Anda di halaman 1dari 19

D.

Kemampuan motor (Performance)


Kemampuan motor adalah prestasi suatu motor yang hubungannya dengan daya motor
yang dihasilkan serta daya guna motor tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kemmpuan motor antara lain :

a. Volume langkah torak.


b. Volume ruang bakar
c. Perbandingan kompresi.
d. Efesinsi volumetrik.
e. Efesiensi pemasukan.
f. Efesiensi panas dan daya usaha.

1.Volume langkah torak (volume silinder)


Yang dimaksud dengan volume langkah torak adalah volume silinder yang dihiutng dari
titik mati atas (TMA) sampai titik mati bawah (TMB). Volume ini yang mempengaruhi volume
gas yang masuk keseluruh silinder yang akan menghasilkan energi pembakaran setelah gas
tersebut terbakar. Apabila volume langkahnya besar, maka gas yang masuk juga banyak
sehingga energi pembakarannya besar, akan menghasilakn perubahan energi panas menjadi
energi mekanis juga besar. Apabila keadaannya terbalik, maka hasilnyapun akan terbalik.

TMA

L
TMB
Gambar 1.16. Posisi Torak..

Keterangan :
TMA = Titik Mati Atas ( Batas teratas langkah torak)
TMB = Titik Mati Bawah ( Batas terbawah langkah torak )
L = Panjang langkah torak dari TMB ke TMA
r = Radius / Jari-jari engkol

Panjang langkah torak = 2 kali radius engkol


L =2xr


Rumus :Vs = . D2 . S [Cm3] D = Diameter silinder
4
S = Langkah torak ( L )

Vs = Volume silinder

Contoh
Diketahui : Vol motor = 1800 Cm3
Jumlah silinder ( I ) = 4 ; Diameter silinder = 82 mm = 8,2 cm
Ditanyakan : Langkah torak = ….
1800
Jawab : Vs   450 cm3
4
Vs 450
S  
 / 4D
2 0 ,785  67 ,24
S  8 ,5 cm  85 mm

2. Volume ruang bakar


Volume ruang bakar adalah volume yang ada diantara torak dan kepala silinder
bilamana torak pada TMA. Karena bentuknya yang tidak semestris seperti volume langkah torak
,maka biasanya dihitung dengan menungkan cairan kedalam ruang bakar, kemudian dengan
menggunakan gelas ukur dapat diketahui volumenya. Volume ruang bakar sering disebut juga
volume kompresi. (Vk)
Umumnya volume ruang bakar dari suatu motor dinyatakan dalam Cm3 ( cc ) atau liter (l).

Ruang bakar

TMA
Volume langkah

TMA

Gambar 1.17.Volume ruang bakar.

Berdasarkan ukuran diameter silinder dan langkah torak, motor bakar torak dibedakan
menjadi :
a).Jika diameter silinder sama dengan langkah torak disebut Square Engine.
b). Jika langkah torak lebih kecil dari diameter silinder disebut Over SquareEngine.c) jika
langkah torak lebih besar diameter silinder disebut Long Stroke Engine

3.Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi (tingkat pemampatan) adalah perbandingan antara isi silinder
diatas torak saat torak di TMB dengan volume diatas torak saat torak di TMA

Ruang bakar ( vol. Kompresi ) Vk

TMA
B:1
Volume silinder (Vs
=Vt )
Gambar 1.18. Perbandingan Kompresi.
VL  Vk
Rumus :   Vs =Vl = Vol. Langkah
Vk
Vk = Vol. Kompresi
Motor otto =7:1 s/d 12 : 1
Motor diesel = 14 : 1 s/d 25 : 1

4.Tekanan Kompresi
Tekanan kompresi suatu motor adalah tekanan campuran bahan bakar dan udara dalam
langkah kompresi sehingga tekanan dalam silinder naik. Tekanan kompresi tergantung pada
perbandingan lompresi, suhu pada permulaan langkah kompresi.
Motor otto =10 s/d 17 bar
Motor diesel =30 s/d 50 bar
5.Tekanan Pembakaran
Tekanan pembakaran sering disebut juga dengan tekanan kerja suatu motor adalah
tekanan setelah pembakaran campuran bahan bakar dan udara dalam silinder. Permukaan torak
menerima tekanan kerja dan merubah tekanan tersebut menjadi gaya. Gaya ini diteruskan ke
batang torak yang menyebabkan berputarnya poros engkol. Berputarnya poros engkol akan
menyebabkan timbul nya tenaga putar yang disebut “torsi”.
Motor otto =30 s/d 40 bar
Motor diesel =60 s/d 90 bar

