MOTOR PEMBAKARAN
I. Pendahuluan
Motor pembakaran dan mesin uap, adalah termasuk dalam golongan pesawat –
pesawat panas, yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha
mekanis. Pada perubahan ini akan selalu timbul kerugian – kerugian yang berarti
panas dari hasil pembakaran bahan bakar, tidak seluruhnya diubah menjadi usaha
mekanis. Besarnya kerugian ini akan menentukan “ Rendemen “ atau “ daya guna “
dari pesawat. Makin besar kerugiannya, makin kecil Rendemen tersebut. Yang
dimaksud dengan rendemen dari pesawat panas ialah perbandingan antara
benyaknya panas yang diubah menjadi usaha mekanis dengan banyaknya pa55nas
yang diberikan kepada pesawat tersebut. Yang dimaksud dengan motor perubahan
(motor bakar ), ialah sebuah pesawat yang energi untuk kerja mekaniknya diperoleh
dengan pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Karenanya motor bakar
disebut pesawat kalori dengan pembakaran dalam ( internal combustion enginer ).
Sedang mesin uap ialah sebuah pesawat dimana usaha panas didapatkan
dari pembakaran bahan bakar diluar mesinnya sendiri atau dalam pesawat lain
(ketel uap ). Karenanya mesin uap disebut pesawat kalori dengan pembakaran
luar ( external combustion enginer ).
Dengan demikian kerugian panas pada mesin uap lebih besar dari pada kerugian
panas pada motor bakar. Karenanya rendemen pada motor bakar dapat mencapai 25
– 40 %, sedangkan rendemen pada mesin uap kira – kira separuhnya saja, dan
pemakaian bahan bakar pada motor bakar jauh lebih hemat dibandingkan dengan
mesin uap pada daya yang lama.
1
II. Keuntungan motor terhadap mesin uap
a. Pemakaian bahan bakar lebih hemat dari pada mesin uap untuk tiap tenaga kuda
( TK ).
b. Instalasi lebih sederhana, karenanya ruang mesin lebih kecil
c. Lebih cepat disiapkan untuk dijalankan
d. Tenaga pelayanan lebih sedikit, baik untuk menjalankan atau memeliharanya
Gambar 1
2
V. Pembagian Motor
a. Berdasarkan pembakaran bahan bakar dibedakan :
1) Motor pembakaran secara letupan ( explasi ) = volume sama
2) Motor pembakaran tekanan sama
3) Motor pembakaran kombinasi antara 1) dan 2)
Gambar 3
4
3) Motor pembakaran kombinasi antara 1) dan 2)
Motor pembakaran kombinasi ialah bila pembakaran bahan bakar terjadi
pada volume tetap dan tekanan tetap ( kombinasi antara motor explasi
dengan motor tekanan sama ).
1 – 2 = proses kompresi
2 – 3 = proses pembakaran
pada volume tetap
( 2 = V 3 )
3 – 4 = proses pembakaran
pada tekanan tetap
( P2 = P4 )
4 – 5 = proses expansi
5 – 1 = proses pembuangan
Gambar 4
5
1) Motor tekanan rendah ( MTR )
Motor tekanan rendah ialah motor bilamana tekanan akhir kompresinya
rendah ( 5 – 7 kg / cm2 ).
Contohnya : Motor memakai bahan bakar encer seperti motor bensin.
Pada motor ini campuran udara dan bensin dinyalakan dengan bunga api
listrik ( vonk ).
1) Motor 4 takt ialah motor dimana seluruh proses kerja dilakukan dalam 4
langkah torak atau 2 putaran poros engkol untuk menghasilkan 1 tenaga
Contonya : motor 4 takt bensin, motor 4 takt diesel.
6
2) Motor 2 takt
Motor 2 takt ialah motor dimana seluruh proses kerja dilakukan dalam 2
langkah torak atau 1 putaran poros engkol untuk menghasilkan 1 tenaga.
Contohnya : Motor bensin 2 takt dan motor diesel 2 takt.
d. Berdasarkan jumlah isi torak yang melakukan usaha, motor yang dibedakan :
1) Motor kerja tunggal
2) Motor kerja ganda
7
Untuk mendapatkan tenaga mesin yang besar dengan jumlah putara,
diameter dan langkah torak yang tetap, jumlah sekunder cukup menentukan,
artinya bila jumlah sekunder bertambah, maka tenaga motor juga akan
bertambah besar. Dengan menambah jumlah sekunder ini, jelas ruang mesin
menjadi lebih besar.
3) Motor mendatar
Motor mendatar ialah motor yang mempunyai posisi mendatar ( kebalikan
dari motor tegak )
Motor ini dijalankan dengan gas karena gas mudah dapat dicampur dengan
udara. Campuran gas – udara dihisap masuk ke dalam sekunder selama pertengahan
pertama dari langkah torak dan kemudian dinyalakan dengan bunga api listrik
(vonk ).
8
Akibat dari pembakaran yang mendadak dari gas tadi, maka tekanan
meningkat hingga 5 atm ( atm = atmosfir ), hingga torak bergerak terus. Dalam
pada itu tekanan dalam sekunder turun lagi hingga tekanannya sama dengan
tekanan udara luar. Pada waktu torak bergerak kembali, maka gas – gas bekas
pembakaran dikeluarkan dari silinder.
Motor linoir ini berjalan tersentak – sentak, karena penyalaan campuran gas
– udara tidak terjadi pada saat yang tepat ( 1/3 sampai 1/2 ) langkah torak .
Keburukan motor ini pemakaian bahan bakar sangat boros, karena dari panas yang
diperoleh dari pembakaran, hanya 4 – 5 % saja yang memberikan usaha
(tenaga) pada poros engkol ( rata – rata tenaga 3 – 4 PK ).
Pada tahun 1878 seorang jerman bernama OTTO dapat menemukan motor
gas yang proses usahanya dilakukan dalam 4 langkah torak ( 4 takt ). Pada tahun
1880 muncullah penemuan motor – motor dengan memakai bensin atau minyak
tanah sebagai bahan bakar. Dan akhirnya pada tahun 1897 seorang jerman bernama
Ir. Rudolph Diesel menemukan mesin yang memakai minyak sebagai bahan bakar
dan penyalaannya tidak dilakukan dengan bunga api listrik. Pembakaran bahan
bakar terjadi karena penyabutan bahan bakar bersamaan dengan tekanan udara yang
dibuat tinggi. Hasil pembakaran ini menghasilkan tenaga dalam silinder guna
menggerakkan ( memutar ) poros engkolnya. Mesin diesel untuk perkapalan dibuat
pertama kali pada tahun 1903.
9
Keterengan gambar 5
1 = cylinder head
2 = inlet valve
3 = exhaust valve
4 = injector
5 = cylinder liner
6 = cylinder blok
7 = tie bolt
8 = piston
9 = compression ring
10 = oil scraper ring
11 = connecting rod
12 = crank shalt
13 = crankpin dan
crankpin bearing
14 = jurnal shalf &main
bearing
15 = oil pan
16 = indicator cock
17 = safety valve
18 = piston pin dan
bushing
Gambar 5
10
Keterengan gambar 6
1 = cylinder liner
2 = piston
3 = piston ring
4 = inlet port
5 = exhaust port
6 = piston rod
7 = connecting rod
8 = rosh head &
bushing
9 = slipper
10 = crank shaft dan
bearing
11 = crank pin &
bearing
12 = jurnsl shaft dan
bearing
13 = oil pan
Gambar 6
11
BAB II
MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL
b. Perbedaannya
Perbedaan motor bensin dan motor diesel ditinjau dari :
1) Proses kerja
- Untuk motor bensin proses kerjanya terjadi pada pembakaran explasi
dengan volume tetap ( Otto Cycle ).
- Untuk motor diesel proses kerjanya terjadi pada pembakaran dengan
tekanan tetap ( Diesel Cycle ).
12
3) Tekanan kompresi
- Tekanan kompresi pada motor bensin maksimum 6 kg/cm2, karenanya
tenaga yang dihasilkan motor bensin terbatas pada tenaga – tenaga yang
kecil saja, sehingga penggunaannya juga terbatas pada kendaraan
(mobil, sepeda motor dll ).
