Anda di halaman 1dari 11

TURBO Vol. 4 No. 2.

2015 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/ummojs/index.php/turbo

PENGARUH VOLUME RUANG BAKAR SEPEDA MOTOR TERHADAP


PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

Untung Surya Dharma1*, Totong Heru Wahyudi2

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro


Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung1,2)
untungsdh@yahoo.co.id1, totonghwahyudi@yahoo.co.id2

Abstrak

Banyak macam cara digunakan untuk meningkatkan prestasi mesin sepeda motor bensin.
Salah satunya dengan meningkatkan perbandingan kompresi yaitu dengan jalan memperpanjang
langkah torak (stroke). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui daya dan efisiensi termal serta
konsumsi bahan bakar yang terjadi setelah dilakukan modififikasi dengan cara memperpanjang
langkah torak sebesar 2 mm. Pengujian dilakukan pada mesin sepeda motor bensin 110 cc dengan
spesifikasi teknis standar dan berbahan bakar bensin. Dalam perhitungan untuk mendapatkan
prestasi mesin dilakukan dengan beberapa cara pengujian, yaitu perhitungan volume ruang bakar,
rasio kompresi, perbandingan kalor spesifik, efisiensi thermal, tekanan efektif rata-rata, dan daya
spesifik, dan pengujian konsumsi bahan bakar (road test dan stasioner), pengujian akselerasi, dan
pengujian kecepatan maksimum. Dari cara meningkatkan unjuk kerja mesin yang telah dilakukan,
proses memperpanjang volume ruang bakar (stroke) menunjukkan pengaruh yang lebih besar, dari
volume standar sebesar 97,1 cm3 dengan daya 8009 PS sebelum dimodifikasi, setelah dimodifikasi
menjadi menjadi 1049 cm3 dengan daya 10668 PS sehingga mengalami peningkatan volume ruang
bakar, 7,8 cm3 dan daya sebesar 2659 PS, efesiensi thermal mesin, sebelum modifikasi sebesar
0,5756 dan setelah modifikasi mencapai 0,6713, konsumsi BB berdasarkan pengujian road test
dengan jarak tempuh 50 km/jam sebelum modifikasi 47,33 mL meningkat menjadi 50 mL sesudah
dimodifikasi, pada pengujian stasioner sebelum modifikasi 72 mL meningkat menjadi 74 mL
dikarenakan volume ruang bakar yang bertambah dan membutuhkan konsumsi BB yang lebih
banyak.

Kata kunci: Prestasi Mesin, kompresi, stroke, pengujian

Pendahuluan adalah dengan memodifikasi ruang bakar.


