TMA
L
TMB
Gambar 1.16. Posisi Torak..
Keterangan :
TMA = Titik Mati Atas ( Batas teratas langkah torak)
TMB = Titik Mati Bawah ( Batas terbawah langkah torak )
L = Panjang langkah torak dari TMB ke TMA
r = Radius / Jari-jari engkol
Rumus :Vs = . D2 . S [Cm3] D = Diameter silinder
4
S = Langkah torak ( L )
Vs = Volume silinder
Contoh
Diketahui : Vol motor = 1800 Cm3
Jumlah silinder ( I ) = 4 ; Diameter silinder = 82 mm = 8,2 cm
Ditanyakan : Langkah torak = ….
1800
Jawab : Vs 450 cm3
4
Vs 450
S
/ 4D
2 0 ,785 67 ,24
S 8 ,5 cm 85 mm
Ruang bakar
TMA
Volume langkah
TMA
Berdasarkan ukuran diameter silinder dan langkah torak, motor bakar torak dibedakan
menjadi :
a).Jika diameter silinder sama dengan langkah torak disebut Square Engine.
b). Jika langkah torak lebih kecil dari diameter silinder disebut Over SquareEngine.c) jika
langkah torak lebih besar diameter silinder disebut Long Stroke Engine
3.Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi (tingkat pemampatan) adalah perbandingan antara isi silinder
diatas torak saat torak di TMB dengan volume diatas torak saat torak di TMA
TMA
B:1
Volume silinder (Vs
=Vt )
Gambar 1.18. Perbandingan Kompresi.
VL Vk
Rumus : Vs =Vl = Vol. Langkah
Vk
Vk = Vol. Kompresi
Motor otto =7:1 s/d 12 : 1
Motor diesel = 14 : 1 s/d 25 : 1
4.Tekanan Kompresi
Tekanan kompresi suatu motor adalah tekanan campuran bahan bakar dan udara dalam
langkah kompresi sehingga tekanan dalam silinder naik. Tekanan kompresi tergantung pada
perbandingan lompresi, suhu pada permulaan langkah kompresi.
Motor otto =10 s/d 17 bar
Motor diesel =30 s/d 50 bar
5.Tekanan Pembakaran
Tekanan pembakaran sering disebut juga dengan tekanan kerja suatu motor adalah
tekanan setelah pembakaran campuran bahan bakar dan udara dalam silinder. Permukaan torak
menerima tekanan kerja dan merubah tekanan tersebut menjadi gaya. Gaya ini diteruskan ke
batang torak yang menyebabkan berputarnya poros engkol. Berputarnya poros engkol akan
menyebabkan timbul nya tenaga putar yang disebut “torsi”.
Motor otto =30 s/d 40 bar
Motor diesel =60 s/d 90 bar
Mp = Fk . r [ Nm ]
g). Daya
Yang dimaksud dengan daya motor adalah besar kerja motor yang diberikan ke poros
penggerak..
Mp x n
P Kw
9550
Gesekan + Radiasi
10 %
Panas yang tersisa yang digunakan sebagai tenaga mekanis yang berguna disebut “Efesiensi
panas”. Semakin besar efesiiensi panas dari suatu motor, maka semakin besar pula kemampuan
suatu motor.
1.Efesiensi Volumetrik.
Volume campuran udara dan bahan bakar yang masuk kesilinder pada saat langkah isap
secara teoritis sama dengan volume langkah torak daari titik mati atas sampai titik mati bawah.
Volume ini akan menghasilkan tenaga jika terbakar. Namun kenyataannya voume yang masuk
kedalam silinder lebih kecil dari volume langkah torak akibat beberapa faktor seperti tekanan
udara, temperatur udara, sisi sisa gas bekas, panjang saluran masuk (Intake manifold), bentuk
saluran masuk dan kehalusan permukaan dalam saluran. Besarnya volume campuran gas yang
sebenarnya masuk kedalam silinder pada langkah isap dengan volume gas yang dapat masuk
dinyatakan dalam suatu angka perbandingan yang disebut efesiensi volumetrik. Untuk jelasnya :
2.Efesiensi Pengisian.
Dalam menetukan berat berat suatu gas, harus ditentukan dahulu patokan dari temperatur
dan tekanan shingga perubahan dari volume menjadi menjadi berat dapat diketahui Sebagai
patokan telah ditetapkan suatu harga temperatur dan tekanan((standard temperature and
pressure), yang menetapkan bahwa :
(T0) = 15 0 C
(p0) = 1 atm = 760 mm Hg.