- Tekanan kompresi pada motor diesel tinggi, maksimum dapat mencapai
40 kg/cm2, karenanya tenaga yang dihasilkan cukup besar, dan
penggunaannya menjadi multi purposes, seperti : tenaga penggerak
kapal, pabrik – pabrik, perindustrian dan pelistrikan dsb.
4) Titik nyala ( flash point ) bensin lebih kecil 430 C, sedang solar > 430 C.
Gambar 7
13
a. = katub masuk
b. = katub buang
A = langkah pemasukan
B = langkah kompresi
C = pembakaran
D = langkah expansi
E = langkah pembuangan
1) Proses kerja motor bensin 4 takt, adalah sebagai berikut ( lihat Gbr. 7 )
a. Langkah pertama ( langkah pemasukan ) – gambar A.
Torak bergerak turun dari atas ke bawah ( dari THA ke TMB ) katub
masuk terbuka, katub buang tertutup. Karena torak bergerak kebawah,
terjadi pembakaran volume atau terjadi penurunan tekanan diatas torak
(ingat hukum Boyle pada ruang tertentu ). Campuran udara dan bensin
masuk kedalam silinder ( pemasukan udara dan bensin masuk kedalam
silinder ini terjadi karena tekanan dalam silinder lebih kecil dari pada
tekanan udara luar dan terjadi pengisapan oleh torak ).
Udara dan bensin tersebut masuk silinder melalui karburator. Karena
terjadi pencekikan dalam karburator yang melalui penampang yang
berbentuk nozzle, sehingga bensin tersebut berubah menjadi bentuk
kabut.
14
Saat torak mencapai dan di TMA diberikan bunga api listrik ( vonk )
dari besi dengan tegangan listrik 10.000 – 12. 000 volt DC, yang
mampu menimbulkan pembakaran ( gambar C ). Pembakaran ini
berlangsung sangat cepat, atau dengan kata lain, pembakaran terjadi
pada volume tetap ( V = C ), hal ini berakibat tekanan dan suhu akan
naik dengan cepat, sehingga terjadi letupan ( explosi ), tekanan
pembakaran mencapai 15 kg/cm2.
Dari setiap langkah tersebut hanya ada satu langkah yang memberikan
kerja ke luar yaitu langkah ke 3 atau langkah expansi, sedangkan
langkah – langkah lainnya membutuhkan kerja. Hal ini menyebabkan
perputaran motor tidak teratur, namun fungsi roda penerus dapat
menstabilkan perputaran motor ini.
15
Roda penerus penerus ini menampung sebagian kerja yang terdapat
dari langkah ketiga, kemudian membaginya untuk langkah – langkah
lainnya. Bila motor tersebut dilengkapi dengan banyak silender, maka
berturut – turut satu langkah dalam tiap – tiap silender memberikan
usaha, dengan demikian ukuran roda penerus dapat diperkecil atau
mungkin dapat dilingkar.
16
2) Diagram tekanan – volume ( P - diagram ) motor bensin 4 takt.
a = pemasukan
b = kompresi
c = pembakaran ( v = c )
d = expansi
e = pembuangan
Gambar 8
18
b. Motor Bensin 2 takt
Gambar 9
19
Yang dimaksud dengan pembilasan ialah pengeluaran gas bekas dari
silinder oleh desakan udara baru yang masuk kedalam silinder. Pembilasa
pada motor bensin 2 takt pada umunya tidak memakai pompa bilas
tersendiri, tetapi dilaksanakan oleh lemari engkol ( carter ) dengan torak
sendiri sebagai pompanya ( hal ini disebut pembilasan carter ).
20
Pada saat pintu buang akan terbuka, tekanan gas turun
hingga 3 atm. Langkah usaha ini berakhir segera setelah pintu
buang mulai terbuka. Gas pembakaran dibuang keluar silinder dan
tekanan dalam silinder hampir sama dengan tekanan udara luar.
Selagi pintu buang masih terbuka, maka pintu bilas ( lubang masuk )
menyusul terbuka yang diatur oleh toraknya sendiri. Campuran
udara dan bensin masuk ke dalam silinder sambil mendorong sisa –
sisa gas bekas keluar silinder melalui pintu ( lubang ) buang, hal ini
disebut pembilasan.
2) Dibawah torak
a. Langkah naik
Kalau bagian atas torak menutup pintu bilas, maka ruang carter
tertutup. Torak bergerak terus keatas, ruang carter bertambah besar,
hingga terjadi vaccum didalamnya. Ini berarti tekanan dalam carter
lebih kecil dari pada tekanan udara luar. Karena perbedaan tekanan
inilah campuran udara dan bensin masuk kedalam carter setelah
torak mulai membuka pintu masuk.
b. Langkah turun
Langkah torak mencapai TMA, torak kembali turun kebawah.
Terlebih dahulu bagian bawahnya menutup pintu masuk, kemudian
memanfaatkan campuran udara dan bensin hingga tekanan 3 atm.
Pemanfaatan ini terus berlangsung sampai torak bagian atas
membuka pintu bilas. Jika pintu bilas ini sudah membuka, mulailah
pemasukan dan pembilasan ruang atas torak.
21
Setelah torak mencapai TMB, dilanjutkan dengan gerakan
torak keatas lagi. Karena pembilasan motor ini dilakukan dengan
perantaraan alas torak dan ruang carter, maka pembilasannya disebut
pembilasan ruang engkol ( carter spoeling ).
Gambar 10
22
A = katub masuk
B = katub buang
a = langkah pemasukan
b = langkah kompresi
C = pembakaran
D = langkah expansi
E = langkah pembuangan
Karena bahan bakar pada motor diesel relatif lebih kental, sehingga
pembakarannya memerlukan waktu yang lama dibandingkan dengan motor
bensin, dan hampir berlangsung pada tekanan yang tetap ( P = C ). Pada
beberapa motor, tekanan pembakaran mencapai 100 atm.
23
a. Langkah pertama ( langkah pemasukan ) – gambar A
Torak bergerak turun dari TMA ke TMB, katub masuk terbuka,
katub buang tertutup. Udara murni tanpa bahan bakar masuk
kedalam silinder melalui kutub masuk yang terbuka.
24
Ringkasnya :
- Langkah pemasukkan, torak turun, penghisapan udara murni
- Langkah kompresi, torak naik, kompresi udara hingga 35 atm
dan suhu kompresi 6000 C. Pada saat torak di TMA terjadi
penyemprotan bahan bakar dalam bentuk kabut sehingga
menimbulkan pembakaran yang tekanannya hampir tetap.
- Langkah expansi, torak turun dan pembakaran memuai (expansi)
dan terjadi pembuangan awal.
- Langkah pembuangan, torak naik, pembuangan gas-gas bekas
pembakaran dari dalam silinder.
a = pemasukkan
b = kompresi
c = pembakaran
pada V konstan
d = expansi
f = pembuangan
Gambar 11
25
3) Perbedaan motor explasi 4 takt dengan motor diesel 4 takt
URAIAN
MOTOR EXPLASI MOTOR DIESEL
Gambar 12
a = lubang buang
26
b = lubang masuk
A = pembakaran expansi
B = pembuangan
C = pembilasan
D = kompresi
Pada motor diesel 2 takt umumnya tidak terdapat katub masuk dan katub
buang, namun adanya jyga yang mempunyai katub buang ( pada pembilasan
memanjang ). Tetapi pada pertengahan silinder dibuat dua deretan lubang –
lubang yang berhadap – hadapan dimana masing – masing deretan untuk
pengeluaran gas-gas disebut lubang ( pintu ) buang, sedangkan deretan untuk
pemasukkan udara disebut pintu masuk ( pintu bilas ). Lubang – lubang
pembilasan dan pembuangan terletak berhadapan, sisi bawahnya terletak sama
tinggi, dan ini sesuai dengan kedudukan paling bawah dari torak ( TMB ),
sedangkan sisi atasnya tidak sama tinggi ( lubang buang lebih tinggi dari pada
lubang masuk ). Lubang tersebut dibuka dan ditutup oleh toraknya sendiri.
