Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PRESTASI MESIN MOTOR BENSIN

Disusun dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada


mata kuliah Prestasi Mesin Program Studi Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto

Oleh :
Nama : Firza Ramdani Yuliansyah
NPM : 19.6.21-201.C.1126
Kelas Praktikum : A2

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO
PURWOKERTO
0
A. Tujuan Pengujian
1. Mempelajari karakteristik dari prestasi motor bakar Bensin
2. Memahami cara pengukuran dengan menggunakan alat ukur
3. Menyelidiki prestasi kerja motor bensin yang meliputi : momen putar
sebagai fungsi putaran. Daya output sebagai fungsi putaran. Tekanan
Efektif pembakaran bahan bakar. Konsumsi bahan bakar spesifik
sebagai fungsi putaran. Emisi gas buang yang dihasilkan selama operasi
motor bensin berlangsung

B. Dasar Teori Motor Bensin


Proses ini terjadi pada motor bensin 4 langkah dengan putaran rendah.
Pada motor bensin yang dihisap campuran udara dan bahan bakar. Sesaat
sebelum akhir kompresi, busi dinyalakan untuk mengawali pembakaran
bahan bakar dalam ruang bakar.

Gambar 1. Diagram P-V dan T-S


Keterangan :
P = Tekanan, kg/cm2
V = Volume , m3
Vl = Volume lankah torak, m3
Vs = Volume sisa, m3
a -b Garis pengisapan pada tekanan konstan
b -c Garis kompresi pada isentropic
c -d Garis pemasukan kalor pada isochoric
d -e Garis ekspansi pada isentropic

1
e -b Garis pembuangan kalor pada isochoric
b -a Garis pembuangan kalor pada tekanan konstan

Cara Kerja Motor Bensin

Gambar 1. Proses siklus kerja motor 4 langkah

a. Langkah Hisap
Langkah pertama adalah pengisapan bahan bakar menuju ke
lubang silinder, pasca langkah ini torak bergerak dari TMA menuju
TMB dan pada saat yang bersamaan katup masuk terbuka, sedangkan
katup buang menutup rapat. Pada langkah isap ini dimasukkan kabut
bahan bakar menuju lubang silinder, setelah proses pengisapan terakhir
yang mana posisi jaraknya ada di bawah, katup masuk (in) menutup
dan kabut bahan bakar terperangkap di dalam lubang silinder.

b. Langkah Kompresi
Langkah ini adalah langkah kedua, dimana torak bergerak dari
TMB menuju TMA pada saat langkah ini kedua katupnya dalam
keadaan tertutup rapat, agar dapat dihasilkan kompresi mesin yang baik,
besar kecilnya tenaga yang dihasilkan oleh sebuah mesin (engine)
adalah tergantung baik buruknya hasil kompresi, serta banyak atau
sedikitnya kabut bahan bakar yang dihisap pada saat langkah pertama
(langkah isap). Sesaat sebelum toraknya mencapai TMA pada akhir
langkah kompresi, busi memercikan bunga api dan terbakarlah kabut
bahan bakar tersebut hingga terbentuk gas panas bertekanan tinggi.

c. Langkah Usaha / Kerja (exspansi)


Torak bergerak dari TMA menuju TMB disebut langkah usaha
(exspansi) karena pada langkah ini dihasilkan tenaga guna menjalankan
kendaraan, sedangkan langkah lainnya tidak menghasilkan tenaga dan

2
justru memerlukan tenaga. Pada saat langkah ini kedua katup menutup
rapat, dan sesaat torak mencapai TMB katup buang (ex) mulai terbuka.
d. Langkah Buang

Gerakan torak dari TMB menuju TMA dengan katup buangnya


terbuka, dan katup masuk (in) menutup rapat. Gerakan torak dari TMB
menuju TMA ini adalah dalam rangka mendorong gas sisa pembakaran
menuju knalpot, dan siklus berikutnya adalah kembali pada langkah
pertama. Setelah langkah buang selesai, jadi kesimpulanya mesin empat
langkah bekerjanya dengan empat kali gerakan torak atau sama dengan
dua kali putaran poros engkol, dapat dihasilkan satu kali tenaga mesin.

