Anda di halaman 1dari 40

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Motor Bensin
Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar
bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar di dalam silinder dahulu dijadikan
gas yang kemudian dikompresikan di dalam ruang bakar, yang dimaksud gas
disini adalah campuran udara dan bensin. Umumnya perbandingan udara dan
bensin adalah 15:1. Dengan adanya campuran bensin dan udara yang
dikompresikan di dalam silinder maka terjadilah ledakan yang akan
mendorong torak ke bawah dengan tenaga yang besar. Karena tenaga ini
tidak bisa langsung digunakan maka tenaga ini diubah menjadi gerak-putar.
Bahan bakar dan udara masuk ke dalam silinder dan dikompresikan
oleh torak sebagai tekanan mencapai 8-15 kg/cm
2
, campuran bahan bakar
dan udara dibakar oleh loncatan bunga api dari busi di dalam silinder.
Kecepatan pembakaran melalui campuran udara biasanya 10-25 m/dt. Suhu
udara naik hingga 2000-2500
o
C dan tekanannya mencapai 30-40 kg/cm
2
(Motor Bakar Untuk Mobil, Drs. Daryanto, hal.1).

2.2. Siklus Motor 4 Langkah
Motor Bensin
Pada siklus pembakaran motor otto dengan bahan bakar bensin
dipengaruhi oleh Volume (V), tekanan (P) dan temperatur (T).
7
8










Gambar 2.1 Siklus Motor Bensin
Keterangan :
1. Langkah 1-2
Pada langkah ini adalah sedang melakukan langkah isap dimana pada
proses ini tekanan konstan.
2. Langkah 2-3
Langkah ini merupakan proses kompresi dimana campuran bahan bakar
dan udara dikompresikan di dalam silinder sehingga terjadi temperatur
naik, volume menjadi kecil dan tekanan pada silinder naik.
3. Langkah 3-4
Pada langkah ini adalah sedang melakukan proses pembakaran dan
berlangsung sangat singkat sekali. Dengan terjadinya proses pembakaran
ini terjadilah kenaikan, tekanan yang sangat cepat meskipun volume
tetap.

9
4. Langkah 4-5
Langkah ini torak bergerak dari TMA ke TMB jadi proses ini merupakan
proses usaha dimana temperatur dan tekanan menurun tetapi volume
membesar.
5. Langkah 5-2
Pada langkah ini torak berada di TMB. Pada proses ini tekanan turun
akan tetapi volume tetap.
6. Langkah 2-1
Langkah ini merupakan langkah yang buang dimana torak dari TMB ke
TMA dimana sisa pembakaran ditekan ke atas dan dikeluarkan melalui
katup buang. Pada proses ini tekanan tetap meskipun volume diperkecil.

2.3. Prinsip Kerja Motor
Motor bensin bekerja dengan gerakan torak bolak-balik (bergerak
naik turun). Menurut prinsipnya, motor bakar dibedakan menjadi 2 yaitu :
Motor 4 langkah (4 tak) Motor 2 langkah (2 tak), tetapi yang akan kita
uraikan adalah motor bensin 4 langkah.
2.3.1 Motor Bensin 4 Langkah
1. Langkah Isap
Torak bergerak ke bawah, katup masuk membuka, katup buang
menutup sehingga terjadi kevakuman pada waktu torak bergerak ke
bawah. Campuran udara dan bahan bakar mengalir ke dalam
silinder melalui lubang katup masuk. Campuran bahan bakar dan
udara terisap dan karburator, masuk ke ruang bakar dalam silinder.

10
2. Langkah Kompresi
Torak bergerak dari TMA ke TMB dimana kedua katup
tertutup. Campuran bahan bakar dan udara yang ada di dalam
silinder dikompresikan sehingga tekanannya meningkat.
3. Langkah Usaha
Bilamana torak suadh mencapai TMA, campuran bahan
bakar dan udara yang dikompresikan di bakar dengan bunga api
dari busi sehingga mengakibatkan tekanan naik hingga mencapai
30-40 kg/cm
2
dan torak terdorong ke bawah.
4. Langkah Buang
Gas bekas hasil sisa pembakaran dikeluarkan dari silinder,
pembuangan gas berlangsung selama langkah buang bila tidak
bergerak ke atas dan katup buang terbuka.
Proses kerja di atas bekerja berulang-ulang sehingga
menghasilkan tenaga putar. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar
proses kerja motor bensin 4 langkah di bawah ini.