Maksud lubang buang sedikit lebih tinggi dari pada lubang bilas, agar pada
waktu torak turun, lubang pembuangan yang terbuka terlebih dahulu dari pada
lubang bilas, sehingga gas-gas pembakaran tidak dapat mengalir ke lubang
pembilasan.
27
Setelah torak turun kira – kira 90% langkah torak, disusul dengan
pembilasan, yaitu setelah lubang pembilasan dibuka oleh torak. Lubang
– lubang buang terbuka lebih dahulu, hingga tekanan gas dalam silinder
turun sampai tekanan udara luar. Saat kemudian lubang pembilasan
terbuka dan udara bilas mendorong gas-gas bekas keluar silinder (terjadi
pembilasan )
a = pemanasan
b = kompresi
C1 = pembakaran pd
vulume tetap
C2 = pembakaran pd
Tekanan tetap
d = expansi
e = pembuangan
Gambar 13
28
3) Perbedaan motor explosi 2 takt dengan motor diesel 2 takt.
IV. Perbedaan – perbedaan pokok antara motor 4 takt dan motor 2 takt.
Motor 4 takt
a. Untuk tiap proses dibutuhkan 4 langkah torak atau dua putaran poros engkol,
sedangkan dari 4 langkah torak tersebut, hanya ada satu langkah yang memberi
usaha pada poros.
29
b. Tersedia 1 langkah penuh untuk pemasukan, kompresi, expansi dan
pembuangan.
c. Pembakaran sempurna, motor bersih.
d. Pemakaian bahan bakar hasil hemat.
e. Putaran mesin lebih cepat.
f. Tenaga motor lebih kuat.
Motor 2 takt
a. Untuk setiap proses dibutuhkan 2 langkah torak atai 1 putaran poros engkol,
sedangkan dari 2 langkah torak tsb.
b. Tersedia 1 langkah untuk expansi, pembuangan, pembilasan dan pemasukan
serta 1 langkah untuk kompresi.
c. Pembakaran kurang sempurna, motor kotor.
d. Pemakaian bahan bakar boros.
e. Putaran mesin lebih pelan
f. Tenaga motor lebih besar.
g. Suhu torak dan dinding selinder agak tinggi.
h. Konstruksi lebih sederhana.
i. Motor lebih mahal, karena ada pompa bilas.
30
- Pembakaran, expansi dan buang awal pada langkah turun
31
0
R = 4/5 0 C
0
F = ( 9/5 0 C + 32 )
0
K = ( 0 C + 273 )
0
R = 9/5 0 K = ( 0
F + 460 )
atmut = ata = bara
atmel = ato = baro
atmut = ato + 1
bara = baro + 1
1 atm = 1, 033 kg/cm2 = 76 cm Hg = 10 m k. a = 14, 7 psi ( 14, 7 lbs ) = 1 bar
1 galon= 4, 6 Liter
1 barrel= 159 Liter
1 BTU = 252 Calori
1 kg = 9, 8 Newton
1 bar = 1, 02 kg / cm2
1 kg/cm2 = 105 Newton / m2 = 10 m. k. a = 76 cm Hg = 14,7 psi
1 Joule = 0,24 Calori = 1 Newton meter
1 galon = 4, 6 Liter
1 ton expansion valre = 200 BTU / menit = 50 kcal / menit
32
BAB III
PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN
33
Gambar 14
35
Gambar 15a & 15b
M1 - M2 Pemasukan a
M2 – A Kompresi b
A - TMA Penyalaan c
TMA - B1 Expansi d
B1 - B 2 Pembuangan e
M1 - B2 Pembilasan f
Gambar 15c
Pada gambar 15a. adalah lingkaran dari gerakan engkol dan gambar 15b.
adalah diagram P-V yang diputar 900 kekanan, sedang gambar 15c. adalah tabel
gabungan antara diagram engkol, proses dan diagram P-V dalam bentuk matrik.
Tentukan titik kejadian proses pada diagram engkol dan proyeksikan titik-titik
tersebut pada diagram P – V yang melukiskan titik-titik kejadian dalam silinder.
Dari titik-titik itu menentukan letak tingginya sesuai dengan tekanan dalam silinder
pada waktu itu. Diagram P-V yang didapat adalah hampir sama dengan diagram
indicator yang didapat dari mesin, akan menentukan tenaga dari mesin tersebut.
36
IV. Pembukaan dan Penutupan klep – klep pada motor diesel 4 takt.
Pada Gbr 16a. adalah diagram engkol, sedang gambar 16b. adalah diagram P-V,
sedang gambar 16c. adalah tabel gabungan antara diagram engkol, proses kerja dan
diagram P-V yang diplat dalam bentuk matrik.
M1 - M2 Masuk a
M2 – A Kompresi b
A - TMA Nyala c
TMA - B1 Expansi d
B1 - B 2 Buang e
M1 - B2 Bilas f
Gambar 16c
38
Gambar 17a & 17b
M1 - M2 Masuk a
M2 – TMA Kompresi b
A1 - A2 Penyalaan c
TMA - B1 Expansi d
B1 - B 2 Buang e
M1 - B2 Bilas f
Gambar 17c
Pada gambar 17a. adalah diagram engkol, gambar 17b. adalah diagram indicator,
sedang gambar 17c. adalah daftar ( tabel ) yang diplat bersama – sama antara
diagram engkol, proses kerja dan diagram indicator dalam bentuk matrik.
39
VI. Diagram engkol dan diagram Indicator motor diesel 2 takt.
A2 – B1 Expansi a
B1 – B2 Buang b
M1 – M2 Bilas c
M1 – B2 Masuk d
B2 – A 1 Kompresi e
A1 – A2 Nyala f
Gambar 18c
Diagram gambar 18a. adalah diagram engkol, gambar 18b. adalah diagram
indicator, sedang gambar 18c. adalah tabel diagram engkol, proses kerja dan
diagram indicator yang diplat dalam bentuk matrik.
41
BAB IV
PENGERTIAN - PENGERTIAN
I. Pengertian
a. Diameter torak adalah garis tunggal torak. Dalam perhitungan motor garis
tunggal torak dianggap sama dengan diameter silinder. Pada kenyataannya tidak
sama atau diameter silinder lebih besar dari pada diameter torak. Bila diameter
silinder dikurang dengan diameter torak, disebut kelonggaran ( spelling ),
dan kelonggaran ini dapat dikedapkan dengan menempatkan cincin torak
(pistonling), sehingga dalam silinder akan didapat kompresi udara, bila udara
tersebut dimanfaatkan saat langkah kompresi :
b. Langkah torak adalah jarak yang ditempuh torak dalam silinder yang diukur
dari TMA ke TMB.
c. Tekanan rata-rata adalah tekanan udara dan gas didalam silinder secara rata –
rata pada saat masing – masing proses kerja (pemasukan, kompresi,
pembakaran, expansi dan pembuangan ).
d. Putaran adalah jumlah putaran poros engkol tiap menit ( RPM ) yang terdapat
karena sebuah motor bekerja.
e. Tenaga theoritis ialah tenaga motor yang dihitung berdasarkan P-V diagram
yang direncanakan dan berkaitan erat dengan tekanan rata – rata yang dihitung
secara theoritis
42
f. Tenaga indikator ialah tenaga motor yang didapat dari diagram indikator
dengan memperhatikan kerugian – kerugian didalam silinder ( seperti kerugian
mekanis, kerugian gesekan dll ) berkaitan erat dengan tekanan rata – rata
indikator.
g. Tenaga efektif ialah tenaga motor yang terdapat pada poros engkol tanpa
kerugian – kerugian jelas, tenaga efektif adalah tenaga yang murni keluar dari
mesin. Tenaga efektif berkaitan erat dengan tekanan rata – rata efektif
sedang motor 4 takt, tiap 2 putaran poros engkol menghasilkan 1 tenaga sehingga
43
N0 = 0, 785 D2 . S . n/2 . pR atau N0 = 0, 785 D2 . S . n . pR 4 takt
60 . 75 2, 60 . 75
- Tekanan rata baik tekanan rata-rata indikator maupun tekanan rata-rata efektif
berubah.
