Anda di halaman 1dari 8

1.

GLOBALISASI DAN SDM

Era globalisasi dan perdagangan bebas membuat persaingan bisnis semakin ketat. Ditingkat
makro, pemerintah perlu meningkatkan kompetensi SDM melalui program peningkatan mutu
pendidikan. Sedang ditingkat mikro, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang
tepat yang didukung oleh strategi SDM dan budaya perusahaan yang tepat pula. Pada dasarnya
strategi SDM berkaitan dengan tiga aktivitas SDM: pengadaan, pemeliharaan serta pelatihan dan
pengembangan. Ketiga aspek tersebut perlu mengacu pada komponen organisasi, seperti
misalnya strategi, budaya perusahaan dan struktur agar mendukung keefektifan perusahaan.
Strategi dan perencanaan SDM perlu didukung oleh nilai-nilai kreativitas, layanan, continuous
learning dan inovatif. Konsep Learning organization seyogianya diaplikasi dan dikembangkan
untuk mengantisipasi tantangan lingkungan internal dan eksternal.

Implikasi globalisasi pada manajemen SDM tampaknya masih kurang diperhatikan secara
proporsional karena tolok ukur keefektifannya kurang memiliki keterkaitan langsung dengan
strategi bisnis. Peranan manusia dalam menunjang pengimplentasian suatu strategi perusahaan,
SBU (Strategic Business Unit) maupun fungsional sangat penting dan menentukan. Banyak
perusahaan yang  telah melakukan program – program pelatihan dan pengembangan SDM
sebagai tanggapan dalam mengantisipasi suatu  perubahan lingkungan yang sangat cepat. Yang
perlu dipertanyakan adalah “Tepatkah program tersebut dilaksanakan?”. Jawaban pertanyaan ini
penting sebagai dasar mengevaluasi keefektifan program pengembangan secara keseluruhan.
Alat ukur keefektifan organisasi dan aktivitas SDM perlu dirancang secara profesional. Capital
intellectual  dan pengukurannya akhir – akhir ini sering dipertimbangkan sebagai alternatif yang
menjanjikan kendati pengimplentasiannya tidak semudah yang diperkirakan.

Berbagai isu antara lain hak paten, royalty, ecolabelling, etika berbisnis, upah minimum pekerja,
tuntutan pelanggan, lingkungan bebas polusi ikut mewarnai dunia usaha di abad ini. Selain
itu, flexibility dan continuous learning merupakan karakteristik yang sangat penting dan yang
sudah dipertimbangkan oleh pelaku bisnis untuk menjawab tantangan perdagangan bebas yang
semakin kompetitif. Untuk memenangkan persaingan di pasar global, perusahaan harus berupaya
dalam layanan yang luar biasa pada pelanggan, mengembangkan kemampuan – kemampuan
baru, produk baru yang inovatif, komitmen karyawan/wati, pengelolaan perusahaan melalui kerja
sama kelompok. Perusahaan dituntut berpikir global (think globally dan act locally) serta
mempunyai visi dan misi yang jauh berwawasan ke depan.

Mendapatkan calon karyawan yang berkualitas dan professional di Indonesia sangatlah tidak
mudah. Hal ini disebabkan karena ketidaksesuaian antara job requirements dengan kompetisi
calon. Bajak – membajak tenaga professional dan headhunting masih sering terjadi hingga saat
ini. SDM di negara kita tampaknya masih kurang menunjukkan kompetensi yang diharapkan.

Dunia bisnis akan semakin berorientasi global terlebih lagi jika implementasi perdagangan bebas
menjadi kenyataan. Kompetisi akan menjadi semakin ketat dan tuntutan dunia akan meningkat.
Taylor (1994) mengemukakan beberapa tindakan yang dilakukan dalam melakukan transformasi
organisasi agar berhasil dan siap menghadapi masalah – masalah di masa depan, yaitu:

a) strectch goals yang mensyaratkan bahwa sasaran harus spesifik dan dapat diukur

b) visi masa depan

c) struktur yang ramping

d) budaya baru yang mengacu pada profesionalisme, keterbukaan, dan kerjasama kelompok,

e) berorientasi pada mutu atau layanan berkelas dunia

f) manajemen prestasi; mensyaratkan setiap individu memberikan produk berkualitas dan


layanan yang memuaskan

g) inovasi menyeluruh

h) kemitraan dan jaringan kerja.

2. STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA

Strategi SDM berkaitan antara lain dengan pembentukan suatu budaya perusahaan yang tepat,
perencanaan SDM, mengaudit SDM baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif, serta mencakup
pula aktivitas SDM seperti pengadaan SDM (dari rekrutmen sampai pada seleksi), orientasi,
pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan SDM, penilaian SDM. Dalam menentukan strategi
SDM, faktor – faktor eksternal perlu dipertimbangkan mengacu pada future trends and needs,
demand and supply, peraturan pemerintah, kebutuhan manusia pada umumnya dan karyawan
pada khususnya, potensi pesaing, perubahan sosial, demografis, budaya maupun nilai – nilai, dan
teknologi.

Perusahaan harus memilih strategi bisnis yang tepat. Yang terpenting dalam meraih keuntungan 
kompetitif adalah melalui pengelolaan SDM secara efektif. Kemitraan dengan perusahaan lain
merupakan karakteristik untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi perusahaan. Sebab itu
network structure dan budaya perusahaan yang mengacu pada inovasi, kreativitas dan belajar
berkesinambungan (continuos learning) merupakan pilihan yang tepat bagi perusahaan –
perusahaan yang ingin survive dan berkembang.

Desain SDM mengacu pada JCM (Job Characteristic  Model). Hackman dan oldman
mengemukakan bahwa JCM terdiri dari task identity, task significance, task varienty, authory,
dan feedback. Dengan kata lain desain ulang pekerjaan bersangkutan dengan kelima karakteristik
tersebut. Salah satu contohnya, pepsi cola di Amerika Utara yang merampingkan organisasi dan
menempatkan pelanggan pada hirarki organisasi teratas dan justru CEO pada tempat terbawah. 
Organisasi ramping tentu bukan satu-satunya yang perlu dilakukan akan tetapi, apabila faktor-
faktor lain seperti aktivitas SDM dan organisasi lain tidak diarahkan untuk mendukung struktur
tersebut.

Dalam menghadapi pasar bebas Asia (AFTA), pendidikan berperan besar dalam meningkatkan
mutu SDM maka perlu ditingkatkanlah mutu pendidikan secara kuantitas maupun kualitas. Tak
hanya kurikulum yang perlu ditinjau maupun ditingkatkan, pelatihan yang efektif perlu
dirancang untuk meningkatkan kualitas SDM. Ditingkat mikro perusahaan perlu berperan aktif
untuk ikut serta  meningkatkan mutu SDM yang lebih baik. Aset SDM yang perlu dievaluasi
adalah kualitas dan potensi SDM yang dimiliki saat ini, kebijakan – kebijakan SDM, sistem
pengadaan, pemeliharaan, dan pelatihan pengembangan, nilai-nilai yang positif maupun negatif
serta kemampuan mengelola keragaman SDM. Juga perlu dirancang suatu alat ukur untuk
mengetahui mutu dan kualitas SDM, potensi SDM serta keterkaitan strategi SDM dalam
perusahaan.

Untuk mengevaluasi SDM perlu dipertimbangkan empat faktor sebagai berikut:

a) Tingkat strategi antara lain misi, visi, dan sasaran organisasi

b) Faktor internal SDM


c) Faktor-faktor eksternal

d) Faktor organisasional

3. Pertimbangan Konseptual dalam memilih Strategi SDM

Karakteristik bisnis abad 21 yang seolah – olah dunia tanpa batas akan ditandai dengan
perdagangan dunia yang kompetitif, tuntutan pelanggan, hak paten, faktor lingkungan, product
life cycle yang semakin pendek, inovasi produk yang semakin meningkat. Pada saat itu
perusahaan perlu tanggap dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Pembudayaan
nilai profesional perlu dilakukan dengan seksama dan disertai sistem yang menunjangnya.
Pradigma organisasi membahas pentingnya peranan pembelajaran dalam menunjang
keberhasilan perusahaan melalui SDM yang mengimplementasikan paradigma tersebut.
Pembelajaran dalam organisasi membahas lima komponen dasar sebagai berikut:

a) Personal mastery
b) Mental models
c) Shared vision
d) Team learning
e) System

Sonnenfeld dan Peiperl mengembangkan suatu model tipologi perusahaan dan


mengimplikasikannya pada strategi SDM sebagi berikut:

3.1. Fortress

Perusahaan menekankan pada kelangsungan hidup. Keamanan terhadap pekerjaan kurang


bahkan tidak diijinkan. Jenis perusahsan yang memiliki tipologi ini adalah hotel, retailing.
Strategi SDM adalah retrenchment. Perusahaan yang memilih strategi ini berada dalam
lingkungan yang sangat kompetitif sehingga implementasi strategi kurang sistematik dan
konsisten.

3.2. Academy

Perusahaan menekankan pada spesialisasi jabatan. Strategi SDM yang dijalankan adalah
pengembangan SDM. Pelatihan ekstensif diberikan pada para recruitees, sebab itu jalur karier
yang jelas biasanya direncanakan dengan seksama. Turnover karyawan diupayakan serendah-
rendahnya. Kendati perusahaan beriorintasi pada pembinaan karyawan dari awal, perusahaan
kadang-kadang juga merekrut outsider untuk posisi tertentu.

3.3. Club

Perusahaan menekankan loyalitas, komitmen, senioritas, dan pengalaman. Para club dan para
manajernya cenderung generalist, sebab itu strategi SDM cenderung berorientasi pada retensi,
pemeliharaan, dan konstribusi kelompok.

3.4. Baseball-Team

Perusahaan menekankan pada inovasi. Penilaian prestasi lebih berorientasi pada hasil.
Pengembangannya berupa pelatihan tidak terlalu banyak dilakukan. Pendekatan tipologi ini
mengarah pada pola pikir secara sistematik dan pragmatis, akan tetapi memasukkan suatu
perusahaan pada salah satu kategori tersebut tidak mudah. Mengaitkan konsep tipologi strategi
SDM dengan future predictable characteristics akan memberikan gambaran peranan strategi
SDM secara jelas yang kemudian perlu direncanakan kegiatan SDM yang mendukung.

4. Aktivitas SDM Dalam Menghadapi Bisnis Global

Dengan mengacu pada karakteristik bisnis dimasa depan, serta memperhatikan masalah SDM
yang dihadapi oleh perusahaan, maka perlu dirumuskan dan diimplementasikan strategi SDM
yang tepat, yaitu:

4.1. Prediksi SDM


4.2. Rekrutmen dan peseleksian
4.3. Orientasi
4.4. Pelatihan
4.5. Pemeliharaan
4.6. Penilaian prestasi
4.7. Penanaman nilai
4.8. Memperhatikan faktor-faktor eksternal
4.9. Jalur karier karyawan yang perlu direncanakan
4.10. Struktur organisasi yang seharusnya, cenderung ramping, fleksibel, dll.
5. Perubahan Lingkungan Manajemen SDM

Tanggung jawab departemen SDM secara bertahap akan menjadi lebih luas dan strategi dari
kalangan orang – orang bisnis mulai memasukkan “departemen personalia” dalam diagram
perusahaan mereka. Saat ini, globalisasi di bidang ekonomi dan beberapa tren lainnya merupakan
pemicu perubahaan bagi perusahaan dalam mengorganisasikannya, mengelola, dan
memanfaatkan departemen personalia/SDM mereka.

5.1.  Lingkungan yang Berubah

Globalisasi mengacu pada perusahaan untuk memperluas, kepemilikan, penjualan, dan


manufaktur mereka ke pasar baru di luar negeri. Globalisasi yang meluas berarti perusahaan akan
siap untuk meningkatkan pesaing dan dengan seiringnya meningkat pesaing, maka akan memicu
perusahaan tersebut menjadi perusahaan kelas dunia untuk menekankan biaya, untuk membuat
karyawan lebih produktif, serta menemukan berbagai hal yang baik untuk dilakukan dan tidak
terlalu mahal.

5.2. Kemajuan Teknologis

Banyak pula perusahaan kelas dunia yang meningkat di karenakan teknologi yang dimilikinya.
Banyak pula contoh perusahaan yang melakukan hal tersebut, sehingga saat ini SDM di tuntut
untuk menghadapi tantangan dengan menerapkan teknologi dengan segera dalam mengerjakan
tugas-tugas yang dapat meningkatkan kegiatan operasi mereka.