6. Tekanan Efektif Rata-rata (Brake Mean Pressure - BMEP)


Proses pembakaran udara dengan bahan bakar menghasilkan tekanan yang bekerja pada
torak sehingga menghasilkan langkah kerja. Besar tekanan tersebut berubah-ubah sepanjang
langkah torak tersebut. Jika diambil suatu tekanan yang berharga konstan yang bekerja pada
torak dan menghasilkan kerja yang sama, maka tekanan tersebut disebut dengan tekanan efektif
rata-rata .
Tekanan efektif rata-rata yang didapatkan dengan membagi daya yang dihasilkan dengan
volume perpindahan torak. Kenaikan daya tentu membuat Tekanan Efektif Rata-rata (Brake
Mean Pressure - BMEP).ikut naik.

7. Momen putar (Torsi)


Proses pembakaran di dalam silindr selanjutnya menimbulkan tekanan pembakaran yang
diteruskan untuk menekan torak. Akibat adanya tekanan ini torak akan merubah tekanan tersebut
menjadi gaya. Gaya ini selanjutnya diteruskan ke batang torak yang nantinya akan menyebabkan
berputarnya poros engkol. Berputarnya poros engkol akan menyebabkan timbulnya tenaga putar
dan tenaga putar inilah yang disebut torsi.
Momen putar ( torsi ) suatu motor adalah kekuatan putar poros engkol yang akhirnya
menggerakkan kendaraan.

Gambar 1.19. Ilustrasi Momen putar.

Momen putaradalah perkalian antara gaya keliling dan jari-jari.

Mp = Fk . r [ Nm ]

Fk = Gaya keliling, diukur dalam satuan Newton ( N )


r = Jari-jari ( jarak antara sumbu poros engkol sampai tempat mengukur gaya
keliling ), diukur dalam satuan meter ( m ).
Pada motor, gaya Fk adalah gaya yang bekerja pada batang penggerak dan r adalah
lengan poros engkol atau separuh dari langkah torak. Jika langkah torak cukup panjang dan
tekanan pembakaran cukup tinggi, maka akan menghasilkan torsi yang cukup besar juga.
Panjang langkah torak juga akan mempengaruhi kecepatan translasi dari torak di mana untuk
langkah torak yang panjang dan untuk langkah torak yang pendek pada suatu harga kecepatan
putar tertentu akan menghasilkan kecepatan trnslasi yang berbeda atau untuk langkah torak yang
panjang akan lebih cepat dari pada langkah torak yang pendek.
Kecepatan translasi torak terbatas pada suatu harga kecepatan tertentu sehingga untuk
motor dengan langkah torak yang panjang menyebabkan putaran mesin lebih rendah dibanding
dengan motor yang mempunyai langkah torak yang pendek. Dengan adanya hubingan antara
kecepatan translasi torak dan langkah torak, maka bila diambil harga efesinsi volumetrik pada
kecepatan translasi torak yang tertentu,efesinsi volumtrik akan maksimum pada kecepatan putar
yang rendah, untuk motor dengan langkah torak panjang dan pada kecepatan putar yang tinggi
untuk motor dengan langkah torak yang pendek. Demikian pula dengan torsi yang dihasilkan
dimana untuk motor dengan langkah torak panjang, torsi maksimum dihasilkan pada putaran
rendah dan untuk motor dengan langkah torak pendek, torsi mksimum dihasilkan pada putaran
tinggi.

g). Daya
Yang dimaksud dengan daya motor adalah besar kerja motor yang diberikan ke poros
penggerak..

Gambar 1.20. Ilustrasi Daya motor.


 Daya adalah hasil kerja yang dilakukan dalam batas waktu tertentu [ F.c/ t ]
 Pada motor daya merupakan perkalian antara momen putar (Mp ) dengan putaran mesin ( n )
Daya motor, dihitung dalam satuan kilo Watt ( Kw )

Mp x n
P Kw
9550

Angka 9550 merupakan faktor penyesuaian satuan.