Pembakaran Motor Bensin


Proses pembakaran yang terjadi tidak berlangsung secara sekaligus
tetapi memerlukan waktu berdasarkan kenaikan tekanan yang terjadi, proses
pembakaran yang terjadi dapat dibedakan dalam 2 periode, yaitu:
a. Periode penundaan penyalaan, yang ditandai dengan dimulainya
percikan bunga api listrik dari busi.
b. Periode pembakaran intensif, yang ditandai dengan lajunya kenaikan
tekanan yang tinggi.

Gambar 05. Diagram Pressure versus Crank Angle.

3
Pada periode penundaan penyalaan awal pembakaran dimulai sejak
terjadinya loncatan bunga api listrik pada busi yang merangsang molekul-
molekul campuran bahan bakar dan udara sekitarnya. Untuk memulai reaksi
kimia yang menyebabkan terbentuknya perambatan nyala api. Kecepatan
rambat nyala api pada periode ini masih rendah karena daerah reaksinya
masih harus dibentuk dan adanya kerugian kalor yang tinggi di dinding
ruang bakar, akibatnya kenaikan tekanan yang terjadi masih kecil.

Unjuk Kerja Motor


Ada beberapa faktor unjuk kerja yang umum untuk semua motor
penggerak mula, diantaranya adalah daya, torsi, tekanan efektif rata-rata
pembakaran, konsumsi bahan bakar spesifik (sfc), efisiensi thermal dan
emisi gas buang.
1. Daya motor
Rumus yang digunakan dalam perhitungan daya :
P
2. .n.T (kW) ........................................................................... (1)
60000
Dimana :
T = Torsi (Nm)
P = Daya (kW)
n = Putaran mesin (rpm)
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi daya motor antara lain:
a. Volume silinder
Volume silinder terdiri dari bor dan stroke. Bor adalah garis
tengah dari silinder motor, sedangkan stroke adalah gerak tempuh,
yaitu jarak antara Titik Mati Atas (TMA) dan Titik Mati Bawah
(TMB). Volume silinder ini dihitung dari TMA sampai TMB.
Volume silinder ini mempengaruhi daya hisapan ruang bakar
menghisap bahan bakar.
Volume semakin besar daya hisapnya juga semakin besar,
sehingga bahan bakar yang dibakar diruang bakar menjadi banyak,
maka hasil energi pembakarannya juga semakin besar, demikian pula
sebaliknya. Seperti telah diketahui bahwa motor adalah suatu
pesawat yang merubah energi panas menjadi energi mekanik, apabila
energi panas yang dihasilkan besar maka energi mekaniknya juga
akan besar.
Untuk menghitung volume silinder dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Vs = x D2 x L x i ................................................. (2)
4

4
Dimana :
Vs = Volume silinder (cm3)
D = Diameter torak (mm)
L = Panjang langkah piston (mm)
i = Jumlah silinder

b. Perbandingan kompresi (compression ratio)


Perbandingan kompresi adalah perbandingan antara isi silinder
yaitu jarak antara Titik Mati Atas (TMA) sampai Titik Mati Bawah
(TMB) ditambah isi ruang bakar dibagi oleh isi ruang bakar.
Volumesilinder Volumeruangbakar
Perbandingan kompresi =
Volumeruangbakar
Vs
C ……………………………………………….. (3)
Vc
2. Torsi Vc
Rumus yang digunakan dalam perhitungan Torsi :
P
T = (Nm) ......................................................... (4)
60000
Dimana : 2. .N
T = Torsi (Nm)
P = Daya (kW)
N = Putaran mesin (Rpm)

