasan Kerja Kepala Sekolah UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02 ini

tepat waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk

menyelesaikan tugas pada mata kuliah Psikologi Manajemen. Selain itu, laporan

penelitian ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan

juga bagi penulis,

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mu’alimin, S.Ag.,

M.Pd.I selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas laporan penelitian

ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Kami

menyadari, laporan penelitian yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi

kesempurnaan tugas laporan penelitian ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Fokus Penelitian...........................................................................................................5
1.3 Tujuan penelitian..........................................................................................................6
1.4 Manfaat penelitian........................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................7
2.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah...................................................................................7
2.2 Peran Kepala Sekolah..................................................................................................9
2.3 Kepuasan Kerja..........................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................12
METODE PENELITIAN.................................................................................................12
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................................12
3.2 Obyek Penelitian........................................................................................................12
3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................13
3.4 Teknik Analisis Data..................................................................................................14
BAB IV............................................................................................................................15
PEMBAHASAN..............................................................................................................15
4.1 Gambaran Umum.......................................................................................................15
4.1.1 Profil UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02.................................................15
4.1.2 Struktur Organisasi UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02..........................15
4.2 Keadaan Sarana dan Prasarana...................................................................................16
4.3 Pembahasan................................................................................................................16
BAB V.............................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekolah merupakan salah satu organisasi yang tidak hanya menjadi tempat
untuk memberi pelajaran dan menerima pelajaran, tetapi juga menjadi tempat
untuk sekelompok orang yang melakukan hubungan kerja sama yaitu, kepala
sekolah, tenaga pendidik atau guru, tenaga kependidikan atau tenaga
administrasi, pustakawan, serta peserta didik. Adanya hubungan kerjasama
yang baik dari sekelompok orang yang ada pada suatu sekolah dapat
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Sebagai
contoh bagaimana peran kepemimpinan dan usaha seorang kepala sekolah
untuk dapat meningkatkan kinerja guru-gurunya agar pendidikan di sekolah
tersebut dapat berjalan dengan baik.

Kepuasan kerja merupakan impian dan harapan setiap guru, akan tetapi
banyak faktor yang menyebabkan puas atau tidak puasnya seorang guru
dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar dan pendidik. Faktor-faktor
tersebut adalah lingkungan kerja, disiplin kerja, gaji/honor, hubungan guru
dengan guru, hubungan guru dengan kepala sekolah, hubungan guru dengan
siswa, motivasi, pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru,
pengetahuan tentang komunikasi. Semua faktor tersebut langsung atau tidak
langsung berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Sikap guru terhadap
pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut dalam menjalankan aktivitas
kerjanya. Hal ini berkaitan dengan keyakinan seorang guru mengenai
pekerjaan yang diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada guru tersebut untuk membuat respon atau
berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya. Bilamana seorang guru
memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, maka sudah tentu guru akan
menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik
dengan penuh tanggung jawab, sebaliknya seorang guru yang memiliki sikap
negatif terhadap pekerjaannya, maka dia hanya akan menjalankan fungsi dan

4
kedudukannya sebatas rutinitas saja. Untuk itu perlu ditanamkan sikap positif
guru terhadap pekerjaan. Guru yang memiliki sikap positif terhadap
pekerjaan, sudah tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik
terhadap pekerjaannya dan memiliki motivasi kerja yang tinggi, yang akan
dicerminkan oleh seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan
memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Sikap positif maupun negatif
dari seorang guru terhadap pekerjaannya ini tergantung dari guru
bersangkutan dan kondisi lingkungan
Kepala sekolah dan guru adalah personil yang sangat berperan dalam
menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Menurut Wahjosumidjo
keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan
efektivitas penampilan sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin
sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di
sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah
signifikan bagi keberhasilan sekolah. Wahjosumidjo juga menyatakan bahwa,
Penampilan kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan
yang diberikan oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, secara kualitatif
maupun kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan
sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah ditentukan oleh faktor kewibawaan,
sifat dan keterampilan, perilaku maupun fleksibilitas pemimpin. Agar fungsi
kepemimpinan kepala sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya
sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan situasi maka diperlukan
seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan profesional yaitu:
kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan
profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan

1.2 Fokus Penelitian


Fokus penelitian memuat rincian pertanyaan tentang cakupan atau topik-
topik yang akan diungkap atau digali dalam penelitian. Fokus penelitian
merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi dan
analisa hasil penelitian lebih terarah. Oleh sebab itu, digunakanlah indikator-
indikator agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas dan pada akhirnya
tidak sesuai dengan apa yang menjadi judul penelitian.

