Anda di halaman 1dari 7

Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi Energi Teknik Fisika FT-IRS ITS

BAB IV-4
SISTEM TENAGA GAS
B. GAS TURBINE POWER PLANTS
4.4 Pengantar
Gas turbine power plants beroperasi pada sistem terbuka atau sistem tertutup. Pada sistem
terbuka ditunjukkan pada Gambar 4.7 Mesin ini yang mana udara atmosfer berhubungan dengan
kompresor, dimana ditekan pada tekanan tinggi. Udara masuk pada combustion chamber, atau
combustor, dimana dicampur dengan bahan bakar dan terjadi combustion (pembakaran).
Hasil pembakaran pada ketinggian temperatur. produksi pembakaran melalui turbin dan
konsekwensinya pembebanan terhadap sekeliling (surounding). Kerja turbin digunakan untuk
menggerakkan kompresor, menghasilkan daya pembangkitan listrik.

Gambar 4.7 . Turbin gas sistem terbuka terhadap atmosfer .


Dalam sistem yang ditunjukkan Gambar 4.8, dimana fluida kerja menerima input energi dari
tarnsfer panas dari sumber luar (contoh: reaktor nuklir pendingan-gas) gas keluar turbin melewati
penukar panas (heat exchanger), dimana lebih dahulu didinginkan ke masuk kembali kompresor .

Gambar 4.8 . Turbin gas sistem tertutup

Roekmono Page 20
Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi Energi Teknik Fisika FT-IRS ITS

4.5 The Air – Standard Brayton Cycle


Skema diagram dari Air – Standard Brayton Cycle ditunjukkan Gambar 4.9. Arah dari
prinsip transfer energi dari Air – Standard Brayton ditunjukkan oleh arah panah pada Gambar 4.9.
Analisis pada Air – Standard Bryton Cycle, dimana temperatur yang timbul akan dihasilkan
dari proses pembakaran adalah berupa transfer panas ke fluida kerja dari sumber external, dan
kerja fluida adalah dipertimbangkan menjadikan udara sebagai gas ideal . Air – Standard,
dimana udara akan digambarkan dalam kompresor pada state 1dari surrounding dan
surrounding pada state 4 dengan temperaturnya lebih besar dari pada temperatur ambient.
Sesudah interaksi dengan surrounding, setiap udara yang dilepas per satuan massa akan kembali
berakhir pada state yang sama sebagai udara masuk kompresor, jadi dapat dikatakan udara yang
melewati komponen turbin gas akan melakukan siklus termodinamik. Sehingga dikatakan
dikembalikan ke state inlet kompresor, dengan melewati melalui Heat Exchanger, dimana terjadi
heat rejection ke surrounding, siklus ini dinamakan Air – Standard Brayton Cycle.

Gambar 4.9 . Air – standard gas turbine cycle .

4.5.1 Principal Work and Heat Transfers


Mengikuti pernyataan untuk kerja dan transfer panas yang terjadi, diambil dari
keseimbangan massa dan energi control volume pada kondisi steady state. Transfer panas ini
adalah positif dalam arah panah dalam Gambar 4.9 Asumsi turbin beropersai adiabatic dan
pengaruh energi kinetik dan potensial diabaikan . Kerja turbin per satuan massa dapat
dinyatakan:

Roekmono Page 21
Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi Energi Teknik Fisika FT-IRS ITS

Ẇ turbin
=h3−h 4

(4.14)
Dimana:
Ẇ turbin = laju kerja turbin ( Joule/sec )
ṁ = laju massa ( kg /sec )
h3 = enthalpy keluar heat exchanger atau enthalpy masuk turbin ( kJ /kg )
h4 = enthalpy keluar turbin atau enthalpy masuk heat exchanger ( kJ /kg )

Kerja kompresor per satuan massa dinyatakan:

Ẇ kompresor
=h 2−h1

(4.15
Dimana:
Ẇ kompresor = laju kerja kompresor ( Joule/sec )
h2 = enthalpy keluar kompresor atau enthalpy masuk heat exchanger ( kJ /kg )
h1 = enthalpy masuk kompresor atau enthalpy keluar heat exchanger ( kJ /kg )

Panas yang ditambahkan ke udara per satuan massa dinyatakan:

Q̇¿
=h3 −h2

(4.16)
Dimana:
Q̇ ¿ = laju panas yang ditambahkan ke udara ( Joule/ sec )
h2 = enthalpy keluar kompresor ( kJ /kg )
h3 = enthalpy masuk turbin ( kJ /kg )

Panas yang dilepas ke surrounding per satuan massa dinyatakan:

Q̇out
=h4 −h1

(4.17)

Roekmono Page 22
Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi Energi Teknik Fisika FT-IRS ITS

Effisiensi termal siklus Brayton dinyatakan:

Ẇ turbin Ẇ kompresor

ṁ ṁ ( h 3−h 4 )−( h2−h1 )
η= =
Q̇¿ ( h3−h2 )

(4.18)
Dimana:
η = effisiensi siklus Brayton ( % )

Back Work Ratio siklus Brayton dinyatakan: Effect of Compresion Ratio on Performance