3. Brake Mean Effective Pressure (BMEP)


Proses pembakaran campuran bahan bakar dengan udara menghasilkan
tekanan yang bekerja pada torak sehingga menghasilkan langkah kerja.
Besar tekanan tersebut berubah-ubah sepanjang langkah torak tersebut.
Jika diambil suatu tekanan yang berharga konstan yang bekerja pada
torak dan menghasilkan kerja yang sama, maka tekanan tersebut disebut
dengan tekanan efektif rata-rata yang didefinisikan sebagai kerja per
siklus per volume langkah torak. Besar Brake Mean Effective Pressure
(BMEP) dinyatakan dengan persamaan:
60 P nR 103
BMEP = (kPa) ................................................ (5)
Vd
Dimana: N
P = Daya (kW)
nR = Ketetapan, motor 2 langkah = 1 dan motor 4 langkah = 2
Vd = Volume silinder (dm3)
N = Putaran mesin (rpm)

5
4. Konsumsi bahan bakar spesific (sfc)
Sfc adalah kemampuan motor dalam menggunakan bahan bakar untuk
menghasilkan kerja. Besar pemakaian bahan bakar spesifik (Sfc)
ditentukan dalam Kg/kWh dengan persamaan sebagai berikut :
mf
Sfc .................................................................... (6)
kg
P kWh
Dimana :
Sfc = Konsumsi bahan bakar spesifik (Kg/kWh)
P = Daya mesin (kW)

Sedangkan nilai mf dihitung dengan persamaan sebagai berikut :


b 3600 Kg / h ............................................................. (7)
m .
. f
t 1000 bb
Dimana :
b = Volume buret (ml)
t = Waktu (s)
ρbb = Berat jenis bahan bakar (kg / 1)
mf = Laju aliran massa bahan bakar (kg / h)

5. Efisiensi thermal ( th )

Efisiensi thermal adalah perbandingan antara energi keluaran dengan


energi kimia masukan yang terkandung dalam bahan bakar. Efisiensi
thermal dihitung dengan rumus :

th 6S4f1c,.4Q7 ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ..........(5)
HV

QHV solar (ce tan e) 47,3 MJ / kg.


QHV Biogas(methane) 55,5 MJ /
kg
(Internal Combustion Engine Fundamental;
tableD.4 : 915)

C. TEORI BAHAN BAKAR

Bensin (serapan dari bahasa belanda: benzine; bahasa Jerman: benzin)[1][2]


adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan
bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari

6
hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan
kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan
karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan
dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4
MJ.Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari
perut bumi dan biasa disebut dengan minyak bumi. Cairan ini mengandung
hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang
berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan
memiliki sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling
“ringan”; bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya
semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana,
propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya
berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C.
Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke
atas berwujud padat.
Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik
didihnya, sehingga pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi.
Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan
berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda
menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan
setiap campuran.
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan
bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam bensin. Nilai bilangan 0
ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana
yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30 n-heptana dan 70 isooktana akan
mempunyai bilangan oktan:

=(30/100x0) + (70/100x10) = 70

Bilangan oktan bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel


bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut
kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai
campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka
kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan
untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Angka oktan beberapa bahan bakar:
• Senyawa Angka Senyawa Angka oktan

7
• n-heptana 0
• metilsikloheksana 104
• 2-metil heksana 41
• benzena 108
• 3-metil heksana 56
• metilbenzena 124
• 2,2-dimetil pentana 89
• 1-heptena 68
• 2,3-dimetil pentana 87
• 5-metil-1-heksena 96
• 2,4-dimetil pentana 77
• 2-metil-2-heksana 129
• 3,3-dimetil pentana 95
• 2,4-dimetil-1-pentena 142
• 3-etil pentana 64
• 4,4-dimetil-1-1pentena 144
• 2,2,3-trimetil butana 113
• 2,3-dimetil-2-pentena 165
• n-heksana 26
• 2,4-dimetil-2-pentena 135
• sikloheksana 77
• 2,2,3-trimetil-1-butena 145
Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh
piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh
percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara
dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi
keluar. Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi tentang seberapa
besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara
spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan
karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam
mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun
bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat
dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak
seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari campuran
setara dengan campuran 87% oktana dan 13% heptana. Bensin ini akan terbakar
secara spontan pada angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga

8
hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang
tidak melebihi angka tersebut.
Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak
mentah lewat distilasi, belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-
mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi campuran hasil akhir. Setiap
barel minyak bumi umumnya menghasilkan 74 liter bensin (46% basis volume),
namun besaran ini tergantung pada kualitas minyak bumi dan kualitas bensin
yang akan dihasilkan.[3]
Semua bahan bakar yang disebut dengan bensin umumnya terdiri dari
hidrokarbon, dengan atom karbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya
disebut C4 sampai C12).

D. METODE PENGUJIAN

1. Alat dan Bahan


a. Motor bensin dengan Spesifikasi:
 Mesin : 4 stroke Generator
 Merk/ Type : KR 1900 LX, 1 silinder
 Diameter silinder : 53,45 mm
 Panjang langkah : 37,05 mm
 Volume Silinder : 83,09 cc
 System pendingin air : udara
 Peak Power : 1,2 kVA
 Rated Power : 1,0 kVA

c. Intrumen yang dipakai:


1) Generator Alat uji daya untuk memberi beban pengereman motor
bensin :
 Merk / Type : Huafa ST-3
 Power : 3000 W ; 230 V ; 13 A ; 1500 rpm
 Pembebanan listrik : 500 W - 3000 W, lampu 100 W x
30
2) Panel lampu pembebanan
3) Burret : Alat untuk mengukur volume bahan bakar bahan bakar
4) Power Analyzer, merk Lutron DW-6091 : Alat ini untuk
mengukur daya listrik, Tegangan, Arus Listrik, Frekuensi dan
Power Factor (faktor kerja).

9
5) Anymetre, Thermo-Hygrometer S/S 5”50C. D545x835 : Alat ini
untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara.
6) Stopwatch, untuk mengukur waktu lamanya motor bensin
menghabiskan bahan bakar.
7) Toolkit, terdiri dari berbagai jenis alat, antara lain kunci pas, kunci
ring, kunci T, kunci sok, kunci busi, tang, obeng, dll yang
digunakan untuk membongkar pasang mesin maupun bagian-
bagian motor lainnya.

2. Langkah Pengambilan Data


a. Persiapan sebelum pengujian (pra pengujian)
1) Persiapan pada bahan uji :
 Penyetelan motor bensin sesuai spesifikasi awal
 Pemeriksaan dan penggantian oli pelumas untuk memastikan
kemampuan pelumasan motor.
 Untuk memastikan motor dalam kondisi yang baik, maka
dilakukan pembersihan dan penyetelan nosel, pompa injeksi,
pergantian perpark, mengganti saringan bahan bakar,
mengganti filter udara.
 Pengontrolan bahan bakar dalam tangki bahan bakar.
1) Persiapan pada alat uji
 Persiapan generator untuk memberi beban pengereman motor
bensin.
 Pastikan peralatan penelitian lainnya dalam kondisi optimal
dan berfungsi dengan baik. Seperti power analyzer, lakukan
pergantian baterai apabila sudah tidak dapat menyala.
b. Langkah pengujian
Setelah mempersiapkan alat dan bahan penelitian, selanjutnya
melakukan pengujian dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Isi bahan bakar motor bensin secukupnya.
2) Tune up motor bensin.
3) Hidupkan motor bensin, sampai tercapai suhu kerja.
4) Pasang pemanas pada pipa tekanan tinggi.
5) Berikan pembebanan dari 200 sd. 3000 watt dengan interval 200
watt.
6) Atur putaran (rpm) motor bensin dengan melihat power analyzer
sampai pada + 50 Hz / (1500 rpm).
7) Pengambilan data
- waktu yang dihabiskan bahan bakar (10 cc).
- catat daya pada power analyzer pada setiap pembebanan

10
8) Kemudian atur kembali pembebanan lampu pada panel.
9) Lakukan langkah no. 5 sampai no. 8.

E. TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan prinsip kerja motor bensin.


2. Jelaskan cara kerja motor bensin motor bensin 4 langkah.
3. Tuliskan perbedaan antara motor 2 langkah dengan motor 4 langkah
4. Turunkan persamaan effisiensi thermal berdasarkan diagram P-V dan T-S.
5. Sebutkan bagian-bagian utama dari motor bensin dan jelaskan fungsinya
masing-masing.

PERCOBAAN PENELITIAN

A. Tabulasi Data Percobaan

Data percobaan 1 : Bahan Bakar Pertalite

No Beban (w) Daya (w) Waktu(sc)


1 100 8 8,71
2 200 10,5 7,90
3 300 20,2 7,58
4 400 29,09 6,65
5 500 40 6,58
6 600 51,2 6,78
7 700 58,4 5,46
8 800 59,4 5,40
9 900 78,5 5,40
10 1000 86,5 5,47
11 1100 87,2 4,45
12 1200 103,3 4,06
13 1300 106,7 4,75
14 1400 116,4 3,62
15 1500 130,5 3,54

11
Catatan : 1. Volume bahan bakar yg digunakan = 0,5 cc
1. Putaran Mesin = 1500 rpm

Data percobaan 2 : Bahan Bakar Pertamax

No Beban (w) Daya (w) Waktu(sc)


1 10,0
100 6
7
2 200 9 9,65
3 300 18,3 8,46
4 400 28,5 7,87
5 500 37,5 7,42
6 600 47,4 7,04
7 700 57,3 5,81
8 800 66,4 5,63
9 900 74,7 5,35
10 1000 83,4 4,89
11 1100 94,7 4,76
12 1200 102,6 3,75
13 1300 113,4 2,87
14 1400 123,3 2,75
15 1500 135,1 2,97

12
B. Pengolahan Data Penelitian

Beban Daya (w) Torque (Nm) Sfc


No
(w) Pertalite Pertamax Pertalite Pertamax Pertalite Pertamax
1 100 8 6 0,0106 64,1401 0,30784 0,00021
2 200 10,5 9 0,0212 61,4650 0,25859 0,00023
3 300 20,2 18,3 0,0318 53,8854 0,14009 0,00030
4 400 29,09 28,5 0,0425 50,1274 0,11088 0,00035
5 500 40 37,5 0,0531 47,2611 0,08150 0,00039
6 600 51,2 47,4 0,0637 44,8408 0,06179 0,00043
7 700 58,4 57,3 0,0743 37,0064 0,06727 0,00064
8 800 59,4 66,4 0,0849 35,8599 0,06687 0,00068
9 900 78,5 74,7 0,0955 34,0764 0,05060 0,00075
10 1000 86,5 83,4 0,1062 31,1465 0,04533 0,00090
11 1100 87,2 94,7 0,1168 30,3185 0,05528 0,00095
12 1200 103,3 102,6 0,1274 23,8854 0,05114 0,00153
13 1300 106,7 113,4 0,1380 18,2803 0,04232 0,00260
14 1400 116,4 123,3 0,1486 17,5159 0,05091 0,00284
15 1500 130,5 135,1 0,1592 18,9172 0,04643 0,00243

C. Analisa data dan pembahasan hasil penelitian

1. Analisa Data Daya

Daya (w)
No Beban (w)
Pertalite Pertamax
1 100 8 6
2 200 10,5 9
3 300 20,2 18,3
4 400 29,09 28,5
5 500 40 37,5
6 600 51,2 47,4
7 700 58,4 57,3