Ruang bakar berfungsi sebagai tempat
Di Indonesia sepeda motor merupakan pembakaran campuran bahan bakar dengan
alat transportasi yang paling banyak dipakai udara yang telah dikompresikan oleh torak
untuk sarana trasportasi. Daya yang didalam silinder. Apabila bahan bakar dan
dibangkitkan pada sepeda motor berasal dari udara yang dikompresikan lebih banyak akan
pembakaran antara bahan bakar dengan menghasilkan daya yang lebih besar. Sehingga
oksigen dari udara luar. Gas pembakaran yang pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi
dihasilkan oleh proses tersebut mampu mesin yang di sebut dengan modifikasi stroke,
menggerakkan piston yang kemudian yaitu dengan cara merubah panjang langkah
diteruskan melalui connecting rod menuju torak untuk memperoleh volume ruang bakar
crankshaft. yang lebih besar sehingga akan didapat
Dalam upaya mendapatkan daya yang perbandingan kompresi yang lebih besar,
lebih besar, dapat dilakukan perubahan atau dengan tujuan untuk mendapatkan daya yang
modifikasi pada bagian mesin. Salah satunya lebih besar.
Namun dengan penambahan volume kcal/kg qk = laju aliran kalor yang di
ruang bakar yang lebih besar akan keluarkan,
berpengaruh pada penggunaan bahan bakar. kcal/kg
Begitu juga perubahan tekanan dan efesiensi VL = volume langkah torak, m3 atau cm3
termal mesin yang nantinya akan berpengaruh Vs = volume sisa, m3 atau cm3
terhadap prestasi mesin, sehingga penelitian
ini diharapkan mampu menjelaskan seberapa Menurut Aris Munandar[1] Siklus udara
95
besar pengaruh volume ruang bakar terhadap volume-konstan (siklus otto). Siklus ini dapat
prestasi mesin sepeda motor bensin 110 cc di gambarkan dengan grafik P vs v seperti
tersebut terlihat pada gambar 2, sifat ideal yang
dipergunakan serta keterangan mengenai
Tinjauan Teoritis proses siklusnya adalah sebagai berikut :
Mesin 4-langkah adalah mesin 1. Fluida kerja di anggap sebagai gas
pembakaran dalam yang dalam satu siklus ideal dengan kalor spesifik yang konstan.
pembakaran terjadi empat langkah piston dan 2. Langkah hisap (0-1).
dua putaran poros engkol. Empat langkah Piston bergerak dari TMA ke TMB
tersebut meliputi, langkah hisap (pemasukan), dengan katup masuk terbuka dan katup buang
kompresi, tenaga, dan langkah buang yang tertutup. Hal ini menciptakan pertambahan
secara keseluruhan memerlukan dua putaran volume di ruang bakar, yang pada giliranya
poros engkol (crankshaft) per satu siklus pada menciptakan ruang hampa. Tekanan
mesin bensin atau mesin diesel [1] diferensial yang di hasilkan melalui sistem
pemasukan dari tekanan udara atmosfer ke
vakum di dalam silinder menyebabkan udara
di dorong masuk ke dalam silinder. Ketika
udara lewat melalui sistem masukan, bahan
bakar dimasukkan kedalamnya sesuai dengan
jumlah yang diinginkan dengan bantuan
injektor bahan bakar atau karburator.
3. Langkah kompresi (1-2).
Ketika piston mencapai TMB, katup
masuk tertutup dan piston bergerak kembali ke
Gambar 1. Siklus Kerja Motor 4-Langkah TMA dengan seluruh katup dalam kondisi
tertutup. Kompresi campuran udara-bahan
bakar ini, meningkatkan temperatur dan
tekanan di dalam silinder. Menjelang ahir
langkah kompresi, busi dinyalakan dan
pembakaran di mulai.
4. Proses pembakaran volume-konstan
(2-3).
Pembakaran campuran udara-bahan bakar
terjadi sangat singkat tetapi panjangnya waktu
terbatas dengan piston dekat TMA. Diawali
menjelang ahir langkah kompresi sedikit
Gambar 2 Diagram P vs. V siklus dari volume sebelim TMA dan berakhir ke langkah daya
konstan sedikit sesudah TMA. Pembakaran mengubah
kompresi campuran gas menjadi produk
Dimana dari gambar diketahui : buangan dan meningkatkan temperatur di
P = tekanan fluida kerja, kg/cm3 V = dalam silinder ke suatu nilai puncak yang
volume spesifik, m3 /kg qm = laju aliran sangat tinggi. Hal ini, pada giliranya, akan
kalor yang di masukkan, meningkatkan tekanan di dalam silinder ke
suatu nilai puncak yang sangat tinggi
96 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015
5. Langkah kerja (3-4).
Dengan seluruh katup tertutup, tekanan
tinggi yang di ciptakan oleh proses
pembakaran mendorong piston menjauh dari
TMA. Ini adalah langkah yang menghasilkan Perhitungan prestasi mesin
kerja keluaran dari siklus motor. Saat piston
bergerak dari TMA ke TMB, volume silinder Volume Silinder
bertambah, menyebabkan turunya tekanan dan Volume silinder adalah besarnya volume
temperatur. langkah (piston displacement) di tambah