Dengan menggunakan rumus : p.v = n.R.T dapat dilihat hubungan antara berat, volume, tekanan
dan temperatur dari suatu gas. Dalam kondisi tertetu, suatu gas dapat ditentukan beratnya dimana
apabila berat gas yang masuk ke dalam silinder diperbandingkan dengan berat gas yang
sebenarnya masuk ke dalam silinder disebut efesiensi voumetrik. Namun jika kondisi gas
dirubah ke kondisi standart baik dalam bentuk volume maupu berat dari gas diperbandingkan
yang menghasilkan suatu harga perbandingan disebut “efesiensi pengisian.”
Efesiensi pengisian adalah suatu harga perbandingan antara volume gas yang tidak
dipengaruhi oleh kondisi temperatur dan tekanan sekelilingnya dengan volume langkah. Artinya
volume gas yang masuk kedalam silinder harus sesuai dengan standar temperatur dan tekanan
standart.
Jumlah volume campuran gas pada tekanan dan temperatur sekeliling (p
dan T dirubah ke p0 dan T0
Efesiensi pengisian = ---------------------------------------------------------------------------
Volume silinder
Atau
Jumlah berat campuran gas yang dapat masuk ke dalam silinder pada p
dan T
Efesiensi pengisian = ---------------------------------------------------------------------------
Jumlah berat campuran gas yang seharusnya masuk ke dalam silinder pada
p0 dan T0
Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian bila semakin besar, maka semakin banyak
campuran gas yang masuk kedalam silinder. Ini berarti semakin besar daya yang dihasilkan.
Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian juga dipengaruhi oleh bentuk dan panjang
saluran isap, kehalusan permukaan dalam saluran, dan kecepatan mesin. Nilai efesiensi
volumetrik dan efesiensi pengisian berkisar antara 65 – 85 %. Untuk menaikan nilai efesiensi
volumetrik dan efesiensi pengisian dapat dilakukan dengan :
1). Intake manifold yang dihaluskan akan menghasilkan daya mekanis lebih tinggi dibandingkan
dengan yang standard seperti terlihat pada gambar 21. Penggunaan intake manifold yang
dihaluskan membuat efisiensi motor bakar meningkat rata-rata sebesar 5.24 % .
26
Efisiensi termal (%)
25
24
23 Standard
22
21 Dihaluskan
20
19
18
1000 1500 2000 2500 3000 3500
Putaran (rpm)
2). Proses pemasukan gas kedalam silinder dibantu dengan tekanan yang melebihi tekanan
atmosfir (dengan supercharger) atau (turbocharger).
Supercaharging adalah proses pemasukan gas atau udara baru kedalam silinder yang
menggunakan pompa yang tenaganya diambil dari mesin.
Turbocharging adalah proses pemasukan bahan bakar kedalam silinder menggunakan
tekanan gas-gas bekas yang sebelum meninggalkan mesin dilewatkan melalui sebuah turbin.
Pada sumbu turbin dipasangkan sebuah kipas yang menekan udara luar dengan tekanan.
Pada motor bakar torak 4 langkah maupun 2 langkah jika dilengkapi dengan dengan
supercaharging maupun turbocharging akan menaikan rendemen volumetris. Pengisian dengan
supercaharging maupun turbocharging disebut juga dengan pengisian tekanan dan bila
dibandingkan dengan pengisian isap memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1 m3 udara dari 150C yang bertekanan 0,9 atm, beratnya 1,07 kg (pengisian isap)
1m3 udara dari 150Cyang bertekanan 1,3 atm, beratnya 1,55 kg (pengisian tekan)
Contoh :
Untuk suatu motor bakar torak yang isi silindernya 1 m3, dengan pengisian biasa (isap),
silindernya dapat terisi 1,07 kg udara, sedangkan dengan pengisian tekan, silindernya dapat terisi
1,55 kg udara. Dengan demikian pengisian tekan isi silindernya kurang lebih 45 % lebih berat
dari pada pengisian isap. Dengan pengisian tekan tenaga motor dapat naik sekitar 45 %.
Atau :
gram bahan bakar
Konsumsi bahan bakar spesifik = -----------------------
Daya kuda x jam
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC)adalah indikator keefektifan
suatu motor bakar torak dalam menggunakan bahan bakar yang tersedia untuk menghasilkan
daya. Dengan demikian, semakin kecil SFC maka dapat dikatakan motor semakin hemat bahan
bakar.
Nilai konsumsi bahan bakar spesifik bervariasi dan dipengatuhi oleh besar kecilnya harga
efesiensi panas.
Pada motor bakar dengan intake manifold yang dihaluskan, aliran masuk bahan
bakarmempunyai tekanan lebih tinggi karena rugi gesekanlebih kecil bila dibandingkan dengan
intake manifold normal, keadaan ini membuat bahan bakar darikarburator ke ruang bakar
dengan laju aliran lebih rendah atau konsumsi bahan bakar lebih rendah seperti terlihat pada
gambar 21.
Hal ini berdasar prinsip dari karburator di mana bahan bakar ke luar dari tanki karena
adanya beda tekanan antara tekanan bahan bakar di saluran keluaran dengan tekanan udara di
karburator. Semakin rendah beda tekanan maka semakin sedikit bahan bakar yang keluar.
460
SFC (gr/kW.jam)
440
420
400
Standard
380
360 Dihaluskan
340
320
300
1000 1500 2000 2500 3000 3500
Putaran (rpm)
T1 - T2
__________ = t
T1
Contoh Soal :
Sebuah motor bakar torak diketahui :
T1 (pada dinding ruang bakar) 14000 C
T2 (pada pipa gas buang) 3000 C, maka :
1400 - 300
__________ = 0,785 = 78,5 %
1400
2 Volume
1 cc= 1 cm3
= 0,001 dm3 = 0,001 liter
= 1000 mm3
= 0,6102 In3
3 Gaya
1 Kg = 9,8066 n
1 Kpm = 7,233 b ft (food pounds)
= 100,197 Nm (Newton meter)
4 Daya
1 Ps = 0,7355 kw (kilo watt)
1 hp = 0,736 kw (kilo watt)
5 Luas
1 cm2 = 100 mm2
= 0,0001 m2
= 0,155 In2
6. Urutan Pengapian
Jika ditinjau dari urutan pengapian dan bentuk poros engkolmotor bakar empat langkah
dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 1.2. Urutan pengapian
Motor
1 silinder 720
JP 720o Pe
1
Motor boxer
2 silinder 720
JP 360o Pe
2
Motor sebaris
2 silinder 720
JP 360o Pe
2
Motor sebaris
3 silinder JP = 720 : 3 = 240° Pe
720 = Derajat putaran poros engkol, untuk motor 4 lankah jumlah putaran poros engkol =
2 dimana satu putaran poros = 360 derajat.
1,2 ,3, dst = Jumlah silinder.
Urutan pengapian adalah urutan torak yang berada pada akhir langkah kompresi untuk
mendapatkan percikan api dari busi.
4) Urutan langkah kerja
Adalah langkah kerja torak yang melaksanakan siklus kerja motor berdasarkan urutan
pengapian yang bertujuan menjaga keseibngan putaran setiap torak.
Contoh :
Pada motor sebaris 4 langkah dua silinder :
langkah pertama silinder nomor 1 proses langkah kompresi (K), silinder nomor 2 proses langkah
buang.
Langkah kedua silinder nomor 1 proses langkah usaha, silinder nomor dua proses langkah isap.
Dan seterusnnya
Urutan langkah kerja, motor bakar berdasarkan jumlah sinder dan jenisnya. Ini dapat
dilihat pada tabel 3
Motor sebaris
1 K U B I 720
2 silinder JP 360o Pe
2 B I K U 2
Motor sebaris
1 K U B I FO : 1 – 3 – 4 – 2
4 silinder 2 U B I K
720
3 I K U B JP = 180 0 Pe
4 B I K U 4
1 K U B I
FO : 1- 3 -2
Motor sebaris 2 B I K U
3 silinder 3 I K U B JP = 720 : 3 = 240°Pe
Motor boxer
1 K U B I FO : 1 –4 – 3 – 2
4 silinder
2 U B I K
3 B I K U 720
4 I K U B JP = 180 0 Pe
4
Motor sebaris
1 K U B I FO : 1 – 2 – 4 – 5 – 3
5 silinder 2 I K U B I
3 K K
720
4 K JP = 144 0 Pe
5 K 5
Motor sebaris
1 K
6 silinder FO = 1-5-3-6-2-4
2 K
3 K
4 K K 720
5 K JP = 120 0 Pe
6
6 K
Motor “V”
1 K
8 silinder 2 K FO = 1-8-2-7-4-5-3-6
3 K
4 K
720
5 K JP = 90 0 Pe
6 K K 8
7 K
8 K