Mp =Momen putar ( Nm )
n = Putaran mesin ( Rpm )

E. Efisiensi motor bakar


Efisiensi adalah angka perbandingan dari daya mekanis yang dihasikan oleh motor
dengan daya kalor bahan bakar yang telah digunakan.Efesiensi biasanya ditunjukan dalam
kaitannya dengan efesiensi motor adalah efesiensi thermal efektif atau keseluruhan efesiensi.
Dari gambar 20 dapat dilihat bahwa :
1). Kerugian panas hilang sekitar 30 % melalui cairan pendingin.
2). Gas bekas yang mempunyai tekanan tertentu bila meninggalkan motor, sekitar 30 %
dari persediaan tenaga panas hilang.
3). Gesekan dan radiasi mengambil panas sekitar 10 %..
Dengan demikian panas yang tersisa sekitar 30 % yang digunakan sebagai tenaga
mekanik yang berguna. Distribusi panas dari hasil proses pembakaran motor inilah yang disebut
keseimbangan panas.
Motor Otto(  )= 20% ÷ 35%,
Motor Diesel (  ) = 35% ÷ 55%.
Besar efisiensi motor secara umum :
Out put
Input :
Daya kalor yang
diberikan bahan bakar
 100%
Kerugian panas
pada sistem
pendinginan  30 %

Kerugian gas buang


panas + tekanan  30%

Gesekan + Radiasi
 10 %

Daya mekanis yang


dihasilkan  30 %

Gambar 1.21. Ilustrasi Efisiensi.

Panas yang tersisa yang digunakan sebagai tenaga mekanis yang berguna disebut “Efesiensi
panas”. Semakin besar efesiiensi panas dari suatu motor, maka semakin besar pula kemampuan
suatu motor.

1.Efesiensi Volumetrik.
Volume campuran udara dan bahan bakar yang masuk kesilinder pada saat langkah isap
secara teoritis sama dengan volume langkah torak daari titik mati atas sampai titik mati bawah.
Volume ini akan menghasilkan tenaga jika terbakar. Namun kenyataannya voume yang masuk
kedalam silinder lebih kecil dari volume langkah torak akibat beberapa faktor seperti tekanan
udara, temperatur udara, sisi sisa gas bekas, panjang saluran masuk (Intake manifold), bentuk
saluran masuk dan kehalusan permukaan dalam saluran. Besarnya volume campuran gas yang
sebenarnya masuk kedalam silinder pada langkah isap dengan volume gas yang dapat masuk
dinyatakan dalam suatu angka perbandingan yang disebut efesiensi volumetrik. Untuk jelasnya :

Jumlah volume campuran gas pada tekanan dan dan temperatur


sekeliling
Efesinsi volumetrik ( v ) = ----------------------------------------------------------
Volume langkah

2.Efesiensi Pengisian.
Dalam menetukan berat berat suatu gas, harus ditentukan dahulu patokan dari temperatur
dan tekanan shingga perubahan dari volume menjadi menjadi berat dapat diketahui Sebagai
patokan telah ditetapkan suatu harga temperatur dan tekanan((standard temperature and
pressure), yang menetapkan bahwa :
(T0) = 15 0 C
(p0) = 1 atm = 760 mm Hg.
Dengan menggunakan rumus : p.v = n.R.T dapat dilihat hubungan antara berat, volume, tekanan
dan temperatur dari suatu gas. Dalam kondisi tertetu, suatu gas dapat ditentukan beratnya dimana
apabila berat gas yang masuk ke dalam silinder diperbandingkan dengan berat gas yang
sebenarnya masuk ke dalam silinder disebut efesiensi voumetrik. Namun jika kondisi gas
dirubah ke kondisi standart baik dalam bentuk volume maupu berat dari gas diperbandingkan
yang menghasilkan suatu harga perbandingan disebut “efesiensi pengisian.”
Efesiensi pengisian adalah suatu harga perbandingan antara volume gas yang tidak
dipengaruhi oleh kondisi temperatur dan tekanan sekelilingnya dengan volume langkah. Artinya
volume gas yang masuk kedalam silinder harus sesuai dengan standar temperatur dan tekanan
standart.
Jumlah volume campuran gas pada tekanan dan temperatur sekeliling (p
dan T dirubah ke p0 dan T0
Efesiensi pengisian = ---------------------------------------------------------------------------
Volume silinder

Atau

Jumlah berat campuran gas yang dapat masuk ke dalam silinder pada p
dan T
Efesiensi pengisian = ---------------------------------------------------------------------------
Jumlah berat campuran gas yang seharusnya masuk ke dalam silinder pada
p0 dan T0

Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian bila semakin besar, maka semakin banyak
campuran gas yang masuk kedalam silinder. Ini berarti semakin besar daya yang dihasilkan.
Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian juga dipengaruhi oleh bentuk dan panjang
saluran isap, kehalusan permukaan dalam saluran, dan kecepatan mesin. Nilai efesiensi
volumetrik dan efesiensi pengisian berkisar antara 65 – 85 %. Untuk menaikan nilai efesiensi
volumetrik dan efesiensi pengisian dapat dilakukan dengan :
1). Intake manifold yang dihaluskan akan menghasilkan daya mekanis lebih tinggi dibandingkan
dengan yang standard seperti terlihat pada gambar 21. Penggunaan intake manifold yang
dihaluskan membuat efisiensi motor bakar meningkat rata-rata sebesar 5.24 % .

26
Efisiensi termal (%)

25
24
23 Standard
22
21 Dihaluskan
20
19
18
1000 1500 2000 2500 3000 3500

Putaran (rpm)

Gambar 1.22. Efisiensi motor bakar.

2). Proses pemasukan gas kedalam silinder dibantu dengan tekanan yang melebihi tekanan
atmosfir (dengan supercharger) atau (turbocharger).
Supercaharging adalah proses pemasukan gas atau udara baru kedalam silinder yang
menggunakan pompa yang tenaganya diambil dari mesin.
Turbocharging adalah proses pemasukan bahan bakar kedalam silinder menggunakan
tekanan gas-gas bekas yang sebelum meninggalkan mesin dilewatkan melalui sebuah turbin.
Pada sumbu turbin dipasangkan sebuah kipas yang menekan udara luar dengan tekanan.
Pada motor bakar torak 4 langkah maupun 2 langkah jika dilengkapi dengan dengan
supercaharging maupun turbocharging akan menaikan rendemen volumetris. Pengisian dengan
supercaharging maupun turbocharging disebut juga dengan pengisian tekanan dan bila
dibandingkan dengan pengisian isap memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1 m3 udara dari 150C yang bertekanan 0,9 atm, beratnya 1,07 kg (pengisian isap)
1m3 udara dari 150Cyang bertekanan 1,3 atm, beratnya 1,55 kg (pengisian tekan)
Contoh :
Untuk suatu motor bakar torak yang isi silindernya 1 m3, dengan pengisian biasa (isap),
silindernya dapat terisi 1,07 kg udara, sedangkan dengan pengisian tekan, silindernya dapat terisi
1,55 kg udara. Dengan demikian pengisian tekan isi silindernya kurang lebih 45 % lebih berat
dari pada pengisian isap. Dengan pengisian tekan tenaga motor dapat naik sekitar 45 %.

3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC)


Untuk mendapatkan energi panas diperlukan campuran gas yang terdiri dari udara dan
bahan bakar. Banyaknya bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan energi panas
tergantung pada besar volumu langkah torak dan efesiensi volumetrik atau pengisian. Konsumsi
bahan bakar biasanya dikenal yang menyatakan jarak tempuh kendaraan tiap satu liter bahan
bakar.
Konsumsi bahan bakar jika dibandingkan dengan daya mesin yang dihasilkan selama
kurun waktu tertentu dikenal dengan istilah “konsumsi bahan bakar spesifik”.

Banyaknya bahan bakar yang dibakar (gr)


Konsumsi bahan bakar spesifik = -----------------------------------------------
Daya mesin yang dihasilkan dlm waktu(PS.hr

Atau :
gram bahan bakar
Konsumsi bahan bakar spesifik = -----------------------
Daya kuda x jam
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC)adalah indikator keefektifan
suatu motor bakar torak dalam menggunakan bahan bakar yang tersedia untuk menghasilkan
daya. Dengan demikian, semakin kecil SFC maka dapat dikatakan motor semakin hemat bahan
bakar.
Nilai konsumsi bahan bakar spesifik bervariasi dan dipengatuhi oleh besar kecilnya harga
efesiensi panas.
Pada motor bakar dengan intake manifold yang dihaluskan, aliran masuk bahan
bakarmempunyai tekanan lebih tinggi karena rugi gesekanlebih kecil bila dibandingkan dengan
intake manifold normal, keadaan ini membuat bahan bakar darikarburator ke ruang bakar
dengan laju aliran lebih rendah atau konsumsi bahan bakar lebih rendah seperti terlihat pada
gambar 21.
Hal ini berdasar prinsip dari karburator di mana bahan bakar ke luar dari tanki karena
adanya beda tekanan antara tekanan bahan bakar di saluran keluaran dengan tekanan udara di
karburator. Semakin rendah beda tekanan maka semakin sedikit bahan bakar yang keluar.