6. Proses pembuangan (4-1). volume ruang bakar. Volume langkah di
Akhir dari langkah daya, katup buang hitung dari volume di atas piston di TMB
terbuka dan pengurasan (blowdown) keluaran sampai garis TMA. Sedangkan volume ruang
terjadi. bakar dihitung volume di atas piston saat
7. Langkah buang (1-0). posisi piston berada di TMA, juga di sebut
Pada saat piston mencapai TMB, volume sisa. Besarnya volume langkah atau isi
lengkaplah pembilasan keluaran, tetapi langkah piston adalah luas lingkaran dikalikan
silinder masih penuh dengan gas buang. panjang piston[2] dengan persamaan :
Dengan katup buang yang terbuka, piston VL = 𝜋 . D2 . L 4
sekarang bergerak dari TMB ke TMA pada Dimana,
langkah buang. Ketika piston mendekati TMA VL = Volume Langkah (mm3)
maka katup masuk mulai membuka dan katup D = Diameter Silinder (mm)
buang mulai menutup dan akhirnya secara L = Panjang Langkah Piston (mm)
penuh tertutup kadang-kadang sesudah TMA.
Periode dimana katup buang dan katup Efisiensi Termal
masukan kedua-duanya di buka di sebut Perbandingan kompresi ialah
dengan tumpang tindih katup (valve overlap). perbandingan antara volume silinder dan
8. Siklus di anggap tertutup. volume ruang bakar atau ruang kompresi [3],
siklus ini berlangsung dengan fluida kerja dinyatakan :
yang sama, atau gas yang berada di dalam
silinder pada titik 1 dapat di keluarkan dari
dalam silinder pada waktu langkah buang, r=
tetapi pada langkah hisap berikutnya akan
Dimana :
masuk sejumlah fluida kerja yang sama.
r = rasio kompresi
Vmak = volume maksimum (mm3) Vmin
Prestasi mesin biasanya dinyatakan
= volume minimum (mm3)
dengan efisiensi thermal karena pada motor
bakar 4 langkah selalu berhubungan dengan
pemanfaatan energy panas. Efisiensi thermal Untuk perbandingan kalor spesifik udara
adalah perbandingan energi berguna dengan pada volume tetap[3] dengan Qout ialah panas
energi yang diberikan. Prestasi mesin dapat yang di keluarkan dari system pembakaran,
juga dinyatakan dengan daya keluran dan dengan demikian persamaan volume konstan
pemakaian bahan bakar spesifik engkol yang dengan cv ialah panas spesifik udara pada
dihasilkan mesin. Daya output engkol volume konstan yang terjadi pada siklus 1-2
menunjukan daya output yang berguna untuk dan 3-4 yaitu terjadinya proses adiabatik.
menggerakan sesuatu atau beban. Sedangkan Sedangkan Qin ialah panas yang ditambahkan
pemakaian bahan bakar spesifik engkol dari system pembakaran, dengan demikian
menunjukan seberapa efisien suatu mesin persamaan tekanan konstan dengan cp ialah
menggunakan bahan bakar yang disuplai panas spesifik udara pada tekanan konstan
untuk menghasilkan kerja. Prestasi mesin yang terjadi pada siklus 2-3 dan 4-1 yaitu
sangat erat hubungannya dengan parameter terjadinya proses isotermik dinyatakan :
operasional, besar kecilnya harga parameter
operasinal akan menentukan tinggi rendahnya k = CP
prestasi mesin yang dihasilkan. CV
TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015 97
motor bakar, dapat
Dimana : k = perbandingan kalor spesifik mengggunakan nilai
udara pada volume tetap kalor bawah (LHV).
Cp = panas spesifik udara pada tekanan Namun dapat juga
konstan (kJ/kg.K) menggunakan nilai
Cv = panas spesifik udara pada volume kalor atas (HHV)
konstan (kJ/kg.K) karena nilai tersebut
umumnya lebih cepat
Untuk efesiensi thermal[3] dinyatakan : tersedia. Peraturan
pengujian berdasarkan
Ƞth. = 1 – 1 ASME (American of
rk-1 Mechanical
Enggineers)
Dimana : menentukan
penggunaan nilai kalor
Ƞth. = efisiensi termal r
atas (HHV), Sedangkan
= rasio kompresi
peraturan SAE (Society
timbul pada gas buang)
of Automotive
adalah sebesar 2400
Enggineers)
kj/kg, M = Persentase
menentukan
kandungan air dalam
penggunaan nilai kalor
bahan bakar (moisture)
bawah
Dalam perhitungan
efisiensi panas dari (LHV) adalah 44400 kJ/kg, [5]
volume tetap pembakaran dapat pula berasal dari
kandungan air yang memang sudah ada
Tekanan Efektif rata-rata didalam bahan bakar (moisture). Panas laten
Konsumsi Bahan Bakar (BFC) pengkondensasian uap air pada tekanan parsial
[4], BFC = Vf • 3600 20 kN/m2 (tekanan yang umum Dimana :
t 1000 Qin = panas yang masuk dalam pembakaran
(kJ)
Dimana : LHV = nilai kalor bawah bahan bakar (kJ/kg)
BFC = konsumsi bahan bakar (L/jam) ḿ = laju aliran massa bahan bakar (kg/s) t
Ѵf = konsumsi bahan bakar selama t detik
= waktu pengujian (detik) kerja bersih per-
(mL) t = interval waktu pengukuran
konsumsi bahan bakar (detik) siklus[3],