13
8 800 59,4 66,4
9 900 78,5 74,7
10 1000 86,5 83,4
11 1100 87,2 94,7
12 1200 103,3 102,6
13 1300 106,7 113,4
14 1400 116,4 123,3
15 1500 130,5 135,1
Jumlah 985,89 997,6
Rata-rata 65,726 66,507
Terbesar 130,5 135,1
Peningkatan penurunan 1531% 2152%

Grafik analisa data daya motor :

GRAFIK ANALISA DAYA MOTOR BENSIN


1200

1000

800

600

400

200

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Daya (W) Pertamax

14
Pembahasan analisa daya motor :
Pada daya motor mengalami peningkatan sebesar 0,89% pada
pembebanan bertingkat mulai dari 100 – 2300 watt. Dari data yang tertulis pada
tabel, bahan bakar pertamax memiliki selisih daya yang dihasilkan lebih tinggi
dapada pertalite. Yang berarti untuk penggunaan yang lebih baik disarankan
menggunakan pertamax.

D. Analisa data dan pembahasan hasil penelitian Uji Torsi


1. Analisa Data Torsi

Torque (Nm)
No Beban (w)
Pertalite Pertamax
1 100 0,0106 64,1401
2 200 0,0212 61,4650
3 300 0,0318 53,8854
4 400 0,0425 50,1274
5 500 0,0531 47,2611
6 600 0,0637 44,8408
7 700 0,0743 37,0064
8 800 0,0849 35,8599
9 900 0,0955 34,0764
10 1000 0,1062 31,1465
11 1100 0,1168 30,3185
12 1200 0,1274 23,8854
13 1300 0,1380 18,2803
14 1400 0,1486 17,5159
15 1500 0,1592 18,9172
Jumlah 0,000000 568,7261
Rata-rata 0,084926 37,9151
Terbesar 0,1592 64,1401
Peningkatan penurunan 1400% -71%

15
Grafik analisa data Torsi motor :

GRAFIK ANALISA TORSI MOTOR BENSIN


600,0000

500,0000

400,0000

300,0000

200,0000

100,0000

0,0000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-100,0000
Torque (Nm) Pertamax

2. Pembahasan analisa Torsi motor :


Dari data yang telah ditampilkan pada tabel torsi pada motor bensin
mengalami penurunan sebanyak -0,58% pada pembebanan 100 – 2300 watt,
penurunan terjadi akibat data yang diambil mengalami fasi naik turun. Fase naik
turun pada data memang tidak terlihat signifikan tetapi hasil akhirnya tetap
mengalami penurunan.

E. Analisa data dan pembahasan hasil penelitian Uji Sfc


1. Analisa Data Sfc

Sfc
No Beban (w)
Pertalite Pertamax
1 100 0,30784 0,00021
2 200 0,25859 0,00023
3 300 0,14009 0,00030
4 400 0,11088 0,00035
5 500 0,08150 0,00039
6 600 0,06179 0,00043

16
7 700 0,06727 0,00064
8 800 0,06687 0,00068
9 900 0,05060 0,00075
10 1000 0,04533 0,00090
11 1100 0,05528 0,00095
12 1200 0,05114 0,00153
13 1300 0,04232 0,00260
14 1400 0,05091 0,00284
15 1500 0,04643 0,00243
Jumlah 1,43685 0,01521
Rata-rata 0,09579 0,00101
Terbesar 0,30784 0,00284
Peningkatan penurunan -85% 1050%

Grafik analisa data Sfc motor :

GRAFIK ANALISA SFC MOTOR BENSIN


0,35000

0,30000

0,25000

0,20000

0,15000

0,10000

0,05000

0,00000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Merah Sfc Pertalite Biru Sfc Pertamax

17
2. Pembahasan Data Sfc motor :
Sfc pada motor bensin mengalami penurunan sebanyak -85% pada
pembebanan 100 – 1500 watt. Pada grafik analisa bahan bakar pertamax
memiliki sfc yang lebih sedikit dibanding pertalite.

18

Anda mungkin juga menyukai