Langkah 1 Isap










Langkah 2 Kompresi










Langkah 3 Usaha










Langkah 4 Buang

Gambar 2.2 Proses kerja motor bensin 4 langkah

11
2.3.2 Motor Bensin 2 Langkah
Motor dua langkah mempunyai 2 langkah torak dalam satu pembakaran
1. Langkah Kompresi (Langkah Pertama)
Torak bergerak di atas, campuran bahan bakar dan udara
dikompresikan dan dibakar oleh loncatan bunga api bila torak
mencapai TMA. Bersamaan dengan langkah tersebut campuran
bahan bakar dan udara masuk ke ruang bilas.
2. Langkah Usaha (Langkah Kedua)
Torak didoorng ke bawah oleh tekanan pembakaran,
campuran bahan bakar dan udara di dalam lemari engkol
dikompresikan bila torak menutup lubang masuk.
3. Langkah Bilas
Pembilasan berlangsung bila torak melewati titik mati
bawah adalah campuran bahan bakar dan udara mengalir dari
lemari engkol melalui saluran bilas ke dalam silinder dan gas
bekas dibuang.






Langkah 1 Kompresi Langkah 2 Usaha Pembilasan
Gambar 2.3 Proses kerja motor bensin 2 langkah

12
2.4. Daya Motor
2.4.1 Isi Silinder
Isi silinder adalah besarnya volume langkah ditambah volume
ruang bakar. Volume langkah adalah volume di atas torak sewaktu
berada di TMB sampai garis TMA. Volume ruang bakar adalah
volume di atas torak pada saat torak berada di TMA, yang juga
volume sisa.
Besarnya volume langkah atau isi langkah torak dapat dicari
dengan rumus :
VL =
4

. d
2
. S. Z atau 0,785 . d
2
. S ................
1)
jadi silinder dapat dicari dengan :
Vt = VL + Vs
Pada motor yang lebih dari satu silinder contohnya motor
dengan empat silinder dapat dicari dengan :
Vs + Vs + Vs + Vs atau 4 . Vs
Keterangan :
Vt = Isi silinder
VL = Volume langkah torak
Vs = Volume ruang bakar
D = Diameter silinder
S = Langkah torak


1)
Petrausky, N. Marine Internal Combustion Engine, Mir Publiser, 1968, hal.22.

13
2.4.2 Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi dapat dinyatakan dengan simbol dan
dapat dicari.
dengan rumus :
=
Vc
Vc Vs +
atau = 1 +
Vc
Vs
atau - 1 =
Vc
Vc Vs +
................
2)
Keterangan :
= Perbandingan kompresi
Vs = Volume silinder
Vc = Volume ruang bakar
Perbandingan kompresi biasanya dibuat tinggi dengan tujuan
untuk meningkatkan tekanan dan suhu akhir pemampatan.

2.4.3 Efisien Volumetrik
Secara teoritis banyaknya bahan bakar dan udara yang masuk
ke dalam silinder sama dengan volume langkahnya. Akan tetapi,
kenyatananya lebih sedikit karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu tekanan udara, temperatur, panjang saluran, bentuk saluran, dan
sisa hasil pembakaran di dalam silinder pada proses yang mendahului.
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara volume muatan segar
yang masuk ke dalam silinder dengan volume langkahnya.
Efisiensi volumetrik (Rendemen Volumentrik) =
langkah Volume
silinder dalam ke masuk yang
segar udara muatan Volume


2)
Ibid, hal.14

14

vol
=
VL
Vi
100% ................
3)
Keterangan :

vol
= Efisiensi volumetrik
Vi = Volume muatan udara segar yang masuk ke dalam silinder
VL = Volume langkah
Efisiensi volumetrik suatu motor tidak akan mencapai 100%,
tetapi hanya berkisar antara 65% sampai dengan 85%. Semakin besar
efisiensi volumetrik akan semakin besar tenaga yang dihasilkan.
Semakin banyak muatan udara segar yang masuk ke dalam silinder
akan semakin besar pula tekanan hasil pembakarannya. Untuk
meningkatkan efisiensi tersebut dapat dilakukan dengan cara
membantu pemasukan muatan udara segar dengan tekanan lebih.
Apabila pemasukan udara segar yang masuk ke dalam silinder
dibantu dengan tekanan yang melebih satu atmosfer maka besarnya
efisiensi volumetrik dapat mencapai 100%

2.4.4 Efisiensi Pemasukan Bahan Bakar dan Udara
Efisiensi pemasukan udara dan bahan bakar memandang
bahwa muatan udara segar dipengaruhi oleh adanya tekanan dan
temperatur sekelilingnya.
Tekan masuk campuran bahan bakar dan udara (P) akan
diubah menjadi tekan, atmosfer (PO) dan temperatur campuran bahan

3)
Abigain Pak Pahan, Drs. Otomega SMK, Angkasa Bandung, 1994, hal.19.