Laju aliran massa bahan bakar [4], Wnet = Ƞth . Qin


ḿ = BFC • ρ 3600 • 1000
Dimana : Dimana :
ḿ = laju aliran massa bahan bakar (kg/s) Wnet = kerja bersih per-siklus (kJ)
BFC = konsumsi bahan bakar (L/jam) Ƞth = efisiensi termal
ρ = massa jenis bahan bakar (kg/m3) Qin = panas yang masuk dalam pembakaran
(kJ)
Panas yang masuk ke dalam pembakaran
Nilai kalor bawah (Low Heating Tekanan efektif rata-rata
Value,LHV), merupakan nilai kalor bahan bakar Adalah besarnya rata – rata tekanan
k = perbandingan kalor spesifik udara pada Qin = LHV • ḿ • t
tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan yang dihasilkan dari pembakaran campuran
uap air. Umumnya kandungan hidrogen dalam bahan bakar[3]. Dalam pengujian ini
bahan bakar cair berkisar 15% yang berarti dalam diasumsikan gas buang yang keluar dari
satu satuan bahan bakar 0,15 bagian merupakan knalpot mesin uji masih mengandung uap air
hidrogen. Uap air yang terbentuk pada proses (uap air yang terbentuk dari proses
98 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015
pembakaran bahan bakar yang belum sempat Spesifikasi Sepeda Motor Yang Digunakan
mengalami kondensasi didalam silinder sebelum
langkah buang terjadi) sehingga kalor laten Spesifikasi sepeda motor yang di gunakan
kondensasi uap air tidak diperhitungkan sebagai adalah sepada motor 110 cc dengan spesifikasi
nilai kalor pembakaran bahan bakar. sebagai berikut :
Tekanan efektif rata-rata dinyatakan : Type mesin : 4-langkah, SOHC pendingin
udara
Diameter x langkah : 50 x 49,5 mm
Pe Volume Langkah : 97,1 cc
Perbandingan kompresi : 9,0 :1
Dimana : Torsi maksimum : 0,74 kgf.m/6000 rpm
Pe = tekanan efektif rata rata (N/m2) Kopling : manual
Wnet = kerja bersih dalam satu siklus (kJ) Daya maksimum : 7,3 PS/8000 rpm
V = volume (m3) Susunan silinder : silinder
tunggal mendatar
Daya Spesifik Motor Gigi trasmisi : 4 kecepatan
Daya spesifik motor ialah daya usaha yang Pola pengoperan gigi : N-1-2-3-4
dapat di berikan untuk tiap-tiap cm2 luas Berat isi : 99,8 kg
dinding silinder motor, [1] dinyatakan Sistem pengapian : AC-CDI, Magneto