5
Untuk mengetahui Kepuasan Kerja Kepala Sekolah, maka yang menjadi fokus
penelitian, sebagai berikut:
a. Kepemimpinan kepala sekolah
b. Sikap kepala sekolah terhadap pekerjaan

1.3 Tujuan penelitian


Sejalan dengan fokus penelitian yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Sukamakmur 02
b. Mengetahui sikap kepala sekolah terhadap pekerjaan di SD Negeri
Sukamakmur 02

1.4 Manfaat penelitian


Dalam hal ini, penelitian ini berguna bagi pendidikan, beberapa manfaat
yang dapat diambil dari penelitian ini baik dari segi teoritis maupun dari segi
praktis yaitu:
1. Secara Teoritis
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang peran kepala
sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui konsep
manajemen berbasis sekolah, serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian
lanjutan dalam dunia pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah dapat memberikan masukan untuk membuat suatu
perencanaan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
melalui konsep manajemen berbasis sekolah.
b. Bagi kepala sekolah, penelitian ini sebagai bahan informasi dalam
meningkatkan mutu pendidikan dalam kepuasan kerja sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah.
c. Bagi peneliti dapat mengetahui lebih dalam kepuasan kerja kepala
sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan melalui konsep
manajemen berbasis sekolah

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah


Leader atau leadership adalah pemimpin yang berasal dari kata to lead
yang artinya pimpin. Beberapa pengertian yang erat kaitannya dengan kata
“pimpin” ini adalah memelopori berjalan di depan, menuntun, membimbing,
mendorong, mengambil langkah besar atau prakasa pertama, bergerak lebih awal,
berbuat lebih dahulu memberi contoh, menggerakkan orang lain melalu pengaruh
yang besar dan sebagainya

Kepemimpinan merupakan keingin manusia yang besar untuk dapat


menjadi penggerak potensi dalam suatu organisasi. Selain itu, kepemimpinan juga
merupakan hal yang paling terkenal dari suatu keberhasil atau kegagalan dari
suatu organisasi atau kelompok (Sagala, 2006, hal. 145) Menurut Vaughan dan
Hogg (Bedjo Sujanto, 2007, hal. 67) menyatakan bahwa “leadership is getting
other people to achieve the group’s goals” yang artinya kepemimpinan
merupakan usaha menggerakkan orang lain untuk dapat mencapai tujuan bersama

McFarland (2010, hal. 6) mengemukakan bahwa suatu proses dimana


pimpinan diartikan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan disebut kepemimpinan. Selain itu, Kepemimpinan merupakan
seni mengatur, megkoordinasikan dan meberi arahan kepada seluruh karyawan
atau bawahan baik itu secara individu ataupun kelompok untuk mencapai tujuan
yang diinginkan Oteng Sutisna juga menjelaskan bahwa kemampuan membuat
langkah inisiatif dalam situasi kelompok untuk menciptakan bentuk dan prosedur
baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu
membangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan.

Dari berbagai pengertian kepemimpinan di atas, pada umumnya


mengatakan bahwa kepemimpinan yakni perilaku seorang pemimpin untuk
mengarahkan, mempengaruhi, menggerakkan dan mengajak serta menjelaskan
kepada bawahan baik itu secara individu atau kelompok agar setiap anggota dalam

7
melaksanakan kegiatan agar tujuan organisasi atau kelompok dapat tercapai. Ada
juga tipe – tipe kepemimpinan, sebagai berikut :

a. Tipe otoritas

Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan,


kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasa absolut. Otokratis atau otokrat yang
berasal dari kata autos atau sendiri dan kratos atau kekuasaan. Jadi otokrat
memiliki arti penguasa absolut. Kepemimpinan otokratis berdasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang selalu dipatuhi. Pemimpinnya selalu ingin menjadi
sebagai pemain tunggal pada a one-men show. Miftah Thoha, menjelaskan
kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan
penggunaan otoritas. Selain itu Ia juga berpendapat bahwa tanggung jawabnya
sebagai pemimpin besar sekali.