Angka tetap yang sudah tertentu tersebut disebut “ Konstante silinder “.
Dari rumus tenaga motor :
Ni = 0, 785 D2 . S . n . Z . pI dan Ne = 0, 785 D2 . S . n . Z . Pe
60 . 75 60 . 75
K = 0. 785 D2 . S K = 0, 785 D2 . S
60 . 75 2. 60.75
Sehingga : NI = K . n . PI . Z D = dalam cm
Ne = K . n . Pe . Z S = dalam meter
Kerja ganda 2 takt : K = 0, 785 ( 2D2 – d2 ) s
60 . 75
Kerja ganda 4 takt : K = 0, 785 ( 2D2 – d2 ) s
2. 60 . 75
45
Piston displacement adalah volume silinder motor atau piston displacement =
0, 785 D2 . S. Piston displacement disingkat PD, jadi :
D = = 0, 785 D2 . S
V. Rendemen
Yang dimaksud dengan Rendemen ( efeciemey ) ialah perbandingan antara
sesuatu yang berguna terpakai terhadap yang diberikan.
Jumlah panas yang dibangkitkan oleh pembakaran bahan bakar suatu motor ada
sebagian panas yang tidak terubah menjadi usaha. Gas bekas yang keluar dari
cerobong masih mempunyai suhu yang tinggi mencapai 200 – 400 0 C, jelaslah
disini hanya sebagian saja panas hasil pembakaran bahan bakar yang dirubah
menjadi usaha, sedangkan panas lainnya meninggalkan mesin keluar cerobong.
Dewasa ini pada motor – motor kapal yang modern disekitar cerobong
ditempatkan suatu ketel gas buang ( Ketel ramount ), dimana untuk membuat uap
dari air, dimanfaatkan gas bekas motor yang masih bersuhu tinggi, dialirkan
melalui ketel ini, baru kemudian gas buang tersebut dialirkan ke udara luar. Uap
yang dihasilkan dari ketel gas buang ini, diperlukan untuk pemanas bahan bakar
MFO untuk motor tersebut. Jenis bahan bakar MFO ( madine fuel oil ) adalah
kental, karenanya harus dipanaskan terlebih dahulu agar mencair sebelum dialirkan
ke pengabut ( injector ). Didalam sebuah motor kita mengenal 3 ( tiga ) macam
Rendemen yaitu :
1. Rendemen theknis : ialah perbandingan antara panas yang diubah menjadi
usaha dengan panas yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar.
= Q silinder
Q b. bakar
46
2. Rendemen mekanis : ialah perbandingan antara tenaga efektif yang terdapat
pada poros engkol dengan tenaga dari diagram indikator.
= Q poros
Q silinder
47
Karena baik rendemen theknis maupun Rendemen total berhubungan dengan
panas hasil pembakaran bahan bakar, maka pemakaian bahan bakar baik indikator
maupun pemakaian bahan bakar efektif diupayakan juga dalam bentuk panas
sehingga :
th = 632
bi . NP
m = Ne
Ni
Pemakaian bahan bakar tiap silinder tiap langkah usaha dalam kg = be . Ne atau
60.Z.n
tiap injeksi dalam kg = be . Ne
60.Z.n
Pemakaian bahan bakar tiap silinder tiap langkah usaha dalam kg = be . Ne atau
60.Z.n
tiap injeksi dalam kg = be . Ne
60.Z.n
Pemakaian bahan bakar tiap injeksi dalam liter adalah :
B inj = be . Ne
60.Z.n.J
B inj = be . Ne
30.Z.n.J
dimana : B inj = Pemakaian bahan bakar tiap injeksi dalam liter
be = Pemakaian bahan bakar dalam kg / epk jam.
Ne = Tenaga efektif motor dalam EPK
n = RPM
49
J = Berat jenis bahan bakar dalam kg/dm3 atau gram/cm3
Pemakaian bahan bakar tiap injeksi dalam liter, dengan kaitannya terhadap
pemakaian bahan bakar indikator adalah :
B inj = be . Ne
60.Z.n.J
B inj = be . Ne
30.Z.n.J
50
Ni = 0, 785 D2 . S . n . Z . pi untuk motor 2 takt
60 . 75
Ne = 0, 785 D2 . S . n . Z . pe untuk motor 2 takt
60 . 75
m = Ne = 0, 785 D2 . S . n . Z . pe : 0, 785 D2 . S . n . Z . pi
Ni 60 . 75 60 . 75
= 0, 785 . D2 . S . n . Z . pe x 60 . 75
60 . 75 0, 785 D2 . S . n . Z . pi
Pi
th be . NP bi . NP
= 632 x bi . NP
be . NP 632
be
Sehingga : m = Ne = pe = bi = tat
Ni pi be th
51
Rumus m ini berlaku untuk motor 2 takt atau motor 4 takt baik kerja tunggal
maupun kerja ganda.
Ditanyakan :
a. Tenaga indikator
b. Tenaga efektif
c. Rendemen mekanis
Penyelesaian :
a. Ni = 0, 785 . D2 . S . n . Z . pi
2 . 60 . 75
Ni = 0 , 785 . 14, 5 .14, 5 . 1. 150 . 4 .7 = 77, 02 IHP
2 . 60 . 75
b. Ne = 0, 785 D2 . S . n . Z . pe
2 . 60 . 75
= 0, 785. 14, 5.14, 5 . 1.150. 4 . 5,8
2 . 60 . 75
Ne = 63, 817 EHP
Ni 77, 02
Pi 7
52
2. Sebuah motor diesel 2 takt kerja tunggal diketahui : Diameter silinder = 700
mm, jumlah silinder = 6 , langkah torak = 1050 mm, putaran = 120 RPM,
Rendemen mekanis = 85 % dan tekanan rata-rata indikator = 5 kg / cm2.
Ditanyakan : Tenaga indikator, tenaga efektif, tekanan rata-rata efektif dan
konstante silinder.
Ni = 3231, 06 IHP
m = Ne 0, 85 = Ne
Ni 3231, 06
Ne = 0, 85 . 3231, 06 = 2746, 4 EHP
Ne = 0, 785 . D2 . S . n . Z . pe
60 . 75
2746, 4 = 0, 785. 70. 70. 1,05. 120. 6. Pe
60 . 75
2746,4 . 60. 75 = 0, 785. 70. 70. 1,05. 120. 6. Pe
pe = 2746,4 . 60. 75 = 4, 249
0, 785. 70. 70. 1,05.120. 6
pe = 4, 25 kg / cm2 atau
m = pe 0, 85 = pe = 5.0, 85 = 4, 25
pi 5
pe = 4, 25 kg/cm2
K = 0, 785. D2. S = 0, 785. 70.70. 1, 05 = 0, 8975
60 . 75 60 . 75
53
3. Sebuah motor diesel 4 takt kerja tunggal, jumlah silinder = 2 buah, harus
membangkitkan tenaga efektif = 45 EPK pada putaran = 1000 RPM. Bila
Rendemen mekanis = 75 % dan tekanan rata-rata efektif = 6 kg/cm 2, sedang
perbandingan langkah dan diameter silinder = 1, 3 ; maka hitunglah langkah
dan diameter torak.
Penyelesaian :
S = 1,3 S = 1, 3 D = 0, 013 D.
D
Ne = 0, 785 . D2. S. n. Z. pe 45 = 0, 785. D2. 0,013 D. 1000. 2. 6
2 . 60 . 75 2 . 60 . 75
4. Sebuah motor diesel 2 takt kerja tunggal menghasilkan tenaga efektif = 1670
EPK dan diagram indikator memperlihatkan jumlah 2190 IPK, pemakaian
bahan bakar tiap jam = 300 kg dan nilai pembakaran bahan bakar = 10200
kcal / kg.