Ne = Pe . VL . a . n . z Prosedur pengujian
Dimana, Pengujian parameter prestasi mesin sepeda
Ne = daya motor (PS) VL = volume adalah
langkah (cm3) a = siklus per-langkah 1. Konsumsi bahan bakar sebelum dan
Pe = tekana efektif rata-rata (kg/cm2) N sesudah modifikasi
= putaran (rpm) a. Pengujian berjalan pada kecepatan
z = jumlah silinder konstan (50 km/jam).
Pengujian ini untuk mengetahui
Persentase Pemakaian Bahan Bakar konsumsi bahan bakar sebelum dan
Persentase penggunaan bahan bakar sesudah di modifikasi. Pengujian road
sebelum dan sesudah modifikasi dapat di hitung test dilakukan pada cuaca dan kondisi
dengan menggunakan persamaan yang sama dengan beban kendaraan dan
sebagai berikut cara berkendara yang juga sama. Data
pada pengujian road test adalah data
Konsumsi BB = Setelah – sebelum x 100 % konsumsi bahan bakar (liter) pada
sebelum kecepatan konstan (50 km/jam) untuk
jarak 1 km dan data akselerasi dari
Dimana : keadaan diam.
Konsumsi BB = konsumsi bahan bakar (liter) b. Pengujian stasioner pada putaran 1500
Setelah = setelah modifikasi sebelum = sebelum rpm, 2500 rpm, 4000 rpm selama 10
modifikasi menit
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
Metode Penelitian perbandingan karakteristik mesin sepeda
motor anatar sebelum di modifikasi dan
Tempat penelitian sesudah di modifikasi. Pengujian ini
Tempat penelitian di lakukan di Laboraturium dilakukan pada putaran 1500 rpm, 2500
Teknik Mesin Universitas Muhamadiyah Metro rpm, 4000 rpm selama 10 menit dengan
dan di Jalan komplek persawahan SMAN 5 Kota membandingkan konsumsi bahan bakar
Metro. yang terpakai dengan konsumsi bahan
bakar pada keadaan stasioner.

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015 99


2. Akselerasi dari keadaan diam 0-20 km/jam, 0- Perbandingan kompresi,
40 km/jam 0-60 km/jam, 0-80 km/jam
(detik)
r=
Pengujian akselerasi ini di lakukan pada saat
sebelum dan sesudah modifikasi. Motor yang r=
telah dinyalakan dalam keadaan berhenti (0 r=9
km/jam).ketika gas mulai di tekan, stopwatch
mulai di aktifkan untuk mencatat waktu
tempuhnya. Pada perpindahan gigi pertama,
Perbandingan kalor spesifik udara pada
kecepatan sepeda motor dari 0-20 km/.jam lalu
volume tetap ,
perpindahan gigi yang kedua pada kecepatan
20-40 km/jam dan ketika mencapai kecepatan
40 km/jam langsung melakukan pergantian k = Cp
gigi ketiga. Perubahan kecepatan sekaligus Cv
diikuti dengan mengaktifkan stopwatch hingga
selesai. k = 1,005
0,718
Hasil Dan Pembahasan A. Perhitungan Daya
Mesin Sebelum Modifikasi k = 1,39

Tabel 1. Data pengukuran sebelum mesin Efesiensi thermal ,


dimodifikasi Ƞth. = 1 – 1
Nilai rk-1
No Item Pengukuran
(mm)
1 Diameter piston 50 mm Ƞth. = 1 – 1

Panjang langkah torak 49,5 mm 91,39-1


2
(TMB)
Panjang langkah torak 5,5 mm Ƞth. = 0,5756
3
(TMA)
4 Rasio kompresi 9:1 Tekanan Efektif rata-rata
5 Putaran 8000 rpm
6 Konsumsi bahan bakar 47 mL • Konsumsi Bahan Bakar (BFC),
7 Waktu pengujian 426 det

Volume ruang bakar/volume maksimum (saat BFC = ﴿


piston posisi TMB)
BFC =

VL mak • D2 • L BFC =
BFC = 0.39 L/jam
VLmak 2
mm • 49,5 mm
VLmak =97143,75 mm3 • Laju aliran massa bahan bakar
VL mak = 97,1 cm3
ḿ = BFC • ρ
Volume ruang bakar/volume minimum (saat 3600 • 1000
piston posisi TMA)
ḿ = 1,084-4 L/det • 0,68 kg/ dm3
V • D2 • L
ḿ = 7,367.10-5 kg/s
V • 502 mm • 5,5 mm
VLmin = 10793,75 mm3 • Panas yang masuk ke dalam pembakaran
VLmin = 10,7 cm3

