Anda di halaman 1dari 44

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan yang cukup besar karena
memiliki wilayah kelautan yang sangat luas, salah satu potensi perikanan laut
tersebut adalah ikan teri. Pada priode 2005-2009 perkembangan produksi ikan
teri di perairan Indonesia meningkat yaitu dari 1009,6867 ton pada tahun 2005
menjadi 1184,6378 ton pada tahun 2009 (KKP, 2009). Di tinjau dari segi
pemasaran konsumsi per kapita dunia untuk ikan setiap tahunnya diperkirakan
meningkat dari 16 kg untul saat ini menjadi 19 kd tahun 2015. Dari proyeksi ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan di Negara
berkembang terus mengalami peningkatan. Permintaan ikan di masa medatang
akan ditentukan secara mendasar oleh jumlah konsumen dan kebiasaan
makanannya serta pendapatan koto dan harga ikan.
Potensi sumber daya ikan laut Indonesia di perkirakan mencapai 6.7 juta
ton per tahun (BBPMHP, 1996). Salah satu potensi perikanan laut tersebut
adalah ikan teri. Ikan teri menempati posisi penting diantara 55 spesies ikan yang
memiliki nilai ekonomis setelah ikan layang, kembung, lemuru, tembang dan
tongkol. Data dirjen perikanan menunjukkan adanya kenaikan produksi ikan teri
sebesar 11.73% selama tahun 1990-1993 (Direktorat Jendral Perikanan, 1995).
Menurut Rachman (2009), prawai (long line) termasuk dalam golongan
pancing (hook and line), yang terdiri dari banyak tali cabang (branch line) yang
membawa mata pancing. Panjang rentangan tali main line dapat mencapai
ratusan meter bahkan puluhan kilometer. Alat tangkap prawai dasar (bottom long
line) lebih dominan dioperasikan oleh masyarakat. Panjang prawai yang
digunakan rata-rata 2 set atau 22 meter, dengan jumlah mata pancing 12 buah.
Ikan yang tertangkap meliputi bakut, gurami pipih, adungan, baung, dan abang-
abang dengan menggunakan umpan cacing dan anak ikan tomang.
Dengan demikian, peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke pasar
internasional masih terbuka luas dalam hal pemanfaatan sumberdaya perikanan.
Tetapi untuk mengembangkan usaha di sektor perikanan masih banyak kendala
yang harus dihadapi misalnya tentang mutu dan keamanan pangan (Wahono,
2006).
Manajemen industry, tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan
area kerja yang ada merupakan landasan utama dalam dunia industry. Seiring
jalannya waktu dan perkembangan teknologi, persaingan sangat ketat
khususnya pada dunia konstruksi menuntut perusahaan untuk melakukan
efisiensi diberbagai aspek produksi.untuk mengurangi atau menurunkan biaya
produksi tanpa menurunkan kualitas barang atau produk yang dihasilkan dengan
waktu yang efektif dan efisien. Dalam Perkembangan industry konstruksi saat ini
dengan permintaan semakin meningkat namun kualitas terbaik dan tepat waktu
mengharuskan system produksi pada perusahaan untuk memiliki kemampuan
yang fleksibel, produktif, efektif, dan efisien dengan berbagai cara dan kegiatan,
seperti merencanakan dan memanajemen fasilitas lokasi fasilitas pekerjaan,
menata urutan aliran proses atau dengan menata ulang fasilitas produksi yang
sudah ada (re-layout).
Salah satu efisiensi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
mengoptimalkan kinerja di lapangan dengan melakukan manajemen industry dan
pengaturan tata letak fasilitas serta aliran bahan sehingga (material handling)
pelaksanaan pekerjaan proyek/produksi dapat lebih efisien, hemat waktu,
frekuensi pekerjaan yang rendah dan hasil produksi yang optimal. Salah satu
usaha untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan melakukan analisa dan
simulasi pada tata letak fasilitas proyek konstruksi.
Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa akan pentingnya membuat suatu perencanaan industri sebelum
mendirikan industri itu sendiri. untuk memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa akan pentingnya membuat suatu perencanaan industri sebelum
mendirikan industri itu sendiri.  pentingnya industri yang dibuat untuk
masyarakat bukan pentingnya praktikum

1.2 Tempat dan Waktu


Pada praktikum manajemen industri perikanan dilaksanakan pada mulai
dari 16 maret 2016 sampai dengan tanggal 5 april 2016, bertempat di gedung B
lantai 6 laboratorium sosial ekonomi perikanan fakultas perikanan dan ilmu
kelautan universitas brawijaya, Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembentukan Organisasi Perusahaan dan Perencanaan Tenaga Kerja


(?)
Didalam sebuah pembangunan pabrik, perlu di adakannya perencanaan
tenaga kerja. Hal ini di karenakan tenaga kerja merupakan salah satu aspek
yang penting juga di dalam sebuah perusahaan. Pada umumnya pabrik yang
masih kecil mungkin tidak memerlukan bagian personalia yang tersendiri.
Sebaliknya pabrik yang besar sangat memerlukan adanya bagian personalia
atau tenaga kerja yang cukup besar. Namun demikian fungsi personalia harus
diketahui oleh pimpinan pabrik walau pabrik tersebut masih kecil. Penyusunan
personalia adalah fungsi menejemen yang berkenaan dengan pemikiran,
penempatan, pemberi latihan, dan pengembangan organisasi. Kegiatan
penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas tugas
kepemimpinan, motivasi dan komunikasi. Hal-hal yg perlu diperhatikan
dalam ..................... sebagai beriku:

a.) Prinsip dan Fungsi Personalia


Manajemen personalia telah dilaksanakan sejak dulu oleh nenek moyang
kita , hal ini ternyata dengan adanya bangunan seperti Borobudur, Piramid di
Mesir dan sebagainya. Meskipun demikian karena situasi dan kondisi berubah
serta kebutuhan yang mendesak, maka sejak abad ke-20 manajemen personalia
mulai dikembangkan dan diusahakan untuk diterapkan. Untuk dapat
mengembangkan manajemen personalia maka kita harus sadar bahwa manusia
bukanlah benda mati sebab manusia mempunyai perasaan, mereka dapat
gembira dan sakit hati , mereka dapat senang dan susah , mereka bukan hanya
memerlukan kebutuhan materi tetapi mereka juga sering mengharapkan
penghargaan dan pengakuaan .
Manajemen personalia diperlukan untuk memberikan motivasi kepada
satuan kerja organisasi agar bekerja secara efektif dan efisien. Manajemen
Personalia (MP) diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam organisasi, yang bertujuan untuk memberikan kewenangan
satuan/unit kerja organisasi agar bekerja lebih efektif.
Prinsip-prinsip manajemen sumber daya manusia adalah dasar-dasar
pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh diabaikan oleh setiap
manajer atau pimpinan. Menurut Winarto (2000), bahwa prinsip-prinsip sumber
daya manusia ada delapan, yaitu :
 Human Resource Planning
 Recuitmen and Selection
 Compensation and Benefits
 Performance evaluation
 Human Resource Development
 Career Development
 Rewards System
 Employee Management Relations
Sedangkan Fungsi personalia meliputi beberapa hal seperti :
 Penarikan pegawai baru. Termasuk dalam fungsi ini memelihara arsip
lamaran pekerjaan memelihara hubungan dengan lembaga-lembaga
penghasil calon pegawai, seperti sekolah tinggi, akademi, universitas, balai
latihan kerja
 Processing data pegawai baru, meliputi : penyiapan surat keputusan
pengangkatan, dan penempatan dalam golongan gaji bagi pegawai baru dan
penyiapan laporan penarikan tenaga kerja ke Departemen Tenaga Kerja
 Pengembangan pegawai
 Pemberhentian pegawai
Tambah satu literatur dan paragraf 1 & 2 dipindah menjadi paragraf terakhir
dalan poin a
b.) Jenis Tenaga Kerja dan Pengelompokan Jam Kerja Perusahaan
Tenaga kerja merupakan salah satu aspek atau komponen yang sangat
penting bagi sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan di setiap industri pasti di
butuhkan keterampilan khusus untuk menangani proses pembuatan produk.
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tetap (bulanan), tenaga kerja
mingguan, dan ada tenaga kerja borongan. Perbedaan ini didasarkan oleh
lamanya ia bekerja dan waktu pemberian upah. Disamping itu didalam sebuah
industri perlu dilakukannya pengelompokan tenaga kerja. Jenis tenaga kerja
yang biasa diterapkan adalah jam kerja hari efektif dan jam kerja shift atau part
time. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan waktu sehingga menghasilkan
jumlah produksi yang maksimal tanpa harus mengganggu kesehatan pekerja.
Sebelum menerima tenaga kerja, maka perlu dilakukan proses seleksi.
Proses seleksi ini dimulai dari ketika pelamar mengirimkan surat lamaran atau
datang langsung ke perusahaan dan berakhir pada saat dilakukan keputusan
pengangkatan. Berbagai jenis tes diantaranya :
- Tes Kecerdasan (Intrlligence Test)
- Tes Bakat (Aptitude Test)
- Tes Prestasi (Achievement Test)
- Tes Minat (Interest Test)
- Tes Kepribadian (Personality Test)
jenis-jenis tenaga kerja menurut  pustaka (2014), adalah :
 tenaga kerja terdidik. tenaga kerja terdidik adalah suatu tenaga kerja yang
telah mendapatkan pendidikan terlebih dahulu sebelum ia bekerja.
Contohnya : guru,dokter,dosen,professor,polisi dan sebagainya
 tenaga kerja terampil/Terlatih. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang
telah mendapatkan pelatihan khusus di bidangnya masing-masing sebelum
ia melakukan pekerjaan seperti melakukan kursus atau sejenisnya.
Contohnya :Pilot,Sopir,Pemain sepak bola dll.
 Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenagaa kerja tidak terdidik dan
tidak terlatih adalah tenaga kerja yang kasar karena hanya mengandalkan
kekuatan fisiknya dalam melakukan pekerjaan.
Contoh :Buruh Bnagunan, Kuli barang, Pembantu Rumah Tangga,
Pengemis,dll
Upaya-upaya yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja, antara lain :
1. Menyediakan pusat-pusat pelatihan ketenagakerjaan.
2. Memberikan pendidikan gratis.
3. Membuka sekolah-sekolah kejuruan yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima agar lahir generasi cerdas.
Ganti literatur + tambah satu lagi literatur + parafrase di paragraf paling akhir