15
bakar dan udara yang dimiliki (T) diubah menjadi temperatur standar
15
o
C (TO). Efisiensi pemasukan udara dan bahan bakar adalah
perbandingan antara volume campuran bahan bakar dan udara pada
tekanan dan temperatur sekelilingnya (P dan T) diubah ke PO dan TO
dengan volume langkah :
Efisiensi Pemasukan =
langkah Volume
TO dan PO ke diubah T) dan (p nya sekeliling tur tempera
dan tekanan pada bakar bahan dan udara campuran Volume

ch =
Vl
ViO
100% ................
4)
Keterangan :
ViO =
T
P.Vi

PO
TO

ViO = Jumlah muatan udara segar yang masuk ke dalam silinder
pada tekanan dan temperatur sekeliling diubah ke PO dan TO
PO = Tekanan standar 1 atmosfer
TO = Suhu standar 15
o
C
VL = Volume langkah

2.4.5 Efisiensi Motor
Pengubahan energi panas yang dihasilkan oleh motor bakar
menjadi tenaga mekanis menghasilkan tekanan yang digiatkan untuk
mendorong torak dalam melakukan ekspansi gas pembakaran. Dalam
kenyataannya energi panas yang dihasilkan hanya sebagian kecil

4)
Ibid, hal.20.

16
yang diubah menjadi tenaga mekanis, sedangkan yang terbuang justru
lebih banyak. Kerugian itu terutama disebabkan oleh :
1. Pembakaran tidak sempurna
2. Pendinginan
3. Pembuangan gas bekas (panas terbuang bersama gas bekas)
4. Gesekan

a. Kerugian Karena Pembakaran Tidak Sempurna
Efisiensi pembakaran adalah perbandingan antara jumlah
panas yang dihasilkan oleh pembakaran dengan jumlah panas
yang dapat dihasilkan pada pembakaran yang sempurna.

v
=
bakar bahan dalam berada yang Panas
nyata pembakaran oleh dihasilkan yang Panas

v
=
1
2
Q
Q
................
5)
Keterangan :
v = Efisiensi pembakaran
Q
1
= Panas yang dapat dihasilkan oleh bahan bakar dalam
pembakaran sempurna
Q
2
= Panas yang dihasilkan pada pembakaran
b. Kerugian Karena Pendinginan
Pembakaran bahan bakar tujuannya untuk menghasilkan
panas. Akan tetapi, bagian-bagian motor tertentu yang menjadi

5)
Ibid, hal.20.

17
panas karena temperatur yang tinggi justru harus didinginkan.
Panas yang dilepaskan karena pendinginan itu meninggalkan
motor tanpa digunakan untuk diubah menjadi kerja mekanis. Hal
ini berarti suatu kerugian.
c. Kerugian Karena Gas Bekas
Gas bekas yang dibuang masih cukup panas. Kerugian
panas ini menyebabkan daya guna panas juga berkurang. Daya
guna panas atau efisiensi panas adalah perbandingan antara
jumlah panas yang diubah menjadi kerja mekanis dengan jumlah
panas yang dihasilkan dari pembakaran.
Apalabi energi panas yang dihasilkan Q
1
dan energi panas
yang hilang Q
2
maka energi panas yang diubah menjadi tenaga
mekanis sebesar Q
1
Q
2
= Q
3
jadi besarnya efisiensi panas
sebesar :

th
=
1
2 1
Q
Q - Q
100% ................
6)
Atau

th
=
1
3
Q
Q
100%
Keterangan :

th
= Efisiensi panas atau rendeman termis
Q
1
= Panas yang dihasilkan dari pembakaran
Q
2
= Panas yang hilang
Q
3
= Panas yang diubah menjadi tenaga mekanis

6)
Ibid, hal.21.

18
d. Kerugian Karena Gesekan
Gesekan mekanis yang disebabkan oleh gesekan bagian-
bagian motor tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, efisiensi kerja
mekanis juga berkurang. Efisiensi kerja mekanis atau rendemen
mekanis adalah perbandingan antara kerja mekanis yang efektif
atau kerja yang berguna terhadap kerja mekanis yang
dibangkitkan ke dalam silinder.

m
=
silinder dalam an dibangkitk yang mekanis Kerja
efektif kerja atau berguna yang Kerja

th
=
3
4
Q
Q
100% ................
7)
Keterangan :

m
= Efisiensi kerja mekanis (rendemen mekanis)
Q
3
= Kerja mekanis yang dibangkitkan dalam silinder dari
panas yang dihasilkan (panas yang diubah menjadi
tenaga mekanis)
Q
4
= Kerja mekanis yang tersedia pada poros engkol untuk
melakukan kerja mekanis yang berguna atau kerja efektif
e. Efisiensi Total
Efisiensi total atau rendemen total suatu motor adalah
perbandingan antara kerja mekanis efektif yang tersedia pada
poros engkol dengan panas yang berada dalam bahan bakar yang
masuk ke dalam silinder.