100 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015


Qin = LHV . ḿ Volume ruang bakar/volume maksimum
Qin = 44400 kJ/kg • 7,367.10-5 kg/s • 426 (saat piston posisi TMB),
det Qin = 1393,3
VLmak . L VLmak
Kj
mm. 53,5mm
• kerja bersih per-siklus , VLmak =104993,75 mm3
VLmak = 104,9 cm3
Wnet = Ƞth . Qin
Wnet = 0,5756 • 1393,3 kJ Volume ruang bakar/volume minimum
Wnet = 801,9 kJ (saat piston posisi TMA)
V . D2 . L
• Tekanan efektif rata-rata
V mm . 3 mm
Pe VLmin = 5883,5 mm3
VLmin = 5,88 cm3
Pe
Pe = 9,28 kN/cm2
Perbandingan kompresi,
r=
Daya Spesifik Motor,
Ne = Pe . VL . a . n . z r=
450000 r = 17,33
Ne = 9280 kg/cm2 . 97.1 cm3 . 1/2 . 8000 .1
450000 Perbandingan kalor spesifik udara pada
Ne = 8009 PS
volume tetap,
k = Cp
B. Perhitungan Daya Sepeda Motor Setelah Cv
Modifikasi k = 1,005
0,718 k =
Tabel 2. pengukuran pada saat mesin sesudah 1,39
dimodifikasi
Nilai Efesiensi thermal,
No Item Pengukuran Ƞth. = 1 - 1
(mm) rk-1
1 Diameter piston 50 mm
2 Panjang 53,5 mm Ƞth. = 1 – 1

langkah 17,331,39-1
torak (TMB)
3 Panjang 3 mm
Ƞth. = 0,6713
langkah
torak (TMA)
Tekanan Efektif rata-rata
4 Rasio kompresi 17,33 : 1 • Konsumsi Bahan Bakar (BFC)
5 Putaran 9000 rpm
6 Konsumsi bahan 50 mL BFC = ﴿
bakar
BFC =
7 Waktu pengujian 426 det
BFC =
BFC = 0.42 L/jam

• Laju aliran massa bahan bakar ḿ = BFC •


ρ 3600 • 1000
TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015 101
ḿ = 1,167-4 L/det • 0,68 kg/dm3

ḿ = 7,934.10-5 kg/s

• Panas yang masuk ke dalam pembakaran Qin =


LHV • ḿ • t
Qin = 44400 kJ/kg • 7,934.10-5 kg/s • 426
det Qin = 1500,5 kJ

• kerja bersih per-siklus, Wnet = Ƞth • Qin Gambar 3. grafik perbandingan konsumsi
Wnet = 0,6713 • 1500,5 kJ bahan bakar antara sebelum dan sesudah
Wnet = 1007,2 kJ modifikasi pada Pengujian Road Test
Pada gambar 3, terlihat bahwa pada
• Tekanan efektif rata-rata
pengujian road test, memperpanjang langkah
Pe torak sepanjang 2 mm terbukti bahwa
konsumsi bahan bakar mengalami peningkatan
Pe mencapai 2 ml pada pengujian ke-1, 4 ml pada
Pe = 10,17 kN/cm2 pengujian ke-2 dan 2 ml pada pengujian ke-3
dengan jarak tempuh 1 km. Modifikasi
Daya Spesifik Motor, memperpanjang langkah torak (stroke)
Ne = Pe . VL . a . n . z terbukti mempengaruhi konsumsi bahan
450000 bakar.
Ne = 10170 kg/cm2.104,9 cm3.1/2.9000 .1 Perbandingan konsumsi bahan bakar yang
450000 ditunjukkan Pada gambar 3 juga terlihat
Ne = 10668 PS bahwa pada modifikasi ini sangat efektif
karena perbedaan konsumsi bahan bakar yang
tidak terlalu besar walaupun volume ruang
C. Konsumsi Pemakaian Bahan Bakar mesin lebih besar.