Kepemimpinan otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter, Menurut Mulyadi,


pemimpin otoriter memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
1. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pemimpin
2. Konsep atau ide-ide baru berasal dari pemimpin, dan bawahan sebagai
pelaksana
3. Disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah
4. Kebijakan ditentukan oleh pemimpin sendiri dan kalau ada musyawarah
sifatnya pemberitahuan/sosialisasi
5. Kepercayaan pemimpin terhadap bawahan rendah
6. Komunikasi dilakukan satu arah dan tertutup
7. Korektif serta minta penyelesaian tugas tepat waktu
Menurut Hadari Nawawi, pemimpin otoriter berusaha menempatkan dirinya
sebagai yang terbaik dan yang berhak berkuasa, sedangkan anggota organisasi
atau bawahan tidak lebih sekedar alat atau sarana untuk merealisasikan
keputusan, kebijakan, dan kehendaknya. Dalam membuat kebijakan dan
keputusan organisasi adalah tanggung jawab pemimpin sedangkan hak dan
kewajiban bawahan adalah melaksanakan hasil berpikir atasan tanpa boleh
bertanya dan membuat kesalahan.
b. Tipe Militeristik

8
Tipe kepemimpinan militeristik berbeda sekali dengan seorang pemimpin
organisasi militer. Adapun sifat-sifat pemimpin militeristis antara lain ialah:
1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap
bawahannya
2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahannya
3. Menyenangi formalitas dan upacara-upacara ritual yang berlebihan
4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin
kadaver)
5. Tidak menghendaki saran-saran dan kritik-kritik dari bawahannya;
6. Komunikasinya hanya berlangsung searah saja
c. Tipe Paternalistik
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain
sebagai berikut:
1. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa;
2. Dia bersikap terlalu melindungi (over protective)
3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan sendiri
4. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif
5. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan
fantasi dan daya kreativitasnya
6. Selalu bersikap maha-tahu dan maha benar
d. Tipe Kharismatis
Kata “kharisma” berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti “berkat
yang terinspirasi”

2.2 Peran Kepala Sekolah


Dalam kebijakan pendidikan nasional yang ada selama ini, terdapat tujuh
peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai:
1. Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik)
Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik) yaitu dalam konteks proses
pembelajaran, kepala sekolah menunjukkan komitmenn tinggi dan fokus

9
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar yang
merupakan inti dari proses pendidikan.
2. Kepala sekolah sebagai manajer
Kepala sekolah sebagai manajer yaitu kepala sekolah melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Kepala
sekolah memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para
guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di
sekolah
3. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator yaitu kepala sekolah harus
mendayagunakan dan memberdayakan sumber daya yang ada dan yang
dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapai visi dan misi
sekolah
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor yaitu kepala sekolah secara berkala
melakukan supervisi untuk mengetahui sejauh mana guru mampu
melaksanakan pembelajaran, melalui kegiatan kunjungan kelas untuk
mengamati proses pembelajaran secara langsung
5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran dominan dalam
pengelolaan pendidikan di sekolah adalah pimpinan yang dikenal dengan
sebutan kepala sekolah. kepala sekolah memiliki tanggung jawab
melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran.
6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru
lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul yang
disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya
7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan
Kepala sekolah sebagai wirausahawan yaitu kepala sekolah seyogyanya
menerapkan prinsip-prinsip kewirausahawan dihubungkan dengan

10
peningkatan kompetensi guru sehingga dapat menciptakan pembaharuan,
keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang.