Ẇ kompresor
ṁ h −h
bwr= = 2 1
Ẇ turbin h 3−h 4

(4.19)
4.5.2 The Ideal Air – Standard Brayton Cycle
Dengan mengabaikan irreversibel, siklus udara yang melewati komponen-komponen
siklus Brayton, dimana tidak ada pressure drop, dan udara mengalir pada tekanan konstan
melewati heat exchanger. Jika berkeliaran transfer panas ke surrounding juga diabaikan, proses
melalui turbin dan kompresor adalah isentropic. Siklus ideal Brayton ditunjukkan pada
diagram p−v dan T −s hal ini ditunjukkan Gambar 4.10. Luasan pada diagram p−v
menyatakan kerja per satuan massa dan luasan diagram T −s menyatakan panas per satuan
massa pada Gambar 4.9.
 Diagram T −s
 Luasan 2−3−a−b−2 menyatakan panas yang ditambahkan ke udara per satuan massa
 Luasan 1−4−a−b−1 menyatakan panas yg dilepas ke surrounding per satuan massa .
 Diagram p−v
 Luasan 1−2−a−b−1 menyatakan input kerja kompresor per satuan massa
 Luasan 3−4−b−a−3 menyatakan output kerja turbin per satuan massa
 Luasan tertutup dari diagram T −s menyatakan net heat added dan luasan tertutup dari
diagram p−v menyatakan net work output, dari siklus Brayton.

Roekmono Page 23
Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi Energi Teknik Fisika FT-IRS ITS

Gambar 4.10 . Air – standard ideal Brayton cycle


Ketika data tabel udara ( Tabel A−13 ) digunakan untuk menganalisis siklus Brayton adalah proses
isentropic yaitu proses isentropic 1 →2 dan proses isentropic 3 → 4, maka dapat dinyatakan:

p2
pr 2= p r 1
p1
(4.20)

p4 p1
pr 4 = pr 3 = pr 3
p3 p2
(4.21)
Dimana:
pr = dicari dari Tabel A – 13 versus temperatur
Sejak udara mengalir melewati heat exchanger dari siklus ideal Brayton pada tekanan-konstan,
dengan mengikuti ( p4 / p 3 )=( p1 / p2 ), hubungan ini telah dinyatakan dalam persm (4.8) . Ketika
siklus ideal Brayton dianalisis pada cold air – standard basis, dimana panas spesific adalah konstan
( c p dan c v konstan ). Persm (4.7) dan perm (4.8), kemudian diulang untuk dinyatakan dalam bentuk
sebagai berikut:

( k−1) / k
p2
T 2=T 1
( ) p1

(4.22)

( k−1) /k
p4
T 4=T 3
( ) p3

(4.23)

Roekmono Page 24
Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi Energi Teknik Fisika FT-IRS ITS

Dimana:

cp
k= = specific heat ratio
cv
 Effect of Pressure on Performance
Kesimpulan bahwa koreksi untuk turbin gas aktual , ditunjukkan pada siklus ideal Brayton
 Kesimpulan pertama adalah effiseinsi termal naik, bila pressure ratio kompresor juga naik.
 Pada diagram T −s kenaikan pressure ratio ditunjukkan dari luasan 1−2−3−4−1
menjadi luasan 1−2' −3' −4−1.
 Sejak temperatur rata-rata dari penambahan panas, lebih besar dari temparatur rata-rata dari
pelepasan panas, maka mempunyai effisiensi termal lebih besar pula, hal ini ditunjukkan
luasan 1−2' −3' −4−1
Kenaikan effisiensi termal , bila pressure ratio kompresor naik pula, yang mana panas spesific c p
dan spesific heat ratio k diasumsikan konstan, sehingga perm (8.5) dinyatakan menjadi:

c p ( T 3−T 4 ) −c p ( T 2−T 1 ) ( T 4−T 1 )


η= =1−
c p ( T 3−T 2 ) ( T 3−T 2 )
Atau:

T4

( )
−1
T1 T1
η=1−
T2 T3
−1
T2
Dari perm (4.9) dan (4.10) diperoleh:

T4 T 3
=
T1 T2
Sehingga effisiensi termal dinyatakan menjadi:
T1
η=1−
T2

Substitusi perm (4.9) , maka effisiensi termal akhirnya menjadi:

1
η=1− ( k−1 ) / k
p2
( )
p1

(4.24)
Dimana:

Roekmono Page 25
Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi Energi Teknik Fisika FT-IRS ITS

k =( c p /c v ) =konstanta
Dengan merujuk perm (4.11), dapat kita lihat bahwa the cold air – standard ideal Brayton cycle
thermal efficiency adalah fungsi dari pressure ratio across the compressor, hal ini ditunjukkan
Gambar 4.11 untuk k =1,4. Dimana pada temperatur limit 1700 ° K (3060° R) dalah menyatakan
temperatur maksimum di inlet turbin.

Gambar 4.11 Effisiensi termal fungsi dari compressor pressure ratio untuk the cold air-standard
ideal Brayton cycle , untuk k =1,4

Roekmono Page 26

Anda mungkin juga menyukai