Oleh :
Nama : Firza Ramdani Yuliansyah
NPM : 19.6.21-201.C.1126
Kelas Praktikum : A2
1
e -b Garis pembuangan kalor pada isochoric
b -a Garis pembuangan kalor pada tekanan konstan
a. Langkah Hisap
Langkah pertama adalah pengisapan bahan bakar menuju ke
lubang silinder, pasca langkah ini torak bergerak dari TMA menuju
TMB dan pada saat yang bersamaan katup masuk terbuka, sedangkan
katup buang menutup rapat. Pada langkah isap ini dimasukkan kabut
bahan bakar menuju lubang silinder, setelah proses pengisapan terakhir
yang mana posisi jaraknya ada di bawah, katup masuk (in) menutup
dan kabut bahan bakar terperangkap di dalam lubang silinder.
b. Langkah Kompresi
Langkah ini adalah langkah kedua, dimana torak bergerak dari
TMB menuju TMA pada saat langkah ini kedua katupnya dalam
keadaan tertutup rapat, agar dapat dihasilkan kompresi mesin yang baik,
besar kecilnya tenaga yang dihasilkan oleh sebuah mesin (engine)
adalah tergantung baik buruknya hasil kompresi, serta banyak atau
sedikitnya kabut bahan bakar yang dihisap pada saat langkah pertama
(langkah isap). Sesaat sebelum toraknya mencapai TMA pada akhir
langkah kompresi, busi memercikan bunga api dan terbakarlah kabut
bahan bakar tersebut hingga terbentuk gas panas bertekanan tinggi.
2
justru memerlukan tenaga. Pada saat langkah ini kedua katup menutup
rapat, dan sesaat torak mencapai TMB katup buang (ex) mulai terbuka.
d. Langkah Buang
3
Pada periode penundaan penyalaan awal pembakaran dimulai sejak
terjadinya loncatan bunga api listrik pada busi yang merangsang molekul-
molekul campuran bahan bakar dan udara sekitarnya. Untuk memulai reaksi
kimia yang menyebabkan terbentuknya perambatan nyala api. Kecepatan
rambat nyala api pada periode ini masih rendah karena daerah reaksinya
masih harus dibentuk dan adanya kerugian kalor yang tinggi di dinding
ruang bakar, akibatnya kenaikan tekanan yang terjadi masih kecil.
4
Dimana :
Vs = Volume silinder (cm3)
D = Diameter torak (mm)
L = Panjang langkah piston (mm)
i = Jumlah silinder
5
4. Konsumsi bahan bakar spesific (sfc)
Sfc adalah kemampuan motor dalam menggunakan bahan bakar untuk
menghasilkan kerja. Besar pemakaian bahan bakar spesifik (Sfc)
ditentukan dalam Kg/kWh dengan persamaan sebagai berikut :
mf
Sfc .................................................................... (6)
kg
P kWh
Dimana :
Sfc = Konsumsi bahan bakar spesifik (Kg/kWh)
P = Daya mesin (kW)
5. Efisiensi thermal ( th )
th 6S4f1c,.4Q7 ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ..........(5)
HV
6
hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan
kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan
karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan
dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4
MJ.Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari
perut bumi dan biasa disebut dengan minyak bumi. Cairan ini mengandung
hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang
berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan
memiliki sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling
“ringan”; bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya
semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana,
propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya
berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C.
Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke
atas berwujud padat.
Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik
didihnya, sehingga pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi.
Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan
berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda
menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan
setiap campuran.
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan
bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam bensin. Nilai bilangan 0
ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana
yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30 n-heptana dan 70 isooktana akan
mempunyai bilangan oktan:
=(30/100x0) + (70/100x10) = 70
7
• n-heptana 0
• metilsikloheksana 104
• 2-metil heksana 41
• benzena 108
• 3-metil heksana 56
• metilbenzena 124
• 2,2-dimetil pentana 89
• 1-heptena 68
• 2,3-dimetil pentana 87
• 5-metil-1-heksena 96
• 2,4-dimetil pentana 77
• 2-metil-2-heksana 129
• 3,3-dimetil pentana 95
• 2,4-dimetil-1-pentena 142
• 3-etil pentana 64
• 4,4-dimetil-1-1pentena 144
• 2,2,3-trimetil butana 113
• 2,3-dimetil-2-pentena 165
• n-heksana 26
• 2,4-dimetil-2-pentena 135
• sikloheksana 77
• 2,2,3-trimetil-1-butena 145
Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh
piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh
percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara
dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi
keluar. Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi tentang seberapa
besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara
spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan
karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam
mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun
bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat
dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak
seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari campuran
setara dengan campuran 87% oktana dan 13% heptana. Bensin ini akan terbakar
secara spontan pada angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga
8
hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang
tidak melebihi angka tersebut.
Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak
mentah lewat distilasi, belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-
mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi campuran hasil akhir. Setiap
barel minyak bumi umumnya menghasilkan 74 liter bensin (46% basis volume),
namun besaran ini tergantung pada kualitas minyak bumi dan kualitas bensin
yang akan dihasilkan.[3]
Semua bahan bakar yang disebut dengan bensin umumnya terdiri dari
hidrokarbon, dengan atom karbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya
disebut C4 sampai C12).
D. METODE PENGUJIAN
9
5) Anymetre, Thermo-Hygrometer S/S 5”50C. D545x835 : Alat ini
untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara.
6) Stopwatch, untuk mengukur waktu lamanya motor bensin
menghabiskan bahan bakar.
7) Toolkit, terdiri dari berbagai jenis alat, antara lain kunci pas, kunci
ring, kunci T, kunci sok, kunci busi, tang, obeng, dll yang
digunakan untuk membongkar pasang mesin maupun bagian-
bagian motor lainnya.
10
8) Kemudian atur kembali pembebanan lampu pada panel.
9) Lakukan langkah no. 5 sampai no. 8.
E. TUGAS PENDAHULUAN
PERCOBAAN PENELITIAN
11
Catatan : 1. Volume bahan bakar yg digunakan = 0,5 cc
1. Putaran Mesin = 1500 rpm
12
B. Pengolahan Data Penelitian
Daya (w)
No Beban (w)
Pertalite Pertamax
1 100 8 6
2 200 10,5 9
3 300 20,2 18,3
4 400 29,09 28,5
5 500 40 37,5
6 600 51,2 47,4
7 700 58,4 57,3
13
8 800 59,4 66,4
9 900 78,5 74,7
10 1000 86,5 83,4
11 1100 87,2 94,7
12 1200 103,3 102,6
13 1300 106,7 113,4
14 1400 116,4 123,3
15 1500 130,5 135,1
Jumlah 985,89 997,6
Rata-rata 65,726 66,507
Terbesar 130,5 135,1
Peningkatan penurunan 1531% 2152%
1000
800
600
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Daya (W) Pertamax
14
Pembahasan analisa daya motor :
Pada daya motor mengalami peningkatan sebesar 0,89% pada
pembebanan bertingkat mulai dari 100 – 2300 watt. Dari data yang tertulis pada
tabel, bahan bakar pertamax memiliki selisih daya yang dihasilkan lebih tinggi
dapada pertalite. Yang berarti untuk penggunaan yang lebih baik disarankan
menggunakan pertamax.
Torque (Nm)
No Beban (w)
Pertalite Pertamax
1 100 0,0106 64,1401
2 200 0,0212 61,4650
3 300 0,0318 53,8854
4 400 0,0425 50,1274
5 500 0,0531 47,2611
6 600 0,0637 44,8408
7 700 0,0743 37,0064
8 800 0,0849 35,8599
9 900 0,0955 34,0764
10 1000 0,1062 31,1465
11 1100 0,1168 30,3185
12 1200 0,1274 23,8854
13 1300 0,1380 18,2803
14 1400 0,1486 17,5159
15 1500 0,1592 18,9172
Jumlah 0,000000 568,7261
Rata-rata 0,084926 37,9151
Terbesar 0,1592 64,1401
Peningkatan penurunan 1400% -71%
15
Grafik analisa data Torsi motor :
500,0000
400,0000
300,0000
200,0000
100,0000
0,0000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-100,0000
Torque (Nm) Pertamax
Sfc
No Beban (w)
Pertalite Pertamax
1 100 0,30784 0,00021
2 200 0,25859 0,00023
3 300 0,14009 0,00030
4 400 0,11088 0,00035
5 500 0,08150 0,00039
6 600 0,06179 0,00043
16
7 700 0,06727 0,00064
8 800 0,06687 0,00068
9 900 0,05060 0,00075
10 1000 0,04533 0,00090
11 1100 0,05528 0,00095
12 1200 0,05114 0,00153
13 1300 0,04232 0,00260
14 1400 0,05091 0,00284
15 1500 0,04643 0,00243
Jumlah 1,43685 0,01521
Rata-rata 0,09579 0,00101
Terbesar 0,30784 0,00284
Peningkatan penurunan -85% 1050%
0,30000
0,25000
0,20000
0,15000
0,10000
0,05000
0,00000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Merah Sfc Pertalite Biru Sfc Pertamax
17
2. Pembahasan Data Sfc motor :
Sfc pada motor bensin mengalami penurunan sebanyak -85% pada
pembebanan 100 – 1500 watt. Pada grafik analisa bahan bakar pertamax
memiliki sfc yang lebih sedikit dibanding pertalite.
18