Hitunglah : Rendemen mekanis, Rendemen total dan Rendemen theknis serta
pemakaian bahan bakar tiap ipk jam dan epk jam.
Penyelesaian :
Ni 2190
be = 300 kg / epk jam = 0, 179 kg / epk jam = 179 gram / epk jam
1670
54
bi = 300 kg/ipk jam = 0, 1369 kg/ipk jam = 136, 9 gram/ipk jam
2190
be . NP 0, 17 . 10200
be . NP 0, 1369 . 10200
th 0, 7625
5. Tentukan jumlah tenaga indikator dan pemakaian bahan bakar tiap IPK jam
dalam gram untuk sebuah motor diesel 4 takt kerja tunggal 8 silinder yang
memakai 3, 6 ton minyak sehari semalam. Diameter silinder = 500 mm,
langkah torak = 950 mm, putaran = 88 RPM dan tekanan rata-rata sindikator =
6, 35 kg/cm2 serta Rendemen mekanis = 85 %
Penyelesaian :
Ni = 0, 785. D2. S. n. Z. pi = 0, 785. 50. 50. 0,95. 88. 8. 6, 35
2 . 60 . 75 2 . 60 . 75
Ni = 926 IPK
Ni 926
be = 3, 6 ton tiap 24 jam
be = 3600 kg / epk jam = 0, 190 kg / jam
787 . 24
55
th = bi 0, 85 = bi bi = 0, 85 . 0,19 = 0, 161 kg/ipk jam
be 0, 19
bi = 161 gram / ipkjam
X. Kecepatan Torak
Bilamana dikatakan kecepatan torak sebuah motor, maka yang dimaksud
adalah kecepatan rata-rata dari torak motor tsb. Kecepatan torak ialah jarak yang
ditempuh torak rta-rata dalam tiap satuan waktu ( detik ) oleh torak itu.
Pada motor yang sedang bekerja, kecepatan torak yang sebenarnya berbeda
– beda tiap kedudukan engkol. Pada TMA atau TMB torak berhenti sebentar,
kemudian bergerak makin lama makain cepat, dan selanjutnya selama pertengahan
kedua dari langkah, makin perlahan.
56
cm = 2 S n sin
60
untuk = maka : cm menjadi terbesar atau
cm = 2 S n sin = S . n
60 30
Gambar 20
= ( VS + Vx ) + VC
57
VC
Gambar 21
Soal contoh ;
Sebuah motor 4 takt kerja tunggal, diameter silinder = 650 mm, langkah torak =
1400 mm, Ruang kompresi = 15 %, putara = 500 RPM, tekanan rata-rata efektif = 7
kg / cm2, Rendemen total = 38 %, Rendemen theknis = 42 % dan nilai pembakaran
bahan bakar = 10.000 kcal/kg.
Ditanyakan :
a. Tenaga efektif dan indikator bila jumlah sil : 6
b. Pemakaian bahan bakar tiap ipk jam dan epk jam
c. Perbandingan kompresi
d. Kecepatan rata-rata torak
e. Rendemen mekanis
f. Momen puntir poros engkol
g. Pemakaian bahan bakar tiap sil. tiap poros jika berat jenis bahan bakar = 0, 85
kg/dm3.
Penyelesaian
a. Ne = 0, 785. D2. S. n. Z. pe = 0, 785. 65. 65. 1,4. 500. 6. 7 = 10834 EPK
2 . 60 75 2 . 60 . 75
bi . NP bi . 10.000 0, 42 . 10000
58
bi = 0, 150 kg/ ipk jam
bi = 150 gram / ipk jam
be . NP bi . 10.000 0, 38 . 10000
= 0, 166 kg / epk jam
= 166 gram / epk jam
m = bi = 150 = 0, 90 = 90 % atau
be 166
m = tat = 0, 38 = 0, 90 = 90 %
th 0, 42
c. = VS + VC = VS + 0, 15VS = 1, 15 VS = 1, 15 = 7, 6 atau
VE 0, 15 VS 0, 15
= 100 + 15 = 115 = 7, 6
15 15
Ni Ni 0, 9
59
XII. Neraca Panas ( Heat balancing )
Gambar 22
60
Ni = Tenaga yang dipakai untuk mendesak torak.
Ne = Tenaga yang terdapat pada poros engkol.
Ng = Ni – Ne = tenaga yang terjadi karena gesekan.
Akibat suhu tinggi ini, maka dinding silinder menjadi demikian panasnya,
bila tidak didinginkan, maka minyak pelumasnya akan terbakar dan terjadi
kelumeran material yang menghilangkan kekuatannya. Pada motor-motor kecil,
dimana perbandingan antara luas dinding silinder dan volume silinder sangat besar,
maka pendinginan dipakai udara, sedangkan untuk motor-motor besar dipakai
pendingin air tawar, air laut atau kombinasi keduanya. Banyaknya panas yang
diserahkan kepada air pendingin, gas buang dan gesekan adalah suatu kerugian
yang tak dapat dihindari bagi stiap motor yang sedang bekerja.
Pada gambar 22, terlihat sebuah neraca panas pada suatu motor. Karena
pembakaran bahan bakar didalam silinder akan menghasilkan panas sebesar 100
%. Panas tersebut akan diserap oleh :
a. Air pendinginan sebesar 25 %
b. Pancaran sebesar 1%
c. Gas buang sebesar 30 %
d. Gesekan sebesar 13 %
e. Daya usaha berguna 31 %
Jumlah = 100 %
61
th = th - gesekan
Contoh soal :
Sebuah motor diesel 2 takt tunggal mempunyai data-data sbb : tenaga efektif =
14706 EPK, perbandingan langkah dan diameter torak = 2, putaran = 110 RPM,
jumlah silinder = 8, tekanan rata-rata efektif = 7, 8 kg/cm 2, Rendemen total = 40 %,
Rendemen mekanis = 90 % dan nilai pembakaran bahan bakar = 10000 kcal/kg.
Ditanyakan :
a. Diamater dan langkah torak.
b. Tenaga indikator dan tekanan rata-rata indikator.
c. Pemakaian bahan bakar tiap EPK/jam dalam gram dan tiap IPK/jam dalam
gram.
d. Panas yang diserap gas buang dan air pendingin dalam kcal/jam dan dalam %
terhadap panas yang diberikan bila pancaran diabaikan.
e. Panas yang diserap karena gesekan dalam kcal/jam dan dalam % terhadap
panas yang diberikan.
Penyelesaian : S = 2 S = 2D = 0, 02 D
62
b. m = Ne 0, 9 = 14706 Ni = 14706 = 16340 IPK
Ni Ni 0, 9
m = pe 0, 9 = 7, 8 pi = 7, 8 = 8,7 kg/cm2
pi pi 0, 9
be 158
d. Panas yang diserap oleh gas buang dan air pendingin = 100 % - th
m 0, 9
63
BAB V
64
Bentuk plunyer pada bagian atas dibuat alur yang menyerupai ulir,
maksudnya untuk mengatur langkah efektif dari plunyer. Yang dimaksud dengan
langkah efektif ialah jarak yang ditempuh plunyer selama terjadi pemompaan
minyak ke pengabut. Langkah efektif plunyer selalu tetap
65
Gambar 23
Gambar 24
66
Dengan peralatan tertentu, plunyer dapat diputar kedudukannya dari luar
silinder pompa. Pada gambar 24 a, plunyer pada kedudukan terendah mulai
bergerak keatas, bahan bakar masuk kedalam silinder pompa dan setelah
kedudukan plunyer seperti gambar 24 b mulai terjadi pemompaan ( langkah efektif
mulai ) dan tekanan diatas plunyer naik sampai maximum. Pemompaan bahan
bakar berakhir, bila alur bagian bawah plunyer melewati saluran pada silinder
sebelah kanan ( langkah efektif berakhir ). Pada gambar 24 c kedudukan plunyer
tertinggi ( akhir menekan ).