7)
Abigain Pakpahan, Drs. Loc.Cit

19

tot
=
bakar bahan dalam berada yang Panas
engkol poros pada tersedia yang mekanis Kerja

tot
=
1
4
Q
Q
100% ................
8)
Keterangan :

tot
= Rendeman total suatu motor
Q
3
= Panas yang dapat dihasilkan oleh bahan bakar dalam
pembakaran sempurna
Q
4
= Kerja efektif pada poros engkol atau kerja mekanis yang
tersedia pada poros engkol untuk melakukan kerja
mekanis yang berguna
f. Neraca Panas
Efisiensi panas dan kerugian-kerugian panas yang terjadi
dapat dinyatakan dalam prosentase panas yang diberikan oleh
bahan bakar. Pemanfaatan panas tersebut digambarkan dalam
ikhtisar panas yang disebut neraca panas dan gambar diagram
keseimbangan panas.








8)
Abigain Pakpahan, Drs. Loc. Cit

20
1) Motor bensin
Energi panas yang diubah menjadi tenaga mekanis atau kerja
efektif ............................................................................... 25 %
Kerugian panas oleh gas buang........................................ 34 %
Kerugian panas karena pendinginan ................................ 32 %
Kerugian panas karena pemompaan torak ......................... 3 %
Kerugian panas karena gesekan mekanis........................... 6 %
Jumlah : .......... 100%
Apabila neraca panas digambarkan dalam diagram
keseimbangan panas :








Gambar 2.4 Diagram kerugian panas pada motor bensin

2.4.6 Daya Usaha
Daya motor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu daya
indikator dan daya efektif. Daya indikator merupakan daya motor
yang bersifat teoritis, yang belum dipengaruhi oleh kerugian gesekan
yang terjadi di dalam mesin. Daya efektif atau daya usaha adalah

21
daya yang berguna sebagai penggerak atau daya poros. Pada poros 2
tak proses kerja berlangsung dalam satu putaran atau dua langkah
torak. Kerja mekanis dari satu putaran berarti sama dengan :
Pi A L
Keterangan :
Pi = Tekanan rata-rata yang diindikasikan
A = Luas lingkaran silinder
L = Panjang langkah silinder
Daya adalah kerja setiap satuan waktu. Jika jumlah putaran =
n maka daya indikator motor 2 tak satu silinder adalah sebesar :
Ni = Pi . D
2
. L . n
Pada motor 4 tak jumlah langkah kerja adalah setengah dari
motor 2 tak. Jadi, daya indikator untuk motor 4 langkah adalah :
Ni = . Pi . D
2
. L . n . Z
Keterangan :
Ni = Daya indikator
Pi = Tekanan indikator rata-rata
D = Diameter silinder
L = Langkah torak
n = Putaran poros engkol
Z = Jumlah silinder


22
Daya indikator dapat dihitung dengan satuan SAE (Society of
Automative Engineers) menurut standar Amerika dan sistem DIN
(Deutsches Institut for Normung) menurut standar Jerman. Daya
indikator dalam sistem SAE diukur dalam HP (Horse Power) atau
Tenaga Kuda dan dalam sistem DIN dalam PS (German Horse
Power).
1 HP = 0,7457 KW
1 PS = 0,7355 KW
Rumus daya indikator dapat ditulis :
Ni = a .
100 . 75 . 60
Z . N . L . D . . Pi
2
(HP) ................
9)
Keterangan :
Ni = Daya indikator (HP)
Pi = Tekanan indikator rata-rata (Kgf/cm
2
)
D = Diameter silinder (cm)
L = Langkah torak (cm)
n = Putaran poros engkol (per menit)
Z = Jumlah silinder
a = Langkah kerja (1 untuk 2 tak dan untuk 4 tak)
1/60, untuk mengubah 1 menit = 60 detik
1/100 menyatakan perubahan 1 meter = 100 cm


9)
Ibid, hal.23.

23
Dalam perhitungan kasar seringkali diambil 1 HP = 75
kgf.m/detik
2
daya efektif atau daya usaha dapat dihitung dengan
persamaan.
Ne = Ni .
m
2.5. Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar dapat dibuat beberapa perbedaan tergantung pada
jenis bahan bakar yang dipergunakan dan apa jenis mesinnya. Bahan bakar
disimpan dalam tangki dan dipompa melalui pipa oleh pompa bahan bakar
dan kemudian ke karburator, maksud dari saringan udara adalah menyaring
bagian abu dan kotoran udara.

Gambar 2.5. Sistem Bahan Bakar
2.5.1 Karburator
Karburator yang tersedia berbagai bentuk, pada dasarnya arah
aliran udara yang melalui karburator adalah :

24
1. Karburator arus naik, lokasinya dibawah pipa masuk dan
memungkinkan udara naik melalui karburator.
2. Karburator arus turun, lokasinya di atas saluran pemasukan
(intake manifold).
3. Karburator arus datar, penempatannya searah dengan aliran udara.

Gambar 2.6 Arah aliran udara karburator

Karburator juga sesuai dengan jenis jumlah jalar masuk
karburator satu barrel, dua barrel dan empat barrel. Satu mesin
dilengkapi dengan satu karburator atau lebih karburator susun disebut
susunan karburator kembar tiga.






Gambar 2.7 Jumlah jalan masuk karburator

25






















Gambar 2.8 Karburator

26
Keterangan Gambar :
1. Sekerup
2. Pegas cuk
3. Permukaan cuk
4. Poros cuk
5. Pegas katup cuk
6. Sekerup katup cuk
7. Katup cuk
8. Udara pengalir
9. Sumber utama
10. Saringan
11. Cincin saringan
12. Perapat saringan masuk
13. Pemegang
14. Sekerup
15. Pegas penjamin
16. Perapat udara pengalir
17. Pengapung
18. Katup penahan
19. Perapat katup penahan
20. Pena pemasukan pengapung
21. Pengapung bantu
22. Pegas pompa penjamin
23. Pegas pompa
24. Pegas penarik
25. Torak pompa
26. Penarik
27. Pemancar utama
28. Perapat pencarian utama
(pemancar)
29. Pegas pompa
30. Bola baja penjamin
31. Bola baja
32. Sekerup
33. Pegas torak pendorong
34. Torak pendorong
35. Penghenti torak pendorong
36. Ring pegas
37. Katup pendorong
38. Katup pengangkat
39. Ring penahan
40. Pemancar lambat pembantu
41. Pengambil udara utama
42. Penahan
43. Pompa pembalik
44. Sumbat
45. Sumbat pompa pemancar
46. Bola baja
47. Sekerup
48. Katup bantu
49. Ring (cincin)
50. Perapat
51. Badan karburator
52. Perapat sekerup pompa pemancar
53. Sumber mur
54. Pengukur permukaan karburator
55. Perapat permukaan
56. Kaca permukaan
57. Klem permukaan









27
2.5.2 Pompa Bahan Bakar
Pompa bahan bakar adalah sebuah diafragma yang digerakkan
dengan eksentrik pada poros hubungan, dimana ia diputar dari poros
pompa pelumas atau poros engkol. Apabila lengan penekan ke atas
dengan eksentrik diafragma yang elastis tertarik ke bawah dan bahan
bakar mengalir ke dalam melalui saringan dan katup masuk membuat
rongga diafragma ke bawah. Apabila lengan penekan kembali
diafragma tertekan ke atas oleh pegas diafragma.















Gambar 2.9 Susunan Pompa Bensin

28
Tekanan bahan bakar di atas diafragma menutup katup masuk
dan katup buang terbuka. Bahan bakar tertekan ke luar melalui pipa
ke karburator, apabila katup pengapung dalam karburator menutup
pemasukan ke karburator tekanan bertambah dalam pipa pengeluaran
dan ruang di atas diafragma di atas tekanan pegas diafragma.
Diafragma dan bagian dalam lengan penekan akan berada pada posisi
bawah kemudian gerakan lengan penekan itu tidak menggerakkan
diafragma. Apabila tekanan sudah turun, pegas diafragma menekan
diafragma ke atas dan apabila lengan penekan tertarik ke bawah
pemompaan kembali lagi.

2.5.3 Saringan Bahan Bakar
Dalam saringan tambahan yang ditempatkan dalam pompa
bahan bakar, sistem bahan bakar yang normalnya menghendaki
dengan penyaringan bagian yang kotor dan berair, saringan disini
adalah saringan type lat tipis, kotoran melekat di antara plat, dan air
mengendap ke bawah dari tabung.
Saringan besin ini adalah model yang elementnya dapat diganti-
ganti, tipe ini mencegah tersumbatnya karburator dengan tersaringnya
kotoran atau unsur-unsur lain yang sering terdapat dalam bensin, sebab
kotoran atau unsur-unsur lain yang terdapat dalam bensin, sebab kotoran
dan sebagainya itu akan sangat mempengaruhi jalannya mesin. Sekali-
kali elemen itu dilepas dan dikeluarkan serta dibersihkan dengan bensin,
elemen ini harus diganti setiap jarak 18.000 km.

29











Gambar 2.10 Saringan Bensin











Gambar 2.11 Tangki Bensin

30
Keterangan Gambar :
A. Klem selang
B. Selang lubang udara
C. Penghubung
D. Penampung tabung tangki
bahan bakar
E. Pipa penghubung pemasukan
F. Klem pipa pemasukan bahan
bakar
G. Ujung pipa pemasukan bahan
bakar
H. Perapat
I. Kepala (kap) tangki bahan
bakar
J. Selang bahan bakar
K. Perapat
L. Pengukur bahan bakar
M. Sumbat kuras bahan bakar
N. Pemegang badan
O. Pemegang tangki bahan bakar
P. Tangki bahan bakar

2.6. Sistem Starter
Sistem starter terdiri dari baterai, motor starter, saklar atau saklar relai
dan kabel-kabel. Motor starter adalah mengubah tenaga listrik menjadi
tenaga mekanik yang diperlukan untuk memutarkan motor waktu distarter.
Motor starter direncanakan untuk menghasilkan momen yang besar guna
melawan tahunan, misalnya : gesekan-gesekan dan tekanan kompresi. Gigi
pinion starter selalu dihubungkan ke roda penerus (roda gila) dan dilepaskan
bila motor telah hidup. Baterai adalah bagian dari sistem starter tetapi juga
adalah bagian dari sistem yang lain seperti juga kabel starter selalu
merupakan bagian dari sistem yang lain.






Gambar 2.12 Motor starter

31
Saklar starter yang digerakkan oleh suatu relai (selenoid switch) yang
bekeja sebagai starter switch. Relai atau selenoid bekerja menghubungkan
rangkaian starter dan bekerja merangkaikan starter pinion kepada gigi roda
penerus. Starter tidaklah direncanakan untuk terus berputar, karena bila terus
berputar akan terlalu panas dan rusak karena arusnya besar. Beberapa pabrik
membuat bahwa motor starter tidak boleh lebih dari 30 detik dioperasikan
dan dapat dioperasikan kembali setelah dingin.

Gambar 2.13 Sistem starter
2.7. Sistem Pelumasan
Minyak lumas dalam motor mempunyai beberapa pekerjaan yaitu
melumasi bagian-bagian yang bergerak untuk mengurangi gesekan dan
keausan. Fungsi minyak pelumas dapat dibagi sebagai berikut :
- Melumasi komponen-komponen untuk mengurangi gesekan.
- Melumasi komponen-komponen untuk mengurangi keausan.
- Mendinginkan komponen-komponen dengan memindahkan panas.
- Memelihara komponen-komponen bersih dengan memindahkan kotoran.
- Membentuk film minyak.

32
Gesekan antara komponen-komponen yang bergerak dan keausan
bagian-bagian dikurangi dengan membentuk lapisan minyak dan mencegah
hubungan langsung logam dengan logam, sungguhpun gesekan dalam
minyak adalah rendah tetapi gesekan pada bagian-bagian motor relatif tinggi.
Minyak memindahkan panas dari beberapa bantalan dan saluran ke
dalam bak minyak untuk disebarkan pada udara disekelilingnya. Bilamana
motor dalam suhu kerja normal, suhu minyak kira-kira 60
o
C bilamana
minyak dipompakan keluar pada komponen motor dan suhu minyak telah
naik menjadi 90-100
o
C bila ia kembali lagi ke bak minyak.
Endapan arang dan kotoran yang lain misalnya debu yang diisap ke
dalam motor dengan udara dipindahkan dengan minyak dan mengendap di
bawah bak minyak atau sebagian pada sebuah filter minyak.











Gambar 2.14 Sistem pelumasan dan komponennya

33
Minyak bekerja sebagai cairan perapat antara torak dan silinder
dengan mengisi bagian-bagian yang kecil yang tidak teratur karena
pengerjaan mesin pada dinding silinder, badan torak atau cairan torak.
Ketidak rataannya adalah sangat kecil, suatu ketidak rataan normal sebesar
0,0025 0,005 mm diizinkan dalam sebuah silinder.

2.8. Sistem Pendinginan
Pemindahan panas dari komponen-komponen kepada udara dilakukan
oleh: cairan pendingin atau udara pendinginan. Cairan pendingin beredar
karena cairan yang panas naik dan cairan yang dingin turun.
Pada saat ini digunakan pompa peredaran sehingga menjadi lebih
efektif, jaket air, selang air dan radiator mempunyai ukuran yang lebih kecil
sehingga blok silinder, kepala silinder dan lainnya lebih ringan.
Pompa cairan yang diputarkan oleh sebuah sabuk V dari poros engkol
untuk menjaga terjadinya peredaran. Thermostat adalah sebuah katup yang
bekerja karena panas yang membuka saluran ke radiator bila motor mencapai
suhu kerja. Pemanasan ke suhu kerja normal terjadi secara cepat karena
hanya cairan dalam jaket pendinginan yang dipanaskan, kipas pendingin
menambah aliran udara melalui radiator yang dibutuhkan bila mobil berjalan
pada kecepatan rendah atau berhenti dengan motor tetap berputar. Tujuan
manifold ialah untuk mengalirkan cairan yang dingin dari radiator ke bagian
kepala silinder yang terpanas seperti ruang bakar, dudukan katup dan tempat
sekitar busi.

34
Pompa cairan biasanya sebuah pompa pusingan/sentrifugal, dimana
cairan mengalir ke dalam pusat melawan rumah pompa dimana pipa penyalur
ditempatkan. Pompa sering ditempatkan dalam blok silinder dengan
pengeluaran langsung ke dalam jaket pendingin.
Poros pompa berputar dikelilingi bantalan peluru yang diisi gemuk di
dalam rumah pompa, perapat antara poros pompa dan rumah sering terjadi
dari cincin perapat. Rumah poros untuk puli dan kipas pendingin adalah
ditekan kepada poros pompa, akan tetapi rumah poros juga didukung, dimana
poros pompa bebas dari beban lintang yang disebabkan pemutaran.
Pada kecepatan tinggi kipas pendingin memerlukan pemutaran kira-
kira 5% dari tenaga motor, cara untuk mengurangi kehilangan udara mengalir
melalui radiator adalah cukup karena kecepatan perputaran, beberapa kipas
pendingin dirancang dengan daun-daun kipas lentur.
Pada motor kecepatan rendah daun kipas membentuk sudut yang
besar jadi menghasilkan aliran udara yang kuat, jika kecepatan motor
bertambah sudut daun kipas turun dan kebutuhan tenaga kipas turun dan
kebutuhan tenaga kipas pendingin turun.
Daun kipas mempunyai sudut kipas yang tidak teratur untuk
mencegah getaran kipas, ada juga kipas pendingin yang mempunyai sudut
kipas diatur oleh pegas bimetal. Pegas bimetal dibuat dalam rumah poros dan
gerakan pegas menggerakkan daun-daun kipas.
Thermostat dirancang membuka pada suhu tertentu, sekitar 75
o
C dan
membuka penuh setelah kenaikan suhu berikutnya sebesar 10 15
o
C.

35






















Gambar 2.15 Sistem pendinginan dan komponennya

36











Gambar 2.16 Penampang pompa air










Gambar 2.17 Radiator

37
2.9. Sistem Pengapian
Sistem pengapian menimbulkan arus tegangan tinggi yang
menghendaki untuk memproduksi loncatan bunga api listrik di antara
elektroda busi dan membakar campuran bahan bakar udara. Loncatan bunga
api listrik harus diberi pada waktu yang tepat dalam silinder yang tepat.
Dengan pengapian batery, tegangan batery adalah rendah (6 12 V) dan
dinaikkan sampai 5000 15.000 Volt. Sistem pengapian batery atau
generator. Pengapian maknit dipergunakan diantaranya pada traktor, vespa
(kendaraan beroda dua, peralatan penggerak mesin).
Sistem pengapian ini meliputi simber arus listri (batery/arus atau
generator), kunci kontak, koil, distributor, busi dan kabel. Dalam aliran
tekanan rendah, arus datang dari sumber listrik melalui kunci kontak dan koil
ke titik kontak di dalam distributor. Dari terminal tegangan tinggi koil
pengapian terus ketutup tengah distributor dari sana dibagi oleh rotor ke busi
dalam urutan pengapian, koil, kabel, tutup distributor, rotor, busi memiliki
tegangan tinggi.
Tegangan tinggi menimbulkan pengapian koil yang mempunyai dua
lilitan, lilitan tegangan rendah dan lilitan tegangan tinggi. Kedua-duanya
membeliti sekeliling suatu inti. Jika titik kontak menutup, arus mengalir
melalui lilitan tegangan rendah dan inti menjadi magnit. Lapangan magnit
menurun dengan sangat cepat apabila titik kontak terbuka dan dengan
lapangan magnit berubah induksi tegangan tinggi dalam lilitan tegangan

38
tinggi, tenaga maknetik berubah menjadi tenaga listrik. Tegangan dapat naik
sekitar 25.000 V.

Gambar 2.18 Sistem pengapian dan komponennya

2.9.1 Distributor
Tutup distributor dan lengan rotor dibuat dari bahan isolasi
dengan sekelilingnya metal penghubung. Arus tegangan tinggi
disalurkan ke silinder dalam urutan yang benar, urutan pengapian,
mesin 4 silinder segaris mempunyai urutan pengapian 1-3-4-2 atau 1-
2-4-3.
Titik kontak ditempatkan pada plat dudukan titik kontak,
bagian bergerak dari titik kontak terisolasi dari plate titik kontak dan
poros pada bantalan isolasi. Menempatkan titik kontak adalah diikat
baut pada plat dan massa (badan).

39

Gambar 2.19 Distributor
Cam ditempatkan pada poros distributor yang bekerja di
rumah distributor. Cam mempunyai banyak hubungan sesuai dengan
jumlah silinder mesin dan berputar setengah putara dari kecepatan
mesin.
Distributor umumnya diputar dari poros hubungan. Pengapian
dikontrol oleh sentrifugal regulator yang terpasang pada poros

40
distributor dibawah cam dan vacum regulator yang di pasang pada
rumah distributor.

2.9.2 Coil dan Kondensor
Lilitan tegangan rendah terdiri dari 100-300 dari kawat
tembaga yang relatif besar. Lilitan tegangan tinggi menghendaki
15.000-25.000 dari kawat yang kecil. Lilitan diisolasi lagi pada setiap
lilitan, pada inti dan pembungkus baja. Inti adalah tersusun dari plat-
plat yang tipis yang terbuat dari baja lunak.
Tegangan dari lilitan tegangan tinggi dapat membangkitkan
sekitar 25.000 Volt. Tegangan kamaknitan pada rangkaian lilitan
tegangan tinggi tergantung di antara jarak elektroda busi, tekanan
kompresi dan suhu campuran bahan bakar dan udara, harga yang
normal adalah 5000-15000 V. Terminal tegangan rendah bertanda (+)
dan (-) sehingga itu mungkin untuk menghubungkan ke koil dengan
benar, kesalahan hubungan membuat aliran pengapian salah arah
melalui busi. Hasil tegangan yang menghendaki nyala api berlebih
membuat 50% lebih tinggi dari pada coil yang terhubung baik.
Kondensor normalnya terbuat dari dua jalur bahan coil kedua-
duanya terisolasi dengan kertas. Gulungan coil ditutupi dengan
sebuah pembungkus, satu dari coil berhubungan dengan pembungkus
kondensor.



41























Gambar 2.20 Koil

42
2.9.3 Busi

Gambar 2.21 Busi
Tugas busi sebagian menghubungkan pengapian ke ruangan
pembakaran dan sebagian memberi celah di mana bunga api
ditimbulkan. Tekanan tinggi, temperatur tinggi dan tegangan
pengapian tinggi semuanya dipakai busi untuk muatan berat.
Fungsi busi ialah untuk mengadakan pengapian yang
diperlukan untuk pembakaran motor, karena itu ia terpasang pada
kepala silinder, busi hanya dipakai untuk motor bensin.






43
2.10.Transmisi
Kendaraan membutuhkan momen yang besar pada saat mulai berjalan
atau saat menanjak, tetapi sebaliknya bila kendaraan berjalan pada jalan yang
rata dengan kecepatan tinggi tidak diperlukan momen yang besar hal ini
karena adanya momentum yang membantu jalannya kendaraan sehingga
tidak diperlukan tenaga gerak yang besar, untuk inilah diperlukan sistem
transmisi sehingga tenaga mesin dapat dipindahkan ke roda-roda dengan
momen dan kecepatan tertentu sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan.
Jadi fungsi transmisi adalah:
- Memperbesar momen pada saat momen yang besar diperlukan.
- Memperkecil momen pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi,
hal ini akan mengurangi bahan bakar dan memperkecil suara yang terjadi
pada kendaraan.
- Untuk memundurkan jalannya kendaraan dengan adanya perkaitan gigi-
gigi pada transmisi dikarenakan mesin hanya berputar pada satu arah.









44












Gambar 2.22 Transmisi
2.10.1. Kopling
Kopling adalah suatu bagian yang mutlak diperlukan pada
mobil-mobil dan kendaraan lainnya dimana penggerak utamanya
diperoleh dari hasil pembakaran dalam silinder mesin, untuk
memungkinkan mesin dapat hidup dengan lembut diperlukan kopling
untuk memindahkan tenaga mesin dengan perlahan-lahan dan
sesudah tenaga sebagian besar pindah maka pemindahan tenaga akan
berlangsung tanpa terjadi slip (lepas), kopling harus dapat bekerja
dengan sederhana.

45
Kopling juga memungkinkan mesin tetap berputar walaupun
kendaraan dalam berhenti, kopling yang baik harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- Harus dapat menggerakkan peralatan pemutar dengan lembut dan
tidak menggagap atau meloncat dengan sendirinya.
- Gesekan antara masing-masing bagian penghubung harus benar.
- Bagian penghubung yang diputar tidak boleh bersifat seperti roda
penerus jadi harus ringan.
- Hubungan itu harus dapat diputuskan dengan mudah dan aman.
Setiap mobil tentu terdapat pesawat kopling dan digerakkan
oleh kaki sebelah kiri, untuk menggerakkannya disediakan pedal
kopling, apabila pedal ini diinjak maka hubungan roda pada kopling
terlepas sehingga putaran mesin tidak dapat diteruskan ke roda
belakang, jika pedal kopling itu dilepaskan injakannya maka
hubungan tenaga berjalan seperti seharusnya.









46























Gambar 2.2 Komponen Kopling

Anda mungkin juga menyukai