5.3. Mengekspor Pekerjaan

Tekanan persaingan dan pencarian efesien yang lebih baik juga mendesak para pemilik
perusahaan untuk mengekspor pekerjaan keluar negeri. Dikarenakan hal ini dapat membantu
perusahaan untuk membuka cabang di luar negeri.

5.4. Sifat Pekerjaan

Dengan persaingan global, lebih banyak pekerjaan manufaktur berpindah ke negara lain dengan
upah tenaga kerja yang murah da itu kini menjadi tren di beberapa perusahaan. Modal yang harus
di keluarkan SDM mengacu pada pendidikan, pelatihan, pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian. Dengan lingkungan yang ada pada era globalisaisi ini, para manajer pun membutuhkan
sistem SDM baru yang berstandar kelas dunia dan keahlian untuk memilih, melatih, memotivasi
para karyawan, dan untuk mendapatkan komitmen mereka untuk lebih berperan sebagai rekan.

5.5. Demografis Tenaga Kerja

Pada saat yang sama demografis juga akan berubah. Salah satunya para pekerja yang semakin
tua, sehingga perusahaan mengalami kekurangan tenaga professional yang berat dan
membutuhkan SDM yang baru. Perusahaan dituntut untuk tepat dalam memilihnya dan dapat
menjadikan para SDM yang bisa dihandalkan untuk mencapai tujuan perusahaan bersama.
Banyak pula perusahaan yang tetap menggunakan karyawan yang lebih tua dikarenakan
karyawan itu lebih pengalaman/profesional.

Kesimpulan

Dengan dimulainya perdagangan bebas saat ini, maka pemerintah dan pelaku bisnis harus siap
dan menghadapinya dengan mempersiapkan strategi bisnis, khususnya menigkatkan SDM pada
bidang logistic agar kita mampu bersaing di era ini. Professionalisme manajemen, sistem
informasi, budaya, strategi fungsional harus berjalan secara bersamaan untuk mencapai sebuah
tujuan perusahaan. Dalam menghadapi tantangan globalisasi perusahaan atau pelaku bisnis,
pemerintah dan akademis perlu mengembangkan tenaga kerja nasional seperti meningkatkan
mutu kurikulum, maupun pelatihan yang efektif untuk menunjang dan meningkatkan mutu serta
motivasi SDM.

Pendapat

Dalam memasuki era globalisasi ini, pemerintah harus lebih serius memikirkan dan bertindak
untuk menghadapinya. Bukan hanya pemerintah saja, namun pelaku bisnis dalam perusahaan
juga harus lebih pintar dan kreatif dalam mengelola perusahaannya agar mampu bersaing dalam
pasar bebas Asia saat ini dan ke depannya. Jika tidak segera ditindak maka yang akan terjadi
adalah adanya gejala menjual diri bangsa dengan hanya mengandalkan SDA yang tak terolah dan
tenaga buruh atau SDM yang murah dan akan mengakibatkan kesenjangan ekonomi
Kesimpulan

      Dengan dimulainya perdagangan bebas, pemerintah dan pelaku bisnis harus siap
menghadapinya dengan mempersiapkan strategi bisnis dan khususnya menigkatkan SDM pada
bidang logistic agar kita mampu bersaing dalam skala dunia dalam transportasi.

Di tingkat makro, dalam menghadapi tantangan globalisasi perusahaan atau pelaku bisnis,
pemerintah dan akademis perlu mengembangkan tenaga kerja nasional melalui program-program
terpadu dan nyata. Seperti yang sudah di jelaskan tentang calon-calon SDM yang dianggap
berkualitas. Dengan berjalannya dunia globalisasi kita harus siap untuk mengahadapi dunia
internasional dan memperbaiki mutu SDM di Negara kita sendiri agar tidak tertinggal jauh oleh
pesaing-pesaing.

SUMBER REFERENSI:

Djoko Hanantijo (Universitas Surakarta)

https://networkids.wordpress.com/2015/01/21/strategi-meningkatkan-kwalitas-sdm-dalam-
menghadapi-era-globalisasi-pada-bidang-logistik/

Anda mungkin juga menyukai