Jika plunyer diputar kekiri sedikit ( pemutaran plunyer melalui gigi yang
dihubungkan Rack handal bahan bakar ) seperti gambar 24 d, maka langkah efektif
berkurang ( lebih pendek ), sehingga hasil pompa lebih sedikit yang mengakibatkan
penyemprotan bahan bakar ke pengabat kecil dan tenaga motor berkurang atau
putaran lebih kecil. Selanjutnya bila plunyer terus diputar kekiri seperti gambar 24
e, karena kedudukan saluran dari plunyer, ruangan dalam silinder akan
berhubungan dengan saluran pemasukan, sehingga walaupun plunyer terus
bergerak naik – turun, tidak ada pemompaan atau langkah efektif menjadi nol dan
motor akan berhebti. Jika dengan mengatur langkah efektif, berarti mengatur
putaran dan tenaga motor. Setelah plunyer mencapai kedudukan tertiggi, maka
sebuah pegas akan menekannya kembali kebawah sambil mengisap bahan bakar.
Secara mendadak pada akhir langkah tekan, sehingga bahan bakar tidak
memutar di pengabut. Biasanya penghasilan pompa bahan bakar direncanakan 2
kali pemakaian bahan bakar pada beban maximum dengan tujuan agar :
67
1. Tidak terjadi kekurangan bahan bakar, jika
a. Motor mendapat beban maximum
b. Pada suatu keadaan, dimana dibutuhkan bahan bakar extra yang lebih
banyak.
c. Pompa bekerja kurang baik.
2. Ukuran pompa dan bagian – bagiannya tidak terlampau kecil.
Contoh soal :
Sebuah motor kerja tunggal 2 takt, jumlah silinder = 8 lt, tenaga tiap silinder =
1250 IPK pada putaran 115 RPM. Pemakaian bahan bakar = 140 gram/ IPK jam,
berat jenis bahan bakar = 0, 9 gram / cm 3. Plunyer pompa bahan bakar mempunyai
diameter = 40 mm.
Hitunglah langkah efektif pompa bahan bakar :
Penyelesaian.
B inj = bi . Ni = 140 . 1250 Ni tiap silinder = 1250 IPK
60. Z. n. J 60. 1. 115. 0,9
B inj = 28, 18 cm3
68
a. Dengan pengabutan udara ( pengabut udara )
b. Dengan pengabutan ( pengabut tekan )
Kedua sistem ini dapat digunakan pada motor 4 takt atau 2 takt. Pada akhir
langkah kompresi, dalam silinder telah terisi dengan udara bertekanan 35 atm,
dengan suhu 6000 C.
Suhu ini lebih tinggi dari suhu nyala dari bahan bakar, sehingga begitu bahan
bakar masuk dalam silinder terus terbakar dengan sendirinya. Untuk pengebutan
bahan bakar diperlukan tekanan yang cukup tinggi, karena selain untuk
mengabutkan, juga untuk melawan tekanan kompresi. Dulu banyak digunakan
sistem pengabutan udara, tetapi karena tidak praktis, maka sekarang untuk motor-
motor diesel selalu memakai pengabutan tekan.
69
Gambar 25
70
Gambar 26
Waktu yang tersedia untuk penyemprotan bahan bakar adalah singkat sekali,
sedangkan perlambatan penyalaan ( ignation log ) tak dpat diatur dari luar. Yang
dimaksud dengan perlambatan penyalaan ialah waktu antara saat dimulainya
penyalaan dan saat mulai pembakaran. Perlambatan tersebut sangat tergantung pada
jenis bahan bakar dan kekuatan alat penyala ( pada umumnya berlangsung kira-kira
selama 1/200 – 1/450 detik ), sedang perlambatan penyalaan dinyatakan dalam
derajat engkol.
Contoh soal :
Sebuah motor 2 takt kerja tunggal dikatahui sbb : putaran = 1500 RPM,
perlambatan penyemprotan = 1/450 detik, pembakaran harus mulai 30 sebelum
TMA. Bilamana penyemprotan bahan bakar harus dimulai ?
Penyelesaian :
t = 1 =
6n 450 6 . 150
450 = 6. 150
= 6. 150 = 9000 = 20 LE ( lingkaran engkol )
450 450
Penyemprotan bahan bakar harus mulai adalah : 200 + 30 = 230 sebelum TNA
Pompa bahan bakar untuk motor-motor tekanan sedang, harus dibuat demikian
rupa, hingga pada saat tiap-tiap langkah usaha dapat disemprotkan bahan bakar
sebanyak yang diperlukan dengan tepat dan penyemprotannya harus berlangsung
dan selesai dalam saat yang tersedia untuk itu.
72
BAB VI
b. Untuk motor – motor kecil jenis 2 takt, udara masuk kedalam silinder dengan
perantaraan alas torak dan bak engkol sebagai pompa pembilas yang akhir ini
disebut pembilasan bak engkol ( carter spoeling ).
c. Unutk motor – motor ukuran sedang jenis 4 takt dengan medium speed atau
high speed menggunakan perantaraan turbo charged untuk memasukkan udara
dalam silinder.
d. Untuk motor – motor ukuran besar jenis 2 takt, selain menggunakan pompa
bilas tersendiri, digabung juga dengan turbo akarging untuk memasukkan udara
dalam silinder.
II. Pembilasan
73
Pembuangan gas bebas ( gas buang ) dari silinder setiap kali sesudah
pembakaran, dan menggantikannya dengan udara baru adalah bagian yang penting
dari proses 2 takt. Bagian ini desebut pembilasan, dan biasanya diselenggarakan
selama 10 % terakhir dari langkah usaha dan 10 % pertama dari langkah kompresi.
Yang dimaksud dengan pembilasan suatu proses pengeluaran gas buang dari
dalam silinder oleh gesekan udara baru yang masuk kedalam silinder. Untuk
mengeluarkan gas buang dari silinder dan mengisinya lagi dengan udara baru, mula
– mula dipakai klep – klep yang ditempatkan pada kepala silinder ( cylinder head ).
Kerugian cara ini adalah saat langkah buang poros engkol naik, ternyata
klep – klep tadi tidak cukup memberi keluasan bagi gas – gas buang untuk keluar
dari dalam silinder. Karenanya kecepatan gas buang menjadi terlampau tinggi,
hingga mengakibatkan gesekan – gesekan atau hambatan – hambatan besar yang
berarti tenaga motor berkurang. Juga karena kecepatan udara baru yang masuk
kedalam silinder akan tercampur dengan gas buang, mengakibatkan pengisian
silinder tidak dapat dikatakan bersih.
Pembuatan pintu – pintu bilas pada dinding silinder adalah suatu upaya
perbaikan, walaupun disana sini masih ada juga kerugiannya. Pada motor – motor
yang memakai pintu – pintu pembilas pada dinding silinder, toraknya harus dibuat
panjang, hingga pembukaan dan penutupan pintu – pintu tersebut dapat diatur
dengan baik oleh toraknya sendiri.
Tinggi pintu – pintu buang adalah 20 % dari langkah torak, sedang tinggi
pintu bilas adalah 10 % dari langkah torak. Berhubung dengan ini, maka
kompresinya baru mulai, sesudah 20 % dari permulaan langkah, hingga pada akhir
langkah dalam silinder terdapat udara yang 20 % berkurang, jika dibandingkan
dengan motor 4 takt dengan volume langkah yang sama. Hal ini disebabkan karena
pada motor 4 takt tersedia satu langkah penuh untuk kompresinya, seperti telah
diketahui bahwa banyaknya udara dalam ruang bakar akan menentukan banyaknya
74
bahan bakar yang dapat dibakar, sedangkan pembakaran ini akhirnya akan
berpengaruh terhadap tenaga motor yang diberikan pada tiap-tiap langkah usaha.
