Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TEKNIK MESIN

TERMODINAMIKA

SIKLUS TURBIN GAS (BRAYTON) DI INDUSTRI

PENYUSUN :

1. WAHYU KURNIAWAN (1422100031)

2. RIZALDI LUGMAN SYAMSA M. (1422100007)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
TERMODINAMIKA
JURNAL TEKNIK MESIN
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

SIKLUS TURBIN GAS (BRAYTON) DI INDUSTRI


Wahyu Kurniawan1, Rizaldi Lugman Syamsa Mahendra2
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,
Indonesia email: wahyukur51@gmail,com

ABSTRAK
Siklus termodinamika Brayton yang menjadi konsep dasar untuk setiap mesin turbin gas
dikembangkan pada tahun 1791 oleh John Barber dan kemudian dikembangkan oleh George
Brayton. Tahapan siklus ini berawal dari fluida atau gas masuk ke dalam kompresor lalu
terkompresi secara isentropic untuk masuk ke ruang bakar dengan proses pembakaran isobarik dan
terakhir masuk ke turbin sebelum akhirnya keluar lagi ke udara bebas. Contoh pemanfaatan siklus
Brayton ini diterapkan pada mesin turbojet pesawat. Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari
partikel partikel titik yang bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi . Dalam tabel gas
ideal ini termuat nilai dari panas specific dan rasio panas spesifik yang dapat digunakan untuk
siklus turbin gas Brayton. Untuk menghitung besarnya daya kompresor dan turbin, kalor yang
dibutuhkan, serta keefisiensian turbin perlu dilakukan percobaan perhitungan. Setelah dilakukan
percobaan perhitungan dengan menggunakan persamaan rumus maka dapat disimpulkan nilai daya
baik kompresor dan turbin akan menurun apabila tekanan masuknya bertambah serta menurunkan
tingkat efisiensinya. Namun bertambahnya tekanan masuk ini akan membutuhkan lebih banyak
kalor yang diperlukan ruang bakar.

Kata kunci: turbin, brayton, kalor..

I. PENDAHULUAN
Siklus termodinamika Brayton yang
menjadi konsep dasar untuk setiap mesin
turbin gas dikembangkan pada tahun 1791
oleh John Barber dan kemudian
dikembangkan oleh George Brayton. Pada
awal dikembangkan, prinsip ini diterapkan
pada mesin reciprocating digabungkan
dengan kompresor berdampingan mesin
Otto yang diaplikasikan untuk mesin
otomotif roda empat. Contoh mesin yang Gambar 1 Turbojet Pesawat Terbang
menggunakan prinsip Brayton adalah
turbojet pesawat terbang. Pada sisi inlet Siklus Brayton melibatkan komponen
kompresor menghisap udara atmosfer kompresor, ruang bakar, dan turbin.
selanjutnya melewati turbin dan dikeluarkan Peristiwa termodinamika yang terjadi pada
lagi. siklus Brayton ialah
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Gambar 2 Siklus Brayton

udara masuk ke dalam sistem turbin gas


melalui kompresor dan dikompresi dengan
isentropik yang tidak terjadi perubahan
entropi. Lalu udara masuk ke ruang bakar
dan diinjeksi oleh bahan bakar yang tidak
mengalami kenaikan tekanan udara artinya
secara Isobarik lalu terjadi proses
pembakaran. Udara yang menyerap panas Tabel 1 Gas Ideal
akan berekspansi melewati turbin dan akan
dikonversi menjadi energi kinetik untuk Dalam tabel gas ideal ini termuat nilai dari
memutar kompresor. Dan tahap akhir udara panas specific dan rasio panas spesifik yang
kembali di buang ke luar turbin namun dapat digunakan untuk siklus turbin gas
masih menyisakan sejumlah energi panas Brayton [2].
yang akan diserap udara bebas [1]. Untuk mengetahui nilai daya
Gas ideal adalah gas teoritis yang kompresor diperlukan nilai nilai yang harus
terdiri dari partikel partikel titik yang diketahui yaitu temperature masuk
bergerak secara acak dan tidak saling kompresor (T1) dan turbin (T3) beserta
berinteraksi. Hukum ideal gas adalah tekanannya (P1 (kompresor) dan P3 (turbin)).
lanjutan dari hukum gas yang ditemukan Selanjutnya mencari nilai dari termperatur
secara percoabaan. Fluida nyata pada masuk ke dalam ruang bakar (T2) dengan
densitas rendah dan temperatur tinggi menggunakan persamaan
𝑃
hampir mengikuti hukum gas ideal. Namun 𝑇2 = 𝑇1 (𝑃2 )(𝑘−1)/𝑘 ….(1)
1
pada temperature rendah atau densitas Total tekanan masuk ruang bakar (P2) sama
tinggi, fluida yata mengalami dengan tekanan masuk turbin karena tidak
penyimpangan jauh dari sifat gas ideal, mengalami kenaikan tekanan atau konstan
terutama karena terkondensasi menjadi dengan tekanan masuk turbin (P3). (k)
liquid atau terdeposisi menjadi padat. Gas merupakan rasio panas spesifik dari jenis
ideal ini terangkum ke dalam sebuah tabel fluida atau gas yang masuk ke dalam turbin.
gas ideal Selanjutnya juga perlu diketahui
temperature keluar turbin (T4) dengan
menggunakan persamaan yang sama untuk
mengetahui nilai temperature masuk ruang
bakar
𝑃
𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃3 )(𝑘−1)/𝑘 ….(2)
4
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Setelah temperatur pada setiap proses, dapat yang masuk ke dalam kompresor
dilakukan perhitungan nilai daya kompresor mempunyai kondisi temperature 30oC dan
(Wc) dengan rumus tekanan 32 Psia + 2 Nbi akhir (31). Kondisi
𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 ) ….(3) masuk turbin gas pada temperature 620oC +
(Cp) merupakan nilai panas spesifik dari 2 Nbi akhir bertekanan 150 Psia. Tentukan
jenis fluida atau gas yang mengalir pada daya kompresor yang dibutuhkan, nilai
turbin. Pada proses selanjutnya mencari kalor dari pembakaran, dan daya turbin yang
nilai kalor pembakaran pada ruang bakar dihasilkan. Serta efisiensi siklus dari
(Qb) pembangkit tersebut. Dengan fluida yang
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 ) ….(4) mengalir berjenis hidrogen
Dan pada proses terakhir dimana fluida
memasuki turbin maka daya turbin (Wt) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat diketahui dengan 4.1 Data yang Diperoleh
𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇4 − 𝑇3 ) ….(5) T1 = 30 oC + 273 = 303 K
Agar efisiensi dari siklus turbin gas Brayton P1a = 32+31 = 63 Psia x 6894,7=0,43x106 Pa
dapat diketahui dengan P1b = 60 Psia x 6894,7= 0,41 x 106 Pa
𝑊 𝑊 −𝑊 P1c = 65 Psia x 6894,7=0,44x106 Pa
𝜂𝑡 = 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑡𝑄 𝑐 × 100%….(6)
𝑏 𝑏 T3 = 620 oC + 31 = 651 oC + 273 = 924 K
Membagi selisih daya turbin dan kompresor P3 = 150 Psia x 6894,7 = 1x106 Pa
dengan kalor yang dibutuhkan ruang [3].
Untuk mengetahui nilai (k) dan (Cp)
II. PROSEDUR EKSPERIMEN menggunakan tabel gas ideal
Pada percobaan kali ini mencari nilai
dari daya kompresor, daya turbin, kalor yang
dibutuhkan ruang bakar serta efisiensi siklus
dari pembangkit tenaga dengan siklus
Brayton dengan fluida yang masuk berjenis
hidrogen. Akan digambarkan diagram Ts
dari peristiwa siklus Brayton. Diketahui
nilai dari temperature fluida masuk
kompresor dan turbin gas beserta
tekanannya. Langkah pertama yang
dilakukan ialah mengetahui nilai
temperature masuk ruang bakar dan keluar
turbin dengan persamaan (1) dan (2).
Selanjutnya dapat diketahui nilai daya
kompresor dengan menggunakan persamaan
(3). Dan nilai kalor yang dibutuhkan ruang
bakar dengan menghitung rumus (4). Lalu
jumlah daya turbin dicari dengan persamaan
(5). Berikutnya menghitung efisiensi dari
sistem pembangkit tersebut. Serta
dimunculkan grafik dari jumlah daya dan Pada fluida hydrogen
kalor pada masing masing proses siklus k = 1,4
Brayton. Cp= 14,32 kJ/kg K

III. RUMUSAN MASALAH Pada fluida helium


Sebuah perusahaan emnggunakan k = 1,6
sistem pembangkit tenaga dengan fluida
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Cp= 5,19 kJ/kg K


P1 = 65 Psia
(𝑘−1) (1,4−1)
Pada fluida ammonia 𝑃2 1×106 1,4
𝑘
k = 1,3 𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,44×106)
1𝑐
Cp= 2,19 kJ/kg K = 382 𝐾
a
4.2 Diagram T-s (𝑘−1) (1,4−1)
𝑃3 𝑘 1×106 1,4
Diagram T-s 𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,44×106 )
4𝑐
= 731 𝐾
1000
900 P1 = 60 psia
Wt
800 𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 )
Qb 𝑘𝐽
700 = 14,32 𝐾(390 𝐾 − 303 𝐾)
TEMPERATURE (OC)

600
𝑘𝑔
= 1245 𝑘𝐽/𝑘𝑔
500
400
Wc 𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
300 𝑘𝐽
200 = 14,32 𝐾(924 𝐾 − 390 𝐾)
𝑘𝑔
100 = 7647 𝑘𝐽/𝑘𝑔
0
434 1886 𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 )
ENTROPI
𝑘𝐽
= 14,32 𝐾(924 𝐾 − 716 𝐾)
𝑘𝑔
= 2978 𝑘𝐽/𝑘𝑔
4.3 Analisa Perhitungan
4.3.1 Hydrogen 𝑊𝑡 − 𝑊𝑐
Mencari temperature masuk ruang bakar 𝜂𝑡 = × 100%
𝑄𝑏
(T2) dan keluar turbin (T4) pada setiap 2978 − 1245
tekanan masuk. Dengan P2 = P3 = × 100% = 22%
7646
P1 = 63 Psia
(𝑘−1) (1,4−1)
𝑃2 𝑘 1×106 1,4 P1 = 63 psia
𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,43×106 )
1𝑎 𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 )
= 385 𝐾 𝑘𝐽
(𝑘−1) (1,4−1) = 14,32 𝐾(385 𝐾 − 303 𝐾)
𝑃3 𝑘 1×106 1,4 𝑘𝑔
𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,43×106 )
4𝑎 = 1174 𝑘𝐽/𝑘𝑔
= 726 𝐾
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
P1 = 60 Psia
(𝑘−1) (1,4−1) 𝑘𝐽
𝑃2 𝑘 1×106 1,4 = 14,32 𝐾(924 𝐾 − 385 𝐾)
𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,41×106) 𝑘𝑔
1𝑏
= 390 𝐾 = 7718 𝑘𝐽/𝑘𝑔
(𝑘−1) (1,4−1)
𝑃3 𝑘 1×106 1,4
𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,41×106 ) 𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 )
4𝑏
= 716 𝐾
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

𝑘𝐽 (𝑘−1) (1,6−1)
= 14,32 𝐾(924 𝐾 − 726 𝐾) 𝑃2 𝑘 1×106 1,6
𝑘𝑔 𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,41×106)
1𝑏
= 2835 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 423 𝐾
(𝑘−1) (1,6−1)
𝑃3 𝑘 1×106 1,6
𝑊𝑡 − 𝑊𝑐 𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,41×106 )
𝜂𝑡 = × 100% 4𝑏
𝑄𝑏 = 661 𝐾
2835 − 1174
= × 100% = 21% P1 = 65 Psia
7718
(𝑘−1) (1,6−1)
𝑃2 𝑘 1×106 1,6
𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,44×106)
1𝑐
= 412 𝐾
P1 = 65 psia
(𝑘−1) (1,6−1)
𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 ) 𝑃3 𝑘 1×106 1,6
𝑘𝐽 𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,44×106 )
4𝑐
= 14,32 𝐾(382 𝐾 − 303 𝐾) = 679 𝐾
𝑘𝑔
= 1131 𝑘𝐽/𝑘𝑔
P1 = 60 psia
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 ) 𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 )
𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 14,32 𝐾(924 𝐾 − 390 𝐾) = 5,19 𝐾(423 𝐾 − 303 𝐾)
𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 7761 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 624 𝑘𝐽/𝑘𝑔

𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 ) 𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 14,32 𝐾(924 𝐾 − 731 𝐾) = 5,19 𝐾(924 𝐾 − 423 𝐾)
𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 2763 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 2598 𝑘𝐽/𝑘𝑔

𝑊𝑡 − 𝑊𝑐 𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 )
𝜂𝑡 = × 100% 𝑘𝐽
𝑄𝑏 = 5,19 𝐾(924 𝐾 − 661 𝐾)
2763 − 1131 𝑘𝑔
= × 100% = 20% = 1362 𝑘𝐽/𝑘𝑔
7761

4.3.2 Helium 𝑊𝑡 − 𝑊𝑐
𝜂𝑡 = × 100%
Mencari temperature masuk ruang bakar 𝑄𝑏
(T2) dan keluar turbin (T4) pada setiap 1362 − 624
tekanan masuk. Dengan P2 = P3 = × 100% = 28%
2598
P1 = 63 Psia
(𝑘−1) (1,6−1)
𝑃2 𝑘 1×106 1,6 P1 = 63 psia
𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,43×106 )
1𝑎 𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 )
= 415 𝐾 𝑘𝐽
(𝑘−1) (1,6−1) = 5,19 𝐾(415 𝐾 − 303 𝐾)
𝑃3 𝑘 1×106 1,6 𝑘𝑔
𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,43×106 )
4𝑎 = 585 𝑘𝐽/𝑘𝑔
= 673 𝐾
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
P1 = 60 Psia
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

𝑘𝐽 (𝑘−1) (1,3−1)
= 5,19 𝐾(924 𝐾 − 415 𝐾) 𝑃3 𝑘 1×106 1,3
𝑘𝑔 𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,43×106 )
4𝑎
= 2637 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 760 𝐾

𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 ) P1 = 60 Psia
(𝑘−1) (1,3−1)
𝑘𝐽 𝑃2 𝑘 1×106 1,3
= 5,19 𝐾(924 𝐾 − 673 𝐾) 𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,41×106)
𝑘𝑔 1𝑏

= 1301 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 372 𝐾


(𝑘−1) (1,3−1)
𝑃3 𝑘 1×106 1,3
𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,41×106 )
𝑊𝑡 − 𝑊𝑐 4𝑏
𝜂𝑡 = × 100% = 752 𝐾
𝑄𝑏
1301 − 585
= × 100% = 27% P1 = 65 Psia
2637 (𝑘−1) (1,3−1)
𝑃2 𝑘 1×106 1,3
𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,44×106)
1𝑐
= 366 𝐾
P1 = 75 psia (𝑘−1) (1,3−1)
𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 ) 𝑃3 𝑘 1×106 1,3
𝑇4 = 𝑇3 : (𝑃 ) = 924: (0,44×106 )
𝑘𝐽 4𝑐
= 5,19 𝐾(412 𝐾 − 303 𝐾) = 764 𝐾
𝑘𝑔
= 566 𝑘𝐽/𝑘𝑔 P1 = 60 psia
𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 )
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 ) 𝑘𝐽
𝑘𝐽 = 2,19 𝐾(372 𝐾 − 303 𝐾)
= 5,19 𝐾(924 𝐾 − 412 𝐾) 𝑘𝑔
𝑘𝑔 = 151 𝑘𝐽/𝑘𝑔
= 2656 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 ) 𝑘𝐽
𝑘𝐽 = 2,19 𝐾(924 𝐾 − 372 𝐾)
= 5,19 𝐾(924 𝐾 − 679 𝐾) 𝑘𝑔
𝑘𝑔 = 1208 𝑘𝐽/𝑘𝑔
= 1270 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 )
𝑊𝑡 − 𝑊𝑐
𝜂𝑡 = × 100% 𝑘𝐽
𝑄𝑏 = 2,19 𝐾(924 𝐾 − 752 𝐾)
𝑘𝑔
1270 − 566
= × 100% = 26% = 376 𝑘𝐽/𝑘𝑔
2656
𝑊𝑡 − 𝑊𝑐
4.3.3 Ammonia 𝜂𝑡 = × 100%
Mencari temperature masuk ruang bakar 𝑄𝑏
(T2) dan keluar turbin (T4) pada setiap 376 − 151
= × 100% = 18%
tekanan masuk. Dengan P2 = P3 1208
P1 = 63 Psia
(𝑘−1) (1,3−1) P1 = 63 psia
𝑃2 𝑘 1×106 1,3
𝑇2 = 𝑇1 (𝑃 ) = 303 (0,43×106 ) 𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 )
1𝑎
= 368 𝐾
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

𝑘𝐽 4.4 Analisa Grafik


= 2,19 𝐾(368 𝐾 − 303 𝐾)
𝑘𝑔
= 142 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Daya Kompresor terhadap
Tekanan Masuk
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 ) 1400
1245
𝑘𝐽 1174
= 2,19 𝐾(924 𝐾 − 368 𝐾) 1200 1131
𝑘𝑔

Daya Kompresor(kJ/kg)
= 1217 𝑘𝐽/𝑘𝑔 1000
Hydrogen
800
𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 ) 624 585 566 Helium
𝑘𝐽 600
= 2,19 𝐾(924 𝐾 − 760 𝐾) Ammonia
𝑘𝑔 400
= 358 𝑘𝐽/𝑘𝑔 151 142 138
200

𝑊𝑡 − 𝑊𝑐 0
𝜂𝑡 = × 100% 60 63 65
𝑄𝑏
358 − 142 Tekanan masuk (Psia)
= × 100% = 17%
358
Grafik 1 Daya Kompresor
P1 = 75 psia
𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 ) Daya Turbin terhadap Tekanan
𝑘𝐽 Masuk
= 2,19 𝐾(366 𝐾 − 303 𝐾)
𝑘𝑔 3500
= 138 𝑘𝐽/𝑘𝑔 2978
3000 2835 2763
𝑄𝑏 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
𝑘𝐽 2500
= 2,19 𝐾(924 𝐾 − 366 𝐾)
Daya Turbin (kJ/kg)

𝑘𝑔 Hydrogen
2000
= 1221 𝑘𝐽/𝑘𝑔 Helium

1362 Ammonia
1500 1301 1270
𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇3 − 𝑇4 )
𝑘𝐽 1000
= 2,19 𝐾(924 𝐾 − 764 𝐾)
𝑘𝑔
= 349 𝑘𝐽/𝑘𝑔 376 358 349
500

𝑊𝑡 − 𝑊𝑐 0
𝜂𝑡 = × 100% 60 63 65
𝑄𝑏
349 − 138 Tekanan masuk (Psia)
= × 100% = 16%
1221 Grafik 2 Daya Turbin
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

65 Psia, pada saat keluar turbin bersuhu


Efisiensi Turbin terhadap 1167 K. Setelah itu dapat ditentukan nilai
tekanan Masuk dari daya kompresor, kalor yang dibutuhkan
30% ruang bakar, dan daya turbin, serta efisiensi
28%
27% turbin. Maka diperoleh nilai daya
26% kompresor pada tekanan 63 Psia adalah
25% 1174 kJ/kg dengan daya turbin 2835 kJ/kg
22%
dan membutuhkan kalor sebesar 7718 kJ/kg,
21% maka efisiensi turbin tersebut 31%. Pada
20%
20% 19% tekanan 60 Psia membutuhkan kalor sebesar
18% 7646 kJ/kg dengan daya kompresor 1245
Daya Turbin (kJ/kg)

17%
kJ/kg dan daya turbin 2978 kJ/kg, jadi
efisiensinya sebesar 33%. Untuk turbin
15%
bertekanan masuk 65 Psia daya
Hydrogen
kompresornya sebesar 1131 kJ/kg dan daya
Helium turbin 2763 kJ/kg serta membutuhkan kalor
10% Ammonia 7761 kJ/kg dan turbin ini efisiensinya 30%.
Pada grafik yang ditampilkan nilai daya
baik kompresor dan turbin akan menurun
5% apabila tekanan masuknya bertambah serta
menurunkan tingkat efisiensinya. Namun
bertambahnya tekanan masuk ini akan
0% membutuhkan lebih banyak kalor yang
60 63 65
diperlukan ruang bakar. Hal ini dibuktikan
Tekanan masuk (Psia) dengan menganalisis jenis fluida berbeda
dengan nilai (k) dan (Cp) yang lebih kecil
Grafik 3 Efisiensi Turbin
yang menunjukan hasil yang sama. Serta
semakin kecil nilai (k) dan (Cp) akan
4.5 Pembahasan menurunkan daya baik kompresor dan
Data awal yang diperoleh pada turbin. Namun untuk keefisiensiannya tidak
tekanan masuk (P1) terdapat tiga nilai yaitu dapat dipastikan karena dipengaruhi dari
63 Psia atau 4,3 x 105 Pa, 60 Psia atau 4,1 x kalor yang dibutuhkan pada ruang bakar
105 Pa, dan 65 Psia atau 4,4 x 105 Pa dengan
temperature 30oC atau 303 K. Dengan IV. KESIMPULAN
6
tekanan keluar sebesar 150 Psia atau 1 x 10 Siklus termodinamika Brayton yang
Pa berada pada suhu 651oC atau 942 K. menjadi konsep dasar untuk setiap mesin
Selanjutnya mencari nilai panas spesifik turbin gas dikembangkan pada tahun 1791
hydrogen sebesar 14,32 kJ/kg dan ratio oleh John Barber dan kemudian
panas spesifik senilai 1,4 dengan dikembangkan oleh George Brayton.
menggunakan tabel gas ideal. Lalu dapat Tahapan siklus ini berawal dari fluida atau
ditentukan temperature masuk ruang bakar gas masuk ke dalam kompresor lalu masuk
dan keluar turbin pada masing masing ke ruang bakar dan terakhir masuk ke turbin
tekanan masuk. Pada tekanan masuk 63 sebelum akhirnya keluar lagi ke udara
Psia, temperature masuk ruang bakarnya bebas. Dalam tabel gas ideal ini termuat
senilai 385 K dan keluar turbin 1175 K. nilai dari panas specific dan rasio panas
Untuk tekanan masuk 60 Psia suhu masuk spesifik yang dapat digunakan untuk siklus
ruang bakar sebesar 390 K dan keluar turbin gas Brayton. Setelah dilakukan
berada pada 1191 K. Dan suhu 382 K masuk percobaan perhitungan dengan
ke dalam ruang bakar untuk tekanan masuk menggunakan persamaan rumus untuk
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

menentukan nilai daya kompresor dan


turbin, kalor yang dibutuhkan ruang bakar
serta keefesiensian turbin maka dapat
disimpulkan nilai daya baik kompresor dan
turbin akan menurun apabila tekanan
masuknya bertambah serta menurunkan
tingkat efisiensinya. Namun bertambahnya
tekanan masuk ini akan membutuhkan lebih
banyak kalor yang diperlukan ruang bakar.

V. REFERENSI
[1] Boyce, Maherwan P. 2002. Gas
Turbines Engineering Handbook:
Second Edition. Texas: Gulf
Professional Publishing.
[2] Nur, Muhammad. 2011. Fisika Plasma
dan Aplikasinya. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
[3] Reynolds, William C; Perkins, Henry
C. 1991. Engineerng Thermodynamics.
Hill: Mc Grow.

Anda mungkin juga menyukai