c.) Desain Pekerjaan


Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor penting dalam
manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan
produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan
operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan
memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki
suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara
efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara
produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan
kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja
yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000 ). Dalam hal ini terdapat 4 (empat)
desain pekerjaan :
a. Simplifikasi Pekerjaan (Job Simplifikasi)
b. Rotasi Pekerjaan (Job Rotation)
c. Pemekaran Pekerjaan (Job Enlargement)
d. Pemerkayaan Pekerjaan (Job Enrichment)
Unsur-unsur desain pekerjaan menurut Handoko (2000), meliputi unsur
organisasi, unsur lingkungan dan unsur perilaku. Unsur organisasi terdiri dari
pendekatan mekanik, aliran kerja dan praktek-praktek kerja. Unsur lingkungan
menyangkut tersedianya tanaga kerja yang potensial. Unsur perilaku meliputi
otonomi, variasi tugas, identitas tugas, dan umpan balik.
 Unsur Organisasi  Desain pekerjaan harus dapat meningkatkan
produktivitas. Salah satu caranya dapat dilakukan melalui pendekatan
mekanistik, procedural, dan ergonomic. Jika dilakukan terlalu mekanistik
maka tidak akan memuaskan dan tidak akan meningkatkan kemampuan.
 Unsur Lingkungan  Mempertimbangkan keinginan masyarakat, budaya,
kemampuan, dan ketersediaan pegawai.
 Unsur Prilaku  Mempertimbangkan keinginan menusia dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan yang terdiri dari :
a.    Autonomy (Responsibility for work)
b.    Task Variety (use of different skill and ability)
c.    Task Identity (doing the whole piece of work)
d.    Task Siginificance (meaning of work to other)
e.    Feed Back (information on performance)
Sebuah desain pekerjaan menurut Dessler (2004), merupakan pernyataan
tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan mencakup
hal-hal berikut ini :
  1. Identitas pekerjaan 
  2. Hubungan tugas dan tanggung jawab
  3. Standar wewenang dan pekerjaan
  4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas  
5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan 
6. Penjelasan tentang jabatan dibawah dan diatasnya
 Inti dalam membuat desain pekerjaan adalah bagaimana membuat semua
pekerjaan yang ada disusun secara sistematis. Desain pekerjaan membantu
dalam menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakan pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan
dan bagaimana ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan

d.) Penilaian Kerja


penilaian kerja merupakan suatu sistem penilaian secara berkala terhadap
kinerja pegawai yang mendukung kesuksesan organisasi atau yang terkait
dengan pelaksanaan tugasnya. Proses penilaian dilakukan dengan
membandingkan kinerja pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan atau
memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas. 
pindah paragraf terakhir
penilaian kerja menurut Mejia (2004), merupakan suatu proses yang terdiri
dari:
 Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor kinerja yang berpengaruh
terhadap kesuksesan suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengacu pada hasil analisa jabatan.
 Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada
proses ini, pihak manajemen menentukan kinerja pegawai yang bagaimana
yang termasuk baik dan buruk. Manajemen dalam suatu organisasi harus
melakukan perbandingan dengan nilai-nilai standar atau memperbandingkan
kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
 Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja.
Pihak manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk meningkatkan
potensi pegawai di
 organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian
umpan balik dan pembinaan untuk meningkatkan kinerja pegawainya
Penilaian Kinerja merupakan suatu proses untuk penetapan pemahaman
bersama tentang apa yang akan dicapai, dan suatu pendekatan untuk mengelola
dan mengembangkan orang dengan cara peningkatan dimana peningkatan
tersebut itu akan dicapai didalam waktu yang singkat ataupun lama. Peningkatan
ini tidak terjadi hanya karena sisitem yang yang dikemudikan oleh manajemen
untuk mengatur kinerja dari karyawan mereka, tapi juga melalui suatu
pendekatan kearah mengelola dan mengembangkan orang yang memungkinkan
mereka untuk mengatur pengembangan dan kinerja mereka sendiri dalam
kerangka sasaran yang jelas dan standar yang telah disetujui dengan para
penyelia mereka, Rivai (2005). Jadi secara umum dapat didefenisikan bahwa
penilaian kinerja tersebut adalah sebagai penilaian hasil kerja nyata dengan
standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan oleh setiap pegawai.
Penilaian kinerja pegawai mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi
yang dapat dicapai setiap pegawai. Apakah prestasi yang dicapai  setiap
pegawai  baik,  sedang,  kurang.  Penilaian prestasi penting bagi setiap pegawai
dan berguna bagi organisasi untuk mengambil keputusan dan menetapkan
tindakan kebijaksanaan selanjutnya.
Tujuan Penilaian Kinerja Menurut Rivai (2005), secara umum adalah
untuk:
1. meninjau ulang kinerja masa lalu
2. memperoleh data yang pasti, sistematis dan faktual dalam penentuan ”nilai”
suatu pekerjaan
3. memeriksa kemampuan organisasi
4. memeriksa kemampuan individu karyawan
5. menyusun target masa depan
6. melihat prestasi seseorang secara realistis
7. memperoleh keadilan dalam sistem pengupahan dan penggajian yang
berlaku dalam organisasi
8. memperoleh data dalam penentuan struktur upah dan gaji sepadan dengan
apa yang berlaku secara umum
9. memungkinkan manajemen mengukur dan mengawasi biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan secara lebih akurat
10. memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang objektif dan rasional
dengan serikat pekerja apabila ada atau langsung dengan karyawan
11. memberikan kerangka berpikir dalam melakukan peninjauan secara berkala
terhadap sistem pengupahan dan penggajian yang berlaku dalam organisasi
12. memungkinkan manajemen lebih objektif dalam memperlakukan karyawan
berdasarkan prinsip-prinsip organisasi yang sehat dan teknik –teknik
penilaian yang tidak berat sebelah
untuk melakukan penilaian yang objektif, Anda harus mempertimbangkan enam
elemen di bawah ini:
1. Data aktual
2. Perilaku karyawan yang positif dan negatif
3. Keberanian atau ketegasan Anda
4. Sistem penilaian yang terstruktur
5. Formulir yang tidak rumit
6. Kemampuan menilai

e.) Produktivitas Kerja


Teori Produktivitas Kerja.  Secara umum yang dimaksud dengan
produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output)
dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).  Konsep produktivitas
dikembangkan untuk mengukur besarnya kemampuan menghasilkan nilai
tambah atas komponen masukan yang digunakan. Secara sederhana
produktivitas yang dimaksud disini adalah perbandingan ilmu hitung antara
jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang digunakan selama
kegiatanberlangsung. produktivitas adalah kemampuan seseorang karyawan
dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk
memperoleh keluaran atau hasil yang optimal dalam rangka pelaksanaan tugas
yang telah dibebankan kepadanya serta pencapaian hasil kerja yang telah
ditentukan.  pindah ke paragraf terakhir
Menurut ...... (...), konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984
adalah (J. Ravianto,1986) :
 Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan
menggunakan sedikit sumber daya.
 Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplinyang secara efektif
merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara
produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
namun tetap menjaga kualitas.
 Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi
manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu
kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara
menyeluruh.
 Produktivitas berbeda di masing-masing negara denga kondisi, potensi, dan
kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan
dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara
mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
 Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan
tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang
kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Tambah satu literatur tentang rumus produktivitas kerja
Dari pengertian produktivitas kerja di atas, produktivitas kerja mengandung
pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga
kerja menekankan pada hasil kerja dalam organisasi yang merupakan
perwujudan tujuan-tujuannya, sedangkan hasil kerja tersebut bisa bersifat
material dan non material.  Dengan demikian produktivitas kerja digambarkan
melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi

f.) kompensasi
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil
kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun
non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan
pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi / perusahaan tempat ia
bekerja. Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada para pekerja
terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem
penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian
setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa
diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku,
pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebagainya  pindah ke paragraf terakhir
Kompensasi yang baik menurut joe, (2009), akan memberi beberapa efek
positif pada organisasi / perusahaan sebagai berikut di bawah ini :
a. Mendapatkan karyawan berkualitas baik
b. Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi gemilang
c. Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada
d. Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek hukumnya
e. Memiliki keunggulan lebih dari pesaing / kompetitor.
Tambah satu literatur
2.2 Perencanaan Produk
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam .................... adalah sebagai
berikut:
a. Perencaanaan Produk
Kemajuan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan segala sesuatu
dengan cepat berubah, sehingga produk lama kelihatan telah usang. Oleh
karena itu perlu dilakukan perancangan kembali produk lama. Selain itu untuk
mengimbangi kemajuan jaman dan tehnologi perlu pula mengembangkan produk
baru. Dalam hal ini peranan kegiatan penelitian dan pengembangan produk
adalah sangat penting guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan.  pidah
ke paragraf terakhir
Menurut Zaini dan Mustofa (2000), Berikut beberapa Kegiatan Penelitian
dan Pengembangan Produk:
1. Memperbaiki produk/jasa yang sudah ada
2. Menemukan penggunaan2 baru bagi produk/jasa yang ada
3. Mengembangkan produk/jasa baru
4. Mengurangi biaya produksi melalui perbaikan proses produksi
5. Mengembangkan pengujian dan spesifikasi utk operasi dan bahan-bahan yg
dibeli
6. Menganalisa produk/jasa pesaing
7. Pengelolaan limbah.
Tambah satu literatur
b. Siklus Pengembangan Produk
Menurut Pema (2010), Kebanyakan kurva siklus hidup digambarkan
sebagai bentuk lonceng. Kurva ituumumnya dibagi menjadi empat tahap :
1. Perkenalan (introduction): periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat
produk itu diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena
besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Pertumbuhan (growth): periode penerimaan pasar yang cepat dan
peningkatan laba yang besar.
3. Kedewasaan (Maturity) : periode penurunan pertumbuhan penualan karena
produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Laba stabil
atau menurun karena persaingan yang meningkat.
4. Penurunan (decline) : periode saat penjualan menunjukkan arah yang menrun
dan laba yang menipis.
Konsep siklus hidup produk dapat digunakan untuk menganalisa kategori
produk, bentuk produk, produk atau merek.

Gambar . Siklus Hidup Penjualan dan Laba


Tambah satu literatur
Setelah produk baru dipasarkan, produk akan masuk pada tahap siklus
hidup produk (product life cycle). Sepanjang umur suatu produk, perusahaan
biasanya memformulasikan kembali strategi pemasarannya beberapa kali. Tidak
hanya kondisi ekonomi berubah, dan pesaing melancarkan serangan baru
namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan persyaratan
pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti
yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan
berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa
produk tersebut tidak akan bertahan selamanya
.
c. Proses Pengembangan Produk Baru
Menurut Pema (2010), Perencanaan produk baru mencakup semua
kegiatan perencanaan dari produsen dan penyalur untuk menyesuaikan
produknya dengan permintaan pasar dan menentukan susunan produk lininya.
Adanya perencanaan produk baru ini akan mendorong perusahaan
meningkatkan perolehan labanya atau paling tidak membuat laba menjadi stabil.
Tahap-tahap dalam perencanaan produk baru terdiri dari :
1. Penciptaan ide.
2. Penyaringan ide.
3. Pengembangan dan pengujian konsep.
4. Strategi pemasaran.
5. Analisa bisnis.
6. Pengembangan produk.
7. Uji pemasaran.
8. Komersialisasi.
Tambah satu literatur
 Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan adalah berbeda,
tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-
kegiatan ini lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen
organisasi. Proses pengembangan produk yang terstruktur serta terdefenisi
dengan baik, sangat diperlukan perusahaan dalam merancang produk-produk
yang akan dijual ke pasar.
2.3 Penentuan Lokasi
Kalimat pengantar.....
a. Faktor Penentuan Lokasi
Menurut Setyoko (2013), Memilih lokasi fasilitas menjadi semakin rumit
dengan adanya globalisasi tempat kerja. Selain globalisasi, masih ada sejumlah
faktor lain yang mempengaruhi keputusan lokasi. Diantaranya, produktivitas
tenaga kerja, valuta asing dan perubahan sikap terhadap industri, serikat kerja,
penetapan zona, polusi, pajak, dan sebagainya. Berikut beberapa yang harus
dipertimbangkan dalam memilih lokasi.
1. Bahan mentah
2. Modal
3. Tenaga kerja
4. Sumber energi
5. Transportasi
6. Pasar
7. Teknologi yang digunakan
8. Perangkat hukum
9. Kondisi lingkungan
Tambah satu literatur
Faktor-faktor dalam menentukan lokasi suatu perusahaan memang
mungkin cukup sulit untuk dipenuhi semuanya. Namun, setidaknya harus ada
usaha maksimal dari pengusaha untuk dapat memenuhi sebanyak-banyaknya
persyaratan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan yang matang
agar dapat mengoptimalkan penentuan lokasi suatu perusahaan.

b. Metode Penentuan Lokasi


Menurut Yani (2010), Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif
lokasi industri adalah pada biaya operasioanal dan biaya transportasi yang
rendah, sehingga secara ekonomi masih menguntungkan. Beberapa teori yang
banyak digunakan dalam menentukan lokasi (industri dan lokasi lainnya),
adalah sebagai berikut:
1. Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber
2. Theory of optimal industrial location (teori lokasi industri optimal) dari Losch.
3. Theory of weight loss and transport cost (teori susut dan ongkos transport ).
4. Model of gravitation and interaction (model gravitasi dan interaksi) dari Issac
Newton dan Ullman.
5. Theory of cental place (teori tempat yang sentral) dari Walter Christaller.

1. Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber.


Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan
mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum. Dengan
asumsi sebagai berikut:
a) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan
penduduknya relatif homogen.
b) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutukan cukup memadai.
c) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu seperti upah
minimum regional (UMR).
d) Hanya ada satu jenis alat transportasi.
e) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.
f) Terdapat persaingan antar kegiatan industri.
g) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.
Persyaratan tersebut jika dipenuhi, maka teori lokasi industri dari Alfred
Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu)
dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja.
Ketiga titik (faktor) tersebut diukur dengan ekuivalensi ongkos transport.
Berdasarkan asumsi seperti tersebut di atas, maka penggunaan teori Weber
seperti pada gambar berikut ini.

Gambar: (a) (b) (c)

Keterangan:
M = pasar
R1, R2 = bahan baku
P = lokasi biaya terendah.

Gambar
(a): apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
(b): apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
(c): apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasilindustri.

2. Theory of optimal industrial location (teori lokasi industri optimal) dari Losch.
Teori ini didasarkan pada permintaan (demand) sehingga dalam teori ini
diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri adalah apabila
dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkan
pendapatan paling besar.
Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa pada suatu
tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai oleh pusat (industri)
volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat industri
semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya semakin tinggi,
akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini setiap tahun pabrik
akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di
samping itu, teori ini tidak menghendaki pendirian pabrik-pabrik secara merata
dan saling bersambung sahingga berbentuk heksagonal, hal ini akan
menyebabkan harganya semakin turun/murah.
3. Theory of weight loss and transport cost (teori susut dan ongkos
transport ).
Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses
pengakutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara
mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling
menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan
apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan
biaya transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:
a. Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan, maka makin besar
kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah
(bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.
b. Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang
jadi, maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di
daerah pemasaran.

4. Model of gravitation and interaction (model gravitasi dan interaksi) dari Issac
Newton dan Ullman.
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap massa mempunyai gaya
tarik (gravitasi) untuk berinteraksi di tiap titik yang ada di region yang saling
melengkapi (regional complementarity), kemudian memiliki kesempatan
berintervensi (intervening opportunity), dan kemudahan tansfer atau
pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability).
Teori ini menekankan pada kekuatan hubungan ekonomi (economic
connection) antara dua tempat yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan
jarak antara tempat-tempat tersebut. Makin besar jumlah penduduk pada kedua
tempat maka akan makin besar interaksi ekonominya. Sebaliknya, makin jauh
jarak kedua tempat, maka interaksi yang terjadi semakin kecil. Untuk
menggunakna teori ini perhatikan rumus berikut.

I = P1 P2
2
d

Keterangan:
I = gaya tarik menarik diantara
kedua region.
d = jarak di antara kedua region.
P = jumlah penduduk masing-masing region.