Pada motor 4 takt, terjadi juga pembilasan yaitu saat katub masuk dan katub
buang terbuka bersama – sama ( over lapping ), dimana udra baru mendorong gas
buang keluar silinder. Pembilasan pada motor 4 takt terjadi cepat sekali
(pembilasan 2 takt lebih lama ), karena ruang silinder motor 4 takt lebih bersih dari
pada silinder 2 takt atau karena pembukaan dan penutupan katub – katub masuk
dan buang tidak diatur oleh torak, tetapi diatur oleh camshaft, sehingga motor 4 takt
lebih bersih dibandingkan silinder motor 2 takt. Pembilasan pada motor 4 takt,
diutamakan dengan tujuan untuk membersihkan ruang pembakaran dan untuk
pendingin pembilasan dengan menggunakan pompa pembilas disebut SUPER
CHARGING. Pada motor – motor yang modern super charging ini disempurnakan
dengan memakai senuah turbin gas buang yang dipergunakan menggerakkan
75
blower untuk menghasilkan udara yang tersebut akhir ini disebut TURBO
CHARGING.
Pada motor – motor 4 takt dan 2 takt dewasa ini selalu dilengkapi dengan
SUPER CHARGING atau TURBO CHARGING yang menghasilkan udara yang
diperlukan untuk pembakaran yang sempurna. Dengan demikian Rendemen
volumentris motor – motor tersebut menjadi lebih besar. Yang dimaksud dengan
Rendemen volumentris ialah perbandingan volume udara yang hisap dengan
volume langkah atau
V = √S Sedangkan
VS + VC Dimana : VS = volume langkah
= VS + VC VE = volume akhir kompresi
VC = perbandingan kompresi
V = Rendemen volumetris
Untuk motor yang volume silindernya 1 m3, maka dengan pengisian isap,
silinder ini dapat diisi dengan 1, 07 kg udara, sedangkan dengan pengisian tekan
dapat diisi 1, 55 kg udara. Jadi dengan pengisian tekan silinder tadi dapat diisi
udara 45 % lebih berat dari pada pengisian isap, yang mengakibatkan pada
pengisian tekan bahan bakar dapat dibakar 45 % lebih banyak dan tenaga motor
menjadi 45 % lebih besar dari pada pengisian isap.
76
III. Waktu pembilasan
Bila pembilasan berlangsung selama 0 lingkaran engkol dan putaran motor adalah
n, maka waktu pembilasan adalah t, sehingga :
t =
6n
Penyelesaian
= 300 + 300 = 600
t = = 60 = 60 = 1 detik
6n 6 .100 600 10
a. Pembilasan memanjang
77
Pembilasan memanjang adalah pembilasan dimana jalannya udara bilas
memanjang silinder untuk mendorong gas. Pada gambar 27, diperlihatkan
gambar pembilasan memanjang.
Gambar 27a
2) Katub masuk dipasang dibagian katub silinder, sedang gas buang melalui
lubang – lubang buang yang dipasang dibawah silinder.
Contohnya : BRONS
78
Gambar 27b
3) Lubang bilas dipasang dibawah silinder, sedang lubang buang dipasang
diatas silinder.
Contohnya : B & W dan Dox Ford
Gambar 27c
Kerugiannya
1) Dibawah lubang bilas, pembilasan kurang sempurna.
2) Konstruksinya lebih berat, karena adanya katub buang dan penggerakny, jadi
harganya mahal.
3) Katub buang akan bocor.
b. Pembilasan melintang
Pembilasan melintang ialah pembilasan dimana jalannya udara bilas melintang
silinder untuk mendorong gas. Lubang – lubang bilas dan buang dipasang
saling berhadapan dibagian bawah silinder, bagian dasar lubang sama tinggi,
sedang bagian atasnya tidak sama tinggi atau lubang buang lebih tinggi dari
pada lubang bilas.
Contohnya : Sulzer ( lihat gambar 28 )
Gambar 28
80
Keuntungannya
- Konstruksi lebih sederhana, karena tidak ada katub buang
Kerugiannya
1) Terjadi kerugian singkat, karena lubang bilas dan buang saling berhadapan.
2) Volume udara kompresi berkurang, karena lubang buang tertutup terlebih
dahulu dari pada lubang bilas.
3) Pembilasan kurang sempurna, karena pada silinder terjadi sudut – sudut
mati.
c. Pembilasan membalik
Pembilasan membalik ialah pembilasan dimana jalannya udara bilas membalik
kearah masuknya udara bilas untuk mendorong gas buang. Lubang – lubang
bilas dan buang dipasang pada satu sisi silinder, dimana letak posisi lubang
bilas dibawah, sedang lubang buang setelah atasnya.
Contohnya : MAN ( lihat gambar 29 )
Gambar 29
Keuntungan
81
- Konstruksi sederhana, karena tidak ada katub buang.
Kerugian
1) Volume udara kompresi berkurang.
2) Pembilasan kurang sempurna.
Gambar 30
Keuntungan
1) Pembilasan lebih sempurna, karena tidak ada sudut – sudut mati.
2) Aliran udara merupakan garis ulir dalam silinder.
82
Kerugian
- Volume udra pembilasan berkurang, karena pintu buang tertutup lebih lama
dari pada lubang bilas.
V. Pompa pembilas
Sebagaimana telah diketahui, bahwa pompa pembilas dipergunakan untuk
melaksanakan pembilasan silinder motor. Udara bilas yang diberikan oleh pompa
tersebut sesungguhnya melaksanakan 3 macam tugas sekaligus yaitu :
a. sebagai pendingin.
b. Sebagai pembilasan.
c. Mengisi silinder dengan udara baru.
Pembilasan tersebut harus diselesaikan dalam waktu sesingkat – singkatnya dan
diusahakan sedapat mungkin supaya gas buang yang tercampur dengan udara baru
dapat diatasi sekecil – kecilnya. Pompa pembilas hanya dipakai pada motor – motor
2 takt saja.
- Pompa tandem
b. Pompa pembilas rotasi terdiri dari :
- Roots blower.
83
a. Ventilator centrifugal digerakkan secara mekanis dengan perantaraan rantai
atau roda gigi.
b. Turbo blower adalah juga ventilator centrifugal, tetapi satu poros dengan
turbin gas buang, dimana sudut – sudut turbinya digerakkan oleh gas buang
motornya ( turbo charged )
Pada gambar 31 diperlihatkan pompa pembilas bertorak. Pompa tersebut
digerakkan oleh batang penggerak dari motornya
Gambar 31 & 32
84
Gambar 33
Pada gambar 32 diperlihatkan pompa pembilas ( Roots blower ).
Motor Dentz tekanan tinggi. Roots blower digerakkan secara mekanis dari
motornya. Sedang pada gambar 33 diperlihatkan pompa tandem. Dalam tabung
ganda terdapat dua buah torak yang dihubungkan menjadi satu dengan sebuah
batang. Batang tersebut digerakkan dengan perantaraan engkol tambahan dari
motor melaui sebuah batang penggerak. Ruang dalam dari rumah pompanya
terdiri dari 2 bagian udara dihisap kedalam ruang sisi kanan dan ditekan melalui
ruang sisi kiri. Klep hisap terletak disebelah kanan, sedangkan klep buang
disebelah kiri.
a. Sistem Serie, dimana udra dihisap melaui Turbo charged, ditekan ke sebuah
pompa bilas, selanjutnya dari pompa bilas ditekan ke dalam silinder motor
melaui air coobr ( pendingin udara ). Jadi aliran udaranya : turbo charged –
pompa bilas – air coobr – cylinder. Udara yang masuk kedalam silinder
tekanannya diperbesar setelah melalui pompa bilas. Pompa bilas ini bisa dari
bagian bawah torak kerja, atau dipasang pompa bilas tersendiri yang digerakkan
oleh motornya atau bagian kepala silang ( Croshead ) sebagai pompa bilas.
b. Sistem paralel, dimana udara dihisap melalui turbo charged ditekan ke dalam
air Receiver ( bejana udara ) sedangkan pompa bilas menghisap udara melalui
tempat lain dan menekannya juga ke air Receiver.