Tabel 3 Perbandingan konsumsi bahan bakar Tabel 4 Perbandingan konsumsi bahan bakar
sebelum dan sesudah modifikasi pada sebelum dan sesudah modifikasi pada
pengujian road test pengujian stasioner
Kecepatan Pengujian Sesudah Sebelum Putar Penguji Jumlah Bahan Bakar Jumlah Rata-rata
Km/jam modifikasi modifikasi an an Ke (liter)
(ml) (ml) Mesi Sebelu Sesudah Sebelu Sesudah
50 1 50 48 n m Modifik m Modifik
(rpm) modifik modifik
asi asi
2 49 45 asi asi
3 51 49 1500 1 48 50 47,66 50,66
Nilai rata-rata bahan bakar 50 47,33 2 45 49
yang dipakai (ml)
3 50 53
2500 1 52 54 55,66 57,66
Persentase Konsumsi bahan bakar road test 2 58 59
sesudah modifikasi dibandingkan sebelum 3 57 60
modifikasi : 4000 1 71 72 72 74
Konsumsi BB = 50 – 47,33 x 100 % 2 71 76
50 3 74 74
Konsumsi BB = 5,34 %
Persentase pengujian bahan bakar stasioner
sesudah modifikasi dibandingkan sebelum
modifikasi :
Konsumsi BB = 60,77 – 58,44 x 100 %
58,44

102 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015


Konsumsi BB = 3,9 %

Gambar 5. grafik perbandingan akselerasi


antara sebelum dan sesudah modifikasi
Gambar 4. grafik peningkatan bahan bakar
terhadap waktu tempuh
antara sebelum dan sesudah modifikasi pada
pengujian stasioner
Pada gambar 5, menunjukan pada
kecepatan 0-20 km/jam dan 0-40 km/jam
Pada Gambar 4, terlihat juga konsumsi bahan
antara mesin standard dan modifikasi waktu
bakar pada saat pengujian stasioner hampir tidak
tempuh yang di peroleh sama yaitu sama-sama
berbeda jauh dengan gambar 3 yaitu grafik
memperoleh waktu tempuh 3 detik pada
konsumsi bahan bakar pada saat pengujian road
kecepatan 0-20 km/jam dan pada jarak 0-40
test. Grafik pada Gambar 4 menunjukkan bahwa
km/jam sama-sama memperoleh waktu
pada kondisi stasioner, konsumsi bahan bakar
tempuh 6 detik sehingga tidak ada perbedaan
hampir tidak berbeda jauh, yaitu hanya sekitar
antara standard dan modifikasi, dan pada
lebih kurang 2 ml atau dalam persentase tidak
kecepatan 0-60 km/jam pada mesin standard
lebih dari 5%, baik pada putaran 1500 rpm, 2500
dapat di tempuh dengan waktu 11,66 detik dan
rpm maupun 4000 rpm.
pada mesin modifikasi dari 0-60 km/jam dapat
Dari hasil perhitungan diawal pembahasan ditempuh dengan waktu 10 detik, penurunan
terlihat bahwa daya motor yang dihasilkan waktu tempuh mencapai 1,66 detik. Pada
sebelum dimodfikasi yaitu 8009 PS sedangkan kecepatan 0-80 km/jam pada mesin standard
daya motor sesudah modifikasi yaitu sebesar dapat ditempuh dengan waktu 20 detik dan
10668 PS. Sehingga selisih daya yang dihasilkan pada mesin modifikasi dari 0-80 km/jam dapat
motor antara sebelum modifikasi dan setelah di tempuh dengan waktu 17 detik penurunan
modifikasi cukup signifikan yaitu sebesar 2659 waktu tempuh mencapai 2 detik.
PS. Artinya modifikasi yang dilakukan membuat
mesin motor menjadi lebih bertenaga namun
E. Pengujian Kecepatan Maksimum
secara ekonomis menguntungkan karena hemat
bahan bakar. Tabel 6. Data kecepatan maksimum
kendaraan sebelum dan sesudah
D. Pengujian Akselerasi modifikasi pada Pengujian road test
Dimensi Pengujia Kecepata Putara Waktu Jarak
mesin n ke- n n tempu tempu
Tabel 5. Data Akselerasi pada Pengujian Road (km/jam) (rpm) h h (km)
(detik)
Test akselerasi
Standard 1 97 8000 430 1
Kecepata Waktu Rata-rata waktu
n 2 97 8020 425 1
Modifikasi yang diperoleh
(km/jam) 3 99 8400 430 1
Sebelum Sesudah sebelu Sesuda
Modifika 1 103 9000 380 1
1 2 3 1 2 3 m h
si 2 100 9000 360 1
0-20 3 3 3 3 3 3 3 3
3 105 9200 390 1
0-40 6 6 6 6 6 6 6 6
0-60 1 1 1 1 1 1 11,6 10 Pengujian tersebut menghasilkan
2 1 2 0 0 0 kecepatan 97 km/jam dan putaran 6000 rpm
0-80 2 2 2 1 1 1 20 17
0 0 0 7 7 7
dengan waktu tempuh 430 detik pada posisi
mesin standard, dan pengujian yang ke-dua
yaitu dengan keadaan mesin yang sudah
dimodifikasi menghasilkan kecepatan103