5. Theory of cental place (teori tempat yang sentral) dari Walter Christaller.
Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold
(ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk
mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold
(ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk
menjaga keseimbangan suplai barang.
Teori ini akan lebih tepat jika digunakan untuk daerah pedataran dimana
tiap lokasi memiliki peluang yang sama untuk berkembang. Contoh sebuah
daerah pedataran yang luas yang dihuni oleh penduduk secara merata. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tentu memerlukan berbagai barang
dan jasa seperti: pakan (makan dan minum), papan (rumah dan perabotannya),
sandang (pakaian dan asesorisnya), pendidikan, dan kesehatan. Lokasi yang
menyediakan barang dan jasa tersebut hanya ada pada tempat tertentu saja,
sehingga ada jarak antara tempat tinggal dengan lokasi penyedia barang dan
jasa. Jarak tempuh dari tempat tinggal menuju pusat penyediaan barang atau
jasa disebut range.
Persaingan dalam penyediaan barang dan jasa tidak akan cukup dengan
mengandalkan pada kualitas barang atau jasa layanan yang terbaik, melainkan
lokasi yang dapat dan mudah dijangkau oleh konsumen (masyarakat) harus
menjadi perhatian. Untuk menerapka teori ini diperlukan beberapa syarat
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah relatif
seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau
pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur angkutan.
b) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen.
Persaingan dalam penyediaan barang dan jasa tidak akan cukup dengan
mengandalkan pada kualitas barang atau jasa layanan yang terbaik.
Melainkan lokasi yang dapat dan mudah dijangkau oleh konsumen
(masyarakat) harus menjadi perhatian.
Tambah satu literatur
parafrase

2.4 Manajemen Bahan Baku


Menurut ristono (2009), Inventory atau persediaan adalah suatu teknik
untuk manajemen material yang berkaitan dengan persediaan. Manajemen
material dalam inventory dilakukan dengan beberapa input yang digunakan yaitu:
permintaan yang terjadi (demand) dan biaya-biaya yang terkait dengan
penyimpanan, serta biaya apabila terjadi kekurangan persediaan (shortage).
Menurut Dewi (2008), Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan
proses manufaktur yang dijalani dan berdasarkan tujuan. Pembagian
berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi menjadi kategori, yaitu:
1. Persediaan bahan baku
2. Persediaan bahan setengah jadi
3. Persediaan barang jadi
Pembagian jenis persedian berdasarkan tujuannya terdiri dari:
1. Persediaan pengamanan (safetu stock)
Persediaan pengaman atau sering pula disebut safety stock adalah
persediaan yang dilakukan untuk pengantisipasi unsur ketidakpastian
permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak
mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi
kekurangan persediaan (stockout).
Persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku
maupun barang jadi dalam suatu aktifitas perusahaan. Ciri khas dari model
persediaan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin persediaan
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Persediaan terdiri dari persediaan
bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
2.4 Penyusunan Peralatan Perusahaan
Kalimat pengantar ........
a. Desain Fasilitas Bangunan
Menurut Wignjosoebroto (1996), perancangan fasilitas meliputi
perancangan sistem fasilitas, tata letak pabrik dan sistem penanganan material
(pemindahan bahan). Diantara ketiga aktivitas perancangan fasilitas di
atasmempunyai keterkaitan yang sangat erat sehingga dalam proses
perancangan perlu dilakukan secara integral. Tata letak yang baik adalah tata
letak yang dapat menangani sistem material handling secara menyeluruh.
Tambah satu literatur
Desain fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang
ekonomis dari orang–orang dan bahan–bahan dalam berbagai proses dan
operasi perusahaan. Desain fasilitas termasuk kegiatan utama sebelum proses
produksi,  sehingga desain fasilitas dan layout ialah sangat penting yang akan
mendapat keuntungan-keuntungan yang didapat berupa kenaikan jumlah
produksi, mengurangi waktu tunggu, mengurangi waktu proses pemindahan
bahan, penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan pelayanan,
kemudian pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja,
dan fasilitas produksi. 

b. Layout Perusahaan
Menurut Apple (1990), perencanaan layout adalah rencana dari
keseluruhan tata fasilitas industri yang berada didalamnya, termasuk bagaimana
personelnya ditempatkan,operasi gudang, pemindahan material, dan alat
pendukung lain sehingga akan dapat mencapai suatu tujuan yang optimum
dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas yang ada dalam
perusahaan, dengan layout yang baik di dalam perusahaan,
akan menimbulkan impulse buying (daya beli) bagi konsumen. Desain layout
produksi adalah bagaimana susunan penempatan fasilitas-fasilitas produksi di
tempatkan sedemikian rupa sehingga dapat memperlancar proses produksi yang
efektif dan efisien.tambah kalimat
Tambah satu literatur
Layout produksi disebut juga sebagai tata letak dalam suatu tempat
produksi. laout sendiri adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi untuk
memperlancar proses produksi agar lebih efektif dan efisien. Layout yang
dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung
terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout
pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout
pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang.

2.6 Proses Produksi dan Pengolahan Limbah


Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
diubah untuk memperoleh suatu hasil. Berikut adalah uarain ......... :
a). Proses Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
barang atau jasa (Assauri, 1995). Dalam suatu proses produksi tentunya
menghasilkan sejumlah limbah yang jika tidak benar penanganannya akan
mencemari lingkungan. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi,
atau jumlahnya, baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat
membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau
makhluk hidup lainnya (Mahida,1984).
Tambah satu literatur + 1 paragraf parafrase
b). Pengolahan Limbah
tambah 2 literatur
Dalam suatu industri hal paling penting yang harus ada adalah sebuah
proses. proses produksi merupakan suatu cara dimana kegiatan penciptakan
barang/jasa dan secara jelas meliputi mesin, bahan, tenaga kerja dan dana yang
dibutuhkan. Dalam melakukan sebua proses terdapat produk akhir yang
dihasilkan berupa limbah. Limbah adalah hasil sisa dari proses produksi yang jika
tidak ditangani secara benar manak akan memberi dampak negatif berupa
pencemaran.
3. RANCANGAN PABRIK

3.1 Pembentukan Organisasi Perusahaan dan Perencanaan Tenaga Kerja


a.) Prinsip dan Fungsi Personalia
Setaip perusahaan harus memiliki prinsip yang dapat di taati oleh seluruh
orang orang yang bekerja didalamnya, baik itu atasan maupun bawahan.
Prinsip yang terdapat dalam perusahaan ini adalah:
 Bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab terhadap setiap elemen
dengan apa yang dikerjakannya
 Menghargai waktu
 Bekerja sama dan berkoordinasi yang baik
 Provisional

b.) jenis tenaga kerja dan pengelompokan jam kerja perusahaan


Jenis teknologi yang digunakan dalam industri pembekuan shisamo sama
dengan teknologi pembekuan pada umumnya. Oleh karena itu, dalam proses
produksi industri ini tidak menuntut prasyarat tenaga kerja berpendidikan formal,
tetapi lebih mengutamakan memiliki keterampilan khusus dalam pengolahan
produk shisamo. Kebutuhan tenaga kerja dengan spesifikasi tersebut bisa
dipenuhi oleh pria atau wanita yang telah mengikuti pelatihan atau magang di
unit usaha sejenis. Dan tenaga kerja yang dibutuhkan tergantung dari kebutuhan
di setiap proses pembuatan karena pada industri ini juga menggunakan mesin.
Tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi harus terjamin kebersihannya.
Hal itu dilakukan agar produk terhindar dari kontaminasi pekerja. Disamping itu
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah jenis tenaga kerja tetap. Berikut adalah
rincian tenaga kerja yang dibutuhkan:

Bagian pengolahan Jumlah orang


Penerimaan bahan baku 10
Pencucian 1 10
Sortasi 5
Pencucian 2 10
Adapun Jam kerja
Penyusunan 20 yang berlaku di PT
Pembekuan dengan air blast freezing 15 INI adalah 8 jam
Glazing 10 dalam sehari dan
Pengemsan 15 6 hari kerja dalam
Pelabelan 25 satu minggu. jam
Coolstorage 10 kerja dimulai pukul
TOTAL 140 07.00-16.00 pada
hari Senin sampai
Sabtu, dan khusus hari jumat dimulai pukul 07.00 sampai 17.00. Lama istirahat
setiap harinya yaitu satu jam dari pukul 12.00-13.00 kecuali pada hari Jum’at,
waktu istirahat diberikan yaitu dua jam dari pukul 11.00 sampai jam 13.00.
namun dalam keadaan tertentu juga dapat dilakukan jam kerja lembur sampai
pada pukul 19.00 semua karyawan dan pekerja memiliki hari libur setiap hari
Minggu dan pada saat Hari Besar. Jam kerja ini berlaku untuk seluruh pihak dan
tenaga kerja yang ada. Adapun perincian pembagian jam kerja PT. INI adalah
sebagai berikut :
 Senin – Sabtu :
Pukul 07.00 – 12.00 Jam kerja efektif
Pukul 12.00 – 13.00 Jam istirahat
Pukul 13.00 – 16.00 Jam kerja efektif
 Khusus hari Jum’at
Pukul 07.00 – 11.00 Jam kerja efektif
Pukul 11.00 – 13.00 Jam istirahat
Pukul 13.00 – 17.00 Jam kerja efektif
sehingga jam kerja yang didapatkan perindividu dalam 1 tahun adalah :
8 jam X 6 hari X 12 bulan = 414.720 jam/tahun
414.720 X 140 orang = 58.060.800 jam/tahun

c.) Desain Pekerjaan


Pada PT industri shismo ini telah diterapkan sistem jam pekerjaan yang
dapat dilakukan oleh karyawan atau pekerja. Di terapkan desain pekerjaan
yang akan diterapkan adalah desain pekerjaan secara horizontal dan vertikal.
Tujuan dari diterapkannya sistem seperti ini adalah untuk menghindari kejenuhan
oleh para pekerja dan pekerja dapat mahir dan terampil dalam beberapa bidang.
Yang dimaksud dengan desain horizontal adalah adalah rotasi pekerjaan . rotasi
pekerjaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali. Pertukaran ini dilakukan pada
bagian yang satu dengan yang lain. Seperti pada proses penerimaan bahan
baku, maka akan di pindah dalam bidang penyortiran. Pada bagian ABF akan di
pindah pada bagian cool storage dan beberapa juga akan dipindah pada bagian
pemasaran sehingga setiap karyawan memiliki keterampilan yang bermacam
macam.
Dalam perusahaan, tidak hanya desain pekerjaan secara horizontal yang
dilakukan, namun juga secara vertikal. Yang dimaksud dengan secara vertikal
adalah kenaikan tingkat. Para karyawan yang memiliki prestasi yang meningkat
dan kinerja yang baik, dapat pula dipindah posisinya yang tadinya hanya staff
biasa menjadi kepala bagian, dan seterusnya. Disamping untuk menghilangkan
kejenuhan dan melatih keterampilan, dengan sistem seperti ini dapat menambah
wawasan .