86
a. Pada sistem tekanan rata ( sama ), gas buang dialirkan dari silinder – silinder
motor kedalam sebuah bejana ( Receiver ), dimana akan terjadi tekanan yang
sama atau tetap. Pada receiver tersebut gas buang mempunyai energi potensial
yang dialirkan kedalam turbin gas buang. Pada sistem ini turbin gas buang
mendapat aliran gas tang tetap dengan tekanan yang hampir tetap. Jumlah
turbin gas buang hanya 1 buah untuk melayani semua silinder motor.
b. Pada sistem denyutan, gas buang dialirkan langsung ke turbin gas buang
melalui pipa – pipa gas buang yang pendek. Dengan cara demikian energi
kinetis dari denyutan gas yang keluar dari silinder dimanfaatkan didalam turbin
gas buang. Tetapi pada sistem ini hanya jumlah silinder yang terbatas dapat
menjalankan 1 turbin atau dengan lain perkataan tidak semua silinder dapat
dihubungkan dengan 1 turbin, berarti memerlukan lebih dari satu turbin gas
buang. Hal ini akan lebih baik bila gas buang dari 3 silinder dihubungkan pada
1 turbin.
Berarti bila motor tersebut mempunyai jumlah silinder sebanyak 6 lt,
diperlukan 2 buah turbin gas buang. Agar aliran gas buang tidak terputus –
putus masuk turbin gasbuang, maka pipa – pipa gas buang yang dihubungkan
ke turbin diambil berdasarkan urutan pembakaran dari motor tersebut.
Peralatan tambahan tersebut disebut turbo charging. Gas buang yang keluar
dari silinder motor, dimanfaatkan untuk memutar sebuah turbin gas buang melalui
sudu – sudu turbin. Dinying rotor turbin dipasang blower atau kompressor. Dengan
berputarnya rotor turbin, berarti blower juga turut berputar yang mengisap udara
dari keluar mesin dan ditekan masuk kedalam silinder – silinder motor. Sebelum
udara tersebut masuk ke dalam silinder – silinder motor, terlebih dahulu
87
didinginkan dengan maksud agar udara menjadi lebih padat, berarti juga molekul –
molekul oksigen dari udara tersebut lebih banyak, sehingga saat dibutuhkan untuk
proses pembakaran sempurna, dengan demikian tenaga motor akan lebih besar.
Motor dilengkapi turbo charging mempunyai tenaga 1 ½ kali lebih besar dari pada
motor tanpa turbo charging. Dalam tabel dibawah ini dapat dilihat :
88
a. Tenaga motor lebih besar pada ukuran – ukuran yang sama.
b. Rendemen mekanis lebih besar
c. Rendemen theknis lebih besar
d. Pemakaian bahan bakar kecil.
e. Perbandingan kompresi kecil.
Kerugian
a. Harga motor lebih mahal.
b. Memerlukan perawatan tambahan terhadap turbo charged.
BAB VII
a = cylinder liner
b = piston
c = piston rod
d = crosshead slide / shoe
e = crosshead
f = connecting rod
g = crankshaft
89
Gambar 34
Gaya sorong A = PB
PB : CE = AP : AC
PB = CE . AP
AC
Atau dengan memakai perbandingan
jari – jari engkol ( R ) dengan batang
90
penggerak ( L ).
CE = R sin = L sin
R = sin
L sin
tg = PB PB = OP tg
OP
PB = gaya sorong
Gambar 35
Contoh soal :
Hitunglah gaya pada sorong sebuah motor bila diameter silinder = 800 mm, jari –
jari engkol = 700 mm, panjang batang penggerak = 2800 mm dan tekanan dalam
silinder = 25 kg/cm2 pada saat engkol terputar 300 setelah TMA.
Penyelesaian
CE = R sin = 70. Sin 30 = 70 . ½ = 35 cm
AC2 = AE2 – CE2 = 2802 – 352 AC = 2802 – 352 = 278 cm
AP = 0, 785 D2. P = 0, 785. 802. 25 = 125600 kg
PB : 35 = 125600 : 278 PB = 35. 125600 = 15800 kg
278
91
BAB VIII
92
Gambar 36
Ambil jari – jari engkol R = 50 mm, jari – jari lingkaran Rol = 20 mm, tinggi
angkat katub = 14 mm dan spelling katub = 1 mm. Sehingga tinggi nok = tinggi
angkat katub + spelling katub = 15 mm.
Misalkan : katub masuk terbuka = 200 sebelum Top
tertutup = 200 sesudah bottom
Katub buang terbuka = 300 sebelum bottom
tertutup = 200 sesudah Top
Gambar 2 buah lingkaran dengan masing – masing titik pusat M dan masing –
masing jari – jari engkol = 50 mm yaitu lingkaran II dan lingkaran III. Lingkaran II
dan lingkaran III. Bersinggungan di titik O. dititik pusat M dari dari lingkaran II,
gambarkan katub masuk terbuka 200 sebelum top dan mendapatkan titik A. Tarik
garis MA.
Pada titik pusat M dari lingkaran III, gambarkan katub masuk tertutup 20 0 sesudah
bottom dan mendapatkan titik B. tarik garis MB.
93
Selanjutnya tarik garis OA dan OB. Gambarkan lingkaran I dengan titik pusat O
dan jari – jari sembarang. Lingkaran I untuk tempat kedudukan nok. Buat lingkaran
IV sepusat dengan lingkaran I dititik O dengan tebal nok = tinggi nok = 15 mm.
Tarik garis singgung yang menyinggung rol nok 4 dengan lingkaran I dan garis
yang menyinggung rol nok 2 dengan lingkaran I. Maka tergambarlah nok
pemasukkan.
Gambarkan sudut katub buang terbuka 300 sebelum bottom, mendapatkan titik C
dan tarik garis OC, begitu juga sudut katub buang tertutup 20 0 sesudah Top
mendapatkan titik D, dan tarik garis OD. Tarik garis yang menyinggung lingkaran I
dan rol nok 3, begitu juga yang menyinggung rol nok 4 dengan lingkaran I, maka
gambarkanlah nok pembuangan.
BAB IX
a. Arah putaran poros baling – baling dirubah, dari arah putaran kanan ( kapal
maju ) kearah putaran kiri ( kapal mundur ), dibagi atas :
1) Arah putaran poros engkol motornya dirubah dari putaran kanan menjadi
putar kiri. Untuk merubah arah putaran poros engkol dipergunakan
peralatan poros nok ( camshaft ) yang menggerakkan nok maju dan nok
94
mundur masing – masing untuk nok pemasukan dan nok pembuangan (pada
motor 4 takt ). Begitu juga dijumpai nok bahan bakar untuk masju dan nok
bahan bakat untuk mundur. Yang perlu diingat, bahwa motor harus
dihentikan terlebih dahulu, sebelum arah putaran poros engkol dibalik.
Pengaturan kopling pembalik ini, apakah yang bekerja kopling maju atau
kopling mundur, dapat diatur oleh selector valve ( klep pengatur ) yang
digerakkan oleh system pneumetis ( tekanan udara ) melalui system olah gerak
kapal ( manoedring system ).
b. Arah putaran poros baling – baling tidak berubah ( tetap ), yang dirubah adalah
sudut daun baling – baling ( control pitch prapeller = CPP ). Bila sudut daun
baling – baling kearah depan kapal, maka kapal bergerak maju dan bila sudut
daun baling – baling ke arah belakang kapal, maka kapal bergerak mundur.
Kecepatan kapal tergantung besarnya sudut daun baling – baling, karena
bertambah besar sudutnya, bertambah besar pula kisar baling – baling, berarti
berpengaruh terhadap kecepatan kapal.
c. Unit baling keseluruhannya dirubah posisinya, yang maksudnya bila unit baling
– baling pada posisi di belakang maka kapal bergerak maju, sedang bila unit
baling – baling pada posisi sebelah depan maka kapal bergerak mundur. Unit
95
baling – baling ini dikenal dengan unit Schottel Rudder Prepeller ( SRP ) dan
dijumpai pada jenis – jenis kapal yang kecil saja dan bertenaga mesinnya yang
juga relatif kecil.
d. Baling – baling yang digerakkan oleh motor listrik arus searah ( kapal – kapal
konvensional ) dimana arah putaran motor listrik dirubah dengan merubah
medan shantnya. Motor listrik yang dipakai biasanya Compund Shunt panjang
atau Compount shunt pendek.
96