2.3 Kepuasan Kerja


Menurut Sutrisno (2016) berpendapat bahwa kepuasan kerja memiliki
pengertian yang bermacam-macam. Pertama, pengertian yang memandang
kepuasan kerja sebagai suatu reaksi emosional yang kompleks. Reaksi emosional
ini merupakan akibat dari dorongan, keinginan, tuntutan dan harapan-harapan
karyawan terhadap pekerjaan yang dihubungkan dengan realitas-realitas yang
dirasakan karyawan, sehingga menimbulkan suatu bentuk reaksi emosional yang
berwujud perasaan senang, perasaan puas, ataupun perasaan tidak puas.Kedua,
pengertian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan
terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar
karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut
faktor fisik dan psikologis.
Robbins dan Judge dalam Gusmarany (2016) mendefinisikan bahwa
“Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang
yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristik”. Kepuasan kerja
menurut Sinambela (2012, hal. 258) adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri (internal) dan yang
didukung oleh hal-hal yang dari luar dirinya (eksternal), atas keadaan kerja, hasil
kerja, dan kerja itu sendiri.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


MenurutiCreswelli(2013, ihal.350), pendekatan ipenelitian iyang
Idigunakan idalam ipenelitian iini iyaitu ipendekatan ifenomenalogi iadalah
istrategi ikualitatif idimana ipeneliti imengidentifikasi iesensi ipengalaman
imanusia itentang ifenomena iyang idiungkapkan iseorang ipartisipan idalam
isebuah ipenelitian. Peneliti memilih ifenomenlogi ikarena ijika imemilih
ietnografi iakan itidak isesuai idengan itujuan ipenelitian ikarena ietnografi
ilebih ifokus ike isebuah ikelompok ikulturan.

Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai


suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang
diteliti.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Kualitatif
maksudnya adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis akan tetapi hanya
menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.
Peneliti akan memberikan gambaran dengan secara cermat tentang fenomena
yang terjadi mengenai kepuasan kerja kepala sekolah guna memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain sebagainya secara holistik dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

3.2 Obyek Penelitian


Dalam ipenelitian ikualitatif itidak imenggunakan ipopulasi ikarena
ipenelitian ikualitatif iberangakat idari ikasus itertentu iyang iada ipada isituasi

12
isosisal itertentu idan ihasil ikajiannya itidak iakan idiberlakukan ike ipopulasi,
itetapi iditransferkan iketempat ilain ipada isituasi isosial iyang imemiliki
ikesamaan idengan isituasi isosial ipada ikasus iyang idipelajari.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu kepala sekolah itu sendiri
yang mengetahui tentang situasi dan kondisi sekolah yang dipimpinnya dan
tenaga admistrasi sekolah itu sendiri yang mengetahui masalah yang akan diteliti
oleh peneliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan,
atau menghimpun data. Setiap teknik pengumpulan data kualitatif, baik itu,
observasi wawacara, maupun dokumentasi, sama-sama mempunyai
kekurangan dan kelebihan. Oleh karenanya untuk memperkecil kemungkinan
ketidakakuratan dalam penelitian ini peneliti menggunakanbeberapa teknik
sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling
melengkapi. Teknik yang peneliti gunakan antara lain adalah:

1. Observasi yang dilakukan di UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02


adalah mengamati semua aspek yang diamati berkaitan dengan kepuasan
kerja kepala sekolah. Observasi ini dilakukan dengan turun langsung ke
lapangan untuk mengamati beberapa kegiatan dilokasi penelitian, serta
mengamati beberapa fasilitas standar yang dimiliki oleh objek penelitian.
Dimana dalam penelitian ini peneliti hanya mengamati saja dan tidak
berperan serta dalam kegiatan yang ada.

2. Wawancara (Interview), merupakan salah satu teknik dalam penelitian


dengan mendapatkan informasi dari informan dengan cara bertanya
langsung dengan narasumber. Di dalam penelitian ini wawancara
digunakan untuk menggali informasi tentang bagaimana kepuasan kerja
kepala sekolah, wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan
menggunakan telepon.

13
3. Dokumentasi dengan mempelajari dokumen-dokumen atau catatan yang
ada hubungannya dengan pokok permasalahan, mengambil beberapa data
yang diperlukan meliputi struktur organisasi sekolah,yang ada di UPTD
Satdik SD Negeri Sukamakmur 02

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta

yang ditemukan di lapangan. Langkah-langkah analisis data kualitatif

adalah reduksi data, display data, serta kesimpulan dan verifikasi.