d.) Penilaian kerja


Penilaian kerja sangat penting untuk dilakukan. Pada PT. INI penilaian
kerja dilakukan setiap satu tahun sekali. Penilaian kerja yang dilakukan bersifat
individu dan kelompok dimana individu guna untuk meningkatkan kualitas dari
tiap karyawan atau pegawai dan kelompok guna untuk ,meningkatkan kerja sama
dan koordinasi tim yang baik. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan
untuk menilai kinerja karyawan atau pegawai Anda.
1. Persiapkan data-data yang dibutuhkan
Langkah pertama adalah mempersiapkan data-data yang berkaitan dengan
perilaku dan kinerja bawahan Anda. Ini dapat berupa catatan, laporan, hasil
bimbingan terakhir, dan sebagainya.
2. Buat penilaian
Gunakan data-data yang telah dipersiapkan tersebut sebagai landasan menilai
dan memberikan umpan balik. Penilaian dan umpan balik ini umumnya termasuk
sebagai draf penilaian (sementara). Penilaian ini juga dapat di berikan skala 1 – 9
dimana 1 merupakan skor paling rendah dan 9 merupakan skor paling tinggi.
3. Diskusikan dengan atasan langsung
Langkah selanjutnya adalah mendiskusikan penilaian dan umpan balik
sementara dengan atasan langsung Anda. Tujuannya, untuk memutuskan
penilaian akhir yangfair dan objektif.
4. Selenggarakan pertemuan dengan pegawai / karywan
Setelah penilaian akhir diputuskan, selenggarakan pertemuan dengan bawahan
Anda. Pertemuan ini seyogianya dilangsungkan di tempat dan waktu yang
nyaman (misalnya kantor Anda atau ruang rapat) sehingga Anda berdua tidak
terganggu aktivitas lain.
5. Serahkan hasil penilaian kepada pegawai / karywan
Langkah kelima adalah menyerahkan hasil penilaian kepada bawahan Anda.
Jangan lupa, berikan waktu yang memadai agar karyawan yang bersangkutan
membaca hasil tersebut.
6. Informasikan rencana pengembangan
Langkah terakhir adalah menginformasikan rencana pengembangan untuk
pegawai / karywan. Rencana ini dapat berupa pelatihan, promosi jabatan,
penugasan, atau permagangan. Seperti halnya langkah keenam, langkah ini
bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan bersama agar pengembangan
tersebut berjalan dengan lancar dan berhasil.

e.) Produktivitas Kerja


produktivitas merupakan hubungan antara masukan dan keluaran keluaran
dalam suatu sistem produktif. Produktivitas yang di ukur adalah produktivitas
dalam jumlah sehari. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan
pengukuran produktivitas tingkat perusahaan dan tingkat individual. Perhitungan
tersebut dapat diukur menggunakan rumus :

 Produktivitas tingkat perusahaan


= produksi yang di hasilkan
Jumlah tenaga kerja
= 83.250 gr
140 orang
= 594,6 gr
 Produktivitas tingkat individual
= produksi yang di hasilkan/individu
Jam kerja yang dicurahkan
= 594,6 gr
8 jam
= 74,33 gr/jam

Jadi dapat disimpulan bahwa dalam 1 hari setiap pekerja dapat memproduksi
74,33 gr ikan shisamo.

f.) kompensasi
Didalam sebuah perusahaan tentunya juga terdapat kompensasi yang
merupakan hadiah atau reward bagi para karyawan atua staff atas hasil usaha /
kerja yang dilakukan. Diantaranya beberapa hal yang bisa didapat adalah :
 Dapat mengajukan cuti kehamilan selama 2 bulan
 Tunjangan hari raya atau THR Yaitu tunjangan yang diberikan untuk
menyambut hari raya berupa tambahan satu bulan gaji bagi karyawan yang
telah bekerja lebih dari satu tahun di perusahaan ini.
 Di setiap akhir tahun akan diadakannya rekreasi atau wisata bersama
 Untuk karyawan yang bekerja lembur, upah lembur akan dibayar dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila jam kerja dilakukan pada hari biasa:
- 1 jam pertama dibayar upah sebesar 1,5 kali upah per jam.
- Tiap jam berikutnya dibayar upah 2 kali upah per jam.
b. Apabila jam kerja lembur dilakukan pada hari minggu atau hari raya resmi:
- Untuk setiap jam hingga batas 7 jam upah dibayar 2 kali upah sejam.
- Jam kerja lembur setelah 7 jam upah dibayar 3 kali upah sejam.
Selain tunjangan-tunjangan yang dijelaskan di atas, pekerja pada perusahaan ini
juga memperoleh tunjangan lain, yaitu:
 Tunjangan selama sakit
Yaitu tunjangan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menjalani
perawatan karena sakit dan tidak dapat bekerja. Tunjangan ini hanya
diberikan kepada pekerja yang telah bekerja lebih dari dua tahun di
perusahaan ini.
 Tunjangan insentif
Yaitu tunjangan berupa upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang
mempunyai prestasi baik dalam melakukan pekerjaannya. Tunjangan ini
diberikan untuk meningkatkan motivasi para pekerja.
 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Yaitu suatu bentuk asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungi
tenaga kerja.

3.2 Perencanaan Produk


a.) Perencaanaan Produk
Peranan kegiatan penelitian dan pengembangan produk adalah sangat
penting guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Guna mencapai tujuan
perusahaan dalam bidang research and development, PT INI menggunakan
dana penelitian dan pengembangan produk untuk menemukan cara-cara baru
produksi dan penghematan sumberdaya alam dan energi. Seperti halnya
perencanaan perubahan keindahan bentuk olahan, kemasan, perbedaan berat
dan besarnya serta harganya.Untuk itu, perusahaan kami berusaha menemukan
dan merencanakan Produk Baru melalui 2 cara. Yaitu dari sumber internal dan
eksternal.
1. Sumber internal
Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari
karyawan, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif.
2. Sumber eksternal
Dengan mengadakan survei dan kelompok fokus serta menganalisis
pertanyaan dan keluhan pelanggan, perusahaan dapat menghasilkan ide
produk baru yang akan memenuhi kebutuhan spesifik konsumen.
Dalam mengatur perencanaan dan pengembangan produk baru, terdapat
tiga faktor utama, pelanggan, tim dan secara holistic dan sistematis. Berpusat
pada pelanggan, diantaranya dengan menemukan cara baru untuk memecahkan
masalah pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi
pelanggan. Berdasarkan tim, dengan mengembangkan produk baru di mana
berbagai departemen bekerja secara erat, melewati beberapa tahapan dalam
proses pengembangan produk baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan
efektifitas. Secara holistik dan sistematis, sistem manajemen inovasi untuk
mengumpulkan, meninjau, mengevaluasi dan mengatur ide produk baru.
Agar tujuan perencanaan produk yang akan dihasilkan dapat mencapai
keberhasilan, maka salah satu cara adalah dengan melakukan penelitian pasar
(survey market). Namun demikian, gagasan perubahan / inovatif dapat berasal
dari berbagai sumber, bukan hanya dari para peneliti saja. Orang-orang bagian
pemasaran melihat kebutuhan dan keinginan para konsumen. Dari sisi lain,
orang-orang bagian produksi melihat kesempatan untuk memperbaiki metoda-
metoda dan proses produksi. Selain itu guna menggali dan memanfaatkan
sumber gagasan ini, banyak perusahaan yang menghidupkan lingkungan yang
kreatif bagi para karyawannya dengan memberi kesempatan bagi karyawan
untuk berkreasi dan mengembangkan pemikiran dan kemampuan tekninya
dalam pengembangan produk.
Kadang-kadang produk yang dikembangkan tersebut dibeli dari pihak luar
diluar anggota perusahaan, sejauh inovasi produk tersebut dapat dipasarkan dan
diterima konsumen. Selain itu perusahaan dapat membeli gagasan
pengembangan produk baru dari perusahaan lain yang bergerak dalam bidang
tersebut.

