PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Efektivitas kerja dapat lebih ditingkatkan apabila SDM yang ada telah sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Standard Operating Prosedure (SOP) sebagai
pedoman kerja yang telah dimiliki, yang meliputi: suasana kerja kondusif,
perangkat kerja sesuai dengan tugas masing-masing SDM telah tersedia. Adanya
jaminan keselamatan kerja, semua sistem telah berjalan dengan baik, dapat
diterapkannya secara baik fungsi organisasi serta penempatan SDM telah dihitung
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
Menghadapi era transformasi digital dan era disrupsi 4.0, menuntut perusahaan
untuk segera merevolusi SDM-nya, bukan hanya mengenai teknis bekerja, namun
lebih ke hal yang lebih kompleks yaitu perubahan pola pikir (mindset). Pola pikir
adalah berbagai keyakinan yang menyatu dan akhirnya membentuk cara kita
memahami sesuatu, dunia dan diri sendiri. Dengan pengertian seperti ini pola
pikir akan sangat mempengaruhi cara kita berpikir, perasaan serta perilaku dalam
berbagai situasi terutama dalam perusahaan . kemudian mengenai perubahan itu
sendiri yaitu disrupsi dimana adanya perubahan yang muncul akibat perubahan
inovasi dan radikal, yang membuat banyak produk, teknologi, cara-cara, dan
metode yang kita kenal di masa lalu menjadi obsolete (Kasali, 2018). Terdapat 2
(dua) perspektif manusia dalam merespon peristiwa disrupsi, sebagai berikut:
1. Pola pikir tetap, yaitu mereka yang kurang memiliki jiwa tangguh dan berani
untuk menghadapi tantangan dan mudah menyerah terhadap tantangan yang
dihadapi. Mereka hanya melihat bahwa upaya yang dihasilkan hanyalah kesia-
siaan dan umpan balik sebagai hal negatif.
2. Pola pikir berkembang, yaitu mereka yang selalu terbuka terhadap informasi
dan mampu melihat kesempatan baru dalam setiap perubahan. Mereka mengerti
bahwa kemampuan, keterampilan, kecerdasan merupakan hal yang dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Mereka selalu merangkul tantangan dan
melihat tantangan tersebut sebagai peluang untuk berkembang. Menyiapkan SDM
melalui perubahan mindset, tentu bukan suatu hal yang mudah, karena dalam
setiap perubahan selalu ada halangan untuk melakukan suatu hal yang baru.
Mereka yang terperangkap dalam pola pikir tetap takut dengan perubahan dan
terlalu nyaman dengan apa yang sudah mereka capai. Mindset bukan hanya harus
dipahami, melainkan juga harus dilatih. Melepaskan diri dari fixed mindset yang
cenderung mempertahankan status quo, untuk kemudian mengubahnya dengan
pola pikir yang tumbuh (growth mindset), harus melewati 3 (tiga) tahap proses,
yaitu berani untuk memiliki kemampuan melihat (seeing is believing), bergerak,
dan menyelesaikan sampai tuntas (Kasali, 2018). Sebagian orang yang melihat
ternyata tidak bergerak dan sebagian orang yang bergerak, namun gagal
menyelesaikan perubahan itu sampai tuntas. Setiap langkah ditentukan oleh cara
berpikir, oleh karena itu growth mindset menjadi cikal bakal bagi pembangunan
SDM menuju era 5.0.
Cara sukses untuk mendorong perubahan pola pikir SDM harus dilakukan dengan
cara cepat (FAST) dan menyenangkan (FUN).
1. FAST
a. Forget the past. Lupakan masa lalu dan raih masa depan dengan cara
memperbaiki diri, berusaha maju, dan berbuat lebih baik agar tercapai visi dan
misi PT. Bank Tabungan Negara, yaitu menjadi the Best Mortgage Bank in
SouthEast Asia .
b. adaptive to change. Pegawai Bank BTN harus mempunyai kemampuan
memahami arah perubahan, sehingga mampu beradaptasi terhadap gelombang
dahsyat perkembangan teknologi.
c. Skillful and Creativity. Pegawai Bank BTN harus memiliki keterampilan dan
kreativitas yang memadai sesuai bidang penugasan dan tuntutan perkembangan
teknologi. Pengembangan keterampilan dan kreativitas dilakukan dengan
mengaplikasikan dan mengembangkan secara seimbang kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual, kecerdasan kreativitas, serta keccerdasan diri terbaik.
Ketidaksinkronan antara IQ, EQ, SQ, CQ, AQ, dan TQ akan mengakibatkan
pembangunan SDM tidak dapat mencapai hasil yang maksimal.
d. Time Oriented.
2. FUN
a. Fancy Environment. Pegawai yang peduli lingkungan (eco-friendly), akan
memberikan inovasi penyelesaian yang mempertimbangkan isu lingkungan.
b. Use Technology. Pegawai Bank BTN harus menjadi elit teknologi yang mampu
menggunakan data dengan cara orisinal untuk memecahkan masalah utama dan
berinteraksi dengan technology, virtual meeting, e-reporting, dan e-audit. Selain
itu, harus mampu menguasai kemampuan literasi, sebagai berikut:
1. Literasi data, yaitu kemampuan membaca, menganalisis, dan memanfaatkan
informasi big data dalam dunia digital.
2. Literasi teknologi, yaitu memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi
(coding, artificial intelligence, dan engineering principles.
3. Literasi manusia, yaitu humanities, komunikasi, dan desain.
c. Networking. Pegawai Bank BTN harus dapat mengembangkan jaringan untuk
memudahkan komunikasi antar divisi, memudahkan berbagi file, memudahkan
menjaga data yang sifatnya rahasia, mempercepat arus informasi, integrasi data,
dan menghemat biaya
REKOMENDASI
Dalam era 5.0 perencanaan sdm sangat berpengaruh pada perusaan apabila
perusahaan mendengar masukan karyawan untuk menambah kesejahteraan
karyawan dan mendorong berkembangnya kinerja karyawan. Dalam hal ini
perusahaan harus memiliki aturan yang sesuai Standard Operating Prosedure
(SOP) sebagai pedoman kerja yang telah dimiliki, yang meliputi: suasana kerja
kondusif, perangkat kerja sesuai dengan tugas masing-masing SDM telah tersedia.
Adanya jaminan keselamatan kerja, semua sistem telah berjalan dengan baik,
dapat diterapkannya secara baik fungsi organisasi serta penempatan SDM telah
dihitung berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Dengan begitu kinerja karyawan
akan lebih efektif. Selain itu para karyawan bank BTN harus memiliki pola pikir
berkembang agar bisa mengikuti tuntutan perkembangan teknologi.
Pengembangan pola pikir didasari dengan keterampilan dan kreativitas yang
dimiliki seseorang, keterampilan dan kreativitas dilakukan dengan
mengaplikasikan dan mengembangkan secara seimbang seperti kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan kreativitas, serta keccerdasan diri
terbaik. Pegawai Bank BTN juga harus bisa menjadi elit teknologi yang mampu
menggunakan data dengan cara orisinal untuk memecahkan masalah utama dan
berinteraksi dengan technology, virtual meeting, e-reporting, dan e-audit karena
dengan adanya kemajuan teknologi seperti ini, akan memudahkan pekerjaan
karyawan sehingga membuat pekerjaan semakin efektif dan menguntungkan
perusahaan. Kemudian kemampuan perusahaan dalam menyiapkan anggaran
untuk memperkejakan SDM yang sesuai dengan kebutuhan, sangat besar
pengaruhnya terhadap perencanaan SDM. Perencanaan SDM tentu harus
disesuaikan dengan kemampuan finansial perusahaan. Beberapa yang harus
disesuaikan terkait faktor perencanaan seperti rencana stratejik dan rencana
operasional organisasi, anggaran untuk SDM, peramalan pembiayaan,
pengembangan perusahaan dan desain pekerjaan.
REFERENSI
[1] Irawan, N. C. (2023). REVITALISASI EKONOMI PEMBANGUNAN.
REVITALISASI EKONOMI PEMBANGUNAN, 124-137.
http://repository.utp.ac.id/905/1/Chapter_10_Ebook_Revitalisasi_Ekonomi_
Pembangunan_Norbertus_Citra_Irawan_SP_MSc_ISBN_9786230926396.p
df
[2] Esthi, R. B. (2020). Strategi Sumber Daya Manusia di Masa Pandemi dan
New Normal Melalui Remote Working, Employee Productivity, Dan
Upskilling For Digital. JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 22-24.
http://www.djournals.com/jpm/article/download/6/10
[3] Irawan, N. C. (2023). Kewirausahaan Era Society 5.0. Kewirausahaan Era
Society 5.0, 185-201.
http://repository.utp.ac.id/907/1/Ch_16_Kewirausahaan%20Era%20Society
%205.0.pdf
[4] Esthi, R. B. (2022). The Effect of Competence and Job Training on the
Performance of Crab Meat Agro-industry Employees in West Java. Jurnal
Ilmiah Agrineca, 22(2), 1-9.
[5] Setiawan, I., & Esthi, R. B. (2021, November). Kepuasan kerja pengemudi
transportasi online di Indonesia. In FORUM EKONOMI (Vol. 23, No. 4,
pp. 781-790).
[6] Esthi, R. B., & Panjaitan, S. (2023). The Effect of Work-Life Balance on
Turnover Intention Mediated by Burnout. ProBisnis: Jurnal Manajemen,
14(1), 29-34.
[7] Esthi RB, Irawan NC. Manajemen perubahan : konsep dan studi kasus.
Andriyanto, editor. Klaten: Penerbit Lakeisha; 2023. 140 p.
[8] Irawan, N. C., & Aulia, N. N. (2022, November). The nexus between green
strategic consensus, innovation, and performance evidence from eco-
friendly food agro-industry companies in Indonesia. In IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1108, No. 1, p. 012033). IOP
Publishing.
[9] Irawan, N. C., & Hartoyo, E. (2022, November). Environmental
management and stakeholder roles in sustainable tourism development: a
feasibility study. In IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science (Vol. 1108, No. 1, p. 012068). IOP Publishing.
[10] Esthi, R. B., & Setiawan, I. (2023). Green human resources management of
the small and micro-enterprises in Indonesia. Enrichment: Journal of
Management, 12(6), 4877-4885.
[11] Esthi, R. B. (2021, September). The effect of training, discipline, and
motivation on employee performance. In FORUM EKONOMI (Vol. 23, No.
3, pp. 539-544).
[12] Mello, A. J. (2015). Strategic Human Resource Management. USA:
Cengage Learning Publisher.
[13] Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk Bisnis
yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press.
[14] Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya manusia dan produktifitas kerja.
Bandung: Mandar Maju.
[15] Kasali, R. (2018). Disruption: Tak Ada yang Tak Bisa Diubah Sebelum
Dihadapi Motivasi Saja Tidak Cukup. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[16] Achmad, Pompong B (2022). Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Era
Society 5.0. : STIE Mahardhika Surabaya.
[17] Eliana Sari (2009) Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Buku 1
Perencanaan Sumber Daya Manusia: Menentukan Kebutuhan Pegawai
Secara Tepat Cetakan Pertama. Jakarta : Jayabaya University Press.