1. Reduksi data, yaitu pemilihan relevan tidaknya antara data dengan


tujuan penelitian. Informasi dari lapangan sebagai bahan mentah
diringkas, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok
yang penting sehingga lebih mudah dikendalikan.

2. Display data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau


bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini
peneliti berupaya mengklasifikasi dan menyajikan data sesuai dengan
pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap sub
pokok permasalahan.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data, dimaksudkan untuk mencari


makna atas data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan,
persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian
dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam
penelitian tersebut. Verfikasi dimaksudkan agar penilaian tentang
kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-
konsep dasar penelitian lebih tepat dan objektif.

14
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum


4.1.1 Profil UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02
1. Nama sekolah : UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02
2. NPSN : 20523282
3. Proponsi : Jawa Timur
4. Otonomi daerah : Jember
5. Kecamatan : Ajung
6. Desa/Kelurahan : Sukamakmur
7. Jalan dan Nomor : Jl Argopuro No 34 Sukamakmur Kec
Ajung
8. Kode Pos : 68175
9. Daerah : Pedesaan
10. Status sekolah : Negeri
11. Akreditasi : Terdaftar
12. Tahun berdiri : 1981
13. Kegiatan belajar mengajar : Pagi
14. Bangunan sekolah : Milik sendiri
15. Lokasi sekolah
a. Jarak ke pusat kecamatan : 200 meter
b. Jarak ke pusat otoda : 13 km
c. Terletak pada lintasan : Kecamatan
16. Organisasi penyelenggara : Pemerintah

4.1.2 Struktur Organisasi UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02


Struktur Organisasi UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02 :
1. Kepala sekolah : Mohammad Hanafi, S.Pd
2. Komite sekolah : Mahfud
3. Tata usaha : Mohammad Ali Aziz
4. Guru kelas I : Patmini indasari, S.Pd
5. Guru kelas II : Faduratul Anna T, S.Pd

15
6. Guru kelas III : Anna Damayanti, S.Pd
7. Guru kelas IV : Siti Muhanah, S.Pd
8. Guru kelas V : Nur Afidah, S.Pd
9. Guru Kelas VI : Suyut Ustadi, S.Pd
10. Guru agama : Hamidah, S.Pd.I
11. Guru penjaskes : Eko Sugiantoro, S.Pd
12. Penjaga sekolah : Misni Anggriawan

4.2 Keadaan Sarana dan Prasarana


Untuk dapat menunjang kegiatan belajar dan mengajar di UPTD Satdik SD
Negeri Sukamakmur 02, sarana dan prasarana yang terdapat disekolah
tersebut cukup baik serta memadai.

4.3 Pembahasan
Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan penulis
selama penelitian di UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02 terkait karakteristik
kepuasan kerja yang terdapat di UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02 yang
dapat penulis ketahui bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kepuasan kerja di SD Negeri Sukamakmur 02 cukup baik. Dilihat
dari pekerjaan itu sendiri, financial/gaji, rekan kerja, atasan, promosi, dan
lingkungan kerja.
Dilihat dari tingkat pekerjaan itu sendiri yaitu tenaga adminsitrasi sekolah
nyaman dalam pekerjaan, sesuai dengan minat dan kemampuan, memiliki
kebebasan dalam, mendapatkan feedback setelah menyelesaikan sesuatu, dan
menyelesaikan pekerjaan waktu. Hal itu juga diketahui dari hasil wawancara
partisipan 1 dan partisipan 2.
Dari segi atasan dapat diketahui bahwa dalam penyampaian saran kepala
sekolah selalu menggunakan bahasa yang halus, memiliki pemimpin yang mudah
beradaptasi, tidak suka mendikte disetiap pekerjaan yang dilakukan, dan tetap
memberikan kebebasan dalam melakukan setiap pekerjaan. Hal ini senada dengan
hasil wawancara dari partisipan 1 dan partisipan 2.