b.) Siklus Pengembangan Produk


Setelah meluncurkan produk baru, tentu manajemen PT INI
menginginkan suatu produk agar menikmati hidup yang panjang dan bahagia.
Walaupun tidak mengharapkan produk terjual selamanya, perusahaan ingin
mendapatkan keuntungan yang cukup untuk menutup semua usaha dan resiko
yang ditempuh pada saat meluncurkan produk. Manajemen mengetahui bahwa
masing-masing produk akan mempunyai siklus hidup masing-masing, walaupun
bentuk dan rentang waktunya tidak diketahui di masa yang akan datang. Siklus
hidup produk (Product life cycle) merupakan perjalanan dari penjualan dan
keuntungan produk selama masa hidupnya. Penjualan produk tertentu mengikuti
kurva bentuk S yang mencangkup lima tahap yang berbeda yaitu pengembangan
produk, pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Siklus dimulai
dengan tahap pengembangan produk ketika perusahaan menemukan dan
mengembangkan ide produk baru. Tahap pengenalan ditandai dengan
pertumbuhan yang lambat dan laba yang rendah ketika produk didistribusikan ke
pasar. Jika berhasil, produk memasuki tahap pertumbuhan, yang menawarkan
pertumbuhan penjualan yang pesat dan peningkatan laba. Berikutnya, tahap
kedewasaan ketika pertumbuhan penjualan melambat dan laba stabil. Terakhir,
produk memasuki tahap penurunan di mana penjualan dan laba menurun. Tugas
perusahaan selama tahap ini adalah mengenali penurunan dan memutuskan
apakah perusahaan harus mempertahankan, memanen, atau menyingkirkan
produk.
Strategi pemasaran berubah selama siklus hidup produk. Dalam tahap
pengenalan, perusahaan kami memilih strategi peluncuran yang konsisten
dengan positioning produk yang di maksudkan. Banyak uang yang dibutuhkan
untuk menarik distributor dan membangun persediaan kami dan memberitahu
konsumen tentang produk baru dan mendapatkan percobaan. Dalam tahap
pertumbuhan, perusahaan terus mendidik konsumen dan distributor potensial.
Selanjutnya perusahaan berusaha untuk tetap memimpin persaingan dan
mempertahankan pertumbuhan pasar yang cepat dengan meningkatkan kualitas
produk, menambahkan fitur dan model produk baru, mengubah iklan dari
membangun kesadaran produk menjadi membangun keyakinan dan pembelian
produk,dan menurunkan harga pada saat yang tepat untuk menarik pembeli
baru. Dalam tahap kedewasaan, perusahaan terus berinvestasi untuk
mendewasakan produk dan mempertimbangkan modifikasi pasar, produk, dan
bauran pemasaran. Ketika memodifikasi pasar, perusahaan berusaha
meningkatkan konsumsi produk. Ketika memodifikasi produk, perusahaan
mengubah beberapa karakteristik produk seperti kualitas, fitur, atau gaya untuk
menarik pengguna baru dan menginspirasi lebih banyak penggunaan. Ketika
memodifikasi bauran pemasaran, perusahaan berusaha meningkatkan penjualan
dengan mengubah satu atau lebih elemen bauran pemasaran. Setelah
perusahaan menyadari bahwa produk telah memasuki tahap penurunan,
manajemen harus memutuskan apakah mereka akan mempertahankan produk
tanpa perubahan, berharap perusahaan pesaing akan keluar dari pasar,
memanen produk, mengurangi biaya, dan berusaha mempertahankan penjualan,
atau menyingkirkan produk, menjualnya ke perusahaan lain atau melikuidasi
produk pada harga sisa.
c.) Proses Pengembangan Produk
1. Penciptaan Ide
Proses pengembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Ide produk
baru bisa berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan
teknik yang menghasilkan kreativitas. Untuk menghasilkan arus ide-ide baru
yang berkesinambungan, PT INI dengan agresif menggali banyak sumber-
sumber gagasan.
2. Penyaringan Ide
Tujuan dari penyaringan adalah untuk menciptakan sejumlah ide-ide yang
baik dan mengesampingkan yang jelek sedini mungkin dan membuang ide
yang buruk seawal mungkin. Ide yang dapat bertahan dapat disaring lebih
lanjut menggunakan proses pemeringkat sederhana dan jika manajemen
merasa bahwa ide produk amat cocok dengan keterampilan pemasaran dan
pengalaman pemasaran, maka perusahaan akan meningkatkan peringkat ide
produk secara keseluruhan.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat
diuji. Kita dapat membedakan antara ide produk, konsep produk, dan citra
produk. Ide produk adalah ide untuk produk dimana perusahaan dapat melihat
kemungkinan produk dapat ditawarkan ke pasar. Konsep produk adalah versi
terinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam istilah-istilah yang berarti bagi
konsumen. Citra produk adalah gambaran tertentu yang konsumen peroleh
dari suatu produk aktual atau potensial. Dalam pengujian konsep
mensyaratkan bahwa berbagai konsep produk diuji pada kelompok konsumen
sasaran yang tepat, kemudian reaksi konsumen tersebut dikumpulkan.
Konsep-konsep ini dapat disajikan secara simbolis atau secara fisik. Jika
konsep yang diuji semakin menyerupai produk akhir, pengujian konsep ini
dapat semakin diandalkan.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah uji konsep berhasil, manajer produk PT INI baru akan
mengembangkan rencana strategi tiga bagian awal untuk memperkenalkan
produk baru ke pasar, yaitu:
a. Bagian pertama
Menggambarkan ukuran pasar sasaran, struktur, dan perilaku; positioning
produk yang direncanakan, lalu penjualan, pangsa pasar, dan tujuan laba
yang dicari dalam beberapa tahun pertama.
b. Bagian kedua
Mengikhtisarkan rencana harga produk, strategi distribusi, dan anggaran
pemasaran yang direncanakan selama tahun pertama.
c. Bagian ketiga
Rencana strategi pemasaran menggambarkan tujuan penjualan dan laba
jangka panjang serta strategi bauran pemasaran sepanjang waktu.
5. Analisis Bisnis
Setelah manajemen mengembangkan konsep produk dan strategi
pemasaran, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis dari proposal.
Manajemen harus mempersiapkan penjualan, biaya, dan proyeksi laba untuk
menentukan apakah mereka memuaskan tujuan perusahaan. Jika ya, konsep
dapat beralih ke tahap pengembangan.
6. Pengembangan Produk
Jika konsep produk dapat melewati ujian bisnis, konsep ini berlanjut ke litbang
untuk dikembangkan menjadi suatu produk fisik. Selanjutnya ke bagian
produksi untuk dibuat, diberi merek dan kemasan yang menarik.
7. Pengujian Pasar
Setelah manajemen puas dengan kinerja fungsional dan psikologis, produk
siap dikemas dengan nama merek dan kemasan dalam uji pasar. Dalam
pengaturan autentik, pemasar dapat mempelajari seberapa besar pasar yang
ada dan bagaimana konsumen dan penyalur bereaksi untuk menangani,
menggunakan, dan membeli kembali produk.
8. Tahap Komersialisasi
Memperkenalkan produk baru ke pasar merupakan kegiatan penyelesaian
rencana pemasaran, pengkoordinasian kegiatan perkenalan dengan fungsi-
fungsi bisnis, pelaksanaan strategi pemasaran serta pengontrolan peluncuran
produk.

3.3 Penentuan Lokasi


a. Faktor Penentuan Lokasi
Lokasi industri diperlukan untuk menekan biaya operasional/transportasi
yang tinggi. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
lokasi industri, di antaranya adalah:
1. Bahan mentah
Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam
kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah
yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan
mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya cukup besar dan banyak
ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak pilihan atau alternatif
menempatkan lokasi industri. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri,
cadangannya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja maka akan
menyebabkan biaya operasional semakin tingi dan pilihan untuk penempatan
lokasi industri semakin terbatas.

2. Modal
Karena saadar akan besarnya modal yang harus dimiliki oleh pengusaha
dalam proses produksi merukan hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya
dengan jumlah produk yang akan dihasilkan, tenaga kerja yang dibutuhkan,
teknologi yang akan digunakan, dan sistem pemasaran yang akan dilakukan.
Maka dari itu, perusahaan kami selalu mencari peluang untuk menambah modal
baik melalui pinjaman modal dalam negeri (PMDN) maupun pinjaman modal
dari luar generi (PMA).
3. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran
proses produksi, oleh karena ketersediaan tenaga kerja baik jumlah maupun
keahliannya harus menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi industri.
Masalah tenaga kerja di negara kita masih menjadi agenda pemerintah dalam
memberdayakannya, karena banyak sektor/kegiatan yang membutuhkan
tenaga kerja tetapi tidak dapat diisi karena kualifikasi pencari kerja tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan. Selain masalah tersebut, sistem upah kerja masih
belum sesuai dengan ketentuan karena banyak perusahaan yang belum
mampu membayar upah pekerja sesuai dengan upah minimum regional (UMR)
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perusahaan kami akan
memperhitungkan dengan matang factor ketenagakerjaan ini.
4. Sumber energi
Sumber energi merupakan tenaga untuk menggerakkan mesin-mesin
produksi, sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan dan mempengaruhi
keberlangsungan kegiatan industri. Cukup banyak sumber energi yang dapat
kita gunakan mulai dari sumber energi yang konvensional sampai pada sumber
energi yang berteknologi tinggi. Sumber energi tersebut misalnya: kayu bakar,
air terjun, arus laut/gelombang, angin, sinar matahari, bahan baka fosil
(batubara, minyak bumi, dan gas alam), serta tenaga atom/nuklir.
Kemampuan untuk merekayasa energi tersebut masih belum optimal
sehingga banyak sumber energi yang terbuang dan tidak dimanfaatkan.
Pemenuhan sumber energi saat ini masih mengandalkan pada energi fosil yang
sifatnya tidak dapat diperbaharui, sehingga cadangnnya semakin tipis dan
suatu saat akan habis. Sumber energi fosil sebetulnya kurang baik dan merusak
lingkungan karena menghasilkan CO2 yang dapat menyebabkan pemanasan
global.
Mesin-mesin produksi yang dikembangkan saat ini umumnya didesain
untuk menggunakan sumber energi fosil atau BBM (solar, premium, premix,
minyak diesel, kerosin, dan yang lainnya), sehingga harga BBM akan
menentukan biaya operasional produksi dan pada gilirannya akan menentukan
harga jual produk dan upah kerja. Oleh karena itu perlu pemikiran agar orientasi
penggunaan energi beralih ke sumber energi yang lain dan ramah lingkungan
misalnya energi matahari.
5. Transportasi
Sarana trnasportasi merupakan penunjang kegiatan industri yang sangat
penting, karena transportasi yang lancar dan baik akan menjamin pasokan
bahan baku untuk proses industri dan juga akan menjamin distribusi pemasaran
produk yang dihasilkan. Sarana transportasi yang dapat digunakan untuk
kegiatan industri diantaranya adalah transportasi darat (kereta api dan
kendaraan roda empat atau lebih), transportasi laut (kapal laut), dan
transportasi udara (kapal terbang).
Penggunaan transportasi darat yang banyak digunakan di negara kita
masih didominasi oleh angkutan kendaraan roda empat atau lebih (mobil truk).
Penggunaan sarana angkutan ini kurang menguntungkan, karena: kemampuan
angkut terbatas, penggunaan bahan bakar terlalu banyak, polusi udara yang
dihasilkan lebih tinggi, dan pemeliharaan jalan yang rusak menjadi lebih tinggi.
Walaupun demikian masih ada sisi positifnya yaitu tenaga kerja yang dapat
diserap lebih banyak. Sehingga perlu pemikiran penggunan sarana transportasi
masal (kereta api) untuk mengurangi kepadatan arus lalulintas dan efisiensi
bahan bakar fosil di masa mendatang.
6. Pasar
Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam
mempertimbangkan lokasi industri, karena pasar sebagai sarana untuk
memasarkan/menjual produk yang dihasilkan. Lokasi pasar ada kaitannya
dengan lokasi pemukiman atau pusat penduduk, karena pada hakekatnya pasar
adalah tempat untuk memenuhi semua kebutuhan hidup penduduk melalui
transaksi jual beli. Lokasi pasar biasanya terletak di lokasi yang satrategis dan
mudah dijangkau oleh masyarakat.
Produk yang dihasilkan harus mempertimbangkan kebutuhan pasar agar
segala sesuatu yang dipasarkan dapat diterima dan diperlukan oleh konsumen,
oleh karena itu kecerdasan dalam membaca kebutuhan pasar sangat
diperlukan dalam rangka pengembangan industri di masa mendatang.
7. Teknologi yang digunakan
Teknologi yang digunakan juga ikut berperan dalam menentukan lokasi
industri. Penggunaan teknologi yang kurang tepat guna dapat menghambat
jalannya suatu kegiatan industri. Penggunaan teknologi yang disarankan untuk
pengembangan industri di masa mendatang adalah industri yang: memiliki
tingkat pencemaran (air, udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air, hemat
bahan baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Bahkan pasar
internasional sudah mensyaratkan penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan dan sumberdaya sebagai salah satu syarat agar produknya dapat di
terima di pasaran internasional melalui ISO 9000 dan ISO 14000.
8. Perangkat hukum
Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan
sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan kelangsungan industri,
antara lain: tata ruang, fungsi wilayah, upah minimum regional (UMR),
perizinan, sistem perpajakan, dan keamanan. Termasuk jaminan keamanan dan
hukum penggunaan bahan baku, proses produksi, dan pemasaran. Peraturan
dan perundang-undangan harus menjadi pegangan dalam melaksanakan
kegiatan industri, karena menyangkut modal yang dugunakan, kesejahteraan
tenaga kerja, dan dampak negatif (limbah) yang ditimbulkan.
9. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah sumber air, iklim, dan rawan
bencana (banjir, gempa, dan longsor). Pada awalnya dalam menentukan lokasi
industri hanya mempertimbangkan asal jauh dari pemukiman dengan pemikiran
agar limbah yang dihasilkan tidak merugikan masyarakat. Tetapi setelah
ditelaah lebih mendalam, ternyata limbah yang dihasilkan dan dibuang ke alam,
walaupun jaraknya jauh dari pemukiman manusia akan tetap berdampak pada
masyarakat juga. Sehingga perusahaan kami juga akan memperhatikan factor
ini.
Dari keseluruhan persyaratan tersebut, kemungkinannya sangat sulit
untuk dipenuhi secara ideal, namun dari berbagai persyaratan tersebut dicari
yang paling banyak menunjang, dan harus disiapkan untuk mengatasi dari
kekurang yang tidak dapat dipenuhi sebagai beban operasional yang harus
dikeluarkan. Misalnya suatu industri kadang-kadang lebih dekat dengan lokasi
bahan baku, tetapi agak jauh dengan lokasi pemasaran, atau sebaliknya.

b. Metode Penentuan Lokasi


Dalam menentukan lokasi perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai
metoda dan analisa. Dan PT INI dalam menentukan lokasi yang tepat dalam
Industri Pembekuan Ikan Shisamo dengan metode perbandingan berbagai
alternative lokasi :
Analisa terhadap alternatif-alternatif lokasi seharusnya
mempertimbangkan baik faktor-faktor obyketif (seperti tenaga kerja, biaya bahan
mentah, transportasi, pajak dan pasar potensial) maupun faktor-faktor subyektif
(seperti kegiatan-kegiatan serikat karyawan, kondisi cuaca, iklim politik, dan
bahkan sekolah-sekolah).i Industri Brawijaya University 2012
Suatu metoda sederhana yang dapat digunakan untuk membantu dalam
pemilihan di antara alternatif-alternatif lokasi adalah dengan membentuk sebuah
"tim" para pembuat keputusan yang bertugas mengevaulasi derajat relatif
pentingnya setiap faktor dalam keputusan lokasi. Jadi, dalam penentuan lokasi
pengembangan pabrik pembekuan ikan PT INI sedang dipertimbangkan atas
dasar lima faktor. Untuk setiap faktor, setiap anggota tim memberikan penilaian
relatip diantara berbagai alternatif lokasi (nilai 1 sampai dengan 10). Distribusi
beberapa nilai ini kemudian dirata-rata untuk mendapatkan nilai distribusi
gabungan. Tabel menunjukkan penilaian gabungan sebuah perusahaan untuk
lokasi Pacitan, Trenggalek dan Semarang.

Tabel Penilaian gabungan sebuah perusahaan

Alternatif Pasar Biaya Tersedianya Biaya bahan Pajak


lokasi potensial Tenaga kerja air mentah
Pacitan 2 3 5 4 3

Trenggalek 5 3 1 4 2

Semarang 3 4 4 2 5

Hasil-hasil penilaian dalam tabel dapat dijumlahkan secara horisontal


untuk mendapatkan skor total setiap kota tetapi bila hal ini dilakukan, berarti
perusahaan memberikan bobot yang sama bagi setiap faktor. Kenyataannya,
dalam analisa ini perusahaan pasar potensi 30 %, biaya tenaga kerja 20 %,
tersedianya air 30 %, biaya bahan mentah 10 %, dan pajak 10 %. Kemudian
penilaian dalam tabel 1 dikalikan dengan bobot, menghasilkan angka-angka
dalam tabel 2.

Pacitan :
Perusahaan ptensial :2 X 30% = 60 %
Biaya tenaga kerja :3 X 20% = 60 %
Terssedianya air :5 X 30% = 150 %
Bbiaya bhan mentah :4 X 10% = 40 %
Pajak :3 X 10% = 30 %

Trenggalek :
Perusahaan ptensial :5 X 30% = 150 %
Biaya tenaga kerja :3 X 20% = 60 %
Terssedianya air :1 X 30% = 30 %
Bbiaya bhan mentah :4 X 10% = 40 %
Pajak :2 X 10% = 20 %

Semarang :
Perusahaan ptensial :3 X 30% = 90 %
Biaya tenaga kerja :4 X 20% = 80 %
Terssedianya air :4 X 30% = 120 %
Bbiaya bhan mentah :2 X 10% = 20 %
Pajak :5 X 10% = 50 %
Tabel 2 Bobot Penilaian gabungan sebuah perusahaan
Alternatif Pasar Biaya Tersedia Biaya bahan Pajak Total
lokasi potensial Tenaga kerja nya air mentah
Pacitan 60 60 150 40 30 340

Trenggalek 150 60 30 40 20 300

Semarang 90 80 120 20 50 360

Bila dijumlahkan secara horisontal nilai tertimbang total tertinggi adalah


kota Semarang sebagai kota pilihan alternatif lokasi bagi pengembangan pabrik
pembekuan ikan.
Untuk perhitungan total dihitung secara horizontal
 Pacitan= 60+60+150+40+30= 340
 Trenggalek= 150+60+30+40+20= 300
 Semarang= 90+80+120+20+50= 360

Metode ini memang mendasarkan diri pada pendapat (judgement) dari


beberapa orang ahli yang berpartisipasi dan berdiskusi sampai mereka
memperoleh konsensus pemilihan berbagai alternatif lokasi. Pendekatan ini
sering disebut metoda "Delphi".
Jadi, dengan hasil perbandingan yang ada, PT INI akan menentukan
lokasi pengembangan pabrik pembekuan ikan Shisamo di kota Semarang.

3.4 Manajemen Bahan Baku

3.5 penyusunan peralatan perusahaan


a.) desain fasilitas bangunan (denah perusahaan)

Pengepul Pemukiman Pemukiman


bahan warga warga
baku

pantai

Lokasi pabrik
b.) layout perusahaan
U

S Jalan raya

Pintu Pintu
gerbang pagar perusahaan

1
2

18
18

19

19

4
12

11

10
18

J
5 5
A

I 6

C B
H

G F E D

13
17 5 16 15 5 14

Keterangan :
1. Taman / halaman perusahaan A. tempat cuci tangan
2. Pos satpam B. penerimaan bahan baku
3. Kantor C. pencucian 1
4. Parkiran motor D. sortasi
5. Kamar mandi E. pencucian 2
6. Ruang ganti wanita F. penyusunan
7. Ruang ganti pria G. air blast freezing
8. Truk bahan H. glazing
9. Laboratorium I. pengepakan dan pelabelan
10. Ruang pengadaan J.cool storage
11. Ruang teknisi
12. Ruang Qc
13. Ruang kesehatan
14. Mess wanita
15. Taman belakang
16. Kantin
17. mushola
18. Parkiran mobil
19. Aula pertemuan

Keterangan lebih lanjut:


A. tempat cuci tangan
sebelum memasuki pabrik para pekerja di wajibkan untuk mencuci tangan
terlebih dahulu menggunakan klorin. Pada ruangan tersebut terdapat bak
penampungan, air es, air klorin,
B. penerimaan bahan baku
pada ruangan ini terdapat forklifft untuk mengangkut bahan baku. Di lengkapi
juga dengan cctv
C. pencucian 1
menggunakan bak pencuci. Bahan baku di cuci menggunakna air es.
Kemudian di salurkan melalui troll dan masuk dalam ruang sortasi
D. sortasi
terdapat alat semacam katrol dan penampungan bak yang besar untuk
memisahkan ikan dengan kualitas baik dan buruk
E. pencucian 2
menggunakan bak pencuci. Bahan baku di cuci menggunakna air es.
Kemudian di salurkan melalui troll
F. penyusunan
di dalam ruangan ini terdapat rak rak yang tersusun rapi untuk tempat ikan.
Di lengkapi dengan trucklift
G. air blast freezing
di dalam ruangan ini terdapat rak rak yang tersusun rapi untuk tempat ikan.
Disela sela rak terdapat selang yang digunakan untuk menyemprotkan udara
dingin. Pada ruangan ini di lengkapi dengan trucklift
H. glazing
di dalam ruangan ini terdapat rak rak yang tersusun rapi untuk tempat ikan.
Disela sela rak terdapat selang yang digunakan untuk menyemprotkan udara
dingin. Pada ruangan ini di lengkapi dengan trucklift
I. pengepakan dan pelabelan
terdapat tempat yg agak luas dan dilengkapi cctv karena proses ini
dikerjakan manual
J. cool storage
terdapat alat pengangkut dan pengatur suhu pada coolstorage. Pada dinding
coolstorage terdiri dari beberapa lapisan.

4. Taman / halaman perusahaan


Taman / halaman peusahaan ini tertera atau terpampang tulisan nama PT
dan industri dengan penataan rumput yang rapi
5. Pos satpam
Merupakan pusat informasi pertama. Di dalam pos satpam ini terdapat meja,
kursi tunggu, cctv, buku tamu, jadwal piket
6. Kantor
Tempat rapat dan koordinasi. Didalam kantor terdapat meja dan kursi yang
digunakan untuk rapat, almari untuk menyimpan dokumen dokumen, cctv,
telpon, jadwal kegiatan dan struktur organisasi
7. Parkiran motor
Area parkir motor dan beratapkan fibber
8. Kamar mandi

Terdapat beberapa kamar mandi yang dilengkapi dengan bak air dan toilet
9. Ruang ganti wanita
Dilengkapi dengan rak dan almari baju. Terdapat rak untuk menaruh masker,
sarung tangan, sepatu boat, jas lab, penutup kepala, cermin. Terdapat pula
loker untuk menyimpan barang pribadi
10. Ruang ganti pria
Dilengkapi dengan rak dan almari baju. Terdapat rak untuk menaruh masker,
sarung tangan, sepatu boat, jas lab, penutup kepala, cermin. Terdapat pula
loker untuk menyimpan barang pribadi
11. Truk bahan
Tempat parkir truk yang memuat bahan baku
12. Laboratorium
Laboratorium berfungsi untuk melakukan penelitian dan pengujian kualitas
atau mutu.
13. Ruang pengadaan
Berfungsi untuk menampung bahan baku utama yang di dalamnya terdapat
rak rak dan pendingin
14. Ruang teknisi
Terdapat meja dan kursi untuk menulis hasil laporan dan perkembangan di
setiap proses produksi. Terdapat kaca yang terhubung langsung dengan
ruang produksi guna untuk memudahkan pemantauan, terdapat almari untuk
menyimpan berkas berkas yang berkaitan dengan proses produksi
15. Ruang Qc
Terdapat meja dan kursi untuk menulis hasil laporan dan perkembangan di
setiap proses produksi. Terdapat kaca yang terhubung langsung dengan
ruang produksi guna untuk memudahkan pemantauan, terdapat almari untuk
menyimpan berkas berkas yang berkaitan dengan proses produksi
16. Ruang kesehatan
Ruang kesehatan digunakan untuk mengantisipasi jika ada pekerja yang
sakit atau mengalami kecelakaan pada saat bekerja sehingga dapat
diberikan pertolongan pertama. Di dalam ruangan tersebut terdapat kotak
P3K yang berisi obat obat seperti minyak, povidon iodin, revanol, kasa,
kapas, hansaplast, softbin, plester, dan obat obatan lainnya. Terdapat pula 2
kasur tidur dan selimut serta terdapat kursi tunggu
17. Mess wanita
Tempat tinggal ini digunakan untuk pegawai wanita yang tidak memiliki
tempat tinggal. Fasilitas yang tersedia sama seperti rumah pada umumnya.
18. Taman belakang
Taman / halaman peusahaan ini tertera atau terpampang tulisan nama PT
dan industri dengan penataan rumput yang rapi sehingga pada area PT INI
juga terasa sejuk
19. Kantin
Kantin ini menjual makanan berat / pokok dan ringan setiap harinya
20. Mushola
Tempat beribadah untuk umat muslim. Di dalamnya terdapat sajadah,
sarung dan mukenah milik perusahaan
21. Parkiran mobil
Area parkir mobil
22. Aula pertemuan
Tempat yang digunakan untuk pertemuan khususnya ketika diadakannya
kunjungan atau tamu tamu penting. Terdapat kursi dan meja (seperti
seminar), proyektor dan layar LCD, AC, sound, dan kamera cctv
3.6 proses produksi dan pengolahan limbah
Tahapan tahapan pembekuan pada ikan shisamo yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :

Air Limbah Penerimaan bahan baku


(ikan capelin)

Pencucian 1

Ikan jelek Sortasi / pemilihan bahan baku

Pencucian 2

Penyusunan ikan

Pembekuan dengan air blast frezzing

Glazing /pelapisan es dengan tipis

Pengemsan

pelabelan
rage

 Penerimaan bahan baku


Bahan baku di datangkan dari daerah semarang berupa ikan capelin dalam
keadaan masih utuh dan segar. Ikan capelin yang digunakan adalah jenis
ikan betina yang sedang bertelur

 Pencucian 1
Tujuan pencucian adalah untuk menghilangkan kotoran, lendir, atau darah
yang menempel pada permukaan ikan. Selain itu tujuan dari pencucian
adalah untuk menghilangkan mikroba yang ada dan mencegah pembusukan
 Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan ikan / bahan baku dari segi ukuran dan
grade nya
 Pencucian 2
Setelah dilakukan pensortiran dilakukan pencucian kembali menggunakan
air es
 Penyusunan
Ikan disusun rapi di atas rak rak. Ikan di susun secara bersilang agar semua
bagian ikan dapat terkena es saat proses pembekuan
 Pembekuan dengan air blast frezzing
Dilakukan dengan metode ABF ini karena merupakan metode yang paling
cocok di gunakan untuk pembekuan ikan. Suhu yang digunakan -200C.
metode ini merupakan metode meghembuskan angin dingin pada seluruh
permukaan ikan
 Glazing
Pemberian lapisan tipis berupa es. Tujuannya agar ikan tidak mengalami
kerusakan saat di thawing nantinya dan agar daya awet ikan menjadi lebih
lama
 Pengemasan
Ikan di kemas secara manual oleh karyawan
 Pelabelan
Di beri label secara manual oleh karyawan
 Cool storage
Di simpan di dalam Cool storage. Penyimpanan ini dilakukan untuk
memperpanjang masa awet produk dan tidak menghilangkan kandungan gizi
pada ikan.

Untuk pengolahan limbahnya, jenis limbah yang di hasilkan berupa air


bekas cucian. Langkah yang dilakukan adalah menyaring air limbah tersebut.
Kemudian setelah di saring maka akan terpisah antara residu dan air. Kemudian
setelah terpisahkan di beri larutan klorin sesuai dengan knsentrasi yang di
perlukan. Sehingga air limbah menjadi jernih kembali karena sifat dari klorin
adalah dapat mengendapkan kotoran dan menghilangkan bau. Setelah air
limbah tersebut menjadi jernih, maka air tersebut baru di buang ke sungai karena
air tersebut sudah aman dan ramah lingkungan. Racun yang berbahaya sudah
mengendap bersama klorin. Sedangkan sisa residu dari penyaringan maka akan
diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk.

Anda mungkin juga menyukai