dan udara di dalam ruang silinder, sehingga terjadi kenaikan tekanan dan
adiabatis, yaitu tidak ada pemasukan dan pengeluaran panas. Untuk perhitungan
pada langkah ini, harus diketahui nilai eksponen adiabatik untuk rektan (k).
P.V-C
PV.-PVZ
1-7
dimana :
Pada langkah kompresi ini campuran bahan bakar dan udara di dalam
campuran bahan bakar dan udara oleh torak diruang bakar. Pada proses ini tidak
teriadi pemasukan dan pengeluaran kalor dan dianggap dalam kondisi adiabatis
LC adalah bahan bakar pertamax dengan bilangan oktan 92. Bilangan oktan ini
menyatakan prosentase volume iso oktan dalam dalam campuran yang terddar
iso oktan dan heptana normal, yaitu 92% volume iso oktan dan 8% heptana
normal.
Keterangan:
Cp Panas jenis campuran bahan bakar dan udara pada tekanan konstan
Cv=Panas jenis campuran bahan bakar dan udara pada volume konstan.
Nilai oktan bahan bakar yang digunakan, artinya bahan bakar tersebut
C&HI8+O2 +N2
C7H14+02+N2
CO2+H20 +N2+Kalor
Dari persamaan diatas, maka Cvr dan Cpr untuk campuran bahan bakar dan udara
Dimana:
yr= Fraksi mol CsHIs
cpr
cpr3
Cvr
cvr3
Cvr
Nilai Cpr dan Cvr untuk campuran heptana dengan udara adalah:
Cpr
Dimana:
yr
Cvr
CH16+ 11 02+41,36 N
7 CO2+8 H0+41,36 N2
Sehingga km = "Pm
Untuk nilai k yang akan digunakan diambil dari rata-rata nilai k untuk iso oktan
TI.VIT2.V2
T2 TI
T1.
Tekanan pada saat langkah kompresi (P2) didapat dari rumus P.V-C adalah:
P.V.-P2.V
P2=P1
P
1-1
c. Proses Pembakaran
bakar dan udara yang telah dikompresikan yang disebabkan oleh terbakarnya
bahan bakar dan udara dalam ruang silinder. V.L.Maleev (1989:256) menyatakan
awal
pembakaran harus terjadi sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) dan harus
disertai dengan kekuatan turbulensi yang cukup. Berdasarkan hal tersebut maka
20
rwmus yang dapat digunakan untuk megetabui tekanan (Ps) dan temperatur (T)
92
(V.L.Maleev, 1989:256)
31
0,93)-(V.LMaleev,1989:256)
Q=G,xQ. (Kkaljam)
(N.Petrovsky, 1979:65)
Dimana:
Berat udara yang masuk ke dalam ruang silinder secara teoritis dapat
Dimana:
Tekanan akhir pada proses pembakaran (Ps) dapat diketahui dengan rumus:
Р. xV,
P,xV
PP
P Px
dimana:
P2
T2
Proses pembakaran secara umum merupakan suatu reaksi kimia atau reaksi
persenyawaan antara bahan bakar dan udara yang menghasilkan panas, terdapat
dua kemungkinan dalam proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar
otto 4 langkah hanya akan teriadi jika diawali dengan percikan bunga api di busi
pada saat yang tepat, yang sesuai dengan kecepatan rambat api pada campuran
udara dan bahan bakar di dalam ruang silinder. Kecepatan proses pembakaran
dipengaruhi oleh komposisi campuran bahan bakar dan udara, tekanan, dan juga
temperaturnya. Oleh sebab itu perbedaan saat pengapian pada proses pembakaran
Proses pembakaran
a) Knocking
cepat di dekat busi. Bagian yang terbakar, suhunya akan naik dan menyebabkan
ekspansi. Karena proses ekspansi tersebut, maka bahan bakar yang belum terbakar
didesak dan suhunya menjadi tinggi sekali, sehingga sisa bahan bakar akan
terbakar dengan sendirinya. Bila seluruh campuran bahan bakar dan udara belum
terbakar, maka akan terjadi kenaikan secara tiba-tiba yang mengakibatkan suara
Sedangkan suhu torak dan katup buang menjadi naik dan menyebabkan suara
knocking menjadi lebih keras. Knocking ini akan mempercepat keausan silinder
yang tinggi.
4. Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, sehingga jarak
Tekanan
Mengembangnya
Knocking
Penyalaan
du
Pembakeran normal
Busi
Pengapian
Kontak
Penyalaan
spontan
Waktu
karen
knocking
Adapun cara untuk mengatasi terjadinya knocking pada motor otto adalah
1) Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar dan udara yang masuk ke
silinder.
4) Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol untuk memperoleh arus
Membuat konstruksi sedemikian rupa sehingga bagian yang terjauh dari busi
mendapat pendinginan
yang sempit.