460
SFC (gr/kW.jam)

440
420
400
Standard
380
360 Dihaluskan
340
320
300
1000 1500 2000 2500 3000 3500

Putaran (rpm)

Gambar 1.23. SFC motor bakar


4. Panas –Usaha – rendemen
Dalam motor bakar sejumlah panas diubah menjadi kerja atau usaha. Hal tersebut
terlaksana karena panas pembakaran mengakibatkan pembesaran isi dan kenaikan tekanan.
Pembesaran isi dan kenaikan tekanan diperlukan untuk merubah panas menjadi usaha. Panas
adalah juga usaha dalam bentuk lain.
Usaha dinyatakan dengan satuan “kgm.
Usaha sebesar 1 kgm berarti usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat beban seberat 1 kg
setinggi 1 meter.
Usaha 1 kgm tiap detik disebut “daya usaha”. Jadi kgm/det adalah satuan untuk “daya usaha.
Daya usaha sebesar 75 kgm/det disebut 1 pk.
Untuk mengetahui banyaknya usaha yang dibangkitkan oleh sejumlah panas dalam
proses pembakaran suatu motor.
Oleh karena 1 kcal dinyatakan sama dengan usaha sebesar 427 kgm, maka daya usaha sebesar 1
pk dibutuhkan panas sebesar :
75
---- = 0,176 kcal tiap detik, atau
427
3600 x 0,176 = 632 kcal tiap jam
Jadi : 1 pk = 632 kcal/jam.
Jadi untuk membangkitkan 1 pk selama 1 jam dibutuhkan panas sebanyak 532 kcal harus dibah
menjadi usaha.
Panas yang digunakan sebagai usaha pada proses pembakaran hanya sebagian kecil saja
(kira 30 %), sedangkan sisanya hilang ( terbawa oleh air pendingin dan gas buang).
Perbandingan antara panas yang berubah menjadi usaha dan panas yang tersedia ( dihasilkan dari
pembakaran) disebut : “daya guna thermis” atau “rendemen tehermis” dan dinyatakan dengan (
t ) dibaca ta tee.
Atau :
Panas yang terubah menjadi usaha Q1 – Q2
____________________________ = t atau _________ = t
Panas yang tersedia Q1
Q1 = panas yang tersedia
Q2 = panas yang terbuang
Karena daya guna thermis sangat tergantung dari panas (suhu) yang tertinggi dan yang
teendah dari suatu motor, maka t dapat dinyatakan dengan rumus :

T1 - T2
__________ = t
T1
Contoh Soal :
Sebuah motor bakar torak diketahui :
T1 (pada dinding ruang bakar) 14000 C
T2 (pada pipa gas buang) 3000 C, maka :

1400 - 300
__________ = 0,785 = 78,5 %
1400

5. Air Fuel Ratio (AFR)


Air Fuel Ratio adalah faktor yang mempengaruhi kesempurnaan proses pembakaran di
dalam ruang bakar. Merupakan komposisi campuran bensin dan udara yang ideal dalam motr
bakar.Idealnya AFR bernilai 14,7. Artinya campuraterdiridari 1bensin berbanding 14,7 udara
atau disebut dengan istilah Stoichiometry.

Tabel 1.1. Pengaruh AFR terhadap kinerja motor bensin.


Pemakaian udara yang tidak stoikiometris, dikenal istilah Equivalent Ratio (ER).
Equivalent Ratio (ER) adalah perbandingan antara jumlah (bahan bakar/ udara) yang
digunakan dan jumlah (bahan bakar/ udara) stoikiometris.
Dengan demikian maka:
(bahanbakar/ udara) yang digunakan
ER 
(bahanbakar/ udara) stoikiomet ris

ER = 1, berarti reaksi stoikiometris tetap sama dengan harga AFR ideal.