Dari segi promosi dapat diketahui bahwa tidak semua tenaga administrasi
sekolah di UPTD Satdik SD Negeri Sukamakmur 02 mendapatkan kenaikan

16
pangkat, hal ini di karenakan status kepegawaian tenaga administrasi sekolah
masih berstatus tenaga kontrak atau honorer, tetapi tenaga administrasi sekolah
non pns selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan sekolah.

Dari segi lingkungan kerja yang terdapat di UPTD Satdik SD Negeri


Sukamakmur 02 adalah tenaga administrasi sekolah mendapatkan kenyamanan
dalam tempat kerja, kebersihan yang terjaga ditempat kerja, memiliki suasana
yang bersahabat.

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis selama penelitian di UPTD


Satdik SD Negeri Sukamakmur 02 terkait kendala-kendala apa yang ditemui
kepala sekolah dalam meningkatkan kepuasan kerja tenaga administrasi sekolah
dapat diketahui sebenarnya yang pertama yang kurang pagawai negeri, karena
profesionalitas itu akan berpengaruh pada hasil kinerja. Kemudian yang kedua
latar belakang pendidikan dengan yang dibutuhkan kadang-kadang tidak sesuai itu
juga akan mempengaruhi profesional kerja, dan kurangnya profesional dia dalam
bekerja tadi bisa karena ketidak mampuan, bisa karena latar belakang nya tidak
sama bisa karena adanya himpitan sosial kebutuhannya besar tapi pemasukkannya
kurang sehinngga harus membagi waktu, dan keterlambatan.

Menurut narassumber, jika terjadi permasalahan maka sistem


kekeluargaan atau sistem gotong royong menjadi cara tepat untuk dilakukan.
Karena kita tahu persis mereka statusnya tidak semuatapi kalau sudah sama semua
statusnya mungkin bisa kita ini tugas A, A harus menyelesaikan. Tapi dengan
status itu kita harus melakukan sistem itu.” (Wawancara dengan P1)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga administrasi


yang berstatus honorer belum memaksimalkan hasil kerjanya dan tenaga
administrasi tidak selalu berkonsultasi kepada kepala sekolah sebelum
mengerjakan tugasnya. Permasalahan yang sering terjadi pada saat mengerjakan
pekerjaan yaitu sinyal operator yang kurang memadai dan masalah laporan
keuangan. Setiap kali ditemukan permasalahan maka akan diselesaian dengan
sistem kekeluargaan dan sistem gotong royong.

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Keberhasilan pendidikan di sekolah tidak terlepas dari gaya
kepemimpinan kepala sekolah, dalam hal ini harus bisa memanfaatkan
segenap sumber daya yang ada dengan baik termasuk hubungan yang baik
dengan para guru dan para staf-staf yang ada di sekolah. Perlu adanya
pembinaan dan digerakkan secara efektif supaya tercipta suasana kerja
yang positif dan menyenangkan. Gaya kepemimpinan kepala sekolah juga
dipengaruhi oleh tingkat kepuasan guru. Kesimpulan masalah dalam
penelitian ini adalah perlu meningkatkan gaya kepemimpinan untuk
meningkatkan kepuasan kerja yang tinggi dan kinerja yang baik dari
karyawan, caranya dengan mempertahankan gaya pimpinan yang bersikap
tidak ambivalensi dalam penilaian kinerja bawahannya, pimpinan
memperhatikan benar prestasi kerja bawahannya dan pimpinan harus lebih
berpartisipasi terhadap kinerja bawahan, caranya dengan memberikan
arahan dari atasan kepada bawahan dan memperhatikan secara pribadi
dalam mempromosikan bawahan bagi yang bekerja keras.
B. Saran
Kepala sekolah harus mampu bekerja sama dengan berbagai pihak terkait
dengan proses pendidikan agar sistem pendidikan dapat berjalan dengan
lancar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Muslim, A. (2015). PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP


PARA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi kasus di MA PALAPA
NUSANTARA NW SELEBUNG). CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Volume
1, Nomor 2,, 113 - 141.
RAMA. (2018). BAB III METODE PENELITIAN.
S, R. P. (2021). PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KEPUASAN KERJA PADA TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DI SMA
NEGERI 3 BATANG HARI. SKRIPSI.

19
LAMPIRAN

20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai