Anda di halaman 1dari 5

2.

Dasar Teori
2.1. Pengertian Dasar Mesin Kalor
Menurut Arismunandar (1983), Mesin kalor adalah alat yang mengubah energi
thermal menjadi energi mekanik, yang mana energi thermalnya didapat dari proses
pembakaran, mesin kalor merupakan mesin penggerak mula yang banyak dipakai. Ditinjau
dari cara memperoleh energi thermal mesin kalor secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi 2 (dua) golongan yaitu:

a. Mesin pembakaran luar (external com-bustion engine)


Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi diluar mesin, energi thermal
dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah,
con-tohnya mesin uap. Semua energi yang diperlu-kan oleh mesi n itu mula-mula
meninggalkan gas hasil pembakaran yang temperaturnya tinggi, melalui dinding pemisah
kalor atau ketel uap. Archie (1996).

b. Mesin pembakaran dalam (internal com-bustion engine)


Mesin pembakaran dalam pad a umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Motor
bakar adalah mesin kalor dimana gas panas dipe roleh dari proses pembakaran didalam mesin
itu s endiri dan langsung dipakai untuk melakukan kerj a mekanis, yaitu menjalankan mesin
tersebut.

2.2. Prinsip kerja Motor Diesel


Pada Gambar 2.1 ditunjukkan empat prinsip kerja motor diesel, pada Gambar 1a, la
ngkah pertama yaitu langkah isap, torak bergerak turu n, menjauhi kepala silinder,
menimbulkan vakum da-la m silinder, dan udara luar diisap ke dalam silinder melalui katup
masuk sampai torak mencapai TMB.

Gambar 2.1 prinsip kerja motor diesel


Langkah kedua adalah Langkah kompresi, (Gambar 2.1b) katup masuk tertutup dan torak
bergerak ke atas, menekan udara dalam silinder dan menaikan suhu. Sebelum torak mencapai
TM A, maka bahan bakar cair dalam bentuk semprotan kabut halus dimasukkan sedikit demi
sedikit ke dalarn udara panas dalam silinder.
Langkah kerja atau Langkah usaha (Gambar 2.1c), gas panas mendorong torak turun.
Gas me-ngembang dari volume silinder yang membesar dan meneruskan energi pada poros
engkol yang berputar.
Langkah buang, sebelum torak mencapai TMB, katup buang membuka (Gambar 2.1d)
dan gas hasil pembakaran keluar melalui lubang buang.

2.3. Perbandingan Kompresi

Gambar 2.2 Silinder pada motor bakar

Va Vc+Vd
= = ........................................................................................................(2.1)
Vc Vc

Dimana:
= Perbandingan kompresi
Vd = Volume langkah torak, mm3
Vc = Volume kom presi, mm3
Va = Volume total , mm3

Perbandingan kompresi yang tinggi harus dapat dipenuhi oleh mesin diesel yaitu berkisar
antara 12:1 sampai 19:1, (Maleev,1995).

2.4. Siklus Udara


Umumnya untuk me nganalisa motor bakar
dipergunakan "Siklus Udara " sebagai siklus yang ideal, dengan beberapa idealisasi sebagai
berikut:
Arismunandar (1983),
1. Fluida kerja di dalam silinder adalah udara, dianggap sebagai gas ideal deng an konstanta
kalor yang konstan.
2. Proses kompresi dan ek spansi berlangsung secara isentropik.
3. Proses pembakaran dianggap sebagai proses pemanasan fluida kerja.
4. Akhir proses ekspansi, saat torak mencapai TMB, fluida kerja didinginkan sehingga
tekanan dan temperaturnya turun, mencapai tekanan dan temperatur atmosfir.
5. Tekanan fluida kerja di dalam silinder selama langkah buang dan langk ah isap adalah
kons-tan dan sama dengan tekanan atmosfir.
2.5. Daya Dan Efisiensi
Jika panas spesifik gas pada volume konstan dan temperatur fluida kerja berturut-turut
di-nyatakan sebagai Cv kcal/(kg.K) dan T (K), maka berdasarkan idealisasi (1) jumlah kalor
yang di masukkan pada waktu torak berada pada TMA oleh Arismunandar (1983) adalah
sebagai berikut :
qm = m . Cv . (T3-T2) kcal ............................................................................................... (2.2)

Dimana:
qm = jumlah kalor yang masuk (kcal)
m = massa bahan bakar
Cv = panas spesifik gas pada volume konstan (Kcal/Kg K)
T= T3-T2 = Perbedaan saat TMA-TMB

Kerja dari titik 4 ke titik l, yaitu pada waktu torak berada pada TMB, adalah:
qk = m . Cv . (T4 T1) kcal .....................................................................(2.3)
Dimana:
qk = Jumlah kalor yang kelu ar, kcal
T4 = Temperatur akhir ekspansi, K
T1 = Temperatur pembuangan, K

Sedangkan kerja yang dihasilkan adalah,

W = qm - qk sehingga efisiensi termal (tm) dari siklus udara ini adalah:


W qmqk
tm =
qm qm ...............................................................................................................
(2.4)

2.6. Efisiensi Thermal


Dengan mensubsitusikan persamaan (2) dan (3), berturut-turut untuk q m dan qk, ke dalam
persamaan (4) tersebut di atas akan diperoleh,
T 4T 1
tm=1 ...............................................................................................................
T 3T 2
(2.5)

dengan : = rasio kompresi


k = konstanta =Cp/Cv
Cp = panas spesifik gas pada tekanan konstan (kcal/kg.K)

Maka efisiensi termal siklus udara adalah:


1
tm=1 k1
.................................................................................................................(2.6)

Perbandingan kompresi motor Diesel pada umumnya berkisar antara 12 dan 19, sehingga
untuk k = 1,40 dan m= 0,630 sampai 0,698.
2.7. Tekanan Efektif Rata-rata
Tekanan efektif rata-rata, yaitu kerja yang dihasilkan per siklus dalam setiap silinder
dibagi volume langkah torak. Jika, J (cm.kg/kcal) adalah faktor pengubah satuan, maka
tekanan efektif rata-rata adalah:
W w
ratarata= =
VL v
p ......................................................................................................
(2.7)
Daya Ni yang dihasilkan mesin dinyatakan dalam horsepower (Hp), untuk motor
bakar torak empat langkah adalah: (Petrovsky, 1968).
Dimana: 1Hp = 0,736 kW

Pi . V d . n .i
N i= Hp............................................................................................................
0.9
(2.8)

Pi = Tekanan rata-rata indikator, (kg.cm2)


Vd = /4.D2.L, volume langkah torak, m3
n = Jumlah putaran poros engkol, rpm i = Jumlah silinder
z = 2 untuk motor diesel 4 langkah
= 1 untuk motor diesel 2 langkah
2.8. Bahan bakar
a. Spesifik konsumsi bahan bakar efektif
ch . p0
F=318.4
p e . . L 0 . T 0 (kg/hp.hr) ........................................................................................
(2.9)
Dimana:
ch = Efisiensi volumetrik
Po = Tekanan udara dengan turbocharger, bar
Pe = Tekanan efektif rata-rata, bar
Lo = Kebutuhan udara teoritis untuk setiap kg bahan
bakar
= koefisien kelebihan udara, (1,3-1,7)
To = Temperatur udara luar, K

b. Konsumsi bahan bakar indikator

Fi = m. F (kg/Hp.hr).........................................................................................................(2.10)

Dimana:
m = Efisiensi mekanik
F = Bahan bakar spesifik, (kg/Hp.hr)

c. Konsumsi bahan bakar menjadi tenaga

Fh = Fi .N i (kg/jam) .......................................................................... (2.11)


Dimana:
Ni = Daya mesin yang dihasilkan, (Hp)
d. Konsumsi bahan bakar spesifik, (SFC),

fh
SFC = .....................................................................................................................
. Ni
(2.12)
Dimana:
Ni = Daya mesin, kW
= masa jenis bahan bakar, (kg/dm3)

Anda mungkin juga menyukai