Fani Putri Utami (11081300), Shelvy Adila El Safura (1108130050), Fira Fauziah Hammur
(110813), Nida Fariza Maulanisa (110813)
Abstrak
Kata Kunci : Siklus Brayton, Siklus Brayton Ideal, Turbin Gas
PENDAHULUAN
Siklus Brayton dikembangkan oleh seorang engineer asal Amerika bernama George
Brayton pada tahun 1830-1892 untuk mesin pembakaran minyak bolak-balik. Siklus Brayton
adalah sebuah siklus termodinamika yang mendeskripsikan kerja dari mesin turbin, gas
turbin, atau mesin turbo jet. Pada saat ini banyak digunakan pada mesin turbin gas dengan
siklus terbuka. Tetapi untuk memudahkan perhitungan termodinamika dalam perancangan
maka dapat dimodelkan sebagai sistem tertutup dengan asumsi standar udara dan
penambahan panas dari sumber luar & pembuangan panas ke lingkungan terjadi pada tekanan
yang konstan.
Siklus Brayton merupakan siklus tenaga yang dapat beroperasi baik secara internal
maupun eksternal pada combustion engine.
I. Komponen
Sebuah mesin Brayton pada gas turbin engine terdiri atas tiga komponen, yaitu:
Gas compressor
secara reversibel dan isentropik (s = smax) dalam turbin (proses 3-4). Kemudian panas dibuang
di dalam proses reversibel isobarik (proses 4-1).
Siklus Brayton Aktual:
1. Proses adiabatik kompresi
2. Proses isobarik penambahan panas
3. Proses adiabatik ekspansi
4. Proses isobarik pelepasan kalor
Karena kompresi maupun ekspansi tidak dapat benar-benar isentropik, loss pada
kompresor dan ekspander menunjukkan ketidak-efisienan. Secara umum, meningkatkan rasio
kompresi adalah cara terbaik untuk meningkatkan tenaga keluaran overall dari sistem
Brayton.
III. Analisa Energi dan Efisiensi
Siklus pada loop tertutup fluida kerja, penambahan dan pengurangan kalor terjadi saat
tekanan konstan dan fluida kerja adalah gas ideal dengan specific heat property konstan.
Keempat proses yang terjadi pada siklus ini berada dalam aliran fluida berkeadaan
tunak sehingga kita menganalisanya dengan batasan keadaan tunak. Disertai pengabaian
energi kinetik dan potensial sistem.
Karena udara mengalir melalui penukar panas pada siklus ideal saat tekanan konstan,
maka berlaku:
P4 / P3 = P1 / P2
Hubungan antara perbandingan tekanan dan perbandingan temperatur dalam kompresi atau
ekspansi isentropik, sebagai berikut:
rp = P2 / P1 = (T2 / T1)k/(k-1)
Tinjau kembali skema closed cycle gas turbine engine. Dari sana, dapat kita peroleh efisiensi
termal dari siklus, sebagai berikut:
= (Wturbin / m Wcompressor / m) / (Qin / m) = {(h3 h4) (h2 h1)} / (h3 h2)
dengan:
(h3 h4) = cp (T3 T4)
(h2 h1) = cp (T2 T1)
(h3 h2) = cp (T3 T2)
= {cp (T3 T4) cp (T2 T1)} / {cp (T3 T2)}
= 1 (T4 T1)/(T3 T2)
= 1 T1/ T2 * {(T4/T1 1)/(T3/T2 1)
Karena T4/T1 = T3/T2, maka
= 1 T1/ T2
lalu T1/ T2 = (P1 / P2)(k-1)/k
= 1 (P1 / P2)(k-1)/k = 1 1/(P2 / P1)(k-1)/k
sedang diketahui bahwa P2 / P1 = rp maka efisiensi teoritis siklus Brayton
= 1 1 / rp(k-1)/k
dengan k = cp / cv = konstan.
Usaha netto satu siklus dideskripsikan awal sebagai berikut
Wcycle = (h3 h4) (h2 h1)
Wcycle = cp {(T3 T4) (T2 T1)}
Brayton sederhana. Jika temperatur masukan turbin diubah karena keterbatasan material,
kenaikan rasio tekanan kompresor akan mereduksi kerja spesifik dari siklus yang
membutuhkan aliran gas rata-rata lebih tinggi untuk tenaga keluaran yang sama. Memaksa
kompresor untuk beroperasi pada range tekanan yang lebih lebar akan mengakibatkan
berkurangnya efisiensi mekanik dari kompresor, dan hal ini membuat siklus Brayton aktual
menjadi tidak efisien.