ER < 1, berarti pemakaian udara kurang dari keperluan reaksi stoikiometris.
ER > 1, berarti pemakaian udara lebih dari keperluan reaksi stoikiometris.

n). Besaran Satuan dan Konversi dalam Satuan Lain


1. Tekanan
1 Atmosfir = 101,32 KPA ( kilo pascal )
= 1,0132 Bar
= 1,033 Kg/cm2
= 14,696  b/In2
= 760 mm Hg = 29,92 In Hg

2 Volume
1 cc= 1 cm3
= 0,001 dm3 = 0,001 liter
= 1000 mm3
= 0,6102 In3
3 Gaya
1 Kg = 9,8066 n
1 Kpm = 7,233  b ft (food pounds)
= 100,197 Nm (Newton meter)
4 Daya
1 Ps = 0,7355 kw (kilo watt)
1 hp = 0,736 kw (kilo watt)
5 Luas
1 cm2 = 100 mm2
= 0,0001 m2
= 0,155 In2

6. Urutan Pengapian
Jika ditinjau dari urutan pengapian dan bentuk poros engkolmotor bakar empat langkah
dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 1.2. Urutan pengapian
Motor

1 silinder 720
JP   720o Pe
1

Motor boxer
2 silinder 720
JP   360o Pe
2

Motor sebaris
2 silinder 720
JP   360o Pe
2

Motor sebaris
3 silinder JP = 720 : 3 = 240° Pe

Motor sebaris Urutan Pengapian


1–3–4–2
4 silinder
1–2–4–3
Jarak pengapian :
720
180 0 Pe
4
Motor boxer Urutan Pengapian
1–4–3–2
4 silinder
720
JP :  360 0 Pe
2

Motor sebaris Urutan Pengapian


1–2–4–5–3
5 silnder
720
JP : 144 0 Pe
5

Motor sebaris Urutan Pengapian


1 – 5 –3 – 6 – 2 – 4
6 silinder
720
JP :  120 0 Pe
6

Motor “V” Urutan Pengapian


1-8-2-7-4-5-3-6
8 silinder
720
JP :  900 Pe
8

720 = Derajat putaran poros engkol, untuk motor 4 lankah jumlah putaran poros engkol =
2 dimana satu putaran poros = 360 derajat.
1,2 ,3, dst = Jumlah silinder.

Urutan pengapian adalah urutan torak yang berada pada akhir langkah kompresi untuk
mendapatkan percikan api dari busi.
4) Urutan langkah kerja
Adalah langkah kerja torak yang melaksanakan siklus kerja motor berdasarkan urutan
pengapian yang bertujuan menjaga keseibngan putaran setiap torak.
Contoh :
Pada motor sebaris 4 langkah dua silinder :
langkah pertama silinder nomor 1 proses langkah kompresi (K), silinder nomor 2 proses langkah
buang.
Langkah kedua silinder nomor 1 proses langkah usaha, silinder nomor dua proses langkah isap.
Dan seterusnnya
Urutan langkah kerja, motor bakar berdasarkan jumlah sinder dan jenisnya. Ini dapat
dilihat pada tabel 3

Tabel 1.3 Urutan langkah kerja motor


Motor
1 K U B I 720
1 silinder JP   720o Pe
1
Motor boxer
1 K U B I 720
2 silinder
2 B I K U JP   360o Pe
2

Motor sebaris
1 K U B I 720
2 silinder JP   360o Pe
2 B I K U 2

Motor sebaris
1 K U B I FO : 1 – 3 – 4 – 2
4 silinder 2 U B I K
720
3 I K U B JP =  180 0 Pe
4 B I K U 4

1 K U B I
FO : 1- 3 -2
Motor sebaris 2 B I K U
3 silinder 3 I K U B JP = 720 : 3 = 240°Pe
Motor boxer
1 K U B I FO : 1 –4 – 3 – 2
4 silinder
2 U B I K
3 B I K U 720
4 I K U B JP =  180 0 Pe
4
Motor sebaris
1 K U B I FO : 1 – 2 – 4 – 5 – 3
5 silinder 2 I K U B I
3 K K
720
4 K JP =  144 0 Pe
5 K 5
Motor sebaris
1 K
6 silinder FO = 1-5-3-6-2-4
2 K
3 K
4 K K 720
5 K JP =  120 0 Pe
6
6 K

Motor “V”
1 K
8 silinder 2 K FO = 1-8-2-7-4-5-3-6
3 K
4 K
720
5 K JP =  90 0 Pe
6 K K 8
7 K
8 K

Anda mungkin juga menyukai