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015 103


km/jam dan putaran 7000 rpm dengan waktu Gambar 6.Grafik pengujian kecepatan
tempuh 380 detik. maksimum terhadap waktu tempuh dengan
jarak tempuh 1 km.

Pada Gambar 6, terlihat peningkatan


kecepatan dari keadaan standard dan
modifikasi mencapai 6 km/jam dengan
penurunan waktu tempuh 50 detik. Dari uraian
di atas dari pengujian bahan bakar mengalami
peningkatan konsumsi bahan bakar dan
bertambah juga pada akselerasi dan kecepatan
maksimum. Modifikasi memperpanjang
langkah torak efesien untuk digunakan sehari-
hari maupun untuk keperluan jasa angkutan yang lain.

Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil pengujian antara mesin
standard dan modifikasi terhadap prestasi sepeda motor
4 langkah 110 cc, didapat beberapa simpulan sebagai
berikut :
1. Setelah dilakukan perhitungan antara mesin
modifikasi memperpanjang volume
langkah torak dari standar sebesar 97,1 cm3
dengan daya 8009 PS sebelum dimodifikasi,
dan setelah dimodifikasi menjadi menjadi
104,9 cm3 dengan daya 10668 PS sehingga
mengalami peningkatan volume ruang bakar
sebesar 7,8 cm3 dan daya sebesar 2659 PS.
2. Modifikasi stroke (memperpanjang langkah
torak) mampu meningkatkan efesiensi thermal
mesin, sebelum modifikasi sebesar 0,5756 dan
setelah modifikasi mencapai 0,6713.
3. Didalam modifikasi ini konsumsi bahan bakar
berdasarkan pengujian road test sebelum
modifikasi 47,33 mL meningkat menjadi 50
mL sesudah dimodifikasi dan pada pengujian
stasioner sebelum dimodifikasi 72 mL
meningkat menjadi 74 mL sesudah
dimodifikasi dikarenakan volume ruang bakar
yang bertambah dan membutuhkan konsumsi
bahan bakar yang lebih banyak.
Referensi

[1] Arismunandar, Wiranto. 1983. Penggerak mula


motor bakar torak. Teknik Mesin.
ITB. Bandung

[2] Hidayat, Wahyu. 2012. Motor bensin modern. Teknik


Mesin. Rineka cipta.
Jakarta
[3] Cengel, A, Yusuf, Boles, A, Micheal. 2005.
Thermodynamics An Enginering
104 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015
Approach. E-Book
[4] Kurniawan, Riski. 2008. Perhitungan prestasi mesin
motor bakar 4-langkah. Universitas Indonesia.
[5] Effendi, Mario.2003. Perhitungan
Parameter Prestasi
Mesin.UNIVERSITAS SUMATRA
UTARA. Teknik Mesin

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 4 No. 2. 2015 105

Anda mungkin juga menyukai